1. ANALISIS MANAJEMEN PROYEK
PADA PT ADHI KARYA TBK.
Muhammad Ichsan,Giatama Istian,
Dinda Septiah Arini,Irma Suryani
Manajemen Proses Bisnis,Fkultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mercu Buana
Jl.Meruya Selatan No.31,Jakarta Barat 11610,telp.(021) 5840816
Abstrak
Penelitian tentang manajemen biaya terhadap efisiensi yang telah dilakukan oleh Ali dan
Kamaruzzaman (2010), Memon, Rahman, Aziz (2012), Olawale dan Sun (2010), Ceylan (2008),
Kasem dan Alhaffar (2011), Marshall (2007) , dimana terdapat variabel signifikan yang
menunjukkan hasil yang berbeda sehingga menimbulkan gap penelitian. Oleh karena itu perlu
dikaji lebih dalam mengenai pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap efisiensi manajemen
biaya pada proyek konstruksi. Masalah penelitian yang akan diteliti adalah menganalisis
variabel-variabel manajemen biaya disini adalah estimasi biaya, pengalaman manajer proyek,
manajemen kontrak, biaya mesin atau peralatan, fluktuasi harga material, dan dana pemilik, yang
mempengaruhi efisiensi (cost performance index), variabel mana yang pengaruh terbesar dan
paling signifikan. Sampel penelitian diambil dari salah satu proyek konstruksi BUMN di
Indonesia, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. antara tahun 2010-2013, sehingga jumlah sampel (n) =
60. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data menggunakan analisis
regresi berganda dan hipotesis diuji dengan uji t dan uji F dengan taraf signifikansi 5%.
Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh dari perkiraan biaya (EB), pengalaman manajer
proyek (PPM), manajemen kontrak (MK), biaya mesin (BM), fluktuasi harga bahan (FHB), dan
pemilik dana. (DO) pada efisiensi proyek (cost performance index/CPI). Hasil analisis
menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik, yang
meliputi: terdistribusi normal, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak terjadi heterokedastisitas.
Dari hasil analisis regresi juga diperoleh hasil secara parsial bahwa estimasi biaya, pengalaman
manajer proyek, manajemen kontrak, biaya mesin, fluktuasi harga material, dan dana pemilik
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi (cost performance index).
Kata kunci : manajemen biaya, efisiensi, indeks kinerja biaya, proyek konstruksi
Pendahuluan
Perusahaan konstruksi telah mengalami perubahan besar yang melibatkan baik lingkungan
bisnis maupun internal organisasi.Dalam konteks ini, informasi cost management (Marchesan
dan Formoso, 2001) yang baru memberikan pemahaman yang lebih baik dan diperlukan
untuk membantu mengelola proses produksi yang semakin kompleks. Cost management
2. adalah alat yang efektif dalam evaluasi kinerja proyek. Manajemen biaya terdiri dari operasi
perencanaan, memperkirakan, anggaran dan pengendalian biaya untuk menyelesaikan proyek
dalam anggaran yang disetujui (Kasemdan Alhaffar, 2011). Project cost management di
dalamnya berisi tentang pengelolaan biaya proyek, bagaimana memprediksi,
menghitung,dan kemudian, dengan rencana di tangan, untuk mengendalikan semua itu (Phillips,
2010)
Meningkatkan efisiensi menjadi perhatian penting. Kedua ukuran, baik finansial maupun non
finansial dari efisiensi diperlukan. Output produksi harus berhubungan dengan input
yangdiperlukan dan efek keuangan secarakeseluruhan terhadap perubahan
produktivitasharus dihitung. Dengan menganalisis kegiatanyang mendasari dan prosesnya,
sertamanajemen sumber daya manusia yang baik,maka peningkatan dramatis dalam efisiensi
dapatdirealisasikan. Biaya merupakan ukuran pentingefisiensi. Tren biaya dari waktu ke
waktu danlangkah-langkah perubahan produktivitas dapatmemberikan tindakan penting dari
keberhasilankeputusan perbaikan terus-menerus. Ukurandalam efisiensi merupakan nilai,
biaya harusdidefinisikan secara benar, diukur, dan akuratpenugasannya (Hansen dan Mowen,
2006).
