2. ANGGOTA KELOMPOK
1. Muhammad Ardiansah Yuniarto (2230102001)
2. Rosita Adjeng Pramilu (2230102009)
3. Riska Aulia Ulfah (2240102071)
4. Syahrul Malazia (2240102090)
3.
TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.
Tujuan auditor menurut SA 700 adalah untuk merumuskan
suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas
kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh dan untuk
menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis
yang juga menjelaskan basis opini tersebut.
4. Tujuan audit spesifik ditentukan berdasarkan asersi-asersi
yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan
keuangan. Tujuan asersi yaitu:
1). Membuat keputusan tentang pemilihan risiko dengan
mempertimbangkan tipe salah saji potensial yang mungkin terjadi.
2). Menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan
penilaian risiko.
Asersi-asersi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
• Kelengkapan (completeness)
• Hak dan kewajiban (right and obligation)
• Penilaian atau pengalokasian (valuation or allocation)
• Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
TUJUAN AUDIT
5.
KEBERADAAN ATAU KETERJADIAN
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian
berhubungan dengan apakah aktiva atau utang
suatu perusahaan benar-benar ada pada tanggal
tertentu dan apakah transaksi yang tercantum
benar-benar terjadi selama periode tertentu.
Asersi keberadaan berkaitan dengan akun-akun
riil yang tercantum pada neraca. Auditor
memperhatikan asersi ini terutama berkaitan
dengan kemungkinan adanya overstatement
dalam komponen laporan keuangan yang sengaja
dilakukan.
6.
KELENGKAPAN
Asersi tentang kelengkapan berhubungan
dengan apakah semua transaksi dan akun
rekening yang semestinya disajikan dalam
laporan keuangan telah dicantumkan. Auditor
memperhatikan asersi ini terutama berkaitan
dengan kemungkinan adanya understatement
dalam komponen laporan keuangan yang sengaja
dilakukan klien.
7.
HAK DAN KEWAJIBAN
Asersi Tentang hak dan kewajiban berhubungan
dengan dua hal yaitu:
1. Apakah aktiva yang tercantum dalam laporan
keuangan benar-benar merupakan hak
perusahaan pada tanggal tertentu
2. Apakah utang yang tercantum dalam laporan
keuangan betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan pada tanggal tertentu.
Asersi hak dan kewajiban mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan asersi keberadaan dan
8. PENILAIAN ATAU PENGALOKASIAN
Asersi tentang penilaian berkaitan dengan akun-
akun riil yang tercantum pada neraca. Asersi
penilaian berkaitan dengan apakah harta, utang,
dan modal sudah dicantumkan pada neraca
dengan jumlah Yang semestinya. Asersi
pengalokasian berkaitan dengan apakah akun-
akun normal, yaitu pendapatan dan biaya, telah
dicantumkan pada laporan rugi laba dengan
jumlah yang semestinya.
9. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Asersi berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan berhubungan
dengan apakah komponen-
komponen tertentu dalam laporan
keuangan sudah diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan secara
semestinya.
10. PROSEDUR AUDITING
Berikut ini diberikan contoh audit
spesifik untuk akun persediaan agar
dapat lebih memahami asersi-asersi
yang telah dikemukakan.
11. PROSEDUR AUDITING
ASERSI KEBERADAAN
DAN KETERJADIAN
Tujuan audit spesifik :
a. Persediaan yang
dicantumkan data neraca,
secara fisik ada.
b. Persediaan merupakan
unsur yang disimpan untuk
dijual dan digunakan dalam
operasi normal perusahaan.
01 ASERSI
KELENGKAPAN
Tujuan audit spesifik:
a. Persediaan meliputi semua produk jadi,
bahan baku dan penolong, dan bahan habis
pakai yang ada di tangan perusahaan.
b. Kuantitas persediaan meliputi semua
produk jadi, bahan baku dan penolong, dan
bahan habis pakai yang dimiliki perusahaan
yang masih dalam perjalanan maupun yang
disimpan di luar perusahaan misalnya
persediaan barang konsinyasi.
c. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan
dikompilasi dengan teliti dan totalnya telah
dimasukkan ke data rekening persedian.
02 ASERSI HAK DAN
KEWAJIBAN
Tujuan audit spesifik:
a. Persediaan meliputi semua produk jadi, bahan
baku dan penolong, dan bahan habis pakai yang
ada di tangan perusahaan.
b. Kuantitas persediaan meliputi semua produk
jadi, bahan baku dan penolong, dan bahan habis
pakai yang dimiliki perusahaan yang masih
dalam perjalanan maupun yang disimpan di luar
perusahaan misalnya persediaan barang
konsinyasi.
c. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan
dikompilasi dengan teliti dan totalnya telah
dimasukkan ke data rekening persediaan.
ggan atau dimiliki oleh pihak lain.
