SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
“ WHEN SPEAK HEART ”
Awan putih setia menghiasi langit biru . Burung-burung nampak
berterbangan bersama dengan kaumnya . Sinar mentari pagipun sudah
menunjukan batang hidungnya, tidak terlalu terik disertai tiupan angin sepoy .
Masyarakat terlihat sangat antusias untuk menyambut hari ini, karena
kebanyakan dari mereka sudah melaksanakan aktifitasnya masing-masing .
Sama dengan 2 sejoli yang tampak asik dengan dunia berbincang disebuah
gedung berlantai yang sudah tidak terpakai, lembab, pengap, berantakan .
Begitulah kira-kira gambaran tempat mereka sekarang berada, tapi sepertinya
mereka tidak menghiraukan itu semua. Setelah cukup lama mereka hanya
diam, sampai salah satu diantara mereka mulai bosan dan memilih untuk
berdiri untuk memecahkan keheningan “Mau kemana?” tanya sang lelaki “Beli
Minum” jawaban itu meluncur begitu saja dari bibir mungil wanita yang tengah
berjalan sedikit menjauh tanpa menoleh kebelakang . “Tunggu !!” lelaki itu
sepertinya keberatan untuk ditinggal sendirian sehingga ia mengejar dan
menahan tangan sang wanita. Mau tak mau wanita itu menghentikan
langkahnya dan memandang sosok lelaki yang kini tengah mencengkram
pergelangan tangannya dengan begitu erat. Begitu wanita itu berbalik badan
sungguh tidak bisa di pungkiri iris hazel merekapun bertemu. Deg . . . Jantung
mereka seakan berlomba-lomba untuk keluar dari tempatnya keduanya
merasakan hal yang sama seakan desiran darah mereka menyatu dan semakin
intens tatapan itu maka kupu-kupu yang entah datang darimana berterbangan
mengepakkan sayapnya seakan berhamburan didalam perut masing-masing
membuat mereka sedikit mual tapi rasanya sungguh berbeda , getaran ini
sungguh aneh dirasakan tapi perasaan nyaman ketika kedua bola mata itu
tanpa sengaja bertabrakan malah membuat mereka tanpa sadar mengulum
senyum . Sang wanita yang ternyata sudah sadar duluan berusaha menetralkan
kembali suasana yang tampak canggung dengan berdehem dan mengangkat
kedua alisnya, bertanya tanpa kata ‘ada apa?’ begitu sekiranya pesan yang
tersirat dari sorotan matanya, kegugupan masih melanda mereka berkedua .
tanpa menjawab lelaki itupun langsung mempersempit jarak diantara mereka
dengan menarik pergelangan tangan wanita itu dan tanpa aba-aba langsung
mendaratkan bibir bervolumenya pada kening sang wanita spontan mata
wanita itu langsung membulat seketika . Kaget tentu saja, ini bagaikan petir
disiang bolong . Bagi sang wanita, ini bukanlah hal yang menyenangkan namun
bukan pula hal yang mengerikan dan untuk beberapa saat tampak waktu
seperti berjalan mundur, cukup lama sang wanita mematung ditempatnya
seakan kehilangan roh didalam tubuhnya dan setelah cukup lama mereka
terhanyut dalam suasana romantis yang tidak terduga dan setelah kesadaran
wanita itu mulai kembali keperaduan . Plak . . . sebuah tamparan yang cukup
keras telah mendarat sempurna dipipi kiri sang lelaki dan diapun dengan reflek
langsung memegangi pipinya yang sudah diprediksikan pasti sedikit lebam dan
mungkin juga ada bekas telapak tangan sang wanita “Lana, apa yang kamu
lakukan?” tanya wanita itu sedikit histeris sambil berkaca-kaca, tanpa disadari
butiran bening itu mulai menganak sungai membentuk aliran yang semakin
lama semakin deras seperti tidak berujung . Lelaki yang ternyata bernama Lana
itupun tidak pernah menyangka bahwa akan ada kejadian seperti ini, sungguh
ini semua diluar nalarnya semua itu reflek dia lakukan karena ingin
menunjukkan sesuatu yang tidak pernah bisa ia ungkapkan lewat kata. Tanpa
menunggu jawaban dari Lana wanita itu mulai beranjak dari sana tidak ada
niatan untuk lebih berlama-lama berada ditempat seperti ini apalagi harus
berada ditempat yang sama dengan lelaki yang baru saja dia klaim sebagai
seorang pengecut. “Kamu sudah merusak kepercayaanku” suara lirih sang
wanita yang masih bisa ditangkap oleh indra pendengaran Lana “Ya Allah apa
aku salah? Padahal aku hanya ingin menunjukan apa yang ku rasakan, Aku
sayang kamu del” Lana mulai angkat bicara tapi sangat disayangkan karena
semua tidak seperti apa yang ia rencanakan . dan yang lebih parahnya lagi,
ucapannya itu tidak didengar oleh sang wanita karena sudah terlalu jauh.
“Adelia Aku Cinta Kamuuu” Teriakan frustasi itu mendengar lagi dan lagi untuk
kesekian kalinnya, menggema bagai didalam gua . niat awal ingin
mengutarakan perasaannya tapi jika respon lawannya tidak seperti apa yang ia
harapkan maka sangat percuma untuk diteruskan begitulah anggapan Lana
seakan mencoba menggapai bulan walau sudah jelas tidak mungkin dapat
diraih . Dilain tempat “Tegaaa, kamu tega Lana . kalau suka bilang, jangan
seperti tadi“ isak Adelia , ia merasa dipermainkan dan juga dipermalukan ”
seandainya kamu menyatakan cinta, aku pasti akan langsung menjawab ‘iya’,
tapi apa yang aku dapat sebuah pelecehankah?. Aku hanya meminta kepastian
darimu dalam hubungan ini, yang tidak pernah kamu berikan. Hiks . . . . apa
karena aku janda makanya kamu berani melakukan itu, ap . . apa karena aku
tidak ada artinya dimata kamu “masih terdengar isak tangis yang menyayat
hati siapa saja yang mendengarnya . Tiada yang menyangka jika mereka yang
terlihat mesra setiap harinya hanya menjalin hubungan tanpa status, tiada
komitmen didalam hubungan mereka itulah mengapa Adelia marah besar
kepada Lana . Adelpun berguman ”Tanpa cinta matahari seakan kehilangan
sinarnya , bungapun akan kahilangan wanginya serta madu yang manis dapat
kehilangan rasanya” begitulah kata demi kata yang sering Adel dengar secara
tidak langsung melalui radio, suratkabar bahkan buku-buku yang sering ia baca
. tidak bisa dipungkiri bahwasannya Adel diam-diam juga menyimpan rasa
kepada Lana , bukan hanya sekedar rasa kagum belaka karena jika hal yang
Adel rasakan adalah salah satu dari sekian banyak kekaguman yang ada pada
diri Lana mungkin jika semakin hal yang dikagumi itu menghilang maka
semakin hilang juga rasa itu secara perlahan, tapi ini tidak semakin hari justu
Adel semakin merasa hal yang luar biasa bersama Lana hal yang semakin
berbeda rasa rindu yang teramat sangat mendalam jika tidak bertemu atau
mendengar suaranya , iapun akan senyum-senyum sendiri bila ingat sesuatu
tentang Lana. Adel baru menyadari itu, selama ini ia hanya bisa menutup mata
akan kenyataan yang tidak ingin ia terima sebenarnya bukan itu yang ia
khawatirkan melainkan tentang ketakutannya akan cinta yang tidak terbalas
atau yang biasa orang sebut dengan cinta bertepuk sebelah tangan . Adel
mencintai lelaki yang bernama Lana bahkan sangat teramat mencintainya ,
semuanya sekarang sudah hancur bagai gelas yang awalnya utuh lalu pecah
karena dibanting entah sengaja ataupun tidak yang jelas jika gelas itu
diperbaikimaka sudah dipastikan tidak ada yang bisa membuatnya kembali lagi
seperti semula .
Keesokan harinya bias matahari pagi telah memasuki celah gorden
sebuah kamar bernuansa kuning peach bercampur biru laut menampakan
seorang wanita yang masih berbalut selimut tebal bergambar pororo itu
seakan masih sangat enggan untuk meninggalkan kasur tercintanya. Jam
bekerpun sudah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu untuk
membangunkan sang empunya tetapi sepertinya tiada tanda kehidupan dibalik
selimut itu , masih diam dan diam tidak ada pergerakan sama sekali tapi Jika
diperhatikan lebih detail maka ia terlihat seperti orang yang gelisah padahal
matanya masih terpejam tapi keringat dingin bercucuran melalui pelipisnya
dari raut wajahnyapun sangat jelas terlihat jika ia tengah mengalami ketakutan
yang sangat luar biasa. Sudah bisa ditebak kalau orang itu pasti mengalami
mimpi yang tidak mengenakkan alias mimpi buruk, iapun terbangun dengan
nafas tersenggal-senggal seperti habis lari maraton jam bekerpun menjadi
saksi bisu semuanya bahkan ia tanpa segan membanting jam tersebut sampai
hancur dan terlihat jelas sekali jika jam tersebut sudah tidak akan bisa terpakai
lagi . kasiahan sekali jam itu karena harus menjadi sasaran kemarahannya lagi
seperti teman-temanmu yang lain karena memang itu bukan yang pertama
kalinya terjadi sebelum-sebelumnya bahkan lebih parah karena hampir seluruh
isi kamar akan hancur jika ia tengah kembali kepada mimpi yang sama sekali
tidak ingin ia ingat bahkan sangat berharap bisa melupakannya tapi mimpi itu
selalu hadir menghantuinya bukan hanya setiap malamnya tapi hampir setiap
jam , menit bahkan detik ia tidak bisa menghindarihal itu yang selalu membuat
jalan hidupnya seakan sulit dan sesak tidak ada lagi ketenangan sama sekali
dengan rambut berantakan, mata sembab dan bekas air mata yang telah
mengering, sepertinya ia tengah frustasi berat siapa lagi kalau bukan Adelia,
iapun teringat ucapan seseorang ‘Jeritan kesakitan dalam setiap mimpi
bukanlah semata bunga tidur yang tidak memiliki arti . terkadang itu
merupakan reaksi alam bawah sadar kita dalam menyikapi masa lalu yang
cukup menyakitkan’ “kenapa ? kenapa disaat seperti ini masih saja Lana yang
ada difikiranku.. Lupakan del .. lupakan!!!” ternyata omonangan itu milik Lana
dan selalu Lana yang bisa bergerilya untuk masuk secara bebas kedalam
fikirannya , Adel akhir-akhir ini tampak seperti orang gila karena sesekali ia
akan berteriak histeris, menangis, bahkan tertawa sendiri sampai membuat
keluarga yang berada dirumah itu bergidik ngeri dibuatnya ”tapi jika sedikit
dihayati omongan Lana memang benar, mimpi adalah sebuah trauma masa
lalu. Dan sialnya kenapa aku sampai bisa merasakannya dan itulah yang
sebenarnya aku takutkan , masa lalu yang kembali meninggalkan luka” Adel
sebenarnya memiliki trauma tentang perpisahan lebih tepatnya perceraian
terutama tentang lelaki yang dengan mudah mempermainkan perasaan wanita
ia sungguh takut Lana termasuk orang seperti itu, tapi kenapa perasaan dan
hati Adel selalu menolak steatmen tersebut, selalu saja seperti ini hati dan
pikiran Adel tidak pernah singkron jika sudah menyangkut masalah Lana .
Semenjak kejadian itu hubungan Adel dan Lana merenggang yang dulunya bak
surat dan prangko yang selalu menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa
memisahkan mereka walau hanya seujung kuku, tapi sekarang anggapan itu
sepertinya telah terkikis oleh ombak keegoisan mereka sendiri, tidak ada yang
mau mengalah bahkan bertegur sapapun enggan, jika tanpa sengaja mereka
berpapasan dilorong kantor maka sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi
selanjutnya tidak lain tidak bukan adalah saling membuang muka tanpa mau
saling menatap walau sebenarnya mereka saling melempar pandangan dari
ujung mata mereka masing-masing mengawasi secara diam tanpa seuntai kata
hanya mata dan hati yang berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat yang
hanya bisa dimengerti oleh mereka sendiri . Kejadian itu hanya berlangsung
selama beberapa hari karena setelah hari itu Adel sudah tidak masuk kerja
Lana merasakan firasat yang tidak enak , entahlah apa itu yang jelas hatinya
selalu gelisah dan khawatir “Apa dia sakit?” Lana bergumam sambil terus
mondar-mandir sejujurnya ia ragu sangat ragu apakah harus menghubungi
Adel atau tidak karena gengsinya yang terlalu tinggi maka ia memilih untuk
diam ditempat tapi setelah itu ia kembali meneruskan pekerjaannya yang
tertunda walau masih tetap tidak bisa fokus pada apa yang tengah ia garap
karena perhatian seutuhnya masih tersita kepada wanita yang bernama Adelia
tapi jika ia terus diam saja maka tidak ada yang bisa membuat perasaannya
tenang kecuali wanita yang dengan seenaknya menjadi penyusup direlung hati
terdalamnya itu sekarang mengabarinya , tiba-tiba handphone Lana berdering
“Message From Adel” , begitu tulisan didepan layar benda persegi panjang
berwarna hitam itu muncul , wah seperti sihir baru saja Lana berharap agar
Adel menghubunginya ternyata sekarang benar terjadi sungguh jodoh tidak
akan kemana. sambil senyam-senyum sendiri tetapi beberapa saat kemudian
air mukanya langsung berubah murung “Lan aku pamit untuk pindah kerja,
maaf tidak bisa berbicara langsung” hanya sebatas itu short message dari Adel,
Lana hanya mendesah kecewa atas keputusan itu, ia tidak bisa melakukan apa-
apa, mau melarangpun tiada hak sehingga iapun hanya membalas seadanya
“semoga betah dan tidak pindah lagi” seperti inilah balasan message dari Lana
jika dipahami lagi setiap kata-katanya maka semua juga akan tau maksud dari
kiriman Lana tersebut berisi sebuah sindiran yang tersurat . Adel yang
menunggu pesan balasan dari Lana tampak harap-harap cemas pasalnya itu
pertama kali baginya mengabari Lana setelah insiden waktu itu tidak lama
handhone-nya pun berdering dan sukses membangunkan Adel dari ingatan
yang membuatnya harus menahan sakit , ia lega karena Lana masih mau
membalas pesannya tidak mau ambil pusing dengan memahami isi pesan itu,
yang jelas sekarang fikiran wanita ini tengah melayang ‘berarti Lana masih
perduli pada dirinya’ membuat Adel tampak berseri-seri sepanjang hari .
Beberapa harisetelah kepindahan Adel, Lana mulai mendengar isu bahwa Adel
akan menikah dengan orang yang bersedia melamarnya duluan. “Apa-apaan
sih dia, kalau memang ingin menyingkirin aku bukan seperti ini caranya” Lana
menggerutu seorang diri terlalu emosi dengan keputusan sepihak yang dibuat
oleh Adel tapi bukankah wanita itu bukan siapa-siapanya lantas apa yang
membuatnya harus uring-uringan seperti ini . Ia masih merasa enggan untuk
mempercayai berita yang beredar, maka dari itu ia memberanikan diri untuk
mengkonfirmasikan hal tersebut kepada orang yang bersangkutan . Sumpah
serapan yang awalnya ia pendam sekarang muncul dipermukaan tatkala berita
yang ia sangka hanya kabar burung ternyata adalah fakta. “ mungkin dia bukan
jodohku ” Lana berucap dalam hati berusaha untukmenghibur suasana hatinya
yang sedang kalut “ atau mungkin dia jodoh yang tertunda. Hahhaa ” Lana
melanjutkan ucapannya sambil tersenyum getir mengingat nasib yang sama
sekali tidak memihak kepadanya “ apa dia kira pernikahan adalah hal yang
pantas untuk dibuat main-main ” Lana sudah seperti orang tidak waras
berguman seorang diri menimpali ucapannya sendiri, tidak lama setelah
pengumuman Adel itu disebar, tidak sedikit lelaki yang berniat untuk
meminang Adel untuk dijadikan istri . Siapa sih yang tidak suka dengan Adel ia
tinggi, putih, cantik, sopan, baik, ramah , dengan mata bulat bersinar,
berambut ikal , bak model-model majalah terkenal, hampir semua lelaki
mengeluh-elukannya, apalagi Adel itu kaya walaupun statusnya sekarang
bukanlah gadis karena ia pernah menikah sebelumnya, ia Adel memang janda
tapi hal itu tidak akan mematahkan semangat para lelaki pejuang cinta untuk
mundur walau hanya satu langkah . berbeda sekali dengan Lana ia merasa
tersisih karena apa?, Lana hanya orang biasa pekerjaannya dikantor itupun
hanya paruh waktu selebihnya ia pengangguran, walaupun ia tampan, tinggi,
berhidung mancung, kulit sawo matang, jangan lupakan lesung pipitnya, itu
merupakan daya tarik tersendiri dari seorang Lana, bahkan tidak sedikit wanita
yang meminta untuk menjadikannya sebagai pacar walau sebagian besar dari
mereka tau bahwa Lana itu selalu bersikap dingin kepada wanita bahkan lebih
terkesan mengabaikannya, berbeda sekali ketika ia sudah mengenal sosok Adel
semuanya seakan pudar walau terkadang sifatnya itu tidak benar-benar hilang .
Tapi sayang hati Lana sudah ada yang memiliki, Lana mencintai Adel begitupun
sebaliknya sayangnya mereka berdua terlalu banyak salah faham tentang
perasaannya masing-masing sehingga berakibat fatal diantara keduanya .
Bahkan tidak ada yang mengetahui Adelialah orang pertama yang berhasil
masuk sekaligus mengunci nama itu didalam sana, hati yang dulu beku
sekarang telah mencair karena kehadiran Adel disisinya. ia kalian benar Adel
adalah cinta pertama Lana. tetapi mereka seperti remaja yang masih malu-
malu untukmengungkapkannya atau memang karena egonya . entahlah hanya
mereka dan tuhan yang tau, hidup mereka sudah digariskan oleh sang pencipta
tak ada yang bisa mengubah takdir kecuali dengan berusaha dan berikhtiar .
Tidak sedikit orang yang datang dengan berbondong-bondong untuk
datang kerumah Adel tidak lain ya memang untuk melamarnya. Adel sendiri
menyesal dengan keputusan konyolnya itu, pikirannya terlalu dangkal untuk
menimbang-nimbang sebab akibatnya dimasa depan. Ia berusaha menghindari
tatapan lapar para lelaki yang tengah menunggu jawabannya , Adel hanya bisa
menelan ludahnya gugup berusaha untuk bersikap senormal mungkin walau
sebenarnya ia merasa terganggu . awalnya Adel bersikeras ingin menolak
semua pinangan itu tapi sang ayah selalu melarangnya karena tidak mau
menahan malu , bersitegang itupun terjadi antara ayah dan anak yang berbeda
pendapat , keputusan akhir Adelpun mengalah hanya kepada orang tuanya
saja ia tunduk maka Mau tidak mau Adel harus menerima pinangan lelaki yang
melamarnya tapi hanya satu tidak semua . Hari pernikahan Adel tidak
terelakkan ia hanya bisa tersenyum masam manakala tamu undangan
mengucapkan selamat atas pernikahan yang ia sendiripun tidak
menginginkannya jika ia tega pada keluarganya mungkin sejak tadi ia sudah
kabur dari acara ini dan menemui lelaki yang selalu menguasai fikirannya tapi
itu adalah ide terkonyol yang tidak akan ia lakukan karena Adel tidak ingin
mengambil resiko yang lebih besar lagi dan tentunya tidak ingin menyeret
orang terlalu banyak dalam masalahnya itu . Suaminnya memang mapan tapi
yang ada dihatinya hanya Lana dan selamanya hanya nama itu yang terukir
direlung hatinya yang terdalam tidak tergantikan tidak akan pernah bisa entah
sampai kapan yang jelas tidak untuk sekarang . “ giiiilaa . . . ini gilllaaaaa . . .
arrkgh . . . dia menikah ” erangan putus asa itupun menggema bagaikan suara
didalam gua yang saling berpantulan dan menyahut. Seakan langit mengerti
kondisi hati Lana, awan yang tadinya berwarna putih telah merubah warnanya
menjadi gelap rintikan air mulai jatuh membasahi bumi semakin lama semakin
deras, tapi lana tetap tidak bergeming ditempatnya, duduk termenung sambil
menengadahkan wajahnya. iapun menangisdalam diam berusaha menyatukan
kristal bening itu dengan air hujan . iangatannya kembali kemasa dimana ia
masih bersama Adelia dengan suasana yang hampir mirip dengan keadaannya
sekarang yaitu ditemani hujan “kau tau petrichor?” Lana menggeleng ,
Adelpun tersenyum “kata ibuku petrichor adalah aroma khas tanah ketika
hujan turun setelah musim kering yang panjang” Adelpun mulai mengendus
diikuti oleh Lana “aroma teduh , aroma pengingat bahwa butir-butir air mulai
turun” masih dengan mata terpejam Adel menceritakannya “bukankan hujan
bisa membuat kita sakit?” pertanyaan Lana telah berhasil mengalihkan
perhatian Adel , ia mendelik tidak suka dengan apa yang baru saja Lana
utarakan lalu mulai fokus kembali meresapi aroma langka ini “ada yang bilang
hanya orang melankolis yang suka hujan. Tapi , aku tidak perduli karena aku
penikmat hujan atau bisa dibilang pecandu aroma hujan” Lana membiarkan
Adel mengoceh sesuka hati, iapun cukup senang memperhatikan keantusiasan
Adel mengenai hujan . bertopang dagu itulah yang Lana Lakukan sekarang
sambil memperhatikan wajah wanita didepannya dengan tenang . Adel
menarik nafas sebelum ia kembali melanjutkan ceritanya “beberapa orang
membenci hujan karena dinilai mengundang kesedihan dan merusak rencana
dan mungkin sepertinya aku tau salah satunya siapa” Adel membuka mata dan
menatap Lana dengan tatapan elangnya , yang ditatappun hanya bisa nyengir
kuda “Siapa yang menyangka kalau sebenarnya hujan selalu mempunyai cerita
yang sangat menyenangkan . berjalan ditengah hujan , merasakan guyuran
hujan yang membasahitubuhmu. Apalagijika petrichor sudah tercium hmmm .
disaat hujan telah usai, kesan menyenangkan itu tetap akan ada . berjalan
diiringi aroma pertichor , sejuk damai dan menyenangkan . Bukankah itu
sangat mengasikkan?” Lana mengedikkan bahunya yang membuat Adel
mempoutbibirnya lucu. Iangatan itu tidak bisa hilang darimemoriingatan Lana
walau beribu memori terbaru mampu menyudutkan dan menimbun memori
lama untuk lenyap tapi tidak dengan Lana , memori itu bagaikan roll film yang
selalu berputar jika ia ingin kecuali kalau ia amnesia . Lana tersenyum walau
senyuman itu bersifat semu, setelah itu berubah murung dan tersenyum lagi
“Pertichor” Lana bergumam mensenandungkan kata yang muncul dalam
ingatannya “sekang aku percaya kau bahkan menemaniku menangis dan
menyamarkan air mataku lebih dari itu kau bahkan rela menangis bersamaku”
dengan mata terpejam Lana berusaha menterjemahkan apa yang ada
dipikirannya , menetralkan suasana hatinya yang tengah kacau balau dilanda
badai kehidupan . Lana selalu beranggapan bahwa cintanya bertepuk sebelah
tangan karena Adel lebih memilih menikah dengan lelaki lain dari pada dengan
dirinya . tidak ada yang mengetahui takdir kita kedepan seperti apa maka
berusahalah selalu optimis dengan yang terjadi sekarang pasti karena secara
tidak langsung semuanya akan menentukan bagaimana laju puncaknya dimasa
yang akan datang .
Semenjak Adel menikah, penampilan Lana berubah 1800
dari
sebelumnya, kusut sudah jelas tidak usah ditanya dan tidak bisa dipungkiri
kalau ia memang terlihat berantakan bahkan sangat berantakan , rambut yang
tidak pernah disisir bahkan bentuk kamarnyapun seperti kapal pecah seakan
tidak ada kehidupan didalam sana, banyak teman Lana yang mensupportnya,
tidak sedikit dari mereka yang berusaha mencari pengganti Adel dihati Lana.
tapi itu semua sia-sia karena untuk sekarang Lana masih belum bisa move on
dari Adel. kurang lebih dua bulan ia terpuruk dengan nasib buruk yang
menimpahnya. Dua bulan bukanlah waktu yang bisa dibilang singkat, sungguh
tragis hubungan tanpa status yang berakhir miris ditambah lagi dengan
menghilangnya Adel secara misterius setelah acara pernikannya dua bulan lalu
seakan wanita itu tengah ditelan bulat-bulat oleh bumi karena tidak ada kabar
sama sekali , menghilang tanpa meninggalkan jejak semakin membuat Lana
ketar-ketir untuk mencari keberadaannya . sampai suatu ketika sebuah
kejadian mengharuskan Lana menghentikan pencariannya karena apa? hampir
semua uang yang berada ditabungannya telah raib tanpa sisa hanya untuk
mencari sang pujaan hati yang tak kunjung kembali padahal ia masih memilik
tanggungan untuk keluarganya dikampung dan disaat yang bersamaan ibunya
tengah sakit keras maka barulah ia menyerah dalam artian materi tapi tidak
dengan hatinya ‘namamu masih akan selalu bersemayam dihatiku’ itulah
kalimat yang bisa mewakili perasaan Lana . Teman kantornya yang bernama
Nino berinisiatif untuk mengujungi kediaman Lana karena sudah terlalu lama
Lana tidak menampakkan dirinya dikantor “Lana” ucap Nino lirih ketika ia telah
sampai didepan pintu rumah kediaman Lana , ia menyaksikan keadaan Lana
yang sangat menyedihkan seperti mayat hidup berbicara hanya jika itu penting
dan berjalan jika ia ingin kekamar mandi . Saat ini posisi Nino yang berada
dibelakang Lana sangat memungkinkan ia untuk mengamati sejenak gerak-
gerik dari temannya itu, sedikit terenyuh dengan pemandangan yang
disuguhkan hingga hampir saja ia lepas kendali untuk menampakkan setiap
bulir-bulir bening yang menyesakkan dada dipelupuk matanya dengan posisi
Lana yang menghadap kearah jendela semakin menambah kepedihan disetiap
guratan wajahnya. jika ia bisa menangis maka ia sudah pasti akan menangis
sedari ia menginjakkan kakinya disini, tapi ia tidak bisa melakukannya karena
apa? Karena ia tidak tega jika harus terlihat rapuh disaat sahabatnya rapuh
bukankah itu akan terkesan memperburuk keadaan? . Lana masih tidak
menyadari kedatangan Nino karena ia masih asik dengan dunianya sendiri
didepan jendela . jemarinya dengan lincah menuliskan sebuah nama ‘Adelia’,
Nama itu tercipta dari gerakan tangan Lana di antara embun yang menempel
di jendelanya “Apa aku bisa melupakanmu ? seperti tulisan yang aku buat
dengan namamu ini ? kenapa namamu menghilang walaupun masih ada bekas
yang tertinggal?” ucapnya sambil sesekali tersenyum kecil. Lama-kelamaan ia
seperti merasakan kehadiran orang lain dirumahnya lebih tepatnya dibalik
punggungnya, iapun tersenyum dan berbalik tapi setelah ia mengetahui siapa
orang itu senyumannya langsung sirna ”aku tau kamu pasti mengira bahwa
yang mengunjungimu adalah Adel, ia kan?”. Lana masih tertunduk seakan
pemandangan yang ada dibawah sana lebih menarik dari pada dengan orang
yang mengajaknya berbicara “Lana kumohon untuk sekali ini saja dengarkan
aku” Nino tampak bersungguh-sungguh untuk mengutarakan apa yang ingin ia
sampaikan ‘nino kamu harus tenang untuk menasehatinya tidak boleh
gegabah, harus pelan-pelan agar ia mengerti’ Nino berusaha sekuat tenaga
agar ucapannya nanti tidak sia-sia hanya karena ia yang terlalu memaksakan
Lana untuk mengerti, padahalia sendiripun sudah tau bagaimana kondisi psikis
Lana untuk saat ini “Lan , kenapa semakin hari bukannya semakin membaik
malah semakin terpuruk sih?” masih berharap agar Lana bisa merespon
dengan baik kalimat per kalimat yang akan ia utarakan ”hmmm” Yah selalu
kata itu yang menjadi andalan Lana ketika ia tengah malas untuk meladeni
ocehan teman-temannya tapi walau seperti itu berarti ada kemungkinan
bahwa Lana sekarang sudah siap untuk mendengarkan cemahan temannya itu
. Nino mendekati Lana dan menepuk pundaknya pelan “aku tau kamu belum
bisa untuk melupakannya ” Nino sedikit menjedanya karena ia tau, dengan
kondisi yang seperti sekarang tidak mungkin Lana dapat mencerna semua yang
akan ia sampaikan dengan baik, pasti memerlukan proses maka dari itu ia
harus berhati-hati dalam setiap ucapannya jangan sampai nanti ada kata yang
bisa membuat Lana emosi karena tidak baik untuk kondisinya sekarang , pelan
tapi pasti Nino mulai melanjutkan apa yang seharusnya ia utarakan karena ini
semua demi sahabatnya bahkan ia sendiripun telah menganggap Lana sebagai
saudaranya sendiri “semua telah berlalu dan waktu akan terus berjalan .
kenangan itu bukan suatu hal yang patut untuk dilupakan tapi sesuatu yang
harus disimpan, hingga ada banyak hal yang menjadi warna dalam kehidupan
kita selanjutnya. Bukan begitu Lan? ” Nino berbicara dengan satu kali tarikan
nafasdan lagi-lagiia menjedanya, berharap Lana mau mendengarkan apa yang
ia sampaikan barusan. sudutbibir Nino tanpa sengaja membentuk ukiran bulan
sabit karena ia tahu Lana merespon apa yang tengah ia sampaikan buktinya
sekarang Lana menggeser posisinya menjadi menghadap kearah Nino ”maka
dari itu kumohon kau harus mencari seseorang yang bisa menciptakan
kenangan manis itu lagi”. Lana hanya bisa terbengong-bengong mendengarkan
kata-kata bijak yang keluar dari mulut Nino . Seorang Nino yang tidak pernah
bisa menentukan pilahan hatinya sendiri tapi sekarang ia berbicara seolah-olah
ialah orang yang paling berpengalaman . Lana cukup tau bahwa Nino memang
tulus dengan kata-katanya barusan , maka iapun ikut tersenyum tulus ”tidak
semudah yang kau kira. Kamu enak tinggal ngomong, terus aku yang
ngejalaninnya gimana?” Nino terdiam ia bingung harus menasehati apa lagi
tapi ia tidak kehilangan akal ”cobalah untuk membuka hatimu” Lana
mengangguk menyetujui perkataan Nino, iapun telah membulatkan tekad
untuk menikah, karena ia tidak mau dianggap sebelah mata oleh Adel ‘tapi
dengan siapa ? entahlah’ tidak lama setelah itu seakan dewi portuna tengah
berada dipihaknya karena Nino datang membawa kabar bahwa ia telah
menemukan wanita yang bersedia menerima Lana, seorang wanita single yang
bernama Lina “Aku tidak ingin pacaran tapi langsung menikah, apa kamu
bersedia?” ucap Lana to the poin dan membuat lawan bicaranya melotot
karena shock tapi setelah itu ia mampu menguasai keadaan setelah merasa
tenang Lina tampak seperti sedang bergulat dengan pikirannya, cukup lama
Lana menunggu jawaban Lina sungguh ia sangat gugup keringat dingin tanpa
disuruh telah keluar dan tangannyapun terasa lembab karena ini pertama
kalinya ia melamar wanita apalagi wanita yang berada didepannya itu baru saja
ia kenal tapi semua itu bisa ia atasi karena sifat cueknya yang masih melekat
sempurna didalam tubuh seorang Lana dan tidak berlangsung lama setelah
Lana terombang-ambing dengan kegelisahannya akhirnya Lina memberikan
jawaban ia mengangguk tanda setuju, tidak bisa dipungkiri rasa senang yang
tiba-tiba muncul menyelimuti kabut kegalauannya itu langsung lenyap
tergantikan dengan melebarnya senyuman Lana awalnya ia ingin sekali
bersalto ria sambil berselebrasi layaknya pemain sepak bola yang tengah
mendapatkan gol kemenangan tapi niat itu ia urungkan mengingat bahwa ini
adalah perkenalan pertamanya dengan sang wanita ditambah ia juga harus
menjaga image , Lana bersenandung didalam hati ‘apa gadis ini bodoh sampai
ia mau begitu saja menerimaku yang baru saja dikenalnya hari ini’ ia sungguh
tidak habis fikir dengan semua itu ‘tapi buat apa difikirkan toh itu bagus ,
berarti ia secara tidak langsung rela menjadi batu loncatan aku untuk bisa
melupakan Adel’ . Lina ikut tersenyum , senyuman terindah yang pernah ia
miliki setelah melihat senyuman Lana , ia tidak menyangka bahkan sangat
teramat tidak menyangka bahwa lelaki yang ia temui atas rekomendasi
temannya itu sangat mantap sekali ingin menjalin hubungan yang serius dan
iapun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus itu karena memang ia
sendiripun tidak ingin bermain-main lagi dan ingin sekali mendapatkan lelaki
yang benar-benar serius seperti sekarang ini . aneh sungguh aneh ketika Lana
menyaksikan senyum dari Lina seakan hatinya berontak ‘senyuman itu . . .
kenapa denganku ?? bahkan hanya dengan melihat senyumannya perasaan ini
langsung tenang, apa ini artinya aku sudak jatuh kedalam pesonanya pada
pandangan pertama. Tidak , tidak boleh hatiku hanya milik Adel tidak boleh
ada yang merebutnya termasuk dia’ tatapan kekhawatiran tercetak jelas
diwajah wanita yang saat ini duduk berhadapan dengannya “kamu tidak apa-
apa Lan? Apa kamu sakit? Sebaiknya kita pergi kedokter” pertanyaan bertubi-
tubi itu datang dariLina , ia sangat khawatir ketika Lana menggeleng-gelengkan
kepalanya dengan kasar “tidak, aku tidak apa-apa” ujarnya lembut setelah
sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan . tidak perlu menunggu waktu lama
untuk melangsungkan pernikahan ini dengan mereka yang sudah merasa
nyaman satu sama lain itupun sudah bisa dibilang cukup ditambah restu dari
kedua orang tua sang mempelai semakin menambah kelancaran
berlangsungnya acara tersebut . Jangan tanyakan tentang perasaan Lana
kepada Lina, iya hanya menganggap Lina sebagai pelampiasannya namun
seiring berjalannya waktu dua tahun setelah pernikahan itu berlangsung
mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang mereka beri nama Mela,
akankah Lana bisa menerima kenyataan tentang apa yang ada didepan
matanya .
Suatu saat ketika Mela sakit karena tidak cocok dengan susu formula
yang dikonsumsinya sehingga mengakibatkannya terserang diare. Kebetulan,
kesengajaan atau itu adalah takdir karena tapat dihari itu Lina tengah pergi
menjenguk Ibunya yang tengah sakit, oleh karena itu Lana hanya bisa mondar-
mandir tidak tenang didepan Box bayi yang masih mengeluarkan tangisnya.
Lana bingung sekali iapun duduk untuk merendam kepanikannya tapi itu sama
sekali tidak membantu malahan semakin menambah kesemrautan didalam
fikirannya, selanjutnya ia hanya mampu menutup wajah dengan kedua telapak
tangannya “ apa yang harus aku lakukan? ” ia geram sendiri karena seakan
otaknya buntu tidak bisa digunakan untuk berfikir padahal ini dalam keadaan
genting . Kemana otak cerdasnya yang selalu ia gunakan untuk sesuatu diluar
kepala, kenapa harus kehilangan kinerjanya ketika masalah itu menyangkut
anaknya Mela “ kenapa aku tidak menghubungi Lina saja, ah tidak-tidak dia
sedang sibuk disana aku tidak ingin mengganggunya “ Lana menepis jauh-jauh
pikirannya . Setelah cukup lama berfikir seperti ada sebuah bola lampu yang
muncul diatas kepalanya. Ting ... ‘ kenapa tidak berfikir dari tadi ‘ gumamnya
dalam hati. Lanapun bergegas mengambil benda persegi panjang yang
tergeletak diatas nakas dan iapun mulai menghubungi seseorang terjadilah
percakapan yang cukup panjang disana tiba-tiba ada sesuatu yang cukup
membuat Lana Shock “ kenapa tidak bertanya kepada Adel saja ” dengan
entengnya orang diseberang sana berbicara, ia tidak tau bagaimana reaksi Lana
setelah mendengarnya ” kamu tau sendiri kan kalau aku belum menikah
kenapa tanya sama aku? “ lanjut orang seberang, suasana hening seketika
telinga Lana terasa panas ketika mendengar nama itu disebut ” Lan...Lana Lana
kamu masih disana ? Jangan bilang kamu lupa dengan Adel” . ’pertanyaan tidak
bermutu’ Lana mencibir dalam hati, sebelum akhinya ia menjawab “ehh, ia nik.
emangnya Adel tau tentang masalah ini ? “ pertanyaan terbodoh yang pernah
diutarakan Lana ‘tadi aku mengatainya tapi sekarang ko seperti kena batunya
ya. huft’ mengela nafasberat . “ kamu tidak tau, apa pura –pura tidak tau. Adel
kan juga punya anak, sudah pasti ia pernah mengalami hal seperti ini ” . ”
