SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Chapter 2: Kakak Cemburu,Ra!
Rara berjalan perlahan menuju universitas yang sangat megahnya berlatarkan banyaknya bangunan
masing-masing jurusan yang mahasiswa ambil,Ruang perkuliahan untuk jurusan kedokteran yang Rara
tekuni terletak disamping laboratorium umum yang berawal dari sanalah penghantar romantisme
yang hanya sementara. Dari terlibat dalam kegiatan universitas yang sama dan dihantarkan
pertemuan serta didukung komunikasi antara Rara dan ia.
“Aku jadi pemandu pelatihan di kelomp
ok mana dan lokasi mana ya? Ucap Rara sambil membaca daftar pembagian di mading.
“Rara Fransiska menjadi pemandu pelatihan di kelompok 18 Desa Rawa Buaya” Ucap laki-laki
berkacamata yang membuat Rara langsung menoleh padanya.
“Anda siapa ya Pak? Tapi, terima kasih sudah menemukan nama saya di daftar ini” sahut Rara sambil
mengulurkan tangan.
“ Nama saya Rey,iya saya lihat kamu belum menemukan namamu dari tadi”jawabnya sambil menjabat
tangan Rara.
“Ah,hampir lupa bapak tau darimana nama saya?”tanya Rara penasaran.
“Kamu kan sering pergi ke perpustakaan disamping laboratorium itu kan kebetulan saya juga menjadi
staf disana selain laboratorium”jawabnya tersenyum.
“Oh iya saya baru ingat bapak ini ternyata staf pengelola anggota perpus itu....”
Perkataan Rara terpotong saat mata mereka berdua beradu pandang pada tangan mereka yang masih
bergenggaman seolah tidak hanya menjadi perkenalan tapi akan menjadi lebih dan dengan berhiaskan
rasa canggung mereka melepaskan dan berusahan mengusir hening antara mereka.
“Maafkan saya tidak bermaksud untuk....?
“Tidak apa-apa pak,Oh ya bapak ngapain liat daftar ini?Apa bapak juga jadi pemandu?” tanya Rara
“Sebelumnya jangan panggil saya bapak karena masih seusiamu dan saya juga masuk jadi pemandu
wakil dari perpus gitu dech” Ucap Rey sambil sedikit tersenyum
Perkenalan berbau romantisme itu berakhir saat datang Awan menjemput Rara untuk mengantarnya
pulang ke rumah karena hari sudah menginjak siang dan tidak ada lagi jam perkuliahan. Awan
melihatkan sikap dingin terhadap kedekatan Rara dan Rey yang semakin hari semakin erat terhubung
oleh pertemuan dan komunikasi antara mereka berdua hingga seperti hari yang lalu Awan dan Rara
bertengkar.
“Rara, mukamu kenapa kok cemberut gitu?Tanya Rey penasaran.
“Gak kenapa-napa bang,Cuma lagi berantem sama kak Awan”jawab Rara singkat.
“Rara,Awan marah pasti karena dia gak mau kamu kenapa-napa itu tandanya perhatian loh”Goda Rey
“Ah,kak Awan itu emang sering over gitu ama Rara.Oh ya,nanti jadwal kita ke desa tanggal 21 Januari
ya bang?Tanya Rara sambil mengalihkan pembicaraan.
“Iya tapi agak malas nich pergi ke Rawa Bintung tanpa ada temennya,Rara mau gak bareng abang gak
untuk pelatihan itu nanti? Tanya Rey.
Rara memalihkan wajahnya menatap sekeliling sambil tersipu-sipu malu untuk menerima ajakan Rey
yang memang telah ia tunggu.
“Rara mau bang tapi nanti adek tingkat si Richma cemburu loh dia kan juga dekat ama abang?”Goda
Rara
“Rara,abang dan Richma tidak ada apa-apa,abang cuma jadi tempat curhat Richma yang lagi berantem
ama pacarnya”
Tiba-tiba Richma masuk ke perpustakaan untuk menemui dosen walinya dan staf perpustakaan
lainnya menggoda Rey dengan kedatangan Richma yang melewati mereka menuju ke ruangan kepala
perpustakaan yang merupakan dosen walinya Richma.
“Ciiieee,si adek lewat tu...”Goda Sandy ke Rey dengan berbisik.
“Wahhhh,cantik juga si adek itu ya..”Ucap Risa hampir tertawa kepada Rey.
“Nama si adek itu Adek Richma Mbak Risa”Jawab Rara sambil menatap Rey.
“Ah, Rara kok malah ikut-ikutan juga sich”Jawab Rey sedikit kesal.
Perpustakaan itupun penuh dengan tawa mereka terhadap Rey yang mukanya terlihat tersipu merah
