SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
SEMINAR AKUNTANSI
                PEMERINTAH
       OPINI PEMERIKSAAN
                     BPK

1. Ayudhia Indah Pratiwi (5)
2. Erik Tri Aviantara (11)
3. Irham Zuhri Muhammad
   (17)
4. Martha Widdi Nurfaiza (23)
5. Yan Hasbi Khairil (29)
SELAYANG PANDANG BPK
BPK adalah lembaga negara yang bertugas
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
DASAR HUKUM
  Kedudukan,        Landasan
    Tugas,
  Wewenang         Operasional

    UUD 1945                UU No.
    pada pasal              17/2003
   23E, 23F, dan
       23G
                   UU No.
                   1/2004

    UU 15/2006                    UU No.
                                  15/2004
    tentang BPK
KEDUDUKAN BPK

                       UUD 1945

Presiden   MPR   DPR   DPD   BPK   MA   MK   KY




   Lembaga pemeriksa eksternal keuangan
      negara yang bebas dan mandiri
KEANGGOTAAN BPK

                          Anggota BPK dipilih oleh DPR



  KETUA     WAKIL KETUA
MERANGKAP   MERANGKAP
 ANGGOTA     ANGGOTA
                          Ketua dan Wakil Ketua BPK dipilih dari
                          dan oleh Anggota BPK


   7 ORANG ANGGOTA

                          Masa jabatan 5 tahun, maksimal 2 kali
                          masa jabatan
LINGKUP PEMERIKSAAN
                           Pemerintah Pusat

                            Pemerintah Daerah

               yang
                             Lembaga Negara lainnya
 Seluruh   dikelola oleh
                              Bank Indonesia
  Unsur
Keuangan                      BUMN
 Negara
                             BLU

                            BUMD

                           Lembaga/Badan lain
LINGKUP PEMERIKSAAN
Jenis Pemeriksaan

  Pemeriksaan     • pemeriksaan atas laporan keuangan, dalam rangka
                    memberikan pernyataan opini
   keuangan


  Pemeriksaan     • pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta
                    pemeriksaan atas aspek efektivitas
    kinerja

  Pemeriksaan     • pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus 
                    pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan
  dengan tujuan     keuangan, pemeriksaan investigatif, pemeriksaan atas
     tertentu       permintaan (audit on request)
HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA
TERKAIT


             LHP                       LHP
 Lembaga
                       BPK                      Pemerintah
Perwakilan
                                               Pusat/Daerah
                             Indikasi pidana




                   Penegak Hukum
JENIS OPINI BPK
Dasar Hukum
         Pasal 16 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004

Ayat (1)
  Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa
  mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
  dalam Laporan Keuangan yang didasarkan pada kriteria (i)
  kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii)
  kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii)
  kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv)
  efektivitas sistem pengendalian intern. Terdapat 4 (empat)
  jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yakni (i)
  opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), (ii) opini
  wajar dengan pengecualian (qualified opinion), (iii) opini tidak
  wajar (adversed opinion), dan (iv) pernyataan menolak
  memberikan opini (disclaimer of opinion).
Dasar Hukum
    Lampiran IV Peraturan Badan Pemeriksa
     Keuangan Republik Indonesia Nomor : 01
        Tahun 2007 tanggal : 7 Maret 2007

“Standar Pemeriksaan memberlakukan setiap
     standar pelaporan audit keuangan dan
     Pernyataan Standar Audit (PSA) yang
  ditetapkan oleh IAI, kecuali ditentukan lain.”
Jenis dan Kriteria atau Kondisi
yang Mendasari Opini

   1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

  Opini WTP menyatakan bahwa laporan
   keuangan disajikan secara wajar dalam
 semua hal yang material, posisi keuangan,
  hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
    prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kriteria Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
1.   Bukti pemeriksaan yang cukup memadai telah
     terkumpul, dan pemeriksa telah melaksanakan
     penugasan sedemikian rupa sehingga
     mampu menyimpulkan bahwa ketiga
     standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi;
2.   Semua aspek dari standar umum SPKN
     telah dipatuhi dalam penugasan pemeriksaan;
3.   Seluruh laporan keuangan (neraca, laporan
     realisasi anggaran, laporan arus kas dan
     catatan atas laporan keuangan) telah lengkap
     disajikan;
Kriteria Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
4.   Laporan keuangan yang disajikan telah
     sesuai dengan prinsip akuntansi yang
     berlaku umum. Hal ini juga berarti bahwa
     pengungkapan informatif yang cukup telah
     tercantum dalam catatan atas laporan
     keuangan serta bagian-bagian lainnya dari
     laporan keuangan tersebut;
5.   Tidak terdapat situasi yang membuat
     pemeriksa merasa perlu untuk
     menambahkan sebuah paragraf
     penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam
     laporan pemeriksaan.
Dalam hal terjadi keadaan tertentu yang
     perlu penjelasan, pemeriksa bisa
menambahkan suatu paragraf penjelasan
dalam laporan hasil pemeriksaannya. Dalam
 kondisi ini, pemeriksa dapat menyatakan
  opini modifikasi yaitu WTP Dengan
           Paragraf Penjelasan
WTP Dengan Paragraf
Penjelasan
1.   Tidak ada konsistensi dalam penerapan
     prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.   Ketidakpastian atas kelangsungan hidup
     organisasi (going concern)
WTP Dengan Paragraf
Penjelasan
3.   Ada penekanan pada suatu masalah .
     Contohnya apabila pemeriksa berpikir bahwa
     ia harus menjelaskan transaksi dengan
     pihak lain yang bernilai sangat besar, dan
     peristiwa penting setelah tanggal neraca.