Setiap proyek konstruksi memiliki tujuanuntuk dapat menjadi proyek yang
sukses.Kesuksesan suatu proyek memiliki beberapaindikator (Marshall, 2007), salah satu
diantaranya adalah tercapainya biaya dan waktusesuai dengan yang telah direncanakan.
Haltersebut tidak terlepas dari seberapa besarefisiensi yang dapat dilakukan proyek
untukmencapai tujuan. Efisiensi disini dapat diukurdengan Cost Performance Index (CPI),
yangdiharapkan nilainya selalu dapat meningkat padatiap periode hingga saat berakhirnya
proyek.Namun dalam kenyataan di lapangan, nilaiefisiensi tersebut cenderung fluktuatif.
Efisiensidinyatakan baik apabila Cost Performance In-dex (CPI) e” 1.Mohd Faris Khamidi
(2011) menganalisismanajemen biaya untuk pengendalian proyekkonstruksi.
Beberapa penyebab tertentu dapatmenyebabkan keterlambatan dalam kegiatankonstruksi. Hal
ini akan mengakibatkan time andcost overruns dalam proyek. Cost overrunsadalah
pengeluaran yang tidak direncanakanyang bisa dihindarkan. Cost overruns secarasignifikan
mempengaruhi kelangsungan hidupproyek konstruksi, dan menyebabkan klien dankontraktor
menderita kerugian keuangan yangbesar dan dapat menyebabkan perselisihansehingga
menghambat kemajuan proyek secarakeseluruhan.
Hal ini juga menyebabkanpeningkatan yang signifikan dalam biayakonstruksi.Ali dan
Kamaruzzaman (2010) menunjuk-kan bahwa kelebihan biaya merupakan salahsatu masalah
utama dalam industri konstruksi.Cost overrun terjadi ketika biaya akhir ataupengeluaran
proyek melebihi estimasi biaya.Meskipun aplikasi seperti teknik pengendalianbiaya dan
waktu sudah diterapkan,pembengkakan biaya dan waktu masih cukupumum dialami pada
proyek konstruksi (Olawaledan Sun, 2010). Tabel berikut menunjukkan hasilsurvei mengenai
proporsi proyek yang menderitamasalah tersebut.PENDAHULUANAnalisis Pengaruh Cost
Management Terhadap Efisiensipada Proyek KonstruksiStudi pada Perusahaan PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk.
3. Tabel 1.1 memperlihatkan hasil penelitianOlawale dan Sun (2010) yang menyatakanproporsi
responden yang pernah mengalamioverrun yang kurang dari 10% dari proyek-proyek
mereka adalah 38.2% untuk time over-run dan 41.2% untuk cost overrun. Ini berartibahwa
selisihnya yaitu sekitar 61.8% respondenmengalami time overrun dan 58.8%
respondenmengalami cost overrun pada lebih dari 10%proyek-proyek yang telah mereka
tangani. Makadapat disimpulkan bahwa lebih 50% respondenpernah mengalami cost overrun
pada persentasee” 10% dari keseluruhan proyek mereka.
Biaya konstruksi yang berada di luarkendali menambah tekanan,
mempengaruhipengambilan keputusan dan mungkin dapatpula mengakibatkan korupsi atau
pelanggaran.Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasifaktor-faktor yang berkontribusi
terhadap costoverrun untuk menghindari dan mengurangimasalah.
* Faktor-faktor yang berkontribusiterhadap cost overrun di industri konstruksiyang
diperoleh dari penelitian sebelumnyaadalah sebagai berikut: (Ceylan (2008), Ali
danKamaruzzaman (2010), Olawale dan Sun(2010), Memon, Rahman, Azis (2012)
1.Estimasi Biaya
2.Pengalaman PM (Project Manager)
3.Manajemen Kontrak
4.Biaya Mesin (peralatan)
5.Fluktuasi Harga Bahan
6.Dana Owner (ketepatan pembayaran termin)
Literatur Teori
Proyek
proyek (project) adalah kumpulan sementara individu-individu kunci (key personnel) yang
dirancang untuk mencapai tujuan bisnis tertentu dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan.
Suatu proyek memiliki awal dan akhir. Tim proyek akan bubar setelah tujuan proyek terpenuhi.
Proyek harus memiliki tujuan atau sasaran yang jelas dan definitif. Tujuan proyek spesifik, dapat
diidentifikasi, dan dapat diselesaikan. Suatu proyek biasanya terdiri dari berbagai aktivitas yang
4. memberikan hasil (deliverables) yang dapat diukur dan memenuhi syarat. Gabungan hasil-hasil
dari berbagai aktivitas tersebut akan mencapai tujuan proyek secara keseluruhan.
