SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
PENGKAJIAN
PADA ANAK KORBAN KEKERASAN
(Child Abuse)
Dina Zakiyyatul Fuadah, S.Kep.Ns.,M.Kep

2
Orangtua/Pelaku
• Orangtua tunggal, atau remaja
• Tidak memiliki pengetahuan ttg parenting
• Depresi, stres, peny. psikiatrik yg serius
• Riwayat kekerasan dalam keluarga/ pada
pasangan/ pada anak
• Ketergantungan obat
• Masalah sosio-ekonomi, pengangguran
• Kehamilan tdk diinginkan, jarak kehamilan
terlalu dekat
• Memberikan komentar negatif mengenai bayi
baru lahir
• Tinggal di slum area, kriminalitas tinggi
• Kurangnya ikatan anak dengan ibu
• Ortu jarang mengunjungi bayi baru lahir yg
dirawat krn prematuritas / penyakit
Anak
• Retardasi mental
• Cacat fisik
• Penyakit kronik
• Prematuritas
• Kembar
• Masalah belajar atau
perilaku
• Tidak diinginkan
3

 Definisi  cedera fisis nyata/ potensial
terhadap anak, sebagai akibat dari interaksi
atau tidak adanya interaksi, yang layaknya
berada dalam kendali orangtua atau orang
dalam posisi hubungan tanggung-jawab,
kepercayaan atau kekuasaan
Curigai telah terjadi kekerasan fisis pada
anak: indikator kekerasan fisis
(anamnesis, pemeriksaan fisis, dan
pemeriksaan penunjang)
4
Kekerasan fisik

Orangtua/pengasuh tidak melaporkan atau
mengeluhkan trauma yang ada pada anak
Orangtua yang tidak memberikan perhatian
atau kepedulian yang sesuai dengan derajat
beratnya trauma yang terjadi pada anak
Orangtua/pengasuh tidak tahu atau tidak
jelas dalam menceritakan riwayat terjadinya
trauma
Riwayat kecelakaan yang tidak cocok
dengan jenis atau beratnya trauma 5
Kekerasan fisik
ANAMNESIS

 Terdapat rentang waktu yang lama antara terjadinya
trauma sampai dibawa ke petugas kesehatan
 Riwayat terjadinya trauma berubah-ubah atau
berbeda, atau bertentangan, apabila diceritakan
kepada petugas kesehatan yang berbeda
 Riwayat terjadinya trauma yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak masuk akal
Kekerasan fisik
ANAMNESIS
Anamnesis/ Riwayat trauma
• Luka yang tidak jelas penyebabnya
• Trauma tidak masuk akal
• Luka tidak sesuai dgn riw. trauma/
perkembangan anak
• Terlambat membawa berobat
• Riwayat kejadian trauma yg tdk konsisten
7

• adanya jejas atau trauma pada lokasi atau bagian tubuh yang tidak lazim
• jejas multipel dengan berbagai stadium penyembuhan
• jejas dengan konfigurasi yang mencurigakan
• mengidentifikasi trauma atau kondisi yang memerlukan penanganan medis
• mendokumentasikan bukti adanya perlakuan salah
• meyakinkan orangtua atau anak bahwa anak tersebut akan mendapatkan
penanganan yang baik
Tujuan utama pemeriksaan fisis :
• terpisah dari anamnesis sebelumnya
• cara yang sensitif dan lembut
• izin/persetujuan dari anak tersebut
• tanpa kekerasan atau paksaan
• memberikan kesempatan pada anak tersebut untuk merasa nyaman
Pemeriksaan fisis harus dilakukan dengan:
8
Kekerasan fisis
PEMERIKSAAN FISIS

• membantu menegakkan diagnosis
kekerasan fisis
• terutama pada anak yang belum atau
tidak dapat bicara
Radiologis
• seperti fungsi koagulasi
• berguna untuk membantu
membedakan memar akibat KPA
atau akibat kelainan koagulasi
Laboratorium
13
Kekerasan fisik
PENUNJANG
14
Perubahan tingkah laku
pada anak
Menurunnya daya
konsentrasi di sekolah
Menurunnya prestasi belajar
Angka absensi sekolah yang
tinggi
Tanda / luka pada tubuh
lokasi  tidak biasa
Luka berulang
Terlalu penurut,
pasif
Ketakutan berlebihan
Usaha bunuh diri
Gangguan tidur
Dll
Deteksi dini, kecurigaan….
15
Kasus kekerasan fisik
16
Kasus kekerasan fisik
Anak laki-laki usia 6
tahun dengan
kekerasan fisik
(physical abuse).
Ayahnya, T, memukul
anak tersebut dengan
menggunakan sabuk
karena anak sering
membolos sekolah.
Lissauer, 2001
17
Anak laki-laki usia 1 tahun, mengalami luka bakar
tersiram air panas oleh pengasuhnya. Terlihat
bekas luka di daerah paha atas, inguinal, dan
daerah abdomen.
18
19
Kasus kekerasan fisik
Anak perempuan usia 11
bulan dengan luka bekas
gigitan. Gigitan dilakukan
oleh kakaknya yang berusia
11 tahun saat sedang
menjaga adiknya. Ibunya
sedang memasak di dapur
saat kejadian.
20
21
Mongolian spot
Anak perempuan usia 4 tahun, tinggal dengan ibu tiri. Ibu tiri
ingin membuat anaknya disiplin dengan menyulutkan rokok
pada beberapa bagian tubuh anak.
Pada gambar ini terlihat bekas sundutan rokok. 22
Seorang anak laki-laki usia 6
tahun. Karena kesal tidak bida
diberitahu, pembantu rumah
tangganya menempelkan
setrika ke lengannya. Saat itu si
anak merengek untuk minta
diambilkan mainannya. 23
Pedoman IDI, 2000
24
25
Kekerasan
fisik
Lissauer, 2001
26
Fraktur multipel /
patah tulang
ganda