Benarkah? ”. Sudah sejak lama Lana seakan amnesia atau menutup telinganya
dengan satu Nama, nama yang kemungkinan menjadi bumerang dihidupnya .
seperti mimpi itulah anggapan Lana sekarang “ kelamaan mikir kamu Lan. Udah
nanti aku sms nomornya ” . Lana membalasnya ragu tapi kemudian kepalanya
mengangguk dan hal terbodoh kedua yang Lana lakukan dengan sang
penerima telfon tersebut karena apa?, yang pasti Niki nama orang yang
ditelfon Lana yang merupakan sahabatnya dan juga Adel itu pasti tidak akan
melihatnya melakukan adegan manggut-manggutnya itu. ”Baiklah, makasih“
tut . . . tut . . . tut . . . tidak lama setelah telfon berakhir. Niki benar-benar
melakukannya, short message from Niki. Rasanya aneh sekali ketika Nomor
orang yang selama ini telah bersemayam dihati tiba-tiba ada didalam
genggaman tangan kita sendiri setelah sekian lama tidak berjumpa, seperti
orang linglung itulah yang dirasakan Lana sekarang. Lana bimbang padahal
tinggal menekan tombol hijau disebelah kiri yang berarti call. ‘apa tidak akan
jadi masalah nantinya?. Tapi bagaimana dengan Mela ?’ Pikiran-pikiran seperti
itu terus berkecamuk didalam batin Lana. Cukup lama iya menimbang-nimbang
‘Lebih baik aku telfon Lina dulu’. Lana pun menekan tombol hijau tapi bukan
untuk Adel melainkan Lina , menunggu itulah yang dilakukan Lana sekarang
terlihat pada raut wajahnya seakan memperkuat kemungkinan iya untuk
menghubungiAdelkarena dari tadi yang menjawab bukan Lina melainkan sang
operator ’mungkin operator ini adalah salah satu fans beratku, sampai-sampai
ia tidak mengizinkan aku untuk berbicara dengan istriku sendiri’ menghela
nafas gusar itulah yang bisa ia lakukan sekarang setidaknya ia harus
menyakinkan dirinya sendiri dengan keputusan yang akan diambilnya atas
kejadian ini. Iya panik ‘mondar-mandir’ seakan sudah menjadi kebiasaan Lana
tanpa disadari oleh nya. Sekarang saatnya memutuskan ‘demi anak’ Itulah
mantra yang sepertinya cocok untuk situasi semacam ini. Tombol call pun
akhirnya ditekan juga, tapi tidak ada jawaban dari orang seberang sana.
Berkali-kali Lana menghubungi Adel tapi tidak ada tanggapan sama sekali.
Akhirnya Lana memutuskan untukmeng-sms Adel. Lana baru ingat prinsip Adel
bahwa iya tidak akan mengangkat telfon siapapun itu, sepenting apapun itu
kalau Adel tidak mengenal nomornya “Del ini Lana, penting!!! Tolong angkat
telfonnya” barulah setelah itu Adel mengangkatnya. Lana cukup gugup untuk
memulai perbincangan akhirnya iya menarik nafas dalam dan membuangnya
dengan kasar ”maaf mengganggumu, aku cuma mau tanya soal anakyang tidak
cocok susu formula lalu anak itu terserang diare. Apakah kamu punya solusi ? ”
Ucapku panjang lebar ”ckckck ternyata kamu tidak pernah berubah selalu to
the point ” Lana sempat terdiam mendengarkan penuturan Adel , karena ini
pertama kalinya setelah sekian lama Lana tidak berhubungan dengan Adel “
bahkan kamu ingat tentang prinsipku “ lanjut Adel yang semakin membuat
Lana membeku untuk membalas percakapan yang terkesan ambigu “ Aku
Cuma bertanya kalau tidak mau menjawab iya sudah “ jawabku ketus.
Berusaha mengalihkan pembicaraan agar Adel tidak membawanya kedalam
kumparan masa lalu “eh . . . kamu ngambekan ya sekarang , mentang-
mentang sudah punya anak-istri “ sebenarnya Adel masih ingin berlama-lama
berbincang dan menggoda Lana karena itu merupakan hal yang langka tapi
sepertinya yang menjadi lawan bicaranya itu masih enggan untuk bicara
panjang dengannya . Setelah itu Adel langsung kepokok permasalahan ,
menjelaskan apa yang iya tau, bahkan informasi kecil mengenai anak-anak
tidak luput dari penjabarannya. Lana hanya manggut-manggut berusaha
mencerna apa yang Adel ucapkan. keesokan harinya dikantor Lana tidak
sengaja bertemu Niki yang tidak lain adalah sahabat dari Adel juga “ Lana
gimana anak kamu ? “ tanya Niki sambil menepuk bahu Lana “ sudah membaik,
makasih ya “ Niki hanya mengangguk tapi tiba-tiba dia berubah menjadi serius
seperti teringat akan sesuatu hal yang penting “ eh, Lan kamu jangan macam-
macam ya sama Adel “ aneh kenapa tidak ada angin tidak ada hujan Niki tiba-
tiba bicara seperti itu? “macam-macam ?“ tanya Lana tidak mengerti tentang
arah perbincangan Niki “Adel tuh mau bercerai dan inget kamu itu sudah
berkeluarga. Mau taruh dimana anak dan istrimu“ tuturnya berusaha
menasehati orang lain tapi entah bagaimana dengan ia sendiri “tenang aja aku
tahu ko posisiku, tidak mungkin terjadi“ timpalku enteng “Aku tidak mungkin
meninggalkan kehidupanku sekarang karena aku sudah merasa nyaman
dengan mereka “ kataku meyakinkan. Lagi-lagi Niki hanya menggerakan
kepalanya keatas dan kebawah untuk beberapa kali, entahlah ia mengerti atau
tidak padahal menurutku penjelasan itu sudah sangat-sangat meyakinkan dan
juga memang tidak ada kebohongan entah itu tersurat maupun tersirat
tentang ‘tidak akan meninggalkan keluarganya’ kalimat itu merupakan kalimat
tertulus yang pernah Lana ucapkan tanpa disadari olehnya datang dari relung
hatinya terdalam karena Lana merasa memiliki bertanggung jawab dengan
mereka . Anak dan istrinya sekarang sudah memiliki tempat tersendiri direlung
hatinya entahlah Lana juga masih bingung dengan perasaan itu apakah hanya
kasihan, tangung jawab, ataukah cinta jawabannya hanya ada pada Lana walau
nama Adel masih tetap ada . Sebenarnya karena Mela, Lana mempertahankan
hubungannya dengan Lina karena Lana tahu Mela masih membutuhkan kasih
sayang kedua orang tuanya . dari awal hubungan Lana dan Lina memang
sedikit dipaksakan, tapi seiring bergulirnya waktu perasaan terpaksa itu
berubah menjadi tanggung jawab dan sampai sekarangpun tampaknya masih
sama “hayo . . . mikirin apa ? Inget kata-kataku barusan jangan pernah
meremehkannya” Lana terlonjak kaget ia tidak menyadari selama apa ia
menyelami masa-masa bimbangnya. Ketika Lana kembali kepada kenyataan
semua telah berbanding terbaik. Lanapun memberanikan diri menatap
punggung Niki yang mulai menjauh dari pantri itu. “eh . . . . apa dia yang ia
bilang tadi, bercerai apakah benar?” Lana langsung merogoh ponselnya yang
berada didalam saku celana, iapun menekan tombol hijau itu kesekian kalinya
untuk kontak bernama Adeldan seperti biasa Lana selalu sms dulu karena Lana
bukan orang yang bisa berbasa-basi. ketika ada tanda-tanda bahwa sambungan
itu akan diterima, Lana sudah siap keinti yang ingin ia tanyakan “bagaimana
keadaan keluargamu?” Lana ingin sekali berbasa-basi tapi selalu gagal tidak
ada faktor pendukung untuk melakukannya “kami baik, tumben kamu nanyain
itu” sepertinya Adel masih tidak mau untuk terbuka kepada Lana dan berusaha
mengalihkan pembicaraan tapi tidak akan berhasil jika ia sedang terlibat
pembicaraan dengan Lana “ sudah jawab saja, aku mau tau yang sebenarnya “
Lana tetap bersikukuh menanyakan masalah ini kapada Adel ” Oke . . !! tapi
tidak disini ” setelah sambungan terputus, hari ini mereka memutuskan untuk
bertemu ditempat biasa mereka dulu sering menghabiskan waktu “jadi?” Lana
memulai pembicaraannya hanya dengan satu kata yang bisa mewakili semua
pertanyaan yang telah bersarang dibenaknya “ia, aku akan bercerai dengan
suamiku” Adel tampak tidak bersemangat untuk membahas itu wajahnya
tampak kusut seperti baju yang tidak disetrika tapi ia tidak mengelak ataupun
menutupi masalah yang sudah ada diujung jurang yang curam “kenapa?”
tanya Lana lirih , Adel merasa tidak sanggup untuk benar-benar
meneruskannya . Lana melihat gelagat Adel yang tengah menggigit bibir
bawahnya pertanda bahwa ia tengah mengalami masalah yang serius dan
sangat sukar untuk dibagi , hingga akhirnya Adel buka suara “haruskah aku
bercerita?” Adel masih takut untuk menceritakan problematika yang terjadi
didalam kehidupan keluarganya karena itu semua menyangkut masalah
pribadinya . jika ia menceritakan semuanya sama saja ia telah membuka aib
keluarganya sendiri . bukankah kehormatan suami adalah pakaian istri dan
begitu pula sebaliknya, begitulah kira-kira hal yang sering Adel dengar melalui
pengajian rutin yang sering kali ia hadiri ”ya sudah kalau tidak mau, akukan
tidak memaksa” kalimat itu selalu mampu membuat Adel bungkam dan
akhirnya iapun memilih menceritakan masalahnya dari pada harus melihat
Lana kecewa dan marah atas dirinya . Adel bercerita sambil menangis
sesenggukan, kenapa ia ingin sekali bercerai itu dikarenakan suaminya telah
berselingkuh . Suaranya terputus-putus, bahkan ia juga bercerita perihal
mengurus surat-surat perceraiannya yang tidak ada seorangpun ingin
membantu dirinya . Lana tampak simpati , ia berniat membantu sampai surat-
surat perceraian itu selesai . dengan Adel yang masih sibuk dengan tangisannya
Lanapun tidak kalah sibuk karena ia sekarang tengah mendalami masa-masa
tersulit dalam hidupnya ‘kenapa aku tidak merasakan getaran apa-apa ketika
sedang bersama Adel padahal dulu baru mendengar suaranya saja sudah
membuatku seperti ingin mati berdiri’ masih berusaha menumbuhkan hal yang
seharusnya ada tapi sia-sia tidak ada kemajuan setelah beberapa saat iapun
memberanikan diri untuk memegang tangan gadisnya , tunggu dari mana Lana
bisa mengklaim bahwa Adel adalah gadisnya apakah karena Adelia adalah
cinta pertama Lana tapi hal itu sungguh tidak menjamin apa-apa . Adel hanya
diam diperlakukan seperti itu oleh Lana ia berfikir lelaki ini tengah berusaha
memberi kekuatan kepadanya atas musibah ini ‘tidak getaran itu memang
benar-benar menghilang ada apa ini sebenarnya kenapa bisa terjadi’ ini adalah
kesempatan emas yang tidak bisa ia buang begitu saja mengingat Adel akan
bercerai tapi ia ingin sekali egois . sekali saja ia ingin memiliki keduanya , Adel
dan juga Lina ‘tidak mungkin, tidak boleh apa ini kenapa harus hilang dan
kenapa aku memikirkan Lina disaat aku sedang bersama dengan Adel?
Mungkin ini masih pertemuan awal makannya aku tidak merasakan itu semua’
masih berusaha mengelak dari sebuah kenyataan yang bersifat fakta . wanita
yang tengah duduk dihadapannya kini sedang menatap curiga kearah Lana
ketika ia sudah sedikit tenang dari prosesi menangisnya “Kamu ada masalah?”
tatapan Lana kosong wajahnya tiba-tiba berubah pucat“Apa kamu sakit?” Lagi-
lagi tidak ada tanggapan dari orang yang diajak bicara, Adel kesal karena
diacuhkan akhirnya ia memilih berdiri dan meninggalkan tempat itu menuju
toilet untuk sedikit penyegaran ‘mungkin dengan cuci muka aku bisa sedikit
fress’ Lana tampak mengerjapkan maniknya tapi ia tiba-tiba panik saat tidak
melihat sosok Adel didepannya ‘apa Adel sudah pulang? Tapi kenapa ia tidak
bilang padaku?’ Lanapun sudah bersiap untuk meninggalkan tempat itu tapi
sebelum ia benar-benar pergi ada suara yang menahan langkahnya “aish
menyebalkan kamu berniat meninggalkan aku” Adel mengomel ketika tengah
berlari agar bisa mensejajarkan langkahnya dengan Lana “kukira kau yang
meninggalkanku” ujarnya tanpa menoleh dan masih melanjutkan langkahnya
“bisa berhenti sebentar!! Aku capek , kamu tidak tau tadi aku menyusulmu
dengan berlari cepat , belum juga mengatur nafas supaya teratur ini malah
dipaksa untuk berjalan menyamakan langkah lebarmu itu” cerca Adel dengan
gamang “sudah ngomelnya? Ayo aku antar kau pulang” tanpa menghiraukan
permohonan Adel yang meminta istirahat, sebenarnya Lana sendiri kasihan
melihat wanita yang tengah mengatur deru nafasnya supaya normal kembali
harus mengikuti kemuannya ‘aku tidak boleh kalah hanya dengan rasa iba,
kalau aku terus disini yang ada aku tidak bisa menenangkan diri’ . “dasar siput”
sambil terus berjalan tanpa ada niat membantu Adel “Aish , aku tidak tuli . aku
mendengar apa yang barusan kamu ucapkan, hey tunggu !!! awas kau !!! dasar
menyebalkan” sambil menghentak-hentakkan kakinya ditanah sebelum benar-
benar sampai disamping Lana kembali , sungguh Adel menyesal telah
mengeluarkan uneg-unegnya kepada lelaki yang cuek bebek tapi tetap cool
dan siapa saja yang melihat rahang seorang Lana yang mengeras itu seakan
menambah sisi kewibawaannya dan jiwa kepemimpinannya pun langsung
muncul.
Semenjak hari itu pertemuan demi pertemuan tidak bisa dihindari lagi.
Bahkan Lana selalu menyempatkan diri setiap hari liburnya ia habiskan
bersama dengan Adel bukan dengan keluarganya. Awalnya Lana selalu
menekankan prinsip bahwa ia hanya kasihan alias iba, tapi Perasaan tidak bisa
dibohongi sebenarnya ia mulai terbiasa lagi dengan kahadiran Adel bahkan
perasaan yang hampir matipun kini tumbuh subur dengan adanya intensitas
pertemuan yang dijalani keduannya “ Del aku mau jujur, tapi kamu jangan
marah ya” ucap Lana sedikit menurunkan volume suaranya, sejujurnya itu
bukanlah Lana karena Lana adalah type orang yang selalu to the point bukan
bertele-tele seperti sekarang, hanya ingin berbicara saja harus berbasa-basi
dulu tapi ia sekarang benar-benar grogi. Entahlah setiap bersama dengan Adel,
lidahnya selalu kelu untuk mengeluarkan kata-katanya. Lana selalu tampak
seperti orang bodoh, detak jantungnya tidak pernah berfungsi dengan normal
bukan karena Lana memiliki kelainan melainkan karena Adel yang ada
didekatnya, itulah mengapa jantungnnya seakan berirama membentuk
orkestra tunggal yang dimainkan oleh ahlinya ketika kulit Lana tanpa sengaja
bersentuhan dengan permukaan kulit Adel, Lana seperti merasakan disengat
oleh beribu volt listrik bertegangannya tinggi. Aneh memang tapi itulah
sesungguhnya yang terjadi, bahkan bukan Cuma Lana, Adelpun ternyata
merasakan hal yang sama “Apa ?“ Adel menyembunyikan rasa gugupnya ketika
Lana memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan , sangat kentara
sekali kalau wajah Adel memerah karena malu telah ditatap sedemikian rupa .
“ Sepertinya aku . . aku menyukaimu . tidak . . tidak . . bahkan lebih , Aku . . aku
mencintaimu “ Adel diam ia berusaha mencerna setiap kata yang Lana ucapkan
”Memang ini terkesan buru-buru atau apalah menurutmu . Yang jelas aku
serius “ Ucap Lana mantap dan dengan penuh keyakinan . Lana menunggu 1
detik . . . 2 detik . . . 3 detik . . . bahkan hampir 30 menit berlalu tapi tidak ada
sepatah katapun yang keluar dari mulut Adel “ Bicaralah jangan diam saja “
Lana berusaha menepis rasa penasan yang telah seenaknya bergelayut manja
diantara hatinya . ‘ Apasih yang akan kau jawab ‘ Lana semakin resah dibuatnya
. Ternyata menunggu jawaban yang tidak pasti rasanya lebih menyeramkan
dibandingkan menonton film horor atau malah melihat penampakan hantunya
secara langsung , sungguh keadaan ini sangat mencekam . Lama sekali Lana
menunggu akhirnya ia merasa jika Adel akan membuka mulutnya tapi detik
selanjutnya Lana harus menelan kekecewaan lantaran bibir plum itu tampak
terkatup rapat malah terkesan semakin rapat seakan iya tidak akan
mengucapkan barang satu patah katapun. Adel memejamkan matanya ,
menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan sebelum ia
benar-benar menjawab pernyataan yang menurutnya sangat sulit karena ini
menyangkut hidupnya , keluarganya bahkan kebahagiaan keluarga Lana .
Adelpun menyerah ia tidak sanggup berbohong lagi bukan kepada siapa?
melainkan membohongi hatinya , pandangannya mengabur karena terlalu
banyak air yang menghalangi penglihatannya. memejamkan mata itulah hal
yang paling tepat dilakukannya sekarang mungkin jika tidak maka dalam kurun
waktu yang tidak terlalu lama akan munsul anak sungai yang baru, masih
dengan mata terpejam ia mulai berbicara karena ia tak sanggup jika harus
menatap manik orang yang telah meluluh lantakan pertahanannya “
Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama” Lana cukup kaget dengan
penuturan Adel ‘apa aku sedang bermimpi ‘ tanya Lana lebih tepatnya kepada
dirinya sendiri . Adelpun berusaha melanjutkan kata-katanya “ jujur dulu
sebenarnya aku mengharapkan dirimulah yang akan datang melamarku , tapi
apa ? kamu bahkan semakin menghindariku setelah kejadian itu “ Celotehnya
sambil tertunduk lesu dan menekannya beberapa kata yang terselip didalam
kalimatnya tersebut .”bukannya kamu yang malah terkesan menjauhiku” Lana
berusaha membela diritapi bukannya menjawab Adel diam sehingga Lana mau
tidak mau mendongakkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang terjadi,
bahu Adel bergetar pertanda bahwa ia tengah menangis. ia menggigit bibirnya
sendiri berusaha untuk meredam suara tangisnya agar tidak meledak , tapi
Lana yang terlanjur mengetahui itu tidak bisa diam saja iapun menarik Adel
didalam pelukannya . Adel menegang atas perlakuan tiba-tiba Lana tapi tak
bisa ia pungkiri bahwa ia sebenarnya merasa hangat dan nyaman didalam
rengkuhan tubuh kekar Lana. Lana merasa kemejanya basah “ keluarkan
semua bebanmu , jika dengan menangis bisa membuatmu tenang maka
lakukanlah “ Ternyata benar benteng pertahanan yang dibuat Adel telah
hancur jika ia sudah bersama dengan Lana bahkan dalam hitungan detik ia
sudak tidak bisa menahan beban dalam hidupnya, tangisan sekarang benar-
benar pecah “tapi kumohon setelah ini jangan ada air mata , aku sakit
melihatmu menangis” . Setelah dirasa tenang Lana mencoba meraih dagu Adel
dengan jari telunjuknya berharap Adel mau menatap matanya , akhirnya Adel
menengadahkan kepalanya iris proxy hazel mereka bertemu , getaran yang
dulu telah kembali itulah yang dirasakan Adel . ia berusaha menatap dalam
kemanik obsidian Lana berusaha mencari kebohongan disana menelisik
kesetiap penjuru manik itu . Tapi hasilnya nihil, yang ia temukan hanyalah
tatapan kaseriusan Lana dengan ucapannya . Setelah hariitu hubungan mereka
seperti sepasang kekasih . Lana sudah menganggap Oki (anak Adelia) sebagai
anaknya sendiri , kakak dari Mela . Bahkan sepertinya Lana lebih menyayangi
Oki dibandingkan Mela yang notabennya adalah anak kandungnya , darah
dagingnya , keturunannya . karena tiada satupun permintaan Oki dan Adel
yang tak ia penuhi walau tidak harus dalam waktu dekat yang terpenting Lana
sudah mencoba untuk memberikan apa yang ia bisa . Sebesar itukah perasaan
Lana kepada Adel lantas bagaimana dengan Lina ? entahlah , apakah yang akan
terjadi selanjutnya.
Suatu hari sang kakak menjodohkan Adel dengan temannya yang
ternyata punya rasa kepada sang adik , lelaki itu adalah seorang dokter muda
jenius , putih , tinggi , rendah hati , ramah , ganteng pula seperti paket komplit
saja . Dokter yang bisa dibilang cukup sukses dengan karinya yang terbilang
singkat jika dilihat dari tahun ia lulus dan bisa dipastikan jika orang yang akan
menjadi pendampingnya kelak akan bahagia dan tidak akan merasa
kekurangan . iapun anak satu-satunya dari orang yang cukup berpengaruh
dirumah sakit yang tengah ia kelola, Baskoro namanya tapi lebih suka dipanggil
dengan nama Bagas sebagai calon pewaris tunggal aset keluarganya ia cukup
disegani karena sifatnya yang tidak pandang bulu terhadap pergaulannya .
malam itu sang kakak telah mengatur kencan buta yang akan dihadiri oleh
Adel dan Bagas tentunya rencana itu tanpa sepengetahuan sang adik , kencan
pertama mereka direstoran yang merupakan tempat favorit Adel dan untuk
pertama kalinya pula sang adik entah kesambet apa yang jelas ia mau menuruti
ajakan kakaknya untuk mengenal sosok lelaki selain Lana . sesungguhnya
begitu berat untuk melakukan semua ini tapi apa boleh buat jika itu adalah
salah satu jalan keluar yang terbaik agar ia bisa melupakan Lana walau hanya
sejenak . kencan pertama berjalan dengan cukup baik walau meninggalkan
kesan berbeda bagi Adel , wanita itu tidak memiliki fill yang lebih kepada Bagas
entahlah kenapa yang jelas memang itu yang ia rasakan atau mungkin karena
yang ada dihati Adel cuman Lana sehingga percuma jika harus memasukkan
nama lelaki lain pasti hatinya akan berontak dan tidak terima karena sudah
disesaki oleh satu nama yang takkan terganti yaitu ‘Lana’. memang perasaan
tidak bisa dipaksakan padahal Bagas telah menaruh hati sejak lama kepada
adik temannya itu pertama kali kenapa ia bisa tertarik kepada Adel karena
melihat koleksi foto-fotonya yang terkesan selalu ceria sehingga tanpa sadar ia
telah jatuh cinta pada tatapan pertama walau harus lewat foto didalam laptop
yang ia pinjam dari kakak Adel . sungguh lucu ceritanya mana ada cinta hadir
dikarenakan tatapan dan efek ceria didalam gambar tapi tidak bisa dipungkiri
itulah kenyataannya tapi apa benar itu cinta atau cuman rasa kekaguman
belaka ? hal itulah yang sedang dipertanyakan oleh Adel setelah mendengar
alasan kenapa lelaki yang sedang duduk berhadapan dengannya itu mudah
sekali mengatakan kata keramat yang memiliki beribu makna ‘Cinta tidak
semudah membuat telur ceplok dan tidak juga sesulit mencampurkan bahan-
bahan kimia untuk dijadikan percobaan agar tidak meledak’ Jika kita berbicara
mengenai satu kata ‘Cinta’ maka tidak akan ada habisnya , Cinta itu sebernya
simple untuk diucapkan tetapi sulit untuk meyakinkannya karena yang
berbicara mengenai cinta yang sesungguhnya bukan hanya mulut tapi fikiran
dan ketulusan hati yang memiliki andil besar dalam menentukan nasib cinta
seseorang lantas apa yang akan terjadi ketika hati selalu berkata ‘iya’ tapi otak
tidak mau meresponnya ? “seyakin itukah bahwa apa yang kamu rasa itu
benar-benar cinta ?” Adel berujar dengan entengnya “aku yakin” saking
siapnya akan pertanyaan tersebut membuat Adel langsung mendengus sebal
“mungkin hanya kagum ketika melihat keceriaan yang terpancar melalui
fotoku” berusaha menyakinkan Bagas bahwa itu bukan cinta tapi sepertinya
sia-sia saja karena Bagas juga tetep kekeh pada pendiriannya “kagum dan cinta
itu berbeda, aku tidak mau menjalani hubungan dengan pondasi kagum
percuma nanti kalau retak tidak akan bisa diperbaiki” mudah-mudahan pak
Dokter ini mau mendengar omongan aku yang sebenarnya adalah sebuah
penolakan tapi aku buat dengan aksen sehalus mungkin agar tidak
meninggalkan bekas maksudnya luka karena sungguh tidak efisien jika harus
melihat lelaki patah hati atau bahkan sampai menangis “kamu tidak perlu
khawatir karena aku akan sungguh-sungguh memperbaiki keretakan itu”
sepertinya Adel ingin bermain-main denganku kita liat saja siapa yang akan
menang dalam perdebatan ini batin Bagas menebak ‘lelaki ini sungguh
menyusakan , apa ia tidak bisa mencerna ucapanku itu’ akhirnya Adel
kehabisan kata-kata untuk meyakinkan yang orang paling menyebalkan
sedunia karena kelemotannya atau memang pura-pura lemot sih, jika terus
dilanjutkan mungkin Adel akan naik darah dan kencan itupun berakhir tidak
sesuai dengan harapan “huft akhirnya nyampe rumah juga” setelah
merilekskan otot-ototnya yang kaku karena hal yang hampir membuatnya
hilang kendali maka pada kencan keduanya Adel sengaja menghindarinya,
seharusnya hari ini ia memiliki janji dengan teman kakaknya itu tapi sekarang
justru ia tengah berduan dengan Lana disebuah warung makan . Bagas yang
sudah sampai ditempat yang sudah disepakati itu akhirnya hanya bisa
menunggu dan menunggu setelah dirasa cukup lama akhirnya ia memutuskan
untuk menelfon Adel tapi tidak pernah diangkat . “siapa yang menelfon del ,
angkat aja” Lana berusaha menegur tapi Adel malah acuh tak acuh “kalau
punya masalah jangan dihindari tapi dihadapi” petuah bijak itu berhasil
membuat Adel buka mulut “tapi aku tidak menyukainya” berusaha tetap
mengontrol emosinya agar tidak meledak ditempat yang tidak semestinya
“jujur saja padanya , apa salahnya jika orang berkata tentang apa yang tidak ia
suka” Lanapun berusaha sabar untuk menuntun Adel agar tidak salah
melangkah “semua itu tidak segampang yang kamu fikirkan” lagi-lagi
handphone Adel bardering tapi kali ini bukan nama Bagas yang muncul
melainkan kakaknya dan untuk kesekian kalinya pula panggilan itu diabaikan
olehnya , Lana hanya bisa menasehati toh selanjutnya Adel sendirilah yang
akan menentukan pilihannya . malamnya setelah Adel sampai rumah ia
langsung disambut dengan tatapan begis sang kakak yang tengah marah besar
kepadanya “kamu tidak kasihan dengan Bagas yang telah jauh-jauh datang dari
luar kota setelah melakukan tugasnya hanya untuk bertemu dengan dirimu ,
kamu sadar itu hah !!!” langsung memaki dan menoyor kepala Adel , sang adik
yang tidak terima justru melawan tidak ada rasa takut sama sekali didalam
dirinya yang ada sekarang justru ia merasa terancaram “aku tidak
menyukainya, lagi pula apa kakak lupa ketika dulu kakak memohon kepadaku
untuk bertemu dengannya. APA KAKAK LUPA !!!!” tidak ada yang bisa melerai
perdebatan antar saudara itu sehingga berlangsung cukup sengit “jika memang
lupa aku akan mengingatkannya , kamu boleh menentukan apa yang akan
kamu lakukan tapi sebelum itu temui dia dulu. Seperti itukan yang kakak
sampaikan padaku” berusaha menirukan suara khas kakaknya walau tidak
berhasil ketika mengingatkan kejadian yang lalu . sang kakak berusaha tenang
“tapi tidak begini juga caranya, kamu kan bisa bicara baik-baik dan memohon
pengertiannya” ucapannya melembut tapi setelah itu sang kakak memilih
untuk mengalah dan pergi dan mengambil tas jinjingnya yang telah ia letakkan
disofa ruang tamu ketika dirinya datang dan jika diteruskan maka tidak akan
ada akhirnya . “Bagas aku minta maaf ya kelakuannya memang seperti itu”
memohon pengertian “.....” diam itulah yang dilakukan orang diseberang sana
tidak ada menyahut sama sekali “maafkan aku, itulah mengapa Adel tidak
pernah awet dalam menjalin hubungan serius karena dia masih kekanakan”
rasa bersalah terus menghantui kakak Adel karena dialah yang berencana
menjodohkan mereka tapi kenapa harus berakhir seperti ini “sudahlah lupakan
, kenapa jadi kamu yang minta maaf. Aku tidak pernah marah sama Adel ”
percakapan itu tiba-tiba berakhir “gimana nih, pasti Bagas marah tapi karena
tidak enak makannya ia berbicara seperti itu. Adeeeel kamu itu huft , sabar-
sabar ini tidak sepenuhnya salah adik tidak tau diri itu” ngedumel itulah yang
hanya dilakukan oleh kakak Adelia. ‘Liat saja del apa yang akan aku lakukan
untukmu’ senyuman itu , senyuman yang terkesan misterius ditunjukkan oleh
orang yang telah memutuskan sambungannya dengan Tita kakaknya Adel , dia
adalah Baskoro . apakah yang direncanakan Bagas kepada Adel ? .
“Niki boleh minta tolong aku sekarang ada di Bandung . tapi aku sama
sekali tidak mengenal kota ini, aku tau kamu punya banyak koneksi maka aku
menghubungimu karena kamu satu-satunya orang yang bisa aku andalkan
sekarang ” suara sambungan telfon itu menggema diruang serba pink milik Niki
. Niki yang ternyata baru bangun tidur hanya bisa mendengarkan tanpa ada
respon apapun “Halo ,Nik kamu masih disana kan ?” Adel mendengus kesal
karena dari tadi ia seperti bicara sendiri “huammmp . . . ini siapa ya?” Niki
menguap dengan tidak sopan dan menambah tingkat kejengkelang orang
diseberang sana “kamu baru bangun ?? ia ampun Niki kalau kamu seperti ini
terus kapan ada lelaki yang mau sama kamu?” . ’eh’ Niki baru sadar setelah
orang seberang marah-marah gak jelas ‘nenek bawel kah’ ia pun langsung
memeriksa layar telephone genggamnya dan manggut-manggut “bisa kamu
ulangi?” tanpa rasa bersalah Niki menyampaikan hal yang memang tidak jelas
menurutnya “huft . . . sabar Adel sabar” orang seberang bergumam dengan
nada yang cukup menggelikan sampai-sampai Niki menahan tawanya “intinya ,
apa kamu punya relasi dibandung?” hening diantara percakapan dua orang itu
karena ternyata Adel menunggu Niki berpikir “Ada ko del, tenang aja . aku
kirimin kamu nomornya agar lebih mudah. Oia namanya Rendra” . Niki merasa
telah mendapatkan suntikan semangat, terlalu senang dengan permintaan
Adel. itu berarti ia mempunyai alasan untuk berhubungan kembali dengan
teman lamanya , sekaligus cinta pertamanya . Niki menyukai Rendra bahkan
semenjak duduk dibangku sekolah menengah pertama (smp) . ia sama sekali
tidak peduli jika Rendra hanya menganggapnya teman toh Cinta dalam hati itu
tidak ada salahnya kan , dan Rendrapun tidak pernah marah selagi tidak ada
masalah diantara kita. ‘Hahhaa senangnya membayangkan kata KITA terucap
diantara aku dan Rendra’ Niki masih melambung dialam yang hanya bisa ia
sendiri yang masuk .Tiba-tiba wajah Niki berubah murung berusaha tetap
tersenyum walau garis simetrislah yang tampak . Entahlah namanya juga
perasaan , siapa sih yang mau seperti ini . tidak pernah dianggap pasti sakit
rasanya . Niki merekomendasikan Rendra bukan tanpa sebab soalnya memang
hanya dia satu-satunya teman yang Niki punya di Bandung . ‘Rasanya seperti
mimpi yang menguap diudara ketika membicarakan-nya’ lagi-lagi Niki senyum-
senyum sendiri. Adelia adalah sahabatku sejak masuk SMA , aku tidak mungkin
meninggalkannya dengan orang yang salah . Adel sudah tau kalau ia menyukai
seorang lelaki bernama Rendra tapi sayangnya ia tidak pernah punya
kesempatan untuk mengenalkannya secara langsung kepada Adel . Setelah hari
itu berlalu entah perasaan Niki saja atau benar terjadi, Niki melihat Rendra dan
Adel pergi bersama . Awalnya Niki selalu membuang pikiran negatif tentang
mereka tapi setelah diperhatikan semakin lama mereka semakin dekat .
kedekatan merekapun bisa dibilang tidak wajar, Niki sampai dibuat geram
dengan kelakuan mereka berdua ‘ apa Adel tidak tau kalau Rendra yang aku
kenalkan padanya adalah Rendra yang sama dengan yang selalu aku ceritakan
tempo hari’ Air bening itu sukses terjun bebas dari iris hazel Niki . ‘ teman
makan teman’ itulah anggapan Niki kepada Adel . Lana akhir-akhir ini tampak
murung memikirkan kedekatan Adel dan Rendra , sepertinya Lana mempunyai
tingkat kegalauan yang sama dengan Niki atau bahkan lebih, mereka sendirilah
yang dapat merasakan . Tapi Lagi-lagi Lana terlalu pintar menutupi
perasaannya , hebat sekalikan Lana berbeda sekali dengan Niki yang akan
langsung menghindari mereka “del jangan pernah tutup matamu” gumaman
Lana mencoba mamancing Adel agar mengerti “apa maksudmu?” Adel
mendelik tidak suka akan pertanaan yang secara tiba-tiba dilontarkan oleh
Lana karena ia merasakan sebuah firasatnya tidak enak. Lana berusaha
bersikap sewajarnya sebelum ia mengumpulkan kekuatan untuk mengutarakan
maksud sebenarnya karena ia tau sebentar lagi pasti akan terjadi pertengkaran
antara dirinya dengan Adel “kamu tidak memperhatikan Niki ?” Adel hanya
mengernyit haren dengan pertanyaan Lana ‘ini bukan Lana’ Adel berkata
dalam hati lalu dimana Lana yang dimaksud Adel ‘aku tau kamu tidak
mengenali aku sekarang, bahkan bukan cuman kamu aku sendiripun demikian’
seakan hati mereka memiliki sebuah ikatan yang bisa membuat percakapan
tanpa suara “Niki berubah setelah kamu dekat dengan RENDRA” Lana sengaja
membuat penekanan dikata terakhirnya dan seakan Lana bisa membaca
pikiran Adel yang masih bingung dengan topik yang sedang ia bahas sekarang
“kamu bingung ? apa kamu tidak peka ?” pertanyaan Lana seakan menampar
Adel , ‘apa Rendra ini adalah cinta monyet yang selalu Niki ceritakan?’ ia
berusaha membuang pemikiran yang secara tiba-tiba lewat diotaknya “Ya , Niki
mencintai Rendra” Lana tertunduk ia tidak pernah mau menyaksikan
keterpurukan Adel karena ia tahu Adel sudah memiliki perasaan lain kepada
Rendra ‘Tidak mungkin’ Adel shock bagaimana tidak karena ia baru menyadari
kenyataan ini. Tiba-tiba ide gilanya muncul ia tidak akan sanggup lagi jika harus
kehilangan orang yang bisa membuatnya nyaman selain Lana “Rendra sukanya
sama aku bukan sama Niki” dengan entengnya Adel mengucapkan kata-kata
yang tidak seharusnya keluar dari mulut cantiknya itu , memang benar
perkataan orang yang bilang kalau mulutmu adalah harimaumu atau lidah
adalah pedang yang paling tajam . Mereka tidak ada yang menyadari bahwa
sedari tadi ada yang menyaksikan pertengkaran itu , Niki berdiri tidak jauh dari
sana ia hanya bisa membekap mulutnya dengan tangan kanan sedangkan
tangan kirinya ia gunakan untuk menenteng makanan yang awalnya ia sengaja
buat untuk Adel agar bisa lebih santai mengobrol dan mengorek sejauh mana
hubungan Adel dan Rendra tapi hal itu tidak perlu lagi ia lakukan karena ia
bahkan sudah mendengar dengan jelas apa yang Adel ucapkan barusan , ia
shock setengah mati, tidak pernah menyangka sahabatnya akan berkhianat
sejauh ini. sudah pasti Niki berharap kalau dulu ia tidak pernah memberikan
nomor Rendra pasti tidak akan seperti sekarang, bahkan ia sampai berpesan
kepada Rendra untuk menjaga Adel. Rendra memang menjaganya bahkan
sangat melindunginya , memang penyesalan selalu ada diakhir. Adel stres ia
rela kehilangan sahabat asal tidak dengan Rendra , karena jika Rendra pergi
atau Adelberpura-pura mengikhlaskan Rendra untuk Niki maka bisa dipastikan
semua akan kembali berantakan sudah dipastikan ia akan selalu menerima
uluran tangan Lana , bukannya ia sombong karena tidak mau menerima
bantuan Lana tapi jika ia terus bersama dengan Lana maka semakin kecil
kemungkinan bahwa Adel akan melepaskan Lana begitu saja . Adel masih
waras karena tidak ingin menghancurkan kehidupan rumah tangga Lana , ia
cukup tau diri makannya ia rela dibenci Niki hanya untuk Lana . “kenapa kamu
begitu egois, Niki sahabat kamu . kamupun tau lika-liku perjalanan percintaan
Niki Bahkan kamu sendiri yang selalu menyuruh Niki untuk segera menikah tapi
apa , kamu lah yang secara tidak langsung telah menghancurkan hatinya .
sahabat macam apa ka . . .” belum selesai Lana berbicara Adel sudah
