SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
1
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)
Dosen Pengampu :
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh :
Nama : Desy Aryanti Pardilla Vitri
NIM : K1A020013
Prodi/Kelas : Farmasi/A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR.............................................................................................................................3
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA.......................................................................................... 10
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL........................................................................................................................... 19
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA...........................................................................................25
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS
GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)...................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................37
3
1) PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
Pengertian dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya Dasar merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk mata
kuliah umum yang diajarkan dilingkungan perguruan tinggi sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 Ayat 91)
butir e dikemukakan bahwa : “Pendidikan dan tenaga kependidikan berhak memperoleh
kesempatan menggunaan sarana prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas”. Pasal ini memberikan peluang kepada pendidik (dosen)
untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan dukungan sarana, prasarana dan
fasilitas yang memadai. Pendidikan berkewajiban “menciptakan suasana yang bermakna,
menyenangkan, kecatif, dinamis dan dialogis”, sehingga proses pembelajarandapat
berjalan dengan baik. ISBD sesuai dengan namanya mata kuliah ini merupakan mata
kuliah dasar yang mendasari mata kuliah lainnya dalam lingkup ilmu-ilmu sosial dan
humaniora. Dalam meningkatkan mutu dan hasil pendidikan UNESCO
mendeklarasikan empat pilar pembelajaran yaitu :
1) Learning to know, yaitu pembelajaran untuk tahu;
2) Learning to do, yaitu pembelajaran untuk berbuat;
3) Learning to be, yaitu pembelajaran untuk membangunjati diri;
4) Learing to live together, yaitu pembelajaran untuk hidup bersama secara
harmonis .
Misi ini khususnya learing to live together dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora bahkan juga dalam science tidak mungkin dikmbangkan secara speculative
thingking. Sebagaimana dikehendaki oleh filsafat, ilmu-ilmu sosial dan humaniora
mengembangkan pendidikan secara sistematis . Bidang-bidang ilmu yang ada menjadi
alat untuk mengkaji fenomeno dan problem sosial serta budaya yang terjadi sehingga
seseorang mampu memecahkan masalah sosial dan masalah budaya tersebut. Oleh
karena itu mahasiswa sebagai pribadi anggota keluarga dan masyarakat diharapkan
mampu memecahkan masalah budaya dan sosial sehingga tercipta suasana dan
komunikasi yang baik secara menyenangkan, bermakna, kreatif, dinamis, dan dialog
kreatif.
4
Ilmu sosial dan budaya dasar identik dengan basic humanities. Humanities berasal
dari kata latin human yang berarti manusiawi, yang berbudaya dan berbudi halus
(refined) diharapkan seseorang mempelajari basic humanities tidaklah sama dengan the
humanities (pengetahuan budaya) yang menyangkut keahlian filsafat dan seni; seni
pahat, seni tari, dan lain-lain (Tim Penyusun MKD, 2018). Seperangkat konsep dasar
ilmu sosial dan budaya dasar tersebut secara interdisiplin digunakan sebagai alat bagi
pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.
Dengan demikian ilmu sosial dan budaya dasar memberikan alternatif sudut pandang
atas pemecahan masalah sosial dan budaya di masyarakat. Berdasarkan pemahaman
yang diperoleh dari kajian ilmu sosial dan budaya dasar, mahasiswa dapat
mengorientasikan diri untuk selanjutnya mampu mengetahui ke arah mana pemecahan
masalah harus dilakukan.
Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat interdisiplin atau
multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial.
pendekatan dalam ilmu sosialbudaya dasarbersumber dari dasar-dasar ilmu social dan
budaya yang bersifat terintegrasi.ilmu sosialbudaya dasardigunakan untuk mencari
pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu sosial
lebih bersifat subjek oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial
tersebut. Misalnya, ilmu ekonomi melihat suatu masalah melalui prespektif ekonomi
serta pemecahan masalah pun dari sudut pandang ekonomi pula. Pendekatan dalam ilmu
sosial budaya dasar akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusiaan,
dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan ini pula maka
mahasiswa tidak jatuh dalam sifatpengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu secara
mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. dewasa ini
perkembangan sebuah masalah semakin kompleks. Kajian atas suatu masalah
membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi
pemecahannya.
Ilmu sosial budaya dasar sebagai kajian masalah social, kemanusiaan dan budaya,
sekaligus pula member dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial
yang terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di bebankan
pada ilmu sosial budaya dasar yang lebih bersifat teoritis, baik yang menyangkut ruang
5
lingkup, metode dan sistematikanya. Demikian pula halnya dengan pendekatan dalam
ilmu-ilmu alam atau yang bersifat eksakta. Pendekatan dalam ilmu-ilmu alam dalam
mengkaji gejala alamiah juga bersifat subject oriented. Mahasiswa yang menekuni ilmu-
ilmu eksakta akan mengkaji gejala alam menurut sudut pandang ilmu mereka. Dengan
diberikan kajian ilmu sosialbudaya dasardiharapkan dapat member wawasan akan
pentingnya pendekatan sosial dan budaya dalam menangani masalah alam.
Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok
pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya. Ilmu sosial budaya
dasar merupakan sebagai integarasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-dasar
pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu
mengkaji masalah social, kemanusian,dan budaya. Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar
juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusian,dan
budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga mampu
mengkaji sebuah masalah kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian puladengan
solusi pemecahannya. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan
yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan
sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang
dari ilmu sosial.
Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial
budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar
dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm
yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu
sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang artinya manusia, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities
6
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-
nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak
meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui
pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu
dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu;Ilmu-ilmu Alamiah
(natural scince). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-
keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini
kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.Ilmu-ilmu sosial (social
scince).
Dalam memahami ISBD perlu lebih dahulu dipahami pengelompokan ilmu
pengetahuan. Prof. Dr. Harsja Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok Ilmu Alamiah (Natural Sciences)
2. Kelompok Ilmu Sosial (Social Sciences)
3. Kelompok Pengetahuan Budaya (The humanities)
Yang pertama, kelompok llmu alamiah Bertujuan untuk memahami keteraturan
yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah.
Yang ketiga, kelompok ilmu sosial bertujuan untuk memahami keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu, digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman sebagai ilmu alamiah. Akan tetapi hasil penelitiannya tidak
mungkin seratus persen benar, hanya mendekati kebenaran dan tidak pula 100% salah
sebab keteraturan dalam hubungan antar manusia dapat berubah dari waktu kewaktu.
Contoh : Ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial dan
sosiologi hukum. Dan yang ketiga, kelompok ilmu budaya Bertujuan untuk memahami
dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusia. Untuk mengkaji hal itu
digunakan metode pengungkapan peristiwa dan pernyataan yang bersifat unik,
kemudian diberi arti. Peristiwa dan pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam
7
tulisan-tulisan. Termasuk pengetahuan budaya antara lain adalah Filsafat, seni, sejarah,
antropologi budaya, hukum dan agama.
Berdasarkan pengelompokan ilmu dan pengetahuan diatas ISBD disatu sisi
termasuk dalam kelompok ilmu sosial dan sisi lain termasuk kelompok pengetahuan
budaya. Oleh karena itu metode pendekatannya menggunakan gabungan (combined
approach), yaitu disatu sisi pendekatan terhadap manusia sebagai makhluk sosial dan
interaksi dalam kelompok sosialnya, disisi lain pendekatan terhadap manusia sebagai
makhluk budaya dan kemanusiaan. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon)
adalah kodrat, artinya manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan
berkembang sempurna apabila tidak hidup bersama dengan individu manusia lain.
Manusia sebagai makhluk budaya adalah juga kodrati artinya sejak lahir sudah menjadi
makhluk yang paling sempurna karena dibekali sang pencipta dengan akal, perasaan,
kehendak untuk berbuat hati, memiliki jiwa dan perasaan. Pengetahuan budaya (tha
humanities) mengkaji nilai manusia sebagai makhluk budaya (homo humanus).
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat
kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di
masyarakat yang cenderung berubah-ubah.Pengetahuan budaya (the humanities)
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-
peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Latar belakang ilmu sosial budaya dasar dalam konteks budaya, negara dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaraman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuandan kedaerahan.
2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung terus menerus menimbulkan
dampak positive dan dampak negative berupa terjadinya pergeseran nilai budaya
sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih
jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
8
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung terhadap kemajuan yang telah diciptakannya itu. Hal ini
merupakan sikap ambivalen teknologi, yang disamping memberikan segi positf,
juga memiliki segi negatif.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-
nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri.
Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar (ISBD) merupakan Mata kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB) dengan visi “Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia
terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan
kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika,etika, dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat”. Adapun misinya adalah “Memberikan landasan dan
wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, pekam dan arif pada mahasiswa
untuk memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam
kehidupanbermasyarakatselaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta
bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya”.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan suatu
rangkaian pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang
terwujud daripadanya. Selain itu, mata kuliah ini pada prinsipnya sebagai pengatur
dasar menuju pengenalan teori ilmu-ilmu social dan kebudayaan sehingga diharapkan
mahasiswa dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidisipliner tentang
keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Penyajian mata kuliah ilmu sosialbudaya dasar tidak lain merupakan usaha
yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan demikian, mata kuliah ilmu sosial budaya dasar tidak untuk mendidik
ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya,
9
akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk menjangkau tujuan tersebut ilmu sosialbudaya dasardiharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
9tentang masalah kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis
mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa menjadi calon pemimpin bangsa dan negara serta
ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat
kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang
lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang
berpandangan kurang luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu
berdialog satu dan yang lainnya. Dengan memilki satu bekal yang sama, pars
akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
Menurut Sihotang (2008) dalam bukunya yang berjudul “ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR (ISBD)” tertulis bahwa tujuan ISBD dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan ISBD secara umum bertujuan untuk :
a. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan budaya
b. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah-masalah
sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya
c. Kemampuan menyelesaikan secara kritis , analitis, responsive, arif, dan manusiawi
masalah-malasah tersebut
2. Tujuan Khusus
Disamping tujuan umum ISBD secara khusus bertujuan untuk :
10
a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya
terutama untuk kepentingan profesi.
b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah kemanusiaan
serta mengembangkan kemampuan daya krtis terhadap kedua masalah tersebut.
c. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat kedaerahan
dan tidak terkotak-kotak(bersifat primordialisme) oleh disiplin ilmu yang ketat
dalam menanggapi dan menangani masalh dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial
budaya.
d. Membina kemampuan berfikir dan bertindak obyektif untuk menangkal pengaruh
negative yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
e. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi.
2) PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan Sosial Budaya sesungguhnya berasal dari dua konsep yang berbeda,
pertama perubahan sosial yang dilihat dari kacamata sosiologi dan kedua perubahan
kebudayaan yang dilihat menggunakan kacamata antropologi. Namun secara singkat
dapat diartikan bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan yang mencakup
hamper semua aspek. Kehidupan sosial budaya dari suatu masyarakat atau komunitas.
Pada hakikatnya, proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan perubahan baru
yang dilakukan oleh masyarakat tersebut guna meningkatkan taraf hidup dan kualitas
kehidupannya. Meskipun demikian perubahan sosial budaya tidak terlepas dari
penilaian tentang akibat positif dan negative dari sesponden yang mengalami proses ini
secara langsung.
Menurut Kingsley Davis dalam Nanang (2012:4) bahwa perubahan sosial
merupakan suatu perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Menurut Soemardjan, perubahan sosial meliputi segala perubahan yang
terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyrakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, yang termasuk di dalamnya yaitu nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat. Perubahan sosial dapat
diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu
masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya
11
mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari
kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial
yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-
kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan
pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu,
penduduk yang heterogen, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula
dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma,
bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal. Perubahan sosial
adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perkelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Definisi ini menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya mempengaruhi
segi-segi lain struktur masyarakat. Lembaga sosial ialah unsur yang mengatur pergaulan
hidup untuk mencapai tata tertip melalui norma. Perubahan Sosial Budaya
sesungguhnya berasal dari dua konsep yang berbeda, peratma perubahan sosial yang
dilihat dari kacamata sosiologi dan kedua perubahan kebudayaan yang dilihat
menggunakan kacamata antropologi. Namun secara singkat dapat diartikan bahwa
perubahan sosial budaya adalah perubahan yang mencakup hamper semua aspek.
Kehidupan sosial budaya dari suatu masyarakat atau komunitas. Pada hakikatnya,
proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan perubahan baru yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut guna meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupannya.
Meskipun demikian perubahan sosial budaya tidak terlepas dari penilaian tentang akibat
positif dan negative dari sesponden yang mengalami proses ini secara langsung.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur, unsur sosial,kultur,
fungsi dan lembaga dalam suatu masyarakat dan perubahan itu terjadi karena adanya
arus urbanisasi dan modernisasi. Sedangkan perubahan sosial budaya adalah perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur sosial dan unsur-unsur budaya dalam kehidupan
masyarakat. Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu
masyarakat, atau karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, dikarenakan
12
berubahnya sistem komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem
hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan ini
menyangkut pada seluruh segmen yang terjadi di masyarakat pada waktu tertentu.
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuahhasil atau produk tetapi
merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang
diambil oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan
yang menarik untuk memahami perubahan sosial. Berdasarkan besar kecilnya pengaruh
yang terjadi pada masyarakat, perubahan sosial dibagi menjadi 2, yakni perubahan
sosial yang besar dan perubahan sosial yang kecil. Perubahan sosial yang besar pada
umumnya adalah perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat.
Misalnya, terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris. Di sini
lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja,
sistem pemilikan tanah, klasifikasi masyarakat, dan lainnya. Sedangkan perubahan
sosial yang kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa akibat yang langsung pada masyarakat. Misalnya,
perubahan bentuk potongan rambut pada seseorang, tidak akan membawa pengaruh