27
Bayi usia 2 bulan,
kekerasan fisik ?
Pelayanan medis, bedah, psikiatrik pada anak ats indikasi; rawat inap k/p
Penjelasan kpd ortu alasan kecurigaan kekerasan, wajib lapor bagi dokter,
pihak lain terlibat
Investigasi oleh tim profesional yg terkoordinasi: Sp.A, perawat anak,
psikiater/ psikolog, Dinas Sosial, penegak hukum, rohaniawan, organisasi
masyarakat
Hindari wawancara & PF berulang, rasa empati, kemarahan, konfrontasi
pada tsk pelaku
Identifikasi saudara kandung, semua anak & bayi yg kontak dgn tsk pelaku
 pemeriksaan dlm 24 jam utk mengenali adanya kekerasan
Tempat perlindungan anak; tdk tergesa-gesa mengembalikan anak
pd ortu tanpa intervensi
Evaluasi psikiatrik ortu, dukungan ekonomi, konseling, kelompok diskusi,
terapi penyalahgunaan obat, anger management, parenting class
Menjalin komunikasi & hubungan dgn orangtua. Follow-up & kunjungan
rumah
28
•Identifikasi orangtua dan anak risiko tinggi
•Melaporkan setiap kecurigaan ada unsur trauma akibat kekerasan yg disengaja
pada anak.
•Pelatihan & dukungan intensif slm kehamilan & stlh persalinan.
•Motivasi kontak dini & sering antr ibu & bayi di ruang persalinan, rawat gabung
•Meningkatkan kontak orangtua dengan bayi prematur
•Menenangkan bayi yg menangis rewel
•Kontrol lebih sering utk bayi risiko tinggi, pemantauan ketat penyakit akut dan
kronik
•Konseling ttg disiplin & penggunaan respons non-fisik dan penghargaan thd
perilaku anak
•Kunjungan perawat /petugas terlatih
•Pelatihan parenting, manajemen kemarahan & stres
•Layanan telepon hotline
Rekomendasi AAP  ortu mencari metode selain
memukul utk mendisiplinkan anak karena:
(1)intensitas memukul cenderung perlu ditingkatkan
setiap waktu agar dapat efektif
(2)pemukulan berulang dapat menyebabkan perilaku
agitasi dan agresif pada anak
(3)pemukulan menggambarkan perilaku agresif
sebagai solusi suatu konfilk
(4)pemukulan berhubungan dengan tingginya angka
agresi fisik, penyalahgunaan obat, kriminalitas,
dan kekerasan.
29
•Kembali pd ortu tanpa intervensi: 5% terbunuh, 25% , kekerasan berulang.
•80-90% keluarga dpt direhabilitasi dgn th/ komprehensif & intensif.
• 10-15% klrg (penyalahguna obat) perlu layanan & dukungan jgk pjg.
• 2-3% kasus perlu penghentian hak asuh anak/ perlunya program adopsi.
• Akibat trauma SSP: RM, masalah belajar, perilaku, motorik, kebutaan,
ggn. pendengaran, sindr. otak organik, kejang, hidrosefalus, ataksia.
• Ggn emosional/ perilaku: ketakutan/ kesiagaan berlebih, perilaku
agresi, penyangkalan, proyeksi, stres pasca-trauma, kurang kepercayaan,
rendah diri, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat, hiperaktivitas,
bully, dws antisosial & kasar, pasangan & ortu pelaku kekerasan,
generasi pelaku kekerasan pd anak selanjutnya.
30

31
Kekerasan seksual / eksploitasi seksual  setiap aktivitas
bersama anak yang belum memasuki usia yg dpt
memberikan legal consent, ditujukan utk kepuasan orang
dewasa/ anak yang lebih besar
Dapat bersifat orogenital, genitogenital, genitorektal,
manogenital, manorektal, ataupun kontak tangan dengan
payudara, paparan terhadap organ seksual, mendorong
atau memaksa anak melihat organ seksual, dan
mempertunjukkan pornografi pada anak atau
mengikutsertakan anak dalam produksi pornografi
Hubungan seksual  penetrasi vagina, oral, ataupun rektal.
Penetrasi  masuknya objek ke dlm suatu orifisium (lubang)
+ kerusakan jaringan. 32

33
• 1976-1984: 1,4-17 per 10.000 anak (American
Association for Protecting Children)
• 30% korban berusia <6 tahun, 30% antr 6-12 tahun,
sisanya 12-18 tahun.
Insidens
• Paling sering: Anggota keluarga (incest )atau orang yg
dikenal
• Paling jarang: Orang tak dikenal
• 97% laki-laki.
• Ayah tiri hampir 5 kali lebih tinggi daripada ayah
kandung.
Pelaku

34
• Paling sering: Anggota keluarga (incest)/ orang yg dikenal
• Paling jarang: Orang tak dikenal
• 97% laki-laki.
• Ayah tiri hampir 5 kali lebih tinggi daripada ayah kandung
Pelaku
• AYAH: kaku, scr emosional imatur, hasrat mdpt kepuasan seksual
terbatas (krn istri tdk tersedia), pecandu alkohol
• IBU: depresi kronis, tidak tersedia untuk suami mereka karena
bekerja ataupun sakit, dan seringkali juga sebagai korban
kekerasan seksual semasa kecil
• ANAK ♀: pseudomatur, memegang peranan org dewasa (tmsk
pekerjaan rumah), butuh kasih sayang, perhatian, hasrat untuk
memelihara keutuhan keluarga
• Ikatan keluarga erat & terisolasi
Incest
Keluhan
Nyeri vagina,
penis, rektum
Sekret dari alat
kelamin
Lebam, eritema,
perdarahan
Disuria kronis,
enuresis,
Konstipasi,
enkopresis,
Pubertas prekoks
pada anak
perempuan
Dismenorea
Perilaku
non-spesifik
Gesture bunuh diri
Takut thd orang/ tempat, fobia
Mimpi buruk, gangguan tidur/
makan
Regresi, agresi, menarik diri,
depresi, ansietas, rendah diri
Stres pasca-trauma
Prestasi belajar menurun
Kabur, memicu kebakaran
Somatisasi, auto-mutilasi
Kepribadian multipel
Prostitusi, penyalahgunaan
obat
35

Curigai apabila ≥ 1 indikator berikut:
Adanya penyakit hubungan seksual, paling sering infeksi
gonokokus
Infeksi vaginal berulang pada anak < 12 tahun
Rasa nyeri, perdarahan, atau keluar sekret dari vagina
Ganggguan mengendalikan BAB atau BAK
Kehamilan pada usia remaja
Cedera pada payudara, bokong, perut bagian bawah, paha,
sekitar
alat kelamin, atau dubur
Pakaian dalam robek atau ada bercak darah pada pakaian
dalam
Ditemukan cairan semen di sekitar mulut, genitalia, anus,
atau pakaian
Nyeri bila BAB atau BAK
36
Kekerasan seksual
MULUT
Eritema
Abrasi
Purpura
Bekas
gigitan
Swab
saliva
GENITALIA ♀
Bekas gigitan di area
genital, paha dalam
Jar. parut/robekan
labia minora
Himen: laserasi,
transeksi baru,
indentasi, sisa-sisa/
tidak ada
Laserasi fourchette
Robekan ddg vagina
Sperma, semen
GENITAL
IA ♂
Bekas
gigitan
Eritema
penis
transien
PERIANAL &
REKTAL
Fisura ani ec
insersi objek yg >
tinja normal anak
Laserasi perianal
P↓ tonus anal,
perubahan
lipatan anal
Dilatasi anus Ø
AP > 20 mm,
tanpa tinja di
ampula rekti
• Inspeksi labia,
fourchette, introitus,
vestibulum, uretra,
tepi himen, dan
anus
• Tanpa paksaan
• Px. spekulum &
pengumpulan
spesimen 
korban pasca-
pubertal/
perdarahan
pervaginam non-
ABDOMEN
Kemungkinan
kehamilan
38
39
Pemeriksaan Penunjang
Pengumpulan substansi:
• Semen/ sperma: mulut, vagina, rektum,
pakaian.
• Pd vagina, sperma motil dpt dijumpai dlm
6 jam, sperma non-motil s.d > 72 jam.
• Pd pakaian yg tdk dicuci: waktu tak
terbatas
• Fosfatase asam dapat dideteksi hingga
24 jam
• Pakaian dan kulit diswab dgn kapas
basah.
• Semen dan urin difluoroskopi dengan
lampu Wood.
• Darah & rambut tsk pelaku, potongan
kuku korban dikumpulkan  DNA
• Uji darah rektal
Jika tdp kontak
dgn genitalia
pelaku:
• Kultur GO dan
Klamidia dr mulut,
anus, genitalia.
• Sifilis, HIV, dan
hepatitis B.
Harus dilengkapi dalam 72 jam setelah
kejadian.
Spesimen harus dikirim ke lab. Forensik,
amplop tertutup disegel, ditandatangani,
diberi tanggal untuk menjamin keabsahan
bukti hukum. 40
• Tata laksana kegawatan seperti perdarahan
• Pencegah kehamilan  pd anak yg berhubungan
seksual (dlm 72 jam) dan sudah menstruasi
• Antibiotik (dan antiretroviral a.i.) untuk mencegah PHS,
jika:
• Pelaku diketahui terinfeksi
• Korban menunjukkan tanda-tanda infeksi
• Kemungkinan pemantauan kecil
• Kontrol dalam 2 minggu
Tata laksana medis
41
• Konsekuensi dan terapi bervariasi, tergantung:
• Kekerasan, usia dan faktor fisik serta emosional korban
• Frekuensi kekerasan
• Identitas pelaku
• Episode sentuhan/paparan tunggal, tidak kasar, oleh
orang asing:
• Dukungan/perhatian dan kesempatan utk mengekspresikan
perasaan kejadian dalam 1-2 kali sesi terapi.
• Mungkin tdk tll mengalami dampak/penderitaan drpd
orangtuanya.
• Episode kekerasan seksual tunggal, oleh anggota
keluarga :
• Dampak emosional lebih serius dan lebih lama
• Perlu terapi individu maupun kelompok yang lebih lama
Tata laksana psikologis
42
• Bertujuan mencegah rekurensi
• Pendekatan terkoordinasi, multi-aspek, multidisiplin.
• Orangtua tersangka dan pasangannya harus dirujuk
untuk evaluasi psikiatrik atau psikologik.
• Investigasi pelaku oleh polisi dan pengadilan
kriminal
• Penjara bagi pelaku (terbukti memastikan akses &
efikasi terapi yang simultan t.u pada kaum pedofilia)
Tata laksana thd pelaku (incest)
• Orangtua, kerabat, saudara kandung dapat menyangkal
tuduhan, membungkam, dan menghukum anak yang melapor.
• Korban incest dipulangkan jika:
•Pelaku tidak ada di rumah
•Pelaku sudah mengaku & menjalani terapi.
• Korban harus ditempatkan di tempat perlindungan jika:
•Permintaan korban
•Ortu tidak mampu melindungi anak, tidak percaya cerita
anak, ada kemungkinan memerintahkan
anak utk menyangkal
•Kehidupan keluarga berantakan
•pengumpulan bukti belum lengkap.
43
Pendidikan perkembangan dan perilaku seksual normal
.Mengajarkan nama & fungsi bagian tubuh, tmsk organ pribadi (puting,
genital, rektum)
Dimulai di rumah, dilanjutkan oleh dokter anak dan di sekolah.
Ajarkan berkata “tidak” thd aksi oleh siapapun yg membuat tdk
nyaman t.u pd area pribadi
Beri kesempatan untuk melaporkan setiap kejadian tsb kepada
orang dewasa yg dipercaya.
Pengasuh/ baby sitter dan temannya kekasih ibu tunggal harus
diskrining dengan hati-hati.
Diskusi keluarga/kelompok rutin ttg kejadian yg tidak nyaman dlm
kehidupan anak  mengungkap kekerasan yang tidak diduga.
Dokter memeriksa area genital & rektum secara rutin, mencatat temuan,
terbiasa dgn anatomi rektal , genital, dan konsekuensi trauma
Mendengarkan cerita anak, melaporkan, bersaksi curiga tdp kekerasan.44

Kekerasan Emosional

Meliputi kegagalan penyediaan lingkungan yang
mendukung dan memadai bagi
perkembangannya,
Termasuk ketersediaan seorang yang dapat
dijadikan figur primer anak tidak dapat
berkembang secara stabil dan dengan
pencapaian kemampuan sosial dan emosional
yang diharapkan sesuai dengan potensi
pribadinya dan dalam konteks lingkungannya 46
Kekerasan emosional

Contoh:
pembatasan gerak,
sikap tindak yang meremehkan anak,
memburukkan atau mencemarkan,
mengkambing-hitamkan, mengancam,
menakut-nakuti, mendiskriminasi,
mengejek atau mentertawakan
atau perlakuan lain yang kasar atau
penolakan
47
Kekerasan emosional
48
Kekerasan emosional
Berakibat sangat merugikan dan merusak
masa depan anak
Ekspresi wajah, gerak-gerik bahasa tubuhnya
seringkali dapat mengungkapkan adanya
kesedihan, keraguan diri, kebingungan,
kecemasan, ketakutan atau amarah yang
terpendam

 Dapat berdiri sendiri, tetapi sering disertai dengan
kekerasan fisis
 Deteksi dini dari sikap orangtua/pengasuh yang:
◦ inkonsisten terhadap anak
◦ tidak menyediakan kebutuhan psikologis dan tidak
menanggapi kebutuhan emosional anak
◦ mengeksploitasi anak (disuruh bekerja keras yang tidak
sesuai dengan usianya)
◦ menyuruh anak menjadi pelacur untuk menambah
penghasilan keluarga 49
Kekerasan emosional
• Mjd korban prostitusi remaja, kekerasan,
penyalahgunaan obat terlarang
Kabur dari
rumah
• Memiliki bbg masalah emosional, tmsk
depresi, prilaku dan tanda-tanda bunuh diri
• Perubahan prestasi di sekolah, perubahan
reaksi
Tetap tinggal di
rumah
• Dewasa yang normal (dgn intervensi dini dan
tepat)
• Memiliki kesulitan dlm menjalin hubungan,
hubungan yang diwarnai kekerasan
• Memiliki keluhan somatik pd sistem urinarius,
gastrointestinal, dll
• Memerlukan bantuan psikiatri untuk depresi,
ansietas, penyalahgunaan obat, disosiasi,
gangguan makan.
Menjadi
dewasa yg..
Korban incest memiliki risiko
terbesar untuk mengalami
dampak tersebut
50

 Dampak langsung  patah tulang, luka
bakar, cacat tetap, kematian
 Perubahan tingkah laku (agresif, kurang
bergaul, kurang percaya diri, dll)
 Gangguan emosi (kurang konsentrasi,
ngompol, anoreksia, menyakiti diri sendiri,
percobaan bunuh diri, dll)
 Angka absensi di sekolah / gangguan
kecerdasan
 Menjadi “abuser” dikemudian hari
51
Dampak Kekerasan pada
anak

 5 % kasus menyebabkan kematian
 25 % mengalami komplikasi serius seperti;
 Patah tulang, luka bakar, cacat menetap
 Kerusakan menetap pada susunan saraf pusat, sehingga
menimbulkan masalah dalam belajar, buta, tuli, masalah
dalam perkembangan motorik/ pergerakan baik kasar
maupun halus
 Gangguan dalam pertumbuhan fisik
 Gangguan/problem makan
52

 Peran & tanggung jawab dalam keluarga berkurang
 Orangtua mengalami trauma
 Konflik antara anak dan anggota keluarga
 Rasa bersalah
53
Dampak Kekerasan pada
keluarga

 Cacat menetap
 Perasaan rendah diri
 Gangguan Kejiwaan seperti gangguan
depresi, gangguan cemas, gangguan panik,
gangguan stres pascatrauma, gangguan
kepribadian
 Kegagalan dalam sekolah, pekerjaan dan
pola relasi yang buruk dengan anggota
keluarga maupun lingkungannya
54
Dampak Jangka Panjang

Pencegahan tingkat pertama (prevensi primer)
 Memberikan pendidikan kesehatan pada
kelompok dan dampaknya bagi anak dan
keluarga
 Memberikan perlindungan pada anak dengan
cara membantu keluarga mengantisipasi hal-hal
yang dapat menimbulkan kekerasan pada anak
(program bimbingan antisipasi)
55
Pencegahan

Pencegahan tingkat ke dua (prevensi
sekunder)
 Melakukan deteksi dini
 Memberikan konseling pada anak dan
keluarga
 Meluangkan waktu bersama keluarga
untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan
keluarga
 Pemenuhan kebutuhan dasar psikososial
anak
56

Kasus perlakuan salah pada anak merupakan
fenomena “gunung es”
Faktor risiko, perubahan tingkah laku anak &
penampakan fisik  curiga
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara rinci dan
tuliskan dalam rekam medis dengan benar
Tatalaksana menyeluruh
Dampak akut & dampak jangka panjang pada anak,
keluarga & lingkungan
Pencegahan lebih baik
57
Ringkasan
Terima kasih
58

More Related Content

What's hot

Komunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidananKomunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidanandesphita
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triagejohanadi2
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic CareCahya
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxaanbudi1
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanocto zulkarnain
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareIrene Susilo
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidananpjj_kemenkes
 
Withdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life SupportsWithdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life Supportsari purwahyudi nugroho
 
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 2 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutikppghybrid4
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanHerlin Nuraeni Wijaya
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatanpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Komunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidananKomunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidanan
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatan
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif Care
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
Withdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life SupportsWithdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life Supports
 
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 2 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatan
 
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 

Similar to Pengkajian Kekerasan Pada Anak.ppt

Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdfcontoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdfwahyuandy2
 
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNAAsuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
PERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.ppt
PERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.pptPERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.ppt
PERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.pptApriSetiawan7
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak Falanni Firyal Fawwaz
 
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...ibnuabdullah23
 
Asuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptx
Asuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptxAsuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptx
Asuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptxDyahYuli3
 
Konsep hospitalisasi pada anak ok
Konsep hospitalisasi pada anak okKonsep hospitalisasi pada anak ok
Konsep hospitalisasi pada anak oksasha ariani
 
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptxP2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptxdewa pradnyana
 
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.pptPERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.pptLilaArlina
 
Dampak hospitalisasi
Dampak hospitalisasiDampak hospitalisasi
Dampak hospitalisasiCahya
 
dampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.ppt
dampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.pptdampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.ppt
dampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.pptafridarmiyeni
 
Seminar Dies Respati
Seminar Dies RespatiSeminar Dies Respati
Seminar Dies RespatiNeni Sholihat
 
496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx
496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx
496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptxssuser1f79b4
 
Penderaan kanak kanak
Penderaan kanak kanakPenderaan kanak kanak
Penderaan kanak kanakArra Asri
 

Similar to Pengkajian Kekerasan Pada Anak.ppt (20)

Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PEMKAB MUNA
 
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdfcontoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
 
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNAAsuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNA
Asuhan keperawatan child abuse AKPER PENKAB MUNA
 
PERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.ppt
PERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.pptPERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.ppt
PERSPEKTIF ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA.ppt
 
Asuhan keperawatan child abuse
Asuhan keperawatan child abuseAsuhan keperawatan child abuse
Asuhan keperawatan child abuse
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
 
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
 
Phedofilia ppt
Phedofilia pptPhedofilia ppt
Phedofilia ppt
 
Asuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptx
Asuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptxAsuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptx
Asuhan Keperawatan Pada anak dengan KDRT.pptx
 
Konsep hospitalisasi pada anak ok
Konsep hospitalisasi pada anak okKonsep hospitalisasi pada anak ok
Konsep hospitalisasi pada anak ok
 
Pedofilia
Pedofilia Pedofilia
Pedofilia
 
Child Sexual Abuse
Child Sexual AbuseChild Sexual Abuse
Child Sexual Abuse
 
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptxP2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
 
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.pptPERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
 
Dampak hospitalisasi
Dampak hospitalisasiDampak hospitalisasi
Dampak hospitalisasi
 
dampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.ppt
dampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.pptdampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.ppt
dampak-hospitalisasi pd anak dan ortu.ppt
 
Perilaku kekerasan dan penganiayaan
Perilaku kekerasan dan penganiayaanPerilaku kekerasan dan penganiayaan
Perilaku kekerasan dan penganiayaan
 
Seminar Dies Respati
Seminar Dies RespatiSeminar Dies Respati
Seminar Dies Respati
 
496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx
496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx
496569245-Faktor-Dan-Deteksi-Dini-Masalah-Kejiwaan-Remaja.pptx
 
Penderaan kanak kanak
Penderaan kanak kanakPenderaan kanak kanak
Penderaan kanak kanak
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Pengkajian Kekerasan Pada Anak.ppt

  • 1. PENGKAJIAN PADA ANAK KORBAN KEKERASAN (Child Abuse) Dina Zakiyyatul Fuadah, S.Kep.Ns.,M.Kep
  • 3. Orangtua/Pelaku • Orangtua tunggal, atau remaja • Tidak memiliki pengetahuan ttg parenting • Depresi, stres, peny. psikiatrik yg serius • Riwayat kekerasan dalam keluarga/ pada pasangan/ pada anak • Ketergantungan obat • Masalah sosio-ekonomi, pengangguran • Kehamilan tdk diinginkan, jarak kehamilan terlalu dekat • Memberikan komentar negatif mengenai bayi baru lahir • Tinggal di slum area, kriminalitas tinggi • Kurangnya ikatan anak dengan ibu • Ortu jarang mengunjungi bayi baru lahir yg dirawat krn prematuritas / penyakit Anak • Retardasi mental • Cacat fisik • Penyakit kronik • Prematuritas • Kembar • Masalah belajar atau perilaku • Tidak diinginkan 3
  • 4.   Definisi  cedera fisis nyata/ potensial terhadap anak, sebagai akibat dari interaksi atau tidak adanya interaksi, yang layaknya berada dalam kendali orangtua atau orang dalam posisi hubungan tanggung-jawab, kepercayaan atau kekuasaan Curigai telah terjadi kekerasan fisis pada anak: indikator kekerasan fisis (anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) 4 Kekerasan fisik
  • 5.  Orangtua/pengasuh tidak melaporkan atau mengeluhkan trauma yang ada pada anak Orangtua yang tidak memberikan perhatian atau kepedulian yang sesuai dengan derajat beratnya trauma yang terjadi pada anak Orangtua/pengasuh tidak tahu atau tidak jelas dalam menceritakan riwayat terjadinya trauma Riwayat kecelakaan yang tidak cocok dengan jenis atau beratnya trauma 5 Kekerasan fisik ANAMNESIS
  • 6.   Terdapat rentang waktu yang lama antara terjadinya trauma sampai dibawa ke petugas kesehatan  Riwayat terjadinya trauma berubah-ubah atau berbeda, atau bertentangan, apabila diceritakan kepada petugas kesehatan yang berbeda  Riwayat terjadinya trauma yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak masuk akal Kekerasan fisik ANAMNESIS
  • 7. Anamnesis/ Riwayat trauma • Luka yang tidak jelas penyebabnya • Trauma tidak masuk akal • Luka tidak sesuai dgn riw. trauma/ perkembangan anak • Terlambat membawa berobat • Riwayat kejadian trauma yg tdk konsisten 7
  • 8.  • adanya jejas atau trauma pada lokasi atau bagian tubuh yang tidak lazim • jejas multipel dengan berbagai stadium penyembuhan • jejas dengan konfigurasi yang mencurigakan • mengidentifikasi trauma atau kondisi yang memerlukan penanganan medis • mendokumentasikan bukti adanya perlakuan salah • meyakinkan orangtua atau anak bahwa anak tersebut akan mendapatkan penanganan yang baik Tujuan utama pemeriksaan fisis : • terpisah dari anamnesis sebelumnya • cara yang sensitif dan lembut • izin/persetujuan dari anak tersebut • tanpa kekerasan atau paksaan • memberikan kesempatan pada anak tersebut untuk merasa nyaman Pemeriksaan fisis harus dilakukan dengan: 8 Kekerasan fisis PEMERIKSAAN FISIS
  • 9.  • membantu menegakkan diagnosis kekerasan fisis • terutama pada anak yang belum atau tidak dapat bicara Radiologis • seperti fungsi koagulasi • berguna untuk membantu membedakan memar akibat KPA atau akibat kelainan koagulasi Laboratorium 13 Kekerasan fisik PENUNJANG
  • 10. 14 Perubahan tingkah laku pada anak Menurunnya daya konsentrasi di sekolah Menurunnya prestasi belajar Angka absensi sekolah yang tinggi Tanda / luka pada tubuh lokasi  tidak biasa Luka berulang Terlalu penurut, pasif Ketakutan berlebihan Usaha bunuh diri Gangguan tidur Dll Deteksi dini, kecurigaan….
  • 12. 16 Kasus kekerasan fisik Anak laki-laki usia 6 tahun dengan kekerasan fisik (physical abuse). Ayahnya, T, memukul anak tersebut dengan menggunakan sabuk karena anak sering membolos sekolah.
  • 14. Anak laki-laki usia 1 tahun, mengalami luka bakar tersiram air panas oleh pengasuhnya. Terlihat bekas luka di daerah paha atas, inguinal, dan daerah abdomen. 18
  • 15. 19 Kasus kekerasan fisik Anak perempuan usia 11 bulan dengan luka bekas gigitan. Gigitan dilakukan oleh kakaknya yang berusia 11 tahun saat sedang menjaga adiknya. Ibunya sedang memasak di dapur saat kejadian.
  • 16. 20
  • 18. Anak perempuan usia 4 tahun, tinggal dengan ibu tiri. Ibu tiri ingin membuat anaknya disiplin dengan menyulutkan rokok pada beberapa bagian tubuh anak. Pada gambar ini terlihat bekas sundutan rokok. 22
  • 19. Seorang anak laki-laki usia 6 tahun. Karena kesal tidak bida diberitahu, pembantu rumah tangganya menempelkan setrika ke lengannya. Saat itu si anak merengek untuk minta diambilkan mainannya. 23
  • 22. Lissauer, 2001 26 Fraktur multipel / patah tulang ganda
  • 23.  27 Bayi usia 2 bulan, kekerasan fisik ?
  • 24. Pelayanan medis, bedah, psikiatrik pada anak ats indikasi; rawat inap k/p Penjelasan kpd ortu alasan kecurigaan kekerasan, wajib lapor bagi dokter, pihak lain terlibat Investigasi oleh tim profesional yg terkoordinasi: Sp.A, perawat anak, psikiater/ psikolog, Dinas Sosial, penegak hukum, rohaniawan, organisasi masyarakat Hindari wawancara & PF berulang, rasa empati, kemarahan, konfrontasi pada tsk pelaku Identifikasi saudara kandung, semua anak & bayi yg kontak dgn tsk pelaku  pemeriksaan dlm 24 jam utk mengenali adanya kekerasan Tempat perlindungan anak; tdk tergesa-gesa mengembalikan anak pd ortu tanpa intervensi Evaluasi psikiatrik ortu, dukungan ekonomi, konseling, kelompok diskusi, terapi penyalahgunaan obat, anger management, parenting class Menjalin komunikasi & hubungan dgn orangtua. Follow-up & kunjungan rumah 28
  • 25. •Identifikasi orangtua dan anak risiko tinggi •Melaporkan setiap kecurigaan ada unsur trauma akibat kekerasan yg disengaja pada anak. •Pelatihan & dukungan intensif slm kehamilan & stlh persalinan. •Motivasi kontak dini & sering antr ibu & bayi di ruang persalinan, rawat gabung •Meningkatkan kontak orangtua dengan bayi prematur •Menenangkan bayi yg menangis rewel •Kontrol lebih sering utk bayi risiko tinggi, pemantauan ketat penyakit akut dan kronik •Konseling ttg disiplin & penggunaan respons non-fisik dan penghargaan thd perilaku anak •Kunjungan perawat /petugas terlatih •Pelatihan parenting, manajemen kemarahan & stres •Layanan telepon hotline Rekomendasi AAP  ortu mencari metode selain memukul utk mendisiplinkan anak karena: (1)intensitas memukul cenderung perlu ditingkatkan setiap waktu agar dapat efektif (2)pemukulan berulang dapat menyebabkan perilaku agitasi dan agresif pada anak (3)pemukulan menggambarkan perilaku agresif sebagai solusi suatu konfilk (4)pemukulan berhubungan dengan tingginya angka agresi fisik, penyalahgunaan obat, kriminalitas, dan kekerasan. 29
  • 26. •Kembali pd ortu tanpa intervensi: 5% terbunuh, 25% , kekerasan berulang. •80-90% keluarga dpt direhabilitasi dgn th/ komprehensif & intensif. • 10-15% klrg (penyalahguna obat) perlu layanan & dukungan jgk pjg. • 2-3% kasus perlu penghentian hak asuh anak/ perlunya program adopsi. • Akibat trauma SSP: RM, masalah belajar, perilaku, motorik, kebutaan, ggn. pendengaran, sindr. otak organik, kejang, hidrosefalus, ataksia. • Ggn emosional/ perilaku: ketakutan/ kesiagaan berlebih, perilaku agresi, penyangkalan, proyeksi, stres pasca-trauma, kurang kepercayaan, rendah diri, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat, hiperaktivitas, bully, dws antisosial & kasar, pasangan & ortu pelaku kekerasan, generasi pelaku kekerasan pd anak selanjutnya. 30
  • 28. Kekerasan seksual / eksploitasi seksual  setiap aktivitas bersama anak yang belum memasuki usia yg dpt memberikan legal consent, ditujukan utk kepuasan orang dewasa/ anak yang lebih besar Dapat bersifat orogenital, genitogenital, genitorektal, manogenital, manorektal, ataupun kontak tangan dengan payudara, paparan terhadap organ seksual, mendorong atau memaksa anak melihat organ seksual, dan mempertunjukkan pornografi pada anak atau mengikutsertakan anak dalam produksi pornografi Hubungan seksual  penetrasi vagina, oral, ataupun rektal. Penetrasi  masuknya objek ke dlm suatu orifisium (lubang) + kerusakan jaringan. 32
  • 29.  33 • 1976-1984: 1,4-17 per 10.000 anak (American Association for Protecting Children) • 30% korban berusia <6 tahun, 30% antr 6-12 tahun, sisanya 12-18 tahun. Insidens • Paling sering: Anggota keluarga (incest )atau orang yg dikenal • Paling jarang: Orang tak dikenal • 97% laki-laki. • Ayah tiri hampir 5 kali lebih tinggi daripada ayah kandung. Pelaku
  • 30.  34 • Paling sering: Anggota keluarga (incest)/ orang yg dikenal • Paling jarang: Orang tak dikenal • 97% laki-laki. • Ayah tiri hampir 5 kali lebih tinggi daripada ayah kandung Pelaku • AYAH: kaku, scr emosional imatur, hasrat mdpt kepuasan seksual terbatas (krn istri tdk tersedia), pecandu alkohol • IBU: depresi kronis, tidak tersedia untuk suami mereka karena bekerja ataupun sakit, dan seringkali juga sebagai korban kekerasan seksual semasa kecil • ANAK ♀: pseudomatur, memegang peranan org dewasa (tmsk pekerjaan rumah), butuh kasih sayang, perhatian, hasrat untuk memelihara keutuhan keluarga • Ikatan keluarga erat & terisolasi Incest
  • 31. Keluhan Nyeri vagina, penis, rektum Sekret dari alat kelamin Lebam, eritema, perdarahan Disuria kronis, enuresis, Konstipasi, enkopresis, Pubertas prekoks pada anak perempuan Dismenorea Perilaku non-spesifik Gesture bunuh diri Takut thd orang/ tempat, fobia Mimpi buruk, gangguan tidur/ makan Regresi, agresi, menarik diri, depresi, ansietas, rendah diri Stres pasca-trauma Prestasi belajar menurun Kabur, memicu kebakaran Somatisasi, auto-mutilasi Kepribadian multipel Prostitusi, penyalahgunaan obat 35
  • 32.  Curigai apabila ≥ 1 indikator berikut: Adanya penyakit hubungan seksual, paling sering infeksi gonokokus Infeksi vaginal berulang pada anak < 12 tahun Rasa nyeri, perdarahan, atau keluar sekret dari vagina Ganggguan mengendalikan BAB atau BAK Kehamilan pada usia remaja Cedera pada payudara, bokong, perut bagian bawah, paha, sekitar alat kelamin, atau dubur Pakaian dalam robek atau ada bercak darah pada pakaian dalam Ditemukan cairan semen di sekitar mulut, genitalia, anus, atau pakaian Nyeri bila BAB atau BAK 36 Kekerasan seksual
  • 33. MULUT Eritema Abrasi Purpura Bekas gigitan Swab saliva GENITALIA ♀ Bekas gigitan di area genital, paha dalam Jar. parut/robekan labia minora Himen: laserasi, transeksi baru, indentasi, sisa-sisa/ tidak ada Laserasi fourchette Robekan ddg vagina Sperma, semen GENITAL IA ♂ Bekas gigitan Eritema penis transien PERIANAL & REKTAL Fisura ani ec insersi objek yg > tinja normal anak Laserasi perianal P↓ tonus anal, perubahan lipatan anal Dilatasi anus Ø AP > 20 mm, tanpa tinja di ampula rekti • Inspeksi labia, fourchette, introitus, vestibulum, uretra, tepi himen, dan anus • Tanpa paksaan • Px. spekulum & pengumpulan spesimen  korban pasca- pubertal/ perdarahan pervaginam non- ABDOMEN Kemungkinan kehamilan 38
  • 34. 39
  • 35. Pemeriksaan Penunjang Pengumpulan substansi: • Semen/ sperma: mulut, vagina, rektum, pakaian. • Pd vagina, sperma motil dpt dijumpai dlm 6 jam, sperma non-motil s.d > 72 jam. • Pd pakaian yg tdk dicuci: waktu tak terbatas • Fosfatase asam dapat dideteksi hingga 24 jam • Pakaian dan kulit diswab dgn kapas basah. • Semen dan urin difluoroskopi dengan lampu Wood. • Darah & rambut tsk pelaku, potongan kuku korban dikumpulkan  DNA • Uji darah rektal Jika tdp kontak dgn genitalia pelaku: • Kultur GO dan Klamidia dr mulut, anus, genitalia. • Sifilis, HIV, dan hepatitis B. Harus dilengkapi dalam 72 jam setelah kejadian. Spesimen harus dikirim ke lab. Forensik, amplop tertutup disegel, ditandatangani, diberi tanggal untuk menjamin keabsahan bukti hukum. 40
  • 36. • Tata laksana kegawatan seperti perdarahan • Pencegah kehamilan  pd anak yg berhubungan seksual (dlm 72 jam) dan sudah menstruasi • Antibiotik (dan antiretroviral a.i.) untuk mencegah PHS, jika: • Pelaku diketahui terinfeksi • Korban menunjukkan tanda-tanda infeksi • Kemungkinan pemantauan kecil • Kontrol dalam 2 minggu Tata laksana medis 41
  • 37. • Konsekuensi dan terapi bervariasi, tergantung: • Kekerasan, usia dan faktor fisik serta emosional korban • Frekuensi kekerasan • Identitas pelaku • Episode sentuhan/paparan tunggal, tidak kasar, oleh orang asing: • Dukungan/perhatian dan kesempatan utk mengekspresikan perasaan kejadian dalam 1-2 kali sesi terapi. • Mungkin tdk tll mengalami dampak/penderitaan drpd orangtuanya. • Episode kekerasan seksual tunggal, oleh anggota keluarga : • Dampak emosional lebih serius dan lebih lama • Perlu terapi individu maupun kelompok yang lebih lama Tata laksana psikologis 42