menyelanya “CUKUP !!! . aku capek . . Aku capek mendengar ocehan gilamu
itu. aku pikir selama ini kamu telah mengenalku tapi dengan adanya kejadian
hari ini telah membuktikan bahwa kamu sama sekali tidak tau apa-apa tentang
diriku” satu hal dari sifat Adel yang tidak bisa ditolerir yaitu sifat keras kepala
tingkat akutnya, yang selalu membuatLana kewalahan. Tidak mau ambil pusing
Lana akhirnya mengalah dan mengakhiriperdebatan sengit yang sedang terjadi
jika tidak, mungkin pertengkaran itu tidak ada habisnya . malam telah berganti
pagi Lana berencana mengajak Adel jalan-jalan dan iapun ingin meminta maaf
perihal kejadian kemarin , memang bukan sepenuhnya kesalahan Lana tapi ia
sangat tahu watak dari Adel yang enggan untuk sekedar meminta maaf duluan
makannya ia berinisiatif seperti itu . Lana sangat tidak bisa jika sehari saja tidak
mendengar suara Adel . Dilain tempat “aku ketoilet dulu ya” lawan
bicaranyapun hanya mengangguk . tidak lama setelah itu hanphone yang
berada diatas meja berdering mengeluarkan suara merdu dari seorang
penyanyi solo keluaran dari ajang pencarian bakat X-FACTOR indonesia
pertama, siapa lagi kalau bukan Fatin Shidqia Lubis. Bahkan lagu ini baru saja
meledak pasti sulit untuk mencarinya , berbeda dengan wanita ini ia bahkan
rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan tanda tangan dan lagu
terbaru dari Fatin dan ketika lagu tersebut bersenandung itu berarti
menandakan ada sebuah panggilan masuk “Fatinistik sejati rupanya” lelaki itu
tidak beranimengambil apalagimengangkatsebuah panggilan dari handphone
teman terdekatnya sekalipun karena menurutnya itu termasuk kedalam privasi
seseorang dan tidak boleh diganggu gugat . Benda itu tidak mau berhenti jika
belum ada yang menyentuh dan mengklik tombol yang ada disana, membuat
keadaan gaduh untuk sementara Karena penasaran akhirnya lelaki yang tengah
duduk manis dengan menikmati secangkir mocca caramel late uring-uringan
’del kamu lama banget sih’ gerutuan lelaki itu ‘seakan toilet ada diujung dunia
saja, sampai-sampai Adel seperti liliput yang nyasar. Atau memang Adellah
yang jalannya seperti siput’ semakin jengkel sampa-sampai lelaki itu tanpa
sadar ngedumel tidak jelas . ternyata bukan hanya lelaki itu saja yang terusik
dengan suara merdu yang keluar dari ponsel pintar seseorang yang ternyata
adalah Adel “mas tolong angkat saja disini kami sedang berusaha relax bukan
mau karokean” karena sekarang ia sedang berada dikafe yang memang
menyuguhkan suasana yang membuat siapa saja yang berkunjung merasakan
kenyamanan karena memang itulah tujuannya. suasana yang romantis, kesan
lampu remang-remang yang terpasang serta interior dan eksterior dari kafe ini
, belum lagi lilin aroma terapi yang sengaja dipasang disetiap sudut kafe dan
satu lagi disini memang dilarang untuk berisik karena tempat ini sangat sunyi .
dikafe ini pun menyediakan tempat lulur khusus , hanya untuk orang-orang
yang rela merogoh kocek sedikit lebih dalam untuk menikmati suasananya.
semua ini menambah nilai plus tersendiri mungkin untuk orang baru dia pasti
enggan untuk menginjakkan kakinya dikafe seperti ini karena apa ? Dari depan
tempat ini terlihat sangat sepi bahkan seperti tempat yang tidak berpenghuni
karena konsep yang disuguhkan disini sangat tidak mencerminkan adanya
kehidupan . serta mayoritas yang datang ke kafe ini pun orang-orang yang
tengah mengalami kepenatan entah dalam pekerjaan maupun pribadinya jelas
sekali terlihat dari wajah mereka yang suntuk. akhirnya lelaki itu mengangkat
panggilan tersebut Hanya tatapan kosong yang ada setelah handphone itu ada
digenggaman tangannya , ia menekan tombol untuk menerima telfon itu tapi
baru saja handphone itu sampai ditelinganya, sambungan langsung terputus
‘mungkin sang penelfon lelah menunggu’ begitulah pemikiran positif yang ia
punya. Sms dari nomor yang sama dari sang penelfon beberapa waktu lalu,
tanpa sengaja ia menekan tombol untuk membacanya ‘del bisakah kita
bertemu ditempat biasa?’ Rahang lelaki itu tampak mengeras dadanya sesak
mengetahui kenyataan yang baru saja ia ketahui ’tempat biasa? Apakah Adel
sering bertemu dengannnya? Dan siapa dia ?’ Adel yang baru datang dan
melihat perubahan pada air muka Rendra “Ren kamu kenapa?” .”tolong
hubungi nomor ini, bilang padanya kalau aku ingin bertemu” Rendra setengah
berteriak nafasnya setengah memburu . Awalnya Adel bingung karena ia
sendiri tidak tau masalahnya apa tapi setelah Rendra menyerahkan handphone
miliknya Adel kaget karena dua hal . pertama Rendra tidak pernah semarah ini
sebelumnya, kedua kalau ia ingat-ingat ini adalah nomor Lana ‘apa yang ingin
Lana bicarakan?’ . Adelpun menghubungi Lana memintanya menemui Rendra
dan Lana langsung menyanggupi undangan Rendra tidak ada sejarahnya
seorang Lana takut , ia bahkan sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Mereka telah menentukan dimana tempat yang pas untuk bertemu yaitu
dirumah makan sederhana yang ada dipinggir jalan dekat dengan kantor Lana
sekarang . Adel memaksa untuk ikut karena ia tidak mau kalau sampai terjadi
hal-hal yang tidak ia diinginkan ”jujur, aku memang mencintai Adel . Tapi kau
harus tau bahwa aku ini sudah berkeluarga, dan aku mengerti dimana posisiku
sekarang” ujar Lana to the poin . setelah pernyataan panjang itu terungkap
akhirnya mereka memutuskan untuk makan tapi sebenarnya Adel lah yang
memaksa mereka untuk menyudahi percakapan yang dianggap tidak akan ada
ujungnya jika lau tidak ada yang menengahi dan jelas sekali perbincangan itu
mengganggu suasana hatinya , kedua lelaki ini memperdebat masalah yang
menurutnya tidak penting . Rendra sengaja memesankan ayam bakar yang
merupakan makanan kesukaan Adel agar Lana tau bahwa ia lebih mengenal
Adel dari pada Lana itu sendiri, Sementara Lana hanya memesan mie goreng
pedas. tidak ada yang menyangka kalau Adel akan berpindah tempat duduk
disebelah Lana merekapun semakin dibuat tercegang bukan hanya
dikarenakan kepindahan Adel tapi juga karena ia serta merta ikut menyantap
mie goreng Lana tanpa rasa bersalah sedikitpun “Del, ini Ayamnya. Bukankah
ini adalah makanan favorit kamu?” bujuk Rendra kepada Adel yang masih asik
menyantap makanan itu “memang benar, tapi kali ini aku maunya Mie goreng
punya Lana” Adel itu polos atau bagaimana sih , jelas-jelas lelaki didepannya
itu sedang cemburu berat malah sekarang ditambah masalah yang baru . Jelas
sekali terlihat perubahan raut wajah Rendra yang tampak merah padam
menahan amarah yang sudah diujung tanduk. Mereka pulang kerumah masing-
masing , tapi sebelum itu Rendra berniat mengantarkan Adel pulang terlebih
dahulu ketika didalam mobil tidak ada yang mau memulai percakapan, tapi
ditengah perjalanan itu terjadi pertengkaran hebat diantara mereka . setelah
Adel sampai didepan rumahnya ia langsung meninggalkan Rendra dan
membanting pintu mobil dengan kasar ‘siapa dia suami aja masih calon ko
sudah berani ngatur-ngatur’. Ditengah perjalanan Rendra masih kalut karena
emosinya yang semakin meluap-luap , ia memukul stir mobil dengan geram
tidak memperdulikan rasa sakit yang ada ditangannya karena ia sedang
merasakan sakit dihati yang teramat dalam ‘apakah cinta sesakit ini? Apa ini
adalah karma karena aku sudah menyakiti hati Niki’ . beberapa hari setelah Niki
menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Adel telah menghianatinya
fikirannya buntu iapun bertindak dengan gegabah dengan mendatangi Rendra
dan berniat menyampaikan perasaannya tapi apa yang ia dapat ,
penghinaankah atau mungkin pelecehan ”aku tau kamu menyukaiku dari dulu
tapi aku sudah menjatuhkan pilihanku sendiri . awalnya aku berniat
memberimu kesempatan tapi setelah bertemu dengan Adel semuanya
berubah, aku memilih dia. Maaf”. Amarah Niki langsung memuncak ‘aku
ditolak karena sahabat yang kurang ajar itu. apakah wanita seperti itu masih
bisa dikatakan sebagai sahabat setelah apa yang dilakukannya padaku,ckck’
seringaian mengerikan itu muncul untuk kesekian kalinya “dia itu penghianat !!
aku telah melakukan kesalahan terbesar dengan mengenalkanmu padanya”
Rendra tidak terima jika Niki menjelek-jelekkan Adel didepannya . siapasih yang
rela pujaan hatinya dikata-katai seperti itu, tentu tidak akan ada termasuk
Rendra . iapun langsung mencengkram bahu Niki cukup kuat hingga membuat
Niki meringis dan bisa dipastikan setelah itu bahunya pasti lebam “untuk itu
aku sungguh-sungguh berterima kasih padamu karena hal yang telah kamu
sebutkan tadi tapi yang jelas ia tidak seperti dirimu yang tidak pernah berani
mengungkapkan perasaannya sendiri, bahkan kamu sekarang datang seakan
sedang mengemis cinta padaku. kasihan sekali Adel yang telah memilih kamu
sebagai sahabatnya” Rendra mengeluarkan senyuman evilnya , Niki tidak
mampu berucap apapun ia hanya bisa menangis diperlakukan seperti ini tidak
ada yang mau membelanya “kamu bahkan lebih hina dari pada Adel” kalimat
yang tidak cukup panjang itu sukses menyadarkan Niki kalau ia telah salah
menilai seorang Rendra . ’apa aku terlalu kasar pada Niki? Aku harus kesana iya
aku harus, aku harus minta maaf padanya’ Rendra memutar arah dan melaju
dengan kecepan tinggi, ia sama sekali tidak menyadari dengan apa yang akan
terjadi karena masih asik meresapi hidupnya. ”awas!! . . .” teriakan hisrteris
para pengguna jalan tidak mampu menyadarkan sang pengemudi yang sedang
kalap , Rendra seakan menutup telinganya tak mengindahkan teriakan diluar
sana karena didalam pikirannya sekarang ia harus meminta maaf kepada Niki
“Aaaaaa . . . .” teriaknya ketika menyadari keadaan yang seakan tidak ada
kemungkinan lagi untuk menghindar . Rendra melihat mobil dari arah yang
berlawanan dengan kecepatan diatas rata-rata. mobilnya sedikit oleng
Akhirnya iapun membanting stir dan menabrak pembatas jalas , kecelakaan
naas itupun tidak terelakkan bau anyir langsung menyuak ketika pintu mobil
dibuka oleh warga sekitar tempat kecelakaan itu berlangsung . “apa anda
mengenal pemilik handphoneini?” panikorang disambungan “ia, anda siapa?”
Adel mencoba waspada ‘jelas sekali bahwa ini bukan suara rendra’ berusaha
bersikap wajar dan tenang. “tidak penting siapa saya , yang jelas pemilik
handphone ini sekarang sedang ada dirumah sakit harapan cinta” . ”Apa yang
terjadi?” . ”lebih baik anda segera datang kesini , nanti saya jelaskan kronologis
ceritanya ketika anda sudah sampai nanti”. Adel tidak bisa berfikir jernih yang
ada didalam benaknya sekarang adalah keadaan Rendra. Adel langsung
menghubungi Lana untuk mengantarnya kerumah sakit , sesampainya disana
Adel langsung memburu pertanyaan kearah meja resepsionis .’sepenting
itukah Rendra untukmu?’ Lana terus memperhatikan gerak-gerik Adel yang
menurutnya terlalu over. Adel langsung mengikuti petunjuk dari sang
resepsionis tempatnya tidak lain adalah UGD , nafasnya terenga-engah ketika
ia sampai disana . iapun melihat orang asing tengah berdiri cemas didepan
ruang rawat Rendra ‘kenapa kepalanya diperban?’ apakah dia yang tadi
menghubungiku .”saya korban daripasien ini , tapi hanya luka ringan yang saya
dapat . tidak dengan masnya” wanita ini tertunduk ia tidak bisa melanjutkan
kata-katanya “Dia telah kembali kepada sang pencipta” wanita itu semakin
menunduk , suaranyapun sangat kecil tapi karena posisi mereka yand sangat
dekat akhirnya suara itu masuk ke indra pendengaran Adel dan Lana. Adel
Menangis meraung mengetahui kenyataan bahwa Rendra calon suaminya
telah meninggal. hati Lana langsung terenyuh karena ia tidak bisa melihat Adel
dalam keadaan rapuh, kurengkuh tubuh mungilnya itu lalu kusandarkan
kepalanya pada dada bidangku semakin lama Adel semakin terisak . Lana sadar
sangat sadar malah atas apa yang sedang dilakukannya iapun yang semakin
mengeratkan kembali pelukan yang sempat mengendur kejadian itupun
berlangsung secara berulang-ulang karena ia takut Adel kehabisan nafas dan
Lana tidak ingin Adel bernasib sama seperti Renda cuman karena sesak nafas.
Niki datang ia menatap sinis kearah kami , dia memang telah berubah
semenjak Adel mengakui status hubungannya bersama Rendra secara terang-
terangan, mungkin Niki kecewa. Tapi apa boleh buat Lanapun sudah memberi
wejangan untuk Adel sayangnya Adel tidak pernah mengubrisnya sama sekali
.’Rendra meninggal’ Lana masih tidak percaya dengan semua ini ‘apa Adel
memang ditakdirkan untukku’ khayalan Lana melambung tinggi diangkasa. Niki
awalnya enggan untuk datang karena ia masih kecewa dengan Adel dan
Rendra tapi sejujurnya ia masih sangat mencintai Rendra meskipun
perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan . karena kecelakaan itu nyawa
Rendra melayang , Adel meruntuki dirinya sendiri kenapa ia tidak bisa
mengontrol emosinya waktu itu bahkan ia mengatakan masih mencintai Lana
“pembunuh” itulah kata yang terlontar dari mulut manis Niki untuk Adelia dan
itu semua mempu membuat Adel semakin Down, ia lemas seketika kalau saja
Lana tidak menopang berat tubuhnya mungkin sekarang ia sudah merosot
kebawah karena kaki yang ia gunakan seakan mati rasa.”cukup Nik !!, ini
kecelakaan” Lana berusaha membela Adel “Aish, kamu membelanya. Apa yang
sebenarnya perempuan pembawa sial ini lakukan kepada kalian semua hah
sampai-sampai semua lelaki tampak bertekuk lutut kepadanya. Main dukun
kah” Niki semakin tersulut api amarah , ia menyeringai menampakkan
senyuman yang paling mengerikan yang ia punya. setelah kejadian yang
sepertinya tidak akan lagi menyebut dirinya dan Niki serta Adel adalah sahabat
, semua kenangan bertahun-tahun lenyap begitu saja hanya karena masalah ini
. andai waktu bisa diulang pasti tidak akan ada penyesalan . saat pemakaman
Rendra Niki hadir diposisi paling depan besertaanggota keluarga Rendra
sedangkan Adel dan Lana ada dibelakang , ketika penziarah telah pergi tiba-
tiba polisi datang dan mengungkapkan bahwa kecelakaan yang terjadi pada
Rendra bukan kecelakaan biasa tetapi merupakan kesengajaan artinya
memang ada orang yang sengaja membunuhnya “siapa yang tega melakukan
ini” tangis ibu Rendra semakin menjadi “aku merasa Rendra tidak memiliki
musuh” Niki tampak menerawang “pak polisi bisa anda jelaskan lebih rinci?”
ayah Rendra mencoba tenang “kami belum tahu motif dari pembunuhan ini
tapi sang pelaku juga sedang dalam penyelidikan” polisi itu menjelaskan , Adel
yang mengetahui kenyataan itu tampak kaget dan semakin mencekam kemeja
Lana . Lana yang mengerti kondisinya langsung berinisiatif untuk membawa
Adel pulang “berarti dia buronan?” pertanyaan itu terlontar dari mulut Niki
tapi masih bisa didengar oleh Lana dan Adel .
Adel sedikit risih dengan gunjingan para tetangga yang menyebut dirinya
sebagai ‘perusak rumah tangga orang’ sungguh sakit rasanya siapapun yang
merasakan hal seperti itu. cemoohan, cibiran, caci maki dan perkataan orang
terhadapnya ingin sekali ia anggap sebagai angin lalu tapi lagi-lagi kata bijak
Lana keluar “anggaplah sebagai amplas walaupun awalnya sakit tapi lama-
kelamaan akan indah dan bernilai tinggi, seperti kayu walaupun amplas
mengikis, mengoyak dan sedikit menghabiskan kayu itu tapi pada akhirnya
akan menjadi kayu dengan kualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi” Adel
terdiam sebelum ia memberanikan diri untuk sekedar membuka suara ”Lan,
aku butuh kepastian darimu, kita sudah menjalin hubungan ini cukup lama.
Tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda bahwa kamu serius dengan hubungan
ini. Tiga tahun lan, tidaklah sebentar. aku sudah capek dicap sebagai
selingkuhanmu terus” Adel mengeluarkan segala isi hati yang selama ini ia
pendam dan selalu mengganggu kinerja otaknya. ”aku tidak bisa meninggalkan
keluargaku. Kalau kamu mau dimadu ya aku tidak masalah” Lanapun sama
mulai angkat bicara mengenai keresahannya. “kau gila . . aku . . aaku bercerai
dipernikahan kedua karena diduakan dan sekarang kamu dengan gampangnya
memintaku untuk melakukan hal yang sama. Tidak akan !!” ia berteriak seakan
Lana ini tuli “pokoknya aku ingin hubungan ini diperjelas. Kau harus
menceraikan ISTRIMU” Adel melanjutkan kalimatnya sambil menekankan kata
terakhirnya . Satu minggu berlalu setelah pertengkaran hebatnya dengan Adel .
Lana tidak pernah bertemu dengan Adel, ia selalu meratapi kisah cintanya yang
terbilang rumit sebenarnya bukan kisah cinta tapi pilihan hatinya lah yang
kacau, Lana mencintai Adel tapi ia tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya
begitu saja. Lina yang tak lain adalah istri sah darinya selalu menemani kala ia
tengah terpuruk dulu, ‘apa aku mulai mencintainya’ Tidak bisa dipungkiri
sedikit-demi sedikit sebenarnya Lana mulai menaruh nama Lina disudut
tersembunyi didalam hatinya hanya saja ia masih kekeh mempertahankan
nama Adel agar tidak hilang dan mengurung hati yang sesungguhnya . Selama
satu minggu Lana selalu uring-uringan entah dirumah ataupun dikantornya
bahkan selama itu pula ia seakan sedang berpuasa selama 1 minggu full ia
tidak makan nasi, sang istri sampai khawatir dengan keadaan suaminya yang
cukup mengenaskan . Lina sering membujuk Lana untuk menceritakan
masalahnya tapi tak satupun pertanyaan yang dilontarkan Lina ditanggapi oleh
Lana. Miris memang tapi seperti itulah kehidupan rumah tangganya, sudah
bertahun-tahun hubungan itu tetap monoton tidak ada perubahan tapi
sesungguhnya Lana adalah sosok lelaki yang baik dan bertanggung jawab
kepada keluarganya itulah anggapan Lina karena ia tidak pernah meninggalkan
tanggung jawabnya untuk sekedar menafkahi istri dan anaknya, iapun sangat
menyayangi ibunya . Lina berpendapat bahwa lelaki yang sangat menghormati
ibu berarti ia bisa menghargai wanita dengan baik sebagai istrinya sungguh ia
sangat bersyukur mengenai masalah itu . Lina sebenarnya sedikit ragu pada
Lana , selama ini ucapan lelaki itu mamang selalu bisa membuatnya percaya
tapi entahlah keraguan itu muncul manakala ia mendengar orang sekitar
membicarakan Lana yang telah memiliki 2 istri, hatinya seakan tersayat-sayat
dengan pisau tumpul yang semakin menambah rasa sakitnya menjadi berkali-
kali lipat dari sebelumnya karena pisau tumpul menggores lukanya secara
perlahan-lahan berbeda dengan pisau tajam yang akan langsung membuat luka
. Lina selalu berusaha menangkis anggapan-anggapan buruk tentang Lana
karena Lina mencintai Lana sangat-sangat mencintainya malah sejak
pandangan pertama ketika Lana melamar Lina memang tidak ada kesan
romantisdidalamnya tapi ketegasan Lana itulah yang paling disukai Lina, hal itu
tidak akan pernah terlupakan begitu saja dari memori Lina. Lana menghubungi
Adel ‘sepertinya kita harus menurunkan intensitas pertemuan ini. Aku cuman
mau tau sampai kapan kita sanggup untuk dipisahkan’ begitulah penuturan
Lana, ia mencoba merealisasikan ide yang tiba-tiba terlintas diotaknya ‘mudah-
mudahan berhasil’ semenjak keputusannya itu ia lebih sering menghabiskan
waktunya bersama keluarga . otaknya selalu memerintahkan dirinya untuk
segera menemui Adelia tapi seluruh organ tubuhnya tidak mau bergerak
sesentipun untuk pergi dari tempat itu selalu seperti ini sampai ia merasa kalau
badanya memang ada dirumah tapiraganya telah hanyut bersama wanita yang
bersemayam dihatinya . kurang lebih satu bulan lamanya Adel dan Lana tidak
berhubungan , terkadang Adel berusaha menghubungi duluan tapi selalu
direject. Smspun tidak pernah dibalas tapi setelah itu tampaknya Lanapun
sudah tidak kuat untuk berpisah dengan Adel akhirnya hubungan terlarang
itupun berlanjut lagi . Adelpun pergi mendatangi Lana dan selalu berusaha
tidak pernah menyerah untuk bisa memiliki Lana “oke ini keputusanku jangan
merengek seperti anak kecil, aku tidak suka” Lana benci ketika mendengar
rengekan Adel mengenai status hubungannya “aku akan menikahimu. Puas !!”
Adel tersenyum senang akan keputusan Lana tersebut dan langsung loncat-
loncat tidak jelas dan kakinya terpeleset mengakibatkan Adel terjatuh dan
langsung menutup matanya ‘ko aku gak merasa sakit ya’ masih dengan kondisi
mata yang tertutup “hei , sampai kapan kamu mau berada diatasku” sedikit
dilantangkan suaranya , Adelpun langsung tersadar bahwa ia telah menimpa
Lana akhirnya ia bangun dan membantu lelaki yang tadi telah menjadi
bantalannya agar tidak sakit “inilah yang sebenarnya aku tunggu dari dulu”
tersenyum menampilakan gigi putihnya . seorang lelaki misterius menghubungi
Lina ia mencoba untuk memanas-manasi agar Lina cemburu dan memprotect
Lana agar tidak bisa keluar sembarangan dan melarang hubungan Adel dan
Lana tapi apa yang malah terjadi sungguh diluar dugaan ternyata Lina tidak
percaya dengan semua yang diucapkan sang penelfon misterius, ia
beranggapan bahwa orang yang sedang berbicara kepadanya sekarang adalah
orang yang ingin membuat rumah tangganya hancur . walau sebenarnya
semua penuturan yang diberikan adalah logis tetapi ia teringat ucapan
neneknya bahwa ‘jangan mudah mempercayai omongan orang karena belum
tentu apa yang disampaikannya itu benar’ . sang penelfon mulai frustasi
berbagai macam cara ia lakukan untuk meyakikankan istri Lana dengan semua
ucapannya tapi sia-sia didalam hatinya ia salut jarang ada wanita seperti ini
‘percaya sepenuhnya dengan apa yang suaminya lakukan’ sehingga ia
sendiripun menbanting setir dari yang tadinya menyukai Adel banhkan sampai
terobsesi untuk memiliki tapi sekarang ia mulai menyukai Lina . ia bersumpah
akan mendapatkan Lina bagaimanapun caranya harus ia milikinya dan
semanjak saat itu ia selalu mengganggu Lina ‘betapa beruntugnya kamu Lana
dikelilingi oleh wanita-wanita cantik setidaknya bagilah aku satu, jangan tamak
semua ingin kamu miliki’ melalui senyuman iblisnya ia berucap seolah-olah
akan menang dalam pertempurannya merebut wanita-wanita Lana.
10 tahun lamanya hubungan itu terjalin dan selama itupula Lana selalu
berusaha adil kepada keluarganya . suatu hariteman Lana yang bernama Nandi
bilang ia pindah tempat kerja yaitu dikantor yang sama dengan Adel “Adel
meminta bantuan kepadaku, apa boleh?” Nandi meminta izin kepada Lana
dengan sungkan karena tidak mau temannya salah faham dan berfikiran yang
tidak-tidak terhadapnya sungguh niatnya saat itu hanya ingin membantu tidak
lebih tapi apapun yang menunggu mereka didepan sana semuanya sudah ada
yang mengatur sehingga Lanapun hanya bisa meng-iyakan saja . awalnya
hubungan itu sebatas rekan kerja saling membantu tapi seakan takdir sedang
mempermainkan hubungan pertemanan mereka ada saja masalah yang datang
tapi jika hidup tidak memiliki tantangan berarti akan terasa hambar seperti
masakan kekurangan bumbu “sekarang Nandi ada dirumah untuk membantu
aku tidak apa-apakan?” Adel meminta tanggapan Lana ketika lelaki itu
menelfonnya , hari-hariberlalu begitu saja Adel tau posisinya disini sebagai apa
karena ia tau betul bahkan terlalu sadar dengan apa yang ia jalani yaitu dekat
dengan dua orang lelaki yang telah beristri tapi sungguh ia nyaman dengan
keduanya lalu apa jalan yang harus ia ambil ? . seiring berjalannya waktu
seperti ada yang tidak beres dengan mereka . Lana cukup mengenal temannya
yang bernama Nandi , ia adalah orang yang perhitungan alias pelit tapi kenapa
jika bersama dengan Adel ia selalu rela mengeluarkan uang dengan cuma-
cuma . apalagi hampir setiap hari , setiap ada waktu luang Nandi selalu main
kerumah Adel dan tidak pernah absen untuk membawakan buah tangan untuk
Adel dan anaknya. Hal itu semakin menambah praduga-praduga Lana ‘apa
hubungan mereka sebenarnya ?, kenapa sepertinya ada yang ditutupi dariku’
mencoba untuk percaya tapi tidak bisa . Malam telah datang menampakkan
bulan dan bintang yang menemani kegelapan dari kesunyian dengan sinarnya ,
binatang malampun tak urung ikut bergabung menyambut datangnya hari ini .
Lana tengah memperhatikan lampu yang sengaja dipasang disepanjang jalan
kerlap-kerlip ‘indah’ kata yang cocok untuk mewakili kekaguman Lana,
lamunannya buyar ketika ia mendapatkan telfon yang ternyata dariAdelia yang
memberi tahu kalau Oki sakit dan meminta tolong untuk mengantarkan
mereka kerumah sakit “sakit apa?” Lana bertanya dengan kepanikan yang ia
punya “demam” Adel menjawab dengan nada yang terdengar lebih khawatir
suaranyapun bergetar yang merupakan kecemasan yang hanya dimiliki oleh
seorang ibu . didalam sebuah mobil susunan tempat duduk yang biasanya Adel
ada ditengah antara Lana dan Oki, tapi hari ini berbeda ketika Adel hendak
memasuki mobil dijok belakang ada yang mengintrupsi kegiatannya “bunda
didepan aja biar paman sama Oki dibelakang” Adel tertegun sejenak untuk
mencerna ucapan anaknya, hingga sebuah deheman mengembalikannya
kedunia nyata dan dengan terpaksa Adel mengalah iapun akhirnya duduk
didepan , diliriknya sekilas tampak Oki tengah bergelayut manja pada Lana .
tiba-tiba Adel menangis ketika Oki sudah tertidur , Lana bingung karena tidak
biasanya Adel bersikap seperti ini ‘Oki pasti merindukan sosok Ayah’ ucapnya
dengan suara yang teramat kecil . Lana salah faham ia mengira tangisan Adel
karena kejadian tadi “tenangkanlah dirimu, apa ini karena Oki menolak duduk
bersamamu?” Lana berharap bisa menenangkan Adel “Oki anak yang kuat”
masih berusaha membujuk Adel agar tidak menangis. Sesampainya dirumah
sakit Adel langsung masuk keruang rawat VVIP karena Adel memang orang
yang berada ’Mela memintaku pulang cepat hari ini, aku harus bagaimana . Oki
dan Adelpun membutuhkanku disini, mungkin aku bisa mengandalkan keluarga
Adel yang datang terus aku bisa pulang dulu untuk bertemu dengan Mela’ Adel
seperti melihat kelagat kecemasan diwajah Lana “keluargaku datangnya
besok” begitulah yang Adel ucapkan singkat jelas tapi tepat sasaran seperti
bisa membaca kecemasan Lana dan atas jawaban itu pula Lana langsung lesu
‘berarti tidak ada harapan’ sambil membuang nafas lelah. keesokan harinya
jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB keluarga Adel datang berkunjung ,
Lana merasa lega itu berarti ia bisa pulang tapi yang disampaikan oleh Tita
kakaknya Adel mampu membuatnya terbengong-bengong “untung sudah ada
kamu lan , ya sudah kami semua percayakan mereka kepadamu , jaga
keponakanku baik-baik ya . kami pamit” hal yang tidak pernah terbayangkan
oleh Lana mereka menyerahkan tanggung jawab ini kepadanya dengan begitu
mudah seperti tidak ada beban dalam mengucapkannya . Adel sepertinya
sudah tidak heran dengan tingkah keluarganya yang memang seperti ini . bulan
telah muncul dari persembunyiaannya , tiba-tiba Adel berlari menghampiri
Lana setelah sebelumnya ia mendapatkan telefon dari seseorang “Nandi akan
datang menjenguk Oki” Lanapun hanya bisa ber-Oh ria tanpa ekspresi , yang
pasti tatapannya mengisyaratkan bahwa ia tidak menyukainya berita yang ada
“Nandi sudah ada disini tapi dilarang masuk oleh satpam karena bukan jam
besuk“ tuturnya sambil menghirup dan membuang oksigen dengan kasar lalu
mulai melanjutkan kalimatnya “Aku akan menjemputnya didepan. Kamu tidak
apa-apakan jika ditinggal sebentar?” Lanapun hanya bisa mengangguk lemah ,
Adel langsung tersenyum sumringah setelah mendapat persetujuan dari Lana
berbeda sekali dengan ekspresinya yang pertama ketika meminta persetujuan
.’ck kenapa harus dijemput segala? Sudah tau bukan jam besuk masih saja
nekat kemari’ gerutu Lana didalam hati . Adel keluar Lanapun masuk kedalam
ruang rawat Oki, terdapat seorang suster sedang memeriksa keadaan Oki yang
tengah terlelap “sus , boleh minta tolong?” suster itu tersenyum ramah dan
mengangguk “jika nanti ibu dari anak ini datang , tolong sampaikan kepadanya
kalau saya akan pergi kemobil sebentar karena ada sesuatu yang tertinggal”
setelah mengucapkan hal itu Lana tidak benar-benar kembali kemobil tapi
malah bersembunyi , cukup lama ia bersembunyi didalam gelapnya lorong
rumah sakit sebenarnya Lana tau bahwa sedari tadi Adel tengah mondar-
mandir seperti setrikaan didepan ruangan Oki . Adel sudah ketempat parkir ,
toiletpun juga tidak luput dari pengintaiannya tapi selalu Zero ia tidak pernah
menemukan Lana . setelah Adel masuk keruang inap Oki, barulah Lana keluar
daritempat persembunyiannya dan langsung duduk didepan ruang rawat Oki .
tidak lama setelah itu Adel kembali keluar setengah kaget dengan kehadiran
Lana yang seperti jin “kemana saja kamu?” ucapnya dengan nada kesal “gak
kemana-mana” jawab Lana santai , ia bisa membaca raut wajah Adel seperti
ada sesuatu yang ingin disampaikan “kalau tidak suka dia ada disini bilang, gak
usah seperti ini” cercanya bertubi-tubi sambil terus berusaha menahan
genangan kristal yang ingin melesak keluar diujung pelupuk matanya. Lana
terpaksa masuk kedalam ruangan Oki, sesampainya didalam seperti dugaannya
sebelumnya pasti sudah ada Nandi dan pemandangan didalam membuatnya
ingin segera menendang orang itu jauh-jauh, Nandi yang sedang berusaha
menenangkan serta menghibur Oki suasana canggungpun telah tercipta dari
ruangan bernuansa putih-putih itu. Nandi memutuskan untuk keluar dari
ruangan ‘baguslah kalau ia mengerti’ Lana melirik punggung Nandi yang sudah
berjalan kearah pintu “susul gih” Lana mulai mengintrupsi “tidak, aku tidak
mau kamu pergi lagi” ucap Adel tegas “temani dia” akhirnya Adel pasrah
“Baiklah” Adel tidak ingin bertengkar disaat seperti ini . “Paman kumuhon
jangan pernah tinggalkan aku” rengek manja Oki kepada Lana . Lana hanya
menanggapi dengan senyuman , sebenarnya Lana kasihan kepada Oki terlebih
ia anak perempuan . Oki pernah bercerita kepada Lana kalau ia selalu
dikucilkan oleh teman-temannya disekolah, anak inipun tidak memiliki teman
disekolah cuman karena alasan sepela ‘tidak memiliki Ayah’ Sejujurnya hati
Lana tersentuh dengan penuturan Oki . seorang anak kelas 3 SD yang selalu
berusaha ceria jika didepan Adel karena tidak mau membuat sang bunda
cemas apalagi sampai menangis hanya untuk dirinya “Oki nanti jika bunda
datang tolong sampaikan , Paman keluar sebentar ya” berusaha berbicara
dengan nada selembut mungkin “mau kemana paman? Jangan tinggalkan aku”
Lanapun susah payah untuk bisa menyakinkan bocah berusia 9 tahun itu agar
mau percaya dengan ucapannya. setelah selesai menyakinkan Oki, Lana
mengecup kilat kening lebar itu lalu keluar iapun tanpa sengaja menyaksikan
Adel dan Nandi sedang tengah asik mengobrol , bercengkrama tertawa riang
’katanya tadi tidak mau,ckck’ . Dulu hubungannya dengan Nandi sangat
harmonis tapi karena kejadian tempo hari yang menurut Lana tidak bisa
ditolerir lagi yaitu diawali dari kedekatan Adel dan Nandi dikantor, Lana mulai
menyelidiki siapa Nandi sebenarnya . iapun bertanya kepada Tono teman
dekat Nandi dan kalian tau apa yang Lana dapat ? sebuah informasi yang
mampu menambah praduganya, Nandi tidak segan-segan merebut apa yang
dimiliki orang lain apalagi jika Nandi benar-benar menyukainya walau ia sudah
memilki istri karena kata Tono dulu pernah terjadi hal yang sama persis seperti
hari ini iapun sudah merekam percakapannya dengan Tono dan Dion teman
dekat Tono , ia mengira mungkin ini akan berguna suatu saat nanti . sadar atau
tidak Lana keceplosan mengatakan hal ini kepada Adel, itulah kesalahan
terbesar Lana entah karena Adel terlalu polos atau mungkin hanya ingin
mengkonfirmasi kebenaran yang ada, niatnya memang baik tapi hasilnya yang
kurang baik . Adel bertanya secara lansung kepada Nandi, terlihat sekali jika
Nandi tengah marah besar ia bertanya kepada Adel siapa orang yang telah
menyebarkan gosip murahan seperti itu . Adelpun dengan entengnya
mengatakan kalau Lanalah yang telah menyampaikan berita itu . Pertengkaran
itupun tidak terelakkan Lana yang tidak mau menyeret Tono kedalam masalah
ini, akhirnya ia sendirilah yang mengakui semua tuduhan itu sebagai ulahnya
dikarenakan ia tidak suka dengan kedekatan mereka Nandipun selalu
menampik itu semua, alhasil Lanalah yang dianggap sebagai pembohong bukan
cuman Nandi tapi sungguh disayangkan Adelpun ikut-ikutan memojokkannya
Lana yang sudah tau gerak-gerik Nandi dari awal memang mendekati Adel tapi
kenapa ia tidak pernah mengakuinya “apa salahnya sih jujur, kita bersaing
secara sehat” Lana berusaha mencari solusi , tapi Nandi penah tidak mau
mengakuinya. Awalnya Lana berniat menunjukkan rekaman yang ia punya tapi
percuma saja karena suasana sekarang sangat tidak mendukung . itulah
mengapa hubungan Nandi dan Lana sudah tidak tampak lagi dipermukaan ,
hubungan mereka sekarang sudah tenggelam dengan beratnya gengsi masing-
masing. Lana akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit, tapi tidak langsung
pulang kerumah melainkan ketempat kerjanya ia seakan lupa dengan janjinya
kepada Mela karena terlalu kalut dengan masalah yang tengah ia hadapi . baru
saja Lana sampai tapi pikirannya tidak luput dari kondisi Oki Akhirnya Lana
memutuskan untuk meminjam Hp teman hanya sekedar untuk mengabari
“maaf aku duluan,Hpku lowbet” tidak ada balasan dari Adel tapi yang ada Adel
malah menelfonnya dan mengancam akan pulang malam ini juga ada atau
tidak adanya Lana disana , lagi-lagi Lana mengalah padahal tempat kerja dan
rumah sakit itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar minimal 1 setengah
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart
When speak heart