4.   Terkait laporan yang melibatkan pemeriksa
2. Wajar Dengan Pengecualian

   Opini WDP menyatakan bahwa laporan
  keuangan menyajikan secara wajar dalam
 semua hal yang material, posisi keuangan,
  hasil usaha dan arus kas entitas sesuai
    prinsip akuntansi yang berlaku umum,
 kecuali untuk dampak hal-hal yang yang
                 dikecualikan
Kriteria WDP
1.   WDP karena adanya penyimpangan dari prinsip
     akuntasi (salah saji) Pemeriksa, setelah
     memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup
     memadai, menyimpulkan bahwa salah saji yang
     terjadi baik secara individual maupun agregat,
     adalah material, tapi tidak pervasive, terhadap
     laporan keuangan; atau
2.   WDP karena adanya pembatasan lingkup
     (ketidakcukupan bukti) Pemeriksa tidak dapat
     memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup
     memadai untuk dijadikan dasar opini, tetapi
     pemeriksa menyimpulkan bahwa dampak yang
     mungkin terjadi (possible effects) pada laporan
     keuangan atas salah saji yang tidak terdeteksi,
     apabila ada, adalah material tetapi tidak pervasive.
3. Tidak Wajar (TW)
  Kondisi yang menyebabkan pemeriksa
     menyatakan opini TW adalah ketika
    pemeriksa, setelah memperoleh bukti
     pemeriksaan yang cukup memadai,
    menyimpulkan bahwa salah saji yang
 ditemukan, baik secara individual maupun
 agregragat, adalah material dan pervasive
  pada laporan keuangan. Sifat pervasive
   (berpengaruh secara keseluruhan) dapat
  dilihat dari nilai absolute, jumlah akun dan
       jumlah laporan yang terpengaruh.
4. Tidak Memberikan
Pendapat
Kondisi-kondisi yang menyebabkan pemeriksa menyatakan
opini TMP adalah sebagai berikut:
1.  Pemeriksa tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan
    yang cukup memadai sebagai dasar opini, dan
    pemeriksa menyimpulkan bahwa dampak salah saji yang
    tidak terdeteksi pada laporan keuangan, bila ada,
    adalah material dan pervasive; atau
2.  Dalam kondisi ekstrim yang melibatkan banyak
    ketidakpastian, pemeriksa menyimpulkan bahwa, terlepas
    dari perolehan bukti pemeriksaan yang cukup
    memadai terkait setiap ketidakpastian, pemeriksa
    tidak mungkin merumuskan opini atas laporan keuangan
    karena adanya interaksi potensial dan dampak kumulatif
    yang mungkin terjadi pada laporan keuangan.
Mekanisme Perumusan Opini
   Tentukan apakah temuan berakibat pada
    terjadinya salah saji, jika berakibat maka tentukan
    nilai salah saji yang terjadi;
   Tentukan;
   Tentukan apakah nilai salah saji akun
    material, yaitu bila melebihi Tolerable Error
    (TE). TE merupakan materialitas tingkat akun
    yang merupakan batas kesalahan yang dapat
    ditolerir;
   Tentukan apakah akun yang terpengaruh
    bersifat pervasive dengan mempertimbangkan
    faktor kompleksitas, proporsi dan
    pengungkapannya.
Mekanisme Perumusan Opini
Apakah temuan berakibat pada terjadinya salah
saji, jika berakibat maka tentukan nilai salah saji
yang terjadi


     Apakah temuan telah didukung dengan bukti
     audit yang memadai


          Apakah nilai salah saji akun material, yaitu
          bila melebihi Tolerable Error


                Apakah akun yang terpengaruh bersifat
                pervasive dengan mempertimbangkan faktor
                kompleksitas, proporsi dan pengungkapannya
Langkah Menyimpulkan Opini
                                                   Tentukan materialitas
                                                        salah saji

• kelompok temuan yang
  telah didukung dengan         • Untuk temuan yang telah didukung
  bukti audit yang memadai;       bukti maka yang diukur adalah
                                  dampak salah sajinya.
  dan
                                • Sedangkan temuan yang berkaitan
• kelompok temuan yang tidak      dengan ketidakcukupan bukti
  didukung dengan bukti audit     (pembatasan lingkup) yang diukur
  yang memadai;                   adalah kemungkinan dampak salah
    Kelompokkan
                                  saji jika ada, atau besarnya nilai yang
       temuan                     tidak bisa discover dengan prosedur
    berdasarkan                   audit
     kecukupan
      buktinya
Langkah Menyimpulkan Opini
(2)

                                                   • jika opini masing-masing
                                Tentukan   opini     kelompok temuan berbeda
• proporsi,                                          maka bandingkan proporsi
                                                     antara kedua kelompok
• pengungkapan            • Masing-masing            temuan tersebut. Opini akhir
• kompleksitas;             kelompok                 tergantung pada opini
                                                     kelompok temuan yang
                            temuan                   memiliki proporsi lebih besar.
     Apakah masing-         berdasarkan
     masing kelompok        bagan alur opini
      temuan bersifat
   pervasive atau tidak

                                                                 Simpulkan opini
Pertimbangan Temuan Dalam
Menentukan Opini
   Faktor pembatasan ruang lingkup
    (pembatasan oleh auditee, dokumen tidak
    lengkap, dan ketidakpastian) yang bararti
    pemeriksa tidak dapat menerapkan
    standar audit (penyimpangan dari standar
    audit)
   Faktor laporan keuangan tidak disajikan
    sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
    umum dan tidak diterapkan secara
    konsisten (penyimpangan dari prinsip
    akuntansi)
   Temuan dapat berupa temuan kepatuhan
    maupun temuan pengendalian intern. Indikasi-
    indikasi temuan jenis ini dapat dilihat pada
    kesimpulan (akibat) pada temuan, misalnya :
     • hal ini mengakibat akun …. tidak dapat
       diyakini kewajarannya
     • nilai aktiva tidak dapat diketahui dengan
       pasti
     • adanya potensi asset tidak tercatat minimal
       sebesar ….
     • Piutang tidak mencerminkan nilai yang
       sebenarnya
Pelanggaran terhadap prinsip
akuntansi meliputi:
  Apakah prinsip akuntansi yang dipilih untuk diterapkan sudah
  berlaku umum, prinsip akuntansi sudah tepat sesuai keadaan,
  dan laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi
  yang cukup dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman
  dan penafsiran

