1. Film ini menceritakan persahabatan antara Rara dan Aldo yang memiliki keinginan masing-masing untuk memiliki rumah berjendela dan teman pengertian.
2. Mereka harus menghadapi berbagai cobaan seperti kebakaran dan kematian.
3. Pada akhirnya mereka saling menguatkan dan memperoleh apa yang diinginkan.
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
RumahJendela
1. SINOPSIS FILM RUMAH TANPA JENDELA
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT SALAH SATU TUGAS PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH
ALFAYED FIRMANSYAH P.
XI-2
SMA BPI 1 BANDUNG
JL. BURANGRANG NO.8
LENGKONG KOTA BANDUNG. JAWA BARAT
2. SINOPSIS
Dalam Film Terbaru RUMAH TANPA JENDELA mengisahkan persahabatan tulus antara Rara
(Dwi Tasya) dan Aldo (Emir Mahira). Rara yang ingin memiliki jendela di rumah kumuhnya,
selalu percaya bahwa suatu saat keinginannya akan terkabul. Sementara Aldo, anak
berkebutuhan khusus, yang membutuhkan teman yang mengerti dirinya.
Rara, tinggal berdua dengan Ayahnya (Raffi Ahmad) dan Neneknya (Ingrid Widjanarko). Di
sepetak rumah bedeng kawasan kumuh pemulung. Rumahnya tanpa jendela, karena bedeng itu
harus siap digusur kapan saja. Impiannya mendapat udara segar di pagi hari dan menatap bulan
sebelum tidur tetap menhantuinya. Sementara Budhe Asih (Yuni Shara) kakak ayahnya memilih
meninggalkan rumah tersebut dan menjadi WTS.
Tanpa sengaja, saat menjadi ojek payung, Rara bertemu dengan Aldo. Di tempat kursus melukis,
Rara melihat lukisan rumah Aldo yang banyak jendela. Tertarik dengan gambarnya, Rara sengaja
menunggu Aldo keluar. Sambil menawarkan ojek payung, Rara mengungkapkan kakagumannya
pada gambar Aldo. Malang, setelah menerima bayaran ojek, Rara kecelakaan. Bersama dengan
Neneknya (Aty Kanser). Aldo membawa Rara ke rumah sakit dan mengantarnya pulang.
Di gubuk reot itulah, Aldo menemukan banyak teman. Di sana ia juga melihat rumah singgah
Rara. Melihat teman-teman Rara yang tulus menjenguk, Aldo merasa nyaman. Ia senang
berteman dengan mereka. Selain menyumbang banyak buku, Aldo juga mengajak Rara dan
teman-temannya bersenang-senang di rumahnya. Orangtuanya yang sibuk nyaris tidak
memperhatikan Aldo.
Saat pesta ulang tahun kakak perempuannya, Aldo membuat kejutan dengan menari di panggung
bersama Rara dan teman-temannya. Ternyata hal itu justru membuat kakaknya malu. Aldo sedih
sekali saat kakaknya menyebut dirinya aneh. Sementara pada malam yang sama saat pesta
berlangsung ayah Rara mendapatkan kusen jendela bekas. Neneknya yang sendirian di rumah,
batuk berdarah, hingga tak sadar saat menyalakan kompor, rumahnya terbakar. Dua sahabat yang
dirundung kemalangan, saling menguatkan mengatasi keadaan. Berdua mereka kabur dan
membuat semua keluarga bingung.
3. UNSUR INTRINSIK
1. Tema :
Seorang gadis kecil yang berkeinginan memiliki rumah berjendela yang mampu
hidup tanpa kehilangan rasa syukur,ketika satu per sat kebahagiannya diambil
darinya.
2. Tokoh
a. Utama :
Rara, Aldo
b. Protagonis :
Raga (Bapak Rara), Abah Aliya, Umi, Aliya, Yati, Akbar, Raffi, Adam
c. Antagonis :
Mama Aldo. Papa Aldo. Andini (kakak Aldo)
d. Tritagonis
Nek Aisyah, Simbok, Budhe Asih
4. PEWATAKAN
Langsung :
Rara : Pekerja keras (Mulai besok Rara bertekad untuk bekerja lebih keras lagi.).
Raffi : Tidak mudah sakit hati/tersinggung (Raffi yang gagap ketika berbicara,dan tidak
mudah tersinggung jika temannya menetertawakannya saat ia bicara tergagap-gagap)
Akbar : Penakut (Dia dan bapakny itu adalah preman yang sangar namu dia takut badut).
Yati : Pendiam dan penyayang (Pendiam dengan ibunya yang kalau kumat suka melempar
barang di sekitarnya,serta bersedia jika ibunya menyuruh menjaga adiknya).
Budhe Asih : Murah hati (Suka mengeluarkan uang untuk Rara dengan sembunyi-sembunyi
tanpa sepengetahuan bapak Rara).
Aliya : Baik hati dan peduli antar sesama (Baru merintis sekolah singgah gratis dengan
menggunakan uang tabunganya).
Raga (Bapak Rara) : Selalu ingin membuat orang yang ia sayangi bahagia (setiap hari
mengkalkulasi penghasilan kerjanya setiap melewati tumpukan barang rongsok yang dijual
dikolong jembatan mengingat keinginan Rara memiliki jendela ).