More Related Content

What's hot

Rembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata IbuRembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata Ibu
jefkenzie
 
Analisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisiAnalisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisi
Samsul Surya
 
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataanAku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Ricky L
 
Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibu
radikalzen
 

What's hot (18)

Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Tinc ebook #7
Tinc ebook #7Tinc ebook #7
Tinc ebook #7
 
Rembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata IbuRembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata Ibu
 
Analisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisiAnalisis intertekstualitas puisi
Analisis intertekstualitas puisi
 
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainalAnalisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
 
Hujan di bulan desember
Hujan di bulan desemberHujan di bulan desember
Hujan di bulan desember
 
The Unforgetable
The UnforgetableThe Unforgetable
The Unforgetable
 
Hubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisiHubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisi
 
Syal merah
Syal merahSyal merah
Syal merah
 
Sinopsis
SinopsisSinopsis
Sinopsis
 
Lirik lagu
Lirik laguLirik lagu
Lirik lagu
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Lirik 2
Lirik 2Lirik 2
Lirik 2
 
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataanAku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
 
Novel seindah-mawarberduri
Novel seindah-mawarberduriNovel seindah-mawarberduri
Novel seindah-mawarberduri
 
Secret admirer
Secret admirerSecret admirer
Secret admirer
 
Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.
 
Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibu
 

Similar to When speak heart

kata kata cinta
kata kata cintakata kata cinta
kata kata cinta
Pupu Ajah
 
Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
desmin
 
Tenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijckTenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijck
Hisyam Fayrus
 
Kabut jingga
Kabut jinggaKabut jingga
Kabut jingga
desmin
 
Imajinasi yang nyata
Imajinasi yang nyataImajinasi yang nyata
Imajinasi yang nyata
redsempire
 

Similar to When speak heart (20)

kata kata cinta
kata kata cintakata kata cinta
kata kata cinta
 
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
 
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
 
Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
 
Tenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijckTenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijck
 
Kabut jingga
Kabut jinggaKabut jingga
Kabut jingga
 
Proposal yudhake
Proposal yudhakeProposal yudhake
Proposal yudhake
 
Bait semu pengantar rindu
Bait semu pengantar rinduBait semu pengantar rindu
Bait semu pengantar rindu
 
Angin dari gunung
Angin dari gunungAngin dari gunung
Angin dari gunung
 
Ng... (alex r)
Ng... (alex r)Ng... (alex r)
Ng... (alex r)
 
Black angel
Black angelBlack angel
Black angel
 
short story
short storyshort story
short story
 
Adore you, my brother chapter 1
Adore you, my brother chapter 1Adore you, my brother chapter 1
Adore you, my brother chapter 1
 
Imajinasi yang nyata
Imajinasi yang nyataImajinasi yang nyata
Imajinasi yang nyata
 
KUMPULAN PUISI - NURUL FAELA SHUFA
KUMPULAN PUISI - NURUL FAELA SHUFAKUMPULAN PUISI - NURUL FAELA SHUFA
KUMPULAN PUISI - NURUL FAELA SHUFA
 
Too Late.docx
Too Late.docxToo Late.docx
Too Late.docx
 
Cintaku bukan drakula
Cintaku bukan drakulaCintaku bukan drakula
Cintaku bukan drakula
 
Sampai jumpa di surga
Sampai jumpa di surgaSampai jumpa di surga
Sampai jumpa di surga
 
Cinta dan sahabat tgs y
Cinta dan sahabat tgs yCinta dan sahabat tgs y
Cinta dan sahabat tgs y
 
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
 

More from Desa Sukahaji Kidul Kec. Patrol - Indramayu - Jawa Barat - Indonesia

PPPK INDRAMAYU TAHAPAN
PPPK INDRAMAYU TAHAPANPPPK INDRAMAYU TAHAPAN
INFO GAJI PPPK 2023
INFO GAJI PPPK 2023INFO GAJI PPPK 2023
Surat Perjanjian Jual Beli Tanah
Surat Perjanjian Jual Beli TanahSurat Perjanjian Jual Beli Tanah
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023

More from Desa Sukahaji Kidul Kec. Patrol - Indramayu - Jawa Barat - Indonesia (20)

Rasel Dwi ananda
Rasel Dwi anandaRasel Dwi ananda
Rasel Dwi ananda
 
PPPK INDRAMAYU TAHAPAN
PPPK INDRAMAYU TAHAPANPPPK INDRAMAYU TAHAPAN
PPPK INDRAMAYU TAHAPAN
 
INFO GAJI PPPK 2023
INFO GAJI PPPK 2023INFO GAJI PPPK 2023
INFO GAJI PPPK 2023
 
Surat Perjanjian Jual Beli Tanah
Surat Perjanjian Jual Beli TanahSurat Perjanjian Jual Beli Tanah
Surat Perjanjian Jual Beli Tanah
 
Curug Cijalu Subang Jawa Barat
Curug Cijalu Subang Jawa BaratCurug Cijalu Subang Jawa Barat
Curug Cijalu Subang Jawa Barat
 
Obyek Wisata Alam Curug Cijalu Subang
Obyek Wisata Alam Curug Cijalu SubangObyek Wisata Alam Curug Cijalu Subang
Obyek Wisata Alam Curug Cijalu Subang
 
Curug Cijalu Subang
Curug Cijalu SubangCurug Cijalu Subang
Curug Cijalu Subang
 
Surat Lamaran PPPK 2023 Indramayu
Surat Lamaran PPPK 2023 IndramayuSurat Lamaran PPPK 2023 Indramayu
Surat Lamaran PPPK 2023 Indramayu
 
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
 
Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.
 
Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.
 
Rastilah bin Suwat / Wartinih
Rastilah bin Suwat / WartinihRastilah bin Suwat / Wartinih
Rastilah bin Suwat / Wartinih
 
Rastilah, S.Pd. PKBM Luhur Pekerti
Rastilah, S.Pd. PKBM Luhur PekertiRastilah, S.Pd. PKBM Luhur Pekerti
Rastilah, S.Pd. PKBM Luhur Pekerti
 
Rastilah
RastilahRastilah
Rastilah
 
surat pernyataan pppk
surat pernyataan pppksurat pernyataan pppk
surat pernyataan pppk
 
Surat Lamaran PPPK
Surat Lamaran PPPKSurat Lamaran PPPK
Surat Lamaran PPPK
 
Kartu Informasi daftar PPPK
Kartu Informasi daftar PPPK Kartu Informasi daftar PPPK
Kartu Informasi daftar PPPK
 
Kartu Informas
Kartu InformasKartu Informas
Kartu Informas
 
Podcast Kandaan Asik
Podcast Kandaan AsikPodcast Kandaan Asik
Podcast Kandaan Asik
 
podcast wong dermayu
podcast wong dermayupodcast wong dermayu
podcast wong dermayu
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