saat Richma melewati dirinya dan mata mereka sempat bertemu tapi entah tak ada yang mampu
menafsirkan arti dari itu hanya Rey dan Richma yang memahami apa yang terjadi antara mereka. Saat
itu Rara hanya berusaha mengukir senyum namun tanpa siapapun sadari Bahwa Rara dalam ketidak
perhatian Rey sering menatap Rey yang jika diartikan bahwa memiliki perasaan pada Rey.
“Mbak Risa, bang Rey masih jomblo ya?” Tanya Rara pada Risa saat mereka sedang menyiapkan materi
pelatihan
“Hhhmmm,setahu mbak sich dia itu tertutup urusan percintaannya,Ra” jawab Risa singkat.
Dan tiba-tiba Risa berhenti mengetik dan menatap Rara serius.
“Apa kamu menyukai Rey,dek?” Tanya Risa Serius
“Aku gak tau mbak mungkin aku menyukainya dan Abang Rey sepertinya juga menyukaiku mbak
dilihat dari dia baik dan ngajak aku nemenin dia mbak” Jawab Rara malu-malu.
“Rara,mbak gak ngelarang kamu buat suka ama dia,tapi hati-hati ya dek jangan terlalu baper kalo gak
sesuai nantinya gimana?” Ucap Risa
“Ihhh,mbak kayak Kak Awan dech juga pasti bilang gitu,tapi itu gak mungkin terjadi kok mbak”Jawab
Rara optimis.
Rara berlalu dengan riangnya melewati Risa yang hanya bisa menatap berhiaskan ketakutan jika
nantinya Rara hanya terbawa perasaannya terhadap Rey yang selama ini teman-temannya lihat Rey
memang terkenal dekat dengan siapa saja tanpa ada yang tahu mengenai hubungan pribadinya
terutama terkait hubungan dengan lawan jenis. Rara bergegas masuk kedalam rumah Rey karena
teringat akan janji untuk makan siang bersama dirumah Rey.Saat menuju dimeja makan, Rara melihat
Awan telah duduk dikursi dan meja dihadapannya telah tersaji berbagai makanan sambil menunggu
Rara yang tidak kunjung datang.
“Maafkan Rara ya kak atas keterlambatan Rara hari ini?” memelas pada Awan sambil memegang
telinganya seperti anak kecil yang sedang dihukum.
“Sampai kamu lupakan jadwal makan siang kita karena kamu sibuk sebagai steering dan juga karena
selalu bersama Rey...”Ucap Awan sambil menyilangkan tangannya.
“Kakak jangan mulai bahas itu lagi donk kak,oh ya mengenai Rey tadi dia ajak Rara untuk nemani dia
ke lokasi pelatihan yang dia pandu loh kak”Jawab Rara girang sambil mengambilkan makanan untuk
Awan.
“Oh,jadi kamu sangat senang mendapat kesempatan itu,kakak harap kamu jangan terlalu baper dan
dia juga tidak pernah mengatakan ingin menjalin hubungan serius denganmu” jawab Awan dengan
tetap tenang tak ingin terbawa perasaannya.
“Semua itu kan perlu proses kak,kakak percaya saja deh Rey gak akan menyakiti adek kesayangmu ini”
“Kakak sudah kenyang nih mau kembali ke tempat kerja saja”Awan berlalu tanpa bicara sambil
menatap Rara begitu dalam.
“Kak,kok makannya cuma sedikit saja nanti sakit?jangan ngambek kak nanti Rara belikan cokelat untuk
kakak ya.....”Ucap Rara setengah berteriak kepada Awan.
“Aku semakin gak mengerti kenapa kakak menatapku seperti itu membuatku jadi melted lagi”Batin
Rara
Keesokan harinya, Rey telah datang untuk menjemput Rara untuk pergi bersama-sama ke Rawa
Bintung. Awan yang baru ingin berangkat kerja berpapasan dengan Rey saat ingin melewati rumah
Rara dan Awan pun menghentikan mobilnya dan langsung keluar menemui Rey.
“Awan,gue minta izin ya untuk ngajak Rara temenin gue ke lokasi pelatihan hari ini?” Ucap Rey pada
saat melihat Awan
Awan menatap Rey dan tetap membisu tak menjawab pertanyaan Rey.
“Awan, kok loe diem?Gue bolehkan bawa Rara akan gue jagain Rara deh...”Goda Rey
“Jangan elo sakitin Rara....”Jawab Awan serius.
“ya ampun Wan,gue ini sahabat lama elo dari SMA kayak gak kenal gue aja loh”
“Gue tau elo gak pernah niat menjalin hubungan ama cewek”Jawab Awan sedikit ketus.
“Maksud loe apa Wan ngomong gitu?Elo gak suka gua dekat ama Rara!!!!”