03
12. PROSEDUR AUDITING
ASERSI PENILAIAN DAN
PENGALOKASIAN
Tujuan audit spesifik:
a. Persediaan dinyatakan secara tepat pada harga
pokok atau perolehannya, kecuali jika harga
pasarnya lebih rendah.
b. Unsur persediaan yang lambat perputarannya
(turnover-nya rendah) berlebihan rusak, dan
usang yang dimasukkan persediaan telah
diidentifikasikan.
c. Persediaan dikurangi, jika semestinya demikian,
pada harga perolehan penggantian (replacement
cost) atau nilai bersih yang dapat direalisasikan
04 ASERSI PENYAJIAN
DAN PENGUNGKAPAN
Tujuan audit spesifik:
a. Persediaan diklasifikasikan sebagaimana
mestinya dalam neraca sebagai aktiva lancar.
b. Golongan besar persediaan dan dasar
penilaiannya diungkapkan secara memadai
dalam neraca.
c. Persediaan yang digadaikan atau dititipkan ke
pihak lain diungkapkan secara memadai.
05
13. Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menyatakan opini audit. Tujuan audit
laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan klien. Untuk mendasari pemberian
pendapat tersebut, auditor harus memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti ya mendukung laporan keuangan
tersebut
Auditor harus menghimpun evidential matter (hal-hal
yang bersifat membuk tikan) dan tidak sekadar evident atau
bukti konkrit sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan klien
BUKTI AUDIT
14. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan
Dari kalimat tersebut di atas, diperoleh hal penting yang
berkaitan dengan audit, yaitu:
1Kecukupan bukti audit.
2 Kompetensi bukti audit.
3Dasar yang memadai atau rasional.
4. Sifat bukti.
5Prosedur yang dapat dilakukan untuk menghimpun bukti
BUKTI AUDIT
15. Dalam memperoleh bukti untuk mendukung pendapat atas
laporan keuangan, auditor mengembangkan tujuan audit
spesifik untuk setiap akun dalam laporan keuanganAuditor
mengidentifikasi tujuan audit spesifik berdasarkan asersi
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen karena setiap
tujuan spesifik au- dit memerlukan bukti audit yang berbeda.
Asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen
merupakan titik awal yang penting dalam mengembangkan
tujuan spesifik audit
ASERSI DAN TUJUAN AUDIT
SPESIFIK
16. KECAKUPAN BUKTI
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan
kuantitas bukti audit. Faktor yang
mempengaruhi kecukupan bukti audit, meliputi:
a. Materialitas
b. Risiko audit
c. Faktor-faktor ekonomi
d. Ukuran dan karakteristik populasi
17. FAKTOR
EKONOMI
Auditor memilih keterbatasan
sumber daya yang digunakan
untuk memperoleh bukti yang
diperlukan sebagai dasar yang
memadai untuk memberikan
pendapat atas kewajaran
laporan keuangan.
Auditor tidak mungkin
menghimpun dan mengevaluasi
seluruh bukti yang ada untuk
mendukung pendapatnya. Hal
tersebut sangat tidak efisien.
Pengumpulan bukti audit dan
pemeriksaan terhadap bukti
audit dilakukan atas dasar
sampling
UKURAN DAN
KARAKTERISTIK
POPULASI
18. KOMPETENSI
BUKTI
Kompetensi atau kualitas bahan bukti yang berupa
catatan akuntansi berkaitan erat dengan efektivitas
pengendalian internal klien. Semakin efektif
pengendalian internal klien semakin kompeten catatan
akuntansi yang dihasilkan.
Kompetensi bukti audit yang berupa informasi penguat
tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. relevansi,
b. sumber bukti,
c. ketepatan waktu,
d. obyektivitas.
Relevan berarti bahwa bukti
harus berkaitan dengan asersi
manajemen dalam laporan
keuangan. Bukti yang relevan
adalah bukti yang tepat
digunakan untuk suatu maksud
tertentu. Sebagai contoh
pengamatan fisik persediaan
yang diaudit relevan digunakan
untuk menentukan keberadaan
persediaan
RELEVANSI
19.
Auditor tidak diharuskan standar pekerjaan lapangan ketiga
untuk mempunyai Persyaratan dasar yang memadai atau
realistis berhubungan dengan seluruh tingkat keyakinan auditor
untuk keperluan penyimpulan hasil audit untuk berbagai item
yang mempunyai tingkat keyakinan yang bervariasi tidak
mungkin menyatukan pendapat atas laporan keuangan.
Pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai
faktor yaitu:
1. Pertimbangan profesional auditor
2. integritas Manajemen
3. Transaksi yang terjadi di Perusahaan
4. Jenis kepemilikan perusahaan
5. Kondisi keuangan perusahaan
DASAR YANG MEMADAI
20.
SIFAT BUKTI
SIFAT BUKTI
Bukti audit terdiri dari :
1. catatan akuntansi yang mendasari laporan
keuangan
2. informasi lain yang mendukung catatan
akuntansi dan kesimpulan logis auditor tentang
penyajian yang wajar dalam laporan keuangan.
21. SIFAT BUKTI
Cek dan catatan dari transafer dana secara elektronik
Faktur
Kontrak
Buki Besar dan Buku Pembantu
Jurnal dan penyesuaian lain dalam laporan keuangan
yang tidak tergambarkan dalam jurnal formal
Catatan seperti kertas kerja dan spreed sheet yang
mendukung alokasi kos, perhitungan, rekonsiliasi
Pengungkapan
Buku pedoman akuntansi
Contoh catatan akuntansi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
22.
SIFAT BUKTI
COOPERATION IS THE THOROUGH
CONVICTION THAT NOBODY CAN GET
THERE UNLESS EVERYBODY GETS THERE.
Bukti yang mendukung laporan keuangan terdiri
daru dua jenis, yaitu
a. Data akuntansi yang mendasari
b. Semua bukti atau informasi pendukung atau
penguat yang tersedia bagi auditor.
Bukti audit yang bersumber dari data akuntansi klien terdiri atas
a. Jurnal
b. Buku besar dan buku pembantu
c. buku pedoman akuntansi
d. memorandum dan catatan informal seperti work sheet,
perhitungan, dan rekonsiliasi
23. SIFAT BUKTI
Auditor perlu memperhatikan kewajaran dan
kecermatan data akuntansi untuk lebih
menjamin pendapat auditor atas laporan
keuangan. Tanpa adanya keabsahan dan
keakuratan bukti dasar akuntansi, pendapat
auditor atas lapkran keuangan yang diaudit
tidak akan dapat dijamin.
24. SIFAT BUKTI
Bukti audit pendukung laporan keuangan:
1. bukti fisik
2. bukti konfirmasi
3. bukti dokumenter
4. bukti representasi atau pernyataan tertulis baik dari manajemen
maupun dari spesialis
5. perhitungan sebagai bukti matematis
6. bukti lisan
7. bukti analitis
8. bukti analitis dan perbandingan
9. struktur pengendalian intern
25. SIFAT BUKTI
Keputusan yang perlu diambim dalam proses pengumpulan bukti
1. penentuan prosedur audit
2. penentuan besarnya sampel
3. penentuan elemen tertentu yang harus dipilih sebagai sampel
4. penentuan waktu pelaksanaan prosedur audit
26.
PROSEDUR AUDIT
Tujuan melakukan prosedur audit:
1. Mendapatkan pemahaman entitas dan
lingkungannya untuk menilai resiko salah
saji material
2. Menguji keefektifan operasi pengendalian
3. Mendukung asersi atau mendeteksi salah
saji material
27.
Prosedur audit untuk mengumpulkan bukti
audit:
1. Inspeksi terhadap dokumen dan catatan
2. Inspeksi terhadap aktiva berwujud
3. Observasi
4. Pengajuan pertanyaan
5. Konfirmasi
6. Rekalkulasi
7. Melakukan ulang (reperformance)
8. Prosedur analitis
9. Teknik audit berbasis komputer (CAATs)
28.
KLASIFIKASI PROSEDUR AUDIT
1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur
pengendalian internal
Terhadap lingkungan pengendalian, sistem akuntansi,
dan prosedur pengendalian
2. Pengujian pengendalian
Terhadap rancangan dan pelaksanaan prosedur
pengendalian
3. Pengujian substantif
Berupa pengujian rinci dan prosedur analitis pada saldo
akun, transaksi, dan unsur pengungkapan laporan
keuangan
29.
EVALUASI BUKTI AUDIT
a.Evaluasi Bukti audit berguna untuk menyiapkan laporan
audit yang tepat.
b. Evaluasi dilakukan selama audit atau dilakukan pada
akhir pekerjaan lapangan.
c. Proses evaluasi dilakukan secara obyektif, hati-hati, dan
menyeluruh. Apalagi apabila menghadapi situasi beresiko
besar