Berikut adalah karakteristik kunci dari proyek:
Suatu proyek memiliki batasan, sehingga ruang lingkupnya harus didefinisikan.
Suatu proyek adalah upaya di suatu waktu tertentu, biasanya membutuhkan sumber daya yang
terbatas.
Ada tanggal mulai dan tanggal akhir yang berbeda untuk setiap proyek.
Akhir proyek dapat diketahui.
Contoh proyek yang sering ditemui:
Proyek konstruksi
Yaitu proyek yang berhubungan dengan pembangunan rumah, gedung, jembatan, jalan raya,
jalan tol, dan sebagainya.
Proyek penelitian dan pengembangan
Yaitu melakukan penelitian dan pengembangan dengan tujuan menciptakan produk baru, atau
meningkatkan kualitas produk, atau hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan saja.
Proyek industri manufaktur
Yaitu proyek yang melakukan rancangan untuk memproduksi suatu produk secara
menyeluruh.
Proyek padat modal
Yaitu proyek yang memerlukan modal yang besar. Contohnya antara lain: pembebasan tanah
yang luas, pembangunan fasilitas produksi, proyek produksi besar dengan bantuan mekanik
(robot).
Manajemen Proyek
Manajemen Proyek (project management) adalah proses pencapaian tujuan proyek (dalam hal
jadwal, anggaran, dan kinerja) melalui serangkaian aktivitas yang dimulai dan diakhiri pada waktu
tertentu dan memberikan hasil (deliverables) yang dapat diukur dan memenuhi syarat.
Manajemen proyek yang sukses adalah seni menyatukan tugas, sumber daya, dan orang-orang
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran bisnis dalam batasan waktu yang ditentukan
dan biaya tertentu.
5. Siklus Hidup Manajemen Proyek (project management life cycle) adalah proses yang diikuti setiap
manajer selama umur proyek. Implementasi dan pengelolaan proyek dapat menggunakan siklus
hidup yang telah terbukti berhasil berdasarkan metode.
Project management body of knowledge (PMBOK) adalah kumpulan pengetahuan khusus
mengenai pengelolaan proyek yang diterbitkan oleh Project Management Institute (PMI). Dalam
PMBOK dijelaskan bahwa setiap proyek memiliki suatu siklus hidup yang terdiri dari: awal,
kehidupan proyek, dan akhir (saat diasumsikan tujuan proyek telah tercapai). Berikut adalah fase
dari siklus hidup manajemen proyek seperti yang dijelaskan oleh PMBOK:
A. Fase Inisiasi (initiation)
B. Fase Perencanaan (planning)
C. Fase Pelaksanan (execution)
D. Fase Pengendalian (controlling)
E. Fase Penutupan (closing)
F.
G. Unsur-unsur Manajemen Proyek yang Sukses
Berikut adalah faktor-faktor yang menentukan kesuksesan proyek:
Tujuan dan sasaran yang jelas.
Proses manajemen proyek yang terdefinisi dengan baik.
Seperangkat alat manajemen proyek yang telah terbukti berhasil.
Pemahaman yang jelas tentang peran manajemen proyek.
Pembahasan
Pengaruh Estimasi Biaya TerhadapEfisiensi ProyekKesesuaian antara estimasi biaya
denganrealisasi yang terjadi di lapangan sangatberpengaruh dalam peningkatan efisiensi
proyek.Apabila semakin sesuai maka pengeluaran biaya-biaya yang di luar rencana dapat
diminimalisir.Ceylan (2008) menyatakan kegiatanperencanaan proyek yang di
6. dalamnyamencakup estimasi biaya merupakan faktor yangsangat berpengaruh terhadap
terjadinyapembengkakan biaya dan anggaran. SelanjutnyaAli dan Kamaruzzaman (2010)
menyatakanbahwa faktor terbesar yang berkontribusiterhadap pembengkakan anggaran
adalahestimasi biaya pada awal proyek yang kuranglengkap dan kurang akurat, sehingga
dapatdikatakan bahwa estimasi biaya yang semakinsesuai dengan realisasi biaya di
lapanganberpengaruh positif terhadap efisiensi. Padapenelitian Memon, Rahman, Azis,
(2012)diperoleh hasil bahwa perubahan dalam lingkuppekerjaan yang tidak memadai pada
tahapperencanaan menyebabkan perubahan besardan pengerjaan ulang dalam proyek-
proyekkonstruksi yang dapat menurunkan efisiensiproyek.Untuk itu diajukan hipotesis
sebagaiberikut:H1 : Estimasi Biaya berpengaruh positifterhadap efisiensi proyek.Pengaruh
Pengalaman PM (ProjectManager) Terhadap Efisiensi ProyekManajer proyek yang memiliki
lebihbanyak pengalaman lebih dapat mengaturmanajemen biaya agar tercipta efisiensi
yangoptimal.