When speak heart

  • 1. “ WHEN SPEAK HEART ” Awan putih setia menghiasi langit biru . Burung-burung nampak berterbangan bersama dengan kaumnya . Sinar mentari pagipun sudah menunjukan batang hidungnya, tidak terlalu terik disertai tiupan angin sepoy . Masyarakat terlihat sangat antusias untuk menyambut hari ini, karena kebanyakan dari mereka sudah melaksanakan aktifitasnya masing-masing . Sama dengan 2 sejoli yang tampak asik dengan dunia berbincang disebuah gedung berlantai yang sudah tidak terpakai, lembab, pengap, berantakan . Begitulah kira-kira gambaran tempat mereka sekarang berada, tapi sepertinya mereka tidak menghiraukan itu semua. Setelah cukup lama mereka hanya diam, sampai salah satu diantara mereka mulai bosan dan memilih untuk berdiri untuk memecahkan keheningan “Mau kemana?” tanya sang lelaki “Beli Minum” jawaban itu meluncur begitu saja dari bibir mungil wanita yang tengah berjalan sedikit menjauh tanpa menoleh kebelakang . “Tunggu !!” lelaki itu sepertinya keberatan untuk ditinggal sendirian sehingga ia mengejar dan menahan tangan sang wanita. Mau tak mau wanita itu menghentikan langkahnya dan memandang sosok lelaki yang kini tengah mencengkram pergelangan tangannya dengan begitu erat. Begitu wanita itu berbalik badan sungguh tidak bisa di pungkiri iris hazel merekapun bertemu. Deg . . . Jantung mereka seakan berlomba-lomba untuk keluar dari tempatnya keduanya merasakan hal yang sama seakan desiran darah mereka menyatu dan semakin intens tatapan itu maka kupu-kupu yang entah datang darimana berterbangan mengepakkan sayapnya seakan berhamburan didalam perut masing-masing membuat mereka sedikit mual tapi rasanya sungguh berbeda , getaran ini sungguh aneh dirasakan tapi perasaan nyaman ketika kedua bola mata itu tanpa sengaja bertabrakan malah membuat mereka tanpa sadar mengulum
  • 2. senyum . Sang wanita yang ternyata sudah sadar duluan berusaha menetralkan kembali suasana yang tampak canggung dengan berdehem dan mengangkat kedua alisnya, bertanya tanpa kata ‘ada apa?’ begitu sekiranya pesan yang tersirat dari sorotan matanya, kegugupan masih melanda mereka berkedua . tanpa menjawab lelaki itupun langsung mempersempit jarak diantara mereka dengan menarik pergelangan tangan wanita itu dan tanpa aba-aba langsung mendaratkan bibir bervolumenya pada kening sang wanita spontan mata wanita itu langsung membulat seketika . Kaget tentu saja, ini bagaikan petir disiang bolong . Bagi sang wanita, ini bukanlah hal yang menyenangkan namun bukan pula hal yang mengerikan dan untuk beberapa saat tampak waktu seperti berjalan mundur, cukup lama sang wanita mematung ditempatnya seakan kehilangan roh didalam tubuhnya dan setelah cukup lama mereka terhanyut dalam suasana romantis yang tidak terduga dan setelah kesadaran wanita itu mulai kembali keperaduan . Plak . . . sebuah tamparan yang cukup keras telah mendarat sempurna dipipi kiri sang lelaki dan diapun dengan reflek langsung memegangi pipinya yang sudah diprediksikan pasti sedikit lebam dan mungkin juga ada bekas telapak tangan sang wanita “Lana, apa yang kamu lakukan?” tanya wanita itu sedikit histeris sambil berkaca-kaca, tanpa disadari butiran bening itu mulai menganak sungai membentuk aliran yang semakin lama semakin deras seperti tidak berujung . Lelaki yang ternyata bernama Lana itupun tidak pernah menyangka bahwa akan ada kejadian seperti ini, sungguh ini semua diluar nalarnya semua itu reflek dia lakukan karena ingin menunjukkan sesuatu yang tidak pernah bisa ia ungkapkan lewat kata. Tanpa menunggu jawaban dari Lana wanita itu mulai beranjak dari sana tidak ada niatan untuk lebih berlama-lama berada ditempat seperti ini apalagi harus berada ditempat yang sama dengan lelaki yang baru saja dia klaim sebagai seorang pengecut. “Kamu sudah merusak kepercayaanku” suara lirih sang
  • 3. wanita yang masih bisa ditangkap oleh indra pendengaran Lana “Ya Allah apa aku salah? Padahal aku hanya ingin menunjukan apa yang ku rasakan, Aku sayang kamu del” Lana mulai angkat bicara tapi sangat disayangkan karena semua tidak seperti apa yang ia rencanakan . dan yang lebih parahnya lagi, ucapannya itu tidak didengar oleh sang wanita karena sudah terlalu jauh. “Adelia Aku Cinta Kamuuu” Teriakan frustasi itu mendengar lagi dan lagi untuk kesekian kalinnya, menggema bagai didalam gua . niat awal ingin mengutarakan perasaannya tapi jika respon lawannya tidak seperti apa yang ia harapkan maka sangat percuma untuk diteruskan begitulah anggapan Lana seakan mencoba menggapai bulan walau sudah jelas tidak mungkin dapat diraih . Dilain tempat “Tegaaa, kamu tega Lana . kalau suka bilang, jangan seperti tadi“ isak Adelia , ia merasa dipermainkan dan juga dipermalukan ” seandainya kamu menyatakan cinta, aku pasti akan langsung menjawab ‘iya’, tapi apa yang aku dapat sebuah pelecehankah?. Aku hanya meminta kepastian darimu dalam hubungan ini, yang tidak pernah kamu berikan. Hiks . . . . apa karena aku janda makanya kamu berani melakukan itu, ap . . apa karena aku tidak ada artinya dimata kamu “masih terdengar isak tangis yang menyayat hati siapa saja yang mendengarnya . Tiada yang menyangka jika mereka yang terlihat mesra setiap harinya hanya menjalin hubungan tanpa status, tiada komitmen didalam hubungan mereka itulah mengapa Adelia marah besar kepada Lana . Adelpun berguman ”Tanpa cinta matahari seakan kehilangan sinarnya , bungapun akan kahilangan wanginya serta madu yang manis dapat kehilangan rasanya” begitulah kata demi kata yang sering Adel dengar secara tidak langsung melalui radio, suratkabar bahkan buku-buku yang sering ia baca . tidak bisa dipungkiri bahwasannya Adel diam-diam juga menyimpan rasa kepada Lana , bukan hanya sekedar rasa kagum belaka karena jika hal yang Adel rasakan adalah salah satu dari sekian banyak kekaguman yang ada pada
  • 4. diri Lana mungkin jika semakin hal yang dikagumi itu menghilang maka semakin hilang juga rasa itu secara perlahan, tapi ini tidak semakin hari justu Adel semakin merasa hal yang luar biasa bersama Lana hal yang semakin berbeda rasa rindu yang teramat sangat mendalam jika tidak bertemu atau mendengar suaranya , iapun akan senyum-senyum sendiri bila ingat sesuatu tentang Lana. Adel baru menyadari itu, selama ini ia hanya bisa menutup mata akan kenyataan yang tidak ingin ia terima sebenarnya bukan itu yang ia khawatirkan melainkan tentang ketakutannya akan cinta yang tidak terbalas atau yang biasa orang sebut dengan cinta bertepuk sebelah tangan . Adel mencintai lelaki yang bernama Lana bahkan sangat teramat mencintainya , semuanya sekarang sudah hancur bagai gelas yang awalnya utuh lalu pecah karena dibanting entah sengaja ataupun tidak yang jelas jika gelas itu diperbaikimaka sudah dipastikan tidak ada yang bisa membuatnya kembali lagi seperti semula . Keesokan harinya bias matahari pagi telah memasuki celah gorden sebuah kamar bernuansa kuning peach bercampur biru laut menampakan seorang wanita yang masih berbalut selimut tebal bergambar pororo itu seakan masih sangat enggan untuk meninggalkan kasur tercintanya. Jam bekerpun sudah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu untuk membangunkan sang empunya tetapi sepertinya tiada tanda kehidupan dibalik selimut itu , masih diam dan diam tidak ada pergerakan sama sekali tapi Jika diperhatikan lebih detail maka ia terlihat seperti orang yang gelisah padahal matanya masih terpejam tapi keringat dingin bercucuran melalui pelipisnya dari raut wajahnyapun sangat jelas terlihat jika ia tengah mengalami ketakutan yang sangat luar biasa. Sudah bisa ditebak kalau orang itu pasti mengalami mimpi yang tidak mengenakkan alias mimpi buruk, iapun terbangun dengan nafas tersenggal-senggal seperti habis lari maraton jam bekerpun menjadi
  • 5. saksi bisu semuanya bahkan ia tanpa segan membanting jam tersebut sampai hancur dan terlihat jelas sekali jika jam tersebut sudah tidak akan bisa terpakai lagi . kasiahan sekali jam itu karena harus menjadi sasaran kemarahannya lagi seperti teman-temanmu yang lain karena memang itu bukan yang pertama kalinya terjadi sebelum-sebelumnya bahkan lebih parah karena hampir seluruh isi kamar akan hancur jika ia tengah kembali kepada mimpi yang sama sekali tidak ingin ia ingat bahkan sangat berharap bisa melupakannya tapi mimpi itu selalu hadir menghantuinya bukan hanya setiap malamnya tapi hampir setiap jam , menit bahkan detik ia tidak bisa menghindarihal itu yang selalu membuat jalan hidupnya seakan sulit dan sesak tidak ada lagi ketenangan sama sekali dengan rambut berantakan, mata sembab dan bekas air mata yang telah mengering, sepertinya ia tengah frustasi berat siapa lagi kalau bukan Adelia, iapun teringat ucapan seseorang ‘Jeritan kesakitan dalam setiap mimpi bukanlah semata bunga tidur yang tidak memiliki arti . terkadang itu merupakan reaksi alam bawah sadar kita dalam menyikapi masa lalu yang cukup menyakitkan’ “kenapa ? kenapa disaat seperti ini masih saja Lana yang ada difikiranku.. Lupakan del .. lupakan!!!” ternyata omonangan itu milik Lana dan selalu Lana yang bisa bergerilya untuk masuk secara bebas kedalam fikirannya , Adel akhir-akhir ini tampak seperti orang gila karena sesekali ia akan berteriak histeris, menangis, bahkan tertawa sendiri sampai membuat keluarga yang berada dirumah itu bergidik ngeri dibuatnya ”tapi jika sedikit dihayati omongan Lana memang benar, mimpi adalah sebuah trauma masa lalu. Dan sialnya kenapa aku sampai bisa merasakannya dan itulah yang sebenarnya aku takutkan , masa lalu yang kembali meninggalkan luka” Adel sebenarnya memiliki trauma tentang perpisahan lebih tepatnya perceraian terutama tentang lelaki yang dengan mudah mempermainkan perasaan wanita ia sungguh takut Lana termasuk orang seperti itu, tapi kenapa perasaan dan
  • 6. hati Adel selalu menolak steatmen tersebut, selalu saja seperti ini hati dan pikiran Adel tidak pernah singkron jika sudah menyangkut masalah Lana . Semenjak kejadian itu hubungan Adel dan Lana merenggang yang dulunya bak surat dan prangko yang selalu menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka walau hanya seujung kuku, tapi sekarang anggapan itu sepertinya telah terkikis oleh ombak keegoisan mereka sendiri, tidak ada yang mau mengalah bahkan bertegur sapapun enggan, jika tanpa sengaja mereka berpapasan dilorong kantor maka sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya tidak lain tidak bukan adalah saling membuang muka tanpa mau saling menatap walau sebenarnya mereka saling melempar pandangan dari ujung mata mereka masing-masing mengawasi secara diam tanpa seuntai kata hanya mata dan hati yang berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat yang hanya bisa dimengerti oleh mereka sendiri . Kejadian itu hanya berlangsung selama beberapa hari karena setelah hari itu Adel sudah tidak masuk kerja Lana merasakan firasat yang tidak enak , entahlah apa itu yang jelas hatinya selalu gelisah dan khawatir “Apa dia sakit?” Lana bergumam sambil terus mondar-mandir sejujurnya ia ragu sangat ragu apakah harus menghubungi Adel atau tidak karena gengsinya yang terlalu tinggi maka ia memilih untuk diam ditempat tapi setelah itu ia kembali meneruskan pekerjaannya yang tertunda walau masih tetap tidak bisa fokus pada apa yang tengah ia garap karena perhatian seutuhnya masih tersita kepada wanita yang bernama Adelia tapi jika ia terus diam saja maka tidak ada yang bisa membuat perasaannya tenang kecuali wanita yang dengan seenaknya menjadi penyusup direlung hati terdalamnya itu sekarang mengabarinya , tiba-tiba handphone Lana berdering “Message From Adel” , begitu tulisan didepan layar benda persegi panjang berwarna hitam itu muncul , wah seperti sihir baru saja Lana berharap agar Adel menghubunginya ternyata sekarang benar terjadi sungguh jodoh tidak
  • 7. akan kemana. sambil senyam-senyum sendiri tetapi beberapa saat kemudian air mukanya langsung berubah murung “Lan aku pamit untuk pindah kerja, maaf tidak bisa berbicara langsung” hanya sebatas itu short message dari Adel, Lana hanya mendesah kecewa atas keputusan itu, ia tidak bisa melakukan apa- apa, mau melarangpun tiada hak sehingga iapun hanya membalas seadanya “semoga betah dan tidak pindah lagi” seperti inilah balasan message dari Lana jika dipahami lagi setiap kata-katanya maka semua juga akan tau maksud dari kiriman Lana tersebut berisi sebuah sindiran yang tersurat . Adel yang menunggu pesan balasan dari Lana tampak harap-harap cemas pasalnya itu pertama kali baginya mengabari Lana setelah insiden waktu itu tidak lama handhone-nya pun berdering dan sukses membangunkan Adel dari ingatan yang membuatnya harus menahan sakit , ia lega karena Lana masih mau membalas pesannya tidak mau ambil pusing dengan memahami isi pesan itu, yang jelas sekarang fikiran wanita ini tengah melayang ‘berarti Lana masih perduli pada dirinya’ membuat Adel tampak berseri-seri sepanjang hari . Beberapa harisetelah kepindahan Adel, Lana mulai mendengar isu bahwa Adel akan menikah dengan orang yang bersedia melamarnya duluan. “Apa-apaan sih dia, kalau memang ingin menyingkirin aku bukan seperti ini caranya” Lana menggerutu seorang diri terlalu emosi dengan keputusan sepihak yang dibuat oleh Adel tapi bukankah wanita itu bukan siapa-siapanya lantas apa yang membuatnya harus uring-uringan seperti ini . Ia masih merasa enggan untuk mempercayai berita yang beredar, maka dari itu ia memberanikan diri untuk mengkonfirmasikan hal tersebut kepada orang yang bersangkutan . Sumpah serapan yang awalnya ia pendam sekarang muncul dipermukaan tatkala berita yang ia sangka hanya kabar burung ternyata adalah fakta. “ mungkin dia bukan jodohku ” Lana berucap dalam hati berusaha untukmenghibur suasana hatinya yang sedang kalut “ atau mungkin dia jodoh yang tertunda. Hahhaa ” Lana
  • 8. melanjutkan ucapannya sambil tersenyum getir mengingat nasib yang sama sekali tidak memihak kepadanya “ apa dia kira pernikahan adalah hal yang pantas untuk dibuat main-main ” Lana sudah seperti orang tidak waras berguman seorang diri menimpali ucapannya sendiri, tidak lama setelah pengumuman Adel itu disebar, tidak sedikit lelaki yang berniat untuk meminang Adel untuk dijadikan istri . Siapa sih yang tidak suka dengan Adel ia tinggi, putih, cantik, sopan, baik, ramah , dengan mata bulat bersinar, berambut ikal , bak model-model majalah terkenal, hampir semua lelaki mengeluh-elukannya, apalagi Adel itu kaya walaupun statusnya sekarang bukanlah gadis karena ia pernah menikah sebelumnya, ia Adel memang janda tapi hal itu tidak akan mematahkan semangat para lelaki pejuang cinta untuk mundur walau hanya satu langkah . berbeda sekali dengan Lana ia merasa tersisih karena apa?, Lana hanya orang biasa pekerjaannya dikantor itupun hanya paruh waktu selebihnya ia pengangguran, walaupun ia tampan, tinggi, berhidung mancung, kulit sawo matang, jangan lupakan lesung pipitnya, itu merupakan daya tarik tersendiri dari seorang Lana, bahkan tidak sedikit wanita yang meminta untuk menjadikannya sebagai pacar walau sebagian besar dari mereka tau bahwa Lana itu selalu bersikap dingin kepada wanita bahkan lebih terkesan mengabaikannya, berbeda sekali ketika ia sudah mengenal sosok Adel semuanya seakan pudar walau terkadang sifatnya itu tidak benar-benar hilang . Tapi sayang hati Lana sudah ada yang memiliki, Lana mencintai Adel begitupun sebaliknya sayangnya mereka berdua terlalu banyak salah faham tentang perasaannya masing-masing sehingga berakibat fatal diantara keduanya . Bahkan tidak ada yang mengetahui Adelialah orang pertama yang berhasil masuk sekaligus mengunci nama itu didalam sana, hati yang dulu beku sekarang telah mencair karena kehadiran Adel disisinya. ia kalian benar Adel adalah cinta pertama Lana. tetapi mereka seperti remaja yang masih malu-
  • 9. malu untukmengungkapkannya atau memang karena egonya . entahlah hanya mereka dan tuhan yang tau, hidup mereka sudah digariskan oleh sang pencipta tak ada yang bisa mengubah takdir kecuali dengan berusaha dan berikhtiar . Tidak sedikit orang yang datang dengan berbondong-bondong untuk datang kerumah Adel tidak lain ya memang untuk melamarnya. Adel sendiri menyesal dengan keputusan konyolnya itu, pikirannya terlalu dangkal untuk menimbang-nimbang sebab akibatnya dimasa depan. Ia berusaha menghindari tatapan lapar para lelaki yang tengah menunggu jawabannya , Adel hanya bisa menelan ludahnya gugup berusaha untuk bersikap senormal mungkin walau sebenarnya ia merasa terganggu . awalnya Adel bersikeras ingin menolak semua pinangan itu tapi sang ayah selalu melarangnya karena tidak mau menahan malu , bersitegang itupun terjadi antara ayah dan anak yang berbeda pendapat , keputusan akhir Adelpun mengalah hanya kepada orang tuanya saja ia tunduk maka Mau tidak mau Adel harus menerima pinangan lelaki yang melamarnya tapi hanya satu tidak semua . Hari pernikahan Adel tidak terelakkan ia hanya bisa tersenyum masam manakala tamu undangan mengucapkan selamat atas pernikahan yang ia sendiripun tidak menginginkannya jika ia tega pada keluarganya mungkin sejak tadi ia sudah kabur dari acara ini dan menemui lelaki yang selalu menguasai fikirannya tapi itu adalah ide terkonyol yang tidak akan ia lakukan karena Adel tidak ingin mengambil resiko yang lebih besar lagi dan tentunya tidak ingin menyeret orang terlalu banyak dalam masalahnya itu . Suaminnya memang mapan tapi yang ada dihatinya hanya Lana dan selamanya hanya nama itu yang terukir direlung hatinya yang terdalam tidak tergantikan tidak akan pernah bisa entah sampai kapan yang jelas tidak untuk sekarang . “ giiiilaa . . . ini gilllaaaaa . . . arrkgh . . . dia menikah ” erangan putus asa itupun menggema bagaikan suara didalam gua yang saling berpantulan dan menyahut. Seakan langit mengerti
  • 10. kondisi hati Lana, awan yang tadinya berwarna putih telah merubah warnanya menjadi gelap rintikan air mulai jatuh membasahi bumi semakin lama semakin deras, tapi lana tetap tidak bergeming ditempatnya, duduk termenung sambil menengadahkan wajahnya. iapun menangisdalam diam berusaha menyatukan kristal bening itu dengan air hujan . iangatannya kembali kemasa dimana ia masih bersama Adelia dengan suasana yang hampir mirip dengan keadaannya sekarang yaitu ditemani hujan “kau tau petrichor?” Lana menggeleng , Adelpun tersenyum “kata ibuku petrichor adalah aroma khas tanah ketika hujan turun setelah musim kering yang panjang” Adelpun mulai mengendus diikuti oleh Lana “aroma teduh , aroma pengingat bahwa butir-butir air mulai turun” masih dengan mata terpejam Adel menceritakannya “bukankan hujan bisa membuat kita sakit?” pertanyaan Lana telah berhasil mengalihkan perhatian Adel , ia mendelik tidak suka dengan apa yang baru saja Lana utarakan lalu mulai fokus kembali meresapi aroma langka ini “ada yang bilang hanya orang melankolis yang suka hujan. Tapi , aku tidak perduli karena aku penikmat hujan atau bisa dibilang pecandu aroma hujan” Lana membiarkan Adel mengoceh sesuka hati, iapun cukup senang memperhatikan keantusiasan Adel mengenai hujan . bertopang dagu itulah yang Lana Lakukan sekarang sambil memperhatikan wajah wanita didepannya dengan tenang . Adel menarik nafas sebelum ia kembali melanjutkan ceritanya “beberapa orang membenci hujan karena dinilai mengundang kesedihan dan merusak rencana dan mungkin sepertinya aku tau salah satunya siapa” Adel membuka mata dan menatap Lana dengan tatapan elangnya , yang ditatappun hanya bisa nyengir kuda “Siapa yang menyangka kalau sebenarnya hujan selalu mempunyai cerita yang sangat menyenangkan . berjalan ditengah hujan , merasakan guyuran hujan yang membasahitubuhmu. Apalagijika petrichor sudah tercium hmmm . disaat hujan telah usai, kesan menyenangkan itu tetap akan ada . berjalan
  • 11. diiringi aroma pertichor , sejuk damai dan menyenangkan . Bukankah itu sangat mengasikkan?” Lana mengedikkan bahunya yang membuat Adel mempoutbibirnya lucu. Iangatan itu tidak bisa hilang darimemoriingatan Lana walau beribu memori terbaru mampu menyudutkan dan menimbun memori lama untuk lenyap tapi tidak dengan Lana , memori itu bagaikan roll film yang selalu berputar jika ia ingin kecuali kalau ia amnesia . Lana tersenyum walau senyuman itu bersifat semu, setelah itu berubah murung dan tersenyum lagi “Pertichor” Lana bergumam mensenandungkan kata yang muncul dalam ingatannya “sekang aku percaya kau bahkan menemaniku menangis dan menyamarkan air mataku lebih dari itu kau bahkan rela menangis bersamaku” dengan mata terpejam Lana berusaha menterjemahkan apa yang ada dipikirannya , menetralkan suasana hatinya yang tengah kacau balau dilanda badai kehidupan . Lana selalu beranggapan bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan karena Adel lebih memilih menikah dengan lelaki lain dari pada dengan dirinya . tidak ada yang mengetahui takdir kita kedepan seperti apa maka berusahalah selalu optimis dengan yang terjadi sekarang pasti karena secara tidak langsung semuanya akan menentukan bagaimana laju puncaknya dimasa yang akan datang . Semenjak Adel menikah, penampilan Lana berubah 1800 dari sebelumnya, kusut sudah jelas tidak usah ditanya dan tidak bisa dipungkiri kalau ia memang terlihat berantakan bahkan sangat berantakan , rambut yang tidak pernah disisir bahkan bentuk kamarnyapun seperti kapal pecah seakan tidak ada kehidupan didalam sana, banyak teman Lana yang mensupportnya, tidak sedikit dari mereka yang berusaha mencari pengganti Adel dihati Lana. tapi itu semua sia-sia karena untuk sekarang Lana masih belum bisa move on dari Adel. kurang lebih dua bulan ia terpuruk dengan nasib buruk yang menimpahnya. Dua bulan bukanlah waktu yang bisa dibilang singkat, sungguh
  • 12. tragis hubungan tanpa status yang berakhir miris ditambah lagi dengan menghilangnya Adel secara misterius setelah acara pernikannya dua bulan lalu seakan wanita itu tengah ditelan bulat-bulat oleh bumi karena tidak ada kabar sama sekali , menghilang tanpa meninggalkan jejak semakin membuat Lana ketar-ketir untuk mencari keberadaannya . sampai suatu ketika sebuah kejadian mengharuskan Lana menghentikan pencariannya karena apa? hampir semua uang yang berada ditabungannya telah raib tanpa sisa hanya untuk mencari sang pujaan hati yang tak kunjung kembali padahal ia masih memilik tanggungan untuk keluarganya dikampung dan disaat yang bersamaan ibunya tengah sakit keras maka barulah ia menyerah dalam artian materi tapi tidak dengan hatinya ‘namamu masih akan selalu bersemayam dihatiku’ itulah kalimat yang bisa mewakili perasaan Lana . Teman kantornya yang bernama Nino berinisiatif untuk mengujungi kediaman Lana karena sudah terlalu lama Lana tidak menampakkan dirinya dikantor “Lana” ucap Nino lirih ketika ia telah sampai didepan pintu rumah kediaman Lana , ia menyaksikan keadaan Lana yang sangat menyedihkan seperti mayat hidup berbicara hanya jika itu penting dan berjalan jika ia ingin kekamar mandi . Saat ini posisi Nino yang berada dibelakang Lana sangat memungkinkan ia untuk mengamati sejenak gerak- gerik dari temannya itu, sedikit terenyuh dengan pemandangan yang disuguhkan hingga hampir saja ia lepas kendali untuk menampakkan setiap bulir-bulir bening yang menyesakkan dada dipelupuk matanya dengan posisi Lana yang menghadap kearah jendela semakin menambah kepedihan disetiap guratan wajahnya. jika ia bisa menangis maka ia sudah pasti akan menangis sedari ia menginjakkan kakinya disini, tapi ia tidak bisa melakukannya karena apa? Karena ia tidak tega jika harus terlihat rapuh disaat sahabatnya rapuh bukankah itu akan terkesan memperburuk keadaan? . Lana masih tidak menyadari kedatangan Nino karena ia masih asik dengan dunianya sendiri
  • 13. didepan jendela . jemarinya dengan lincah menuliskan sebuah nama ‘Adelia’, Nama itu tercipta dari gerakan tangan Lana di antara embun yang menempel di jendelanya “Apa aku bisa melupakanmu ? seperti tulisan yang aku buat dengan namamu ini ? kenapa namamu menghilang walaupun masih ada bekas yang tertinggal?” ucapnya sambil sesekali tersenyum kecil. Lama-kelamaan ia seperti merasakan kehadiran orang lain dirumahnya lebih tepatnya dibalik punggungnya, iapun tersenyum dan berbalik tapi setelah ia mengetahui siapa orang itu senyumannya langsung sirna ”aku tau kamu pasti mengira bahwa yang mengunjungimu adalah Adel, ia kan?”. Lana masih tertunduk seakan pemandangan yang ada dibawah sana lebih menarik dari pada dengan orang yang mengajaknya berbicara “Lana kumohon untuk sekali ini saja dengarkan aku” Nino tampak bersungguh-sungguh untuk mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan ‘nino kamu harus tenang untuk menasehatinya tidak boleh gegabah, harus pelan-pelan agar ia mengerti’ Nino berusaha sekuat tenaga agar ucapannya nanti tidak sia-sia hanya karena ia yang terlalu memaksakan Lana untuk mengerti, padahalia sendiripun sudah tau bagaimana kondisi psikis Lana untuk saat ini “Lan , kenapa semakin hari bukannya semakin membaik malah semakin terpuruk sih?” masih berharap agar Lana bisa merespon dengan baik kalimat per kalimat yang akan ia utarakan ”hmmm” Yah selalu kata itu yang menjadi andalan Lana ketika ia tengah malas untuk meladeni ocehan teman-temannya tapi walau seperti itu berarti ada kemungkinan bahwa Lana sekarang sudah siap untuk mendengarkan cemahan temannya itu . Nino mendekati Lana dan menepuk pundaknya pelan “aku tau kamu belum bisa untuk melupakannya ” Nino sedikit menjedanya karena ia tau, dengan kondisi yang seperti sekarang tidak mungkin Lana dapat mencerna semua yang akan ia sampaikan dengan baik, pasti memerlukan proses maka dari itu ia harus berhati-hati dalam setiap ucapannya jangan sampai nanti ada kata yang
  • 14. bisa membuat Lana emosi karena tidak baik untuk kondisinya sekarang , pelan tapi pasti Nino mulai melanjutkan apa yang seharusnya ia utarakan karena ini semua demi sahabatnya bahkan ia sendiripun telah menganggap Lana sebagai saudaranya sendiri “semua telah berlalu dan waktu akan terus berjalan . kenangan itu bukan suatu hal yang patut untuk dilupakan tapi sesuatu yang harus disimpan, hingga ada banyak hal yang menjadi warna dalam kehidupan kita selanjutnya. Bukan begitu Lan? ” Nino berbicara dengan satu kali tarikan nafasdan lagi-lagiia menjedanya, berharap Lana mau mendengarkan apa yang ia sampaikan barusan. sudutbibir Nino tanpa sengaja membentuk ukiran bulan sabit karena ia tahu Lana merespon apa yang tengah ia sampaikan buktinya sekarang Lana menggeser posisinya menjadi menghadap kearah Nino ”maka dari itu kumohon kau harus mencari seseorang yang bisa menciptakan kenangan manis itu lagi”. Lana hanya bisa terbengong-bengong mendengarkan kata-kata bijak yang keluar dari mulut Nino . Seorang Nino yang tidak pernah bisa menentukan pilahan hatinya sendiri tapi sekarang ia berbicara seolah-olah ialah orang yang paling berpengalaman . Lana cukup tau bahwa Nino memang tulus dengan kata-katanya barusan , maka iapun ikut tersenyum tulus ”tidak semudah yang kau kira. Kamu enak tinggal ngomong, terus aku yang ngejalaninnya gimana?” Nino terdiam ia bingung harus menasehati apa lagi tapi ia tidak kehilangan akal ”cobalah untuk membuka hatimu” Lana mengangguk menyetujui perkataan Nino, iapun telah membulatkan tekad untuk menikah, karena ia tidak mau dianggap sebelah mata oleh Adel ‘tapi dengan siapa ? entahlah’ tidak lama setelah itu seakan dewi portuna tengah berada dipihaknya karena Nino datang membawa kabar bahwa ia telah menemukan wanita yang bersedia menerima Lana, seorang wanita single yang bernama Lina “Aku tidak ingin pacaran tapi langsung menikah, apa kamu bersedia?” ucap Lana to the poin dan membuat lawan bicaranya melotot
  • 15. karena shock tapi setelah itu ia mampu menguasai keadaan setelah merasa tenang Lina tampak seperti sedang bergulat dengan pikirannya, cukup lama Lana menunggu jawaban Lina sungguh ia sangat gugup keringat dingin tanpa disuruh telah keluar dan tangannyapun terasa lembab karena ini pertama kalinya ia melamar wanita apalagi wanita yang berada didepannya itu baru saja ia kenal tapi semua itu bisa ia atasi karena sifat cueknya yang masih melekat sempurna didalam tubuh seorang Lana dan tidak berlangsung lama setelah Lana terombang-ambing dengan kegelisahannya akhirnya Lina memberikan jawaban ia mengangguk tanda setuju, tidak bisa dipungkiri rasa senang yang tiba-tiba muncul menyelimuti kabut kegalauannya itu langsung lenyap tergantikan dengan melebarnya senyuman Lana awalnya ia ingin sekali bersalto ria sambil berselebrasi layaknya pemain sepak bola yang tengah mendapatkan gol kemenangan tapi niat itu ia urungkan mengingat bahwa ini adalah perkenalan pertamanya dengan sang wanita ditambah ia juga harus menjaga image , Lana bersenandung didalam hati ‘apa gadis ini bodoh sampai ia mau begitu saja menerimaku yang baru saja dikenalnya hari ini’ ia sungguh tidak habis fikir dengan semua itu ‘tapi buat apa difikirkan toh itu bagus , berarti ia secara tidak langsung rela menjadi batu loncatan aku untuk bisa melupakan Adel’ . Lina ikut tersenyum , senyuman terindah yang pernah ia miliki setelah melihat senyuman Lana , ia tidak menyangka bahkan sangat teramat tidak menyangka bahwa lelaki yang ia temui atas rekomendasi temannya itu sangat mantap sekali ingin menjalin hubungan yang serius dan iapun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus itu karena memang ia sendiripun tidak ingin bermain-main lagi dan ingin sekali mendapatkan lelaki yang benar-benar serius seperti sekarang ini . aneh sungguh aneh ketika Lana menyaksikan senyum dari Lina seakan hatinya berontak ‘senyuman itu . . . kenapa denganku ?? bahkan hanya dengan melihat senyumannya perasaan ini
  • 16. langsung tenang, apa ini artinya aku sudak jatuh kedalam pesonanya pada pandangan pertama. Tidak , tidak boleh hatiku hanya milik Adel tidak boleh ada yang merebutnya termasuk dia’ tatapan kekhawatiran tercetak jelas diwajah wanita yang saat ini duduk berhadapan dengannya “kamu tidak apa- apa Lan? Apa kamu sakit? Sebaiknya kita pergi kedokter” pertanyaan bertubi- tubi itu datang dariLina , ia sangat khawatir ketika Lana menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kasar “tidak, aku tidak apa-apa” ujarnya lembut setelah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan . tidak perlu menunggu waktu lama untuk melangsungkan pernikahan ini dengan mereka yang sudah merasa nyaman satu sama lain itupun sudah bisa dibilang cukup ditambah restu dari kedua orang tua sang mempelai semakin menambah kelancaran berlangsungnya acara tersebut . Jangan tanyakan tentang perasaan Lana kepada Lina, iya hanya menganggap Lina sebagai pelampiasannya namun seiring berjalannya waktu dua tahun setelah pernikahan itu berlangsung mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang mereka beri nama Mela, akankah Lana bisa menerima kenyataan tentang apa yang ada didepan matanya . Suatu saat ketika Mela sakit karena tidak cocok dengan susu formula yang dikonsumsinya sehingga mengakibatkannya terserang diare. Kebetulan, kesengajaan atau itu adalah takdir karena tapat dihari itu Lina tengah pergi menjenguk Ibunya yang tengah sakit, oleh karena itu Lana hanya bisa mondar- mandir tidak tenang didepan Box bayi yang masih mengeluarkan tangisnya. Lana bingung sekali iapun duduk untuk merendam kepanikannya tapi itu sama sekali tidak membantu malahan semakin menambah kesemrautan didalam fikirannya, selanjutnya ia hanya mampu menutup wajah dengan kedua telapak tangannya “ apa yang harus aku lakukan? ” ia geram sendiri karena seakan otaknya buntu tidak bisa digunakan untuk berfikir padahal ini dalam keadaan