  Informasi diiktisarkan dengan
  semestinya,


  Laporan keuangan mencerminkan peristiwa atau
  kejadian yang mendasarinya, dan


  Prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten
  tanpa adanya penjelasan mengenai alasan dan
  dampaknya.
MENGUKUR SALAH SAJI ATAU
POTENSI KESALAHAN YANG TERJADI



 Dalam mengukur salah saji atau potensi
   kesalahan yang terjadi, pemeriksa harus
  mempertimbangkan apakah permasalahan
 yang terjadi berdampak kepada kewajaran
      seluruh akun atau dapat dilokalisir
   Pada saat perencanaan, pemeriksa telah
    menetapkan dua jenis materialitas sesuai
    dengan Juknis penetapan batas
    materialitas dalam pemeriksaan laporan
    keuangan yaitu:
     Planning  materiality (PM) yaitu materialitas
      untuk tingkat keseluruhan laporan keuangan.
     Tolerable error (TE) yaitu materialitas terkait
      kelas-kelas transaksi, saldo akun, dan
      pengungkapan.
Panduan pertimbangan
kuantitatif
   Jika total salah saji/potensi kesalahan yang
    ditemukan lebih kecil dari PM dan salah saji pada
    tingkat akun masing-masing tidak lebih besar
    daripada TE akun tersebut, maka pemeriksa bisa
    memberikan opini WTP; atau
   Jika total saji/potensi kesalahan yang ditemukan
    lebih besar dari PM dan/atau salah saji/potensi
    salah saji di masing-masing akun lebih besar dari
    TE, maka pemeriksa bisa mempertimbangkan untuk
    tidak memberikan opini WTP. Opini yang bisa
    dipertimbangkan adalah WDP atau tidak
    wajar/disclaimer. Hal ini tergantung dari nilai salah
    sajinya yang mempengaruhi laporan keuangan
    secara keseluruhan atau tidak, asersi yang
    terpengaruh, dan pertimbangan kualitatif yang
    relevan menurut tim pemeriksa.
Pedoman Pertimbangan faktor-
faktor kualitatif
   Penting tidaknya salah saji atau potensi salah
    saji dikaitkan dengan asersi. Jika hanya
    menyangkut asersi valuation dan presentation,
    opini yang diberikan bisa WDP. Namun jika
    menyangkut asersi existency atau occurrence,
    right and obligation dan completeness, maka
    opini yang diberikan dapat Tidak Wajar atau
    Tidak Memberikan Pendapat, dan
   Luas atau tidaknya akibat dari salah saji
    atau risiko kemungkinan salah saji baik jumlah
    akun yang terpengaruh maupun jumlah laporan
    yang terpengaruh.
Tiga tingkatan materialitas untuk
  mempertimbangkan jenis laporan audit yang
  harus dibuat, yaitu :




Jumlahnya tidak material,


    Jumlahnya cukup material namun tidak
    melemahkan laporan keuangan secara
    keseluruhan, dan

         Kesalahan dalam jumlah sangat material
         sehingga kebenaran keseluruhan
         Laporan Keuangan diragukan
   Apakah pengungkapan dapat
        mempengaruhi opini?
Kendala pemerintah memperoleh
          opini wtp
LKPP
 Permasalahan IP aset tetap           Kelemahan IP aset eks BPPN
• Aset Tetap 10 KL senilai Rp4,13   • Belum ditemukan dokumen cessie
  T belum dilakukan IP                atas Aset Eks BPPN berupa Aset
• Tanah Jalan Nasional pada           Kredit senilai Rp18,25 T
  Kementerian PU senilai            • Aset Eks BPPN yg telah
  Rp109,06 T belum selesai            diserahkan kpd PUPN senilai
  dilakukan IP dan hasil IP tidak     Rp11,18 T tidak didukung oleh
  memadai                             dokumen sumber yang valid
• Aset Tetap hasil IP pada 3 KL     • Aset Eks BPPN berupa tagihan
  senilai Rp3,88 T dicatat ganda      Penyelesaian Kewajiban
• Hasil IP 40 KL selisih Rp1,54 T     Pemegang Saham (PKPS) senilai
  dgn nilai koreksi hasil IP pada     Rp8,68 T belum didukung
  DJKN                                kesepakatan dgn Pemegang
                                      Saham
• Aset Tetap 14 KL senilai Rp6,89
  T tidak diketahui                 • Aset Eks BPPN berupa 917 item
  keberadaannya                       aset properti belum dinilai
• Pelaksanaan IP belum              • Pemerintah belum dapat
  mencakup penilaian masa             menyajikan nilai bersih yang dapat
  manfaat Aset Tetap sehingga         direalisasikan atas piutang Eks
  Pemerintah belum dapat              BPPN
LKKL


       Pengelolaan dan pencatatan
       PNBP

          Pengelolaan Belanja Hibah

             Pengelolaan Belanja Barang
             dan Bansos

                Pengeloaan kas, piutang, aset
                tetap dan persediaan
LKKL                                     Kementerian
                                         Kesehatan

    PNBP  tidak disetor ke kas negara
    Belanja modal  Pembayaran dimuka atas
     Material On Site dan PO tanpa disertai bank
     garansi dan bertentangan dengan Perpres No. 54
     tahun 2010
    Belanja modal  alat kesehatan bergerak, tidak
     terdapat catatan dan dokumen pendukung
LKKL