yang langsung pada masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidak akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam
suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Dalam kehidupan nyata, perubahan
sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan terjadi. Setiap segmen masyarakat
hendaknya fleksibelterhadap perubahan yang akan terjadi baik cepat maupun lambat.
Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan mengurangi tingkat pengaruh negatif
dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun dapat berasal dari dalam maupun luar.
Ada yang berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai sebuah
transformasi budaya dan institusi sosial yang merupakan hasil dari proses yang
berlangsung terus-menerus dan memberikan kesan positif atau negatif. Perubahan sosial
juga diartikan sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan prilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.
13
Berikut ini ada beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh para
ahli sosiologi :
1. Max Iver mengemukakan bahwa perubahan sosial berarti perubahan dalam
hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
(dalam buku A Text Book Fo Sociology).
2. Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan pariasi cara-carahidup yang
telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, idiologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan
baru dalam masyarakat (http://id.wakipedia. com/wiki/ perubahansosial budaya).
3. Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi
dalam stuktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human Society)
4. Selo Sumardjan mengartikan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakat-an di dalam satuan masyarakat (dalam buku
perubahan sosial di Yogyakarta).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan
fungsi sosialnya. Oleh karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan
kebudayaan dan seringkali perubahan sosial berkaitan pada perubahan budaya.
Kemudian, berikut ini pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa tokoh :
1. Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi
dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku
Sociological Writings).
2. W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan sustu
budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku
Sociology in Changing World).
Perubahan sosial dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Sesuai
perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya.
Suatu perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak
dapat lepas dari kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan
garis pemisah antaraperubahan sosial dan perubahan budaya, karena tidak ada
masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan
yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial dan
14
budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan
suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan tentang cara suatu masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Meskipun perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang
erat, namun keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan
budaya dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi
struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan
dalam segi budaya masyarakat. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok
umur, jenis pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk. Perubahan budaya meliputi
penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan mortalitas,
bentuk seni baru dan kesetaraan gender. Perubahan budaya dalam masyarakat meliputi
berbagai bentuk meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan laoin
sebagainya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan mencakup bagian yang lebih luas
dari perubahan sosial, namun didalamnya tidak termasuk berkaitan dengan organisasi
sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan sangat erat.
Kebudayaan adalah cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi
ytang bersifat komunikatif seperti simbol-simbol dan bahasa yang menjadi alat
pertemuan antar individu atau kelompok. Kebudayaan merupakan hubungan yang
kompleks antara pengetahuan, kepercayaan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan
setiap kemampuan manusia untuk mengembangkan kebiasaan sebagai warga
masyarakat. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama
yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu
perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya (Soemardjan, 1982).
Kebudayaan sebagai sebuah pendekatan dalam perubahan sosial berorientasi pada hal-
hal yang lebih mikro seperti pandangan, sikap, dan orientasi individu. Hal ini yang
membedakan antara disiplin sosilogi dan antropologi mengenai perubahan sosial.
Sosiologi lebih menekankan aspek makro dalam perubahan sosial seperti jumlah
penduduk dan perkembangan ekonomi. Sosiologi memusatkan pada ketegangan antar
kelompok sebagai faktor penyebab perubahan. Meskipun terdapat perbedaan, namun
pendekatan sosiologi dan antropologi cenderung saling berhimpitan.
15
Terkadang perubahan sosial dan budaya mengalami tumpang tindih, sebagai
contoh saat ini masyarakat meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan
perubahanyang seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan
perempuan secara sosial. Untuk mengatasi ketumpang tindihan tersebut maka sering
kita gunakan istilah perubahan sosial budaya untuk mencakup kedua perubahan tersebut.
Dengan demikian, suatu perubahan dikaitkan sebagai perubahan sosial budaya apabila
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap
masyarakat mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan
pada lembaga sosial yang ada
3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan
sementara karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena
keduanya saling berkaitan.
Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya
1. Perubahan dari dalam Masyarakat
Perubahan dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut:
a. Perubahan Penduduk: Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang
dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan
penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat
tinggal yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau
terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan
menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya pada perubahn penduduk dalam
program transmigrasi dan urbanisasi.
b. Pemberontakan atau Revolusi:Pemberontakan akan menyebabkan perubahan sosial
budaya, contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada
tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga
dilarangnya ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran komunis di Indonesia
ini disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan
dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
16
c. Peranan Nilai yang Diubah: Perubahan juga dapat disebabkan berubahnya perana
nilai di masyarakat. Misalnya, sosialisasi program keluarga berencana mampu
untuk menghambat pertambahan penduduk. Contohnya sebelum ada program
keluarga berencana dari pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluargaakan
terlihatcenderung meningkatkan mempunyai anak banyak, namun setelah ada
sosialisasi program keluarga berencana masyarakat tumbuh kesadaran untuk
membatasi kelahiran anak demi masa depan dan kesejateraan anak itu sendiri.
d. Peranan Tokoh Kharismatik: Tokoh kharismatik adalah tokoh yang disegani,
dihormati dan diteladani oleh masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa
pengaruh dalam perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno sebagai
presiden RI memilikikharismatik dihadapan rakyatkarena keahliannya dapat
berpidato dengan baik.
e. Penemuan Baru: Adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu
berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa
perubahan dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan
membawa perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan
terbentuk status social /berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak
memiliki mobil bisa dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan
orang yang memiliki mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa
dianggap lebih rendah statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih dari satu
mobil.
2. Perubahan dari Luar Masyarakat
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat
seperti faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan
hal yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar
masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Lingkungan Alam: Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam
terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna
untuk lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki
usahasebagai petani. Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan
sosial sebagai petani sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang
pertanian.
17
b. Kebudayaan Masyarakatan lain: Kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai
dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia
dengan bangsa Barat (Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan
dan teknologi, sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat-baratan
(westernis) sekelompok anak muda.
c. Peperangan: Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah
aspek kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan
trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selaian disebabkan oleh beberapa hal di
atas, suatu perubahan sosial budayaterjadi karena adanya faktor yang
menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas
faktor pendorong dan penghambat.
3. Faktor Penyebab Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan
yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada
lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu :
a. Perubahan lingkungan alam.
b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
c. Perubahan karena adanya penemuan (discovery).
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa
elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat
lain.
e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adalah tentu
saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan
sebaliknya, yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai pendipa kebudayaan
tersebut.
4. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakatselalu
mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat semakin
18
beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini umumnya
disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat.
b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu
daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat terutama lembaga
kemasyarakatannya.
c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena
kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen,
sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki
hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan
yang terjadi untuk memperebutkan segala sumber kebutuhan mendorong
masyarakat untuk berkreasi menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat
bersumber dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari
lingkungan alam fisik di sekitar manusia, seperti bencanaalam dan peperangan.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka
cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan
tertutup. Masyarakat akanselalucenderung memberikan kesempatan berkarya bagi
manusia-manusia yang potensial.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap
masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang
terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikianitu semuaakan
menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat.
g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun
mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih
rasional dalam berpikir dan bertindak.
h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yanglebih baik
akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.
i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang
berbeda dan saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terus-
menerus. Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya
semua akan berubah.
19
j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda
secara berangsur-angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru
(Baharuddin, 2015).
Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan,
ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan
kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan,
ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang
heterogen, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang
dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-
peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal.
3) TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
Teori Kebudayaan
Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar
pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan dapat
mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan-
kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.
Pengetahuan yang ada belum menjamin adanya kemampuan untuk dapat digunakan
bagi tujuan-tujuan praktis karena antara teori dan praktek terdapat sisi-antara (interface)
yang harus diteliti secara tuntas agar dengan pengetahuan yang diperoleh lebih lanjut
dari penelitian yang dilakukan, konsekuensi dalam penerapan praktis dapat dikendalikan
secara ketat. Dengan demikian akan didapat pemahaman tentang prinsip-prinsip dan
konsep-konsep dasar yang melandasi pandangan-pandangan teoritis tentang kebudayaan.
Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai, (a) Sistem adaptasi terhadap lingkungan.(b) Sistem tanda.(c) Teks,
baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana tekstual,
maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk kebudayaan.(d)
Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang dari sudut filsafat.
Sebelum lebih lanjut memahami teori kebudayaan ada baiknya kita meninjau
terlebih dahulu wilayah kajian kebudayaan, atau lebih tepatnya Ilmu Pengetahuan
Budaya. Jika menilik pembagian keilmuan seperti yang diungkapkan oleh Wilhelm
Dilthey dan Heinrich Rickert, mereka membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua bagian,
20
yaitu Naturwissenschaften (ilmu pengetahuan alam) dimana dalam proses penelitiannya
berupaya untuk menemukan hukum-hukum alam sebagai sumber dari fenomena alam.
Sekali hukum ditemukan, maka ia dianggap berlaku secara universal untuk fenomena
itu dan gejala-gejala yang berkaitan dengan fenomena itu tanpa kecuali. Dalam
Naturwissenschaften ini yang ingin dicari adalah penjelasan (erklären) suatu fenomena
dengan menggunakan pendekatan nomotetis. Hal lain adalah Geisteswissenschaften
(ilmu pengetahuan batin)atau oleh Rickert disebut dengan Kulturwissenschaften (ilmu
pengetahuan budaya) dimana dalam tipe pengetahuan ini lebih menekankan pada upaya
mencari tahu apa yang ada dalam diri manusia baik sebagai mahluk sosial maupun
mahuk individu. Terutama yang berkaitan pada faktor-faktor yang mendorong manusia
untuk berperilaku dan bertindak menurut pola tertentu. Upaya memperoleh pengetahuan
berlangsung melalui empati dan simpati guna memperoleh pemahaman (verstehen)
suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan ideografis.Pada perkembangannya
banyak ilmu-ilmu geisteswissenschaften dan kulturwissenschaften menggunakan
pendekatan yang digunakan oleh naturwissenschaften seperti halnya Auguste Comte
yang melihat suatu fenomena perkembangan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan positivistik. Jika di tilik tentang konsep kebudayaan, maka dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu, pertama, Konsep kebudayaan yang bersifat materialistis, yang
mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil adaptasi pada
lingkungan alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan
masyarakat. Kajian ini lebih menekankan pada pendangan positivisme atau metodologi
ilmu pengetahuan alam. Kedua, Konsep kebudayaan yang bersifat idelaistis, yang
memandang semua fenomena eksternal sebagai manifestasi suatu sistem internal, kajian
ini lebih dipengaruhi oleh penekatan fenomenologi.
Terlepas dari itu semua maka kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu fenomena
sosial dan tidak dapat dilepaskan dari perilaku dan tindakan warga masyarakat yang
mendukung atau menghayatinya. Sebaliknya, keteraturan, pola, atau konfigurasi yang
tampak pada perilaku dan tindakan warga suatu masyarakat tertentu dibandingkan
perilaku dan tindakan warga masyarakat yang lain, tidaklah dapat dipahami tanpa
dikaitkan dengan kebudayaan. Mengenai pembagian wilayah keilmuan ini terdapat
kerancuan terutama yang berkenaan dengan peristilahan human science dan humanities.
Pada masa Yunani dan Romawi, pendidikan yang berkaitan dengan humanities adalah
21
yang berkaitan dengan pemberian keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh
melalui pendidikan agar seseorang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
potensi dirinya tentang kemanusian yang berbudi dan bijaksana secara sempurna.
Adapun mata pelajaran yang diberikan untuk mencapai hal itu adalah filsafat,
kesusastraan, bahasa (reotrika, gramatika), seni rupa dan sejarah. Maka dari penjelasan
ini, humanities atau humaniora lebih mendekati pada ilmu pengetahuan budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu fenomena sosial dan tidak dapat dilepaskan
dari perilaku dan tindakan warga masyarakat yang mendukung atau menghayatinya.
Sebaliknya, keteraturan, pola, atau konfigurasi yang tampak pada perilaku dan tindakan
warga suatu masyarakat tertentu dibandingkan perilaku dan tindakan warga masyarakat
yang lain, tidaklah dapat dipahami tanpa dikaitkan dengan kebudayaan.
Berbicara tentang kebudayaan maka tidak bisa terlepas dari peradaban. Berikut
ini beberapa dimensi dari peradaban, diantaranya, pertama, Adanya kehidupan kota
yang berada pada tingkat perkembangan lebih “tinggi“ dibandingkan dengan keadaan
perkembangan didaerah pedesaan. Kedua, Adanya pengendalian oleh masyarakat dari
dorongan-dorongan elementer manusia dibandingkan dengan keadaan tidak
terkendalinya atau pelampiasan dari dorongan-dorongan itu. Selain menganggap corak
kehidupan kota sebagai lebih maju dan lebih tinggi dibandingkan dengan corak
kehidupan di desa, dalam pengertian peradaban terkandung pula suatu unsur keaktifan
yang menghendaki agar “kemajuan“ itu wajib disebarkan ke masyarakat dengan tingkat
perkembangan yang lebih rendah, yang berada di daerah-daerah pedesaan yang
terbelakang. Dalam mengkaji kebudayaan, unit analisa atau obyek dari kajiannya dapat
dikategorikan kedalam lima jenis data, yaitu, (a) artifak yang digarap dan diolah dari
bahan-bahan dalam linglkungan fisik dan hayati, (b) perilaku kinetis yang digerakkan
oleh otot manusia, (c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu
(d) tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa yang dihasilkan oleh pita suara dan otot-otot