  • 17. genting . Kemana otak cerdasnya yang selalu ia gunakan untuk sesuatu diluar kepala, kenapa harus kehilangan kinerjanya ketika masalah itu menyangkut anaknya Mela “ kenapa aku tidak menghubungi Lina saja, ah tidak-tidak dia sedang sibuk disana aku tidak ingin mengganggunya “ Lana menepis jauh-jauh pikirannya . Setelah cukup lama berfikir seperti ada sebuah bola lampu yang muncul diatas kepalanya. Ting ... ‘ kenapa tidak berfikir dari tadi ‘ gumamnya dalam hati. Lanapun bergegas mengambil benda persegi panjang yang tergeletak diatas nakas dan iapun mulai menghubungi seseorang terjadilah percakapan yang cukup panjang disana tiba-tiba ada sesuatu yang cukup membuat Lana Shock “ kenapa tidak bertanya kepada Adel saja ” dengan entengnya orang diseberang sana berbicara, ia tidak tau bagaimana reaksi Lana setelah mendengarnya ” kamu tau sendiri kan kalau aku belum menikah kenapa tanya sama aku? “ lanjut orang seberang, suasana hening seketika telinga Lana terasa panas ketika mendengar nama itu disebut ” Lan...Lana Lana kamu masih disana ? Jangan bilang kamu lupa dengan Adel” . ’pertanyaan tidak bermutu’ Lana mencibir dalam hati, sebelum akhinya ia menjawab “ehh, ia nik. emangnya Adel tau tentang masalah ini ? “ pertanyaan terbodoh yang pernah diutarakan Lana ‘tadi aku mengatainya tapi sekarang ko seperti kena batunya ya. huft’ mengela nafasberat . “ kamu tidak tau, apa pura –pura tidak tau. Adel kan juga punya anak, sudah pasti ia pernah mengalami hal seperti ini ” . ” Benarkah? ”. Sudah sejak lama Lana seakan amnesia atau menutup telinganya dengan satu Nama, nama yang kemungkinan menjadi bumerang dihidupnya . seperti mimpi itulah anggapan Lana sekarang “ kelamaan mikir kamu Lan. Udah nanti aku sms nomornya ” . Lana membalasnya ragu tapi kemudian kepalanya mengangguk dan hal terbodoh kedua yang Lana lakukan dengan sang penerima telfon tersebut karena apa?, yang pasti Niki nama orang yang ditelfon Lana yang merupakan sahabatnya dan juga Adel itu pasti tidak akan
  • 18. melihatnya melakukan adegan manggut-manggutnya itu. ”Baiklah, makasih“ tut . . . tut . . . tut . . . tidak lama setelah telfon berakhir. Niki benar-benar melakukannya, short message from Niki. Rasanya aneh sekali ketika Nomor orang yang selama ini telah bersemayam dihati tiba-tiba ada didalam genggaman tangan kita sendiri setelah sekian lama tidak berjumpa, seperti orang linglung itulah yang dirasakan Lana sekarang. Lana bimbang padahal tinggal menekan tombol hijau disebelah kiri yang berarti call. ‘apa tidak akan jadi masalah nantinya?. Tapi bagaimana dengan Mela ?’ Pikiran-pikiran seperti itu terus berkecamuk didalam batin Lana. Cukup lama iya menimbang-nimbang ‘Lebih baik aku telfon Lina dulu’. Lana pun menekan tombol hijau tapi bukan untuk Adel melainkan Lina , menunggu itulah yang dilakukan Lana sekarang terlihat pada raut wajahnya seakan memperkuat kemungkinan iya untuk menghubungiAdelkarena dari tadi yang menjawab bukan Lina melainkan sang operator ’mungkin operator ini adalah salah satu fans beratku, sampai-sampai ia tidak mengizinkan aku untuk berbicara dengan istriku sendiri’ menghela nafas gusar itulah yang bisa ia lakukan sekarang setidaknya ia harus menyakinkan dirinya sendiri dengan keputusan yang akan diambilnya atas kejadian ini. Iya panik ‘mondar-mandir’ seakan sudah menjadi kebiasaan Lana tanpa disadari oleh nya. Sekarang saatnya memutuskan ‘demi anak’ Itulah mantra yang sepertinya cocok untuk situasi semacam ini. Tombol call pun akhirnya ditekan juga, tapi tidak ada jawaban dari orang seberang sana. Berkali-kali Lana menghubungi Adel tapi tidak ada tanggapan sama sekali. Akhirnya Lana memutuskan untukmeng-sms Adel. Lana baru ingat prinsip Adel bahwa iya tidak akan mengangkat telfon siapapun itu, sepenting apapun itu kalau Adel tidak mengenal nomornya “Del ini Lana, penting!!! Tolong angkat telfonnya” barulah setelah itu Adel mengangkatnya. Lana cukup gugup untuk memulai perbincangan akhirnya iya menarik nafas dalam dan membuangnya
  • 19. dengan kasar ”maaf mengganggumu, aku cuma mau tanya soal anakyang tidak cocok susu formula lalu anak itu terserang diare. Apakah kamu punya solusi ? ” Ucapku panjang lebar ”ckckck ternyata kamu tidak pernah berubah selalu to the point ” Lana sempat terdiam mendengarkan penuturan Adel , karena ini pertama kalinya setelah sekian lama Lana tidak berhubungan dengan Adel “ bahkan kamu ingat tentang prinsipku “ lanjut Adel yang semakin membuat Lana membeku untuk membalas percakapan yang terkesan ambigu “ Aku Cuma bertanya kalau tidak mau menjawab iya sudah “ jawabku ketus. Berusaha mengalihkan pembicaraan agar Adel tidak membawanya kedalam kumparan masa lalu “eh . . . kamu ngambekan ya sekarang , mentang- mentang sudah punya anak-istri “ sebenarnya Adel masih ingin berlama-lama berbincang dan menggoda Lana karena itu merupakan hal yang langka tapi sepertinya yang menjadi lawan bicaranya itu masih enggan untuk bicara panjang dengannya . Setelah itu Adel langsung kepokok permasalahan , menjelaskan apa yang iya tau, bahkan informasi kecil mengenai anak-anak tidak luput dari penjabarannya. Lana hanya manggut-manggut berusaha mencerna apa yang Adel ucapkan. keesokan harinya dikantor Lana tidak sengaja bertemu Niki yang tidak lain adalah sahabat dari Adel juga “ Lana gimana anak kamu ? “ tanya Niki sambil menepuk bahu Lana “ sudah membaik, makasih ya “ Niki hanya mengangguk tapi tiba-tiba dia berubah menjadi serius seperti teringat akan sesuatu hal yang penting “ eh, Lan kamu jangan macam- macam ya sama Adel “ aneh kenapa tidak ada angin tidak ada hujan Niki tiba- tiba bicara seperti itu? “macam-macam ?“ tanya Lana tidak mengerti tentang arah perbincangan Niki “Adel tuh mau bercerai dan inget kamu itu sudah berkeluarga. Mau taruh dimana anak dan istrimu“ tuturnya berusaha menasehati orang lain tapi entah bagaimana dengan ia sendiri “tenang aja aku tahu ko posisiku, tidak mungkin terjadi“ timpalku enteng “Aku tidak mungkin
  • 20. meninggalkan kehidupanku sekarang karena aku sudah merasa nyaman dengan mereka “ kataku meyakinkan. Lagi-lagi Niki hanya menggerakan kepalanya keatas dan kebawah untuk beberapa kali, entahlah ia mengerti atau tidak padahal menurutku penjelasan itu sudah sangat-sangat meyakinkan dan juga memang tidak ada kebohongan entah itu tersurat maupun tersirat tentang ‘tidak akan meninggalkan keluarganya’ kalimat itu merupakan kalimat tertulus yang pernah Lana ucapkan tanpa disadari olehnya datang dari relung hatinya terdalam karena Lana merasa memiliki bertanggung jawab dengan mereka . Anak dan istrinya sekarang sudah memiliki tempat tersendiri direlung hatinya entahlah Lana juga masih bingung dengan perasaan itu apakah hanya kasihan, tangung jawab, ataukah cinta jawabannya hanya ada pada Lana walau nama Adel masih tetap ada . Sebenarnya karena Mela, Lana mempertahankan hubungannya dengan Lina karena Lana tahu Mela masih membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya . dari awal hubungan Lana dan Lina memang sedikit dipaksakan, tapi seiring bergulirnya waktu perasaan terpaksa itu berubah menjadi tanggung jawab dan sampai sekarangpun tampaknya masih sama “hayo . . . mikirin apa ? Inget kata-kataku barusan jangan pernah meremehkannya” Lana terlonjak kaget ia tidak menyadari selama apa ia menyelami masa-masa bimbangnya. Ketika Lana kembali kepada kenyataan semua telah berbanding terbaik. Lanapun memberanikan diri menatap punggung Niki yang mulai menjauh dari pantri itu. “eh . . . . apa dia yang ia bilang tadi, bercerai apakah benar?” Lana langsung merogoh ponselnya yang berada didalam saku celana, iapun menekan tombol hijau itu kesekian kalinya untuk kontak bernama Adeldan seperti biasa Lana selalu sms dulu karena Lana bukan orang yang bisa berbasa-basi. ketika ada tanda-tanda bahwa sambungan itu akan diterima, Lana sudah siap keinti yang ingin ia tanyakan “bagaimana keadaan keluargamu?” Lana ingin sekali berbasa-basi tapi selalu gagal tidak
  • 21. ada faktor pendukung untuk melakukannya “kami baik, tumben kamu nanyain itu” sepertinya Adel masih tidak mau untuk terbuka kepada Lana dan berusaha mengalihkan pembicaraan tapi tidak akan berhasil jika ia sedang terlibat pembicaraan dengan Lana “ sudah jawab saja, aku mau tau yang sebenarnya “ Lana tetap bersikukuh menanyakan masalah ini kapada Adel ” Oke . . !! tapi tidak disini ” setelah sambungan terputus, hari ini mereka memutuskan untuk bertemu ditempat biasa mereka dulu sering menghabiskan waktu “jadi?” Lana memulai pembicaraannya hanya dengan satu kata yang bisa mewakili semua pertanyaan yang telah bersarang dibenaknya “ia, aku akan bercerai dengan suamiku” Adel tampak tidak bersemangat untuk membahas itu wajahnya tampak kusut seperti baju yang tidak disetrika tapi ia tidak mengelak ataupun menutupi masalah yang sudah ada diujung jurang yang curam “kenapa?” tanya Lana lirih , Adel merasa tidak sanggup untuk benar-benar meneruskannya . Lana melihat gelagat Adel yang tengah menggigit bibir bawahnya pertanda bahwa ia tengah mengalami masalah yang serius dan sangat sukar untuk dibagi , hingga akhirnya Adel buka suara “haruskah aku bercerita?” Adel masih takut untuk menceritakan problematika yang terjadi didalam kehidupan keluarganya karena itu semua menyangkut masalah pribadinya . jika ia menceritakan semuanya sama saja ia telah membuka aib keluarganya sendiri . bukankah kehormatan suami adalah pakaian istri dan begitu pula sebaliknya, begitulah kira-kira hal yang sering Adel dengar melalui pengajian rutin yang sering kali ia hadiri ”ya sudah kalau tidak mau, akukan tidak memaksa” kalimat itu selalu mampu membuat Adel bungkam dan akhirnya iapun memilih menceritakan masalahnya dari pada harus melihat Lana kecewa dan marah atas dirinya . Adel bercerita sambil menangis sesenggukan, kenapa ia ingin sekali bercerai itu dikarenakan suaminya telah berselingkuh . Suaranya terputus-putus, bahkan ia juga bercerita perihal
  • 22. mengurus surat-surat perceraiannya yang tidak ada seorangpun ingin membantu dirinya . Lana tampak simpati , ia berniat membantu sampai surat- surat perceraian itu selesai . dengan Adel yang masih sibuk dengan tangisannya Lanapun tidak kalah sibuk karena ia sekarang tengah mendalami masa-masa tersulit dalam hidupnya ‘kenapa aku tidak merasakan getaran apa-apa ketika sedang bersama Adel padahal dulu baru mendengar suaranya saja sudah membuatku seperti ingin mati berdiri’ masih berusaha menumbuhkan hal yang seharusnya ada tapi sia-sia tidak ada kemajuan setelah beberapa saat iapun memberanikan diri untuk memegang tangan gadisnya , tunggu dari mana Lana bisa mengklaim bahwa Adel adalah gadisnya apakah karena Adelia adalah cinta pertama Lana tapi hal itu sungguh tidak menjamin apa-apa . Adel hanya diam diperlakukan seperti itu oleh Lana ia berfikir lelaki ini tengah berusaha memberi kekuatan kepadanya atas musibah ini ‘tidak getaran itu memang benar-benar menghilang ada apa ini sebenarnya kenapa bisa terjadi’ ini adalah kesempatan emas yang tidak bisa ia buang begitu saja mengingat Adel akan bercerai tapi ia ingin sekali egois . sekali saja ia ingin memiliki keduanya , Adel dan juga Lina ‘tidak mungkin, tidak boleh apa ini kenapa harus hilang dan kenapa aku memikirkan Lina disaat aku sedang bersama dengan Adel? Mungkin ini masih pertemuan awal makannya aku tidak merasakan itu semua’ masih berusaha mengelak dari sebuah kenyataan yang bersifat fakta . wanita yang tengah duduk dihadapannya kini sedang menatap curiga kearah Lana ketika ia sudah sedikit tenang dari prosesi menangisnya “Kamu ada masalah?” tatapan Lana kosong wajahnya tiba-tiba berubah pucat“Apa kamu sakit?” Lagi- lagi tidak ada tanggapan dari orang yang diajak bicara, Adel kesal karena diacuhkan akhirnya ia memilih berdiri dan meninggalkan tempat itu menuju toilet untuk sedikit penyegaran ‘mungkin dengan cuci muka aku bisa sedikit fress’ Lana tampak mengerjapkan maniknya tapi ia tiba-tiba panik saat tidak
  • 23. melihat sosok Adel didepannya ‘apa Adel sudah pulang? Tapi kenapa ia tidak bilang padaku?’ Lanapun sudah bersiap untuk meninggalkan tempat itu tapi sebelum ia benar-benar pergi ada suara yang menahan langkahnya “aish menyebalkan kamu berniat meninggalkan aku” Adel mengomel ketika tengah berlari agar bisa mensejajarkan langkahnya dengan Lana “kukira kau yang meninggalkanku” ujarnya tanpa menoleh dan masih melanjutkan langkahnya “bisa berhenti sebentar!! Aku capek , kamu tidak tau tadi aku menyusulmu dengan berlari cepat , belum juga mengatur nafas supaya teratur ini malah dipaksa untuk berjalan menyamakan langkah lebarmu itu” cerca Adel dengan gamang “sudah ngomelnya? Ayo aku antar kau pulang” tanpa menghiraukan permohonan Adel yang meminta istirahat, sebenarnya Lana sendiri kasihan melihat wanita yang tengah mengatur deru nafasnya supaya normal kembali harus mengikuti kemuannya ‘aku tidak boleh kalah hanya dengan rasa iba, kalau aku terus disini yang ada aku tidak bisa menenangkan diri’ . “dasar siput” sambil terus berjalan tanpa ada niat membantu Adel “Aish , aku tidak tuli . aku mendengar apa yang barusan kamu ucapkan, hey tunggu !!! awas kau !!! dasar menyebalkan” sambil menghentak-hentakkan kakinya ditanah sebelum benar- benar sampai disamping Lana kembali , sungguh Adel menyesal telah mengeluarkan uneg-unegnya kepada lelaki yang cuek bebek tapi tetap cool dan siapa saja yang melihat rahang seorang Lana yang mengeras itu seakan menambah sisi kewibawaannya dan jiwa kepemimpinannya pun langsung muncul. Semenjak hari itu pertemuan demi pertemuan tidak bisa dihindari lagi. Bahkan Lana selalu menyempatkan diri setiap hari liburnya ia habiskan bersama dengan Adel bukan dengan keluarganya. Awalnya Lana selalu menekankan prinsip bahwa ia hanya kasihan alias iba, tapi Perasaan tidak bisa dibohongi sebenarnya ia mulai terbiasa lagi dengan kahadiran Adel bahkan
  • 24. perasaan yang hampir matipun kini tumbuh subur dengan adanya intensitas pertemuan yang dijalani keduannya “ Del aku mau jujur, tapi kamu jangan marah ya” ucap Lana sedikit menurunkan volume suaranya, sejujurnya itu bukanlah Lana karena Lana adalah type orang yang selalu to the point bukan bertele-tele seperti sekarang, hanya ingin berbicara saja harus berbasa-basi dulu tapi ia sekarang benar-benar grogi. Entahlah setiap bersama dengan Adel, lidahnya selalu kelu untuk mengeluarkan kata-katanya. Lana selalu tampak seperti orang bodoh, detak jantungnya tidak pernah berfungsi dengan normal bukan karena Lana memiliki kelainan melainkan karena Adel yang ada didekatnya, itulah mengapa jantungnnya seakan berirama membentuk orkestra tunggal yang dimainkan oleh ahlinya ketika kulit Lana tanpa sengaja bersentuhan dengan permukaan kulit Adel, Lana seperti merasakan disengat oleh beribu volt listrik bertegangannya tinggi. Aneh memang tapi itulah sesungguhnya yang terjadi, bahkan bukan Cuma Lana, Adelpun ternyata merasakan hal yang sama “Apa ?“ Adel menyembunyikan rasa gugupnya ketika Lana memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan , sangat kentara sekali kalau wajah Adel memerah karena malu telah ditatap sedemikian rupa . “ Sepertinya aku . . aku menyukaimu . tidak . . tidak . . bahkan lebih , Aku . . aku mencintaimu “ Adel diam ia berusaha mencerna setiap kata yang Lana ucapkan ”Memang ini terkesan buru-buru atau apalah menurutmu . Yang jelas aku serius “ Ucap Lana mantap dan dengan penuh keyakinan . Lana menunggu 1 detik . . . 2 detik . . . 3 detik . . . bahkan hampir 30 menit berlalu tapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Adel “ Bicaralah jangan diam saja “ Lana berusaha menepis rasa penasan yang telah seenaknya bergelayut manja diantara hatinya . ‘ Apasih yang akan kau jawab ‘ Lana semakin resah dibuatnya . Ternyata menunggu jawaban yang tidak pasti rasanya lebih menyeramkan dibandingkan menonton film horor atau malah melihat penampakan hantunya
  • 25. secara langsung , sungguh keadaan ini sangat mencekam . Lama sekali Lana menunggu akhirnya ia merasa jika Adel akan membuka mulutnya tapi detik selanjutnya Lana harus menelan kekecewaan lantaran bibir plum itu tampak terkatup rapat malah terkesan semakin rapat seakan iya tidak akan mengucapkan barang satu patah katapun. Adel memejamkan matanya , menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan sebelum ia benar-benar menjawab pernyataan yang menurutnya sangat sulit karena ini menyangkut hidupnya , keluarganya bahkan kebahagiaan keluarga Lana . Adelpun menyerah ia tidak sanggup berbohong lagi bukan kepada siapa? melainkan membohongi hatinya , pandangannya mengabur karena terlalu banyak air yang menghalangi penglihatannya. memejamkan mata itulah hal yang paling tepat dilakukannya sekarang mungkin jika tidak maka dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama akan munsul anak sungai yang baru, masih dengan mata terpejam ia mulai berbicara karena ia tak sanggup jika harus menatap manik orang yang telah meluluh lantakan pertahanannya “ Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama” Lana cukup kaget dengan penuturan Adel ‘apa aku sedang bermimpi ‘ tanya Lana lebih tepatnya kepada dirinya sendiri . Adelpun berusaha melanjutkan kata-katanya “ jujur dulu sebenarnya aku mengharapkan dirimulah yang akan datang melamarku , tapi apa ? kamu bahkan semakin menghindariku setelah kejadian itu “ Celotehnya sambil tertunduk lesu dan menekannya beberapa kata yang terselip didalam kalimatnya tersebut .”bukannya kamu yang malah terkesan menjauhiku” Lana berusaha membela diritapi bukannya menjawab Adel diam sehingga Lana mau tidak mau mendongakkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang terjadi, bahu Adel bergetar pertanda bahwa ia tengah menangis. ia menggigit bibirnya sendiri berusaha untuk meredam suara tangisnya agar tidak meledak , tapi Lana yang terlanjur mengetahui itu tidak bisa diam saja iapun menarik Adel
  • 26. didalam pelukannya . Adel menegang atas perlakuan tiba-tiba Lana tapi tak bisa ia pungkiri bahwa ia sebenarnya merasa hangat dan nyaman didalam rengkuhan tubuh kekar Lana. Lana merasa kemejanya basah “ keluarkan semua bebanmu , jika dengan menangis bisa membuatmu tenang maka lakukanlah “ Ternyata benar benteng pertahanan yang dibuat Adel telah hancur jika ia sudah bersama dengan Lana bahkan dalam hitungan detik ia sudak tidak bisa menahan beban dalam hidupnya, tangisan sekarang benar- benar pecah “tapi kumohon setelah ini jangan ada air mata , aku sakit melihatmu menangis” . Setelah dirasa tenang Lana mencoba meraih dagu Adel dengan jari telunjuknya berharap Adel mau menatap matanya , akhirnya Adel menengadahkan kepalanya iris proxy hazel mereka bertemu , getaran yang dulu telah kembali itulah yang dirasakan Adel . ia berusaha menatap dalam kemanik obsidian Lana berusaha mencari kebohongan disana menelisik kesetiap penjuru manik itu . Tapi hasilnya nihil, yang ia temukan hanyalah tatapan kaseriusan Lana dengan ucapannya . Setelah hariitu hubungan mereka seperti sepasang kekasih . Lana sudah menganggap Oki (anak Adelia) sebagai anaknya sendiri , kakak dari Mela . Bahkan sepertinya Lana lebih menyayangi Oki dibandingkan Mela yang notabennya adalah anak kandungnya , darah dagingnya , keturunannya . karena tiada satupun permintaan Oki dan Adel yang tak ia penuhi walau tidak harus dalam waktu dekat yang terpenting Lana sudah mencoba untuk memberikan apa yang ia bisa . Sebesar itukah perasaan Lana kepada Adel lantas bagaimana dengan Lina ? entahlah , apakah yang akan terjadi selanjutnya. Suatu hari sang kakak menjodohkan Adel dengan temannya yang ternyata punya rasa kepada sang adik , lelaki itu adalah seorang dokter muda jenius , putih , tinggi , rendah hati , ramah , ganteng pula seperti paket komplit saja . Dokter yang bisa dibilang cukup sukses dengan karinya yang terbilang
  • 27. singkat jika dilihat dari tahun ia lulus dan bisa dipastikan jika orang yang akan menjadi pendampingnya kelak akan bahagia dan tidak akan merasa kekurangan . iapun anak satu-satunya dari orang yang cukup berpengaruh dirumah sakit yang tengah ia kelola, Baskoro namanya tapi lebih suka dipanggil dengan nama Bagas sebagai calon pewaris tunggal aset keluarganya ia cukup disegani karena sifatnya yang tidak pandang bulu terhadap pergaulannya . malam itu sang kakak telah mengatur kencan buta yang akan dihadiri oleh Adel dan Bagas tentunya rencana itu tanpa sepengetahuan sang adik , kencan pertama mereka direstoran yang merupakan tempat favorit Adel dan untuk pertama kalinya pula sang adik entah kesambet apa yang jelas ia mau menuruti ajakan kakaknya untuk mengenal sosok lelaki selain Lana . sesungguhnya begitu berat untuk melakukan semua ini tapi apa boleh buat jika itu adalah salah satu jalan keluar yang terbaik agar ia bisa melupakan Lana walau hanya sejenak . kencan pertama berjalan dengan cukup baik walau meninggalkan kesan berbeda bagi Adel , wanita itu tidak memiliki fill yang lebih kepada Bagas entahlah kenapa yang jelas memang itu yang ia rasakan atau mungkin karena yang ada dihati Adel cuman Lana sehingga percuma jika harus memasukkan nama lelaki lain pasti hatinya akan berontak dan tidak terima karena sudah disesaki oleh satu nama yang takkan terganti yaitu ‘Lana’. memang perasaan tidak bisa dipaksakan padahal Bagas telah menaruh hati sejak lama kepada adik temannya itu pertama kali kenapa ia bisa tertarik kepada Adel karena melihat koleksi foto-fotonya yang terkesan selalu ceria sehingga tanpa sadar ia telah jatuh cinta pada tatapan pertama walau harus lewat foto didalam laptop yang ia pinjam dari kakak Adel . sungguh lucu ceritanya mana ada cinta hadir dikarenakan tatapan dan efek ceria didalam gambar tapi tidak bisa dipungkiri itulah kenyataannya tapi apa benar itu cinta atau cuman rasa kekaguman belaka ? hal itulah yang sedang dipertanyakan oleh Adel setelah mendengar
  • 28. alasan kenapa lelaki yang sedang duduk berhadapan dengannya itu mudah sekali mengatakan kata keramat yang memiliki beribu makna ‘Cinta tidak semudah membuat telur ceplok dan tidak juga sesulit mencampurkan bahan- bahan kimia untuk dijadikan percobaan agar tidak meledak’ Jika kita berbicara mengenai satu kata ‘Cinta’ maka tidak akan ada habisnya , Cinta itu sebernya simple untuk diucapkan tetapi sulit untuk meyakinkannya karena yang berbicara mengenai cinta yang sesungguhnya bukan hanya mulut tapi fikiran dan ketulusan hati yang memiliki andil besar dalam menentukan nasib cinta seseorang lantas apa yang akan terjadi ketika hati selalu berkata ‘iya’ tapi otak tidak mau meresponnya ? “seyakin itukah bahwa apa yang kamu rasa itu benar-benar cinta ?” Adel berujar dengan entengnya “aku yakin” saking siapnya akan pertanyaan tersebut membuat Adel langsung mendengus sebal “mungkin hanya kagum ketika melihat keceriaan yang terpancar melalui fotoku” berusaha menyakinkan Bagas bahwa itu bukan cinta tapi sepertinya sia-sia saja karena Bagas juga tetep kekeh pada pendiriannya “kagum dan cinta itu berbeda, aku tidak mau menjalani hubungan dengan pondasi kagum percuma nanti kalau retak tidak akan bisa diperbaiki” mudah-mudahan pak Dokter ini mau mendengar omongan aku yang sebenarnya adalah sebuah penolakan tapi aku buat dengan aksen sehalus mungkin agar tidak meninggalkan bekas maksudnya luka karena sungguh tidak efisien jika harus melihat lelaki patah hati atau bahkan sampai menangis “kamu tidak perlu khawatir karena aku akan sungguh-sungguh memperbaiki keretakan itu” sepertinya Adel ingin bermain-main denganku kita liat saja siapa yang akan menang dalam perdebatan ini batin Bagas menebak ‘lelaki ini sungguh menyusakan , apa ia tidak bisa mencerna ucapanku itu’ akhirnya Adel kehabisan kata-kata untuk meyakinkan yang orang paling menyebalkan sedunia karena kelemotannya atau memang pura-pura lemot sih, jika terus
  • 29. dilanjutkan mungkin Adel akan naik darah dan kencan itupun berakhir tidak sesuai dengan harapan “huft akhirnya nyampe rumah juga” setelah merilekskan otot-ototnya yang kaku karena hal yang hampir membuatnya hilang kendali maka pada kencan keduanya Adel sengaja menghindarinya, seharusnya hari ini ia memiliki janji dengan teman kakaknya itu tapi sekarang justru ia tengah berduan dengan Lana disebuah warung makan . Bagas yang sudah sampai ditempat yang sudah disepakati itu akhirnya hanya bisa menunggu dan menunggu setelah dirasa cukup lama akhirnya ia memutuskan untuk menelfon Adel tapi tidak pernah diangkat . “siapa yang menelfon del , angkat aja” Lana berusaha menegur tapi Adel malah acuh tak acuh “kalau punya masalah jangan dihindari tapi dihadapi” petuah bijak itu berhasil membuat Adel buka mulut “tapi aku tidak menyukainya” berusaha tetap mengontrol emosinya agar tidak meledak ditempat yang tidak semestinya “jujur saja padanya , apa salahnya jika orang berkata tentang apa yang tidak ia suka” Lanapun berusaha sabar untuk menuntun Adel agar tidak salah melangkah “semua itu tidak segampang yang kamu fikirkan” lagi-lagi handphone Adel bardering tapi kali ini bukan nama Bagas yang muncul melainkan kakaknya dan untuk kesekian kalinya pula panggilan itu diabaikan olehnya , Lana hanya bisa menasehati toh selanjutnya Adel sendirilah yang akan menentukan pilihannya . malamnya setelah Adel sampai rumah ia langsung disambut dengan tatapan begis sang kakak yang tengah marah besar kepadanya “kamu tidak kasihan dengan Bagas yang telah jauh-jauh datang dari luar kota setelah melakukan tugasnya hanya untuk bertemu dengan dirimu , kamu sadar itu hah !!!” langsung memaki dan menoyor kepala Adel , sang adik yang tidak terima justru melawan tidak ada rasa takut sama sekali didalam dirinya yang ada sekarang justru ia merasa terancaram “aku tidak menyukainya, lagi pula apa kakak lupa ketika dulu kakak memohon kepadaku
  • 30. untuk bertemu dengannya. APA KAKAK LUPA !!!!” tidak ada yang bisa melerai perdebatan antar saudara itu sehingga berlangsung cukup sengit “jika memang lupa aku akan mengingatkannya , kamu boleh menentukan apa yang akan kamu lakukan tapi sebelum itu temui dia dulu. Seperti itukan yang kakak sampaikan padaku” berusaha menirukan suara khas kakaknya walau tidak berhasil ketika mengingatkan kejadian yang lalu . sang kakak berusaha tenang “tapi tidak begini juga caranya, kamu kan bisa bicara baik-baik dan memohon pengertiannya” ucapannya melembut tapi setelah itu sang kakak memilih untuk mengalah dan pergi dan mengambil tas jinjingnya yang telah ia letakkan disofa ruang tamu ketika dirinya datang dan jika diteruskan maka tidak akan ada akhirnya . “Bagas aku minta maaf ya kelakuannya memang seperti itu” memohon pengertian “.....” diam itulah yang dilakukan orang diseberang sana tidak ada menyahut sama sekali “maafkan aku, itulah mengapa Adel tidak pernah awet dalam menjalin hubungan serius karena dia masih kekanakan” rasa bersalah terus menghantui kakak Adel karena dialah yang berencana menjodohkan mereka tapi kenapa harus berakhir seperti ini “sudahlah lupakan , kenapa jadi kamu yang minta maaf. Aku tidak pernah marah sama Adel ” percakapan itu tiba-tiba berakhir “gimana nih, pasti Bagas marah tapi karena tidak enak makannya ia berbicara seperti itu. Adeeeel kamu itu huft , sabar- sabar ini tidak sepenuhnya salah adik tidak tau diri itu” ngedumel itulah yang hanya dilakukan oleh kakak Adelia. ‘Liat saja del apa yang akan aku lakukan untukmu’ senyuman itu , senyuman yang terkesan misterius ditunjukkan oleh orang yang telah memutuskan sambungannya dengan Tita kakaknya Adel , dia adalah Baskoro . apakah yang direncanakan Bagas kepada Adel ? . “Niki boleh minta tolong aku sekarang ada di Bandung . tapi aku sama sekali tidak mengenal kota ini, aku tau kamu punya banyak koneksi maka aku menghubungimu karena kamu satu-satunya orang yang bisa aku andalkan
  • 31. sekarang ” suara sambungan telfon itu menggema diruang serba pink milik Niki . Niki yang ternyata baru bangun tidur hanya bisa mendengarkan tanpa ada respon apapun “Halo ,Nik kamu masih disana kan ?” Adel mendengus kesal karena dari tadi ia seperti bicara sendiri “huammmp . . . ini siapa ya?” Niki menguap dengan tidak sopan dan menambah tingkat kejengkelang orang diseberang sana “kamu baru bangun ?? ia ampun Niki kalau kamu seperti ini terus kapan ada lelaki yang mau sama kamu?” . ’eh’ Niki baru sadar setelah orang seberang marah-marah gak jelas ‘nenek bawel kah’ ia pun langsung memeriksa layar telephone genggamnya dan manggut-manggut “bisa kamu ulangi?” tanpa rasa bersalah Niki menyampaikan hal yang memang tidak jelas menurutnya “huft . . . sabar Adel sabar” orang seberang bergumam dengan nada yang cukup menggelikan sampai-sampai Niki menahan tawanya “intinya , apa kamu punya relasi dibandung?” hening diantara percakapan dua orang itu karena ternyata Adel menunggu Niki berpikir “Ada ko del, tenang aja . aku kirimin kamu nomornya agar lebih mudah. Oia namanya Rendra” . Niki merasa telah mendapatkan suntikan semangat, terlalu senang dengan permintaan Adel. itu berarti ia mempunyai alasan untuk berhubungan kembali dengan teman lamanya , sekaligus cinta pertamanya . Niki menyukai Rendra bahkan semenjak duduk dibangku sekolah menengah pertama (smp) . ia sama sekali tidak peduli jika Rendra hanya menganggapnya teman toh Cinta dalam hati itu tidak ada salahnya kan , dan Rendrapun tidak pernah marah selagi tidak ada masalah diantara kita. ‘Hahhaa senangnya membayangkan kata KITA terucap diantara aku dan Rendra’ Niki masih melambung dialam yang hanya bisa ia sendiri yang masuk .Tiba-tiba wajah Niki berubah murung berusaha tetap tersenyum walau garis simetrislah yang tampak . Entahlah namanya juga perasaan , siapa sih yang mau seperti ini . tidak pernah dianggap pasti sakit rasanya . Niki merekomendasikan Rendra bukan tanpa sebab soalnya memang
  • 32. hanya dia satu-satunya teman yang Niki punya di Bandung . ‘Rasanya seperti mimpi yang menguap diudara ketika membicarakan-nya’ lagi-lagi Niki senyum- senyum sendiri. Adelia adalah sahabatku sejak masuk SMA , aku tidak mungkin meninggalkannya dengan orang yang salah . Adel sudah tau kalau ia menyukai seorang lelaki bernama Rendra tapi sayangnya ia tidak pernah punya kesempatan untuk mengenalkannya secara langsung kepada Adel . Setelah hari itu berlalu entah perasaan Niki saja atau benar terjadi, Niki melihat Rendra dan Adel pergi bersama . Awalnya Niki selalu membuang pikiran negatif tentang mereka tapi setelah diperhatikan semakin lama mereka semakin dekat . kedekatan merekapun bisa dibilang tidak wajar, Niki sampai dibuat geram dengan kelakuan mereka berdua ‘ apa Adel tidak tau kalau Rendra yang aku kenalkan padanya adalah Rendra yang sama dengan yang selalu aku ceritakan tempo hari’ Air bening itu sukses terjun bebas dari iris hazel Niki . ‘ teman makan teman’ itulah anggapan Niki kepada Adel . Lana akhir-akhir ini tampak murung memikirkan kedekatan Adel dan Rendra , sepertinya Lana mempunyai tingkat kegalauan yang sama dengan Niki atau bahkan lebih, mereka sendirilah yang dapat merasakan . Tapi Lagi-lagi Lana terlalu pintar menutupi perasaannya , hebat sekalikan Lana berbeda sekali dengan Niki yang akan langsung menghindari mereka “del jangan pernah tutup matamu” gumaman Lana mencoba mamancing Adel agar mengerti “apa maksudmu?” Adel mendelik tidak suka akan pertanaan yang secara tiba-tiba dilontarkan oleh Lana karena ia merasakan sebuah firasatnya tidak enak. Lana berusaha bersikap sewajarnya sebelum ia mengumpulkan kekuatan untuk mengutarakan maksud sebenarnya karena ia tau sebentar lagi pasti akan terjadi pertengkaran antara dirinya dengan Adel “kamu tidak memperhatikan Niki ?” Adel hanya mengernyit haren dengan pertanyaan Lana ‘ini bukan Lana’ Adel berkata dalam hati lalu dimana Lana yang dimaksud Adel ‘aku tau kamu tidak