Dengan pengalaman tersebut,kesalahan yang terjadi pada proyek-proyeksebelumnya tidak
akan diulang lagi pada proyekyang sedang atau akan dikerjakan.Penelitian Memon, Rahman,
Azis, (2012)memberikan hasil bahwa pengembangansumber daya manusia dalam industri
konstruksimemberi pengaruh positif pada efisiensi. Begitupula dengan keahlian sumber daya
manusianya(Olawale dan Sun, 2010). Ali dan Kamaruzzaman(2010) menemukan bahwa
sebagian besarkontraktor kurang berpengalaman terutamadalam pengelolaan keuangan, dan
distribusi daribiaya tidak direncanakan dengan baik dalamproyek.
Hal ini akan menyebabkan kelebihan daribiaya yang dianggarkan. Ceylan (2008)menyatakan
semakin lama pengalaman manajerproyek dan semakin solid kerjasama tim proyek,maka project
performance akan semakin baik.Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut:H2 : Pengalaman
PM (project manager)berpengaruh positif terhadap efisiensiproyek.Pengaruh Manajemen
Kontrak TerhadapEfisiensi ProyekManajemen kontrak suatu proyek sangatberpengaruh
terhadap efisiensi. Kontrak harusdiperhatikan betul nilai, sistem pembayaran,serta rincian
spesifikasi pekerjaan dan bahan.Semakin baik manajemen kontrak akanmempermudah
pekerjaan di lapangan sehinggaefisiensi tercapai.
Penelitian Marshall (2007) diperoleh hasilbahwa jenis kontrak yang sesuai dengan
kondisirealisasi lapangan berpengaruh positif terhadapkesuksesan suatu proyek. Memon,
Rahman,Azis, (2012) dan Olawale dan Sun (2010)menemukan bahwa kesepakatan
interpretasikontrak dan spesifikasinya berpengaruh positifpada performance proyek. Ceylan
(2008)menyatakan semakin baik manajemen kontrak,maka project performance akan semakin
baik.Ali dan Kamaruzzaman (2010) menyebutkanAnalisis Pengaruh Cost Management
Terhadap Efisiensipada Proyek KonstruksiStudi pada Perusahaan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
bahwa banyak kontraktor di negara berkembangtelah menyelenggarakan usaha
komersialmereka sendiri. Mereka tidak mengikutikesepakatan yang dinyatakan dalam
kontraksehingga efisiensi kurang optimal. Untuk itudiajukan hipotesis sebagai berikut:H3 :
Manajemen Kontrak berpengaruh positifterhadap efisiensi proyek.Pengaruh Biaya Mesin
(Peralatan) TerhadapEfisiensi ProyekBiaya mesin (alat) proyek yang semakintinggi dapat
menyebabkan pembengkakan biaya.Oleh karena itu tim proyek harus meng-optimalkan
pemakaian mesin atau alat di proyekagar tercipta efisiensi.Ali dan Kamaruzzaman (2010)
7. menemu-kan bahwa tingginya biaya mesin adalah salahsatu masalah yang berhubungan dengan
pasar.Industri konstruksi dipengaruhi oleh pola pasaryang berlaku saat itu. Misalnya, ketika
minyakdiperlukan untuk menjalankan mesin meningkat,biaya sewa mesin juga meningkat.