dalam rongga mulut dan (e) teks yang terdiri atas tanda-tanda visual sebagai
representasi bunyi bahasa atau perilaku pada umumnya. Baik artifak, teks, maupun
periaku manusia memperlihatkan tata susunan atau pola keteraturan tertentu yang
dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai data yang bermakna, karena
merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang terikat pada kelompok atau
kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan kebermaknaan itu.
22
Teori kebudayaan adalah usaha untuk mengonseptualkan kebermaknaan itu,
untuk memahami pertalian antara data dengan manusia dan kelompok manusia yang
mewujudkan data itu. Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami
bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya
dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan
alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural. Keragaman teori
kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif perkembangan
sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek-aspek tertentu dari
kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan (b) perspekif konseptual
yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan permasalahan konseptual
terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Dalam memahami kebudayaan kita tidak
bisa terlepasdari prinsip-prinsip dasarnya. de Saussure merumuskan setidaknya ada tiga
prinsip dasar yang penting dalam memahami kebudayaan, yaitu:
1. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier, penanda)
dan yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda adalah citra bunyi
sedangkan petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini menunjukkan bahwa
setidaknya konsep bunyi terdiri atas tiga komponen (1) artikulasi kedua bibir, (2)
pelepasan udara yang keluar secara mendadak, dan (3) pita suara yang tidak
bergetar.
2. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak
adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. Untuk
memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda ditentukan
oleh pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan
cara kedua karena merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode
dalam ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif
diberikan signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.
3. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan
adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut Saussure
ada langue dan parole (bahasa dan tuturan). Langue adalah pengetahuan dan
kemampuan bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati bersama oleh semua warga
masyarakat; parole adalah perwujudan langue pada individu. Melalui individu
23
direalisasi tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif,
karena kalau tidak, komunikasi tidak akan berlangsung secara lancar.
Teori Interaksi Sosial
Kehidupan dan aktivitas manusia tidak terlepas dari interaksi sosial. Sebagai
makhluk sosial, setiap manusia akan melakukan interaksi dalam kehidupan
bermasyarakat. Maka itu, interaksi sosial pun menjadi salah satu topik pembahasan di
sosiologi, bidang ilmu yang mempelajari masyarakat. Dalam sosiologi, interaksi sosial
didefinisikan sebagai suatu aktivitas pertukaran sosial antara dua atau lebih individu.
Interaksi sosial dapat dilihat dari berbagai jenis ukuran kelompok seperti, dua, tiga
individu, atau kumpulan yang lebih besar lagi, demikian dikutip dari LibreTexts,
platform non-profit yang menyediakan sumber-sumber teks untuk studi ilmiah. Peran
interaksi sosial di aktivitas masyarakat begitu besar. Munculnya sosialisasi dalam
aktivitas sosial dipicu oleh adanya interaksi sosial. Selain itu, dengan adanya interaksi
sosial, suatu tatanan masyarakat yang dapat membentuk kepribadian setiap individu
juga akan terbentuk. Jadi, struktur masyarakat dan kedudayaan terbangun karena
interaksi sosial. Dengan berinteraksi satu sama lain, orang merancang aturan, institusi,
dan sistem tempat mereka hidup. Lewat interaksi sosial pula, simbol digunakan guna
mengomunikasikan kesadaran satu masyarakat kepada mereka yang baru mengenalnya,
baik anak-anak maupun orang asing. Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi
Pembahasan terkait dengan interaksi sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli
sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20. Di antaranya ialah George Herbert Mead
dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan interaksi sosial sebagai suatu bentuk
aktivitas individu yang dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian dari setiap orang.
Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori tentang interaksi sosial, yakni
Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi.
1. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead.
Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-simbol yang
memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat memicu adanya
interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-
hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan
yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan
24
menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik pada contoh ini
memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu.
Teori interaksi simbolik berangkat dari pemikiran bahwa realitas sosial
merupakan sebuah proses yang dinamis. Individu-individu berinteraksi melalui simbol,
yang maknanya dihasilkan dari proses negosiasi yang terus-menerus oleh mereka yang
terlibat dengan kepentingan masing-masing (Abdullah, 2006, p. 5). Makna suatu simbol
bersifat dinamis dan variatif, tergantung pada perkembangan dan kepentingan individu,
yang dibingkai oleh ruang dan waktu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
individu diletakkan sebagai pelaku aktif, sehingga konsep mengenai diri (self) menjadi
penting. Konsep diri yang dikaitkan dengan emosi, nilai, keyakinan, dan kebiasaan-
kebiasaan, serta pertimbangan masa lalu dan masa depan, turut mempengaruhi diri
dalam pengambilan peran. Namun demikian, diri tidak terisolasi, sebab ia bertindak
dalam kelompok individu. Diri tidak dapat memaknai suatu simbol tanpa adanya
individu lain yang berperan sebagai cermin untuk melihat diri sendiri (Arrianie, 2008, p.
35).
Dalam kehidupan sosial, manusia menggunakan simbol untuk mempresentasikan
maksud mereka, demikian juga sebaliknya. Proses penafsiran atas simbol-simbol ini
terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial pada dasarnya adalah
produk dari interpretasi mereka atas dunia di sekeliling mereka. Individu memilih
perilaku sebagai hal yang layak dilakukan, berdasarkan cara individu mendefinisikan
situasi yang ada. Makna muncul karena ada interaksi antar individu, yang muncul dari
hasil interpretasi pikiran manusia mengenai diri, serta hubungannya di dalam
masyarakat. Pemahaman terhadap simbol harus dipahami bahwa simbol adalah objek
sosial yang muncul dari hasil kesepakatan bersama dari individu-individu yang
menggunakannya. Individu-individu tersebut memberi arti, menciptakan, dan mengubah
objek di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek
fisik, bahasa, serta tindakan.
2. Teori Dramaturgi
Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut Goffman,
interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial ada dua
jenis kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung) dan juga frontstage (depan
panggung). Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki
25
perbedaan pola interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam kehidupan
sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam kehidupan seorang
Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang bos yang akan
bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah dan
menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada anak-
anaknya.
Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di dalam
kegiatan interaksi satu sama lain samahalnyadengan pertunjukkan sebuah drama. Dalam
hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan segala sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu melalui drama yang dilakukannya. Identitas seorang aktor dalam
berinteraksi dapat berubah, tergantung dengan siapa sang aktor berinteraksi (Widodo,
2010:167). Teori dramaturgi tidak terlepas dari pengaruh Cooley mengenai the looking
glass self, di dalamnya menjelaskan mengenai bagaimana seseorang tampil seperti
orang lain, bagaimana penilaian orang lain atas penampilan yang dilakukan seseorang
dan bagaimana seseorang tersebut mengembangkan perasaannya atas penilaian dari
orang lain. Menurut Goffman orang berinteraksi adalah ingin menyajikan suatu
gambaran diri yang akan diterima orang lain, yang disebut sebagai penegeloalan
pesan.Asumsi dari teori dramaturgi dalam Supardan (2011:158) adalah bahwa Goffman
tidak berupaya menitikberatkan pada struktur sosial, melainkan pada interaksi tatap
muka atau kehadiran bersama (co-presence). Menurutnya interaksi tatap muka itu
dibatasinya sebagai individu yang saling memperngaruhi indakan-tindakan mereka satu
sama lain ketika masing-masing berhadapan secara fisik.
4) HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
Konsep teori Abraham Maslow menjelaskan suatu hierarki kebutuhan (hierarchy
of needs) yang menunjukkan adanya lima tingkatan dari kebutuhan dasar dan keinginan
dalam diri manusia. Lima tingkatan kebutuhan dasar manusia adalah sebagai berikut:
kebutuhan fisiologi, rasa aman, cinta dan memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis adalah prioritas tertinggi karena saat kebutuhan ini belum
terpuaskan maka kebutuhan tingkat yang lebih tinggi lainnya tidak akan muncul untuk
memotivasi tingkah laku (Ozguner, 2014: 208).
26
Pandangan dari agama islam tidak menolak kepentingan memenuhi keperluan
fisiologi sebagai asas membina kehidupan dan kesejahteraan manusia, tetapi memenuhi
keperluan asas sebagai prasyarat dan persediaan untuk menuju kesempurnaan diri
tidaklah menjadi asas utama kepada motivasi manusia untuk meningkat ke tahap
kemajuan yang seterusnya dalam kehidupan duniawi, sebaliknya ia diiringi dengan sifat
dan perbuatan keesaan kepada Allah (Masri,2018:12). Kebutuhan rasa aman pada
dasarnya merupakan upaya pertahanan hidup dalam jangka panjang. Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, proteksi, ketertiban, bebas dari ketakutan
dan kecemasan, dan struktur hukum (Minderop,2016:283). Kebutuhan rasa memiliki
dan cinta dapat terpenuhi dengan cara menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau
perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragam
dengan maksud agar merasakan perasaan memiliki. Kebutuhan rasa penghargaan,
menurut Maslow terbagi menjadi dua yaitu: 1) menghargai diri sendiri (self respect)
adalah kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri,
kemandirian, dan kebebasan. 2) mendapat penghargaan dari orang lain (respect for other)
berupa kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi,
menjadi orang penting, kehormatan, diterima, dan apresiasi (Minderop,2016:284). Pada
dasarnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi, antara lain
adalah kebutuhan aktualisasi diri yang didalamnya terdapat kebutuhan ekspresi estetik
(Pitaloka, 20017:63). Kebutuhan aktualisasi diri dapat diartikan sebagai suatu
kebutuhan seseorang dalam mewujudkan secara maksimal seluruh bakat dan
kemampuan potensinya. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang muncul dari
dalamatau dari luar diri seseorang da membakitkan semangat serta ketekunan untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan (Iskandar, 2016:25). Istilah motivasi berasal dari kata
motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah, 2008: 3). Menurut
Maslow (1984) motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam individu sebagai hasil
kesatuan terpadu yang memiliki tujuan atau keinginan tertentu, yaitu mewujudkan
kebutuhan-kebutuhan manusiawi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tidak
sadar. Perilaku seseorang atau tokoh cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong
oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu (Yusuf, 2014: 495).
27
Abraham Maslow beranggapan bahwa semua motivasi terjadi sebagai reaksi atas
persepsi seseorang individu atas lima macam tipe dasar kebutuhan. Menurut Maslow,
terdapat 5 macam kebutuhan dasar, yang senantiasa dialami seseorang individu. Teori
Hierarki Kebutuhannya sendiri Maslow menyebutkannya sebagai sintesis atau
perpaduan teori yang holistik dinamis. Disebut demikian karena Maslow mendasarkan
teorinya dengan mengikuti tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan
unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan
dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler.
Adapun lima tingkatan kebutuhan dasar manusia menurut teori Abraham Maslow, yaitu :
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan dasar, dan yang bersifat primer.
Kadang-kadang mereka dinamakan kebutuhan-kebutuhan biologikal dalam lingkungan
kerja modern dan termasuk di dalamnya keinginan untuk mendapatkan pembayaran
(upah/gaji), libur, rencana-rencana pensiun, periode-periode istirahat, lingkungan kerja
yang menyenangkan, penerangan yang baik dan pada tempat- tempat kerja tertentu
fasilitas AC. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak
yang harus dipenuhi paling utama oleh manusia dalam menjalankan kehidupan
kesehariannya. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan
segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang
paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain,
seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi
oleh kebutuhan-kebutuhan ini.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi,maka akan muncul kebutuhan akan
keamanan, atau kebutuhan akan kepastian. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal
yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Kebutuhan akan keamanan merefleksi
beinginan untuk mengamankan imbalan- imbalan yang telah dicapai dan untuk
melindungi diri sendiri terhadap bahaya, cedera, ancaman, kecelakaan, kerugian atau
kehilangan. Pada organisasi-organisasi kebutuhan-kebutuhan demikian terlihat pada
keinginan pekerjaan akan kepastian pekerjaan, sistem-sistem senioritas, serikat pekerja,
kondisi kerja aman, imbalan-imbalan tambahan, asuransi, dan kemungkinan pensiun,
28
tabungan, dan uang tunggu apabila terjadi hal-hal tertentu. Perlindungan terhadap
bahaya, ancaman, dan jaminan keamanan. Perilaku yang menimbulkan ketidakpastian
berhubungan dengan kelanjutan pekerjaan atau yang merefleksikan sikap dan perbedaan,
kebijakan administrasi yang tidak terduga akan menjadi motivator yang sangat
kuatdalam hal rasa aman pada setiap tahap hubungan kerja. Hal-hal tersebut merupakan
contoh dari kebutuhan akan rasa aman.
c. Kebutuhan Untuk Diterima (Social Needs)
Seteleh kebutuhan fisiologikal dan keamanan selasai dipenuhi, maka perhatian
sang individu beralih pada keinginan untuk mendapatkan kawan, cinta dan perasaan
diterima. Sebagai mahluk sosial, manusia senang apabila mereka disenangi, dan
berusaha memenuhi kebutuhan sosial pada waktu mereka bekerja, dengan jalan
membantu kelompok-kelompok formal maupun informal, dan mereka bekerja sama
dengan rekan-rekan sekerja mereka, dan mereka turut terlibat dalam kegiatan yang
Iskandar: Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap
Peningkatan Kinerja Pustakawan dilaksanakan oleh perusahaan dimana mereka
bekerja.Memberi dan menerima cinta, persahabatan, kasih saying, harta milik,
pergaulan, dukungan. Jika dua tingkat kebutuhan pertama terpenuhi seseorang menjadi
sadar akan perlunya kehadiran teman.
d. Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs)
Pada tingkatan keempat hieraki Maslow, terlihat kebutuhan individu
akanpenghargaan, atau juga dinamakan orangkebutuhan “ego”. Kebutuhan
iniberhubungan dengan hasrat yang untuk memiliki citra positif dan menerima perhatian,
pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Dalam organisasi kebutuhan untuk dihargai
menunjukan motivasi untuk diakui, tanggung jawab yang besar, status yang tinggi, dan
pengakuan atas kontribusi pada organisasi.
e. Kebutuhan Aktualisasi-Diri (Self Actualization)
Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mengalami pemenuhan diri, yang
merupakan kategori kebutuhan tertinggi. Kebutuhan ini diantaranya adalah kebutuhan
untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh,
meningkatkan kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik. Kebutuhan
aktualisasi diri oleh organisasi dapat dipenuhi dengan memberikan kesempatan orang-
29
orang untuk tumbuh, mengembangkan kreativitas, dan mendapatkan pelatihan untuk
mendapatkan tugas yang menantang serta melakukan pencapaian.
Dalam menentukan kebutuhan manusia Abraham Maslow sangat menekan pada
pemenuhan kebutuhan yang sangat bersifat internal di dalam manusia. Terlihat sekali
pada penempatan faktor fisiologis pada posisi yang sangat mendasar yang harus
dipenuhi.Sedangkan kebutuhan yang bersifat external yang berhubungan dengan dunia
luar dari manusianya itu ditempatkan pada posisi yang terakhir. Maslow lebih
menekankan kebutuhan yang membuat individu lebih cenderung statis. Pada kebutuhan
akan rasa aman, pengakuan orang lain, dan penghargaan adalah keseruhan kebutuhan
yang menunggu umpan balik dari orang lain untuk memenuhinya. Baru pada kebutuhan
akan aktualisasi diri individu dibiarkan untuk bergerak secara dinamis untuk
berhubungan dengan dunia luar.
Menurut (Wallace, Goldstein dan Nathan, 2007: 277) Maslow menyatakan bahwa
orang termotivasi karena kebutuhan yang tidak terpenuhi berdasarkan urutan kadar
kepentingannya dari urutan yang paling rendah hingga ke urutan yang lebih tinggi.
Teori Maslow telah memperoleh pengakuan secara Motivasi dari Sudut Pandang Teori
Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan
Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland 47 luas, terutama diantara para manajer yang
bekerja. Teori ini secara intuitif logis dan mudah dipahami. Namun sayangnya, riset
tidak mengabsahkannya. Maslow tidak memberikan substansi yang empiris, dan
beberapa studi yang berusaha membuktikannya tidak menemukan bukti pendukung
untuk itu. Hirarki Kebutuhan Maslow Abraham Maslow meyakini bahwa pada dasarnya
manusia itu baik dan menunjukkan bahwa individu memiliki dorongan yang tumbuh
secara terus menerus yang memiliki potensi besar. Sistem hirarki kebutuhan,
dikembangkan oleh Maslow, merupakan pola yang biasa digunakan untuk
menggolongkan motif manusia. Sistem hirarki kebutuhan meliputi lima kategori motif
yang disusun dari kebutuhan yang paling rendah yang harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi . Abraham Maslow meyakini bahwa
pada dasarnya manusia itu baik dan menunjukkan bahwa individu memiliki dorongan
yang tumbuh secara terus menerusyang memiliki potensi besar. Sistem hirarki
kebutuhan, dikembangkan oleh Maslow, merupakan pola yang biasa digunakan untuk
menggolongkan motif manusia.
30
Maslow percaya bahwa manusia adalah makhluk yang terintegrasi secara penuh.
