1. Analisis manajemen proses bisnis pada PT Adhi Karya Tbk meliputi lima lini bisnis perusahaan yaitu konstruksi, EPC, properti, real estat, dan investasi infrastruktur.
2. PT Adhi Karya berupaya meningkatkan kinerja dan daya saing dengan memperkuat kompetensi SDM melalui pelatihan berkelanjutan di ADHI Learning Center.
3. Manajemen proses bisnis bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektiv
Tm 1 analisis manajemen proses bisnis pada pt.adhi karya kelompok 10_senin 13.15
1. ANALISIS MANAJEMEN PROSESBISNIS
PADA PT ADHI KARYA TBK.
Muhammad Ichsan,GiatamaIstian,
Dinda Septiah Arini,IrmaSuryani
Manajemen Proses Bisnis,Fkultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mercu Buana
Jl.Meruya Selatan No.31,Jakarta Barat 11610,telp.(021) 5840816
Abstrak
Bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan
mendapatkan laba,Lalu,manajemen proses bisnis di definisikan sebagai “Manajemen kinerja
perusahaan melalui proses”.Sehingga,Manajemen Proses Bisnis adalah sebuah pendekatan untuk
meningkatkan efektivita dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan
untuk mengelola perubahan.
Sepanjang tahun 2014 ADHI melakukan konsolidasi internal serta terus berkarya. Tidak semua
kesempatan bisa diraih di tahun yang penuh tantangan ini. Meskipun demikian, ADHI
memanfaatkannya dengan mempersiapkan diri dalam meningkatkan daya saing. Pemerintahan
baru membawa optimisme dan membuka kesempatan besar untuk pembangunan infrastruktur di
masa depan. Karena itu ADHI siap mengerahkan kemampuan dengan sepenuh tenaga untuk
meraih semua peluang yang datang. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) adalah sebagai
perusahaan milik negara yang bergerak di bidang konstruksi, EPC, properti, real estat, investasi
infrastruktur, pelaksanaan infrastruktur dan fasilitas kereta api, pengadaan barang dan jasa hotel.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 11 Maret 1960.
Kata kunci : Adhi memanfaatkan dengan mempersiapkan diri dalam meningkatkan daya
asing,PT Adhi Karya perusahan milik negar,.Adhi siap mengerahkan kemampuan dengan
sepenuh tenaga.
Pendahuluan
Pada tahun 2004, ADHI menjadi perusahaan konstruksi pertama yang sahamnya tercatat
di Bursa Efek Indonesia. Sebagai perseroan terbuka, ADHI terdorong untuk terus memberikan
2. yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan, termasuk bagi kemajuan industri konstruksi di
Indonesia yang semakin pesat. Menghadapi persaingan antar industri konstruksi yang semakin
ketat, Perseroan melakukan redefinisi visi dan misi yakni Menjadi Perusahaan Konstruksi
Terkemuka di Asia Tenggara. Perseroan juga memperkenalkan tagline “Beyond Construction”.
Hal ini menegaskan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang masih terkait dengan
inti bisnis Perseroan.
ADHI mempersiapkan kemampuan internal untuk meningkatkan daya saing. Perseroan
melihat kesempatan yang tidak terbatas di masa depan, karena itu ADHI siap menangkap
setiappeluang di masa depan yang sangatmenjanjikan.
ADHI terus berkarya untuk meningkatkan nilai-nilai Perusahaan secara terpadu dengan:
1. Berkinerja berdasarkan atas peningkatan Corporate Value secara incorporated;
Melakukan proses pembelajaran dalam rangka mencapai pertumbuhan;
2. Menerapkan budaya perusahaan yang sederhana dan membumi;
3. Proaktif menjalankan lima lini bisnis secara profesional, sesuai tata kelola dan
mendukung pertumbuhan perusahaan;
Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan
Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan.
• Kontraktor Sipil dan Gedung
• Kontraktor Sipil mengerjakan infrastruktur sipil milik Pemerintah maupunswasta.
• Kontraktor Gedung mengerjakan bangunan gedung yang dimiliki Pemerintah maupunswasta.
EPC (Engineering ProcurementConstruction)
Adalah kegiatan usaha yang meliputi perencanaan, pengadaan, dan sekaligus mengerjakan
konstruksinya yang dalam hal ini lebih menekankan pada jenis pekerjaan oil & gas dan power.