       Pengelolaan dan pencatatan
       PNBP

          Pengelolaan Belanja Barang

             Pengelolaan Piutang Bukan
             Pajak

                Pengelolaan dan pencatatan
                aset tetap dan persediaan
LKKL                                   Kemendiknas

    Penggunaan PNBP di luar anggaran sebesar
     Rp23,83 M
    70 rekening PTN senilai Rp20,41 miliar belum
     dilaporkan dalam laporan keuangan
    Ketidakwajaran dalam pencatatan saldo piutang
     dan persediaan
    Endapan dana bansos yang belum tersalurkan di
     rekening beberapa PTN yang nilainya mencapai
     Rp43,75 miliar.
LKKL
LKPD


   Aset tetap
                     Kab.          Beberapa aset tanah
  yang belum
                     Pekalongan    belum dicatat.
  dilakukan IP
   Penyertaan                      Penyertaan modal
   modal tidak                     senilai Rp 31 M tidak
    memakai          Kota Binjai
                                   disajikan dlm metode
  metode ekuitas
                                   ekuitas
  Penyajian saldo                  Saldo investasi non
   dana bergulir
                                   permanen tidak
  tidak memakai      Kab. Sleman
     metode net                    mencerminkan nilai
  realizable value                 wajar
                                   Tidak terdapat sisdur
  Penatausahaan
     persediaan
                                   pengelolaan
                     Prov. Bali
  tidak memadai                    persediaan barang
                                   pakai habis
LKPD



       Pembatasan lingkup
       pemeriksaan
          kelemahan
          pengelolaan yang
          material pada akun
          kas, piutang,
          persediaan, investasi
          permanen dan non
          permanen, aset tetap,
          aset lainnya, belanja
          barang dan jasa,
          belanja bansos, dan
          belanja modal
LKPD                                      Kab. Kutai
                                          Kartanegara

    BPK tidak dapat menerapkan prosedur
     pemeriksaan dan lingkup pemeriksaan BPK
     tidak cukup untuk memungkinkan BPK
     menyatakan pendapat
    pengelolaan data pegawai tidak memadai
    pengelolaan realisasi belanja operasional sekolah
     TA 2011 belum memadai
    terdapat realisasi pembayaran belanja barang
     dan jasa pada 3 kegiatan di 3 SKPD tidak dapat
     diyakini kewajarannya.
LKPD


                    Kas

                      Persediaan dan aset tetap
  Penyajian yg
 tidak wajar scr
material pd akun:
                          Belanja barang dan jasa

                            Belanja bansos

                              Belanja modal
LKPD                                                  Kab. Melawi
                                                      Kalbar

    sisa Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) TA 2011
     sebesar Rp552.3 JT belum disetor ke kas daerah karena telah
     digunakan untuk pengeluaran yang tidak sesuai dengan ketentuan;
    penyajian persediaan pada neraca idak berdasarkan hasil
     penatausahaan persediaan yang memadai;
    pencatatan saldo penyertaan modal pada PDAM Kabupaten
     Melawi sebesar Rp3 M berbeda dengan yang diakui pada Lapkeu
     PDAM sebesar Rp6.5M dan pencatatan sebesar Rp3M tidak
     berdasarkan metode ekuitas;
    aset tetap sebesar Rp29 M belum berdasarkan hasil pencatatan,
     penatausahaan, inventarisasi dan klasifikasi yang menggambarkan
     nilai dan harga perolehan aset tetap yang sebenarnya.
KESIMPULAN
SARAN
   Meningkatkan komitmen Menteri/Pimpinan Lembaga dan pengelola
    keuangan antara lain melalui pencantuman kesanggupan untuk
    meningkatkan kualitas LKKL oleh setiap Menteri/Pimpinan Lembaga
    dengan Presiden dalam Kontrak Kinerja.
   Mempelajari Masalah dan Temuan BPK/Aparat Pengawas Intern
    Pemerintah (APIP), dan Pendampingan Audit BPK:
       Identifikasi masalah dan temuan BPK/APIP oleh K/L dan unit terkait.
       Koordinasi internal dan eksternal K/L untuk mengetahui penyebab dan solusi temuan.
       Menyusun Action Plan tindak lanjut atas masalah/temuan dan melakukan monitoring
        pelaksanaan tindak lanjut temuan.
       Pendampingan oleh APIP K/L pada saat entry meeting, audit process, dan exit meeting
        pemeriksaan BPK atas LKKL.
       Meningkatkan koordinasi dan pembahasan 3 pihak antara K/L, Kemenkeu, dan BPK, dan
        pembahasan hasil pemeriksaan BPK.
   Pendidikan dan Pelatihan SDM:
       Melanjutkan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) baik untuk
        level manajerial maupun level pelaksana teknis, baik secara tatap muka maupun e-
        learning.
       Peningkatan sosialisasi dan bimbingan akuntansi dan pelaporan keuangan kepada seluruh
        K/L.
   Peningkatan peran APIP dalam melakukan reviu
    Laporan Keuangan.
   Pendampingan secara intensif kepada seluruh K/L
    termasuk program Intensive Care Uni (ICU) bagi K/L
    yang mendapat opini “Disclaimer” dan Wajar Dengan
    Pengecualian.
   Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan
    Pelaporan Keuangan setiap tahun yang bertujuan untuk
    membangun forum interaksi antar pejabat K/L dalam
    menyusun strategi peningkatan kualitas LKKL,
    mewujudkan kesatuan pemahaman yang jelas,
    menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi
    bersama, dan menjaga terpeliharanya komitmen para
    penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan.

