SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Astika Sari Dewi
NIM : K1A020005
Prodi/Kelas : Farmasi/A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR...........1
A. Pengertian dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)..................................1
B. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar.......................................................................4
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PENGERTIAN SERTA FAKTOR-FAKTOR
PENYEBABNYA.....................................................................................................................5
A. Definisi Perubahan Sosial...................................................................................6
B. Definisi Perubahan Budaya ................................................................................7
C. Perubahan Sosial-Budaya ...................................................................................7
D. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya ................................9
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL..................................................................................................................................13
A. Teori Kebudayaan ............................................................................................ 13
B. Teori Interaksi Sosial........................................................................................ 17
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA..................................................................................................20
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN).............................28
DAFTAR PURTAKA.............................................................................................................37
1
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
A. Pengertian dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang
merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga
merupakan sosiologi (sosio: sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang
merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang
ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin
ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah
ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan
dan budaya. Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya
dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “ the Humanities ”. Adapun
istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang artinya
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-
nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya
dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar yaitu;
 Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan
mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
2
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan- keteraturan itu, lalu
dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
 Ilmu-ilmu sosial (social scince). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari
ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab
hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di masyarakat
yang cenderung berubah-ubah.
 Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji
hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-
kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Ilmu sosial dasar (ISD) termasuk kedalam kelompok ilmu sosial. Ilmu sosial
ditujukan untuk dapat menanggapi masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu sosial dasar mempunyai tema
pokok yaitu hubungan timbal balik (resiprokal) manusia dan lingkungannya.
Adapun objek kajian dari ilmu sosial ini adalah sebagai berikut:
a. Menanggapi berbagai kenyataan bersama yang dihadapi oleh
masyarakat yang merupakan masalah sosial melalui pendekatan sendiri
maupun pendekatan antarbidang (interdisiplin).
b. Persamaan kepentingan yang dapat mengakibatkan kerjasama dan
pertentangan meskipun banyak terdapat keanekaragaman golongan atau
kelompok sosial dalam masyarakat.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ilmu sosial dasar merupakan usaha
untuk memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa mengenai konsep dasar
ISD untuk mengkaji gejala sosial dalam masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kepekaan sosial. Tujuan dari adanya matakuliah ISD ini adalah
untuk membantu mengembangkan wawasan dan pemikiran mahasiswa
terutama dalam berinteraksi dan bertingkah laku dalam masyarakat sekaligus
dapat membangun kepribadian. Sedangkan, Ilmu Budaya Dasar (IBD)
termasuk kedalam kelompok ilmu budaya (the humanities), tetapi tidak identik
3
dengan pengetahuan budaya itu sendiri. Pengetahuan budaya mengkaji
masalah nilai manusia sebagai makhluk berbudaya, sedangkan IBD mengkaji
masalah kemanusiaan dan budaya. IBD adalah suatu pengetahuan yang
menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunalan
pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang
pengetahuan atau keahlian. IBD merupakan suatu upaya memberikan
pengetahuan dasar dan umum mengenai konsep–konsep budaya untuk
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Sedangkan IBD bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan memperluas wawasan akan
pemikiran sehingga kritis terhadap masalah budaya yang ada dilingkungan
sekitar. Seperangkat konsep dasar ilmu sosial budaya dasar tersebut secara
interdisiplin digunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah
yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian ilmu sosial
budaya dasar memberikan alternative sudut pandang atas pemecahan masalah
sosial budaya dimasyarakat. Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari
kajian ilmu sosial budaya dasar, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk
selanjutnya mampu mengetahui ke arah mana pemecahan masalah harus
dilakukan. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat
interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi
masalah sosial. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar bersumber dari
dasar-dasar ilmu social dan budaya yang bersifat terintegrasi. Sedangkan
pendekatan dalam ilmu sosial lebih bersifat subjek oriented, artinya
berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial tersebut. Misalnya, ilmu ekonomi
melihat suatu masalah melalui prespektif ekonomi serta pemecahan masalah
pun dari sudut pandang ekonomi pula. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya
dasar akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusiaan, dan
budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan ini pula
maka mahasiswa tidak jatuh dalam sifat pengotakan ilmu secara ketat. Sebuah
ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakatan. Dewasa ini perkembangan sebuah masalah semakin
kompleks, kajian atas suatu masalah membutuhkan berbagai sudut pandang
keilmuan, demikian pula dengan solusi pemecahannya.
4
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa
Ilmu Sosial Budaya Dasar, yang lebih kita kenal dengan singkatan ISBD,
adalah suatu ilmu yang memiliki kompetensi penguasaan pengetahuan tentang
keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, serta memahami dan
menghormati estetika, etika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman
bagi keteraturan dan kesejahteraan hidup dalam menata hidup kebersamaan
dalam masyarakat. ISBD memiliki peranan yang penting dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Keberadaan mata kuliah ini di tingkat perguruan
tinggi menjadi suatu ilmu dasar yang wajib dimiliki setiap mahasiswa karena
keilmuannya yang diharapkan dapat menjadikan mahasiswa sebagai makhluk
sosial dan budaya yang baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
B. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
 Tujuan ISBD secara umum adalah:
a. Mengembangkan kesadaran mahasiswa dalam menguasai pengetahuan
tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
b. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan
kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat,
c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu
dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan
akademik dan keahliannya.
 Tujuan khusus
Disamping tujuan umum ISBD secara khusus bertujuan untuk:
a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial
budaya terutama untuk kepentingan profesi.
b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut.
5
c. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan Negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak (bersifat primordialisme) oleh disiplin
ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai
dalam lingkungan sosial budaya
d. Membina kemampuan berfikir dan bertindak obyektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
e. Meningkatkan kesedaran terhadap nilai mansia dan kehidupan manusiawi.
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan.
Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena
sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak
terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan
masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan kehidupan masyarakat
yang baru. Kehidupan masyarakat desa dapat dibandingkan antara sebelum dan
sesudah mengenal surat kabar, listrik dan televisi. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal.
Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya
komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di
suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh
dari tempat tersebut. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya bidang di mana mungkin terjadi
perubahan-perubahan tersebut, maka bilamana seorang hendak membuat penelitian
perlu terlebih dahulu ditentukan secara tegas perubahan apa yang dimaksudkan.
Dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan
terlebih dahulu. Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak
sosiologi modern yang mencurahkan perhatiannya terhadap masalah-masalah
perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Salah satunya yaitu pernah
6
mengadakan klasifikasi antara masyarakat statis dan dinamis. Didapatkan bahwa
Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan
dan berjalan lambat. Sedangkan, Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang
mengalami berbagai perubahan yang cepat. Jadi, setiap masyarakat pada suatu
massa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis, sedangkan pada masyarakat
lainnya dianggap sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah
semata-mata berarti suatu kemajuan namun dapat pula berarti kemunduran dari
bidang-bidang kehidupan tertentu.
A. Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial
tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan
tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang
sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat
tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu lain. Perubahan
sosial dapat berupa suatu kemajuan (progress) atau sebaliknya dapat berupa suatu
kemunduran (regress). Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif
bagi kehidupan masyarakat, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang
pendidik/guru, pengetahuan tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai
dinamika perubahan sosial diperlukan sebagai upaya antisipatif dan responsif
terhadap perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif dalam proses
pembelajaran. Unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya
adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan,
organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan,
tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada
masyarakat berkembang, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan selalu
berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman soemardi bahwa perubahan-perubahan di luar bidang ekonomi tidak
dapat dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam suatu lembaga
kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-perubahan di dalam lembaga
kemasyarakatan lainnya. Oleh karena antara lembaga-lembaga kemasyarakatan
tersebut selalu ada proses saling mempengaruhi secara timbal balik. Perubahan-
perubahan pada dewasa ini nampak sangat cepat sehingga semakin sulit untuk
7
mengetahui bidang-bidang manakah yang akan berubah terlebih dahulu dalam
kehidupan masyarakat. Namun, demikian secara umum perubahan-perubahan itu
biasanya bersifat berantai dan saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur
kemasyarakatan yang lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud
dengan perubahan sosial itu adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku
manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.
B. Definisi Perubahan Budaya
Kebudayaan mengalami perkembangan atau dinamis seiring dengan
perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima
faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan yaitu:
 Perubahan lingkungan alam.
 Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
 Perubahan karena adanya penemuan atau discovery.
 Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi
beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa
lain di tempat lain.
 Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidup dengan
mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia
adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan
kemanusiaan, bukan sebaliknya yaitu akan memusnahkan manusia sebagai pencipta
kebudayaan tersebut.
C. Perubahan Sosial-Budaya
Perubahan sosial-budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap perubahan, itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirscman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab
dari perubahan. Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam
8
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar. Mengingatkan manusia
memiliki kebutuhan yang tidak terbatas.
Dikatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi
sosialnya. Oleh karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan
kebudayaan dan seringkali perubahan sosial berkaitan pada perubahan budaya.
Sesuai perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan
budaya. Suatu perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya
tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak
mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan budaya,
karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin
ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Dengan kata lain,
perubahan sosial dan budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan
tentang cara suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Meskipun
perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat, namun
keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan budaya
dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi
struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan
dalam segi budaya masyarakat. Untuk pengertian perubahan sosial dan perubahan
budaya telah diuraikan sebelumnya, berikut ini pengertian perubahan sosial budaya
dari beberapa tokoh:
 Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan
situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur
(dalam buku Sociological Writings).
 W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan
suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku
Sociology in Changing World).
Jadi, secara umum perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi
pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari
suatu masyarakat, atau karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan,
dikarenakan berubahnya sistem komposisi penduduk, keadaan geografis, serta
9
berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga
kemasyarakatannya. Perubahan ini menyangkut pada seluruh segmen yang terjadi
di masyarakat pada waktu tertentu.
D. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
 Perubahan dari dalam Masyarakat, meliputi:
a. Perubahan Penduduk, perubahan yang dikarenakan bertambah dan
berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan
menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tinggal
yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau
terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan
menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya pada perubahn
penduduk dalam program transmigrasi dan urbanisasi.
b. Pemberontakan atau Revolusi, menyebabkan perubahan sosial budaya,
contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada
tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia
sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran
komunis di Indonesia ini disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-
nilai pancasila yang menjadikan dasar hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
c. Peranan Nilai yang Diubah, berubahnya peranan nilai di masyarakat.
Misalnya, sosialisasi program keluarga berencana mampu untuk
menghambat pertambahan penduduk. Contohnya sebelum ada program
keluarga berencana dari pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluarga
akan terlihat cenderung meningkatkan mempunyai anak banyak, namun