Bisnis Properti
Kegiatan usaha dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan dan pembangunan fasilitas
gedung berupa perkantoran, apartemen, dan hotel.
Lima lini bisnis tersebut merupakan transformasi bisnis ADHI yang berkelanjutan. ADHI
senantiasa melakukan peninjauan dan peningkatan pada kelima bidang usaha tersebut, antara lain
dengan cara:
Kompetensi SDM.
* Tata kelola perusahaan yang profesional.
* Budaya perusahaan yang selaras dan membumi.
* Penguasaan manajemen keuangan, terutamapada
* perhitungan dan penguasaan manajemenpendanaan.
* Operasional perusahaan yang efektif dan efisien
dengan polaincorporated.
Bisnis Real Estat
Kegiatan pengembangan kawasan dan pembangunan fasilitas perumahan (landed house) dengan
pola cluster di berbagai wilayah strategis.
Investasi Infrastruktur
• Infrastruktur, antara lain pembangunan jalan tol danmonorel.
• Perhotelan yakni memanfaatkan aset Perseroanuntuk
dikembangkan dandioperasikan.
• Power Producer (Independent Power Producer/IPP) dalam bentuk
Public Private Partnership maupun skema investasilainnya.
Hingga akhir tahun 2014, secara keseluruhan ADHI memiliki 1.782 karyawan yang terdiri
dari1.236 orang karyawan tetap dan 546 orang karyawan kontrak. Berdasarkan komposisi jabatan,
karyawan ADHI terdiri atas tiga kelompok, yakni setingkat General Manager sebanyak 33 orang,
3. Manager 712 orang, dan Staf sebanyak 1.037 orang. Pelatihan menjadi hal signifikan yang
dilakukan perusahaan dan wajib diikuti karyawan untuk meningkatkan kinerja agar lebih
maksimal. Pengembangan ADHI Learning Center (ALC) menjadi fokus utama Divisi Human
Resource Capital (HRC) untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan karyawan sesuai
dengan posisinya. Pelatihan dilakukan secara langsung dengan materi sesuai fungsi tugas masing-
masing. Hal ini dilaksanakan untuk menyelaraskan kompetensi sesuai dengan kebutuhan karyawan
dalam menjalankan tugasnya.
Literatur Teori
Pelatihan menjadi hal signifikan yang dilakukan perusahaan dan wajib diikuti karyawan untuk
meningkatkan kinerja
agar lebih maksimal. Pengembangan ADHI Learning Center (ALC) menjadi fokus utama Divisi
Human Resource Capital (HRC)
untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan karyawan sesuai dengan posisinya. Pelatihan
dilakukansecaralangsungdenganmaterisesuaifungsitugasmasing-masing.Halinidilaksanakan
untuk menyelaraskan kompetensi sesuai dengan kebutuhan karyawan dalam menjalankan
tugasnya. Manajemen proses bisnis adalah bagian dari manajemen operasi yang mengkaji
peningkatan kinerja perusahaan mencapai proses bisnis yang telah dikelola dengan maksimal
atau dengan kata lain sebagai proses optimasi proses. BPM akan memungkinkan organisasi dapat
berjalan secara lebih efisien, efektif serta mampu berubah dan mempengaruhi biaya dan
pendapatan sebuah organisasi. Hal ini tentu bertolak belakang dengan pendekatan manajemen
hirarki versi lama yang terfokus secara fungsional. Gagasan bahwa kerja dapat dilihat sebagai
suatuproses,dankemudiandiperbaikihampirbaru.setidaknyainitanggalFrederickTaylorpada
pergantian abad terakhir, dan mungkin sebelumnya. Taylor dan rekan-rekannya mengembangkan
industri modern teknik dan proses perbaikan, meskipun teknik yang terbatas pada tenaga kerja
manual dan proses produksi. Taylor menggunakan pendekatan secara luas dipraktekkan di awal
1900-an, tetapi dilupakan pada pertengahanabad.
Selanjutnya tambahan yang bagus untuk manajemen proses diciptakan oleh kombinasi perbaikan
proses Taylorist dan pengendalian proses statistik, oleh Shewart, Deming, Juran dan lain-lain.