More Related Content

What's hot

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSujatmiko Wibowo
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Jiantari Marthen
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan Promosi Ekonomi AnggotaLaporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan Promosi Ekonomi AnggotaBachtiar Hidayat
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptMAHMUN SYARIF
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansiAry Efendi
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahDadang Solihin
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Yudhi Aldriand
 
Prinsip – prinsip akuntansi
Prinsip – prinsip akuntansiPrinsip – prinsip akuntansi
Prinsip – prinsip akuntansiAyu Saputri
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikMirsa Niati
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikAry Efendi
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPSEKP - UGM
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan Promosi Ekonomi AnggotaLaporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan Promosi Ekonomi Anggota
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Prinsip – prinsip akuntansi
Prinsip – prinsip akuntansiPrinsip – prinsip akuntansi
Prinsip – prinsip akuntansi
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 
Laporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuanganLaporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuangan
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 

Viewers also liked

Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemeriksaan Keuangan Pemerintah DaerahPemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemeriksaan Keuangan Pemerintah DaerahRusman R. Manik
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan NegaraPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan NegaraMuhamad Yogi
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraDeady Rizky Yunanto
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARALily Herliana
 
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPKUU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPKbanglarangan
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanperisuka
 
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanBagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanDoni Setiawan
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaDeady Rizky Yunanto
 
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...Penataan Ruang
 
Kiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaranKiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaranajijogja
 
Indepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reportingIndepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reportingajijogja
 

Viewers also liked (20)

Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
 
LHP BPK
LHP BPKLHP BPK
LHP BPK
 
Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemeriksaan Keuangan Pemerintah DaerahPemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
 
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan NegaraPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
 
Session 2
Session 2Session 2
Session 2
 
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPKUU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
UU No 15 Tahun 2004 tentang BPK
 
KESA
KESAKESA
KESA
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
 
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanBagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
 
Materi pkn kls xii bab 2
Materi pkn kls xii bab 2Materi pkn kls xii bab 2
Materi pkn kls xii bab 2
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
 
Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )
Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )
Pelatihan Laporan Hasil Audit (Buku-6 KPA )
 
Materi ppkn sma xii bab 2
Materi ppkn sma xii bab 2Materi ppkn sma xii bab 2
Materi ppkn sma xii bab 2
 
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
Uu15 2004 pemeriksaan tanggung jawab keuangan negaraUndang-undang No. 15 Tahu...
 
Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak
Pemeriksaan Pajak
 
Kiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaranKiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaran
 
Indepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reportingIndepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reporting
 

Similar to SEMINAR PEMERIKSAAN BPK

Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpInsp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpAdi Pujakesuma
 
Opini pemeriksaan keuangan pemerintah daerah
Opini pemeriksaan keuangan pemerintah daerahOpini pemeriksaan keuangan pemerintah daerah
Opini pemeriksaan keuangan pemerintah daerahRusman R. Manik
 
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpTugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpHilanglah Harapanku
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I9elevenStarUnila
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Jiantari Marthen
 
Auditing I - UTS.pdf
Auditing I - UTS.pdfAuditing I - UTS.pdf
Auditing I - UTS.pdfATQAKIA
 
Memahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptx
Memahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptxMemahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptx
Memahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptxBamBank1
 
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdfBAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdfyaman53
 
Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2
Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2
Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2Sidik Abdullah
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfUntidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfArdiansahDoansah29
 
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiPrinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiQamarulHuda6
 

Similar to SEMINAR PEMERIKSAAN BPK (20)

Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpInsp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
 
Opini pemeriksaan keuangan pemerintah daerah
Opini pemeriksaan keuangan pemerintah daerahOpini pemeriksaan keuangan pemerintah daerah
Opini pemeriksaan keuangan pemerintah daerah
 
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpTugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
Bukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptxBukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptx
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
 
Auditing I - UTS.pdf
Auditing I - UTS.pdfAuditing I - UTS.pdf
Auditing I - UTS.pdf
 
Memahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptx
Memahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptxMemahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptx
Memahami-Opini-Audit-Kemenhan.pptx
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdfBAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
 
Auditing1
Auditing1Auditing1
Auditing1
 
Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2
Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2
Auditing bahan kuliah(standart Auditing)_2
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Modul audit jadi
Modul audit jadiModul audit jadi
Modul audit jadi
 
Modul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libreModul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libre
 
Biaya perjalanan dinas
Biaya perjalanan dinasBiaya perjalanan dinas
Biaya perjalanan dinas
 
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfUntidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
 
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiPrinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Recently uploaded (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