Ia mempunyai potensi untuk mencapai tingkat yang paling tinggi sehingga disinilah
posisi transendensinya. Manusia dapat berkembang mencari batas kreativitasnya
menuju pencapaian tertinggi dari kesadaran dan kebijaksanaan. Membaca pemikiran
Maslow tentang teori kebutuhan, tidak bisa lepas dari teori motivasi yang menjadi
landasannya. Ada tujuh belas konsep dasar yang digunakan Maslow dalam memahami
manusia secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama, manusia adalah individu yang
terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau kebutuhan yang muncul tidak
bisa dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu. Ketiga, kajian tentang motivasi
harus menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan manusia. Keempat, teori motivasi
tidak dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah sadar. Kelima, keinginan yang
mutlak dan fundamental manusia adalah tidak jauh dari kehidupan sehari-harinya.
Keenam, keinginan yang muncul dan disadari, seringkali merupakan pencetus dari
tujuan lain yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus mengasumsikan bahwa
motivasi adalah konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih ada beberapa konsep
dasar lainnya. Teori motivasi Maslow ini berguna untuk memberikan argumen yang
kuat dalam penggunaan struktur kebutuhan sebagai penggerak motivasi manusia secara
menyeluruh. Inilah yang menjadi ciri khas pemikiran Maslow sebelum ada filsafat
manusia sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan manusia. Struktur teori Maslow yang
menyeluruh dibangun atas landasan hierarki kebutuhan yang lain.
Teori hirarki kebutuhan merupakan suatu teori tentang kebutuhan manusia yang
memiliki tingkatan sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Abraham Maslow.
Hirarki kebutuhan merupakan teori tentang motif manusia dengan cara
mengklasifikasikan kebutuhan dasar manusia dalam suatu hierarki, dan teori motivasi
manusia yang dihubungkan kebutuhan-kebutuhan ini dengan perilaku umum (Bouzenita,
Boulanouar, 2016:59–81). Menurut maslow manusia akan terdorong untuk memenuhi
kebutuhan yang paling dibutuhkan sesuai dengan waktu, keadaan, dan pengalaman
dirinya dalam mengikuti suatu hirarki (Artaya). Selanjutnya menurut teori Maslow juga,
dijelaskan bahwa seseorang tidak akan dapat memenuhi kebutuhan kedua apabila
kebutuhan yang pertama belum terpenuhi atau yang ketiga sampai yang kedua dapat
terpenuhi, dan seterusnya (Jerome, 2013:39-40). Karena kebutuhan dasar merupakan
kebutuhan yang paling utama dari kebutuhan lain dan perlu untuk dipenuhi sebab
31
apabila kebutuhan dasar tidak tepenuhi maka lainya tidak dapat dipenuhi. Kebutuhan-
kebutuhan ini membuat diri mereka merasa tanda-tanda gelisah atau tidak merasa tenag.
Orang itu merasa gelisah, tegang, ada sesuatu yang kurang, singkatnya, gelisah. Jika
seseorang lapar, tidak merasa aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang percaya
diri, sangat mudah untuk mengetahui apa yang membuat orang itu gelisah. Namun,
tidak selalu jelas apa yang diinginkan seseorang ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
5) SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Solidaritas Mekanis dan Organis
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial dimana saling bergantung satu sama lain.
Dalam melakukan hubungan saling bergantung tersebut manusia melakukan
interaksi.Tidak sampai disitu, manusia dalam melakukan interaksi tidak hanya untuk
sebagai pemenuhan dalam kebutuhan kehidupan bermasyarakat namun sebagai rasa
untuk melahirkan sesuatu. Dalam buku Kontjaraningrat (1990 : 164) berinteraksi
dengan manusia yang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika interaksi ini
semakin intens dilakukan dan melibatkan subjek yang banyak maka terbentuklah suatu
wadah yang disebut masyarakat. Masyarakat adalah akumulasi interaksi yang individu
dalam satu kesatuan hidup yang memiliki tata aturan walaupun.
Menurut (Johnson, 1986) Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup
bermasyarakat saling bergantung satu sama lain untuk itu Durkheim membagi tipe
solidaritas sosial berdasarkan tipe masyarakatnya. Dimana dalam hal ini Durkheim
dengan pendekatan kolektifitasnya mengenai masyarakat membagi solidaritas sosial
kedalam dua tipe. Solidaritas pada dasarnya merujuk pada satu keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Solidaritas mekanik terbentuk atas dasar kesadaran kolektif bersama (collective
consciousness atau conscience) yang merujuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan
dan sentimen bersama yang rata-rata terdapat pada warga masyarakat tersebut. Ciri khas
dari solidaritas ini didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam hal
kepercayaan, sentimen dan sebagainya. Solidaritas ini memiliki hukum yang bersifat
menekan (repressive) yang mengikat anggotanya, dimana bila ada perilaku salah satu
32
warganya yang dianggap menyimpang maka akan diberikan sanksi yang tegas (Doyle
Paul Johnson, 1986 : 183).
Menurut Durkheim dalam hal ini seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadaran
kolektif, kesadaran inilah yang mempersatukan para warga masyarakat (Kamanto
Sunarto, 2004 : 128). Sedangkan solidaritas organik ditandai dengan kompleksitas
sosial yang muncul akibat adanya pembagian kerja yang bertambah besar dengan
didasarkan pada tingginya tingkat saling ketergantungan. Saling ketergantungan ini
muncul akibat bertambanhnya spesialisasi dalam pembagian kerja yang memungkinkan
bertambahnya perbedaan diantara individu. Perbedaan-perbedaan inilah yang kemudian
membuat kesadaran kolektif pada solidaritas ini menjadi kurang penting. Solidaritas
organik mempunyai hukum yang bersifat memulihkan (restitutif) dimana hukuman yang
diberikan sesuai dengan parahnya pelanggaran yang dilakukan (Doyle Paul Johnson,
1986 : 183). Bagi Durkheim solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang
terdiri atas bagian yang saling tergantung bagaikan bagian organisme biologis.
Emile Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi menjadi
penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris. Secara singkat, Pokok bahasan
dari sosiologi adalah studi atas fakta sosial. Fakta sosial didefenisikan sebagai 3 : Fakta
sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berlaku pada diri
individu sebagai sebuah paksaan eksternal; atau bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial
adalah seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat, dan pada saat yang
sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individual. Asumsi dasar dari
pendefenisian Durkheim tersebut adalah bahwa gejala sosial itu riil dan mempengaruhi
kesadaran individu serta perilakunya. Gejala sosial (seperti aturan legal, beban moral,
bahasa dan konsensus sosial) sebagai sesuatu yang riil/faktual, maka gejala-gejala
tersebut dapat dipelajari dengan metode-metode empirik. Oleh sebab itu, dimungkinkan
untuk dikembangkannya metode keilmuan dengan gejala/fakta sosial sebagai objek
material ilmu tersebut, yaitu ilmu sosiologi. Kenyataan/fakta sosial tersebut terjadi
dalam satu kehidupanbersama/komunitas. Komunitas yang dimaksud di sini adalah
komunitas dalam pengertian abad XIX-XX, yang meliputi segala bentuk hubungan yang
ditandai oleh tingkat keakraban yang sangat tinggi, kedalaman emosi, komitmen moral,
kohesi sosial. Komunitas dibangun atas dasar manusia dalam keutuhannya, bukan
peranan-peranannya yang terpisah-pisah.
33
Di dalam bukunya The Rules of Sociological Method, Emile Durkheim
membedakan antara dua tipe fakta-fakta sosial yaitu material dan nonmaterial.
Meskipun ia membicarakan keduanya di dalam rangkaian karyanya, fokus utamanya
adalah pada fakta-fakta nonmaterial (kebudayaan dan lembaga-lembaga sosial) daripada
fakta-fakta sosial material (birokrasi, dan hukum). Posisi teori Durkheim dalam
paradigma ilmu sosial masuk pada paradigma fakta sosial. Hal ini sangat nyata, tampak
dari konsep teorinya yang terkenal tentang “jiwa kelompok” yang dapat mempengaruhi
kehidupan individu. Individu yang ada ditengah kelompok tersebut merupakan bagian
pokok bagaimana mempelajari kenyataan yang terjadi dalam sebuah wadah masyarakat.
Social fact adalah aspek kehidupan sosial yangtidak dapat dijelaskan dalam pengertian
biologis dan psikologis dari seorang individu. Fakta sosial bersifat eksternal (berada di
luar individu). Karena sifat eksternalnya, fakta sosial merupakan realitas independen
dan membentuk lingkungan objeknya sendiri. contoh yang paling jelas dari fakta sosial
adalah kebiasaan, peraturan, norma dan sebagainya. Dengan kata lain, sebuah
masyarakat bukan hanya sekedar sekelumit pemikiran yang ada dalam pemikiran
seseorang, tetapi merupakan kumpulan sekian banyak fakta-mulai dari bahasa, hukum,
kebiasaan, ide, nilai, tradisi, teknik, sampai kepada aneka jenis produk yang dihasilkan
masyarakat tersebut.
Pembagian kerja memiliki implikasi yang sangat besar terhadap struktur
masyarakat. Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas sosial
terbentuk, dengan kata lain perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana
anggotanya melihat diri mereka sebagai bagian yang utuh. Untuk menyimpulkan
perbedaan ini, Durkheim membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis. Masyarakat
yang ditandai oleh solidaritas mekanismenjadi satu dan padu karena seluruh orang
adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka terlibat aktivitas
dan juga tipe pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Sebaliknya,
masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru karena
adanya perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memilki
pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Durkheim berpendapat bahwa
masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang lebih kuat yaitu pemahaman
norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan pembagian kerja menyebabkan
menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif lebih terlihat dalam masyarakat
34
yang ditopang oleh solidaritas mekanikdaripada masyarakat yang ditopang oleh
solidaritas organik. Masyarakat modern lebih mungkin bertahan dengan pembagian
kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang yang dimiliki orang lain daripada bertahan
pada kesadaran kolektif.Oleh karenaitumeskipun masyarakat organikmemiliki
kesadaran kolektif, namun dia adalah bentuk lemah yang tidak memungkinkan
terjadinya perubahan individual.
Masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif
melingkupi seluruh masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat diyakini, sangat
mendarah daging,dan isinya sangat bersifat religious. Sementara dalam masyarakat
yang memiliki solidaritas organik, kesadaran kolektif dibatasi pada sebagian kelompok,
tidak dirasakan terlalu mengikat, kurang mendarah daging, dan isinya hanya
kepentingan individu yang lebih tinggi dari pedoman moral. Masyarakat yang
menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah perilaku dan sikap. Perbedaan
tidak dibenarkan. Menurut Durkheim, seluruh anggota masyarakat diikat oleh kesadaran
kolektif, hati nurani kolektif yaitu suatu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan
kepercayaan dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstrim serta memaksa.
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat
kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal pembagian kerja yang rinci dan
dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Setiap anggota menjalankan
peran yang berbeda, dan saling ketergantungan seperti pada hubungan antara organisme
biologis. Bisa dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini menyebabkan masyarakat
yang ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, karenaadanya saling
ketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peran tertentu akan mengakibatkan
gangguan pada sistem kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Keadaan masyarakat
dengan solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan
lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok
profesi.
Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Menurut Ferdinand Tonnies (dalam Soerjono Soekanto, 2001:144-146) bahwa
suatu masyarakat memiliki hubungan-hubungan positif satu sama lainnya. Adapun
bentuk hubungan tersebut dibedakan atas dua yaitu paguyuban (Gemeinschaft) dan
patembayan (Gesellschaft). Paguyuban (Gemeinschaft) adalah bentuk kehidupan
35
bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa
kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga
bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh
manusia atau hewan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam
keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya. Sebaliknya
patembayan (Gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka (imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
Bentuk Gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan
ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau
industri dan lain sebagainya.
Di dalam Gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan bersama
(common will), ada suatu pengertian serta juga kaidah-kaidah yang timbul dengan
sendirinya dari kelompok tersebut. Apabila terjadi pertentangan antara anggota suatu
paguyuban, maka pertentangan tersebut tidak akan dapat dibatasi dalam suatu hal saja.
Hal itu disebabkan karena adanya hubungan yang menyeluruh antara anggota-
anggotanya. Tak mungkin suatu pertentangan yang kecil diatasi, oleh karena
pertentangan tersebut, akan menjalar ke bidang-bidang lainnya. Keadaan yang sedikit
berbeda akan dijumpai pada patembayan atau Geselschaft, dimana terdapat public life
yang artinya bahwa hubungannya bersifat untuk semua orang; batas-batas antara “kami”
dan “bukan kami” kabur. Pertentangan yang terjadi antara anggota dapat dibatasi pada
bidang-bidang tertentu, karena suatu persoalan dapat dilokalisasi (Basrowi, 2005:54).
Dari teori yang dikemukakan Ferdinand Tonnies tersebut terlihat bahwa hubungan
masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya baik itu dari ikatan darah,
keluarga, maupun saudara jauh. Begitu juga dengan lembaga Ikatan Persaudaraan
Muslim Socfindo (IPMS) yang berperan sebagai suatu kelompok sosial dalam bidang
keagamaan yang dapat mendekatkan masyarakat perkebunan dari berbagai status sosial
dan ekonominya .
Menurut Ferdinand Tonnies (dalam Soerjono Soekanto, 2001:144) hubungan-
hubungan positif antara manusia selalu bersifat Gemeinschaft (paguyuban) atau
Gesellschaft (patembayan). Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana
36
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta
bersifat kekal. Sedangkan Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok
untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka
serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah
mesin. Seperti halnya pada masyarakat pedesaan, perkotaan, maupun pada masyarakat
perkebunan yang memiliki pola interaksi yang berbeda-beda. Kalau masyarakat
pedesaan biasanya diidentikan pada solidaritas masyarakat yang kuat dan kedekatan
hubungan emosional yang bersifat kekeluargaan. Sedangkan masyarakat perkotaan
diidentikkan dengan kedekatan hubungan dan kedekatan hubungannya dengan sesama
memiliki interaksi sosial yang hanya bersifat sementara.
37
DAFTAR PUSTAKA
Andjarwati,T.(2015).Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow,
Teori Dua Faktor Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi
Prestasi Mc Clelland. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, 1(1), 45-54.
Baharuddin.(2015).BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN
KEBUDAYAAN.Jurnal Al-Hikmah,9(2), 182-188. DOI:
https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v9i2.323.g273
Devi,A.(2015).SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERISTIWA KEMATIAN PADA
MASYARAKAT DUSUN NGULU TENGAH, DESA PRACIMANTORO,
KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRIABSTRAK.
Jurnal Imliah Pend. Sos Ant, 5(2). Di akses dari:
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/9463-20167-1-SM.pdf
Fitri,A.(2015).DRAMATURGI: PENCITRAAN PRABOWO SUBIANTO DI MEDIA
SOSIAL TWITTER MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN 2014.JURNAL
INTERAKSI,4(1),101–108. Diakses dari:
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/9740-21862-1-SM-3.pdf
Iskandar.(2016).Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslom terhadap
peningkatan kinerja pustakawan. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan
Kearsipan Khizanah Al-Himah,4(1) ,24-34. DOI:10.24252/kah.v4i1a2
Laksmi.(2017).Teori Interaksionisme Simbolik dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan
Informasi.Journal of Library and Information Science, 1(1), 124. DOI:
http://dx.doi.org/10.18326/pustabiblia.v1i2.121-131
Mansur, T.M., Sulaiman., Abdullah, M.A., Ali,H.(2020). ILMU SOSIAL BUDATA
DASAR BERMUATAN GENERAL EDUCATION. Aceh : Syiah Kuala
University Press.
Mahmud, R.(2018).SOCIAL AS SACRED DALAM PERSPEKTIF EMILE
DURKHEM. Tasamuh, 16(2), 107.
Muazaroh, S dan Subaidi.(2019).KEBUTUHAN MANUSIA DALAM PEMIKIRAN
ABRAHAM MASLOW (TINJAUAN MAQASID SYARIAH).Al-
Mazahib,7(1),21-22. Diakses dari:
https://core.ac.uk/download/pdf/287230072.pdf
38
Muhibin., & Marfuatun.(2020).Urgensi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam
Mengatasi Prokrastinasi Akademik Di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ilmu
Kependidikan,15(2), 69-80. DOI: 10.29408/edc.v15i2.2714
Noor, W.K., & Qomariyah, U.(2019). Hierarki Kebutuhan Sebagai Dasar Refleksi Diri
Tokoh Dalam Novel Pesantren Impian. Jurnal Sastra Indonesia,8(2), 103-104.
Pambudi,H.(2015).Perubahan Kebudayaan: Sebuah Tinjauan Dari Pespektif Teknologi,
Ideologi dan Nilai-Nilai.Yogyakarta : Yayasan SATUNAMA Yogyakarta.
Diakses dari: http://satunama.org/2321/perubahan-kebudayaan-sebuah-
tinjauan-dari-pespektif-teknologi-ideologi-dan-nilai-nilai/
Sharastuti, L., Yanzi, H., & Nurmalisa, Y.(2018).Peranan Paguyuban Masyarakat
Bersatu (Pambers) dalam Mewujudkan Harmonisasi Warga Masyarakat.
Jurnal Kultur Demokrasi, 5(10), 5. Diakses dari :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/view/28750/14115
Sihotang, A.P.(2008). ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD). Semarang : Semarang
University Press.
Susanti, H., & Sismudjito.(2015).FUNGSI IKATAN PERSAUDARAAN MUSLIM
SOCFINDO (IPMS) DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN SOSIAL
DENGAN MASYARAKAT SEKITAR.PERSPEKTIF SOSIOLOGI,3(1), 79-
80. Diakses dari: https://media.neliti.com/media/publications/156731-ID-
none.pdf
Umanailo,M.C.B.(2019).EMILE DURHEM. Web.ISFPREPRINTS. DOI:
10.31219/osf.io/5r8me
Umanailo,M.C.B. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Kediri : FAM
PUBLISHING.Yuristia, A.(2017).KETERKAITAN PENDIDIKAN,
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA, MODERNISASI DAN
PEMBANGUNAN.IJTIMAIYAH,1(2), 4-5. Diakses dari:
https://core.ac.uk/download/pdf/266978005.pdf
Yuristia, A.(2017).KETERKAITAN PENDIDIKAN, PERUBAHAN SOSIAL
BUDAYA,MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN.IJTIMAIYAH,1(2):4-5.
Diakses dari: https://core.ac.uk/download/pdf/266978005.pdf