Suasana yang masih pagi itu menjadi hening dan menjadi tebaran emosi yang akan membuatnya pagi
itu pergi dan tiba-tiba kedatangan Rara yang menghampiri mereka menjadi penghalang emosi yang
ingin mengusir pagi yang masih membawa kesejukannya.
“Loh ini kenapa mukanya kok pada tegang gini”lirik Rara pada mereka berdua dengan penasaran.
“Tidak apa-apa Rara,kamu sudah siap sini barang-barangya saya bawakan ke dalam mobil”Jawab Rey
sambil mengambil barang milik Rara membawanya ke mobil
“Abang duluan saja ya,Rara mau ngomong ama Kak Awan sebentar”
“Ok Ra,Awan gue ke mobil duluan ya dan gue akan jaga Rara”
Rey pun berlalu memberi celah pribadi mereka untuk berbicara.
“Kak,Rara izin pergi ama Rey ya hari ini?”Ucap Rara pada Awan yang mematung.
“Pergi saja sana aku juga gak berhak melarangmu”jawab Awan datar sambil melangkah memasuki
mobilnya
“Kak,tunggu ini cokelat untuk kakak”menaruh cokelat ditangan Awan yang hanya mengangguk pelan.
“Kak,Rara mau berangkat sekarang” ucap rara tak beranjak dari tempatnya berdiri
Awan tak merespon perkataan Rara tersebut langsung pergi bersama mobilnya, Rara hanya berdiri
terdiam dan matanya terasa dipenuhi kabut yang ingin meneteskan air matanya melihat sikap Awan
pagi ini seolah-olah mengatakan tidak untuk dirinya pergi bersama Rey,Lamunan Rara pecah saat Rey
memanggil Rara dari dalam mobil mereka dan mereka pun berangkat.Di dalam Rara tak banyak
mengeluarkan bicaranya seperti biasa yang selalu berhiaskan senyum manisnya.
“Tenanglah Rara, Awan tak akan berlama-lama bersikap seperti itu dan karena dia sangat
mengkhawatirkanmu” ucap Rey berusaha menenangkan kegelisahan Rara.
Dikantornya,Awan tak bisa fokus dengan laporan yang diserahkan karyawannya dan memutuskan
untuk pulang kerumah lebih awal karena perasaannya yang mencemaskan Rara yang pergi bersama
Rey tadi pagi.
“Andai kamu mengerti, Ra” ucap Awan lirih sambil menatap cokelat ditangannya.
“Kamu mencemaskan Rara ya?”Tanya perempuan yang menghampirinya di taman.
“Iya tante tapi Rara tak memahaminya”Jawab Awan
“Dari sorot matamu tante tau kamu menyukai Rara lebih dari sekedar kakak ke adik” Senyum Tante
Cindy pada Awan
“Tidak tante saya hanya memenuhi amanat Almarhum Om Fery dan Tante Hana untuk menjaga Rara
semenjak kecelakaan itu”
“Awan,tante ini sudah merawatmu dari kecil jadi tante tau akan semua hal tentang dirimu”senyum
tante sambil menenangkan Awan. “Rara akan baik-baik saja dan tanyakan keadaannya sekali-kali”
Ucapan Tante Cindy menjadi pelipur perasaan gundah Awan tapi tetap belum bisa mengusir pergi
kecemburuaan dan kekhawatiran Awan jika suatu saat nanti Rey akan menyakiti Rara.Awan
mengurung diri dikamarnya sejak pagi tidak berniat untuk beranjak dari kamarnya sambil sekali-kali
menekan tombol handphonenya apakah ada pesan atau panggilan yang Rara tujukan padanya yang
ingin tahu bagaimana keadaan Rara bersama Rey sementara di tempat yang berbeda Rara disibukan
dengan mengatur konsep acara pelatihan tersebut bersama dengan Rey yang terus ada bersamanya.
“Ra,sini abang bantu ngatur pemateri untuk hari ini siapa saja”Ucap Rey
“Gak usah bang ini kan tugas saya kan abang bagian ngatur panitia perlengkapannya”jawab Rara
“iya deh tapi kalau perlu bantuan bilang ya?”sahut Rey
“Bang,apa abang gak punya pacar kan abang ini seumuran ama Kak Awan aja udah punya tunangan?”
“Ada sich Ra,dikenalin ortu abang ama perempuan di luar kota”jawab Rey
“dijodohkan?terus abang setuju gitu?”tanya Rara penasaran.
“haaa,kenapa Ra?ya gak setuju abang kayak gak laku aja sampai dijodohkan”
“makanya cepat cari pacar bang”jawab Rara
“wajahmu kok merah Ra?kamu sakit?”tanya rey
“gak kenapa-napa bang,Rara nemuin divisi acara dulu ya bang karena nanti malam kan setelah
istirahat sore ini materi lagi”Rara bergegas pergi.