SEMINAR PEMERIKSAAN BPK

  • 1. SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH OPINI PEMERIKSAAN BPK 1. Ayudhia Indah Pratiwi (5) 2. Erik Tri Aviantara (11) 3. Irham Zuhri Muhammad (17) 4. Martha Widdi Nurfaiza (23) 5. Yan Hasbi Khairil (29)
  • 3. BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 4. DASAR HUKUM Kedudukan, Landasan Tugas, Wewenang Operasional UUD 1945 UU No. pada pasal 17/2003 23E, 23F, dan 23G UU No. 1/2004 UU 15/2006 UU No. 15/2004 tentang BPK
  • 5. KEDUDUKAN BPK UUD 1945 Presiden MPR DPR DPD BPK MA MK KY Lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara yang bebas dan mandiri
  • 6. KEANGGOTAAN BPK Anggota BPK dipilih oleh DPR KETUA WAKIL KETUA MERANGKAP MERANGKAP ANGGOTA ANGGOTA Ketua dan Wakil Ketua BPK dipilih dari dan oleh Anggota BPK 7 ORANG ANGGOTA Masa jabatan 5 tahun, maksimal 2 kali masa jabatan
  • 7. LINGKUP PEMERIKSAAN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah yang Lembaga Negara lainnya Seluruh dikelola oleh Bank Indonesia Unsur Keuangan BUMN Negara BLU BUMD Lembaga/Badan lain
  • 8. LINGKUP PEMERIKSAAN Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan • pemeriksaan atas laporan keuangan, dalam rangka memberikan pernyataan opini keuangan Pemeriksaan • pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas kinerja Pemeriksaan • pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus  pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan dengan tujuan keuangan, pemeriksaan investigatif, pemeriksaan atas tertentu permintaan (audit on request)
  • 9. HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA TERKAIT LHP LHP Lembaga BPK Pemerintah Perwakilan Pusat/Daerah Indikasi pidana Penegak Hukum
  • 11. Dasar Hukum  Pasal 16 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Ayat (1) Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam Laporan Keuangan yang didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern. Terdapat 4 (empat) jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yakni (i) opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), (ii) opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), (iii) opini tidak wajar (adversed opinion), dan (iv) pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion).
  • 12. Dasar Hukum  Lampiran IV Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor : 01 Tahun 2007 tanggal : 7 Maret 2007 “Standar Pemeriksaan memberlakukan setiap standar pelaporan audit keuangan dan Pernyataan Standar Audit (PSA) yang ditetapkan oleh IAI, kecuali ditentukan lain.”
  • 13. Jenis dan Kriteria atau Kondisi yang Mendasari Opini 1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Opini WTP menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  • 14. Kriteria Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 1. Bukti pemeriksaan yang cukup memadai telah terkumpul, dan pemeriksa telah melaksanakan penugasan sedemikian rupa sehingga mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi; 2. Semua aspek dari standar umum SPKN telah dipatuhi dalam penugasan pemeriksaan; 3. Seluruh laporan keuangan (neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan) telah lengkap disajikan;
  • 15. Kriteria Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 4. Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan tersebut; 5. Tidak terdapat situasi yang membuat pemeriksa merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan pemeriksaan.
  • 16. Dalam hal terjadi keadaan tertentu yang perlu penjelasan, pemeriksa bisa menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan hasil pemeriksaannya. Dalam kondisi ini, pemeriksa dapat menyatakan opini modifikasi yaitu WTP Dengan Paragraf Penjelasan
  • 17. WTP Dengan Paragraf Penjelasan 1. Tidak ada konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup organisasi (going concern)
  • 18. WTP Dengan Paragraf Penjelasan 3. Ada penekanan pada suatu masalah . Contohnya apabila pemeriksa berpikir bahwa ia harus menjelaskan transaksi dengan pihak lain yang bernilai sangat besar, dan peristiwa penting setelah tanggal neraca. 4. Terkait laporan yang melibatkan pemeriksa
  • 19. 2. Wajar Dengan Pengecualian Opini WDP menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang yang dikecualikan
  • 20. Kriteria WDP 1. WDP karena adanya penyimpangan dari prinsip akuntasi (salah saji) Pemeriksa, setelah memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai, menyimpulkan bahwa salah saji yang terjadi baik secara individual maupun agregat, adalah material, tapi tidak pervasive, terhadap laporan keuangan; atau 2. WDP karena adanya pembatasan lingkup (ketidakcukupan bukti) Pemeriksa tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai untuk dijadikan dasar opini, tetapi pemeriksa menyimpulkan bahwa dampak yang mungkin terjadi (possible effects) pada laporan keuangan atas salah saji yang tidak terdeteksi, apabila ada, adalah material tetapi tidak pervasive.
  • 21. 3. Tidak Wajar (TW) Kondisi yang menyebabkan pemeriksa menyatakan opini TW adalah ketika pemeriksa, setelah memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai, menyimpulkan bahwa salah saji yang ditemukan, baik secara individual maupun agregragat, adalah material dan pervasive pada laporan keuangan. Sifat pervasive (berpengaruh secara keseluruhan) dapat dilihat dari nilai absolute, jumlah akun dan jumlah laporan yang terpengaruh.
  • 22. 4. Tidak Memberikan Pendapat Kondisi-kondisi yang menyebabkan pemeriksa menyatakan opini TMP adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksa tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai sebagai dasar opini, dan pemeriksa menyimpulkan bahwa dampak salah saji yang tidak terdeteksi pada laporan keuangan, bila ada, adalah material dan pervasive; atau 2. Dalam kondisi ekstrim yang melibatkan banyak ketidakpastian, pemeriksa menyimpulkan bahwa, terlepas dari perolehan bukti pemeriksaan yang cukup memadai terkait setiap ketidakpastian, pemeriksa tidak mungkin merumuskan opini atas laporan keuangan karena adanya interaksi potensial dan dampak kumulatif yang mungkin terjadi pada laporan keuangan.