setelah ada sosialisasi program keluarga berencana masyarakat tumbuh
kesadaran untuk membatasi kelahiran anak demi masa depan dan
kesejateraan anak itu sendiri.
d. Peranan Tokoh Kharismatik, adanya tokoh yang disegani, dihormati dan
diteladani oleh masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa
pengaruh dalam perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno
sebagai presiden RI memiliki kharismatik dihadapan rakyat karena
keahliannya dapat berpidato dengan baik.
10
e. Penemuan Baru, adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat
baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan
membawa perubahan dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya,
penemuan tersebut akan membawa perubahan kebudayaan dan sosial
masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk status social / berdasarkan
harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki mobil bisa
dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang
memiliki mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa
dianggap lebih rendah statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih
dari satu mobil.
 Perubahan dari Luar Masyarakat
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat
seperti faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat
merupakan hal yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh
dari luar masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Lingkungan Alam, pengaruh lingkungan alam sangat
berpengaruh dalam terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah
yang subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga masyarakat di
daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani. Kebudayaan di tanah
suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani sehingga
kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.
b. Kebudayaan Masyarakatan lain. kontak kebudayaan antar masyarakat
mempunyai dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak
kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat (Eropa). Pengaruh
positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan
pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat- baratan (westernis)
sekelompok anak muda.
c. Peperangan, menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek
kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan
trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak.
Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya
terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan
11
perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat.
Adapun faktor pendorong perubahan sosial budaya, meliputi:
a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakat
selalu mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat
semakin beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini
umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat.
b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah
penduduk suatu daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat
terutama lembaga kemasyarakatannya.
c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat
karena kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat
yang heterogen, sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya
tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin
terbatas. Persaingan yang terjadi untuk memperebutkan segala sumber
kebutuhan mendorong masyarakt untuk berkreasi menciptakan alternatif
pemenuhan sumber kebutuhan.
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat
bersumber dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal
dari lingkungan alam fisik di sekitar manusia, seperti bencana alam dan
peperangan.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang
terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan
sistem lapisan tertutup. Masyarakat akan selalu cenderung memberikan
kesempatan berkarya bagi manusia - manusia yang potensial.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap
masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat
orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua
akan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat.
g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi
maupun mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi
akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak.
12
h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yang
lebih baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.
i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa
yang berbeda dan saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung
lama dan terus- menerus. Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan
sehingga pola budaya semua akan berubah.
j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang
berbeda secara berangsur - angsur berkembang sehingga memunculkan
budaya baru.
Sedangkan untuk faktor penghambat perubahan sosial budaya, meliputi:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Hubungan yang bersifat idiologis
g. Adat atau kebiasaan
h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah,
dan tidak mungkin diperbaiki.
13
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
A. Teori Kebudayaan
Sebelum membahas teori kebudayaan kita akan membahas pengertian dari
kebudayaan itu sendiri, adapun pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli,
sebagai berikut :
 Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia:
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar”.
 Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
 Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
 Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
 R. Linton (The Cultural Background of Personality) Kebudayaan adalah
konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur
pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat
tertentu.
Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana
manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam
kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan
alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural. Keragaman
teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif
perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek-
aspek tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi.
Dan (b) perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena
14
pemecahan permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-
beda. Dalam memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip
dasarnya. de Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang
penting dalammemahami kebudayaan, yaitu:
a. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier,
penanda) dan yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda adalah
citra bunyi sedangkan petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini
menunjukkan bahwa setidaknya konsep bunyi terdiri atas tiga komponen
(1) artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang keluar secara
mendadak, dan (3) pita suara yang tidak bergetar.
b. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure
adalah tidak adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai
nomenclature. Untuk memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu,
pertama, makna tanda ditentukan oleh pertalian antara satu tanda dengan
semua tanda lainnya yang digunakan dan cara kedua karena merupakan
unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam ingatan
manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan
signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.
c. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan
kebudayaan adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk
bahasa, menurut Saussure ada langue dan parole (bahasa dan tuturan).
Langue adalah pengetahuan dan kemampuan bahasa yang bersifat
kolektif, yang dihayati bersama oleh semua warga masyarakat; parole
adalah perwujudan langue pada individu. Melalui individu direalisasi
tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif,
karena kalau tidak, komunikasi tidak akan berlangsung secara lancar.
Gagasan kebudayaan, baik sebagai sistem kognitif maupun sebagai sistem
struktural, bertolak dari anggapan bahwa kebudayaan adalah sistem mental
yang mengandung semua hal yang harus diketahui individu agar dapat
berperilaku dan bertindak sedemikian rupa sehingga dapat diterima dan
dianggap wajar oleh sesama warga masyarakatnya.
Adapun teori-teori budaya antara lain :
15
a. Teori Evolusi
Teori Evolusi dapat dikatakan sebagai induk dari semua teori dalam
antropologi. Secara tidak disadari baik emplisit maupun eksplisit pemikiran
evolusionisme mempengarihi cara berfikir banyak ahli. Ada dua situasi
penting yang melatarbelakangi tulisan – tulisan para evolusionis pada abad
ke-19 yaitu pergulatan kamum evolusionis untuk menegakkan suatu telaah
naturalistik mengenai fenomena kultural, yang oleh Tylor disenut sebagai
ilmu budaya.Cara utama yang diharapkan evolusionis yaitu untuk
menegakkan suatu ilmu yang menunjukkan dengan sejelas – jelasnya bahwa
budaya telah berkembang setapak demi setapak dalam langkah-langkah
alami.Teori evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi
secara perlahan-lahan dan bertahan. Setiap masyarakat mengalami proses
evolusi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masing-masing masyarakat
menunjukkan kebudayaan yanag berbeda-beda, ada yang tergolong sudah
maju da nada yang dianggap belum maju.
Teori evolusi dibagi menjadi dua, yaitu teori unilinier dan teori multilinier:
 Evolusi unilinier :Evolusi yang terjadi melalui satu garis yang
dominan.Masyarakat akan berkembang mengikuti tahap – tahap
yang sama.
 Evolusi Multilinier : pemikiran untuk menelaah perbedaan dan
kemiripan budaya melalui perbandingan antara runtutan
perkembangan yang parallel, khususnya pada wilayah – wilayah
yang secara geografis jauh terpisah. Menurut Leslie A. White :
Evolusi budaya terjadi karena adanya pirani manusia yang
berkembang untuk berakomodadi terhadap alam dan budaya
mengalami kemajuan.
b. Teori Difusi
Pada awalnya teori difusi ditujukan untuk memahami difusi dari teknik -
teknik pertanian, tetapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi
digunakan pada bidang-bidang lainnya secara lebih universal. Teori difusi
16
inovasi dari Everret M. Rogers kemudian diformulasikan dalam sebuah
buku pada tahun 1962 berjudl “Diffusion of Innovations”, dimana dalam
perkembangan selanjutnya menjadi landasan pemahaman tentang inovasi,
karakteristik inovasi, mengapa orang-orang mengadopsi inovasi, faktor-
faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi
tersebut berproses diantara masyarakat. Difusi menekankan pada adanya
persebaran (material dan non material) dari satu kebudayaan ke kebudayaan
yang lain, dari satu orang ke orang yang lain, serta dari satu tempat ke
tempat yang lain, sehingga kebudayaan itu sumbernya dari satu tempat yang
kemudian berkembang dan menyebar ke tempat yang lain.
c. Fungsionalisme
Fungsionalisme adalah penekanan dominan pada antropologi khususnya
penelitian etnografis. Dalam fungsionalisme , kita harus mengeksplorasi
ciri sistematik budaya yang artinya kita harus mengetahui bagaimana
perkaitan antara institusi- institusi atau struktur -struktur suatu masyarakat
sehingga membentuk suatu sistem yang bukat.Para fungsionalisme
menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan teori tetang proses kultural.
Fungsionalisme sebagai perspektif teoritik dalam antropologi yang
bertumpu pada analogi dengan organisme , artinya ia membawa kita
memikirkan sistem sosial -budaya sebagai semacam organisme, yang
bagian-bagiannya tidak saling berhubungan melainkan juga memberikan
andil bagi pemeliharaan, stabilitas, dan kelestarian hidup”organisme”.
Dengan demikian dasar penjelasan fungsionalisme ialah asumsi bahwa
semua sistem budaya memiliki syarat – syarat fungsional tertentu untuk
memungkinkan eksitensinya atau sistem buday memiliki kebutuhan
(kebutuhan sosial ala Radcliffe Brown atau bilogis individual ala
Malinowski) yang semuanya harus dipenuhi agar sistem itu dapat bertahan
hidup. Apabila kebutuhan ssitem fungsionalis itu tidak dipenuhi maka
sistem itu akan mengalami disintegrasi dan “mati” atau akan berubah mejadi
sisitem lain yang berbeda jenis. Fungsionalisme didasarkan pada pandangan
yang melebihkan aspek sosial dan melihat bahwa perilaku manusia
merupakan hasil dari sosialisasi yang menentukan seperti apa tindakan
17
sosialnya. Fungsionalisme menurut Malinowski memandang istitusi dalam
masyarakat (keluarga, politik, pendidikan, analog dengan organisme, dan
setiap organ terintegrasi serta saling bergantung. Fungsionalisme tidak
untuk mengetahui asal – usul serta perkembangan suatu pranata, tetapi
melihat apa fungsinya dalam konteks kehidupan masyarakat.
d. Teori Struktural Fungsional
Teori ini melihat masyarakat sebagai sebuah keseluruhan sistem yang
bekerja untuk menciptakan tatanan dan stabilitas sosial, tentang tatanan
sosial dan bagaimana masyarakat dapat hidup harmonis. Pemikiran
struktural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu
menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari
organ-organ yang saling ketergantungan tersebut merupakan hasil atau
konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Dengan
kata lain, struktur-struktur sosial yang beraneka ragam melaksanakan
berbagai fungsi positif untuk satu sama lain.
e. Teori Kontak Budaya
Teori kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda dan
melebur menjadi satu sehingga menghasilkan adanya kontak kebudayaan
baru atau sebuah akulturasi yang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan
baru dan tidak melenyapkan kebudayaan aslinya misalnya. Misalnya
didaerah jawa, adanya sistem penanggalan jawa hindu, sistem ini
merupakan perpaduan antara penanggalan jawa hindu dengan penanggalan
jawa islam, tetapi tidak meninggalkan masing-masing dari penanggalan
tersebut
B. Teori Interaksi Sosial
Teori interaksi sosial melihat pola tindakan dan reaksi individu dalam
menanggapi orang lain. Hal tersebut dilandasi dari fokus sosiologi yaitu
gagasan bahwa manusia berperilaku berbeda ketika berada dalam
kelompok.Ketika manusia sendirian, manusia berperilaku berbeda dari pada
saat berada di sekitar orang lain. Pada kelompok sosial, memiliki serangkaian
18
perilaku dan sikap unik tersendiri.Menurut teori interaksi sosial, perilaku sosial
masyarakat ditentukan oleh tekanan sosial yang dihadapi.Artinya, perilaku
diciptakan salah satunya sebagai respon terhadap lingkungan sekitar, khususnya
kelompok sosial.Cara manusia berinteraksi dalam masyarakat dapat
menentukan perilaku manusia tersebut.
 Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan
antaraindividu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi
individuyang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling
timbal balik.Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
 Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan
dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan
kelompok, maupun orang dengankelompok manusia. Bentuknya tidak hanya
bersifat kerjasama, tetapi jugaberbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan
sejenisnya.
 Menurut Partowisastro (2003) interaksi sosial ialah relasi sosial
yangberfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi
ituberbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu
dengankelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa interaksi sosial
merupakanhubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi
hubungan antara orangperorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara perorangandengan kelompok manusia.
 Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksisosial adalah hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi antara individudengan individu lain,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompoklain.
 Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosialadalah
proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis
kepadaindividu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain.
Individu yangsatu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan
individu lain, dimanaindividu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya
yang pertama.
19
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwainteraksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi,mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung
antara individu denganindividu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok. Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial
dapat berlangsung apabila memiliki beberapa aspek berikut :
a. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan
datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung
b. Adanya jumlah perilaku lebih dari seseorang;
c. Adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan
oleh pengamat.
Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu :
a. Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan
sosial antara individu satu dengan lain. Kontak yang terjadi tidak hanya
fisik tapi juga secara simbolik seperti senyum, jabat tangan.Kontak
sosial dapat positif atau negatif. Kontak sosial negatif mengarah pada
suatu pertentangan sedangkankontak sosial positif mengarah pada kerja