Versi mereka manajemen proses melibatkan pengukuran dan membatasi variasi proses, terus
menerus daripada perbaikan episodik, dan pemberdayaan pekerja untuk meningkatkan proses
mereka sendiri. Ternyata perusahaan-perusahaan Jepang memiliki kedua kebutuhan bisnis
memulihkan diri dari perang dan membangun pasar global – dan disiplin untuk menempatkan
program perbaikan terus-menerus di tempat. Perusahaan lain dalam masyarakat lainnya telah
mengadopsi perbaikan terus-menerus dan ‘total quality management’ Gagasan bahwa kerja dapat
dilihat sebagai suatu proses, dan kemudian diperbaiki hampir baru . setidaknya ini tanggal
Frederick Taylor pada pergantian abad terakhir, dan mungkin sebelumnya. Taylor dan rekan-
rekannya mengembangkan industri modern teknik dan proses perbaikan, meskipun teknik yang
terbatas pada tenaga kerja manual dan proses produksi. Taylor menggunakan pendekatan secara
luas dipraktekkan di awal 1900-an, tetapi dilupakan pada pertengahan abad.
Selanjutnya tambahan yang bagus untuk manajemen proses diciptakan oleh kombinasi perbaikan
proses Taylorist dan pengendalian proses statistik, oleh Shewart, Deming, Juran dan lain-lain.
Versi mereka manajemen proses melibatkan pengukuran dan membatasi variasi proses, terus
menerus daripada perbaikan episodik, dan pemberdayaan pekerja untuk meningkatkan proses
mereka sendiri. Ternyata perusahaan-perusahaan Jepang memiliki kedua kebutuhan bisnis
4. memulihkan diri dari perang dan membangun pasar global – dan disiplin untuk menempatkan
program perbaikan terus-menerus di tempat. Perusahaan lain dalam masyarakat lainnya telah
mengadopsi perbaikan terus-menerus dan ‘total quality management’
3 tipe prosesbisnis
1. Prosesmanajemen
adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang
dilaksanakan di dalam manajemensecara umum, yaitu proses perencanaan,
prosespengorganisasian,proses pelaksanaandan proses pengendalian,dalam rangka mencapai
sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar
dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.
2. Prosesoperasional
Manajemen operasional bisa juga diartikan sebagai pengelolaan (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) semua kegiatan yang
berhubungan dengan barang dan jasa secara langsung.
Pengertian lainnya yakni aplikasi ilmu manajemen untuk mengatur semua kegiatan produksi agar
berjalan efektif dan efisien. Pengertian dari ahli lainnya yaitu sebuah proses berkesinambungan
dan efektif dalama memakai semua fungsi manajemen untuk mengintegrasikan beragam sumber
daya secara efisien demi terwujudnya tujuan perusahaan.
3. Prosespendukung
yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akunting, rekrutmen, pusat bantuan. roses
Pendukung (Support processes): proses-proses yang tidak langsung menghasilkan nilai tetapi
diperlukan untuk mendukung proses utama. Meliputi aktivitas finansial dan manajemen
personalia.
Mengapa BPM penting?
1. Perkembangan pasar yangkompetitif
2. Kecepatan pengambilan keputusan
3. Peranan teknologi yangvital
4. Proses bisnis secaradigital
5. Lahir jenis bisnis baru yang mendisrupsi pasar
Dalam setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta sangat membutuhkan
sebuah pemetaan proses bisnis. Dari kegiatan pemetaan tersebut nantinya akan menjadi rujukan
bagi langkah-langkah program pengembangan organisasi yang meliputi perancangan organisasi,
penyusunan dokumen deskripsi jabatan, evaluasi jabatan dan penentuan sistem grading.
Secara umum, bisnis proses merupakan suatu kumpulan kegiatan proses yang saling berkaitan
dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu bisnis proses dapat dipecah
menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut dan keunikannya sendiri.
Selain itu bisnis proses juga dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya.
Analisis bisnis proses umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga
5. tingkatan aktivitas atau kegiatan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, proses bisnis memiliki peran untuk memberdayakan seluruh
sumber daya yang ada pada organisasi. Tapi yang perlu diketahui adalah bahwa setiap aspek
organisasi memiliki proses masing-masing yang unik, sesuai dengan karakteristik dari organisasi
tersebut. Seperti halnya proses pembuatan produk ataupun layanan baru, pengadaan supply,
menjawab pertanyaan masyarakat ataupun rekruitasi sumber daya baru, yang tentunya memiliki
perbedaan karekteristik tersendiri untuk setiap organisasi.
