Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di masyarakat seperti demonstrasi, kerusuhan, dan serangan bersenjata. Juga menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan seperti ketidaktahuan terhadap agama, akhlak yang buruk, hilangnya rasa kasih sayang dan malu. Islam melarang tindakan kekerasan dan menekankan pentingnya akhlak yang baik.
6. Contoh tindak kekerasan yang terjadi di masyarakat antara lain adalah sebagai berikut.
a. Demonstrasi (a Protest Demonstration)
Demonstrasi adalah sejumlah orang yang dengan tidak menggunakan kekerasan,
kemudian mengorganisasi diri untuk melakukan protes terhadap suatu rezim,
pemerintah, atau pimpinan dari rezim atau pemerintah tersebut; atau terhadap
ideologi, kebijaksanaan, dan tindakan, baik yang sedang direncanakan maupun yang
sudah dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak yang sedang berkuasa. Contoh gerakan
mahasiswa se-Jabotabek yang menggelar demonstrasi di Gedung MPR/DPR
Gambar: Pada saat reformasi 1998, mahasiswa menggelar demonstrasi besar-
besaran di gedung MPR/DPR, hingga menyebabkan turunnya pemerintahan Orde Baru
b. Kerusuhan
Kerusuhan pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Hal yang membedakannya adalah
kerusuhan mengandung penggunaan kekerasan fisik yang diikuti dengan perusakan
fasilitas umum, pemukulan oleh aparat keamanan atas pelaku-pelaku kerusuhan,
penggunaan alat-alat pengendalian kerusuhan oleh aparat keamanan, dan penggunaan
berbagai macam senjata atau alat pemukul oleh para pelaku kerusuhan. Kerusuhan
biasanya dilakukan dengan spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden dan perilaku
kelompok yang kacau.
c. Serangan Bersenjata (Armed Attack)
Serangan bersenjata adalah tindakan kekerasan yang dilakukan untuk kepentingan
suatu kelompok tertentu dengan tujuan melemah-kan atau bahkan menghancurkan
kekuasaan dari kelompok lain. Indikator ini ditandai oleh terjadinya pertumpahan
darah, pergulatan fisik, atau perusakan fasilitas umum.
7. Jelaslah bahwa kekerasan hanya merupakan akibat dari adanya pertentangan-
pertentangan atau konflik sosial. Konflik-konflik sosial yang terjadi tidak
selamanya harus diikuti dengan kekerasan yang akan memunculkan masalah baru.
Banyak kerugian dan penderitaan yang akan diakibatkan apalagi jika konflik
tersebut tidak memiliki tujuan yang berarti, pengorbanan yang dilakukan oleh
pihak yang berkonflik menjadi sia-sia.
Padahal sudah dijelas bahwa tindak kekerasan itu di larang oleh agama
Ditinjau dari sudut pandang syari’at islam tindakan berutal, anarkis dan kekerasan
yang diharamkan itu muncul kepermukaan disebabkan adanya beberapa faktor
pendorong antara lain :
1.Jahil terhadap ilmu syari’at.
Masih banyaknya orang-orang yang jahil ( bodoh ) terhadap syari’at islam, sehingga
mereka kurang memahami tentang perintah-perintah yang wajib dilaksanakan dan
larangan-larangan yang harus dijauhi dan ditinggalkan. Ilmu agama sesungguhnya
sangatlah penting bagi setiap orang, karena perannya dalam mengarahkan manusia
dalam menjalani hidup yang bersesuaian dengan kehendak Allah. Orang-orang yang
berilmu diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebagaimana firman-
Nya :
ِسِلَاجَمْال يِف واُح َّ
سَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ واُنَمآ َينِذَّال َاهُّيَأ َاي
ِق اَذَِإو ْمُكَل ُ َّ
َّللا ِح َ
سَْفي واُح َ
سْافَف
َلي
واُز ُ
انش
ِعْال واُتو
ُ
أ َينِذََّالو ْمُنكِم واُنَمآ َينِذَّال ُ َّ
َّللا ِعَفْرَي واُز ُ
انشَف
يرِبَخ َونَُلمْعَت َامِب ُ َّ
ََّللاو ٍتَاجَرَد َمْل
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. ( QS. Al Mujaadillah : 11 )
8. 2. Akhlak Yang Tercela
Setiap prilaku, tindakan dan ulah dari seseorang yang
tampak dipermukaan agalah gambaran dari bagaimana
akhlaknya, apabila prilaku, tindakan dan sikap keseharian
seseorang yang patut dibanggakan maka itu tiada lain
adalah implementasi dari baiknya akhlak yang
bersangkutan. Begitu juga seseorang yang dalam
kesehariannya menunjukan prilaku yang tidak sopan, kasar,
menyukai tindakan anarkis dan kekerasan, maka semua itu
adalah gambaran dari akhlak yang jelek dari seseorang.