sama.
b. Aspek komunikasi.Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide,
konsepsi, pengetahuan dan perbuatan kepada sesamanya secara timbal
baliksebagai penyampai atau komunikator maupun penerima atau
komunikan.Tujuanutama komunikasi adalah menciptakan pengertian
bersama dengan maksud untukmempengaruhi pikiran atau tingkah laku
seseorang menuju ke arah positif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
interaksi sosial yang digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu
kontak social dan komunikasi, dengan alasan kedua aspek sudah
mencakup unsur-unsur dalam interaksi sosial serta dianggap dapat
mewakili teori-teori yang lain.
20
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan dengan baik. Adapun teori mengenai
kebutuhan dasar manusia yang sangat populer, yaitu hierarki kebutuhan Maslow.
Hierarki Kebutuhan Maslow diperkenalkan oleh Abraham Maslow, yang merupakan
seorang teoretikus dan psikolog, pada tahun 1943. Lahir pada tahun 1908 dan
meninggal di.tahun 1970. Terkenal dengan teorinya yang ia beri nama "Hierarchy of
Need. "Teori motivasi Maslow, menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun
dalam suatu hirarki. Hierarki ini menunjukkan jika manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan dasar sebelum memenuhi kebutuhan lain. Dalam
Hipotesisnya menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima hirarkhi kebutuhan
yakni: (1) kebutuhan fisiologis; (2) kebutuhan rasa aman; (3) kepemilikan sosial; (4)
kebutuhan akan penghargaan diri; dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut
Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni
motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth
motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan
manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan
berdasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas
tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia. Pendapat – pendapat Maslow
juga terbukti sangat bermanfaat untuk memahami pengalaman manusia dalam
berbagai situasi. Contoh: Bentley (1994) menerapkan teori hierarki kebutuhan untuk
membantu merasakan pengalaman tunawiswa. Kebutuhan dasar manusia seperti
makan, tempat tinggal, dan rasa aman pada tunawisma tidak selalu terpenuhi. Inilah
yang menyebabkan upaya penyediaan bantuan psikologi bagi tunawisma biasanya
menemui kegagalan, jelas Bantley. Kecuali jika penanganan itu dikombinasikan
dengan penyediaan tempat tinggal.
21
Menurut Hasil riset Abraham Maslow dalam Hierarki Kebutuhan
Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs), kebutuhan manusia berupa piramida
bertingkat dan sebelum bisa memuaskan kebutuhan di level berikutnya, kebutuhan di
level sebelumnya harus terpenuhi dahulu.
 Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan
untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti
kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang,
pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar
bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu
termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan
mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya
itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa
lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan,
tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah
citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang
yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur
ataupun tekstur makanan. Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain
dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup
dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan
22
hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan
kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual.
Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya. Setelah
manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus
mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak
terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian
kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka
dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-
carinya lagi.
 Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang
disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan
akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang,
terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta
kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak
direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari
kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia
tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak
aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan
bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang
tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta
akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak
diharapkannya.
 Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap
sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti
bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
23
keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima
cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak
tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa
dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang
lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut
suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa
kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus
memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.
 Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas
untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki
prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai
kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan
yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status,
ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan,
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali
manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.
 Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan
untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini,
seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan,
tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow
melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow
berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan
untuk dihargai terpenuhiAkan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak
24
anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih
rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai
aktualisasi diri.
Adapun sifat umum orang-orang yang mengaktualisasikan diri, menurut defenisi
mereka telah cukup memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang lebih rendah secara teratur.
Selain sifat umum, Maslow juga membicarakan sejumlah sifat khusus yang
menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi diri.
 Mengamati Realitas secara efisien
Barang kali ciri yang paling menonjol yang terdapat pada orang-orang yang aktualisasi
diri itu adalah kemampuannya untuk mengamati realitas dengan cermat dan efisien-
efisien, melihat realitas apa adanya tanpa dicampuri oleh keinginan-keinginan atau
harapan-harapannya. Karena memiliki kemampuan mengamati secara efisien, maka
orang-orang yang aktualisasi diri bisa menemukan kebohongan, kepalsuan, dan
kecurangan pada diri orang lain dengan mudah.
 Penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat
Orang-orang yang self-actualized menaruh hormat kepada dirinya sendiri dan kepada
orang lain, serta mampu menerima kodrat dengan segala kekurangan dan kelemahannya
secara tawakkal. Selain itu mereka juga bebas dari perasaan berdosa yang berlebihan,
perasaan malu yang tak beralasan, dan dari perasaan cemas yang melemahkan.
 Spontan sederhana dan wajar
Tingkah laku orang yang self-actualized adalah spontan, sederhana, tidak dibuat-buat
atau wajar, dan tidak terikat. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran tingkah
lakunya itu bersumber dari dalam pribadinya, dan bukan sesuatu yang hanya nampak di
permukaan.
 Fokus pada masalah
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow, melibatkan diri
pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang
menyerap mereka dan mereka mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Ini
tidak berarti bahwa mereka egosentris, melainkan lebih berarti bahwa mereka
25
berorientasi pada masalah melampaui kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. Orang-
orang yang self-actualized juga memperhatikan masalah-masalah filsafah dan etika
secara mendalam. Perhatian-perhatiannya terhadap masalah-masalah filsafah dan etika
ini menjadikannya hidup dalam kerangka acuan yang seluas-luasnya, kurang dirisaukan
oleh hal-hal yang remeh dan tak berarti.
 Pemisahan diri dan kebutuhan privasi
Kebutuhan privasi pada orang-orang yang self-actualized lebih besar daripada
kebutuhan privasi kebanyakan orang. Dalam pergaulan sosial mereka sering di anggap
memisahkan diri, hati-hati, sombong, dan dingin. Ini disebabkan orang-orang yang self-
actualized tidak membutuhkan orang lain dalam kacamata persahabatan biasa, dan
mereka sepenuhnya percaya atas potensi-potensi dan otonomi yang mereka miliki.
 Berfungsi secara otonom
Erat hubungannya dengan kebutuhan akan privasi dan independensi ialah preverensi
dan kemampuan pengaktualisasi-pengaktualisasi diri untuk berfungsi secara otonom
terhadap lingkungan sosial dan fisik. Karena mereka tidak lagi didorong oleh motif-
motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia yang nyata untuk kepuasan
mereka karena pemuasan dari motif-motif pertumbuhan datang dari dalam.
Perkembangan mereka tergantung pada potensi-potensi dan sumber-sumber dari dalam
diri mereka sendiri.
 Kesegaran dan Apresiasi
Maslow menemukan bahwa para subjeknya menunjukkan kesanggupan untuk
menghargai bahkan terhadap hal-hal yang biasa sekalipun. Menurut Maslow, mereka
menghargai hal-hal yang pokok dalam kehidupan dengan rasa kagum, gembira dan
bahkan heran, meski bagi orang lain hal-hal tersebut membosankan bagi orang-orang
yang self-actualized kehidupan yang rutin akan tetap merupakan fenomena baru yang
mereka hadapi dengan “keharuan”, kesegaran, dan apresiasi.
 Pengalaman puncak atau Pengalaman mistik
Maslow mengamati bahwa orang-orang yang self-actualized umumnya memiliki apa
yang ia sebut pengalaman puncak atau pengalaman mistik. Pengalaman puncak
26
menunjuk kepada momen-momen dari perasaan yang mendalam dan meningginya
tegangan seperti yang dihasilkan oleh relaksasi dan orgasme seksual. Menurut Maslow,
pengalaman puncak ini diperoleh subjek dari kreativitas, pemahaman, penemuan dan
penyatuan diri dengan alam.
 Minat sosial
Meskipun orang-orang yang self-actualized itu kadang-kadang merasa terganggu, sedih
dan marah oleh cacat atau kekurangan umat manusia, mereka mengalami ikatan
perasaan yang mendalam dengan sesamanya. Konsekuensinya, mereka memiliki hasrat
yang tulus untuk membantu memperbaiki sesamanya. Bagi orang-orang yang self-
actualized, bagaimanapun cacat atau bodohnya, manusia adalah sesama yang selalu
mengundang simpati dan persaudaraan.
 Hubungan Antarpribadi
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat
dengan orang-orang lain daripada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang
biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih
dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain. Akan tetapi
hubungan antar pribadi mereka, walaupun lebih kuat, namun jumlahnya lebih sedikit
daripada hubungan antarpribadi dari orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri.
 Berkarakter demokratis
Maslow mengatakan bahwa orang-orang yang self-actualized memiliki karakter yang
demokratis dalam pengertiannya yang terbaik. Karena mereka bebas dari prasangka,
maka mereka cenderung menaruh hormat kepada semua orang. Lebih dari itu mereka
bersedia untuk belajar dari siapa saja yang bisa mengajar mereka tanpa memandang
derajat, pendidikan, usia, ras, ataupun keyakinan-keyakinan politik.
 Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan.
Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana untuk
mencapainya. Akan tetapi, hal ini lebih sulit karena kegiatan-kegiatan dan pengalaman-
pengalaman tertentu yang merupakan sarana bagi orang-orang yang kurang sehat kerap
27
kali dianggap oleh pengaktualisasi-pengaktualisasi diri sebagai tujuan dalam dirinya
sendiri. Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri juga sanggup membedakan antara baik dan
buruk, benar dan salah.
 Rasa humor yang filosofis
Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia pada umumnya, tetapi bukan kepada seorang individu yang
khusus. Humor ini kerap kali bersifat instruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menimbulkan tertawa. Itu adalah semacam humor yang bijaksana yang
mengakibatkan suatu senyuman dan anggukan tanda mengerti daripada gelak tertawa
yang keras.
 Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisasi diri. Mereka adalah asli, inventif dan inovatif, meskipun tidak selalu
dalam pengertian menghasilkan sesuatu karya seni. Kreativitas lebih merupakan suatu
sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita
mengamati dan bereaksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah
selesai dari suatu karya seni. Jadi, orang-orang dalam pekerjaan apa sja dapat
memperlihatkan kreativitas. Bagi Maslow bukanlah suatu kejutan apabila ia
menemukan bahwa orang-orang yang dipelajarinya ini yang ia sebut sebagai orang-
orang yang self-actualized, memiliki ciri kreatif. Maslow mengartikan kreativitas pada
orang-orang yang self-actualized sebagai suatu bentuk tindakan yang asli, naif, dan
spontan sebagaimana yang dijumpai pada anak-anak yang masih polos dan jujur.
 Resistensi terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk berfikir atau bertindak menurut cara-cara
tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan
mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang-orang lain. Akan tetapi mereka
tidak terus menentang kebudayaan. Mereka tidak sengaja melanggar aturan-aturan
sosial untuk memperhatikan independensi hanya apabila timbul suatu soal yang sangat
28
penting bagi pribadi (biasanya suatu masalah moral atau etis), mereka akan terus terang
menentang aturan-aturan dan norma-norma masyarakat.
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Istilah solidaritas dalam kamus ilmiah populer diartikan sebagai “kesetiakawanan
dan perasaan sepenanggungan”. Sementara Paul Johson dalam bukunya
mengungkapkan: Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu
dan atau kelompok yang didasarkan pada keadaan moral dan kepercayaan yang dianut
bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar
daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karena hubungan
hubungan serupa itu mengandaikan sekurang kurangnya satu tingkat/derajat consensus
terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu. Adapun pengertian
tentang solidaritas ini selanjutnya lebih diperjelas oleh Durkheim sebagai berikut:
Solidaritas adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok
atau komunitas. Kalau orang saling percaya maka mereka akan menjadi satu/menjadi
persahabatan, menjadi saling hormat-menghormati, menjadi terdorong untuk
bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya. Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa solidaritas sosial adalah adanya rasa saling
percaya cita-cita bersama kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu
sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut
bersama yang dapat membuat individu merasa nyaman dengan kelompok atau
komunitas dalam masyarakat.
Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa masyarakat
berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern. Salah satu
komponen utama masyarakat yang menjadi perhatian Durkheim dalam perkembangan
masyarakat adalah bentuk solidaritasnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk
solidaritas yang berbeda dengan bentuk solidaritas pada masyarakat modern. Seperti
yang di tulis oleh George Ritzer dalam bukunya sebagai berikut: Durkheim paling
tertarik pada cara yang berubah yang menghasilkan solidaritas sosial, dengan kata lain,
cara yang berubah yang mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya
melihat dirinya sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Untuk menangkap perbedaan
29
tersebut Emile Durkheim mengacu kepada dua tipe solidaritas yaitu Mekanik dan
Organik. Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanik bersatu karena
semua orang adalah generalis. Ikatan diantara orang orang itu ialah karena mereka
semua terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawab-
tanggung jawab yang mirip. Sebaliknya, suatu masyarakat yang dicirikan oleh
solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan perbedaan diantara orang-orang, oleh
fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggungjawab yang berbeda. Dari
ungkapan diatas terdapat perbedaan dalam suatu kelompok masyarakat, karena cara
masyarakat sederhana dan masyarakat modern melihat dirinya dalam suatu kelompok/
komunitas itu berbeda. Masyarakat sederhana merasa dia bersatu dalam komunitas
karena merasa semua orang adalah sama yang dapat mempersatukan orang-orang