More Related Content

What's hot

Materi Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan SosialMateri Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan SosialValentinusAdr
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatyaKamila
 
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imamtugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imamimam_999
 
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.SosIthnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.SosIthnan
 
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDUIlmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDUMuhammadFajar123
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Muhammad Irwan
 
Sekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasarSekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasarFajar Fuzhu
 
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR nissaaa25
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnurfirdayanti8
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasaryollaristy
 
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABiLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABAmphie Yuurisman
 
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffiDarmawan1
 
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkunganSosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkunganMeita Purnamasari
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Pptabu hanafie
 
Konsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiKonsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiarlanridfan farid
 

What's hot (20)

Materi Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan SosialMateri Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
 
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imamtugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
tugas Ppt ibd materi1 Muhammad khoerul imam
 
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.SosIthnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
Ithnan Baqi Putra Erlangga, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th. I., M.Sos
 
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDUIlmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
Ilmu Sosial Dasar Sebagai MKDU
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Sekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasarSekilas tentang ilmu budaya dasar
Sekilas tentang ilmu budaya dasar
 
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
POWER POINT ILMU BUDAYA DASAR
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABiLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
 
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkunganSosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
 
Tugas ilmu sosbud
Tugas ilmu sosbudTugas ilmu sosbud
Tugas ilmu sosbud
 
Rangkuman bab. 1
Rangkuman bab. 1Rangkuman bab. 1
Rangkuman bab. 1
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Ppt
 
Konsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiKonsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasi
 

Similar to Desy Aryanti Pardilla Vitri, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)RadiologiStikesPerta
 
0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppterwinjurnal
 
Makalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya DasarMakalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya Dasarmithasuciana
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Rosmarosyam
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Annisa Rizka Nirmala
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
Hakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasarHakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasarmudiantari
 
Wsbd febhy
Wsbd febhyWsbd febhy
Wsbd febhyfebhy30
 
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptxILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptxTrieAnanda2
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibdnewskiem
 
ISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDUISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDUAulia Rahma
 
jawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docxjawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docxMasJay06
 

Similar to Desy Aryanti Pardilla Vitri, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos (20)

Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya DasarIlmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya Dasar
 
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
 
0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt0. Visi Misi ISBD.ppt
0. Visi Misi ISBD.ppt
 
Makalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya DasarMakalah Ilmu Budaya Dasar
Makalah Ilmu Budaya Dasar
 
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
Ilmusosialbudayadasar1 171207150440
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Hakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasarHakikat ilmu budaya dasar
Hakikat ilmu budaya dasar
 
Wsbd febhy
Wsbd febhyWsbd febhy
Wsbd febhy
 
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptxILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PERTEMUAN 1.pptx
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
ISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDUISD sebagai salah satu MKDU
ISD sebagai salah satu MKDU
 
jawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docxjawaban UTS ISBD.docx
jawaban UTS ISBD.docx
 
Tugas2
Tugas2Tugas2
Tugas2
 
Tugas2
Tugas2Tugas2
Tugas2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas2
Tugas2Tugas2
Tugas2
 
Tugas2
Tugas2Tugas2
Tugas2
 
Tugas2
Tugas2Tugas2
Tugas2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

Desy Aryanti Pardilla Vitri, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