Pembahasan
Pemerintah sebagai sarana pembentukan negara yang mempunyai kewenangan yang seimbang
dan mengemban amanah masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
hukum/undang-undang yang berlaku dalam menjalankan fungsinya. Maka dari itu, pemerintah
membentuk suatu badan yang bertujuan untuk membangun, mempermudah, dan membantu
pemerintah. Salah satu badan tersebut adalah BUMN. BUMN adalah Badan Umum Milik
Negara yang dimana perusahaannya bermodalkan dari kekayaan negara. BUMN sendiri terdiri
dari berbagai perusahaan yang bergerak dalam beberapa sektor. Salah satunya adalah PT. Adhi
Karya. Dalam PT. Adhi Karya mempunyai beberapa sektor yaitu konstruksi, energi, properti,
industri, dan investasi. Dalam beberapa sektor tersebut, PT. Adhi Karya melakukanperencanaan,
penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan agar tercapainya pendapatan
yang optimal, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan serta memenuhi kemajuan
infrastruktur, pertumbuhan ekonomis, dan kemakmuran masyarakat. Dalam pencatatan PT. Adhi
Karya melakukannya secara manual yang kemudian pada tahun 2013 PT. Adhi Karya membuat
aplikasi sofwtware yang bertepatan dengan banyaknya permintaan sehingga PT. Adhi Karya
melakukan pembuatan software bagi internal dan eksternalperusahaan.
Visi dan Misi pada PT. Adhi Karya adalah sebagaimana yang telah menerapkan dalam posisi
BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2 UUD 1945, serta maksud dan tujuan pendirian
BUMN berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2003 bahwa Visi PT. Adhi Karya yang ditetapkan pada
tahun 2011 adalah Menjadi korporasi inovatif dan berbudaya unggul untuk pertumbuhan
berkelanjutan.
Terkait dengan Visi tersebut, PT. Adhi Karya memiliki 6 misi yang bertujuan sebagai unsur
penunjang keberlangsungan PT Adhi Karya yaitu:
1. Membangun insan yang unggul, professional, amanah, dan berjiwawirausaha
2. Mengembangkan bisnis konstruksi, rekayas, properti, industri, dan investasi,
yangbereputasi
3. Mengembangkan inovasi-inovasi produk yang ada danmengembangkan
proses-proses yang untuk memberi solusi serta impact bagistakeholders
4. Menjalankan suatu organisasi dengan tata kelola perusahaan yangbaik.
5. Menjalankan sistem manajemen dengan baik sehingga menjamin pencapaian sasaran,
6. kualitas, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja.
6. f. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untukpembuatan
keputusan dan pengelolaan risikokorporasi.
Tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Adhi Karya adalah berdasarkan Peraturan Menteri
BUMN No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011, No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6
Juli 2012, dan Peraturan No. 21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015 tentang
Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan No. SE/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan
Lampirannya, maka tujuan PT. Adhi Karya yang ditetapkan adalah Meningkatkan kinerja
bisnis berkelanjutan dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban perseroan kepada para
pemangkukepentingan.
Hambatan dantantangan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan mengandalkan pasokan material dan bahan baku alternatif
untuk meminimalisasi dampak dari penyebaran virus corona di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia.
Sekretaris Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan bahwa wabah COVID-19 atau virus
corona akan berdampak terhadap kegiatan operasional proyek, khususnya terkait pasokan
material dari luar negeri. Perseroan mengandalkan jalur ekspendisi alternatif untuk
mengantisipasi hal itu.
Virus corona berdampak bagi operasional proyek, terutama terkait impor material dari luar
negeri. Adhi Karya tetap mengupayakan alternatif jalur ekspendisi lain supaya material impor
bisa on site sesuai rencana,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (13/3/2020).
Dia mengatakan meski tetap waspada, dia memperkirakan dampak wabah tersebut tidak akan
terlalu berdampak signifikan bagi sektor konstruksi. Menurutnya, pembangunan infrastruktur
masih menjadi prioritas utama pemerintah, sehingga tidak akan terlalu terdampak virus corona.