Islam agama yang sangat mengedepankan dan memandang
penting akhlak yang baik bagi para pemeluknya. Banyak
sekali hadits-hadits yang membicarakan betapa pentingnya
akhlak tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia
agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan
memperbaiki akhlak manusia. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
اَمَّنِإ
ُُتْثِعُب
ُ
َمِِّمَتُأل ِِ
َُحِلاَص
ُ
ِقَالْخَألْا
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang baik.” (HR. Al-Bukhari)
9. 3.Hilangnya Rasa Kasih Sayang
Telah hilangnya rasa kasih sayang dan sifat kelembutan dalam diri seseorang
menyebabkan lahirnya tindakan kekerasan dan penganiayaan serta melakukan perbuatan-
perbuatan yang merusak serta menimbulkan kerugian serta penderitaan kepada orang
lain, padahal Islam telah,mensyari’atkan perlunya manusia itu bersifat
lemah lembut kepada sesama dan saling berkasih sayang. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman :
َل ِبْلَقْال َيظِلَغ اًّظَف َنتُك ْوََلو ْمُهَل َنتِل ِ ِّ
َّللا َنِِّم ٍةَمْحَر َامِبَف
َاو ْمُهْنَع ُف ْاعَف َكِلْوَح ْنِم ْواُّضَفن
َْغت ْ
س
ْمُهَل ْرِف
ِحُي َ ِّ
َّللا َّنِإ ِ ِّ
َّللا ىَلَع ْلََّكوَتَف َتَْمزَع اَذِإَف ِرْمَاأل يِف ْمُْهرِاو َ
َشو
َينِلِِّكَوَتُمْال ُّب
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran : 159 ).
10. 4.Hilangnya rasa malu
Rasa takut kepada Allah mencegah kerusakan sisi batin seseorang. Sedangkan rasa
malu dengan sesama berfungsi menjaga sisi lahiriah agar tidak melakukan tindakan
buruk dan akhlak yang tercela. Karena itu orang yang tidak punya rasa malu itu
seakan tidak memiliki iman. Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda :
سنن
أبي
داوود
٤١٦٤ : َانَثَّدَح
ُ
ْدبَع
ُ
ه َّ
َللا
ُ
ْنب
ُ
َةَمَلْسَم
َانَثَّدَح
ُ
ةَبْعش
ُْنَع
َُم
ُ
ٍرُْن
ُْنَع
ُ
هيهعْب ه
ٍ
ُهْنب
ُ
اش َر هح
ُْنَع
يهبَأ
ُ
ردعْسَم
َُلاَق
َُلاَق
ُ
رلس ٍَ
ُ
ه َّ
َللا
ىَّلَص
َُّ
َللا
ُههْيَلَع
ُ
َمَّلَس َو
َُّنهإ
اَّمهم
ُ
َأ
َُك ٍَْد
ُ
اسَّنال
ُْنهم
ُهم َ
َلَك
ُ
هة َّربُّنال
ىَلو ْ
اْل
اَذهإ
ُْمَل
ُ
َت
ُ
هحَتْس
ُْلَعْفاَف
اَم
َُتْئهش
Sunan Abu Daud 4164: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah
berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur dari Rib'I bin
Hirasy dari Abu Mas'ud ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Perkataan pertama yang diperoleh oleh manusia dari perkataan
kenabian adalah, 'Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sesukamu'
11. 5.Hilangnya Kesabaran
Perilaku kebanyakan orang yang bersikap anarkis, berbuat kekerasan dan aniaya, menyerang,
membuat kerusakan dan memusnahkan harta benda sesama manusia sebagaimana yang banyak
dilakukan diberbagai tempat tidak lain adalah karena tidak adanya rasa sabar dalam diri mereka,
padahal sabar mutlak harus dimiliki setiap mukmin, karena sabar itu sendiri bagian dari Islam.
Sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-
Qur’an:
ُْرهبْصا َو
َُكَسْفَن
َُعَم
َُهينذَّال
َُرنْعدَي
مَّهب ٍَ
ُ
هةاَدَغْالهب
ُ
ههيشَعْال َو
َُونيد ه
ري
ُ
هَهْج َو
َُو
َُ
ل
ُ
دْعَت
ََُاكنْيَع
ُْمهْنَع
ُ
يد ه
رت
ُ
َةَني ه
ز
ُ
هةاَيَحْال
اَيْنُّدال
َُ
ل َو
ُْعهطت
ُْنَم
َانْلَفْغَأ
ُ
هَبْلَق
نَع
َان ه
رْكهذ
َُعَبَّتا َو
ُ
اه ََره
َُانَك َو
ُ
هرْمَأ
اًطرف
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan
senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena)
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telahKami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya
itu melewat
i batas.” (Al-Kahfi: 28)
6. Menurutkan hawa nafsu
Allah subhanahu wa ta’ala telah menggariskan sya’riat islam bagi hamba-hamba-Nya
baik yang ada dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah sebagai aturan yang harus diikuti
dan dipedomani baik dalam hal beribadah maupun bermualah sebagai mana Firman
Allah :
ُ
َّاءُال َرْهَُأْعهبَّتَتُ َ
ل َاُوَهْعهبَّتاَفُ ه
رْمَ ْ
ُاْلَنهُمةَعي ه
َرشُىَلَعََُاكنْلَعَجَُّمث
رنمَلْعَيُ َ
ُلَهينذ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui.( QS.Al Jaatsiyah : 45 )
13. Shahih Muslim 4674: dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam meriwayatkan firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang berbunyi: "Hai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk
berbuat zhalim dan perbuatan zhalim itu pun Aku haramkan diantara kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu
saling berbuat zhalim! Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri
petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu! Hai
hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu,
mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan! Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan
tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian
kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian! Hai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat salah pada
malam dan siang hari, sementara Aku akan mengampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah
ampunan kepada-Ku, niscaya aku akan mengampunimu! Hai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat
menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu
sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya.
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta manusia dan jin,
semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan
kekuasaan-Ku. Hai
hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa
dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku,
tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-
orang yang belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi,
maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku. Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang
terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan
yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku. Hai hamba-Ku, seandainya
orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit
untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan
mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika
dimasukkan ke dalam lautan. Hai hamba-Ku. sesungguhnya amal perbuatan kalian senantiasa akan Aku hisab
(adakan perhitungan) untuk kalian sendiri dan kemudian Aku akan berikan balasannya. Barang siapa
mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan barang siapa yang
mendapatkan selain itu (kebaikan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri." Oleh karena itu, jika
seseorang mendzalimi orang lain, berarti ia telah melakukan sikap yang tidak selayaknya pada orang lain
tersebut, yang membuat orang tersebut tidak ridha terhadap apa yang dilakukannya. Perbuatan inilah yang
dilarang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesuai dalam hadits di atas.
14. Kesimpulan dan Penutup
Dari uraian yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa riuh
rendahnya tentang berbagai kejadian yang diberitakan di berbagai media
massa khususnya berkaitan dengan perbuatan anarhis dan tindakan kekerasan
yang dilakukan sebagian orang terutama masyarakat yang mengaku dirinya
sebagai muslim tiada lain intinya adalah sebagai akibat kebodohan mereka
akan ilmu syari’at sehingga mereka banyak tidak menyadari bahwa perbuatan
yang mereka lakukan adalah sebuah pelanggaran dalam Islam yang akan
diperhitungkan dihari akhir nanti dan pasti mendapatkan balasan yang
setimpal.
Selain itu karena menurutkan godaan hawa nafsu yang ditunggangi oleh iblis
dan syaitan mereka melakukan tindakan yang sangat bertentangan dengan hati
nurani, kebenaran dan keadilan. Kesemuanya itu dikarenakan tergerusnya
akhlak mulia yang disyari’atkan dalam Islam oleh prilaku emosional.
Tingkah polah yang dilakukan oleh sebagian orang dengan perbuatan anarhis
dan tindakan kekerasan hanya akan menghantarkan kepada pintu penderitaan
masyarakat banyak dan tentunya akan terkembali pula kepada pelakunya.
( Wallahu ‘alam bish-shawab )