  • 23.
  • 24. Mekanisme Perumusan Opini  Tentukan apakah temuan berakibat pada terjadinya salah saji, jika berakibat maka tentukan nilai salah saji yang terjadi;  Tentukan;  Tentukan apakah nilai salah saji akun material, yaitu bila melebihi Tolerable Error (TE). TE merupakan materialitas tingkat akun yang merupakan batas kesalahan yang dapat ditolerir;  Tentukan apakah akun yang terpengaruh bersifat pervasive dengan mempertimbangkan faktor kompleksitas, proporsi dan pengungkapannya.
  • 25. Mekanisme Perumusan Opini Apakah temuan berakibat pada terjadinya salah saji, jika berakibat maka tentukan nilai salah saji yang terjadi Apakah temuan telah didukung dengan bukti audit yang memadai Apakah nilai salah saji akun material, yaitu bila melebihi Tolerable Error Apakah akun yang terpengaruh bersifat pervasive dengan mempertimbangkan faktor kompleksitas, proporsi dan pengungkapannya
  • 26. Langkah Menyimpulkan Opini Tentukan materialitas salah saji • kelompok temuan yang telah didukung dengan • Untuk temuan yang telah didukung bukti audit yang memadai; bukti maka yang diukur adalah dampak salah sajinya. dan • Sedangkan temuan yang berkaitan • kelompok temuan yang tidak dengan ketidakcukupan bukti didukung dengan bukti audit (pembatasan lingkup) yang diukur yang memadai; adalah kemungkinan dampak salah Kelompokkan saji jika ada, atau besarnya nilai yang temuan tidak bisa discover dengan prosedur berdasarkan audit kecukupan buktinya
  • 27. Langkah Menyimpulkan Opini (2) • jika opini masing-masing Tentukan opini kelompok temuan berbeda • proporsi, maka bandingkan proporsi antara kedua kelompok • pengungkapan • Masing-masing temuan tersebut. Opini akhir • kompleksitas; kelompok tergantung pada opini kelompok temuan yang temuan memiliki proporsi lebih besar. Apakah masing- berdasarkan masing kelompok bagan alur opini temuan bersifat pervasive atau tidak Simpulkan opini
  • 28. Pertimbangan Temuan Dalam Menentukan Opini  Faktor pembatasan ruang lingkup (pembatasan oleh auditee, dokumen tidak lengkap, dan ketidakpastian) yang bararti pemeriksa tidak dapat menerapkan standar audit (penyimpangan dari standar audit)  Faktor laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak diterapkan secara konsisten (penyimpangan dari prinsip akuntansi)
  • 29. Temuan dapat berupa temuan kepatuhan maupun temuan pengendalian intern. Indikasi- indikasi temuan jenis ini dapat dilihat pada kesimpulan (akibat) pada temuan, misalnya : • hal ini mengakibat akun …. tidak dapat diyakini kewajarannya • nilai aktiva tidak dapat diketahui dengan pasti • adanya potensi asset tidak tercatat minimal sebesar …. • Piutang tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya
  • 30. Pelanggaran terhadap prinsip akuntansi meliputi: Apakah prinsip akuntansi yang dipilih untuk diterapkan sudah berlaku umum, prinsip akuntansi sudah tepat sesuai keadaan, dan laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi yang cukup dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman dan penafsiran Informasi diiktisarkan dengan semestinya, Laporan keuangan mencerminkan peristiwa atau kejadian yang mendasarinya, dan Prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten tanpa adanya penjelasan mengenai alasan dan dampaknya.
  • 31. MENGUKUR SALAH SAJI ATAU POTENSI KESALAHAN YANG TERJADI Dalam mengukur salah saji atau potensi kesalahan yang terjadi, pemeriksa harus mempertimbangkan apakah permasalahan yang terjadi berdampak kepada kewajaran seluruh akun atau dapat dilokalisir
  • 32. Pada saat perencanaan, pemeriksa telah menetapkan dua jenis materialitas sesuai dengan Juknis penetapan batas materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan yaitu:  Planning materiality (PM) yaitu materialitas untuk tingkat keseluruhan laporan keuangan.  Tolerable error (TE) yaitu materialitas terkait kelas-kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
  • 33. Panduan pertimbangan kuantitatif  Jika total salah saji/potensi kesalahan yang ditemukan lebih kecil dari PM dan salah saji pada tingkat akun masing-masing tidak lebih besar daripada TE akun tersebut, maka pemeriksa bisa memberikan opini WTP; atau  Jika total saji/potensi kesalahan yang ditemukan lebih besar dari PM dan/atau salah saji/potensi salah saji di masing-masing akun lebih besar dari TE, maka pemeriksa bisa mempertimbangkan untuk tidak memberikan opini WTP. Opini yang bisa dipertimbangkan adalah WDP atau tidak wajar/disclaimer. Hal ini tergantung dari nilai salah sajinya yang mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan atau tidak, asersi yang terpengaruh, dan pertimbangan kualitatif yang relevan menurut tim pemeriksa.
  • 34. Pedoman Pertimbangan faktor- faktor kualitatif  Penting tidaknya salah saji atau potensi salah saji dikaitkan dengan asersi. Jika hanya menyangkut asersi valuation dan presentation, opini yang diberikan bisa WDP. Namun jika menyangkut asersi existency atau occurrence, right and obligation dan completeness, maka opini yang diberikan dapat Tidak Wajar atau Tidak Memberikan Pendapat, dan  Luas atau tidaknya akibat dari salah saji atau risiko kemungkinan salah saji baik jumlah akun yang terpengaruh maupun jumlah laporan yang terpengaruh.
  • 35. Tiga tingkatan materialitas untuk mempertimbangkan jenis laporan audit yang harus dibuat, yaitu : Jumlahnya tidak material, Jumlahnya cukup material namun tidak melemahkan laporan keuangan secara keseluruhan, dan Kesalahan dalam jumlah sangat material sehingga kebenaran keseluruhan Laporan Keuangan diragukan