dengan sebuah kelompok adalah karena dia mempunyai sebuah kegiatan yang sama dan
juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang sama. Sementara masyarakat
modern merasa bahwa dia bersatu dalam suatu komunitas atau kelompok dikarenakan
ada sebuah pembagian kerja dimana setiap orang mempunyai posisi yang berbeda
dalam suatu komunitas tetapi mempunyai ketergantungan yang tinggi antar sesama
anggotanya. Untuk melihat perbedaan ini lah Durkheim membagi solidaritas menjadi
dua tipe yaitu mekanik dan organik.Dari beberapa pengertian diatas tentang solidaritas
mekanik dan organik agar lebih jelas akan uraikan sebagai berikut:
a. Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah rasa solidaritas yang didasarkan pada suatu kesadaran
kolektif yang menunjuk kepada totalitas kepercayaan kepercayaan yang rata rata ada
pada masyarakat yang sama, yaitu mempunyai pekerjaan yang sama pengalaman
yang sama sihingga banyak pula norma-norma yang dianut bersama. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Emile Durkheim dalam bukunya: Solidaritas mekanik di
dasarkan pada suatu bersama (collective consciousness/conscience), yang menunjuk
kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada
warga masyarakat yang sama itu. Hal ini merupakan suatu solidaritas yang
tergantung pada individu-individu yang memiliki sifat-sifat yang sama dan
menganut kepercayaan dan pola normatif yang sama pula. Karena itu individualitas
tidak berkembang, individualitas terus menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang
besar sekali untuk konformitas. Bagi Emile Durkheim solidaritas mekanik
30
didasarkan pada suatu kesadaran kolektif yang menunjuk kepada totalitas
kepercayaan kepercayaan yang rata rata ada pada masyarakat yang sama. Solidaritas
mekanik juga dicontohkan oleh Emile Durkheim terhadap kelompok masyarakat
yang berkumpul atas keinginan bersama dan tujuan yang ingin dicapai bersama
dalam satu kelompok masyarakat yang ditulis oleh Jahson dalam bukunya sebagai
berikut: Apa yang mempersatukan jamaah Gereja? apa ikatan sosial yang mengikat
individu itu dengan kelompoknya? tentu bukan karena paksaan fisik, dalam suatu
masyarakat bebas dimana ada pemisah antara agama dan negara. Juga mungkin
bukan harapan ekonomi, meskipun untuk beberapa orang hal ini mungkin secara
tidak langsung sebagai akibat dari kontak sosial yang sudah terjalin. Ikatan
utamanya adalah kepercayaan bersama, cita-cita dan komitmen moral. Orang yang
sama sama memiliki kepercayaan dan cita cita ini merasa bahwa mereka mestinya
bersama-sama karena mereka berpikiran serupa. Tentunya sesuai contoh diatas yang
dapat mempersatukan masyarakat untuk beribadah bukanlah kebutuhan ekonomi,
karena para jamaah yang berkumpul di gereja tidak ada yang mendapatkan imbalan
ketika mereka melakukan ibadah, dan tidak ada yang mendapatkan tekanan
emosional takut untuk di pecat sebagai anggota jamaah gereja. hal ini sangat
berbeda dari solidaritas organik yang dapat mempersatukan suatu masyarakat yang
didasarkan pada kebutuhan ekonomi, dan takut di pecat dari perusahaan jika tidak
hadir dalam sebuah acara yang sudah ditentukan. Para jamaah berkumpul di gereja
bukan karena ada faktor tekanan dari sebuah negara, karena sudah banyak negara
sekular, dimana agama dipisahkan dari negara, dan gereja masih tetap dipenuhi oleh
jamaahnya. Mereka berkumpul dalam greja tersebut dikarenakan sama-sama
memiliki kepercayaan dan cita cita yang sama dan mereka merasa bahwa
seharusnya bersama-sama karena mereka berpikiran serupa dan mempunyai
kepercayaan yan sama. Pada intinya suatu masyarakat yang ditandai oleh solidaritas
mekanik adalah bersatu karena merasa semua orang yang ada di sekitarnya adalah
sama. Yang menjadi ikatan atau pengikat diantara orang orang itu adalah karena
mereka semua terlibat dalam kegiatan kegiatan yang hampir sama antara satu
dengan yang lainnya. Dan cenderung solidaritas dengan tipe ini merupakan bentuk
solidaritas masyarakat desa.
31
b. Solidaritas Organik
Solidaritas sosial yang berkembang pada masyarakat masyarakat kompleks berasal
lebih dari kesaling tergantungan daripada kesamaan bagian-bagian. Lebih jelasnya,
Johnson menguraikan bahwa: solidaritas organik muncul karena pembagian kerja
bertambah besar. Solidaritas itu didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang
tinggi. Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil dari bertambahnya
spesialisasi dan pembagian pekerjaan yang memungkinkan dan juga menggairahkan
bertambahnya perbedaan dikalangan individu. Solidaritas organik munncul karena
pembagian kerja yang ada pada masyarakat sederhana semakin bertambah, yang
awalnya masyarakat hanya bercocok tanam bekerja menjadi nelayan yang hal itu
bisa dilakukan bersama-sama oleh masyarakat sehingga emosional antara sesama
masyarakat sangat dekat mempunyai norma yang sama dan kepercayaan yang sama
antara masyarakat.Hal itu menjadi berbeda ketika pembagian kerja yang ada pada
masyarakat bertambah, masyarakat mulai mengenal dunia modern dimana kesamaan
provesi dalam bekerja sudah tidak ada lagi seperti adanya industri pabrik ataupun
perusahaan perusahaan yang meproduksi barang-barang elektronik dan lain-lain,
pembagian kerja pada masyarakat seperti ini yang menjadi pemersatu dalam
masyarakat bukanlah kesamaan rasa dan kesamaan provesi melainkan mereka
bersatu karena adanya ketergantungan yang tinggi dalam sutau perusahaan kerja
ataupun suatu Industri pabrik. Munculnya perbedaan perbedaan dikalangan individu
yang di akibatkan oleh pembagian kerja yang begitu kuat ini dapat mero kesadaran
kolektif yang ada pada masyarakat sederhana. Sepeti dikatakan Emile Durkheim :
"itulah pembagian kerja yang terus saja mengambil peran yang tadinya diisi oleh
kesadaran kolektif" . Pembagian kerja terus saja mengambil peran yang awalnya
dimainkan oleh kesadaran kolektif bersama menjadi hubungan kontraktual dalam
masyarakat. Menurut George Ritzer 'solidaritas organik dipersatukan oleh
perbedaan-perbedaan diantara orang-orang , oleh fakta bahwa semuanya
mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Karena dalam
masyarakat organik melaksanakan setiap perkerjaan yang relatif sempit, mereka
banyak membutuhkan tenaga dari orang lain agar dapat memenuhi kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu masyarakat organik dalam pandangan
Durkheim,"dipersatukan oleh spesialisasi orang-orang dan kebutuhan mereka untuk
32
layanan-layanan dari banyak orang lain. Doile Paul Jahson dalam bukunya
memberikan contoh tentang solidaritas organik sebagai berikut: Coba lihat satu
perusahaan dagang. Apa yang mempersatukan organisasi seperti itu ? besar
kemungkinan, sebagian besar motifasi anggota anggotanya adalah ke inginan
mereka akan imbalan ekonomi (gaji atau keuntungan) yang diterimanya atas
partisipasinya. Tetapi kepentingan ekonomi pribadi seperti ini tidak menjelaskan
secara lengkap integrasi sosial yang ada dalam satu organisasi dagang. Sebaliknya,
organisasi itu mungkin memperlihatkan saling ketergantungan yang penting antara
para anggota yang berpartisipasi dengan masing masing sumbangan pribadinya yang
tergantung pada sumbangaan beberapa orang lainnya. Jadi misalnya, dalam satu
perusahaan pabrik ada kecenderungan bahwa orang yang bekerja di mesin, orang
yang memperbaiki mesin, pengawas, penjual, yang memegang pembukuan, yang
belanja alat alat, menejer, ahli hubungan masyarakat, sekertaris dan seterusnya,
dengan kegiatan spesialisasi dari orang orang ini yang saling behubungan dan saling
tergantung sedemikianrupa sehingga sistem itu membentuk solidaritas menyeluruh
yang berfungsi yang didasarkan pada saling ketergantungan. Berdasarkan contoh
perusahaan dagang tersebut yang dapat mempersatukan organisasi seperti itu adalah
motivasi ekonomi diantara para anggota yang bergabung dalam perusahaan itu
seperti ada gaji yang diharapkan atau keuntungan yang dapat di terima oleh para
anggota yang bergabung dalam komunitas tersebut. Saling ketergantungan dan
saling membutuhkan antara yang satu dengan yang laiinya inilah yang dapat
menyatukan masyarakat dalam sebuah perusahaan bukan karena ada kesamaan
profesi, kesamaan norma dan kepercayaan seperti solidaritas mekanik. Dan
solidaritas organik ini merupakan solidaritas yang umumnya terjadi pada
masyarakat kota.
Adapun dari dua bentuk solidaritas yang sudah dijelaskan diatas, kemudian
terbentuk komunitas-komunitas karena adaya suatu kesamaan dari berbagai hal atau
kepentingan yang di mana dapat dikatakan sebagai suatu kelompok sosial.
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari beberapa individu
yang hidup bersama dengan hubungan timbal balik yang intensif dan teratur.
Kelompok sosial dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Sosiolog Jerman,
Ferdinand Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft atau Community and
33
Society (1887) membedakan tipe kelompok sosial menjadi dua yaitu Gemeinschaft
dan Gesellschaft. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk membedakan antara
kehidupan perkotaan dan pedesaan atau kehidupan komunitas dan kehidupan dalam
masyarakat massa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu
komunitas terbentuk karena ada suatu kesamaan tujuan, kepentingan, dan
sebagainya yang didorong karena adanya solidaritas tadi. Nah, hal tersebut
berkaitan antara 2 bentuk solidaritas yang sudah dijelaskan dengan pembagian
kelompok sosial, sebagai berikut:
a. Gemeinschaft
Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat
komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft adalah
asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial
daripada keinginan dan kebutuhan individu mereka. Paguyuban adalah bentuk
kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat
alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang telah
dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu ditandai dengan
rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan
didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan sehingga melahirkan
rasa solidaritas yang tinggi (solidaritas mekanik). Kesamaan individu merupakan
faktor penguat hubungan sosial, yang kemudian diperkuat dengan hubungan
emosional serta interaksi antar individu. Di pedesaan, masyarakat tani yang
melambangkan Gemeinschaft, hubungan pribadi didefinisikan dan diatur
berdasarkan aturan sosial tradisional. Orang-orang memiliki hubungan tatap
muka yang sederhana dan langsung satu sama lain yang ditentukan oleh
Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi alami dan spontan serta ekspresi
sentimen. Dalam Kamus Sosiologi (2010), Nicholas Abercrombie, menjelaskan
masyarakat yang ditandai dengan hubungan paguyuban bersifat homogen.
Sebagian besar terikat kekerabatan dan hubungan organik dan memiliki kohesi
moral yang didasarkan pada sentimen keagamaan yang umum. Horace Miner
menggambarkan Gemeinschaft untuk merujuk pada komunitas perasaan,
semacam kesatuan ide dan emosi, berasal dari persamaan dan pengalaman hidup
bersama. Orang sering berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun
34
hubungan yang dalam dan jangka panjang. Kontrol sosial dalam Gemeinschaft
dipertahankan melalui cara-cara informal seperti persuasi moral, gosip dan
bahkan gerak tubuh (gestur).
Dikutip dari Dasar-dasar Sosiologi (2009) karya Syahrial Syarbaini Rusdianta,
Gemeinschaft atau masyarakat paguyuban dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
Gemesinschaft by blood, Gemeinschaft by place, dan Gemeinschaft of mind.
 Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.
 Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal
serta tempat kerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu
sama lain dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.
 Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan karena
persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk
saling berhubungan secara teratur.
b. Gesellschaft
Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat
asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Gesellschaft adalah
masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting
daripada asosiasi sosial. Adapun patembayan merupakan konsep yang merujuk
pada hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah.
Kadangkala individu tidak saling mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi
kurang berperan dengan baik. Patembayan merupakan bentuk kehidupan
bersama di mana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan
disatukan oleh pemikiran yang sama. Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille
(kehendak rasional) dan dilambangkan oleh msayarakat kosmopolitan modern
dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri besar. Dalam Gesellschaft,
kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan penghitungan melemahkan
ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Dengan kata lain,
Gemeinschaft menembus struktur Gesellschaft. Dalam patembayan, hubungan
manusia lebih bersifat impersonal dan tidak langsung, dibangun secara rasional
untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan ekonomi dan politik lainnya.
Gesellschaft merupakan karakteristik tipe ideal kehidupan perkotaan modern
sehingga cenderung memiliki bentuk solidaritas organik. Seringkali
35
dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat atau massa masyarakat yang
didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari kelompok asosiasi.
Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas,
pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada
tradisi. Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas
sekunder. Singkatnya, Gesellschaft adalah logika pasar, di mana hubungan
bersifat kontraktual, impersonal dan sementara (temporer). Untuk lebih jelasnya
bisa dilihat dari perbedaan Gemeinschaft dan Gesselschaft berikut ini:
a. Ciri-ciri Gemeinschaft (paguyuban) adalah sebagai berikut:
 Ikatan sosial bersifat personal.
 Tipikal masyarakat rural.
 Tipikal masyarakat tradisional.
 Tipikal masyarakat petani.
 Tradisi masih kuat.
 Hubungan sosial bersifat tradisional.
 Hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.
 Sistem kekeluargaan dan kekerabatan masih kuat.
 Tindakan sosial berdasarkan keyakinan.
 Mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama.
 Komposisi masyarakat bersifat homogen.
 Tatanan sosial dibentuk oleh tradisi.
 Interaksi sosial bersifat emosional.
 Pembagian kerja sederhana.
b. Ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah sebagai berikut:
 Ikatan sosial bersifat impersonal.
 Tipikal masyarakat urban.
 Tipikal masyarakat modern.
 Tipikal msayarakat industri.
 Tradisi lemah.
 Hubungan sosial bersifat kontraktual.
 Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
36
 Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.
 Tindakan sosial berdasarkan komando.
 Mengedepankan prinsip efisiensi.
 Komposisi masyarakat bersifat heterogen.
 Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.
 Interaksi sosial bersifat rasional.
 Pembagian kerja bersifat kompleks.
 Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn sosial.
37
DAFTAR PURTAKA
Baharuddin. (2015). Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya. Jurnal Al-Hikmah , 180-
205.
Dra. Hertati, M. (2006). ISBD dalam Perspektif Pendidikan Umu, serta Latar Belakang
Arah Pengembangan MBB-ISBD. Batam: McConnel, Fifty-Fifty Year Book.
Irwan, G. (2019). Maslow's Hierarchy of Needs:5 Kebutuhan Dasar. Dipetik 6 9, 2021,
dari https://www.glngirwn.com/blog/hierarki-kebutuhan-maslow/
Januartha, A. (2018). Definisi Kebudayaan Menurut Beberapa Ahli. Dipetik 6 9, 2021,
dari http://blog.ui.ac.id/agusjanuartha/definisi-kebudayaan-menurut-beberapa-ahli
M. Chairul Basrun Umanailo, S. (2016). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Maluku: FAM
PUBLISHING.
Pengertian dan Perbedaan Gemeinschaft dan Gesselschaft. (2019). Dipetik 6 9, 2021,
dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/200000469/pengertian-dan-perbedaan-
gemeinschaft-dan-gesellschaft?page=all#page2
Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), Ruang Lingkup, Tujuan, dan Contohnya.
(2021, 1 13). Dipetik 6 9, 2021, dari dosensosiologi.com:
https://dosensosiologi.com/ilmu-sosial-budaya-dasar/
Putri, A. S. (2019, 12 10). Interaksi Sosial:Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan
Faktornya. Dipetik 6 5, 2021, dari https://amp-kompas-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/2019/12/10/161818569/intera
ksi-sosial-pengertian-syarat-ciri-jenis-dan-faktornya
Sujadi, E. (2011, 2 27). Teori Kepribadian Humanistik. Dipetik 6 9, 2021, dari
http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/02/teori-kepribadian-humanistik-
abraham.html?m=1
38
Teori Solidaritas dari Mekanik Hingga Organik. (2019). Dipetik 6 9, 2021, dari
Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori-
solidaritas-dari-mekanik-hingga-organik?page=all
Wahyuningsih, W. (2017, 9 24). Teori-Teori Budaya. Dipetik 6 5, 2021, dari
http://blog.unnes.ac.id/wiwinwahyu99/2017/09/24/teori-teori-budaya/
Wibowo, A. (2008). Teori Kebudayaan Dan Ilmu Pengetahuan Budaya. Dipetik 6 5,
2021, dari https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan-dan-ilmu-
pengetahuan-budaya/amp/

More Related Content

What's hot

Hidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sos
Hidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sosHidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sos
Hidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sosHidayatulAzizah3
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnurfirdayanti8
 
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR nissaaa25
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarDasufianti
 
Sekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasarSekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasarFajar Fuzhu
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasaryollaristy
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarKusugaKun
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaRianRinaldi3
 
Makalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya DasarMakalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya Dasarmithasuciana
 
Ilmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasarIlmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasarbudinhm
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar 1
Tugas Ilmu Sosial Dasar 1Tugas Ilmu Sosial Dasar 1
Tugas Ilmu Sosial Dasar 1Mondo Icon
 
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya DasarPengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasarpjj_kemenkes
 
Konsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiKonsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiarlanridfan farid
 
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.SosIthnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.SosIthnan
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarNur Chawhytz
 
ISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDUISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDUDoreen Agatha
 

What's hot (20)

Hidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sos
Hidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sosHidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sos
Hidayatul azizah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i.,m.sos
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
 
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
 
Wawasan sosial budaya
Wawasan sosial budayaWawasan sosial budaya
Wawasan sosial budaya
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Sekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasarSekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasar
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
Makalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya DasarMakalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya Dasar
 
Ilmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasarIlmu sosial & budaya dasar
Ilmu sosial & budaya dasar
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar 1
Tugas Ilmu Sosial Dasar 1Tugas Ilmu Sosial Dasar 1
Tugas Ilmu Sosial Dasar 1
 
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya DasarPengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengantar dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
 
Konsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiKonsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasi
 
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.SosIthnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasar
 
Power point isbd
Power point isbdPower point isbd
Power point isbd
 
Tugas kelompok isbd
Tugas kelompok isbdTugas kelompok isbd
Tugas kelompok isbd
 
ISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDUISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDU
 

Similar to Astika sari dewi, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppterwinjurnal
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Muhammad Irwan
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Rosmarosyam
 
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)RadiologiStikesPerta
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Annisa Rizka Nirmala
 
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDUIlmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDUMuhammadFajar123
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibdnewskiem
 
ISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkduISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkduMuhammadMalvin
 
Wsbd febhy
Wsbd febhyWsbd febhy
Wsbd febhyfebhy30
 
Hakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasarHakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasarmudiantari
 
jawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docxjawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docxMasJay06
 
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imamtugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imamimam_999
 
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosBaiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosBaiqAluh
 
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptxILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptxTrieAnanda2
 
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial DasarIlmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial DasarArifalNard
 

Similar to Astika sari dewi, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos (20)

0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
 
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
 
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDUIlmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
ISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkduISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkdu
 
Wsbd febhy
Wsbd febhyWsbd febhy
Wsbd febhy
 
Hakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasarHakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasar
 
jawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docxjawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docx
 
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imamtugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
 
Tugas ilmu sosbud
Tugas ilmu sosbudTugas ilmu sosbud
Tugas ilmu sosbud
 
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosBaiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptxILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
1 isbd1
1 isbd11 isbd1
1 isbd1
 
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial DasarIlmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
 
Ibd
IbdIbd
Ibd
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Astika sari dewi, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