Andini : Suka merendahkan orang lain (Tertawa dan menghina adiknya ketika Aldo meminta
masuk sekolah biasa).
Adam : Pintar ( Dekat dengan dunia psikolog dan kedokteran ).
Aldo : Baik hati (Membantu Rara memunguti kusen dan jendela bekas yang sebagian kacanya
hilang ).
Nenek Aldo : Mudah bergaul dan periang ( Suka mengajak Aldo, Adam, Rara dan teman-
temannya bernyanyi bersama ketika Rara datang ke rumah Aldo ).
Ibu Rara : Cerdas ( Ibu Rara memang cerdas, tidak seperti kebanyakan ibu teman-teman Rara
).
Simbok : Penyayang ( Bersedia membantu menjahit baju Rara dan mencuci sepatu Rara yang
kumal ).
Tidak Langsung :
Mama Aldo : Tidak pernah bersyukur atas pemberian Tuhan ( “Tetapi bukan seperti ini yang
kuharapkan...tidak seperti Aldo” ).
Papa Aldo : Tanggap dan bijaksana (“ Sejak semalam papa minta tolong ke karyawan mencari
Aldo, tapi belum ada kabar ”).
Umi Aliya : Otoriter (“ Menikahlah... Ummi yakin Deni mengizinkanmu untuk kuliah ”).
Abah Aliya : Otoriter (“ Apa yang Aliya pikirkan ? dia baik kenapa harus dipikir? ”).
5. LATAR
Latar Waktu
Pagi hari
Siang hari
Sore hari
Malam hari
Saat musim hujan
Latar Suasana
Menyedihkan
Menegangkan
Mengharukan
Membahagiakan/Menyenangkan
Latar Tempat
Dirumah Rara
Diperkampungan kumuh
Disekolah singgah
Dirumah Aliya
Dirumah Aldo
Disepanjang jalan
Didaerah pinggiran dekat kolong tol
Diruang ICU/dirumah sakit
6. TAHAPAN ALUR
PENGENALAN
Ketika Rara pamitan dengan simbok sore itu,satu-satunya yang memenuhi kepala
Rara adalah bayangan tentang ultah kakak Aldo yang meriah.Namun saat dipertengahan
acara Aldo menerima telpon dari bu Aliya untuk Rara.Setelah menerima telepon kaki Rara
dingin ketika mendengar satu kalimat dari bu Aliya.
KONFLIK
Kebakaran terjadi diperkampungan Rara dan teman-temannya tinggal dan
penyebabnya belum diketahui.
KLIMAKS
Menurut Sakri mengatakan bahwa sebilah kayu besar yang sudah menjelma bara api
yang melayang kearah Bapa Rara ketika Bapak Rara hendak menyelamatkan Simbok. Akibat
dari kebakaran tersebut adalah Bapak Rara meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit dan
Simbok yang mengalami luka yang cukup parah.
ANTI KLIMAKS
Bapak Rara segera dimakamkan dan Simbok dilarikan ke rumah sakit. Dan tiba-tiba
Aldo datang kerumah sakit mendatangi Rara dan mengajaknya pergi bersamanya. Aldo
merasa bersalah karena dirinyalah pesta ultah kak Andini berantakan dan juga karenanya
cincin safir hitam milik Mamanya hilang.
PELERAIAN DAN PENYELESAIAN
Kak Adam dan Bu Aliya berhasil menemukan Rara dan Aldo, ketika mereka dikejar
orang gila yang mengamuk dan memburu mereka. Perkelahian nyaris terjadi, untunglah
mereka bisa melarikan diri.Kini sejak peristiwa tersebut hubungan Aldo dengan keluarganya
membaik dan juga bersikap manis kepada Rara. Lembar kehidupan baru menanti Rara, ketika
Simboknya telah sembuh dan Budenya kembali ke Jakarta. Rara memandangi kusen dan
jendela bekas pemberian bapak telah menghiasi salah satu sudut kamar, kini udara pagi segar
dan hangat matahari bisa masuk ke dalam kamarnya. Sekarang setiap malam Rara dapat
mengintip bulan.
7. AMANAT
Terkadang kita tak menyadari bahwa yang kita miliki adalah yang paling
berharga dalam diri kita. Film ini mengajarkan saya bagaimana caranya
bersyukur atas semua segala yang kita miliki. Belajar bagaimana mengikhlaskan
dan jangan pernah membeda-bedakan fisik seseorang. Mengajarkan kita
bagaimana cara bersahabat, bagaimana cara menemukan cinta dan juga
bagaimana cara kita berprilaku baik terhadap orang yang ada di sekitar kita.
Cerita ini juga mengajarkan kita bagaimana cara kita menghadapi mimpi-mimpi
kita yang sangat ingin kita capai dan dikabulkan, padahal setiap hari kita telah
berusaha dan berdoa. Jadi kita harus sabar dan terus berusaha demi mencapai
mimpi-mimpi kita, dan jangan lah bosan-bosannyauntuk berdoa. Apabila doa
kita tidak langsung dikabulkan, mungkin karena masih ada doa yang lebih
penting dari doa kita dan mungkin saja tuhan memiliki jalan terbaik untuk kita.
Jadi intinya cerita ini mengajarkan kita untuk terus bersyukur dan berusaha.