  • 1. 1 KUMPULAN ARTIKEL 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR 2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR- FAKTOR PENYEBABNYA 3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI SOSIAL 4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA 5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS, GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN) Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) Dosen Pengampu : Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh : Nama : Desy Aryanti Pardilla Vitri NIM : K1A020013 Prodi/Kelas : Farmasi/A PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. 2 DAFTAR ISI COVER.............................................................................................................................1 DAFTAR ISI....................................................................................................................2 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR.............................................................................................................................3 2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR- FAKTOR PENYEBABNYA.......................................................................................... 10 3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI SOSIAL........................................................................................................................... 19 4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA...........................................................................................25 5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)...................31 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................37
  • 3. 3 1) PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR Pengertian dan Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar Ilmu Sosial Budaya Dasar merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk mata kuliah umum yang diajarkan dilingkungan perguruan tinggi sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 Ayat 91) butir e dikemukakan bahwa : “Pendidikan dan tenaga kependidikan berhak memperoleh kesempatan menggunaan sarana prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas”. Pasal ini memberikan peluang kepada pendidik (dosen) untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan dukungan sarana, prasarana dan fasilitas yang memadai. Pendidikan berkewajiban “menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kecatif, dinamis dan dialogis”, sehingga proses pembelajarandapat berjalan dengan baik. ISBD sesuai dengan namanya mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang mendasari mata kuliah lainnya dalam lingkup ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Dalam meningkatkan mutu dan hasil pendidikan UNESCO mendeklarasikan empat pilar pembelajaran yaitu : 1) Learning to know, yaitu pembelajaran untuk tahu; 2) Learning to do, yaitu pembelajaran untuk berbuat; 3) Learning to be, yaitu pembelajaran untuk membangunjati diri; 4) Learing to live together, yaitu pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis . Misi ini khususnya learing to live together dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora bahkan juga dalam science tidak mungkin dikmbangkan secara speculative thingking. Sebagaimana dikehendaki oleh filsafat, ilmu-ilmu sosial dan humaniora mengembangkan pendidikan secara sistematis . Bidang-bidang ilmu yang ada menjadi alat untuk mengkaji fenomeno dan problem sosial serta budaya yang terjadi sehingga seseorang mampu memecahkan masalah sosial dan masalah budaya tersebut. Oleh karena itu mahasiswa sebagai pribadi anggota keluarga dan masyarakat diharapkan mampu memecahkan masalah budaya dan sosial sehingga tercipta suasana dan komunikasi yang baik secara menyenangkan, bermakna, kreatif, dinamis, dan dialog kreatif.
  • 4. 4 Ilmu sosial dan budaya dasar identik dengan basic humanities. Humanities berasal dari kata latin human yang berarti manusiawi, yang berbudaya dan berbudi halus (refined) diharapkan seseorang mempelajari basic humanities tidaklah sama dengan the humanities (pengetahuan budaya) yang menyangkut keahlian filsafat dan seni; seni pahat, seni tari, dan lain-lain (Tim Penyusun MKD, 2018). Seperangkat konsep dasar ilmu sosial dan budaya dasar tersebut secara interdisiplin digunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian ilmu sosial dan budaya dasar memberikan alternatif sudut pandang atas pemecahan masalah sosial dan budaya di masyarakat. Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari kajian ilmu sosial dan budaya dasar, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk selanjutnya mampu mengetahui ke arah mana pemecahan masalah harus dilakukan. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. pendekatan dalam ilmu sosialbudaya dasarbersumber dari dasar-dasar ilmu social dan budaya yang bersifat terintegrasi.ilmu sosialbudaya dasardigunakan untuk mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu sosial lebih bersifat subjek oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial tersebut. Misalnya, ilmu ekonomi melihat suatu masalah melalui prespektif ekonomi serta pemecahan masalah pun dari sudut pandang ekonomi pula. Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jatuh dalam sifatpengotakan ilmu secara ketat. Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. dewasa ini perkembangan sebuah masalah semakin kompleks. Kajian atas suatu masalah membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi pemecahannya. Ilmu sosial budaya dasar sebagai kajian masalah social, kemanusiaan dan budaya, sekaligus pula member dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di bebankan pada ilmu sosial budaya dasar yang lebih bersifat teoritis, baik yang menyangkut ruang
  • 5. 5 lingkup, metode dan sistematikanya. Demikian pula halnya dengan pendekatan dalam ilmu-ilmu alam atau yang bersifat eksakta. Pendekatan dalam ilmu-ilmu alam dalam mengkaji gejala alamiah juga bersifat subject oriented. Mahasiswa yang menekuni ilmu- ilmu eksakta akan mengkaji gejala alam menurut sudut pandang ilmu mereka. Dengan diberikan kajian ilmu sosialbudaya dasardiharapkan dapat member wawasan akan pentingnya pendekatan sosial dan budaya dalam menangani masalah alam. Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya. Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah social, kemanusian,dan budaya. Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusian,dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian puladengan solusi pemecahannya. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities
  • 6. 6 diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai- nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu;Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan- keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.Ilmu-ilmu sosial (social scince). Dalam memahami ISBD perlu lebih dahulu dipahami pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Harsja Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok Ilmu Alamiah (Natural Sciences) 2. Kelompok Ilmu Sosial (Social Sciences) 3. Kelompok Pengetahuan Budaya (The humanities) Yang pertama, kelompok llmu alamiah Bertujuan untuk memahami keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Yang ketiga, kelompok ilmu sosial bertujuan untuk memahami keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu, digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman sebagai ilmu alamiah. Akan tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin seratus persen benar, hanya mendekati kebenaran dan tidak pula 100% salah sebab keteraturan dalam hubungan antar manusia dapat berubah dari waktu kewaktu. Contoh : Ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial dan sosiologi hukum. Dan yang ketiga, kelompok ilmu budaya Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa dan pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa dan pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam
  • 7. 7 tulisan-tulisan. Termasuk pengetahuan budaya antara lain adalah Filsafat, seni, sejarah, antropologi budaya, hukum dan agama. Berdasarkan pengelompokan ilmu dan pengetahuan diatas ISBD disatu sisi termasuk dalam kelompok ilmu sosial dan sisi lain termasuk kelompok pengetahuan budaya. Oleh karena itu metode pendekatannya menggunakan gabungan (combined approach), yaitu disatu sisi pendekatan terhadap manusia sebagai makhluk sosial dan interaksi dalam kelompok sosialnya, disisi lain pendekatan terhadap manusia sebagai makhluk budaya dan kemanusiaan. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) adalah kodrat, artinya manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkembang sempurna apabila tidak hidup bersama dengan individu manusia lain. Manusia sebagai makhluk budaya adalah juga kodrati artinya sejak lahir sudah menjadi makhluk yang paling sempurna karena dibekali sang pencipta dengan akal, perasaan, kehendak untuk berbuat hati, memiliki jiwa dan perasaan. Pengetahuan budaya (tha humanities) mengkaji nilai manusia sebagai makhluk budaya (homo humanus). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa- peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Latar belakang ilmu sosial budaya dasar dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut: 1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaraman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuandan kedaerahan. 2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung terus menerus menimbulkan dampak positive dan dampak negative berupa terjadinya pergeseran nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
  • 8. 8 3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung terhadap kemajuan yang telah diciptakannya itu. Hal ini merupakan sikap ambivalen teknologi, yang disamping memberikan segi positf, juga memiliki segi negatif. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai- nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar Ilmu sosial budaya dasar (ISBD) merupakan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) dengan visi “Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika,etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat”. Adapun misinya adalah “Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, pekam dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupanbermasyarakatselaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya”. ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya. Selain itu, mata kuliah ini pada prinsipnya sebagai pengatur dasar menuju pengenalan teori ilmu-ilmu social dan kebudayaan sehingga diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidisipliner tentang keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penyajian mata kuliah ilmu sosialbudaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian, mata kuliah ilmu sosial budaya dasar tidak untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya,
  • 9. 9 akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk menjangkau tujuan tersebut ilmu sosialbudaya dasardiharapkan dapat : 1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka. 2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka 9tentang masalah kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut. 3. Mengusahakan agar mahasiswa menjadi calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat. 4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu dan yang lainnya. Dengan memilki satu bekal yang sama, pars akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi. Menurut Sihotang (2008) dalam bukunya yang berjudul “ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)” tertulis bahwa tujuan ISBD dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Tujuan ISBD secara umum bertujuan untuk : a. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan budaya b. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah-masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya c. Kemampuan menyelesaikan secara kritis , analitis, responsive, arif, dan manusiawi masalah-malasah tersebut 2. Tujuan Khusus Disamping tujuan umum ISBD secara khusus bertujuan untuk :
  • 10. 10 a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya terutama untuk kepentingan profesi. b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya krtis terhadap kedua masalah tersebut. c. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat kedaerahan dan tidak terkotak-kotak(bersifat primordialisme) oleh disiplin ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalh dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial budaya. d. Membina kemampuan berfikir dan bertindak obyektif untuk menangkal pengaruh negative yang dapat merusak lingkungan sosial budaya. e. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi. 2) PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR- FAKTOR PENYEBABNYA Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya Perubahan Sosial Budaya sesungguhnya berasal dari dua konsep yang berbeda, pertama perubahan sosial yang dilihat dari kacamata sosiologi dan kedua perubahan kebudayaan yang dilihat menggunakan kacamata antropologi. Namun secara singkat dapat diartikan bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan yang mencakup hamper semua aspek. Kehidupan sosial budaya dari suatu masyarakat atau komunitas. Pada hakikatnya, proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan perubahan baru yang dilakukan oleh masyarakat tersebut guna meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupannya. Meskipun demikian perubahan sosial budaya tidak terlepas dari penilaian tentang akibat positif dan negative dari sesponden yang mengalami proses ini secara langsung. Menurut Kingsley Davis dalam Nanang (2012:4) bahwa perubahan sosial merupakan suatu perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Menurut Soemardjan, perubahan sosial meliputi segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyrakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, yang termasuk di dalamnya yaitu nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat. Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya
  • 11. 11 mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak- kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perkelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Definisi ini menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya mempengaruhi segi-segi lain struktur masyarakat. Lembaga sosial ialah unsur yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata tertip melalui norma. Perubahan Sosial Budaya sesungguhnya berasal dari dua konsep yang berbeda, peratma perubahan sosial yang dilihat dari kacamata sosiologi dan kedua perubahan kebudayaan yang dilihat menggunakan kacamata antropologi. Namun secara singkat dapat diartikan bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan yang mencakup hamper semua aspek. Kehidupan sosial budaya dari suatu masyarakat atau komunitas. Pada hakikatnya, proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan perubahan baru yang dilakukan oleh masyarakat tersebut guna meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupannya. Meskipun demikian perubahan sosial budaya tidak terlepas dari penilaian tentang akibat positif dan negative dari sesponden yang mengalami proses ini secara langsung. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur, unsur sosial,kultur, fungsi dan lembaga dalam suatu masyarakat dan perubahan itu terjadi karena adanya arus urbanisasi dan modernisasi. Sedangkan perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dan unsur-unsur budaya dalam kehidupan masyarakat. Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, atau karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, dikarenakan
  • 12. 12 berubahnya sistem komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan ini menyangkut pada seluruh segmen yang terjadi di masyarakat pada waktu tertentu. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuahhasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk memahami perubahan sosial. Berdasarkan besar kecilnya pengaruh yang terjadi pada masyarakat, perubahan sosial dibagi menjadi 2, yakni perubahan sosial yang besar dan perubahan sosial yang kecil. Perubahan sosial yang besar pada umumnya adalah perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Misalnya, terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris. Di sini lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja, sistem pemilikan tanah, klasifikasi masyarakat, dan lainnya. Sedangkan perubahan sosial yang kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa akibat yang langsung pada masyarakat. Misalnya, perubahan bentuk potongan rambut pada seseorang, tidak akan membawa pengaruh yang langsung pada masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Dalam kehidupan nyata, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan terjadi. Setiap segmen masyarakat hendaknya fleksibelterhadap perubahan yang akan terjadi baik cepat maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan mengurangi tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun dapat berasal dari dalam maupun luar. Ada yang berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai sebuah transformasi budaya dan institusi sosial yang merupakan hasil dari proses yang berlangsung terus-menerus dan memberikan kesan positif atau negatif. Perubahan sosial juga diartikan sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan prilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.
  • 13. 13 Berikut ini ada beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi : 1. Max Iver mengemukakan bahwa perubahan sosial berarti perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial (dalam buku A Text Book Fo Sociology). 2. Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan pariasi cara-carahidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat (http://id.wakipedia. com/wiki/ perubahansosial budaya). 3. Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam stuktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human Society) 4. Selo Sumardjan mengartikan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakat-an di dalam satuan masyarakat (dalam buku perubahan sosial di Yogyakarta). Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi sosialnya. Oleh karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan kebudayaan dan seringkali perubahan sosial berkaitan pada perubahan budaya. Kemudian, berikut ini pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa tokoh : 1. Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings). 2. W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan sustu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World). Perubahan sosial dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Sesuai perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya. Suatu perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan garis pemisah antaraperubahan sosial dan perubahan budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial dan
  • 14. 14 budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan tentang cara suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Meskipun perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat, namun keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan budaya dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan dalam segi budaya masyarakat. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok umur, jenis pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk. Perubahan budaya meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan mortalitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender. Perubahan budaya dalam masyarakat meliputi berbagai bentuk meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan laoin sebagainya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan mencakup bagian yang lebih luas dari perubahan sosial, namun didalamnya tidak termasuk berkaitan dengan organisasi sosial. Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan sangat erat. Kebudayaan adalah cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi ytang bersifat komunikatif seperti simbol-simbol dan bahasa yang menjadi alat pertemuan antar individu atau kelompok. Kebudayaan merupakan hubungan yang kompleks antara pengetahuan, kepercayaan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan setiap kemampuan manusia untuk mengembangkan kebiasaan sebagai warga masyarakat. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya (Soemardjan, 1982). Kebudayaan sebagai sebuah pendekatan dalam perubahan sosial berorientasi pada hal- hal yang lebih mikro seperti pandangan, sikap, dan orientasi individu. Hal ini yang membedakan antara disiplin sosilogi dan antropologi mengenai perubahan sosial. Sosiologi lebih menekankan aspek makro dalam perubahan sosial seperti jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi. Sosiologi memusatkan pada ketegangan antar kelompok sebagai faktor penyebab perubahan. Meskipun terdapat perbedaan, namun pendekatan sosiologi dan antropologi cenderung saling berhimpitan.
  • 15. 15 Terkadang perubahan sosial dan budaya mengalami tumpang tindih, sebagai contoh saat ini masyarakat meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan perubahanyang seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan perempuan secara sosial. Untuk mengatasi ketumpang tindihan tersebut maka sering kita gunakan istilah perubahan sosial budaya untuk mencakup kedua perubahan tersebut. Dengan demikian, suatu perubahan dikaitkan sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap masyarakat mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan pada lembaga sosial yang ada 3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan sementara karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. 4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena keduanya saling berkaitan. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya 1. Perubahan dari dalam Masyarakat Perubahan dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut: a. Perubahan Penduduk: Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tinggal yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya pada perubahn penduduk dalam program transmigrasi dan urbanisasi. b. Pemberontakan atau Revolusi:Pemberontakan akan menyebabkan perubahan sosial budaya, contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran komunis di Indonesia ini disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