  • 1. KUMPULAN ARTIKEL 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR 2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR- FAKTOR PENYEBABNYA 3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI SOSIAL 4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA 5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS, GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN) Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh: Nama : Astika Sari Dewi NIM : K1A020005 Prodi/Kelas : Farmasi/A PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR...........1 A. Pengertian dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)..................................1 B. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar.......................................................................4 2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PENGERTIAN SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA.....................................................................................................................5 A. Definisi Perubahan Sosial...................................................................................6 B. Definisi Perubahan Budaya ................................................................................7 C. Perubahan Sosial-Budaya ...................................................................................7 D. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya ................................9 3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI SOSIAL..................................................................................................................................13 A. Teori Kebudayaan ............................................................................................ 13 B. Teori Interaksi Sosial........................................................................................ 17 4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA..................................................................................................20 5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS, GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN).............................28 DAFTAR PURTAKA.............................................................................................................37
  • 3. 1 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR A. Pengertian dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio: sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “ the Humanities ”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai- nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu;  Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
  • 4. 2 menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan- keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.  Ilmu-ilmu sosial (social scince). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.  Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan- kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Ilmu sosial dasar (ISD) termasuk kedalam kelompok ilmu sosial. Ilmu sosial ditujukan untuk dapat menanggapi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu sosial dasar mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik (resiprokal) manusia dan lingkungannya. Adapun objek kajian dari ilmu sosial ini adalah sebagai berikut: a. Menanggapi berbagai kenyataan bersama yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah sosial melalui pendekatan sendiri maupun pendekatan antarbidang (interdisiplin). b. Persamaan kepentingan yang dapat mengakibatkan kerjasama dan pertentangan meskipun banyak terdapat keanekaragaman golongan atau kelompok sosial dalam masyarakat. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ilmu sosial dasar merupakan usaha untuk memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa mengenai konsep dasar ISD untuk mengkaji gejala sosial dalam masyarakat sehingga dapat meningkatkan kepekaan sosial. Tujuan dari adanya matakuliah ISD ini adalah untuk membantu mengembangkan wawasan dan pemikiran mahasiswa terutama dalam berinteraksi dan bertingkah laku dalam masyarakat sekaligus dapat membangun kepribadian. Sedangkan, Ilmu Budaya Dasar (IBD) termasuk kedalam kelompok ilmu budaya (the humanities), tetapi tidak identik
  • 5. 3 dengan pengetahuan budaya itu sendiri. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai manusia sebagai makhluk berbudaya, sedangkan IBD mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. IBD adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunalan pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan atau keahlian. IBD merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan dasar dan umum mengenai konsep–konsep budaya untuk mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Sedangkan IBD bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan memperluas wawasan akan pemikiran sehingga kritis terhadap masalah budaya yang ada dilingkungan sekitar. Seperangkat konsep dasar ilmu sosial budaya dasar tersebut secara interdisiplin digunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian ilmu sosial budaya dasar memberikan alternative sudut pandang atas pemecahan masalah sosial budaya dimasyarakat. Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari kajian ilmu sosial budaya dasar, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk selanjutnya mampu mengetahui ke arah mana pemecahan masalah harus dilakukan. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar bersumber dari dasar-dasar ilmu social dan budaya yang bersifat terintegrasi. Sedangkan pendekatan dalam ilmu sosial lebih bersifat subjek oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial tersebut. Misalnya, ilmu ekonomi melihat suatu masalah melalui prespektif ekonomi serta pemecahan masalah pun dari sudut pandang ekonomi pula. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jatuh dalam sifat pengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. Dewasa ini perkembangan sebuah masalah semakin kompleks, kajian atas suatu masalah membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi pemecahannya.
  • 6. 4 Jadi, berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa Ilmu Sosial Budaya Dasar, yang lebih kita kenal dengan singkatan ISBD, adalah suatu ilmu yang memiliki kompetensi penguasaan pengetahuan tentang keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, serta memahami dan menghormati estetika, etika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi keteraturan dan kesejahteraan hidup dalam menata hidup kebersamaan dalam masyarakat. ISBD memiliki peranan yang penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Keberadaan mata kuliah ini di tingkat perguruan tinggi menjadi suatu ilmu dasar yang wajib dimiliki setiap mahasiswa karena keilmuannya yang diharapkan dapat menjadikan mahasiswa sebagai makhluk sosial dan budaya yang baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. B. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar  Tujuan ISBD secara umum adalah: a. Mengembangkan kesadaran mahasiswa dalam menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, b. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya.  Tujuan khusus Disamping tujuan umum ISBD secara khusus bertujuan untuk: a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya terutama untuk kepentingan profesi. b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua masalah tersebut.
  • 7. 5 c. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan Negara yang tidak bersifat kedaerahan dan tidak terkotak-kotak (bersifat primordialisme) oleh disiplin ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial budaya d. Membina kemampuan berfikir dan bertindak obyektif untuk menangkal pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya. e. Meningkatkan kesedaran terhadap nilai mansia dan kehidupan manusiawi. 2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA PENGERTIAN SERTA FAKTOR- FAKTOR PENYEBABNYA Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan masyarakat desa dapat dibandingkan antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik dan televisi. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya bidang di mana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut, maka bilamana seorang hendak membuat penelitian perlu terlebih dahulu ditentukan secara tegas perubahan apa yang dimaksudkan. Dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu. Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiologi modern yang mencurahkan perhatiannya terhadap masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Salah satunya yaitu pernah
  • 8. 6 mengadakan klasifikasi antara masyarakat statis dan dinamis. Didapatkan bahwa Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat. Sedangkan, Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Jadi, setiap masyarakat pada suatu massa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis, sedangkan pada masyarakat lainnya dianggap sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan tertentu. A. Definisi Perubahan Sosial Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu lain. Perubahan sosial dapat berupa suatu kemajuan (progress) atau sebaliknya dapat berupa suatu kemunduran (regress). Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang pendidik/guru, pengetahuan tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai dinamika perubahan sosial diperlukan sebagai upaya antisipatif dan responsif terhadap perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif dalam proses pembelajaran. Unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat berkembang, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman soemardi bahwa perubahan-perubahan di luar bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-perubahan di dalam lembaga kemasyarakatan lainnya. Oleh karena antara lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut selalu ada proses saling mempengaruhi secara timbal balik. Perubahan- perubahan pada dewasa ini nampak sangat cepat sehingga semakin sulit untuk
  • 9. 7 mengetahui bidang-bidang manakah yang akan berubah terlebih dahulu dalam kehidupan masyarakat. Namun, demikian secara umum perubahan-perubahan itu biasanya bersifat berantai dan saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur kemasyarakatan yang lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan perubahan sosial itu adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain. B. Definisi Perubahan Budaya Kebudayaan mengalami perkembangan atau dinamis seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan yaitu:  Perubahan lingkungan alam.  Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.  Perubahan karena adanya penemuan atau discovery.  Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.  Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidup dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. Namun perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan sebaliknya yaitu akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut. C. Perubahan Sosial-Budaya Perubahan sosial-budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap perubahan, itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirscman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam
  • 10. 8 masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar. Mengingatkan manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Dikatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi sosialnya. Oleh karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan kebudayaan dan seringkali perubahan sosial berkaitan pada perubahan budaya. Sesuai perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya. Suatu perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial dan budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan tentang cara suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Meskipun perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat, namun keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan budaya dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan dalam segi budaya masyarakat. Untuk pengertian perubahan sosial dan perubahan budaya telah diuraikan sebelumnya, berikut ini pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa tokoh:  Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings).  W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World). Jadi, secara umum perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, atau karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, dikarenakan berubahnya sistem komposisi penduduk, keadaan geografis, serta
  • 11. 9 berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan ini menyangkut pada seluruh segmen yang terjadi di masyarakat pada waktu tertentu. D. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya  Perubahan dari dalam Masyarakat, meliputi: a. Perubahan Penduduk, perubahan yang dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tinggal yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya pada perubahn penduduk dalam program transmigrasi dan urbanisasi. b. Pemberontakan atau Revolusi, menyebabkan perubahan sosial budaya, contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran komunis di Indonesia ini disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai- nilai pancasila yang menjadikan dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. c. Peranan Nilai yang Diubah, berubahnya peranan nilai di masyarakat. Misalnya, sosialisasi program keluarga berencana mampu untuk menghambat pertambahan penduduk. Contohnya sebelum ada program keluarga berencana dari pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluarga akan terlihat cenderung meningkatkan mempunyai anak banyak, namun setelah ada sosialisasi program keluarga berencana masyarakat tumbuh kesadaran untuk membatasi kelahiran anak demi masa depan dan kesejateraan anak itu sendiri. d. Peranan Tokoh Kharismatik, adanya tokoh yang disegani, dihormati dan diteladani oleh masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa pengaruh dalam perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno sebagai presiden RI memiliki kharismatik dihadapan rakyat karena keahliannya dapat berpidato dengan baik.
  • 12. 10 e. Penemuan Baru, adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa perubahan dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan membawa perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk status social / berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki mobil bisa dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa dianggap lebih rendah statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih dari satu mobil.  Perubahan dari Luar Masyarakat Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar masyarakat tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Lingkungan Alam, pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani. Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian. b. Kebudayaan Masyarakatan lain. kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat (Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat- baratan (westernis) sekelompok anak muda. c. Peperangan, menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan
  • 13. 11 perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat. Adapun faktor pendorong perubahan sosial budaya, meliputi: a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat semakin beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat. b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatannya. c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan yang terjadi untuk memperebutkan segala sumber kebutuhan mendorong masyarakt untuk berkreasi menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan. d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di sekitar manusia, seperti bencana alam dan peperangan. e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup. Masyarakat akan selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia - manusia yang potensial. f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua akan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat. g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak.
  • 14. 12 h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat. i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terus- menerus. Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua akan berubah. j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur - angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru. Sedangkan untuk faktor penghambat perubahan sosial budaya, meliputi: a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan f. Hubungan yang bersifat idiologis g. Adat atau kebiasaan h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah, dan tidak mungkin diperbaiki.
  • 15. 13 3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI SOSIAL A. Teori Kebudayaan Sebelum membahas teori kebudayaan kita akan membahas pengertian dari kebudayaan itu sendiri, adapun pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli, sebagai berikut :  Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.  Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.  Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.  Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.  R. Linton (The Cultural Background of Personality) Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural. Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek- aspek tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan (b) perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena
  • 16. 14 pemecahan permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda- beda. Dalam memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalammemahami kebudayaan, yaitu: a. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier, penanda) dan yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda adalah citra bunyi sedangkan petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya konsep bunyi terdiri atas tiga komponen (1) artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang keluar secara mendadak, dan (3) pita suara yang tidak bergetar. b. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. Untuk memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda ditentukan oleh pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan cara kedua karena merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam. c. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut Saussure ada langue dan parole (bahasa dan tuturan). Langue adalah pengetahuan dan kemampuan bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati bersama oleh semua warga masyarakat; parole adalah perwujudan langue pada individu. Melalui individu direalisasi tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif, karena kalau tidak, komunikasi tidak akan berlangsung secara lancar. Gagasan kebudayaan, baik sebagai sistem kognitif maupun sebagai sistem struktural, bertolak dari anggapan bahwa kebudayaan adalah sistem mental yang mengandung semua hal yang harus diketahui individu agar dapat berperilaku dan bertindak sedemikian rupa sehingga dapat diterima dan dianggap wajar oleh sesama warga masyarakatnya. Adapun teori-teori budaya antara lain :