  • 36. Apakah pengungkapan dapat mempengaruhi opini?
  • 38. LKPP Permasalahan IP aset tetap Kelemahan IP aset eks BPPN • Aset Tetap 10 KL senilai Rp4,13 • Belum ditemukan dokumen cessie T belum dilakukan IP atas Aset Eks BPPN berupa Aset • Tanah Jalan Nasional pada Kredit senilai Rp18,25 T Kementerian PU senilai • Aset Eks BPPN yg telah Rp109,06 T belum selesai diserahkan kpd PUPN senilai dilakukan IP dan hasil IP tidak Rp11,18 T tidak didukung oleh memadai dokumen sumber yang valid • Aset Tetap hasil IP pada 3 KL • Aset Eks BPPN berupa tagihan senilai Rp3,88 T dicatat ganda Penyelesaian Kewajiban • Hasil IP 40 KL selisih Rp1,54 T Pemegang Saham (PKPS) senilai dgn nilai koreksi hasil IP pada Rp8,68 T belum didukung DJKN kesepakatan dgn Pemegang Saham • Aset Tetap 14 KL senilai Rp6,89 T tidak diketahui • Aset Eks BPPN berupa 917 item keberadaannya aset properti belum dinilai • Pelaksanaan IP belum • Pemerintah belum dapat mencakup penilaian masa menyajikan nilai bersih yang dapat manfaat Aset Tetap sehingga direalisasikan atas piutang Eks Pemerintah belum dapat BPPN
  • 39. LKKL Pengelolaan dan pencatatan PNBP Pengelolaan Belanja Hibah Pengelolaan Belanja Barang dan Bansos Pengeloaan kas, piutang, aset tetap dan persediaan
  • 40. LKKL Kementerian Kesehatan  PNBP  tidak disetor ke kas negara  Belanja modal  Pembayaran dimuka atas Material On Site dan PO tanpa disertai bank garansi dan bertentangan dengan Perpres No. 54 tahun 2010  Belanja modal  alat kesehatan bergerak, tidak terdapat catatan dan dokumen pendukung
  • 41. LKKL Pengelolaan dan pencatatan PNBP Pengelolaan Belanja Barang Pengelolaan Piutang Bukan Pajak Pengelolaan dan pencatatan aset tetap dan persediaan
  • 42. LKKL Kemendiknas  Penggunaan PNBP di luar anggaran sebesar Rp23,83 M  70 rekening PTN senilai Rp20,41 miliar belum dilaporkan dalam laporan keuangan  Ketidakwajaran dalam pencatatan saldo piutang dan persediaan  Endapan dana bansos yang belum tersalurkan di rekening beberapa PTN yang nilainya mencapai Rp43,75 miliar.
  • 43. LKKL
  • 44. LKPD Aset tetap Kab. Beberapa aset tanah yang belum Pekalongan belum dicatat. dilakukan IP Penyertaan Penyertaan modal modal tidak senilai Rp 31 M tidak memakai Kota Binjai disajikan dlm metode metode ekuitas ekuitas Penyajian saldo Saldo investasi non dana bergulir permanen tidak tidak memakai Kab. Sleman metode net mencerminkan nilai realizable value wajar Tidak terdapat sisdur Penatausahaan persediaan pengelolaan Prov. Bali tidak memadai persediaan barang pakai habis
  • 45. LKPD Pembatasan lingkup pemeriksaan kelemahan pengelolaan yang material pada akun kas, piutang, persediaan, investasi permanen dan non permanen, aset tetap, aset lainnya, belanja barang dan jasa, belanja bansos, dan belanja modal
  • 46. LKPD Kab. Kutai Kartanegara  BPK tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan dan lingkup pemeriksaan BPK tidak cukup untuk memungkinkan BPK menyatakan pendapat  pengelolaan data pegawai tidak memadai  pengelolaan realisasi belanja operasional sekolah TA 2011 belum memadai  terdapat realisasi pembayaran belanja barang dan jasa pada 3 kegiatan di 3 SKPD tidak dapat diyakini kewajarannya.
  • 47. LKPD Kas Persediaan dan aset tetap Penyajian yg tidak wajar scr material pd akun: Belanja barang dan jasa Belanja bansos Belanja modal
  • 48. LKPD Kab. Melawi Kalbar  sisa Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) TA 2011 sebesar Rp552.3 JT belum disetor ke kas daerah karena telah digunakan untuk pengeluaran yang tidak sesuai dengan ketentuan;  penyajian persediaan pada neraca idak berdasarkan hasil penatausahaan persediaan yang memadai;  pencatatan saldo penyertaan modal pada PDAM Kabupaten Melawi sebesar Rp3 M berbeda dengan yang diakui pada Lapkeu PDAM sebesar Rp6.5M dan pencatatan sebesar Rp3M tidak berdasarkan metode ekuitas;  aset tetap sebesar Rp29 M belum berdasarkan hasil pencatatan, penatausahaan, inventarisasi dan klasifikasi yang menggambarkan nilai dan harga perolehan aset tetap yang sebenarnya.
  • 50. SARAN
  • 51. Meningkatkan komitmen Menteri/Pimpinan Lembaga dan pengelola keuangan antara lain melalui pencantuman kesanggupan untuk meningkatkan kualitas LKKL oleh setiap Menteri/Pimpinan Lembaga dengan Presiden dalam Kontrak Kinerja.  Mempelajari Masalah dan Temuan BPK/Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), dan Pendampingan Audit BPK:  Identifikasi masalah dan temuan BPK/APIP oleh K/L dan unit terkait.  Koordinasi internal dan eksternal K/L untuk mengetahui penyebab dan solusi temuan.  Menyusun Action Plan tindak lanjut atas masalah/temuan dan melakukan monitoring pelaksanaan tindak lanjut temuan.  Pendampingan oleh APIP K/L pada saat entry meeting, audit process, dan exit meeting pemeriksaan BPK atas LKKL.  Meningkatkan koordinasi dan pembahasan 3 pihak antara K/L, Kemenkeu, dan BPK, dan pembahasan hasil pemeriksaan BPK.  Pendidikan dan Pelatihan SDM:  Melanjutkan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) baik untuk level manajerial maupun level pelaksana teknis, baik secara tatap muka maupun e- learning.  Peningkatan sosialisasi dan bimbingan akuntansi dan pelaporan keuangan kepada seluruh K/L.
  • 52. Peningkatan peran APIP dalam melakukan reviu Laporan Keuangan.  Pendampingan secara intensif kepada seluruh K/L termasuk program Intensive Care Uni (ICU) bagi K/L yang mendapat opini “Disclaimer” dan Wajar Dengan Pengecualian.  Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap tahun yang bertujuan untuk membangun forum interaksi antar pejabat K/L dalam menyusun strategi peningkatan kualitas LKKL, mewujudkan kesatuan pemahaman yang jelas, menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi bersama, dan menjaga terpeliharanya komitmen para penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan.