P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
1. Menciptakan Lingkungan
Sekolah yang Aman dari
Kekerasan
Layanan Psikologi
Unit Pelaksana Teknis
Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(UPT P2TP2A) Jakarta
6. Apakah anak sudah aman
dari kekerasan saat berada
di Instansi Pendidikan?
7. Data Simfoni KPPPA 2021:
✗Terdapat 773 korban kekerasan yang
mengalami kekerasan di sekolah
✗Sebanyak 441 pelaku memiliki hubungan
sebagai guru korban
✗Kekerasan seksual menjadi kekerasan
terbanyak di sekolah 36.4%
7
9. Kerentanan Anak di Instansi Pendidikan
Sebagai instansi pendidikan, sebagian besar penghuni sekolah adalah
kelompok rentan (utamanya anak-anak)
Waktu yang dihabiskan anak di sekolah cukup panjang
Pendidik dan Tenaga Kependidikan memiliki relasi kuasa dengan
peserta didik: kepercayaan, siswa/I dituntut untuk patuh, akses
terhadap berbagai aktivitas akademik siswa/i, dll
Hal ini menimbulkan relasi yang tidak setara dan rentan dimanfaatkan,
utamanya oleh pihak yang relasinya lebih tinggi
9
11. Kekerasan pada Anak
Secara Umum
Segala bentuk perilaku yang
menimbulkan penderitaan dan
kesengsaraan pada anak baik
secara fisik, psikis, seksual,
maupun penelantaran
Rumah Tangga
Kekerasan yang terjadi
dalam lingkup rumah
tangga, bisa dilakukan oleh
orang tua atau anggota
keluarga lain yang serumah
Perundungan
Kekerasan pada anak yang
dilakukan oleh teman
sebaya. Terjadi di sekolah,
lingkungan rumah, dunia
maya, dll.
12. Kekerasan terhadap Anak
Pelaku Sesama Anak
Pada remaja, salah satu KtA yang khas
adalah kekerasan dalam pertemanan
(bullying) serta pacaran (KDP)
Mengenai toleransi, perilaku kekerasan,
dan kesehatan reproduksi membuat anak
rentan menjadi korban maupun pelaku
Dunia maya menjadi sarana, tempat
terjadi, atau pemicu terjadinya KTA
Media Menjadi Sarana
Minim Informasi
Pelaku Orang Terdekat
Sebagian besar pelaku kekerasan terhadap
anak dan remaja adalah orang yang dikenal
14. KSA adalah pelibatan anak dalam aktivitas
seksual. Anak belum sepenuhnya memahami,
tidak dapat menolak, atau belum siap secara
perkembangan dan belum dapat memberikan
persetujuan. KSA merupakan tindakan yang
melanggar hukum atau norma sosial.
14
16. Bentuk KSA
FISIK
• Melibatkan kontak fisik/sentuhan
• Menyentuh area pribadi atau
melakukan hal yang membuat tidak
nyaman (memeluk dan merangkul)
• Seringkali disengaja, dan jika ditegur
menyatakan tidak sengaja, bercanda,
atau korban berlebihan
• Termasuk di dalamnya
persetubuhan, pencabulan, meminta
menyentuh tubuh pelaku, dll
• Tidak melibatkan kontak fisik
secara langsung
• Menimbulkan rasa tidak nyaman
• Langsung terjadi maupun
melibatkan berbagai media
• Seringkali disengaja
• Termasuk didalamnya
memperlihatkan gambar atau
video pornografi, cat-calling,
pesan berkaitan seksualitas, dll
NON FISIK
18. Child Grooming
Upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendekati anak atau bahkan
keluarganya.
Diawali dengan membangun hubungan
positif dan menjalin ikatan emosional
untuk menumbuhkan rasa percaya dan
mengatasi hambatan untuk tujuan
seksualitas.
19. Gaslighting
Manipulasi yang terjadi dimana seseorang
menanamkan benih-benih keraguan pada
orang lain sehingga orang tersebut
mempertanyakan ingatan, persepsi, dan
kemampuan berpikirnya.
Dilakukan untuk menggoyahkan kondisi
psikologis korban sehingga korban ragu, takut,
bergantung, dan tidak percaya diri.
20. Mengapa pelaku menjadikan anak sebagai objek
seksual ?
20
Anak adalah kelompok yang rentan dimanfaatkan
Anak dianggap terlalu muda untuk memahami aktivitas seksual
Anak dianggap akan cepat melupakan peristiwa kekerasan seksual
Anak dianggap mudah diancam
Anak dianggap terlalu polos sehingga tidak menyadari bahwa ini adalah
perilaku yang tidak pantas
Anak dianggap masih sangat muda dan tidak akan dapat mengingat
sehingga dianggap tidak akan ada dampaknya untuk mereka
Anak dapat dimanipulasi untuk meyakini bahwa aktivitas seksual itu normal.
22. Serangkaian perilaku agresif yang tidak
diinginkan, yang dilakukan secara berulang
dan disengaja untuk menyakiti dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada
orang lain.
22
23. Bercanda Konflik Perundungan
Menyenangkan
untuk semua
Semua pihak
merasa tidak
nyaman
Satu pihak merasa
nyaman dan
menyenangkan,
yang lain
terintimidasi,
tertekan, dan
dipermalukan
Jika ada yang tidak
nyaman, dihentikan
Berupaya mencari
jalan keluar
Berulang
QUIZ
Apa bedanya?
24. Ragam Perundungan
Gosip atau berita bohong
Fisik
Pengucilan
Verbal
Pengambilan atau perusakan
uang/barang Diancam atau dipaksa untuk
melakukan sesuatu
Ras
Seksual
Cyberbullying
27. Bagi yang mengalami, melihat,
maupun melakukan serta instansi
pendidikan
Dampak Kekerasan
28. Dampak Kekerasan pada Anak
Fisik
Masalah KESPO, Kesehatan
menurun, gangguan tidur
dan makan
Perasaan
Kesedihan, ketakutan,
tertekan
Sulit fokus, mengembangkan
pikiran negative mengenai
diri sendiri
Sosial
Relasi dengan keluarga
dan teman memburuk,
terlalu sulit atau mudah
menjalin relasi
Spiritual
Nilai-nilai akan benar
salah, praktik agama, dll
Pola Pikir dan Akademis
Lebih dewasa, agresif,
tidak memiliki batasan
perilaku
Perilaku
29. Stigma
Kekhawatiran akan
penilaian negatif dari
lingkungan, takut
disalahkan
Minimnya Dukungan
Keluarga dalam kondisi yang
juga tidak berdaya, tidak
adanya dukungan, akses
terbatas
Ancaman Pelaku
Pemanfaatan kontrol pelaku
dengan memberikan ancaman
Faktor Psikis
Syok, trauma, malu, bingung,
merasa bersalah,
meragukan diri, merasa
tidak aman dan sulit
percaya kepada orang lain
Minimnya informasi
Tidak memahami apa yang
terjadi adalah kekerasan,
tidak tahu apa yang
harus dilakukan dan
kemana mencari bantuan,
Faktor Perkembangan
Perkembangan yang terbatas
sehinga rentan dimanfaatkan,
terbatasnya kemampuan untuk
menyelesaikan masalah, dll
Mengapa Anak Diam dan
Tidak Melapor?
30. 01
03 04
02
Dampak Kekerasan – yang Melihat
TAKUT
Merasa tidak nyaman,
khawatir, dan takut terkait
kekerasan yang terjadi
TIDAK BERDAYA
Tidak tahu dan tidak berani
melakukan sesuatu untuk
membantu
MERASA BERSALAH
Merasa bersalah karena
tidak dapat berbuat sesuatu
TERPROVOKASI
Berkomentar dan melakukan
tindakan-tindakan yang
mendukung kekerasan
31. Dampak Kekerasan - Pelaku
EMOSI
Rasa bersalah, rasa
malu, nilai moralitas
dan Empati terkikis
STIGMA
Munculnya penilaian
negatif yang
mempengaruhi
kredibiilitas
INTERAKSI SOSIAL
Dijauhi rekan sebaya
dan makin terjebak
dalam interaksi negatif
KORBAN SELANJUTNYA
Jika pelaku adalah
anak, sangat rentan
kembali terjebak
dalam kekerasan
SANKSI
Sanksi disiplin dari sekolah
atau instansi
32. 01
03 04
02
Dampak Kekerasan – bagi Sekolah
Rasa Tidak Aman
Menimbulkan rasa tidak
aman bagi peserta didik
maupun tenaga
kependidikan
Stigma terhadap Sekolah
Kasus kekerasan, terutama yang
tidak ditangani dengan tepat
dapat menimbulkan penilaian
negatif terhadap institusi
pendidikan dan dinas
Kepercayaan
Kepercayaan orang tua dan
siswa/I kepada guru dan
instansi pendidikan
berkurang
Terbentuknya budaya
Munculnya perilaku
berkekerasan, budaya
membiarkan kekerasan,
menyalahkan korban, dll
33. 01
03 04
02
Mengapa Sekolah Tidak Melaporkan Kekerasan?
Proses hukum
Mengkhawatirkan proses
hukum yang panjang dan
berbelit-belit
Stigma
Terkait korban, kekerasan seksual,
dan khawatir terhadap penilaian
masyarakat akan sekolah
Pelaku adalah bagian
dari sekolah
Pelaku merupakan bagian dari
sekolah sehingga sekolah
merasa harus menjaga nama
baiknya
Keterbatasan SDM
Jika guru diberhentikan,
tidak ada pengganti guru
tersebut
34. Peran Dinas dan Instansi Pendidikan
Membangun mekanisme
pelaporan dan penanganan
awal
Membangun mekanisme
pencegahan, termasuk KIE
dan pedoman keselamatan anak
Tidak mentolerir segala bentuk
Kekerasan
Merujuk ke lembaga yang
tepat dan sesuai kebutuhan
korban
Kooperatif dan bekerja sama
dengan aparat penegak hukum
Cari informasi kemana meminta
bantuan jika terjadi Kekerasan
di lingkungan pendidikan
36. Dalam bekerja dengan anak-anak, individu
dan organisasi tempat petugas berafiliasi,
terikat pada pedoman atau kode etik
berperilaku saat berinteraksi atau bekerja
dengan anak
36
37. Kebijakan Keselamatan Anak
37
✗ Suatu dokumen internal organisasi yang menyangkut prosedur,
kebijakan, dan panduan untuk memastikan bahwa organisasi tersebut
aman bagi anak.
✗ Berisi pedoman atau kode etik berperilaku secara tepat terhadap anak
dan tidak pernah melecehkan kepercayaan sebagai bagian dari
organisasi yang melindungi anak
✗ Bertujuan untuk memastikan setiap orang dalam organisasi menyadari
dan merespon secara tepat isu kekerasan anak yang terjadi di
lingkungan Lembaga
✗ Termasuk melakukan kajian dan mengurangi resiko terhadap anak
terkait aktivitas atau tindakan yang dilakukan.
41. Apa yang akan Ibu/Bapak Lakukan?
Di sekolah Ibu/Bapak, terdapat orang tua yang melaporkan bahwa anaknya
disentuh bagian tubuhnya oleh salah satu guru. Menurut orang tua
tersebut, anaknya dipanggil oleh guru di ruang kelas yang kosong
kemudian bagian tubuhnya disentuh. Sang anak merasa sangat ketakutan
dan tidak nyaman namun ia takut untuk melawan sehingga ia diam saja.
Saat ini, orang tua berharap guru tersebut dikeluarkan karena anak merasa
ketakutan dan menolak ke sekolah.
Apa yang akan Ibu/Bapak lakukan saat menghadapi situasi di atas?
Upaya pencegahan dan penanganan apa yang dapat Ibu/Bapak lakukan?
Kebijakan Keselamatan Anak seperti apa yang dapat dibuat?
42. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Terima Kasih
Apakah ada pertanyaan?
upt.p2tp2adki.2017@gmail.com
081317617622
https://dppapp.jakarta.go.id
Editor's Notes
Child sexual abuse is evidenced by this activity between a child and an adult or another child who by age or development is in a relationship of responsibility, trust or power, the activity being intended to gratify or satisfy the needs of the other person. This may include but is not limited to:
— the inducement or coercion of a child to engage in any unlawful sexual activity;
— the exploitative use of a child in prostitution or other unlawful sexual practices;
— the exploitative use of children in pornographic performance and materials”.