  • 17. 15 a. Teori Evolusi Teori Evolusi dapat dikatakan sebagai induk dari semua teori dalam antropologi. Secara tidak disadari baik emplisit maupun eksplisit pemikiran evolusionisme mempengarihi cara berfikir banyak ahli. Ada dua situasi penting yang melatarbelakangi tulisan – tulisan para evolusionis pada abad ke-19 yaitu pergulatan kamum evolusionis untuk menegakkan suatu telaah naturalistik mengenai fenomena kultural, yang oleh Tylor disenut sebagai ilmu budaya.Cara utama yang diharapkan evolusionis yaitu untuk menegakkan suatu ilmu yang menunjukkan dengan sejelas – jelasnya bahwa budaya telah berkembang setapak demi setapak dalam langkah-langkah alami.Teori evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi secara perlahan-lahan dan bertahan. Setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masing-masing masyarakat menunjukkan kebudayaan yanag berbeda-beda, ada yang tergolong sudah maju da nada yang dianggap belum maju. Teori evolusi dibagi menjadi dua, yaitu teori unilinier dan teori multilinier:  Evolusi unilinier :Evolusi yang terjadi melalui satu garis yang dominan.Masyarakat akan berkembang mengikuti tahap – tahap yang sama.  Evolusi Multilinier : pemikiran untuk menelaah perbedaan dan kemiripan budaya melalui perbandingan antara runtutan perkembangan yang parallel, khususnya pada wilayah – wilayah yang secara geografis jauh terpisah. Menurut Leslie A. White : Evolusi budaya terjadi karena adanya pirani manusia yang berkembang untuk berakomodadi terhadap alam dan budaya mengalami kemajuan. b. Teori Difusi Pada awalnya teori difusi ditujukan untuk memahami difusi dari teknik - teknik pertanian, tetapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi digunakan pada bidang-bidang lainnya secara lebih universal. Teori difusi
  • 18. 16 inovasi dari Everret M. Rogers kemudian diformulasikan dalam sebuah buku pada tahun 1962 berjudl “Diffusion of Innovations”, dimana dalam perkembangan selanjutnya menjadi landasan pemahaman tentang inovasi, karakteristik inovasi, mengapa orang-orang mengadopsi inovasi, faktor- faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berproses diantara masyarakat. Difusi menekankan pada adanya persebaran (material dan non material) dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain, dari satu orang ke orang yang lain, serta dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga kebudayaan itu sumbernya dari satu tempat yang kemudian berkembang dan menyebar ke tempat yang lain. c. Fungsionalisme Fungsionalisme adalah penekanan dominan pada antropologi khususnya penelitian etnografis. Dalam fungsionalisme , kita harus mengeksplorasi ciri sistematik budaya yang artinya kita harus mengetahui bagaimana perkaitan antara institusi- institusi atau struktur -struktur suatu masyarakat sehingga membentuk suatu sistem yang bukat.Para fungsionalisme menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan teori tetang proses kultural. Fungsionalisme sebagai perspektif teoritik dalam antropologi yang bertumpu pada analogi dengan organisme , artinya ia membawa kita memikirkan sistem sosial -budaya sebagai semacam organisme, yang bagian-bagiannya tidak saling berhubungan melainkan juga memberikan andil bagi pemeliharaan, stabilitas, dan kelestarian hidup”organisme”. Dengan demikian dasar penjelasan fungsionalisme ialah asumsi bahwa semua sistem budaya memiliki syarat – syarat fungsional tertentu untuk memungkinkan eksitensinya atau sistem buday memiliki kebutuhan (kebutuhan sosial ala Radcliffe Brown atau bilogis individual ala Malinowski) yang semuanya harus dipenuhi agar sistem itu dapat bertahan hidup. Apabila kebutuhan ssitem fungsionalis itu tidak dipenuhi maka sistem itu akan mengalami disintegrasi dan “mati” atau akan berubah mejadi sisitem lain yang berbeda jenis. Fungsionalisme didasarkan pada pandangan yang melebihkan aspek sosial dan melihat bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari sosialisasi yang menentukan seperti apa tindakan
  • 19. 17 sosialnya. Fungsionalisme menurut Malinowski memandang istitusi dalam masyarakat (keluarga, politik, pendidikan, analog dengan organisme, dan setiap organ terintegrasi serta saling bergantung. Fungsionalisme tidak untuk mengetahui asal – usul serta perkembangan suatu pranata, tetapi melihat apa fungsinya dalam konteks kehidupan masyarakat. d. Teori Struktural Fungsional Teori ini melihat masyarakat sebagai sebuah keseluruhan sistem yang bekerja untuk menciptakan tatanan dan stabilitas sosial, tentang tatanan sosial dan bagaimana masyarakat dapat hidup harmonis. Pemikiran struktural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Dengan kata lain, struktur-struktur sosial yang beraneka ragam melaksanakan berbagai fungsi positif untuk satu sama lain. e. Teori Kontak Budaya Teori kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda dan melebur menjadi satu sehingga menghasilkan adanya kontak kebudayaan baru atau sebuah akulturasi yang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru dan tidak melenyapkan kebudayaan aslinya misalnya. Misalnya didaerah jawa, adanya sistem penanggalan jawa hindu, sistem ini merupakan perpaduan antara penanggalan jawa hindu dengan penanggalan jawa islam, tetapi tidak meninggalkan masing-masing dari penanggalan tersebut B. Teori Interaksi Sosial Teori interaksi sosial melihat pola tindakan dan reaksi individu dalam menanggapi orang lain. Hal tersebut dilandasi dari fokus sosiologi yaitu gagasan bahwa manusia berperilaku berbeda ketika berada dalam kelompok.Ketika manusia sendirian, manusia berperilaku berbeda dari pada saat berada di sekitar orang lain. Pada kelompok sosial, memiliki serangkaian
  • 20. 18 perilaku dan sikap unik tersendiri.Menurut teori interaksi sosial, perilaku sosial masyarakat ditentukan oleh tekanan sosial yang dihadapi.Artinya, perilaku diciptakan salah satunya sebagai respon terhadap lingkungan sekitar, khususnya kelompok sosial.Cara manusia berinteraksi dalam masyarakat dapat menentukan perilaku manusia tersebut.  Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antaraindividu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individuyang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik.Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.  Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengankelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi jugaberbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya.  Menurut Partowisastro (2003) interaksi sosial ialah relasi sosial yangberfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi ituberbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengankelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakanhubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara orangperorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangandengan kelompok manusia.  Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksisosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individudengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompoklain.  Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosialadalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepadaindividu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yangsatu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, dimanaindividu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama.
  • 21. 19 Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwainteraksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi,mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung antara individu denganindividu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial dapat berlangsung apabila memiliki beberapa aspek berikut : a. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung b. Adanya jumlah perilaku lebih dari seseorang; c. Adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh pengamat. Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu : a. Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu satu dengan lain. Kontak yang terjadi tidak hanya fisik tapi juga secara simbolik seperti senyum, jabat tangan.Kontak sosial dapat positif atau negatif. Kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan sedangkankontak sosial positif mengarah pada kerja sama. b. Aspek komunikasi.Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide, konsepsi, pengetahuan dan perbuatan kepada sesamanya secara timbal baliksebagai penyampai atau komunikator maupun penerima atau komunikan.Tujuanutama komunikasi adalah menciptakan pengertian bersama dengan maksud untukmempengaruhi pikiran atau tingkah laku seseorang menuju ke arah positif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek interaksi sosial yang digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu kontak social dan komunikasi, dengan alasan kedua aspek sudah mencakup unsur-unsur dalam interaksi sosial serta dianggap dapat mewakili teori-teori yang lain.
  • 22. 20 4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan dengan baik. Adapun teori mengenai kebutuhan dasar manusia yang sangat populer, yaitu hierarki kebutuhan Maslow. Hierarki Kebutuhan Maslow diperkenalkan oleh Abraham Maslow, yang merupakan seorang teoretikus dan psikolog, pada tahun 1943. Lahir pada tahun 1908 dan meninggal di.tahun 1970. Terkenal dengan teorinya yang ia beri nama "Hierarchy of Need. "Teori motivasi Maslow, menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki. Hierarki ini menunjukkan jika manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum memenuhi kebutuhan lain. Dalam Hipotesisnya menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima hirarkhi kebutuhan yakni: (1) kebutuhan fisiologis; (2) kebutuhan rasa aman; (3) kepemilikan sosial; (4) kebutuhan akan penghargaan diri; dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan berdasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia. Pendapat – pendapat Maslow juga terbukti sangat bermanfaat untuk memahami pengalaman manusia dalam berbagai situasi. Contoh: Bentley (1994) menerapkan teori hierarki kebutuhan untuk membantu merasakan pengalaman tunawiswa. Kebutuhan dasar manusia seperti makan, tempat tinggal, dan rasa aman pada tunawisma tidak selalu terpenuhi. Inilah yang menyebabkan upaya penyediaan bantuan psikologi bagi tunawisma biasanya menemui kegagalan, jelas Bantley. Kecuali jika penanganan itu dikombinasikan dengan penyediaan tempat tinggal.
  • 23. 21 Menurut Hasil riset Abraham Maslow dalam Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs), kebutuhan manusia berupa piramida bertingkat dan sebelum bisa memuaskan kebutuhan di level berikutnya, kebutuhan di level sebelumnya harus terpenuhi dahulu.  Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan. Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan
  • 24. 22 hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari- carinya lagi.  Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs) Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.  Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs) Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan- kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
  • 25. 23 keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.  Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs) Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.  Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs) Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhiAkan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak
  • 26. 24 anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri. Adapun sifat umum orang-orang yang mengaktualisasikan diri, menurut defenisi mereka telah cukup memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang lebih rendah secara teratur. Selain sifat umum, Maslow juga membicarakan sejumlah sifat khusus yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi diri.  Mengamati Realitas secara efisien Barang kali ciri yang paling menonjol yang terdapat pada orang-orang yang aktualisasi diri itu adalah kemampuannya untuk mengamati realitas dengan cermat dan efisien- efisien, melihat realitas apa adanya tanpa dicampuri oleh keinginan-keinginan atau harapan-harapannya. Karena memiliki kemampuan mengamati secara efisien, maka orang-orang yang aktualisasi diri bisa menemukan kebohongan, kepalsuan, dan kecurangan pada diri orang lain dengan mudah.  Penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat Orang-orang yang self-actualized menaruh hormat kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain, serta mampu menerima kodrat dengan segala kekurangan dan kelemahannya secara tawakkal. Selain itu mereka juga bebas dari perasaan berdosa yang berlebihan, perasaan malu yang tak beralasan, dan dari perasaan cemas yang melemahkan.  Spontan sederhana dan wajar Tingkah laku orang yang self-actualized adalah spontan, sederhana, tidak dibuat-buat atau wajar, dan tidak terikat. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran tingkah lakunya itu bersumber dari dalam pribadinya, dan bukan sesuatu yang hanya nampak di permukaan.  Fokus pada masalah Orang-orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow, melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Ini tidak berarti bahwa mereka egosentris, melainkan lebih berarti bahwa mereka
  • 27. 25 berorientasi pada masalah melampaui kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. Orang- orang yang self-actualized juga memperhatikan masalah-masalah filsafah dan etika secara mendalam. Perhatian-perhatiannya terhadap masalah-masalah filsafah dan etika ini menjadikannya hidup dalam kerangka acuan yang seluas-luasnya, kurang dirisaukan oleh hal-hal yang remeh dan tak berarti.  Pemisahan diri dan kebutuhan privasi Kebutuhan privasi pada orang-orang yang self-actualized lebih besar daripada kebutuhan privasi kebanyakan orang. Dalam pergaulan sosial mereka sering di anggap memisahkan diri, hati-hati, sombong, dan dingin. Ini disebabkan orang-orang yang self- actualized tidak membutuhkan orang lain dalam kacamata persahabatan biasa, dan mereka sepenuhnya percaya atas potensi-potensi dan otonomi yang mereka miliki.  Berfungsi secara otonom Erat hubungannya dengan kebutuhan akan privasi dan independensi ialah preverensi dan kemampuan pengaktualisasi-pengaktualisasi diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik. Karena mereka tidak lagi didorong oleh motif- motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia yang nyata untuk kepuasan mereka karena pemuasan dari motif-motif pertumbuhan datang dari dalam. Perkembangan mereka tergantung pada potensi-potensi dan sumber-sumber dari dalam diri mereka sendiri.  Kesegaran dan Apresiasi Maslow menemukan bahwa para subjeknya menunjukkan kesanggupan untuk menghargai bahkan terhadap hal-hal yang biasa sekalipun. Menurut Maslow, mereka menghargai hal-hal yang pokok dalam kehidupan dengan rasa kagum, gembira dan bahkan heran, meski bagi orang lain hal-hal tersebut membosankan bagi orang-orang yang self-actualized kehidupan yang rutin akan tetap merupakan fenomena baru yang mereka hadapi dengan “keharuan”, kesegaran, dan apresiasi.  Pengalaman puncak atau Pengalaman mistik Maslow mengamati bahwa orang-orang yang self-actualized umumnya memiliki apa yang ia sebut pengalaman puncak atau pengalaman mistik. Pengalaman puncak
  • 28. 26 menunjuk kepada momen-momen dari perasaan yang mendalam dan meningginya tegangan seperti yang dihasilkan oleh relaksasi dan orgasme seksual. Menurut Maslow, pengalaman puncak ini diperoleh subjek dari kreativitas, pemahaman, penemuan dan penyatuan diri dengan alam.  Minat sosial Meskipun orang-orang yang self-actualized itu kadang-kadang merasa terganggu, sedih dan marah oleh cacat atau kekurangan umat manusia, mereka mengalami ikatan perasaan yang mendalam dengan sesamanya. Konsekuensinya, mereka memiliki hasrat yang tulus untuk membantu memperbaiki sesamanya. Bagi orang-orang yang self- actualized, bagaimanapun cacat atau bodohnya, manusia adalah sesama yang selalu mengundang simpati dan persaudaraan.  Hubungan Antarpribadi Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain daripada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain. Akan tetapi hubungan antar pribadi mereka, walaupun lebih kuat, namun jumlahnya lebih sedikit daripada hubungan antarpribadi dari orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri.  Berkarakter demokratis Maslow mengatakan bahwa orang-orang yang self-actualized memiliki karakter yang demokratis dalam pengertiannya yang terbaik. Karena mereka bebas dari prasangka, maka mereka cenderung menaruh hormat kepada semua orang. Lebih dari itu mereka bersedia untuk belajar dari siapa saja yang bisa mengajar mereka tanpa memandang derajat, pendidikan, usia, ras, ataupun keyakinan-keyakinan politik.  Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana untuk mencapainya. Akan tetapi, hal ini lebih sulit karena kegiatan-kegiatan dan pengalaman- pengalaman tertentu yang merupakan sarana bagi orang-orang yang kurang sehat kerap
  • 29. 27 kali dianggap oleh pengaktualisasi-pengaktualisasi diri sebagai tujuan dalam dirinya sendiri. Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.  Rasa humor yang filosofis Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia pada umumnya, tetapi bukan kepada seorang individu yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat instruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menimbulkan tertawa. Itu adalah semacam humor yang bijaksana yang mengakibatkan suatu senyuman dan anggukan tanda mengerti daripada gelak tertawa yang keras.  Kreativitas Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisasi diri. Mereka adalah asli, inventif dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan sesuatu karya seni. Kreativitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan bereaksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni. Jadi, orang-orang dalam pekerjaan apa sja dapat memperlihatkan kreativitas. Bagi Maslow bukanlah suatu kejutan apabila ia menemukan bahwa orang-orang yang dipelajarinya ini yang ia sebut sebagai orang- orang yang self-actualized, memiliki ciri kreatif. Maslow mengartikan kreativitas pada orang-orang yang self-actualized sebagai suatu bentuk tindakan yang asli, naif, dan spontan sebagaimana yang dijumpai pada anak-anak yang masih polos dan jujur.  Resistensi terhadap Inkulturasi Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk berfikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang-orang lain. Akan tetapi mereka tidak terus menentang kebudayaan. Mereka tidak sengaja melanggar aturan-aturan sosial untuk memperhatikan independensi hanya apabila timbul suatu soal yang sangat