Pada tahun ini perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp32 triliun. Sementara
itu, target untuk kuartal I/2020 adalah sebesar Rp2,4 triliun. Hingga Februari, perseroan telah
mengantongi kontrak baru senilai Rp1,8 triliun. Dia menambahkan, beberapa paket yang telah
dimenangkan oleh perseroan akan tercatat dalam buku Maret.
Beberapa paket sudah diumumkan dan Adhi sebagai penawar terendah, semoga proses kontrak
bisa di Maret ini,” ujarnya.
BUMN karya lainnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyatakan masih mengkaji potensi
dampak dari wabah COVID-19. Meski begitu, perseroan tetap optimistis dapat memenuhi
kebutuhan material konstruksi yang diperkirakan terhambat karena pandemi global ini.
“Yang jelas, karena kami memiliki anak perusahaan yang men-support bisnis anak, diharapkan
pemenuhan kebutuhan material support konstruksi bisa lebih terbantu dengan harapan bahwa
dampak corona tidak terlalu panjang dan bisa segera teratasi,” kata Sekretaris Perusahaan Wijaya
Karya Mahendra Vijaya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Dia juga mengatakan bahwa sejauh ini virus corona belum memberi dampak terhadap pengerjaan
kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). Perseroan optimistis suplai material dan
mesin yang dibutuhkan akan terpenuhi dengan mulai beroprasinya sejumlah pabrik di China.
“Saat ini belum terlalu berdampak untuk proyek-proyek EPC, apalagi kita mendengar bahwa di
China sudah banyak yang mulai aktif untuk fabrikasi-fabrikasi mesin dan material, mudah-
mudahan sudah tidak lama lagi untuk dampak corona ini,” jelasnya.
Sampai dengan kuartal I/2020, perseroan menargetkan kontrak baru senilai Rp5,5 triliun.
Adapun, target kontrak baru pada 2020 mencapai Rp65 triliun. Total order book yang dimiliki
perseroan hingga akhir tahun lalu mencapai Rp117,7 triliun.
7. Nilai perusahaan yang diterapkan oleh PT. Adhi Karya adalah sesuai dengan visi, misi, tujuan,
dan sasaran, PT. Adhi Karya memiliki nilai perusahaan yang berguna dalam bisni berkelanjutan
yang telah diterapkan adalah Integrity, Inspire,dan Innovation.
Dari ketiga nilai perusahaan tersebut, PT. Adhi Karya mempunyai daya saing yang cerdas,
inspirasi, inovasi, dan integritas. Dengan kata lain, PT. Adhi Karya menjadikan contoh bagi
perusahaan lainnya dalam BUMN.
Rencana / Realisasi Pembayaran
Rencana / Realisasi Pembayaran adalah daftar pengeluaran dana proyek berupa invoice yang
mencakupi upah, bahan, ekstra, alat, dan biaya umum yang kemudian dicatat kedalam jurnal kas
kecil.
Menginput transaksi penerimaan dan pengeluaran bank. Transaksi tersebut merupakan
penerimaan dan pengeluaran perusahaan melalui bank. Transaksi tersebut yaitu
penerimaan/pengeluaran proyek/divisi atau anak perusahaan. Kemudian transaksi tersebut
dicetak sebagai nota penerimaan bank. Adapun langkah-langkah dalam menginput transaksi
penerimaan bank yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan login pada akunADHIMIS.
2) Membuka jurnal penerimaanbank.
3) Memasukkan nomor rekening yang telah terdata. Kemudian akan muncul
transaksi penerimaan bank sesuai nomor yangdimasukkan.
Dalam penyimpangan transaksi tersebut pasti terjadi karena adanya berbagai kendala. Hal
tersebut wajar terjadi karena beberapa hal yang harus diperhatikan dengan cermat, teliti, dan
benar. Berikut kendala yang terjadi selama periode magang:
Perbedaan pendapat antara manajer dengan anggotanya yang mengakibatkan
adanya kesalah pahaman dalam bekerja bersama. Penjurnalan yang tidak tepat yang terjadi
karena ketidak kompeten manajer dan anggotanya dalam melakukan prosedur yang telah
berlaku. Pelaporan yang tidak lengkap dan akurat yang terjadi karena adanya oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk mengatasi kendala diperlukan dengan cara yang
efisien dan sesuai dengan kondisi lapangan kerja. Berikut cara mengatasi kendali yang terjadi
sebagai berikut :
• Mengambil poling suara terbanyak dari anggota atas setuju maupun
ketidaksetujuan keputusan yang akandiambil.