  • 16. 16 c. Peranan Nilai yang Diubah: Perubahan juga dapat disebabkan berubahnya perana nilai di masyarakat. Misalnya, sosialisasi program keluarga berencana mampu untuk menghambat pertambahan penduduk. Contohnya sebelum ada program keluarga berencana dari pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluargaakan terlihatcenderung meningkatkan mempunyai anak banyak, namun setelah ada sosialisasi program keluarga berencana masyarakat tumbuh kesadaran untuk membatasi kelahiran anak demi masa depan dan kesejateraan anak itu sendiri. d. Peranan Tokoh Kharismatik: Tokoh kharismatik adalah tokoh yang disegani, dihormati dan diteladani oleh masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa pengaruh dalam perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno sebagai presiden RI memilikikharismatik dihadapan rakyatkarena keahliannya dapat berpidato dengan baik. e. Penemuan Baru: Adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa perubahan dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan membawa perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk status social /berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki mobil bisa dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa dianggap lebih rendah statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih dari satu mobil. 2. Perubahan dari Luar Masyarakat Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar masyarakat tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Lingkungan Alam: Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usahasebagai petani. Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.
  • 17. 17 b. Kebudayaan Masyarakatan lain: Kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat (Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat-baratan (westernis) sekelompok anak muda. c. Peperangan: Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selaian disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budayaterjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat. 3. Faktor Penyebab Perubahan Kebudayaan Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu : a. Perubahan lingkungan alam. b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain. c. Perubahan karena adanya penemuan (discovery). d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain. e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan sebaliknya, yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai pendipa kebudayaan tersebut. 4. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakatselalu mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat semakin
  • 18. 18 beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat. b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatannya. c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan yang terjadi untuk memperebutkan segala sumber kebutuhan mendorong masyarakat untuk berkreasi menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan. d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di sekitar manusia, seperti bencanaalam dan peperangan. e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup. Masyarakat akanselalucenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia-manusia yang potensial. f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikianitu semuaakan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat. g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak. h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yanglebih baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat. i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terus- menerus. Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua akan berubah.
  • 19. 19 j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur-angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru (Baharuddin, 2015). Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan- peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal. 3) TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI SOSIAL Teori Kebudayaan Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan dapat mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan- kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri. Pengetahuan yang ada belum menjamin adanya kemampuan untuk dapat digunakan bagi tujuan-tujuan praktis karena antara teori dan praktek terdapat sisi-antara (interface) yang harus diteliti secara tuntas agar dengan pengetahuan yang diperoleh lebih lanjut dari penelitian yang dilakukan, konsekuensi dalam penerapan praktis dapat dikendalikan secara ketat. Dengan demikian akan didapat pemahaman tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar yang melandasi pandangan-pandangan teoritis tentang kebudayaan. Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang kebudayaan sebagai, (a) Sistem adaptasi terhadap lingkungan.(b) Sistem tanda.(c) Teks, baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana tekstual, maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk kebudayaan.(d) Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang dari sudut filsafat. Sebelum lebih lanjut memahami teori kebudayaan ada baiknya kita meninjau terlebih dahulu wilayah kajian kebudayaan, atau lebih tepatnya Ilmu Pengetahuan Budaya. Jika menilik pembagian keilmuan seperti yang diungkapkan oleh Wilhelm Dilthey dan Heinrich Rickert, mereka membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua bagian,
  • 20. 20 yaitu Naturwissenschaften (ilmu pengetahuan alam) dimana dalam proses penelitiannya berupaya untuk menemukan hukum-hukum alam sebagai sumber dari fenomena alam. Sekali hukum ditemukan, maka ia dianggap berlaku secara universal untuk fenomena itu dan gejala-gejala yang berkaitan dengan fenomena itu tanpa kecuali. Dalam Naturwissenschaften ini yang ingin dicari adalah penjelasan (erklären) suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan nomotetis. Hal lain adalah Geisteswissenschaften (ilmu pengetahuan batin)atau oleh Rickert disebut dengan Kulturwissenschaften (ilmu pengetahuan budaya) dimana dalam tipe pengetahuan ini lebih menekankan pada upaya mencari tahu apa yang ada dalam diri manusia baik sebagai mahluk sosial maupun mahuk individu. Terutama yang berkaitan pada faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperilaku dan bertindak menurut pola tertentu. Upaya memperoleh pengetahuan berlangsung melalui empati dan simpati guna memperoleh pemahaman (verstehen) suatu fenomena dengan menggunakan pendekatan ideografis.Pada perkembangannya banyak ilmu-ilmu geisteswissenschaften dan kulturwissenschaften menggunakan pendekatan yang digunakan oleh naturwissenschaften seperti halnya Auguste Comte yang melihat suatu fenomena perkembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan positivistik. Jika di tilik tentang konsep kebudayaan, maka dapat dilihat dari dua sisi, yaitu, pertama, Konsep kebudayaan yang bersifat materialistis, yang mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil adaptasi pada lingkungan alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan masyarakat. Kajian ini lebih menekankan pada pendangan positivisme atau metodologi ilmu pengetahuan alam. Kedua, Konsep kebudayaan yang bersifat idelaistis, yang memandang semua fenomena eksternal sebagai manifestasi suatu sistem internal, kajian ini lebih dipengaruhi oleh penekatan fenomenologi. Terlepas dari itu semua maka kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu fenomena sosial dan tidak dapat dilepaskan dari perilaku dan tindakan warga masyarakat yang mendukung atau menghayatinya. Sebaliknya, keteraturan, pola, atau konfigurasi yang tampak pada perilaku dan tindakan warga suatu masyarakat tertentu dibandingkan perilaku dan tindakan warga masyarakat yang lain, tidaklah dapat dipahami tanpa dikaitkan dengan kebudayaan. Mengenai pembagian wilayah keilmuan ini terdapat kerancuan terutama yang berkenaan dengan peristilahan human science dan humanities. Pada masa Yunani dan Romawi, pendidikan yang berkaitan dengan humanities adalah
  • 21. 21 yang berkaitan dengan pemberian keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan agar seseorang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya tentang kemanusian yang berbudi dan bijaksana secara sempurna. Adapun mata pelajaran yang diberikan untuk mencapai hal itu adalah filsafat, kesusastraan, bahasa (reotrika, gramatika), seni rupa dan sejarah. Maka dari penjelasan ini, humanities atau humaniora lebih mendekati pada ilmu pengetahuan budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu fenomena sosial dan tidak dapat dilepaskan dari perilaku dan tindakan warga masyarakat yang mendukung atau menghayatinya. Sebaliknya, keteraturan, pola, atau konfigurasi yang tampak pada perilaku dan tindakan warga suatu masyarakat tertentu dibandingkan perilaku dan tindakan warga masyarakat yang lain, tidaklah dapat dipahami tanpa dikaitkan dengan kebudayaan. Berbicara tentang kebudayaan maka tidak bisa terlepas dari peradaban. Berikut ini beberapa dimensi dari peradaban, diantaranya, pertama, Adanya kehidupan kota yang berada pada tingkat perkembangan lebih “tinggi“ dibandingkan dengan keadaan perkembangan didaerah pedesaan. Kedua, Adanya pengendalian oleh masyarakat dari dorongan-dorongan elementer manusia dibandingkan dengan keadaan tidak terkendalinya atau pelampiasan dari dorongan-dorongan itu. Selain menganggap corak kehidupan kota sebagai lebih maju dan lebih tinggi dibandingkan dengan corak kehidupan di desa, dalam pengertian peradaban terkandung pula suatu unsur keaktifan yang menghendaki agar “kemajuan“ itu wajib disebarkan ke masyarakat dengan tingkat perkembangan yang lebih rendah, yang berada di daerah-daerah pedesaan yang terbelakang. Dalam mengkaji kebudayaan, unit analisa atau obyek dari kajiannya dapat dikategorikan kedalam lima jenis data, yaitu, (a) artifak yang digarap dan diolah dari bahan-bahan dalam linglkungan fisik dan hayati, (b) perilaku kinetis yang digerakkan oleh otot manusia, (c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu (d) tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa yang dihasilkan oleh pita suara dan otot-otot dalam rongga mulut dan (e) teks yang terdiri atas tanda-tanda visual sebagai representasi bunyi bahasa atau perilaku pada umumnya. Baik artifak, teks, maupun periaku manusia memperlihatkan tata susunan atau pola keteraturan tertentu yang dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai data yang bermakna, karena merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang terikat pada kelompok atau kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan kebermaknaan itu.
  • 22. 22 Teori kebudayaan adalah usaha untuk mengonseptualkan kebermaknaan itu, untuk memahami pertalian antara data dengan manusia dan kelompok manusia yang mewujudkan data itu. Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural. Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek-aspek tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan (b) perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Dalam memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepasdari prinsip-prinsip dasarnya. de Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalam memahami kebudayaan, yaitu: 1. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier, penanda) dan yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda adalah citra bunyi sedangkan petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya konsep bunyi terdiri atas tiga komponen (1) artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang keluar secara mendadak, dan (3) pita suara yang tidak bergetar. 2. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. Untuk memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda ditentukan oleh pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan cara kedua karena merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam. 3. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut Saussure ada langue dan parole (bahasa dan tuturan). Langue adalah pengetahuan dan kemampuan bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati bersama oleh semua warga masyarakat; parole adalah perwujudan langue pada individu. Melalui individu
  • 23. 23 direalisasi tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif, karena kalau tidak, komunikasi tidak akan berlangsung secara lancar. Teori Interaksi Sosial Kehidupan dan aktivitas manusia tidak terlepas dari interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia akan melakukan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat. Maka itu, interaksi sosial pun menjadi salah satu topik pembahasan di sosiologi, bidang ilmu yang mempelajari masyarakat. Dalam sosiologi, interaksi sosial didefinisikan sebagai suatu aktivitas pertukaran sosial antara dua atau lebih individu. Interaksi sosial dapat dilihat dari berbagai jenis ukuran kelompok seperti, dua, tiga individu, atau kumpulan yang lebih besar lagi, demikian dikutip dari LibreTexts, platform non-profit yang menyediakan sumber-sumber teks untuk studi ilmiah. Peran interaksi sosial di aktivitas masyarakat begitu besar. Munculnya sosialisasi dalam aktivitas sosial dipicu oleh adanya interaksi sosial. Selain itu, dengan adanya interaksi sosial, suatu tatanan masyarakat yang dapat membentuk kepribadian setiap individu juga akan terbentuk. Jadi, struktur masyarakat dan kedudayaan terbangun karena interaksi sosial. Dengan berinteraksi satu sama lain, orang merancang aturan, institusi, dan sistem tempat mereka hidup. Lewat interaksi sosial pula, simbol digunakan guna mengomunikasikan kesadaran satu masyarakat kepada mereka yang baru mengenalnya, baik anak-anak maupun orang asing. Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi Pembahasan terkait dengan interaksi sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20. Di antaranya ialah George Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi. 1. Teori Interaksionisme Simbolik Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat memicu adanya interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari- hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan
  • 24. 24 menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik pada contoh ini memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu. Teori interaksi simbolik berangkat dari pemikiran bahwa realitas sosial merupakan sebuah proses yang dinamis. Individu-individu berinteraksi melalui simbol, yang maknanya dihasilkan dari proses negosiasi yang terus-menerus oleh mereka yang terlibat dengan kepentingan masing-masing (Abdullah, 2006, p. 5). Makna suatu simbol bersifat dinamis dan variatif, tergantung pada perkembangan dan kepentingan individu, yang dibingkai oleh ruang dan waktu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, individu diletakkan sebagai pelaku aktif, sehingga konsep mengenai diri (self) menjadi penting. Konsep diri yang dikaitkan dengan emosi, nilai, keyakinan, dan kebiasaan- kebiasaan, serta pertimbangan masa lalu dan masa depan, turut mempengaruhi diri dalam pengambilan peran. Namun demikian, diri tidak terisolasi, sebab ia bertindak dalam kelompok individu. Diri tidak dapat memaknai suatu simbol tanpa adanya individu lain yang berperan sebagai cermin untuk melihat diri sendiri (Arrianie, 2008, p. 35). Dalam kehidupan sosial, manusia menggunakan simbol untuk mempresentasikan maksud mereka, demikian juga sebaliknya. Proses penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial pada dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia di sekeliling mereka. Individu memilih perilaku sebagai hal yang layak dilakukan, berdasarkan cara individu mendefinisikan situasi yang ada. Makna muncul karena ada interaksi antar individu, yang muncul dari hasil interpretasi pikiran manusia mengenai diri, serta hubungannya di dalam masyarakat. Pemahaman terhadap simbol harus dipahami bahwa simbol adalah objek sosial yang muncul dari hasil kesepakatan bersama dari individu-individu yang menggunakannya. Individu-individu tersebut memberi arti, menciptakan, dan mengubah objek di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik, bahasa, serta tindakan. 2. Teori Dramaturgi Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut Goffman, interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial ada dua jenis kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung) dan juga frontstage (depan panggung). Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki
  • 25. 25 perbedaan pola interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam kehidupan sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam kehidupan seorang Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang bos yang akan bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah dan menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada anak- anaknya. Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di dalam kegiatan interaksi satu sama lain samahalnyadengan pertunjukkan sebuah drama. Dalam hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang dilakukannya. Identitas seorang aktor dalam berinteraksi dapat berubah, tergantung dengan siapa sang aktor berinteraksi (Widodo, 2010:167). Teori dramaturgi tidak terlepas dari pengaruh Cooley mengenai the looking glass self, di dalamnya menjelaskan mengenai bagaimana seseorang tampil seperti orang lain, bagaimana penilaian orang lain atas penampilan yang dilakukan seseorang dan bagaimana seseorang tersebut mengembangkan perasaannya atas penilaian dari orang lain. Menurut Goffman orang berinteraksi adalah ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain, yang disebut sebagai penegeloalan pesan.Asumsi dari teori dramaturgi dalam Supardan (2011:158) adalah bahwa Goffman tidak berupaya menitikberatkan pada struktur sosial, melainkan pada interaksi tatap muka atau kehadiran bersama (co-presence). Menurutnya interaksi tatap muka itu dibatasinya sebagai individu yang saling memperngaruhi indakan-tindakan mereka satu sama lain ketika masing-masing berhadapan secara fisik. 4) HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEMUNCULAN BUDAYA Konsep teori Abraham Maslow menjelaskan suatu hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) yang menunjukkan adanya lima tingkatan dari kebutuhan dasar dan keinginan dalam diri manusia. Lima tingkatan kebutuhan dasar manusia adalah sebagai berikut: kebutuhan fisiologi, rasa aman, cinta dan memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis adalah prioritas tertinggi karena saat kebutuhan ini belum terpuaskan maka kebutuhan tingkat yang lebih tinggi lainnya tidak akan muncul untuk memotivasi tingkah laku (Ozguner, 2014: 208).
  • 26. 26 Pandangan dari agama islam tidak menolak kepentingan memenuhi keperluan fisiologi sebagai asas membina kehidupan dan kesejahteraan manusia, tetapi memenuhi keperluan asas sebagai prasyarat dan persediaan untuk menuju kesempurnaan diri tidaklah menjadi asas utama kepada motivasi manusia untuk meningkat ke tahap kemajuan yang seterusnya dalam kehidupan duniawi, sebaliknya ia diiringi dengan sifat dan perbuatan keesaan kepada Allah (Masri,2018:12). Kebutuhan rasa aman pada dasarnya merupakan upaya pertahanan hidup dalam jangka panjang. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, proteksi, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan, dan struktur hukum (Minderop,2016:283). Kebutuhan rasa memiliki dan cinta dapat terpenuhi dengan cara menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragam dengan maksud agar merasakan perasaan memiliki. Kebutuhan rasa penghargaan, menurut Maslow terbagi menjadi dua yaitu: 1) menghargai diri sendiri (self respect) adalah kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. 2) mendapat penghargaan dari orang lain (respect for other) berupa kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima, dan apresiasi (Minderop,2016:284). Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi, antara lain adalah kebutuhan aktualisasi diri yang didalamnya terdapat kebutuhan ekspresi estetik (Pitaloka, 20017:63). Kebutuhan aktualisasi diri dapat diartikan sebagai suatu kebutuhan seseorang dalam mewujudkan secara maksimal seluruh bakat dan kemampuan potensinya. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang muncul dari dalamatau dari luar diri seseorang da membakitkan semangat serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan (Iskandar, 2016:25). Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah, 2008: 3). Menurut Maslow (1984) motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam individu sebagai hasil kesatuan terpadu yang memiliki tujuan atau keinginan tertentu, yaitu mewujudkan kebutuhan-kebutuhan manusiawi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tidak sadar. Perilaku seseorang atau tokoh cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu (Yusuf, 2014: 495).
  • 27. 27 Abraham Maslow beranggapan bahwa semua motivasi terjadi sebagai reaksi atas persepsi seseorang individu atas lima macam tipe dasar kebutuhan. Menurut Maslow, terdapat 5 macam kebutuhan dasar, yang senantiasa dialami seseorang individu. Teori Hierarki Kebutuhannya sendiri Maslow menyebutkannya sebagai sintesis atau perpaduan teori yang holistik dinamis. Disebut demikian karena Maslow mendasarkan teorinya dengan mengikuti tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler. Adapun lima tingkatan kebutuhan dasar manusia menurut teori Abraham Maslow, yaitu : a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan dasar, dan yang bersifat primer. Kadang-kadang mereka dinamakan kebutuhan-kebutuhan biologikal dalam lingkungan kerja modern dan termasuk di dalamnya keinginan untuk mendapatkan pembayaran (upah/gaji), libur, rencana-rencana pensiun, periode-periode istirahat, lingkungan kerja yang menyenangkan, penerangan yang baik dan pada tempat- tempat kerja tertentu fasilitas AC. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak yang harus dipenuhi paling utama oleh manusia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini. b. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs) Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi,maka akan muncul kebutuhan akan keamanan, atau kebutuhan akan kepastian. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Kebutuhan akan keamanan merefleksi beinginan untuk mengamankan imbalan- imbalan yang telah dicapai dan untuk melindungi diri sendiri terhadap bahaya, cedera, ancaman, kecelakaan, kerugian atau kehilangan. Pada organisasi-organisasi kebutuhan-kebutuhan demikian terlihat pada keinginan pekerjaan akan kepastian pekerjaan, sistem-sistem senioritas, serikat pekerja, kondisi kerja aman, imbalan-imbalan tambahan, asuransi, dan kemungkinan pensiun,
  • 28. 28 tabungan, dan uang tunggu apabila terjadi hal-hal tertentu. Perlindungan terhadap bahaya, ancaman, dan jaminan keamanan. Perilaku yang menimbulkan ketidakpastian berhubungan dengan kelanjutan pekerjaan atau yang merefleksikan sikap dan perbedaan, kebijakan administrasi yang tidak terduga akan menjadi motivator yang sangat kuatdalam hal rasa aman pada setiap tahap hubungan kerja. Hal-hal tersebut merupakan contoh dari kebutuhan akan rasa aman. c. Kebutuhan Untuk Diterima (Social Needs) Seteleh kebutuhan fisiologikal dan keamanan selasai dipenuhi, maka perhatian sang individu beralih pada keinginan untuk mendapatkan kawan, cinta dan perasaan diterima. Sebagai mahluk sosial, manusia senang apabila mereka disenangi, dan berusaha memenuhi kebutuhan sosial pada waktu mereka bekerja, dengan jalan membantu kelompok-kelompok formal maupun informal, dan mereka bekerja sama dengan rekan-rekan sekerja mereka, dan mereka turut terlibat dalam kegiatan yang Iskandar: Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Peningkatan Kinerja Pustakawan dilaksanakan oleh perusahaan dimana mereka bekerja.Memberi dan menerima cinta, persahabatan, kasih saying, harta milik, pergaulan, dukungan. Jika dua tingkat kebutuhan pertama terpenuhi seseorang menjadi sadar akan perlunya kehadiran teman. d. Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs) Pada tingkatan keempat hieraki Maslow, terlihat kebutuhan individu akanpenghargaan, atau juga dinamakan orangkebutuhan “ego”. Kebutuhan iniberhubungan dengan hasrat yang untuk memiliki citra positif dan menerima perhatian, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Dalam organisasi kebutuhan untuk dihargai menunjukan motivasi untuk diakui, tanggung jawab yang besar, status yang tinggi, dan pengakuan atas kontribusi pada organisasi. e. Kebutuhan Aktualisasi-Diri (Self Actualization) Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mengalami pemenuhan diri, yang merupakan kategori kebutuhan tertinggi. Kebutuhan ini diantaranya adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik. Kebutuhan aktualisasi diri oleh organisasi dapat dipenuhi dengan memberikan kesempatan orang-
  • 29. 29 orang untuk tumbuh, mengembangkan kreativitas, dan mendapatkan pelatihan untuk mendapatkan tugas yang menantang serta melakukan pencapaian. Dalam menentukan kebutuhan manusia Abraham Maslow sangat menekan pada pemenuhan kebutuhan yang sangat bersifat internal di dalam manusia. Terlihat sekali pada penempatan faktor fisiologis pada posisi yang sangat mendasar yang harus dipenuhi.Sedangkan kebutuhan yang bersifat external yang berhubungan dengan dunia luar dari manusianya itu ditempatkan pada posisi yang terakhir. Maslow lebih menekankan kebutuhan yang membuat individu lebih cenderung statis. Pada kebutuhan akan rasa aman, pengakuan orang lain, dan penghargaan adalah keseruhan kebutuhan yang menunggu umpan balik dari orang lain untuk memenuhinya. Baru pada kebutuhan akan aktualisasi diri individu dibiarkan untuk bergerak secara dinamis untuk berhubungan dengan dunia luar. Menurut (Wallace, Goldstein dan Nathan, 2007: 277) Maslow menyatakan bahwa orang termotivasi karena kebutuhan yang tidak terpenuhi berdasarkan urutan kadar kepentingannya dari urutan yang paling rendah hingga ke urutan yang lebih tinggi. Teori Maslow telah memperoleh pengakuan secara Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland 47 luas, terutama diantara para manajer yang bekerja. Teori ini secara intuitif logis dan mudah dipahami. Namun sayangnya, riset tidak mengabsahkannya. Maslow tidak memberikan substansi yang empiris, dan beberapa studi yang berusaha membuktikannya tidak menemukan bukti pendukung untuk itu. Hirarki Kebutuhan Maslow Abraham Maslow meyakini bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan menunjukkan bahwa individu memiliki dorongan yang tumbuh secara terus menerus yang memiliki potensi besar. Sistem hirarki kebutuhan, dikembangkan oleh Maslow, merupakan pola yang biasa digunakan untuk menggolongkan motif manusia. Sistem hirarki kebutuhan meliputi lima kategori motif yang disusun dari kebutuhan yang paling rendah yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi . Abraham Maslow meyakini bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan menunjukkan bahwa individu memiliki dorongan yang tumbuh secara terus menerusyang memiliki potensi besar. Sistem hirarki kebutuhan, dikembangkan oleh Maslow, merupakan pola yang biasa digunakan untuk menggolongkan motif manusia.
  • 30. 30 Maslow percaya bahwa manusia adalah makhluk yang terintegrasi secara penuh. Ia mempunyai potensi untuk mencapai tingkat yang paling tinggi sehingga disinilah posisi transendensinya. Manusia dapat berkembang mencari batas kreativitasnya menuju pencapaian tertinggi dari kesadaran dan kebijaksanaan. Membaca pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan, tidak bisa lepas dari teori motivasi yang menjadi landasannya. Ada tujuh belas konsep dasar yang digunakan Maslow dalam memahami manusia secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama, manusia adalah individu yang terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau kebutuhan yang muncul tidak bisa dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu. Ketiga, kajian tentang motivasi harus menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan manusia. Keempat, teori motivasi tidak dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah sadar. Kelima, keinginan yang mutlak dan fundamental manusia adalah tidak jauh dari kehidupan sehari-harinya. Keenam, keinginan yang muncul dan disadari, seringkali merupakan pencetus dari tujuan lain yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus mengasumsikan bahwa motivasi adalah konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih ada beberapa konsep dasar lainnya. Teori motivasi Maslow ini berguna untuk memberikan argumen yang kuat dalam penggunaan struktur kebutuhan sebagai penggerak motivasi manusia secara menyeluruh. Inilah yang menjadi ciri khas pemikiran Maslow sebelum ada filsafat manusia sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan manusia. Struktur teori Maslow yang menyeluruh dibangun atas landasan hierarki kebutuhan yang lain. Teori hirarki kebutuhan merupakan suatu teori tentang kebutuhan manusia yang memiliki tingkatan sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Abraham Maslow. Hirarki kebutuhan merupakan teori tentang motif manusia dengan cara mengklasifikasikan kebutuhan dasar manusia dalam suatu hierarki, dan teori motivasi manusia yang dihubungkan kebutuhan-kebutuhan ini dengan perilaku umum (Bouzenita, Boulanouar, 2016:59–81). Menurut maslow manusia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling dibutuhkan sesuai dengan waktu, keadaan, dan pengalaman dirinya dalam mengikuti suatu hirarki (Artaya). Selanjutnya menurut teori Maslow juga, dijelaskan bahwa seseorang tidak akan dapat memenuhi kebutuhan kedua apabila kebutuhan yang pertama belum terpenuhi atau yang ketiga sampai yang kedua dapat terpenuhi, dan seterusnya (Jerome, 2013:39-40). Karena kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang paling utama dari kebutuhan lain dan perlu untuk dipenuhi sebab
  • 31. 31 apabila kebutuhan dasar tidak tepenuhi maka lainya tidak dapat dipenuhi. Kebutuhan- kebutuhan ini membuat diri mereka merasa tanda-tanda gelisah atau tidak merasa tenag. Orang itu merasa gelisah, tegang, ada sesuatu yang kurang, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak merasa aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang percaya diri, sangat mudah untuk mengetahui apa yang membuat orang itu gelisah. Namun, tidak selalu jelas apa yang diinginkan seseorang ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri. 5) SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS, GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN) Solidaritas Mekanis dan Organis Manusia terlahir sebagai makhluk sosial dimana saling bergantung satu sama lain. Dalam melakukan hubungan saling bergantung tersebut manusia melakukan interaksi.Tidak sampai disitu, manusia dalam melakukan interaksi tidak hanya untuk sebagai pemenuhan dalam kebutuhan kehidupan bermasyarakat namun sebagai rasa untuk melahirkan sesuatu. Dalam buku Kontjaraningrat (1990 : 164) berinteraksi dengan manusia yang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika interaksi ini semakin intens dilakukan dan melibatkan subjek yang banyak maka terbentuklah suatu wadah yang disebut masyarakat. Masyarakat adalah akumulasi interaksi yang individu dalam satu kesatuan hidup yang memiliki tata aturan walaupun. Menurut (Johnson, 1986) Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat saling bergantung satu sama lain untuk itu Durkheim membagi tipe solidaritas sosial berdasarkan tipe masyarakatnya. Dimana dalam hal ini Durkheim dengan pendekatan kolektifitasnya mengenai masyarakat membagi solidaritas sosial kedalam dua tipe. Solidaritas pada dasarnya merujuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas mekanik terbentuk atas dasar kesadaran kolektif bersama (collective consciousness atau conscience) yang merujuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen bersama yang rata-rata terdapat pada warga masyarakat tersebut. Ciri khas dari solidaritas ini didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam hal kepercayaan, sentimen dan sebagainya. Solidaritas ini memiliki hukum yang bersifat menekan (repressive) yang mengikat anggotanya, dimana bila ada perilaku salah satu
  • 32. 32 warganya yang dianggap menyimpang maka akan diberikan sanksi yang tegas (Doyle Paul Johnson, 1986 : 183). Menurut Durkheim dalam hal ini seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, kesadaran inilah yang mempersatukan para warga masyarakat (Kamanto Sunarto, 2004 : 128). Sedangkan solidaritas organik ditandai dengan kompleksitas sosial yang muncul akibat adanya pembagian kerja yang bertambah besar dengan didasarkan pada tingginya tingkat saling ketergantungan. Saling ketergantungan ini muncul akibat bertambanhnya spesialisasi dalam pembagian kerja yang memungkinkan bertambahnya perbedaan diantara individu. Perbedaan-perbedaan inilah yang kemudian membuat kesadaran kolektif pada solidaritas ini menjadi kurang penting. Solidaritas organik mempunyai hukum yang bersifat memulihkan (restitutif) dimana hukuman yang diberikan sesuai dengan parahnya pelanggaran yang dilakukan (Doyle Paul Johnson, 1986 : 183). Bagi Durkheim solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian yang saling tergantung bagaikan bagian organisme biologis. Emile Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi menjadi penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris. Secara singkat, Pokok bahasan dari sosiologi adalah studi atas fakta sosial. Fakta sosial didefenisikan sebagai 3 : Fakta sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal; atau bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial adalah seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat, dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individual. Asumsi dasar dari pendefenisian Durkheim tersebut adalah bahwa gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya. Gejala sosial (seperti aturan legal, beban moral, bahasa dan konsensus sosial) sebagai sesuatu yang riil/faktual, maka gejala-gejala tersebut dapat dipelajari dengan metode-metode empirik. Oleh sebab itu, dimungkinkan untuk dikembangkannya metode keilmuan dengan gejala/fakta sosial sebagai objek material ilmu tersebut, yaitu ilmu sosiologi. Kenyataan/fakta sosial tersebut terjadi dalam satu kehidupanbersama/komunitas. Komunitas yang dimaksud di sini adalah komunitas dalam pengertian abad XIX-XX, yang meliputi segala bentuk hubungan yang ditandai oleh tingkat keakraban yang sangat tinggi, kedalaman emosi, komitmen moral, kohesi sosial. Komunitas dibangun atas dasar manusia dalam keutuhannya, bukan peranan-peranannya yang terpisah-pisah.
  • 33. 33 Di dalam bukunya The Rules of Sociological Method, Emile Durkheim membedakan antara dua tipe fakta-fakta sosial yaitu material dan nonmaterial. Meskipun ia membicarakan keduanya di dalam rangkaian karyanya, fokus utamanya adalah pada fakta-fakta nonmaterial (kebudayaan dan lembaga-lembaga sosial) daripada fakta-fakta sosial material (birokrasi, dan hukum). Posisi teori Durkheim dalam paradigma ilmu sosial masuk pada paradigma fakta sosial. Hal ini sangat nyata, tampak dari konsep teorinya yang terkenal tentang “jiwa kelompok” yang dapat mempengaruhi kehidupan individu. Individu yang ada ditengah kelompok tersebut merupakan bagian pokok bagaimana mempelajari kenyataan yang terjadi dalam sebuah wadah masyarakat. Social fact adalah aspek kehidupan sosial yangtidak dapat dijelaskan dalam pengertian biologis dan psikologis dari seorang individu. Fakta sosial bersifat eksternal (berada di luar individu). Karena sifat eksternalnya, fakta sosial merupakan realitas independen dan membentuk lingkungan objeknya sendiri. contoh yang paling jelas dari fakta sosial adalah kebiasaan, peraturan, norma dan sebagainya. Dengan kata lain, sebuah masyarakat bukan hanya sekedar sekelumit pemikiran yang ada dalam pemikiran seseorang, tetapi merupakan kumpulan sekian banyak fakta-mulai dari bahasa, hukum, kebiasaan, ide, nilai, tradisi, teknik, sampai kepada aneka jenis produk yang dihasilkan masyarakat tersebut. Pembagian kerja memiliki implikasi yang sangat besar terhadap struktur masyarakat. Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas sosial terbentuk, dengan kata lain perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri mereka sebagai bagian yang utuh. Untuk menyimpulkan perbedaan ini, Durkheim membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis. Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanismenjadi satu dan padu karena seluruh orang adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka terlibat aktivitas dan juga tipe pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Sebaliknya, masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru karena adanya perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memilki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Durkheim berpendapat bahwa masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang lebih kuat yaitu pemahaman norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan pembagian kerja menyebabkan menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif lebih terlihat dalam masyarakat
  • 34. 34 yang ditopang oleh solidaritas mekanikdaripada masyarakat yang ditopang oleh solidaritas organik. Masyarakat modern lebih mungkin bertahan dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang yang dimiliki orang lain daripada bertahan pada kesadaran kolektif.Oleh karenaitumeskipun masyarakat organikmemiliki kesadaran kolektif, namun dia adalah bentuk lemah yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan individual. Masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif melingkupi seluruh masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat diyakini, sangat mendarah daging,dan isinya sangat bersifat religious. Sementara dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik, kesadaran kolektif dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan terlalu mengikat, kurang mendarah daging, dan isinya hanya kepentingan individu yang lebih tinggi dari pedoman moral. Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah perilaku dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim, seluruh anggota masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, hati nurani kolektif yaitu suatu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstrim serta memaksa. Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Setiap anggota menjalankan peran yang berbeda, dan saling ketergantungan seperti pada hubungan antara organisme biologis. Bisa dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini menyebabkan masyarakat yang ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, karenaadanya saling ketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peran tertentu akan mengakibatkan gangguan pada sistem kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Keadaan masyarakat dengan solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok profesi. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft) Menurut Ferdinand Tonnies (dalam Soerjono Soekanto, 2001:144-146) bahwa suatu masyarakat memiliki hubungan-hubungan positif satu sama lainnya. Adapun bentuk hubungan tersebut dibedakan atas dua yaitu paguyuban (Gemeinschaft) dan patembayan (Gesellschaft). Paguyuban (Gemeinschaft) adalah bentuk kehidupan
  • 35. 35 bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya. Sebaliknya patembayan (Gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk Gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri dan lain sebagainya. Di dalam Gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan bersama (common will), ada suatu pengertian serta juga kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut. Apabila terjadi pertentangan antara anggota suatu paguyuban, maka pertentangan tersebut tidak akan dapat dibatasi dalam suatu hal saja. Hal itu disebabkan karena adanya hubungan yang menyeluruh antara anggota- anggotanya. Tak mungkin suatu pertentangan yang kecil diatasi, oleh karena pertentangan tersebut, akan menjalar ke bidang-bidang lainnya. Keadaan yang sedikit berbeda akan dijumpai pada patembayan atau Geselschaft, dimana terdapat public life yang artinya bahwa hubungannya bersifat untuk semua orang; batas-batas antara “kami” dan “bukan kami” kabur. Pertentangan yang terjadi antara anggota dapat dibatasi pada bidang-bidang tertentu, karena suatu persoalan dapat dilokalisasi (Basrowi, 2005:54). Dari teori yang dikemukakan Ferdinand Tonnies tersebut terlihat bahwa hubungan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya baik itu dari ikatan darah, keluarga, maupun saudara jauh. Begitu juga dengan lembaga Ikatan Persaudaraan Muslim Socfindo (IPMS) yang berperan sebagai suatu kelompok sosial dalam bidang keagamaan yang dapat mendekatkan masyarakat perkebunan dari berbagai status sosial dan ekonominya . Menurut Ferdinand Tonnies (dalam Soerjono Soekanto, 2001:144) hubungan- hubungan positif antara manusia selalu bersifat Gemeinschaft (paguyuban) atau Gesellschaft (patembayan). Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana
  • 36. 36 anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Sedangkan Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Seperti halnya pada masyarakat pedesaan, perkotaan, maupun pada masyarakat perkebunan yang memiliki pola interaksi yang berbeda-beda. Kalau masyarakat pedesaan biasanya diidentikan pada solidaritas masyarakat yang kuat dan kedekatan hubungan emosional yang bersifat kekeluargaan. Sedangkan masyarakat perkotaan diidentikkan dengan kedekatan hubungan dan kedekatan hubungannya dengan sesama memiliki interaksi sosial yang hanya bersifat sementara.
  • 37. 37 DAFTAR PUSTAKA Andjarwati,T.(2015).Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, 1(1), 45-54. Baharuddin.(2015).BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN.Jurnal Al-Hikmah,9(2), 182-188. DOI: https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v9i2.323.g273 Devi,A.(2015).SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERISTIWA KEMATIAN PADA MASYARAKAT DUSUN NGULU TENGAH, DESA PRACIMANTORO, KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRIABSTRAK. Jurnal Imliah Pend. Sos Ant, 5(2). Di akses dari: file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/9463-20167-1-SM.pdf Fitri,A.(2015).DRAMATURGI: PENCITRAAN PRABOWO SUBIANTO DI MEDIA SOSIAL TWITTER MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN 2014.JURNAL INTERAKSI,4(1),101–108. Diakses dari: file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/9740-21862-1-SM-3.pdf Iskandar.(2016).Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslom terhadap peningkatan kinerja pustakawan. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Himah,4(1) ,24-34. DOI:10.24252/kah.v4i1a2 Laksmi.(2017).Teori Interaksionisme Simbolik dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Journal of Library and Information Science, 1(1), 124. DOI: http://dx.doi.org/10.18326/pustabiblia.v1i2.121-131 Mansur, T.M., Sulaiman., Abdullah, M.A., Ali,H.(2020). ILMU SOSIAL BUDATA DASAR BERMUATAN GENERAL EDUCATION. Aceh : Syiah Kuala University Press. Mahmud, R.(2018).SOCIAL AS SACRED DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEM. Tasamuh, 16(2), 107. Muazaroh, S dan Subaidi.(2019).KEBUTUHAN MANUSIA DALAM PEMIKIRAN ABRAHAM MASLOW (TINJAUAN MAQASID SYARIAH).Al- Mazahib,7(1),21-22. Diakses dari: https://core.ac.uk/download/pdf/287230072.pdf
  • 38. 38 Muhibin., & Marfuatun.(2020).Urgensi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam Mengatasi Prokrastinasi Akademik Di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ilmu Kependidikan,15(2), 69-80. DOI: 10.29408/edc.v15i2.2714 Noor, W.K., & Qomariyah, U.(2019). Hierarki Kebutuhan Sebagai Dasar Refleksi Diri Tokoh Dalam Novel Pesantren Impian. Jurnal Sastra Indonesia,8(2), 103-104. Pambudi,H.(2015).Perubahan Kebudayaan: Sebuah Tinjauan Dari Pespektif Teknologi, Ideologi dan Nilai-Nilai.Yogyakarta : Yayasan SATUNAMA Yogyakarta. Diakses dari: http://satunama.org/2321/perubahan-kebudayaan-sebuah- tinjauan-dari-pespektif-teknologi-ideologi-dan-nilai-nilai/ Sharastuti, L., Yanzi, H., & Nurmalisa, Y.(2018).Peranan Paguyuban Masyarakat Bersatu (Pambers) dalam Mewujudkan Harmonisasi Warga Masyarakat. Jurnal Kultur Demokrasi, 5(10), 5. Diakses dari : https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/view/28750/14115 Sihotang, A.P.(2008). ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD). Semarang : Semarang University Press. Susanti, H., & Sismudjito.(2015).FUNGSI IKATAN PERSAUDARAAN MUSLIM SOCFINDO (IPMS) DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN SOSIAL DENGAN MASYARAKAT SEKITAR.PERSPEKTIF SOSIOLOGI,3(1), 79- 80. Diakses dari: https://media.neliti.com/media/publications/156731-ID- none.pdf Umanailo,M.C.B.(2019).EMILE DURHEM. Web.ISFPREPRINTS. DOI: 10.31219/osf.io/5r8me Umanailo,M.C.B. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Kediri : FAM PUBLISHING.Yuristia, A.(2017).KETERKAITAN PENDIDIKAN, PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA, MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN.IJTIMAIYAH,1(2), 4-5. Diakses dari: https://core.ac.uk/download/pdf/266978005.pdf Yuristia, A.(2017).KETERKAITAN PENDIDIKAN, PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA,MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN.IJTIMAIYAH,1(2):4-5. Diakses dari: https://core.ac.uk/download/pdf/266978005.pdf