  • 30. 28 penting bagi pribadi (biasanya suatu masalah moral atau etis), mereka akan terus terang menentang aturan-aturan dan norma-norma masyarakat. 5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS, GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN) Istilah solidaritas dalam kamus ilmiah populer diartikan sebagai “kesetiakawanan dan perasaan sepenanggungan”. Sementara Paul Johson dalam bukunya mengungkapkan: Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada keadaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karena hubungan hubungan serupa itu mengandaikan sekurang kurangnya satu tingkat/derajat consensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu. Adapun pengertian tentang solidaritas ini selanjutnya lebih diperjelas oleh Durkheim sebagai berikut: Solidaritas adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Kalau orang saling percaya maka mereka akan menjadi satu/menjadi persahabatan, menjadi saling hormat-menghormati, menjadi terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa solidaritas sosial adalah adanya rasa saling percaya cita-cita bersama kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama yang dapat membuat individu merasa nyaman dengan kelompok atau komunitas dalam masyarakat. Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern. Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi perhatian Durkheim dalam perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritasnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas yang berbeda dengan bentuk solidaritas pada masyarakat modern. Seperti yang di tulis oleh George Ritzer dalam bukunya sebagai berikut: Durkheim paling tertarik pada cara yang berubah yang menghasilkan solidaritas sosial, dengan kata lain, cara yang berubah yang mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya melihat dirinya sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Untuk menangkap perbedaan
  • 31. 29 tersebut Emile Durkheim mengacu kepada dua tipe solidaritas yaitu Mekanik dan Organik. Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanik bersatu karena semua orang adalah generalis. Ikatan diantara orang orang itu ialah karena mereka semua terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawab- tanggung jawab yang mirip. Sebaliknya, suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan perbedaan diantara orang-orang, oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggungjawab yang berbeda. Dari ungkapan diatas terdapat perbedaan dalam suatu kelompok masyarakat, karena cara masyarakat sederhana dan masyarakat modern melihat dirinya dalam suatu kelompok/ komunitas itu berbeda. Masyarakat sederhana merasa dia bersatu dalam komunitas karena merasa semua orang adalah sama yang dapat mempersatukan orang-orang dengan sebuah kelompok adalah karena dia mempunyai sebuah kegiatan yang sama dan juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang sama. Sementara masyarakat modern merasa bahwa dia bersatu dalam suatu komunitas atau kelompok dikarenakan ada sebuah pembagian kerja dimana setiap orang mempunyai posisi yang berbeda dalam suatu komunitas tetapi mempunyai ketergantungan yang tinggi antar sesama anggotanya. Untuk melihat perbedaan ini lah Durkheim membagi solidaritas menjadi dua tipe yaitu mekanik dan organik.Dari beberapa pengertian diatas tentang solidaritas mekanik dan organik agar lebih jelas akan uraikan sebagai berikut: a. Solidaritas Mekanik Solidaritas mekanik adalah rasa solidaritas yang didasarkan pada suatu kesadaran kolektif yang menunjuk kepada totalitas kepercayaan kepercayaan yang rata rata ada pada masyarakat yang sama, yaitu mempunyai pekerjaan yang sama pengalaman yang sama sihingga banyak pula norma-norma yang dianut bersama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Emile Durkheim dalam bukunya: Solidaritas mekanik di dasarkan pada suatu bersama (collective consciousness/conscience), yang menunjuk kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu. Hal ini merupakan suatu solidaritas yang tergantung pada individu-individu yang memiliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan dan pola normatif yang sama pula. Karena itu individualitas tidak berkembang, individualitas terus menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali untuk konformitas. Bagi Emile Durkheim solidaritas mekanik
  • 32. 30 didasarkan pada suatu kesadaran kolektif yang menunjuk kepada totalitas kepercayaan kepercayaan yang rata rata ada pada masyarakat yang sama. Solidaritas mekanik juga dicontohkan oleh Emile Durkheim terhadap kelompok masyarakat yang berkumpul atas keinginan bersama dan tujuan yang ingin dicapai bersama dalam satu kelompok masyarakat yang ditulis oleh Jahson dalam bukunya sebagai berikut: Apa yang mempersatukan jamaah Gereja? apa ikatan sosial yang mengikat individu itu dengan kelompoknya? tentu bukan karena paksaan fisik, dalam suatu masyarakat bebas dimana ada pemisah antara agama dan negara. Juga mungkin bukan harapan ekonomi, meskipun untuk beberapa orang hal ini mungkin secara tidak langsung sebagai akibat dari kontak sosial yang sudah terjalin. Ikatan utamanya adalah kepercayaan bersama, cita-cita dan komitmen moral. Orang yang sama sama memiliki kepercayaan dan cita cita ini merasa bahwa mereka mestinya bersama-sama karena mereka berpikiran serupa. Tentunya sesuai contoh diatas yang dapat mempersatukan masyarakat untuk beribadah bukanlah kebutuhan ekonomi, karena para jamaah yang berkumpul di gereja tidak ada yang mendapatkan imbalan ketika mereka melakukan ibadah, dan tidak ada yang mendapatkan tekanan emosional takut untuk di pecat sebagai anggota jamaah gereja. hal ini sangat berbeda dari solidaritas organik yang dapat mempersatukan suatu masyarakat yang didasarkan pada kebutuhan ekonomi, dan takut di pecat dari perusahaan jika tidak hadir dalam sebuah acara yang sudah ditentukan. Para jamaah berkumpul di gereja bukan karena ada faktor tekanan dari sebuah negara, karena sudah banyak negara sekular, dimana agama dipisahkan dari negara, dan gereja masih tetap dipenuhi oleh jamaahnya. Mereka berkumpul dalam greja tersebut dikarenakan sama-sama memiliki kepercayaan dan cita cita yang sama dan mereka merasa bahwa seharusnya bersama-sama karena mereka berpikiran serupa dan mempunyai kepercayaan yan sama. Pada intinya suatu masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanik adalah bersatu karena merasa semua orang yang ada di sekitarnya adalah sama. Yang menjadi ikatan atau pengikat diantara orang orang itu adalah karena mereka semua terlibat dalam kegiatan kegiatan yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Dan cenderung solidaritas dengan tipe ini merupakan bentuk solidaritas masyarakat desa.
  • 33. 31 b. Solidaritas Organik Solidaritas sosial yang berkembang pada masyarakat masyarakat kompleks berasal lebih dari kesaling tergantungan daripada kesamaan bagian-bagian. Lebih jelasnya, Johnson menguraikan bahwa: solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas itu didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil dari bertambahnya spesialisasi dan pembagian pekerjaan yang memungkinkan dan juga menggairahkan bertambahnya perbedaan dikalangan individu. Solidaritas organik munncul karena pembagian kerja yang ada pada masyarakat sederhana semakin bertambah, yang awalnya masyarakat hanya bercocok tanam bekerja menjadi nelayan yang hal itu bisa dilakukan bersama-sama oleh masyarakat sehingga emosional antara sesama masyarakat sangat dekat mempunyai norma yang sama dan kepercayaan yang sama antara masyarakat.Hal itu menjadi berbeda ketika pembagian kerja yang ada pada masyarakat bertambah, masyarakat mulai mengenal dunia modern dimana kesamaan provesi dalam bekerja sudah tidak ada lagi seperti adanya industri pabrik ataupun perusahaan perusahaan yang meproduksi barang-barang elektronik dan lain-lain, pembagian kerja pada masyarakat seperti ini yang menjadi pemersatu dalam masyarakat bukanlah kesamaan rasa dan kesamaan provesi melainkan mereka bersatu karena adanya ketergantungan yang tinggi dalam sutau perusahaan kerja ataupun suatu Industri pabrik. Munculnya perbedaan perbedaan dikalangan individu yang di akibatkan oleh pembagian kerja yang begitu kuat ini dapat mero kesadaran kolektif yang ada pada masyarakat sederhana. Sepeti dikatakan Emile Durkheim : "itulah pembagian kerja yang terus saja mengambil peran yang tadinya diisi oleh kesadaran kolektif" . Pembagian kerja terus saja mengambil peran yang awalnya dimainkan oleh kesadaran kolektif bersama menjadi hubungan kontraktual dalam masyarakat. Menurut George Ritzer 'solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan diantara orang-orang , oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Karena dalam masyarakat organik melaksanakan setiap perkerjaan yang relatif sempit, mereka banyak membutuhkan tenaga dari orang lain agar dapat memenuhi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu masyarakat organik dalam pandangan Durkheim,"dipersatukan oleh spesialisasi orang-orang dan kebutuhan mereka untuk
  • 34. 32 layanan-layanan dari banyak orang lain. Doile Paul Jahson dalam bukunya memberikan contoh tentang solidaritas organik sebagai berikut: Coba lihat satu perusahaan dagang. Apa yang mempersatukan organisasi seperti itu ? besar kemungkinan, sebagian besar motifasi anggota anggotanya adalah ke inginan mereka akan imbalan ekonomi (gaji atau keuntungan) yang diterimanya atas partisipasinya. Tetapi kepentingan ekonomi pribadi seperti ini tidak menjelaskan secara lengkap integrasi sosial yang ada dalam satu organisasi dagang. Sebaliknya, organisasi itu mungkin memperlihatkan saling ketergantungan yang penting antara para anggota yang berpartisipasi dengan masing masing sumbangan pribadinya yang tergantung pada sumbangaan beberapa orang lainnya. Jadi misalnya, dalam satu perusahaan pabrik ada kecenderungan bahwa orang yang bekerja di mesin, orang yang memperbaiki mesin, pengawas, penjual, yang memegang pembukuan, yang belanja alat alat, menejer, ahli hubungan masyarakat, sekertaris dan seterusnya, dengan kegiatan spesialisasi dari orang orang ini yang saling behubungan dan saling tergantung sedemikianrupa sehingga sistem itu membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi yang didasarkan pada saling ketergantungan. Berdasarkan contoh perusahaan dagang tersebut yang dapat mempersatukan organisasi seperti itu adalah motivasi ekonomi diantara para anggota yang bergabung dalam perusahaan itu seperti ada gaji yang diharapkan atau keuntungan yang dapat di terima oleh para anggota yang bergabung dalam komunitas tersebut. Saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang laiinya inilah yang dapat menyatukan masyarakat dalam sebuah perusahaan bukan karena ada kesamaan profesi, kesamaan norma dan kepercayaan seperti solidaritas mekanik. Dan solidaritas organik ini merupakan solidaritas yang umumnya terjadi pada masyarakat kota. Adapun dari dua bentuk solidaritas yang sudah dijelaskan diatas, kemudian terbentuk komunitas-komunitas karena adaya suatu kesamaan dari berbagai hal atau kepentingan yang di mana dapat dikatakan sebagai suatu kelompok sosial. Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari beberapa individu yang hidup bersama dengan hubungan timbal balik yang intensif dan teratur. Kelompok sosial dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft atau Community and
  • 35. 33 Society (1887) membedakan tipe kelompok sosial menjadi dua yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk membedakan antara kehidupan perkotaan dan pedesaan atau kehidupan komunitas dan kehidupan dalam masyarakat massa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu komunitas terbentuk karena ada suatu kesamaan tujuan, kepentingan, dan sebagainya yang didorong karena adanya solidaritas tadi. Nah, hal tersebut berkaitan antara 2 bentuk solidaritas yang sudah dijelaskan dengan pembagian kelompok sosial, sebagai berikut: a. Gemeinschaft Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft adalah asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial daripada keinginan dan kebutuhan individu mereka. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan sehingga melahirkan rasa solidaritas yang tinggi (solidaritas mekanik). Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang kemudian diperkuat dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu. Di pedesaan, masyarakat tani yang melambangkan Gemeinschaft, hubungan pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan aturan sosial tradisional. Orang-orang memiliki hubungan tatap muka yang sederhana dan langsung satu sama lain yang ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi alami dan spontan serta ekspresi sentimen. Dalam Kamus Sosiologi (2010), Nicholas Abercrombie, menjelaskan masyarakat yang ditandai dengan hubungan paguyuban bersifat homogen. Sebagian besar terikat kekerabatan dan hubungan organik dan memiliki kohesi moral yang didasarkan pada sentimen keagamaan yang umum. Horace Miner menggambarkan Gemeinschaft untuk merujuk pada komunitas perasaan, semacam kesatuan ide dan emosi, berasal dari persamaan dan pengalaman hidup bersama. Orang sering berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun
  • 36. 34 hubungan yang dalam dan jangka panjang. Kontrol sosial dalam Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara informal seperti persuasi moral, gosip dan bahkan gerak tubuh (gestur). Dikutip dari Dasar-dasar Sosiologi (2009) karya Syahrial Syarbaini Rusdianta, Gemeinschaft atau masyarakat paguyuban dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu Gemesinschaft by blood, Gemeinschaft by place, dan Gemeinschaft of mind.  Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.  Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.  Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk saling berhubungan secara teratur. b. Gesellschaft Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Gesellschaft adalah masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting daripada asosiasi sosial. Adapun patembayan merupakan konsep yang merujuk pada hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah. Kadangkala individu tidak saling mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi kurang berperan dengan baik. Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh pemikiran yang sama. Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan oleh msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri besar. Dalam Gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan penghitungan melemahkan ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Dengan kata lain, Gemeinschaft menembus struktur Gesellschaft. Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan ekonomi dan politik lainnya. Gesellschaft merupakan karakteristik tipe ideal kehidupan perkotaan modern sehingga cenderung memiliki bentuk solidaritas organik. Seringkali
  • 37. 35 dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat atau massa masyarakat yang didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari kelompok asosiasi. Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas, pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi. Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder. Singkatnya, Gesellschaft adalah logika pasar, di mana hubungan bersifat kontraktual, impersonal dan sementara (temporer). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari perbedaan Gemeinschaft dan Gesselschaft berikut ini: a. Ciri-ciri Gemeinschaft (paguyuban) adalah sebagai berikut:  Ikatan sosial bersifat personal.  Tipikal masyarakat rural.  Tipikal masyarakat tradisional.  Tipikal masyarakat petani.  Tradisi masih kuat.  Hubungan sosial bersifat tradisional.  Hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.  Sistem kekeluargaan dan kekerabatan masih kuat.  Tindakan sosial berdasarkan keyakinan.  Mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama.  Komposisi masyarakat bersifat homogen.  Tatanan sosial dibentuk oleh tradisi.  Interaksi sosial bersifat emosional.  Pembagian kerja sederhana. b. Ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah sebagai berikut:  Ikatan sosial bersifat impersonal.  Tipikal masyarakat urban.  Tipikal masyarakat modern.  Tipikal msayarakat industri.  Tradisi lemah.  Hubungan sosial bersifat kontraktual.  Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
  • 38. 36  Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.  Tindakan sosial berdasarkan komando.  Mengedepankan prinsip efisiensi.  Komposisi masyarakat bersifat heterogen.  Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.  Interaksi sosial bersifat rasional.  Pembagian kerja bersifat kompleks.  Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn sosial.
  • 39. 37 DAFTAR PURTAKA Baharuddin. (2015). Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya. Jurnal Al-Hikmah , 180- 205. Dra. Hertati, M. (2006). ISBD dalam Perspektif Pendidikan Umu, serta Latar Belakang Arah Pengembangan MBB-ISBD. Batam: McConnel, Fifty-Fifty Year Book. Irwan, G. (2019). Maslow's Hierarchy of Needs:5 Kebutuhan Dasar. Dipetik 6 9, 2021, dari https://www.glngirwn.com/blog/hierarki-kebutuhan-maslow/ Januartha, A. (2018). Definisi Kebudayaan Menurut Beberapa Ahli. Dipetik 6 9, 2021, dari http://blog.ui.ac.id/agusjanuartha/definisi-kebudayaan-menurut-beberapa-ahli M. Chairul Basrun Umanailo, S. (2016). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Maluku: FAM PUBLISHING. Pengertian dan Perbedaan Gemeinschaft dan Gesselschaft. (2019). Dipetik 6 9, 2021, dari Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/200000469/pengertian-dan-perbedaan- gemeinschaft-dan-gesellschaft?page=all#page2 Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), Ruang Lingkup, Tujuan, dan Contohnya. (2021, 1 13). Dipetik 6 9, 2021, dari dosensosiologi.com: https://dosensosiologi.com/ilmu-sosial-budaya-dasar/ Putri, A. S. (2019, 12 10). Interaksi Sosial:Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya. Dipetik 6 5, 2021, dari https://amp-kompas- com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/2019/12/10/161818569/intera ksi-sosial-pengertian-syarat-ciri-jenis-dan-faktornya Sujadi, E. (2011, 2 27). Teori Kepribadian Humanistik. Dipetik 6 9, 2021, dari http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/02/teori-kepribadian-humanistik- abraham.html?m=1
  • 40. 38 Teori Solidaritas dari Mekanik Hingga Organik. (2019). Dipetik 6 9, 2021, dari Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori- solidaritas-dari-mekanik-hingga-organik?page=all Wahyuningsih, W. (2017, 9 24). Teori-Teori Budaya. Dipetik 6 5, 2021, dari http://blog.unnes.ac.id/wiwinwahyu99/2017/09/24/teori-teori-budaya/ Wibowo, A. (2008). Teori Kebudayaan Dan Ilmu Pengetahuan Budaya. Dipetik 6 5, 2021, dari https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan-dan-ilmu- pengetahuan-budaya/amp/