1. Chapter 3 : Dinner,Surprise
Gambar terkait Rey hanya menatap Rara sambil sedikit tersenyum saat ia mulai beranjak pergi menuju
ke tempat panitia lainnya berkumpul.Setelah berkomunikasi dengan panitia lainnya,Rara duduk
beristirahat di ruang istirahat bersama dengan beberapa temannya yang sedang berkutat dengan
telepon genggamnya masing-masing menghubungi keluarga dan orang tersayangnya masing-masing.
“Aku lupa menghubungi Kak Awan untuk memberitahu keadaanku tapi dia tidak ada menghubungiku
apa dia masih marah?tanya Rara sambil menatap layar handphonenya.
“Ra,kok bengong ngeliatin layar handphone gitu?tanya Siska sambil menepuk bahu Rara.
“Gak, aku kira Kak Awan ada
menghubungi aku ternyata gak”ucap Rara kecewa
“Pasti kalian berantem lagi ya kan kebiasaan kalian berdua ya gini gak mau hubungi satu sama lain”
“Iya Siska,Kak Awan gak ngasih izin aku ikut Rey kesini” ucap Rara
“Loh kok gak ngasih izin kenapa?”Tanya Siska penasaran
“Gini Sis,Kak Awan mikir kalo Bang Rey akan nyakiti aku disini.Aneh kan?”
“Ra,apa kamu gak pernah mikir kalo Kak Awan kayaknya itu suka ama kamu?”Tanya Siska dengan
serius.
“Ah Siska,kamu ada-ada aja deh itu kan gak mungkin Kak Awan udah kayak kakak sendiri dan dia udah
tunangan”Jawab Rara sambil tertawa lepas
“Ra, aku serius toh selama ini pacarnya gak pernah kemana-mana ama dia dan perhatian ke kamu dan
tetap aja kalian bukan adik kakak kan?”
“Udah ah Sis,kamu kebanyakan nonton drama korea makanya baper terus tuh kita udah disuruh
kumpul ama pak Sandi”
Rara sambil merangkul Siska yang ingin terus berbicara kepada Rara dan membawanya menuju ke
ruang rapat panitia untuk persiapan materi yang akan disampaikan oleh mereka malam ini.Tepat pukul
21.30 kegiatan mereka disudahi dan seluruh peserta telah beristirahat di tenda masing-masing,
nampak Rara duduk menatap luas ke arah luar tendanya saat Siska dan beberapa temannya mengatur
posisi untuk mereka beristirahat,Rara meraih handphonenya dan melihat layar dengan rona kecewa.
“Ternyata Kak Awan tidak menghubungiku,dia pasti sangat marah”gumam Rara lirih
“ Sebaiknya kamu hubungi duluan kakakmu itu Ra”jawab Jessi yang seolah mengerti perasaan Rara
“Aku takut dia marah sama aku Jess,tadi pas berangkat kesini ama Rey dia kayak ketus gitu”
“Kakakmu pasti akan mengkhawatirkanmu juga Ra,kamu sebaiknya berhati-hati ama Rey itu”Jawab
Jessica datar sambil berlalu mengambil air diluar tenda.
“Apa maksud omongan Jess tadi ya,ah sudahlah”Rara kembali menatap layar handphonenya.
Tiba-tiba Rey datang menatap Rara dari luar tendanya saat kebetulan berjalan melewati tenda Rara.
“Ra,belum tidur udah jam segini?”tanya Rey
“belum ni bang,mau nikmati suasana disini dulu,abang ngapain malam gini jalan-jalan?”
“Abang mau lihat sekitar sini sih dan ngeliat keadaan Rara”ucap Rey
“Ah,abang bisa aja,abang udah makan malam?”tanya Rara
“Belum,kebetulan ini abang bawa mie instan aja ni,kalo mau kita masak bareng disini”
“Iya Rara juga lapar bang”jawab Rara sambil merebus air untuk memasak mie
Rey nampak menatap Rara yang sibuk memasak mie tersebut dan tanpa disadarinya Rara
menyadarinya dan tatapan mereka pun beradu selama beberapa detik dan menjadi hening hingga
terpecahkan oleh suara lirih Rara yang tidak ingin membangunkan temannya yang sudah terlelap.
“Abang,kenapa natap seperti itu”tanya Rara bingung.