PenelitianDzeng dan Wu (2012) menunjukkan hasilhubungan negatif yang signifikan
antaraperalatan, baik itu peralatan dengan mesinmaupun peralatan untuk transportasi,
denganefisiensi biaya. Memon, Rahman, Azis, (2012)menyatakan pemanfaatan teknologi yang
sesuaidapat meningkatkan efisiensi proyek. Ceylan(2008) menyatakan bahwa biaya mesin
(alat)terkait dengan supplier sehingga jika biaya mesintinggi maka cost performance akan
menurun.Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut:H4 : Biaya Mesin (Alat) berpengaruh
negatifterhadap efisiensi proyek.Pengaruh Fluktuasi Harga Bahan TerhadapEfisiensi
ProyekNaik turunnya harga bahan membuatproyek menjadi lebih sulit dalam
mengendalikanbiaya. Apabila fluktuasi harga bahan tidakditangani dengan baik,
kemungkinan terjadinyapembengkakan biaya semakin besar.
Ali dan Kamaruzzaman (2010)menyatakan bahwa fluktuasi harga bahanmenyebabkan
pembengkakan biaya dalambanyak kasus di mana sulit untuk memperkirakanbiaya secara
akurat karena obyektif. Ini terjadidisebabkan oleh tingginya inflasi harga di negara-negara
berkembang atau spekulasi pemasok.Olawale dan Sun (2010) menyatakan bahwasemakin
tinggi fluktuasi harga bahan maka costperformance akan semakin rendah. Untuk itudiajukan
hipotesis sebagai berikut:H5 : Fluktuasi Harga Bahan berpengaruhnegatif terhadap efisiensi
proyek.Pengaruh Dana Owner Terhadap EfisiensiProyekTersedianya dana owner
berpengaruhpada ketepatan waktu saat pembayaran termin.Pembayaran termin yang tepat waktu
membuatcash flow proyek lancar sehingga pekerjaandapat berjalan dengan efisien.Ali dan
Kamaruzzaman (2010) menyebut-kan bahwa apabila owner tidak mempersiapkandana yang
cukup untuk proyek dan membayartepat waktu seperti yang ditunjukkan dalamperjanjian
kontrak kepada kontraktor, maka akanmenyebabkan cost overrun.
Penelitian Olawaledan Sun (2010) diperoleh hasil mengenaipembiayaan dan pembayaran
untuk pekerjaanyang telah selesai berpengaruh pada cost per-formance proyek. Pada penelitian
Dzeng dan Wu(2012) diperoleh hasil yang menunjukkanadanya hubungan positif yang
signifikan antaratersedianya dana yang sesuai dengan kontrak(ketepatan pembayaran termin
oleh owner)dengan efisiensi biaya. Ceylan (2008)menyatakan semakin baik penyediaan dana
olehowner, maka project performance akan semakinbaik. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai
berikut:H6 : Dana Owner berpengaruh positif terhadapefisiensi proyek.Analisis Pengaruh Cost
Management Terhadap Efisiensipada Proyek KonstruksiStudi pada Perusahaan PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk.
Meningkatkan efisiensi menjadi perhatianpenting. Kedua ukuran, baik finansial
maupunnonfinansial dari efisiensi diperlukan. Outputproduksi harus berhubungan dengan
input yangdiperlukan dan efek keuangan secarakeseluruhan terhadap perubahan
produktivitasharus dihitung. Dengan menganalisis kegiatanyang mendasari dan prosesnya,
sertamanajemen sumber daya manusia yang baik,maka peningkatan dramatis dalam efisiensi
dapatdirealisasikan. Biaya merupakan ukuran pentingefisiensi. Tren biaya dari waktu ke
waktu danlangkah-langkah perubahan produktivitas dapatmemberikan tindakan penting dari
keberhasilankeputusan perbaikan terus-menerus. Ukurandalam efisiensi merupakan nilai,
8. biaya harusdidefinisikan secara benar, diukur, dan akuratpenugasannya (Hansen dan Mowen,
2006).
Setiap proyek konstruksi memiliki tujuanuntuk dapat menjadi proyek yang
sukses.Kesuksesan suatu proyek memiliki beberapaindikator (Marshall, 2007), salah satu
diantaranya adalah tercapainya biaya dan waktusesuai dengan yang telah direncanakan.
Haltersebut tidak terlepas dari seberapa besarefisiensi yang dapat dilakukan proyek
untukmencapai tujuan. Efisiensi disini dapat diukurdengan Cost Performance Index (CPI),
yangdiharapkan nilainya selalu dapat meningkat padatiap periode hingga saat berakhirnya
proyek.Namun dalam kenyataan di lapangan, nilaiefisiensi tersebut cenderung fluktuatif.