• Merundingkan kembali titik suatu kesalaan dalam penjurnalan tersebut dengan
cara mengecek kembali nota transaksi yang ada lalu melakukan sinkronisasi pendapat,dan
ketelitian anggota satu sama lain agar terjalinnya titik kekompetenan antara manager dangan
anggota.
• Adanya pengawasan yang lebih ketat dalam pelaporan disetiap divisi agar tidakadanya
keterlambatan pelaporan dari setiap divisi yang dilakukan oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab.
Good Corporate Governance (GCG) merupakan perangkat prinsip dan peraturan yang menjadi
pedoman dalam pengelolaan dan pengendalian perusahaan agar sesuai dengan harapan
pemangku kepentingan. Melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU.2011
tanggal 1 Agustus 2011, No PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012, dan Peraturan No.
21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. SE/SEOJK.04/2015 tentang
8. Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan Lampirannya. Pemerintah Indonesia berupaya
mengimplementasikan GCG pada seluruh jajaran BUMN dan sebagai perusahaan terbuka, ADHI
dalam mengimplemetasikan GCG juga mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka.
Peraturan ini diharapkan akan berdampak pada penetapan target Perusahaan, memberikan
penilaian yang lebih tepat atas risiko-risiko usaha, memaksimalkan peningkatan kinerja serta
membantu mengembangkan budaya kerja yang lebih responsif di lingkungan BUMN.
Implementasi dan internalisasi prinsip-prinsip GCG merupakan bagian penting dalam penerapan
strategi Perusahaan guna mencapai tujuan dan target secara keseluruhan. ADHI percaya
penerapan GCG dapat menciptakan kepercayaan para pemangku kepentingan dan meningkatkan
citra perusahaan yang baik. Selain itu, ADHI juga percaya bahwa GCG merupakan sebuah
sistem nilai dimana penerapan sistem nilai tersebut bersamaan dengan standar praktik terbaik
internasional akan meningkatkan kinerja Perusahaan secara keseluruhan.
Penerapan GCG di lingkungan Perusahaan akan mendorong untuk:
• Memberikan perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil bagi para
pemangku kepentingan.
• Memberikan kontribusi optimal pada peningkatan kinerja Perusahaan.
Meningkatkan serta menjaga citra Perusahaan melalui pelayanan prima.
Menjaga serta memelihara aset dan sumber daya Perusahaan.
Penerapan GCG di lingkungan BUMN akan menjamin pelaksanaan manajemen dijalankan
dengan baik sehingga perusahaan mampu mencapai kinerja yang maksimal. Bagi ADHI,
implementasi GCG dapat memotivasi seluruh jajaran manajemen untuk meningkatkan kinerja
sehingga kesuksesan keuangan dapat terwujud.
ADHI merupakan salah satu BUMN yang menerapkan GCG selaras dengan dinamika bisnis
konstruksi. ADHI melaksanakan kebijakan-kebijakan GCG yang terintegrasi dan dirancang
untuk memastikan terlaksananya pengelolaan kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian
internal. Berbagai upaya telah ditempuh guna melengkapi Perusahaan dengan pengetahuan dan
kapabilitas yang diperlukan untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang sejalan dengan
kinerja bisnisnya serta mampu mengantarkan Perusahaan mencapai kinerja jangka panjang yang
berkesinambungan.
ADHI meyakini bahwa penerapan GCG tidak hanya akan memperkuat kinerja bisnis secara
berkelanjutan, namun lebih penting lagi, penerapan GCG akan berimplikasi pada terbentuknya
struktur organisasi yang kuat dan rapi dalam Perusahaan. Aspek positif lainnya dari penerapan
GCG di lingkungan Perusahaan antara lain adalah terciptanya efisiensi, daya saing,
pertumbuhan, nilai bisnis yang tinggi dan hasil usaha yang tinggi.
Dalam rangka penerapan GCG secara efektif, ADHI telah memiliki perangkat GCG yang jelas,
yaitu struktur GCG, peraturan dan prosedur internal, pedoman GCG, dan Board Manual yang
mengatur hubungan antar Dewan Komisaris, antar Direktur, antara Dewan Komisaris dan
Direksi; antara Direksi dengan Direksi/Dewan Komisaris anak perusahaan; antara anggota
Komite-komite Dewan Komisaris dan Corporate Secretary.