  • 38. • Bertujuan mencegah rekurensi • Pendekatan terkoordinasi, multi-aspek, multidisiplin. • Orangtua tersangka dan pasangannya harus dirujuk untuk evaluasi psikiatrik atau psikologik. • Investigasi pelaku oleh polisi dan pengadilan kriminal • Penjara bagi pelaku (terbukti memastikan akses & efikasi terapi yang simultan t.u pada kaum pedofilia) Tata laksana thd pelaku (incest) • Orangtua, kerabat, saudara kandung dapat menyangkal tuduhan, membungkam, dan menghukum anak yang melapor. • Korban incest dipulangkan jika: •Pelaku tidak ada di rumah •Pelaku sudah mengaku & menjalani terapi. • Korban harus ditempatkan di tempat perlindungan jika: •Permintaan korban •Ortu tidak mampu melindungi anak, tidak percaya cerita anak, ada kemungkinan memerintahkan anak utk menyangkal •Kehidupan keluarga berantakan •pengumpulan bukti belum lengkap. 43
  • 39. Pendidikan perkembangan dan perilaku seksual normal .Mengajarkan nama & fungsi bagian tubuh, tmsk organ pribadi (puting, genital, rektum) Dimulai di rumah, dilanjutkan oleh dokter anak dan di sekolah. Ajarkan berkata “tidak” thd aksi oleh siapapun yg membuat tdk nyaman t.u pd area pribadi Beri kesempatan untuk melaporkan setiap kejadian tsb kepada orang dewasa yg dipercaya. Pengasuh/ baby sitter dan temannya kekasih ibu tunggal harus diskrining dengan hati-hati. Diskusi keluarga/kelompok rutin ttg kejadian yg tidak nyaman dlm kehidupan anak  mengungkap kekerasan yang tidak diduga. Dokter memeriksa area genital & rektum secara rutin, mencatat temuan, terbiasa dgn anatomi rektal , genital, dan konsekuensi trauma Mendengarkan cerita anak, melaporkan, bersaksi curiga tdp kekerasan.44
  • 41.  Meliputi kegagalan penyediaan lingkungan yang mendukung dan memadai bagi perkembangannya, Termasuk ketersediaan seorang yang dapat dijadikan figur primer anak tidak dapat berkembang secara stabil dan dengan pencapaian kemampuan sosial dan emosional yang diharapkan sesuai dengan potensi pribadinya dan dalam konteks lingkungannya 46 Kekerasan emosional
  • 42.  Contoh: pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan anak, memburukkan atau mencemarkan, mengkambing-hitamkan, mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi, mengejek atau mentertawakan atau perlakuan lain yang kasar atau penolakan 47 Kekerasan emosional
  • 43. 48 Kekerasan emosional Berakibat sangat merugikan dan merusak masa depan anak Ekspresi wajah, gerak-gerik bahasa tubuhnya seringkali dapat mengungkapkan adanya kesedihan, keraguan diri, kebingungan, kecemasan, ketakutan atau amarah yang terpendam
  • 44.   Dapat berdiri sendiri, tetapi sering disertai dengan kekerasan fisis  Deteksi dini dari sikap orangtua/pengasuh yang: ◦ inkonsisten terhadap anak ◦ tidak menyediakan kebutuhan psikologis dan tidak menanggapi kebutuhan emosional anak ◦ mengeksploitasi anak (disuruh bekerja keras yang tidak sesuai dengan usianya) ◦ menyuruh anak menjadi pelacur untuk menambah penghasilan keluarga 49 Kekerasan emosional
  • 45. • Mjd korban prostitusi remaja, kekerasan, penyalahgunaan obat terlarang Kabur dari rumah • Memiliki bbg masalah emosional, tmsk depresi, prilaku dan tanda-tanda bunuh diri • Perubahan prestasi di sekolah, perubahan reaksi Tetap tinggal di rumah • Dewasa yang normal (dgn intervensi dini dan tepat) • Memiliki kesulitan dlm menjalin hubungan, hubungan yang diwarnai kekerasan • Memiliki keluhan somatik pd sistem urinarius, gastrointestinal, dll • Memerlukan bantuan psikiatri untuk depresi, ansietas, penyalahgunaan obat, disosiasi, gangguan makan. Menjadi dewasa yg.. Korban incest memiliki risiko terbesar untuk mengalami dampak tersebut 50
  • 46.   Dampak langsung  patah tulang, luka bakar, cacat tetap, kematian  Perubahan tingkah laku (agresif, kurang bergaul, kurang percaya diri, dll)  Gangguan emosi (kurang konsentrasi, ngompol, anoreksia, menyakiti diri sendiri, percobaan bunuh diri, dll)  Angka absensi di sekolah / gangguan kecerdasan  Menjadi “abuser” dikemudian hari 51 Dampak Kekerasan pada anak
  • 47.   5 % kasus menyebabkan kematian  25 % mengalami komplikasi serius seperti;  Patah tulang, luka bakar, cacat menetap  Kerusakan menetap pada susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan masalah dalam belajar, buta, tuli, masalah dalam perkembangan motorik/ pergerakan baik kasar maupun halus  Gangguan dalam pertumbuhan fisik  Gangguan/problem makan 52
  • 48.   Peran & tanggung jawab dalam keluarga berkurang  Orangtua mengalami trauma  Konflik antara anak dan anggota keluarga  Rasa bersalah 53 Dampak Kekerasan pada keluarga
  • 49.   Cacat menetap  Perasaan rendah diri  Gangguan Kejiwaan seperti gangguan depresi, gangguan cemas, gangguan panik, gangguan stres pascatrauma, gangguan kepribadian  Kegagalan dalam sekolah, pekerjaan dan pola relasi yang buruk dengan anggota keluarga maupun lingkungannya 54 Dampak Jangka Panjang
  • 50.  Pencegahan tingkat pertama (prevensi primer)  Memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok dan dampaknya bagi anak dan keluarga  Memberikan perlindungan pada anak dengan cara membantu keluarga mengantisipasi hal-hal yang dapat menimbulkan kekerasan pada anak (program bimbingan antisipasi) 55 Pencegahan
  • 51.  Pencegahan tingkat ke dua (prevensi sekunder)  Melakukan deteksi dini  Memberikan konseling pada anak dan keluarga  Meluangkan waktu bersama keluarga untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan keluarga  Pemenuhan kebutuhan dasar psikososial anak 56
  • 52.  Kasus perlakuan salah pada anak merupakan fenomena “gunung es” Faktor risiko, perubahan tingkah laku anak & penampakan fisik  curiga Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara rinci dan tuliskan dalam rekam medis dengan benar Tatalaksana menyeluruh Dampak akut & dampak jangka panjang pada anak, keluarga & lingkungan Pencegahan lebih baik 57 Ringkasan