Efisiensidinyatakan baik apabila Cost Performance In-dex (CPI) e” 1.Mohd Faris Khamidi
(2011) menganalisismanajemen biaya untuk pengendalian proyekkonstruksi.
Hambatan dan tantangan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk meyakini bahwa BIM akan membawa perubahan pada industri
konstruksi menuju pengelolaan proyek yang lebih efisien, meningkatkan kualitas konstruksi,
pengendalian biayayang lebih akurat, dan ekosistem proyek
yang kolaboratif.
BIM Capability Statement ini merupakan ringkasan sekaligus portfolio singkat mengenai
pencapaian serta kapabilitas dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam penerapan Building
Information Modeling (BIM) Tujuan dari BIM Capability Statement ini untuk
memberikan gambaran bagi publik dalam memahami kemampuan dan keahlian dalam penerapan
BIM di PT Adhi Karya (Persero) Tbk. BIM mulai diadopsi dalam proses konstruksi oleh PT
Adhi Karya (Persero) Tbk sejak tahun 2017. Penggunaannya sebagai alat manajemen proyek
yang berbasis kepada stakeholder's needs sekaligus menjadi transformasi proses bisnis bagi
perusahaan dan dunia konstruksi.
Selaras dengan perkembangan teknologiBIM yang sangat cepat dan untukmenciptakan proses
implementasi BIM yang efektif, PT Adhi Karya (Persero) Tbk bertanggung jawab untuk
meningkatkan kapasitas dan kompetensi setiap Insan Adhi dengan mengadakan pelatihan BIM
secara internal.
Untuk mendukung hal tersebut, ada beberapa hal yg menjadi perhatian untuk memastikan mutu
dari pelatihan, yaitu kompetensi pelatih, materi pelatihan yang relevan dengan kegiatan di
lapangan, fasilitas pelatihan, dan juga metode pelatihan yang bervariatif.
Pelatihan BIM di internal PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibagi menjadi 3 tahapan bagi
para BIM user, yaitu Basic Training, Intermediate Training dan Advanced Training.
Pada level manajerial pun diadakan pelatihan terkait BIM yaitu BIM Training for
Management. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan engagement dari
para pembuat keputusan terhadap kegiatan implementasi BIM di proyek.
9. Kesimpulan
Dalam pengelolaan proyek harus dimulai dengan perencanaan yang matang. Segala aspek yang
mempengaruhi proyek harus dianaslisa dalam Menyusun Perencanaan. Manajeman sumber daya
harus di hitung se detil mumgkin untuk mendapatkan efesiensi dalam pelaksanaan. Kesuksesan
suatu proyek sangat dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia, Mesin serta Pelatan yang
digunakan serta pengukuran waktu dan besaran biaya yang harus dikeluarkan. Tingkat inflasi
serta pengaruh regulasi harus dihitung agar proyek tidak mengalami kerugian akibat over cost.
Penempatan manager proyek yang yang handal berpengalaman, penggunaan teknologi yang
tepat serta estimasi waktu yang akurat bisa meningkatkan efesiensi dan efektifatas. Pengendalian
cost dan waktu juga penting dalam efesiensi. Pelaksanaan pelatihan harus menjadi perhatian
terutama terhadap perubahan teknologi agar pelaksanaan pekerjaan jadi efektif.
10. Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2021). Manajemen Proyek. Modul Kuliah Manajemen Proses
Bisnis. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.
Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek
Berbasis Kanban (Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer (JTIIK), 7(2).
Darmawan, D., & Ratnasari, A. (2020). Rancang Bangun Sistem Informasi
Manajemen Proyek Berbasis Web Pada PT SeatechInfosys. Jurnal Sisfokom
(Sistem Informasi dan Komputer), 9(3), 365-372.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk
Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan
Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing
welding and machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur.
SystèMes Autom, 53, 377-384.
Pratiwi, R. E. (2012). Analisis Pengaruh Cost ManagementTerhadap Efisiensi pada
Proyek KonstruksiStudi pada Perusahaan PT. Adhi Karya(Persero) Tbk.
Analisis Pengaruh Cost ManagementTerhadap Efisiensi pada Proyek KonstruksiStudi
pada Perusahaan PT. Adhi Karya(Persero) Tbk., 19.