GCG juga memegang peranan penting dalam manajemen risiko. Untuk dapat mengelola risiko
secara efektif, Perusahaan harus memiliki kompetensi, serta mampu mengidentifikasi risiko
9. industri dan risiko organisasi secara akurat dan cermat. Hal ini termasuk kemampuan Perusahaan
dalam membangun budaya sadar risiko yang kuat di seluruh Perusahaan. Manajemen risiko
berperan penting dalam tata kelola ADHI, meliputi proses perencanaan, pengambilan keputusan,
serta organisasi, pelaksanaan dan pemantauan risiko.
Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah melakukan asesmen atas
implementasi GCG di ADHI pada tahun 2017, dengan perolehan skor 81,63 (dengan
kualifikasi Baik). ADHI berkomitmen untuk terus berupaya menegakkan & memperkuat
implementasi kebijakan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran di seluruh
lini bisnis ADHI.
Asesmen GCG tersebut menitikberatkan pada penilaian atas tingkat efektivitas Perusahaan dalam
beberapa aspek tata kelola dan pengendalian, termasuk etika bisnis, pengendalian internal,
pengelolaan risiko, kecurangan dan pelaporan keuangan.
10. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan bahwa PT. Adhi Karya mempunyai nilai daya
saing yang cerdas. Adhi berkarya untuk meningkatkan niali- nilai perusahaan dengan melakukan
kemampuan internal perusahaan, yaitu dari Manajemen perusahaan tersebut. Nilai perusahaan
yang diterapkan oleh PT. Adhi Karya adalah sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran, PT.
Adhi Karya memiliki nilai perusahaan yang berguna dalam bisni berkelanjutan yang telah
diterapkan adalah Integrity, Inspire,dan Innovation. PT. Adhi Karya melakukan perencanaan,
penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan agar tercapainya pendapatan
yang optimal, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan serta memenuhi kemajuan
infrastruktur, pertumbuhan ekonomis, dan kemakmuran masyarakat. Dalam pencatatan PT. Adhi
Karya melakukannya secara manual yang kemudian pada tahun 2013 PT. Adhi Karya membuat
aplikasi sofwtware yang bertepatan dengan banyaknya permintaan sehingga PT. Adhi Karya
melakukan pembuatan software bagi internal dan eksternal perusahaan.
PT. Adhi Karya pun menerapkan GCG. Dalam rangka penerapan GCG secara efektif, ADHI
telah memiliki perangkat GCG yang jelas, yaitu struktur GCG, peraturan dan prosedur internal,
pedoman GCG, dan Board Manual yang mengatur hubungan antar Dewan Komisaris, antar
Direktur, antara Dewan Komisaris dan Direksi; antara Direksi dengan Direksi/Dewan Komisaris
anak perusahaan; antara anggota Komite-komite Dewan Komisaris dan Corporate Secretary.
GCG juga memegang peranan penting dalam manajemen risiko. Untuk dapat mengelola risiko
secara efektif, Perusahaan harus memiliki kompetensi, serta mampu mengidentifikasi risiko
industri dan risiko organisasi secara akurat dan cermat. Maka dari itu PT. Adhi mempunyai
peningkatan di setiap Tahunnya dalam bidang Infrastruktur.
11. Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small
and Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic
Competition. Operations Excellence, 9(1), 34-43.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project
Management: The Business Process and The Go Project Lean
Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1), 10-23.
Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business Process
Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano Assembly
Process. Journal of Scientific and Engineering Research, 5(5), 511-527
Karya,Adhi. (n.d.). PT,ADHI,KARYA TBK. Retrieved from https://adhi.co.id/#5:
https://adhi.co.id/#5
Ilman, S. (2020, Mar 15). Hambatan Bahan Baku, Adhi Karya (ADHI) Andalkan Pasokan
Alternatif. Retrieved from
https://m.bisnis.com/amp/read/20200315/192/1213568/hambatan-bahan-baku-adhi-
karya-adhi-andalkan-pasokan-alternatif.
Link upload
https://www.slideshare.net/giatamaistian1/tugas-kelompok-10-manajemen-proses-
bisnis
http://tugas-kelompok-10-mpb.blogspot.com