“Gak apa-apa Ra,udah yuk makan mienya sudah matang tuh”jawab Rey mengalihkan suasana.
Kekakuan menemani malam yang mereka lewati malam itu hanya sekali-kali pandangan mereka
beradu.Saat Rey ingin kembali beristirahat di tendanya suasana itu kembali mencair.
2. “Abang kembali ke tenda dulu ya Ra,makasih atas nemani makan malamnya”
“Oh iya bang,sama-sama”jawab Rara
“Istirahat ya Ra,selamat tidur” ucap Rey seiring berlalu melewati Rara dengan tersenyum.
Awan masih berdiri menatap langit dari teras kamarnya tak bisa memfokuskan dirinya untuk tidak
memikirkan Rara yang sedang jauh dari pandangannya dan memutuskan untuk menghubungi Rara
lewat teleponnya.Telepon genggam Rara pun berdering namun tidak ada yang mengangkat karena
karena Rara telah tertidur saat Awan menelponnya untuk meminta maaf dan karena khawatir
akhirnya hanya pesanlah yang sampai untuk mengungkapkan perasaan Awan malam itu.
“Dek,kakak mnta maaf udh jutek ama qm tdi siang...bsok qm pulang ya?”pesan yang masuk di layar
telepon genggam Rara.
Keesokan harinya saat Rara berjalan di sekitar tendanya, ia membaca pesan di layar teleponnya yang
membuat tertawa dan segera menghubungi seseorang yang sedang fokus dengan kesibukan
dikantornya saat ini.
“Halo,”jawab sosok tersebut
“Kakak,sudah tidak marah ama Rara?”
“Menurutmu?”jawab Awan singkat
“Ah,kakak,nanti Rara belikan sebanyak mungkin cokelat kesukaan kakak deh biar gak ngambek lagi”
“Kakak minta maaf ya Rara,nanti sore kamu kembali kan?”
“Iya Rara sore ini kembali kak,kenapa kak?”
“Kakak kangen ama kamu”jawab Awan tertawa
“Ah,kakak becanda terus nih”
“Kakak serius ini Ra,malah gak percaya”
“Tunggu ya kalo Rara kembali nemui kakak disana,dahhhh kak Rara mau dampingi adek-adek ni”
Rara langsung mengakhiri panggilannya. Awan terlihat kegirangan dibalik meja kerjanya dan
merencanakan kejutan sederhana untuk Rara saat Rara telah pulang kembali dari pelatihannya dan
berlalu begitu saja melewati rekan kerja lainnya.
“Pak Awan mau kemana?bagaimana dengan meeting nanti malam?”tanya sekretarisnya
“Kamu suruh saja Pak Andar yang menghandle”
“mau kemana sich kamu Wan?”tanya Andar yang tiba-tiba datang
“Aku mau bikin surprise buat Rara”jawab Awan bersemangat
“Wan...Wan,sampai kapan kamu nyembunyikan perasaan kamu sebenarnya ke Rara?”sambil
menepuk bahu Awan
“Aku takut Rara terkejut kalo aku ngomong yang sebenarnya dan menjauhi aku”
“Apa salahnya mencoba Wan,daripada menyesal nanti”
“Ah kamu ini,handle meeting malam ini ya”ucap Awan pada Andar
Andar hanya terdiam tidak bisa berbicara melihat sahabatnya begitu semangat untuk menyambut
kedatangan Rara dengan meminta bantuan tante yang satu-satunya dimilikinya sekarang ini yang
begitu menyanyanginya pengganti orang tuanya telah pergi saat ia kecil.
“Tante buat persiapan seromantis mungkin ya diteras rumah kita malam ini untuk dinner sama
Rara”rengek Awan pada tantennya
“Tante gak mau bantuin kamu”jawab tante Cindy
“Ayolah tante kesayangku yang terbaik yang Awan milikki”ucap Awan dengan memelas
“baiklah,keponakanku tersayang gak mungkin tante bisa menolak keinginan keponakan terganteng
tante ini”
“Terima kasih tante tercantikku”ucap Awan sambil memeluk Tante Cindy dan berlalu kegirangan dari
hadapan Tante Cindy “Awan mau pergi cari outfit yang pas dulu ya tante di mall”
“Ah,anak itu lucu sekali walaupun dia sudah dewasa tetap seperti Awan kecilku dulu”kenang Tante
Cindy