More Related Content

What's hot (20)

Jingga untuk matahari part 2
Jingga untuk matahari part 2Jingga untuk matahari part 2
Jingga untuk matahari part 2
 
Drama menjemput shalat
Drama menjemput shalatDrama menjemput shalat
Drama menjemput shalat
 
SUKMARAGA : Fana
SUKMARAGA : FanaSUKMARAGA : Fana
SUKMARAGA : Fana
 
Puisi untuk ibu
Puisi untuk ibuPuisi untuk ibu
Puisi untuk ibu
 
Selama langit masih berwarna biru
Selama langit masih berwarna biruSelama langit masih berwarna biru
Selama langit masih berwarna biru
 
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabatNaskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
 
Kertas pena by cmoot
Kertas pena by cmootKertas pena by cmoot
Kertas pena by cmoot
 
Drama singkat
Drama singkatDrama singkat
Drama singkat
 
Cerpen bahasa indonesia
Cerpen bahasa indonesiaCerpen bahasa indonesia
Cerpen bahasa indonesia
 
Naskah Film Terbangun Sendiri
Naskah Film Terbangun SendiriNaskah Film Terbangun Sendiri
Naskah Film Terbangun Sendiri
 
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
 
Cerpenku
CerpenkuCerpenku
Cerpenku
 
Autumn in paris (novel)
Autumn in paris (novel) Autumn in paris (novel)
Autumn in paris (novel)
 
When speak heart
When speak heartWhen speak heart
When speak heart
 
Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadar
 
Aduh! jatuh lagi...
Aduh! jatuh lagi...Aduh! jatuh lagi...
Aduh! jatuh lagi...
 
Sad
SadSad
Sad
 
Anakku yang hilang
Anakku yang hilangAnakku yang hilang
Anakku yang hilang
 
Cintaku Bersemi di Kota Bali
Cintaku Bersemi di Kota BaliCintaku Bersemi di Kota Bali
Cintaku Bersemi di Kota Bali
 
Ilana tan
Ilana tanIlana tan
Ilana tan
 

Adore you, my brother chapter 2

  • 1. Chapter 2: Kakak Cemburu,Ra! Rara berjalan perlahan menuju universitas yang sangat megahnya berlatarkan banyaknya bangunan masing-masing jurusan yang mahasiswa ambil,Ruang perkuliahan untuk jurusan kedokteran yang Rara tekuni terletak disamping laboratorium umum yang berawal dari sanalah penghantar romantisme yang hanya sementara. Dari terlibat dalam kegiatan universitas yang sama dan dihantarkan pertemuan serta didukung komunikasi antara Rara dan ia. “Aku jadi pemandu pelatihan di kelomp ok mana dan lokasi mana ya? Ucap Rara sambil membaca daftar pembagian di mading. “Rara Fransiska menjadi pemandu pelatihan di kelompok 18 Desa Rawa Buaya” Ucap laki-laki berkacamata yang membuat Rara langsung menoleh padanya. “Anda siapa ya Pak? Tapi, terima kasih sudah menemukan nama saya di daftar ini” sahut Rara sambil mengulurkan tangan. “ Nama saya Rey,iya saya lihat kamu belum menemukan namamu dari tadi”jawabnya sambil menjabat tangan Rara. “Ah,hampir lupa bapak tau darimana nama saya?”tanya Rara penasaran. “Kamu kan sering pergi ke perpustakaan disamping laboratorium itu kan kebetulan saya juga menjadi staf disana selain laboratorium”jawabnya tersenyum. “Oh iya saya baru ingat bapak ini ternyata staf pengelola anggota perpus itu....” Perkataan Rara terpotong saat mata mereka berdua beradu pandang pada tangan mereka yang masih bergenggaman seolah tidak hanya menjadi perkenalan tapi akan menjadi lebih dan dengan berhiaskan rasa canggung mereka melepaskan dan berusahan mengusir hening antara mereka. “Maafkan saya tidak bermaksud untuk....? “Tidak apa-apa pak,Oh ya bapak ngapain liat daftar ini?Apa bapak juga jadi pemandu?” tanya Rara “Sebelumnya jangan panggil saya bapak karena masih seusiamu dan saya juga masuk jadi pemandu wakil dari perpus gitu dech” Ucap Rey sambil sedikit tersenyum Perkenalan berbau romantisme itu berakhir saat datang Awan menjemput Rara untuk mengantarnya pulang ke rumah karena hari sudah menginjak siang dan tidak ada lagi jam perkuliahan. Awan melihatkan sikap dingin terhadap kedekatan Rara dan Rey yang semakin hari semakin erat terhubung oleh pertemuan dan komunikasi antara mereka berdua hingga seperti hari yang lalu Awan dan Rara bertengkar. “Rara, mukamu kenapa kok cemberut gitu?Tanya Rey penasaran. “Gak kenapa-napa bang,Cuma lagi berantem sama kak Awan”jawab Rara singkat. “Rara,Awan marah pasti karena dia gak mau kamu kenapa-napa itu tandanya perhatian loh”Goda Rey “Ah,kak Awan itu emang sering over gitu ama Rara.Oh ya,nanti jadwal kita ke desa tanggal 21 Januari ya bang?Tanya Rara sambil mengalihkan pembicaraan. “Iya tapi agak malas nich pergi ke Rawa Bintung tanpa ada temennya,Rara mau gak bareng abang gak untuk pelatihan itu nanti? Tanya Rey. Rara memalihkan wajahnya menatap sekeliling sambil tersipu-sipu malu untuk menerima ajakan Rey yang memang telah ia tunggu. “Rara mau bang tapi nanti adek tingkat si Richma cemburu loh dia kan juga dekat ama abang?”Goda Rara “Rara,abang dan Richma tidak ada apa-apa,abang cuma jadi tempat curhat Richma yang lagi berantem ama pacarnya” Tiba-tiba Richma masuk ke perpustakaan untuk menemui dosen walinya dan staf perpustakaan lainnya menggoda Rey dengan kedatangan Richma yang melewati mereka menuju ke ruangan kepala perpustakaan yang merupakan dosen walinya Richma. “Ciiieee,si adek lewat tu...”Goda Sandy ke Rey dengan berbisik.
  • 2. “Wahhhh,cantik juga si adek itu ya..”Ucap Risa hampir tertawa kepada Rey. “Nama si adek itu Adek Richma Mbak Risa”Jawab Rara sambil menatap Rey. “Ah, Rara kok malah ikut-ikutan juga sich”Jawab Rey sedikit kesal. Perpustakaan itupun penuh dengan tawa mereka terhadap Rey yang mukanya terlihat tersipu merah saat Richma melewati dirinya dan mata mereka sempat bertemu tapi entah tak ada yang mampu menafsirkan arti dari itu hanya Rey dan Richma yang memahami apa yang terjadi antara mereka. Saat itu Rara hanya berusaha mengukir senyum namun tanpa siapapun sadari Bahwa Rara dalam ketidak perhatian Rey sering menatap Rey yang jika diartikan bahwa memiliki perasaan pada Rey. “Mbak Risa, bang Rey masih jomblo ya?” Tanya Rara pada Risa saat mereka sedang menyiapkan materi pelatihan “Hhhmmm,setahu mbak sich dia itu tertutup urusan percintaannya,Ra” jawab Risa singkat. Dan tiba-tiba Risa berhenti mengetik dan menatap Rara serius. “Apa kamu menyukai Rey,dek?” Tanya Risa Serius “Aku gak tau mbak mungkin aku menyukainya dan Abang Rey sepertinya juga menyukaiku mbak dilihat dari dia baik dan ngajak aku nemenin dia mbak” Jawab Rara malu-malu. “Rara,mbak gak ngelarang kamu buat suka ama dia,tapi hati-hati ya dek jangan terlalu baper kalo gak sesuai nantinya gimana?” Ucap Risa “Ihhh,mbak kayak Kak Awan dech juga pasti bilang gitu,tapi itu gak mungkin terjadi kok mbak”Jawab Rara optimis. Rara berlalu dengan riangnya melewati Risa yang hanya bisa menatap berhiaskan ketakutan jika nantinya Rara hanya terbawa perasaannya terhadap Rey yang selama ini teman-temannya lihat Rey memang terkenal dekat dengan siapa saja tanpa ada yang tahu mengenai hubungan pribadinya terutama terkait hubungan dengan lawan jenis. Rara bergegas masuk kedalam rumah Rey karena teringat akan janji untuk makan siang bersama dirumah Rey.Saat menuju dimeja makan, Rara melihat Awan telah duduk dikursi dan meja dihadapannya telah tersaji berbagai makanan sambil menunggu Rara yang tidak kunjung datang. “Maafkan Rara ya kak atas keterlambatan Rara hari ini?” memelas pada Awan sambil memegang telinganya seperti anak kecil yang sedang dihukum. “Sampai kamu lupakan jadwal makan siang kita karena kamu sibuk sebagai steering dan juga karena selalu bersama Rey...”Ucap Awan sambil menyilangkan tangannya. “Kakak jangan mulai bahas itu lagi donk kak,oh ya mengenai Rey tadi dia ajak Rara untuk nemani dia ke lokasi pelatihan yang dia pandu loh kak”Jawab Rara girang sambil mengambilkan makanan untuk Awan. “Oh,jadi kamu sangat senang mendapat kesempatan itu,kakak harap kamu jangan terlalu baper dan dia juga tidak pernah mengatakan ingin menjalin hubungan serius denganmu” jawab Awan dengan tetap tenang tak ingin terbawa perasaannya. “Semua itu kan perlu proses kak,kakak percaya saja deh Rey gak akan menyakiti adek kesayangmu ini” “Kakak sudah kenyang nih mau kembali ke tempat kerja saja”Awan berlalu tanpa bicara sambil menatap Rara begitu dalam. “Kak,kok makannya cuma sedikit saja nanti sakit?jangan ngambek kak nanti Rara belikan cokelat untuk kakak ya.....”Ucap Rara setengah berteriak kepada Awan. “Aku semakin gak mengerti kenapa kakak menatapku seperti itu membuatku jadi melted lagi”Batin Rara Keesokan harinya, Rey telah datang untuk menjemput Rara untuk pergi bersama-sama ke Rawa Bintung. Awan yang baru ingin berangkat kerja berpapasan dengan Rey saat ingin melewati rumah Rara dan Awan pun menghentikan mobilnya dan langsung keluar menemui Rey. “Awan,gue minta izin ya untuk ngajak Rara temenin gue ke lokasi pelatihan hari ini?” Ucap Rey pada saat melihat Awan
  • 3. Awan menatap Rey dan tetap membisu tak menjawab pertanyaan Rey. “Awan, kok loe diem?Gue bolehkan bawa Rara akan gue jagain Rara deh...”Goda Rey “Jangan elo sakitin Rara....”Jawab Awan serius. “ya ampun Wan,gue ini sahabat lama elo dari SMA kayak gak kenal gue aja loh” “Gue tau elo gak pernah niat menjalin hubungan ama cewek”Jawab Awan sedikit ketus. “Maksud loe apa Wan ngomong gitu?Elo gak suka gua dekat ama Rara!!!!” Suasana yang masih pagi itu menjadi hening dan menjadi tebaran emosi yang akan membuatnya pagi itu pergi dan tiba-tiba kedatangan Rara yang menghampiri mereka menjadi penghalang emosi yang ingin mengusir pagi yang masih membawa kesejukannya. “Loh ini kenapa mukanya kok pada tegang gini”lirik Rara pada mereka berdua dengan penasaran. “Tidak apa-apa Rara,kamu sudah siap sini barang-barangya saya bawakan ke dalam mobil”Jawab Rey sambil mengambil barang milik Rara membawanya ke mobil “Abang duluan saja ya,Rara mau ngomong ama Kak Awan sebentar” “Ok Ra,Awan gue ke mobil duluan ya dan gue akan jaga Rara” Rey pun berlalu memberi celah pribadi mereka untuk berbicara. “Kak,Rara izin pergi ama Rey ya hari ini?”Ucap Rara pada Awan yang mematung. “Pergi saja sana aku juga gak berhak melarangmu”jawab Awan datar sambil melangkah memasuki mobilnya “Kak,tunggu ini cokelat untuk kakak”menaruh cokelat ditangan Awan yang hanya mengangguk pelan. “Kak,Rara mau berangkat sekarang” ucap rara tak beranjak dari tempatnya berdiri Awan tak merespon perkataan Rara tersebut langsung pergi bersama mobilnya, Rara hanya berdiri terdiam dan matanya terasa dipenuhi kabut yang ingin meneteskan air matanya melihat sikap Awan pagi ini seolah-olah mengatakan tidak untuk dirinya pergi bersama Rey,Lamunan Rara pecah saat Rey memanggil Rara dari dalam mobil mereka dan mereka pun berangkat.Di dalam Rara tak banyak mengeluarkan bicaranya seperti biasa yang selalu berhiaskan senyum manisnya. “Tenanglah Rara, Awan tak akan berlama-lama bersikap seperti itu dan karena dia sangat mengkhawatirkanmu” ucap Rey berusaha menenangkan kegelisahan Rara. Dikantornya,Awan tak bisa fokus dengan laporan yang diserahkan karyawannya dan memutuskan untuk pulang kerumah lebih awal karena perasaannya yang mencemaskan Rara yang pergi bersama Rey tadi pagi. “Andai kamu mengerti, Ra” ucap Awan lirih sambil menatap cokelat ditangannya. “Kamu mencemaskan Rara ya?”Tanya perempuan yang menghampirinya di taman. “Iya tante tapi Rara tak memahaminya”Jawab Awan “Dari sorot matamu tante tau kamu menyukai Rara lebih dari sekedar kakak ke adik” Senyum Tante Cindy pada Awan “Tidak tante saya hanya memenuhi amanat Almarhum Om Fery dan Tante Hana untuk menjaga Rara semenjak kecelakaan itu” “Awan,tante ini sudah merawatmu dari kecil jadi tante tau akan semua hal tentang dirimu”senyum tante sambil menenangkan Awan. “Rara akan baik-baik saja dan tanyakan keadaannya sekali-kali” Ucapan Tante Cindy menjadi pelipur perasaan gundah Awan tapi tetap belum bisa mengusir pergi kecemburuaan dan kekhawatiran Awan jika suatu saat nanti Rey akan menyakiti Rara.Awan mengurung diri dikamarnya sejak pagi tidak berniat untuk beranjak dari kamarnya sambil sekali-kali menekan tombol handphonenya apakah ada pesan atau panggilan yang Rara tujukan padanya yang ingin tahu bagaimana keadaan Rara bersama Rey sementara di tempat yang berbeda Rara disibukan dengan mengatur konsep acara pelatihan tersebut bersama dengan Rey yang terus ada bersamanya. “Ra,sini abang bantu ngatur pemateri untuk hari ini siapa saja”Ucap Rey “Gak usah bang ini kan tugas saya kan abang bagian ngatur panitia perlengkapannya”jawab Rara “iya deh tapi kalau perlu bantuan bilang ya?”sahut Rey
  • 4. “Bang,apa abang gak punya pacar kan abang ini seumuran ama Kak Awan aja udah punya tunangan?” “Ada sich Ra,dikenalin ortu abang ama perempuan di luar kota”jawab Rey “dijodohkan?terus abang setuju gitu?”tanya Rara penasaran. “haaa,kenapa Ra?ya gak setuju abang kayak gak laku aja sampai dijodohkan” “makanya cepat cari pacar bang”jawab Rara “wajahmu kok merah Ra?kamu sakit?”tanya rey “gak kenapa-napa bang,Rara nemuin divisi acara dulu ya bang karena nanti malam kan setelah istirahat sore ini materi lagi”Rara bergegas pergi.