  • 33. mengenali aku sekarang, bahkan bukan cuman kamu aku sendiripun demikian’ seakan hati mereka memiliki sebuah ikatan yang bisa membuat percakapan tanpa suara “Niki berubah setelah kamu dekat dengan RENDRA” Lana sengaja membuat penekanan dikata terakhirnya dan seakan Lana bisa membaca pikiran Adel yang masih bingung dengan topik yang sedang ia bahas sekarang “kamu bingung ? apa kamu tidak peka ?” pertanyaan Lana seakan menampar Adel , ‘apa Rendra ini adalah cinta monyet yang selalu Niki ceritakan?’ ia berusaha membuang pemikiran yang secara tiba-tiba lewat diotaknya “Ya , Niki mencintai Rendra” Lana tertunduk ia tidak pernah mau menyaksikan keterpurukan Adel karena ia tahu Adel sudah memiliki perasaan lain kepada Rendra ‘Tidak mungkin’ Adel shock bagaimana tidak karena ia baru menyadari kenyataan ini. Tiba-tiba ide gilanya muncul ia tidak akan sanggup lagi jika harus kehilangan orang yang bisa membuatnya nyaman selain Lana “Rendra sukanya sama aku bukan sama Niki” dengan entengnya Adel mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya keluar dari mulut cantiknya itu , memang benar perkataan orang yang bilang kalau mulutmu adalah harimaumu atau lidah adalah pedang yang paling tajam . Mereka tidak ada yang menyadari bahwa sedari tadi ada yang menyaksikan pertengkaran itu , Niki berdiri tidak jauh dari sana ia hanya bisa membekap mulutnya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menenteng makanan yang awalnya ia sengaja buat untuk Adel agar bisa lebih santai mengobrol dan mengorek sejauh mana hubungan Adel dan Rendra tapi hal itu tidak perlu lagi ia lakukan karena ia bahkan sudah mendengar dengan jelas apa yang Adel ucapkan barusan , ia shock setengah mati, tidak pernah menyangka sahabatnya akan berkhianat sejauh ini. sudah pasti Niki berharap kalau dulu ia tidak pernah memberikan nomor Rendra pasti tidak akan seperti sekarang, bahkan ia sampai berpesan kepada Rendra untuk menjaga Adel. Rendra memang menjaganya bahkan
  • 34. sangat melindunginya , memang penyesalan selalu ada diakhir. Adel stres ia rela kehilangan sahabat asal tidak dengan Rendra , karena jika Rendra pergi atau Adelberpura-pura mengikhlaskan Rendra untuk Niki maka bisa dipastikan semua akan kembali berantakan sudah dipastikan ia akan selalu menerima uluran tangan Lana , bukannya ia sombong karena tidak mau menerima bantuan Lana tapi jika ia terus bersama dengan Lana maka semakin kecil kemungkinan bahwa Adel akan melepaskan Lana begitu saja . Adel masih waras karena tidak ingin menghancurkan kehidupan rumah tangga Lana , ia cukup tau diri makannya ia rela dibenci Niki hanya untuk Lana . “kenapa kamu begitu egois, Niki sahabat kamu . kamupun tau lika-liku perjalanan percintaan Niki Bahkan kamu sendiri yang selalu menyuruh Niki untuk segera menikah tapi apa , kamu lah yang secara tidak langsung telah menghancurkan hatinya . sahabat macam apa ka . . .” belum selesai Lana berbicara Adel sudah menyelanya “CUKUP !!! . aku capek . . Aku capek mendengar ocehan gilamu itu. aku pikir selama ini kamu telah mengenalku tapi dengan adanya kejadian hari ini telah membuktikan bahwa kamu sama sekali tidak tau apa-apa tentang diriku” satu hal dari sifat Adel yang tidak bisa ditolerir yaitu sifat keras kepala tingkat akutnya, yang selalu membuatLana kewalahan. Tidak mau ambil pusing Lana akhirnya mengalah dan mengakhiriperdebatan sengit yang sedang terjadi jika tidak, mungkin pertengkaran itu tidak ada habisnya . malam telah berganti pagi Lana berencana mengajak Adel jalan-jalan dan iapun ingin meminta maaf perihal kejadian kemarin , memang bukan sepenuhnya kesalahan Lana tapi ia sangat tahu watak dari Adel yang enggan untuk sekedar meminta maaf duluan makannya ia berinisiatif seperti itu . Lana sangat tidak bisa jika sehari saja tidak mendengar suara Adel . Dilain tempat “aku ketoilet dulu ya” lawan bicaranyapun hanya mengangguk . tidak lama setelah itu hanphone yang berada diatas meja berdering mengeluarkan suara merdu dari seorang
  • 35. penyanyi solo keluaran dari ajang pencarian bakat X-FACTOR indonesia pertama, siapa lagi kalau bukan Fatin Shidqia Lubis. Bahkan lagu ini baru saja meledak pasti sulit untuk mencarinya , berbeda dengan wanita ini ia bahkan rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan tanda tangan dan lagu terbaru dari Fatin dan ketika lagu tersebut bersenandung itu berarti menandakan ada sebuah panggilan masuk “Fatinistik sejati rupanya” lelaki itu tidak beranimengambil apalagimengangkatsebuah panggilan dari handphone teman terdekatnya sekalipun karena menurutnya itu termasuk kedalam privasi seseorang dan tidak boleh diganggu gugat . Benda itu tidak mau berhenti jika belum ada yang menyentuh dan mengklik tombol yang ada disana, membuat keadaan gaduh untuk sementara Karena penasaran akhirnya lelaki yang tengah duduk manis dengan menikmati secangkir mocca caramel late uring-uringan ’del kamu lama banget sih’ gerutuan lelaki itu ‘seakan toilet ada diujung dunia saja, sampai-sampai Adel seperti liliput yang nyasar. Atau memang Adellah yang jalannya seperti siput’ semakin jengkel sampa-sampai lelaki itu tanpa sadar ngedumel tidak jelas . ternyata bukan hanya lelaki itu saja yang terusik dengan suara merdu yang keluar dari ponsel pintar seseorang yang ternyata adalah Adel “mas tolong angkat saja disini kami sedang berusaha relax bukan mau karokean” karena sekarang ia sedang berada dikafe yang memang menyuguhkan suasana yang membuat siapa saja yang berkunjung merasakan kenyamanan karena memang itulah tujuannya. suasana yang romantis, kesan lampu remang-remang yang terpasang serta interior dan eksterior dari kafe ini , belum lagi lilin aroma terapi yang sengaja dipasang disetiap sudut kafe dan satu lagi disini memang dilarang untuk berisik karena tempat ini sangat sunyi . dikafe ini pun menyediakan tempat lulur khusus , hanya untuk orang-orang yang rela merogoh kocek sedikit lebih dalam untuk menikmati suasananya. semua ini menambah nilai plus tersendiri mungkin untuk orang baru dia pasti
  • 36. enggan untuk menginjakkan kakinya dikafe seperti ini karena apa ? Dari depan tempat ini terlihat sangat sepi bahkan seperti tempat yang tidak berpenghuni karena konsep yang disuguhkan disini sangat tidak mencerminkan adanya kehidupan . serta mayoritas yang datang ke kafe ini pun orang-orang yang tengah mengalami kepenatan entah dalam pekerjaan maupun pribadinya jelas sekali terlihat dari wajah mereka yang suntuk. akhirnya lelaki itu mengangkat panggilan tersebut Hanya tatapan kosong yang ada setelah handphone itu ada digenggaman tangannya , ia menekan tombol untuk menerima telfon itu tapi baru saja handphone itu sampai ditelinganya, sambungan langsung terputus ‘mungkin sang penelfon lelah menunggu’ begitulah pemikiran positif yang ia punya. Sms dari nomor yang sama dari sang penelfon beberapa waktu lalu, tanpa sengaja ia menekan tombol untuk membacanya ‘del bisakah kita bertemu ditempat biasa?’ Rahang lelaki itu tampak mengeras dadanya sesak mengetahui kenyataan yang baru saja ia ketahui ’tempat biasa? Apakah Adel sering bertemu dengannnya? Dan siapa dia ?’ Adel yang baru datang dan melihat perubahan pada air muka Rendra “Ren kamu kenapa?” .”tolong hubungi nomor ini, bilang padanya kalau aku ingin bertemu” Rendra setengah berteriak nafasnya setengah memburu . Awalnya Adel bingung karena ia sendiri tidak tau masalahnya apa tapi setelah Rendra menyerahkan handphone miliknya Adel kaget karena dua hal . pertama Rendra tidak pernah semarah ini sebelumnya, kedua kalau ia ingat-ingat ini adalah nomor Lana ‘apa yang ingin Lana bicarakan?’ . Adelpun menghubungi Lana memintanya menemui Rendra dan Lana langsung menyanggupi undangan Rendra tidak ada sejarahnya seorang Lana takut , ia bahkan sudah menanti pertemuan ini sejak lama. Mereka telah menentukan dimana tempat yang pas untuk bertemu yaitu dirumah makan sederhana yang ada dipinggir jalan dekat dengan kantor Lana sekarang . Adel memaksa untuk ikut karena ia tidak mau kalau sampai terjadi
  • 37. hal-hal yang tidak ia diinginkan ”jujur, aku memang mencintai Adel . Tapi kau harus tau bahwa aku ini sudah berkeluarga, dan aku mengerti dimana posisiku sekarang” ujar Lana to the poin . setelah pernyataan panjang itu terungkap akhirnya mereka memutuskan untuk makan tapi sebenarnya Adel lah yang memaksa mereka untuk menyudahi percakapan yang dianggap tidak akan ada ujungnya jika lau tidak ada yang menengahi dan jelas sekali perbincangan itu mengganggu suasana hatinya , kedua lelaki ini memperdebat masalah yang menurutnya tidak penting . Rendra sengaja memesankan ayam bakar yang merupakan makanan kesukaan Adel agar Lana tau bahwa ia lebih mengenal Adel dari pada Lana itu sendiri, Sementara Lana hanya memesan mie goreng pedas. tidak ada yang menyangka kalau Adel akan berpindah tempat duduk disebelah Lana merekapun semakin dibuat tercegang bukan hanya dikarenakan kepindahan Adel tapi juga karena ia serta merta ikut menyantap mie goreng Lana tanpa rasa bersalah sedikitpun “Del, ini Ayamnya. Bukankah ini adalah makanan favorit kamu?” bujuk Rendra kepada Adel yang masih asik menyantap makanan itu “memang benar, tapi kali ini aku maunya Mie goreng punya Lana” Adel itu polos atau bagaimana sih , jelas-jelas lelaki didepannya itu sedang cemburu berat malah sekarang ditambah masalah yang baru . Jelas sekali terlihat perubahan raut wajah Rendra yang tampak merah padam menahan amarah yang sudah diujung tanduk. Mereka pulang kerumah masing- masing , tapi sebelum itu Rendra berniat mengantarkan Adel pulang terlebih dahulu ketika didalam mobil tidak ada yang mau memulai percakapan, tapi ditengah perjalanan itu terjadi pertengkaran hebat diantara mereka . setelah Adel sampai didepan rumahnya ia langsung meninggalkan Rendra dan membanting pintu mobil dengan kasar ‘siapa dia suami aja masih calon ko sudah berani ngatur-ngatur’. Ditengah perjalanan Rendra masih kalut karena emosinya yang semakin meluap-luap , ia memukul stir mobil dengan geram
  • 38. tidak memperdulikan rasa sakit yang ada ditangannya karena ia sedang merasakan sakit dihati yang teramat dalam ‘apakah cinta sesakit ini? Apa ini adalah karma karena aku sudah menyakiti hati Niki’ . beberapa hari setelah Niki menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Adel telah menghianatinya fikirannya buntu iapun bertindak dengan gegabah dengan mendatangi Rendra dan berniat menyampaikan perasaannya tapi apa yang ia dapat , penghinaankah atau mungkin pelecehan ”aku tau kamu menyukaiku dari dulu tapi aku sudah menjatuhkan pilihanku sendiri . awalnya aku berniat memberimu kesempatan tapi setelah bertemu dengan Adel semuanya berubah, aku memilih dia. Maaf”. Amarah Niki langsung memuncak ‘aku ditolak karena sahabat yang kurang ajar itu. apakah wanita seperti itu masih bisa dikatakan sebagai sahabat setelah apa yang dilakukannya padaku,ckck’ seringaian mengerikan itu muncul untuk kesekian kalinya “dia itu penghianat !! aku telah melakukan kesalahan terbesar dengan mengenalkanmu padanya” Rendra tidak terima jika Niki menjelek-jelekkan Adel didepannya . siapasih yang rela pujaan hatinya dikata-katai seperti itu, tentu tidak akan ada termasuk Rendra . iapun langsung mencengkram bahu Niki cukup kuat hingga membuat Niki meringis dan bisa dipastikan setelah itu bahunya pasti lebam “untuk itu aku sungguh-sungguh berterima kasih padamu karena hal yang telah kamu sebutkan tadi tapi yang jelas ia tidak seperti dirimu yang tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya sendiri, bahkan kamu sekarang datang seakan sedang mengemis cinta padaku. kasihan sekali Adel yang telah memilih kamu sebagai sahabatnya” Rendra mengeluarkan senyuman evilnya , Niki tidak mampu berucap apapun ia hanya bisa menangis diperlakukan seperti ini tidak ada yang mau membelanya “kamu bahkan lebih hina dari pada Adel” kalimat yang tidak cukup panjang itu sukses menyadarkan Niki kalau ia telah salah menilai seorang Rendra . ’apa aku terlalu kasar pada Niki? Aku harus kesana iya
  • 39. aku harus, aku harus minta maaf padanya’ Rendra memutar arah dan melaju dengan kecepan tinggi, ia sama sekali tidak menyadari dengan apa yang akan terjadi karena masih asik meresapi hidupnya. ”awas!! . . .” teriakan hisrteris para pengguna jalan tidak mampu menyadarkan sang pengemudi yang sedang kalap , Rendra seakan menutup telinganya tak mengindahkan teriakan diluar sana karena didalam pikirannya sekarang ia harus meminta maaf kepada Niki “Aaaaaa . . . .” teriaknya ketika menyadari keadaan yang seakan tidak ada kemungkinan lagi untuk menghindar . Rendra melihat mobil dari arah yang berlawanan dengan kecepatan diatas rata-rata. mobilnya sedikit oleng Akhirnya iapun membanting stir dan menabrak pembatas jalas , kecelakaan naas itupun tidak terelakkan bau anyir langsung menyuak ketika pintu mobil dibuka oleh warga sekitar tempat kecelakaan itu berlangsung . “apa anda mengenal pemilik handphoneini?” panikorang disambungan “ia, anda siapa?” Adel mencoba waspada ‘jelas sekali bahwa ini bukan suara rendra’ berusaha bersikap wajar dan tenang. “tidak penting siapa saya , yang jelas pemilik handphone ini sekarang sedang ada dirumah sakit harapan cinta” . ”Apa yang terjadi?” . ”lebih baik anda segera datang kesini , nanti saya jelaskan kronologis ceritanya ketika anda sudah sampai nanti”. Adel tidak bisa berfikir jernih yang ada didalam benaknya sekarang adalah keadaan Rendra. Adel langsung menghubungi Lana untuk mengantarnya kerumah sakit , sesampainya disana Adel langsung memburu pertanyaan kearah meja resepsionis .’sepenting itukah Rendra untukmu?’ Lana terus memperhatikan gerak-gerik Adel yang menurutnya terlalu over. Adel langsung mengikuti petunjuk dari sang resepsionis tempatnya tidak lain adalah UGD , nafasnya terenga-engah ketika ia sampai disana . iapun melihat orang asing tengah berdiri cemas didepan ruang rawat Rendra ‘kenapa kepalanya diperban?’ apakah dia yang tadi menghubungiku .”saya korban daripasien ini , tapi hanya luka ringan yang saya
  • 40. dapat . tidak dengan masnya” wanita ini tertunduk ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya “Dia telah kembali kepada sang pencipta” wanita itu semakin menunduk , suaranyapun sangat kecil tapi karena posisi mereka yand sangat dekat akhirnya suara itu masuk ke indra pendengaran Adel dan Lana. Adel Menangis meraung mengetahui kenyataan bahwa Rendra calon suaminya telah meninggal. hati Lana langsung terenyuh karena ia tidak bisa melihat Adel dalam keadaan rapuh, kurengkuh tubuh mungilnya itu lalu kusandarkan kepalanya pada dada bidangku semakin lama Adel semakin terisak . Lana sadar sangat sadar malah atas apa yang sedang dilakukannya iapun yang semakin mengeratkan kembali pelukan yang sempat mengendur kejadian itupun berlangsung secara berulang-ulang karena ia takut Adel kehabisan nafas dan Lana tidak ingin Adel bernasib sama seperti Renda cuman karena sesak nafas. Niki datang ia menatap sinis kearah kami , dia memang telah berubah semenjak Adel mengakui status hubungannya bersama Rendra secara terang- terangan, mungkin Niki kecewa. Tapi apa boleh buat Lanapun sudah memberi wejangan untuk Adel sayangnya Adel tidak pernah mengubrisnya sama sekali .’Rendra meninggal’ Lana masih tidak percaya dengan semua ini ‘apa Adel memang ditakdirkan untukku’ khayalan Lana melambung tinggi diangkasa. Niki awalnya enggan untuk datang karena ia masih kecewa dengan Adel dan Rendra tapi sejujurnya ia masih sangat mencintai Rendra meskipun perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan . karena kecelakaan itu nyawa Rendra melayang , Adel meruntuki dirinya sendiri kenapa ia tidak bisa mengontrol emosinya waktu itu bahkan ia mengatakan masih mencintai Lana “pembunuh” itulah kata yang terlontar dari mulut manis Niki untuk Adelia dan itu semua mempu membuat Adel semakin Down, ia lemas seketika kalau saja Lana tidak menopang berat tubuhnya mungkin sekarang ia sudah merosot kebawah karena kaki yang ia gunakan seakan mati rasa.”cukup Nik !!, ini
  • 41. kecelakaan” Lana berusaha membela Adel “Aish, kamu membelanya. Apa yang sebenarnya perempuan pembawa sial ini lakukan kepada kalian semua hah sampai-sampai semua lelaki tampak bertekuk lutut kepadanya. Main dukun kah” Niki semakin tersulut api amarah , ia menyeringai menampakkan senyuman yang paling mengerikan yang ia punya. setelah kejadian yang sepertinya tidak akan lagi menyebut dirinya dan Niki serta Adel adalah sahabat , semua kenangan bertahun-tahun lenyap begitu saja hanya karena masalah ini . andai waktu bisa diulang pasti tidak akan ada penyesalan . saat pemakaman Rendra Niki hadir diposisi paling depan besertaanggota keluarga Rendra sedangkan Adel dan Lana ada dibelakang , ketika penziarah telah pergi tiba- tiba polisi datang dan mengungkapkan bahwa kecelakaan yang terjadi pada Rendra bukan kecelakaan biasa tetapi merupakan kesengajaan artinya memang ada orang yang sengaja membunuhnya “siapa yang tega melakukan ini” tangis ibu Rendra semakin menjadi “aku merasa Rendra tidak memiliki musuh” Niki tampak menerawang “pak polisi bisa anda jelaskan lebih rinci?” ayah Rendra mencoba tenang “kami belum tahu motif dari pembunuhan ini tapi sang pelaku juga sedang dalam penyelidikan” polisi itu menjelaskan , Adel yang mengetahui kenyataan itu tampak kaget dan semakin mencekam kemeja Lana . Lana yang mengerti kondisinya langsung berinisiatif untuk membawa Adel pulang “berarti dia buronan?” pertanyaan itu terlontar dari mulut Niki tapi masih bisa didengar oleh Lana dan Adel . Adel sedikit risih dengan gunjingan para tetangga yang menyebut dirinya sebagai ‘perusak rumah tangga orang’ sungguh sakit rasanya siapapun yang merasakan hal seperti itu. cemoohan, cibiran, caci maki dan perkataan orang terhadapnya ingin sekali ia anggap sebagai angin lalu tapi lagi-lagi kata bijak Lana keluar “anggaplah sebagai amplas walaupun awalnya sakit tapi lama- kelamaan akan indah dan bernilai tinggi, seperti kayu walaupun amplas
  • 42. mengikis, mengoyak dan sedikit menghabiskan kayu itu tapi pada akhirnya akan menjadi kayu dengan kualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi” Adel terdiam sebelum ia memberanikan diri untuk sekedar membuka suara ”Lan, aku butuh kepastian darimu, kita sudah menjalin hubungan ini cukup lama. Tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda bahwa kamu serius dengan hubungan ini. Tiga tahun lan, tidaklah sebentar. aku sudah capek dicap sebagai selingkuhanmu terus” Adel mengeluarkan segala isi hati yang selama ini ia pendam dan selalu mengganggu kinerja otaknya. ”aku tidak bisa meninggalkan keluargaku. Kalau kamu mau dimadu ya aku tidak masalah” Lanapun sama mulai angkat bicara mengenai keresahannya. “kau gila . . aku . . aaku bercerai dipernikahan kedua karena diduakan dan sekarang kamu dengan gampangnya memintaku untuk melakukan hal yang sama. Tidak akan !!” ia berteriak seakan Lana ini tuli “pokoknya aku ingin hubungan ini diperjelas. Kau harus menceraikan ISTRIMU” Adel melanjutkan kalimatnya sambil menekankan kata terakhirnya . Satu minggu berlalu setelah pertengkaran hebatnya dengan Adel . Lana tidak pernah bertemu dengan Adel, ia selalu meratapi kisah cintanya yang terbilang rumit sebenarnya bukan kisah cinta tapi pilihan hatinya lah yang kacau, Lana mencintai Adel tapi ia tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya begitu saja. Lina yang tak lain adalah istri sah darinya selalu menemani kala ia tengah terpuruk dulu, ‘apa aku mulai mencintainya’ Tidak bisa dipungkiri sedikit-demi sedikit sebenarnya Lana mulai menaruh nama Lina disudut tersembunyi didalam hatinya hanya saja ia masih kekeh mempertahankan nama Adel agar tidak hilang dan mengurung hati yang sesungguhnya . Selama satu minggu Lana selalu uring-uringan entah dirumah ataupun dikantornya bahkan selama itu pula ia seakan sedang berpuasa selama 1 minggu full ia tidak makan nasi, sang istri sampai khawatir dengan keadaan suaminya yang cukup mengenaskan . Lina sering membujuk Lana untuk menceritakan
  • 43. masalahnya tapi tak satupun pertanyaan yang dilontarkan Lina ditanggapi oleh Lana. Miris memang tapi seperti itulah kehidupan rumah tangganya, sudah bertahun-tahun hubungan itu tetap monoton tidak ada perubahan tapi sesungguhnya Lana adalah sosok lelaki yang baik dan bertanggung jawab kepada keluarganya itulah anggapan Lina karena ia tidak pernah meninggalkan tanggung jawabnya untuk sekedar menafkahi istri dan anaknya, iapun sangat menyayangi ibunya . Lina berpendapat bahwa lelaki yang sangat menghormati ibu berarti ia bisa menghargai wanita dengan baik sebagai istrinya sungguh ia sangat bersyukur mengenai masalah itu . Lina sebenarnya sedikit ragu pada Lana , selama ini ucapan lelaki itu mamang selalu bisa membuatnya percaya tapi entahlah keraguan itu muncul manakala ia mendengar orang sekitar membicarakan Lana yang telah memiliki 2 istri, hatinya seakan tersayat-sayat dengan pisau tumpul yang semakin menambah rasa sakitnya menjadi berkali- kali lipat dari sebelumnya karena pisau tumpul menggores lukanya secara perlahan-lahan berbeda dengan pisau tajam yang akan langsung membuat luka . Lina selalu berusaha menangkis anggapan-anggapan buruk tentang Lana karena Lina mencintai Lana sangat-sangat mencintainya malah sejak pandangan pertama ketika Lana melamar Lina memang tidak ada kesan romantisdidalamnya tapi ketegasan Lana itulah yang paling disukai Lina, hal itu tidak akan pernah terlupakan begitu saja dari memori Lina. Lana menghubungi Adel ‘sepertinya kita harus menurunkan intensitas pertemuan ini. Aku cuman mau tau sampai kapan kita sanggup untuk dipisahkan’ begitulah penuturan Lana, ia mencoba merealisasikan ide yang tiba-tiba terlintas diotaknya ‘mudah- mudahan berhasil’ semenjak keputusannya itu ia lebih sering menghabiskan waktunya bersama keluarga . otaknya selalu memerintahkan dirinya untuk segera menemui Adelia tapi seluruh organ tubuhnya tidak mau bergerak sesentipun untuk pergi dari tempat itu selalu seperti ini sampai ia merasa kalau
  • 44. badanya memang ada dirumah tapiraganya telah hanyut bersama wanita yang bersemayam dihatinya . kurang lebih satu bulan lamanya Adel dan Lana tidak berhubungan , terkadang Adel berusaha menghubungi duluan tapi selalu direject. Smspun tidak pernah dibalas tapi setelah itu tampaknya Lanapun sudah tidak kuat untuk berpisah dengan Adel akhirnya hubungan terlarang itupun berlanjut lagi . Adelpun pergi mendatangi Lana dan selalu berusaha tidak pernah menyerah untuk bisa memiliki Lana “oke ini keputusanku jangan merengek seperti anak kecil, aku tidak suka” Lana benci ketika mendengar rengekan Adel mengenai status hubungannya “aku akan menikahimu. Puas !!” Adel tersenyum senang akan keputusan Lana tersebut dan langsung loncat- loncat tidak jelas dan kakinya terpeleset mengakibatkan Adel terjatuh dan langsung menutup matanya ‘ko aku gak merasa sakit ya’ masih dengan kondisi mata yang tertutup “hei , sampai kapan kamu mau berada diatasku” sedikit dilantangkan suaranya , Adelpun langsung tersadar bahwa ia telah menimpa Lana akhirnya ia bangun dan membantu lelaki yang tadi telah menjadi bantalannya agar tidak sakit “inilah yang sebenarnya aku tunggu dari dulu” tersenyum menampilakan gigi putihnya . seorang lelaki misterius menghubungi Lina ia mencoba untuk memanas-manasi agar Lina cemburu dan memprotect Lana agar tidak bisa keluar sembarangan dan melarang hubungan Adel dan Lana tapi apa yang malah terjadi sungguh diluar dugaan ternyata Lina tidak percaya dengan semua yang diucapkan sang penelfon misterius, ia beranggapan bahwa orang yang sedang berbicara kepadanya sekarang adalah orang yang ingin membuat rumah tangganya hancur . walau sebenarnya semua penuturan yang diberikan adalah logis tetapi ia teringat ucapan neneknya bahwa ‘jangan mudah mempercayai omongan orang karena belum tentu apa yang disampaikannya itu benar’ . sang penelfon mulai frustasi berbagai macam cara ia lakukan untuk meyakikankan istri Lana dengan semua
  • 45. ucapannya tapi sia-sia didalam hatinya ia salut jarang ada wanita seperti ini ‘percaya sepenuhnya dengan apa yang suaminya lakukan’ sehingga ia sendiripun menbanting setir dari yang tadinya menyukai Adel banhkan sampai terobsesi untuk memiliki tapi sekarang ia mulai menyukai Lina . ia bersumpah akan mendapatkan Lina bagaimanapun caranya harus ia milikinya dan semanjak saat itu ia selalu mengganggu Lina ‘betapa beruntugnya kamu Lana dikelilingi oleh wanita-wanita cantik setidaknya bagilah aku satu, jangan tamak semua ingin kamu miliki’ melalui senyuman iblisnya ia berucap seolah-olah akan menang dalam pertempurannya merebut wanita-wanita Lana. 10 tahun lamanya hubungan itu terjalin dan selama itupula Lana selalu berusaha adil kepada keluarganya . suatu hariteman Lana yang bernama Nandi bilang ia pindah tempat kerja yaitu dikantor yang sama dengan Adel “Adel meminta bantuan kepadaku, apa boleh?” Nandi meminta izin kepada Lana dengan sungkan karena tidak mau temannya salah faham dan berfikiran yang tidak-tidak terhadapnya sungguh niatnya saat itu hanya ingin membantu tidak lebih tapi apapun yang menunggu mereka didepan sana semuanya sudah ada yang mengatur sehingga Lanapun hanya bisa meng-iyakan saja . awalnya hubungan itu sebatas rekan kerja saling membantu tapi seakan takdir sedang mempermainkan hubungan pertemanan mereka ada saja masalah yang datang tapi jika hidup tidak memiliki tantangan berarti akan terasa hambar seperti masakan kekurangan bumbu “sekarang Nandi ada dirumah untuk membantu aku tidak apa-apakan?” Adel meminta tanggapan Lana ketika lelaki itu menelfonnya , hari-hariberlalu begitu saja Adel tau posisinya disini sebagai apa karena ia tau betul bahkan terlalu sadar dengan apa yang ia jalani yaitu dekat dengan dua orang lelaki yang telah beristri tapi sungguh ia nyaman dengan keduanya lalu apa jalan yang harus ia ambil ? . seiring berjalannya waktu seperti ada yang tidak beres dengan mereka . Lana cukup mengenal temannya
  • 46. yang bernama Nandi , ia adalah orang yang perhitungan alias pelit tapi kenapa jika bersama dengan Adel ia selalu rela mengeluarkan uang dengan cuma- cuma . apalagi hampir setiap hari , setiap ada waktu luang Nandi selalu main kerumah Adel dan tidak pernah absen untuk membawakan buah tangan untuk Adel dan anaknya. Hal itu semakin menambah praduga-praduga Lana ‘apa hubungan mereka sebenarnya ?, kenapa sepertinya ada yang ditutupi dariku’ mencoba untuk percaya tapi tidak bisa . Malam telah datang menampakkan bulan dan bintang yang menemani kegelapan dari kesunyian dengan sinarnya , binatang malampun tak urung ikut bergabung menyambut datangnya hari ini . Lana tengah memperhatikan lampu yang sengaja dipasang disepanjang jalan kerlap-kerlip ‘indah’ kata yang cocok untuk mewakili kekaguman Lana, lamunannya buyar ketika ia mendapatkan telfon yang ternyata dariAdelia yang memberi tahu kalau Oki sakit dan meminta tolong untuk mengantarkan mereka kerumah sakit “sakit apa?” Lana bertanya dengan kepanikan yang ia punya “demam” Adel menjawab dengan nada yang terdengar lebih khawatir suaranyapun bergetar yang merupakan kecemasan yang hanya dimiliki oleh seorang ibu . didalam sebuah mobil susunan tempat duduk yang biasanya Adel ada ditengah antara Lana dan Oki, tapi hari ini berbeda ketika Adel hendak memasuki mobil dijok belakang ada yang mengintrupsi kegiatannya “bunda didepan aja biar paman sama Oki dibelakang” Adel tertegun sejenak untuk mencerna ucapan anaknya, hingga sebuah deheman mengembalikannya kedunia nyata dan dengan terpaksa Adel mengalah iapun akhirnya duduk didepan , diliriknya sekilas tampak Oki tengah bergelayut manja pada Lana . tiba-tiba Adel menangis ketika Oki sudah tertidur , Lana bingung karena tidak biasanya Adel bersikap seperti ini ‘Oki pasti merindukan sosok Ayah’ ucapnya dengan suara yang teramat kecil . Lana salah faham ia mengira tangisan Adel karena kejadian tadi “tenangkanlah dirimu, apa ini karena Oki menolak duduk
  • 47. bersamamu?” Lana berharap bisa menenangkan Adel “Oki anak yang kuat” masih berusaha membujuk Adel agar tidak menangis. Sesampainya dirumah sakit Adel langsung masuk keruang rawat VVIP karena Adel memang orang yang berada ’Mela memintaku pulang cepat hari ini, aku harus bagaimana . Oki dan Adelpun membutuhkanku disini, mungkin aku bisa mengandalkan keluarga Adel yang datang terus aku bisa pulang dulu untuk bertemu dengan Mela’ Adel seperti melihat kelagat kecemasan diwajah Lana “keluargaku datangnya besok” begitulah yang Adel ucapkan singkat jelas tapi tepat sasaran seperti bisa membaca kecemasan Lana dan atas jawaban itu pula Lana langsung lesu ‘berarti tidak ada harapan’ sambil membuang nafas lelah. keesokan harinya jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB keluarga Adel datang berkunjung , Lana merasa lega itu berarti ia bisa pulang tapi yang disampaikan oleh Tita kakaknya Adel mampu membuatnya terbengong-bengong “untung sudah ada kamu lan , ya sudah kami semua percayakan mereka kepadamu , jaga keponakanku baik-baik ya . kami pamit” hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Lana mereka menyerahkan tanggung jawab ini kepadanya dengan begitu mudah seperti tidak ada beban dalam mengucapkannya . Adel sepertinya sudah tidak heran dengan tingkah keluarganya yang memang seperti ini . bulan telah muncul dari persembunyiaannya , tiba-tiba Adel berlari menghampiri Lana setelah sebelumnya ia mendapatkan telefon dari seseorang “Nandi akan datang menjenguk Oki” Lanapun hanya bisa ber-Oh ria tanpa ekspresi , yang pasti tatapannya mengisyaratkan bahwa ia tidak menyukainya berita yang ada “Nandi sudah ada disini tapi dilarang masuk oleh satpam karena bukan jam besuk“ tuturnya sambil menghirup dan membuang oksigen dengan kasar lalu mulai melanjutkan kalimatnya “Aku akan menjemputnya didepan. Kamu tidak apa-apakan jika ditinggal sebentar?” Lanapun hanya bisa mengangguk lemah , Adel langsung tersenyum sumringah setelah mendapat persetujuan dari Lana
  • 48. berbeda sekali dengan ekspresinya yang pertama ketika meminta persetujuan .’ck kenapa harus dijemput segala? Sudah tau bukan jam besuk masih saja nekat kemari’ gerutu Lana didalam hati . Adel keluar Lanapun masuk kedalam ruang rawat Oki, terdapat seorang suster sedang memeriksa keadaan Oki yang tengah terlelap “sus , boleh minta tolong?” suster itu tersenyum ramah dan mengangguk “jika nanti ibu dari anak ini datang , tolong sampaikan kepadanya kalau saya akan pergi kemobil sebentar karena ada sesuatu yang tertinggal” setelah mengucapkan hal itu Lana tidak benar-benar kembali kemobil tapi malah bersembunyi , cukup lama ia bersembunyi didalam gelapnya lorong rumah sakit sebenarnya Lana tau bahwa sedari tadi Adel tengah mondar- mandir seperti setrikaan didepan ruangan Oki . Adel sudah ketempat parkir , toiletpun juga tidak luput dari pengintaiannya tapi selalu Zero ia tidak pernah menemukan Lana . setelah Adel masuk keruang inap Oki, barulah Lana keluar daritempat persembunyiannya dan langsung duduk didepan ruang rawat Oki . tidak lama setelah itu Adel kembali keluar setengah kaget dengan kehadiran Lana yang seperti jin “kemana saja kamu?” ucapnya dengan nada kesal “gak kemana-mana” jawab Lana santai , ia bisa membaca raut wajah Adel seperti ada sesuatu yang ingin disampaikan “kalau tidak suka dia ada disini bilang, gak usah seperti ini” cercanya bertubi-tubi sambil terus berusaha menahan genangan kristal yang ingin melesak keluar diujung pelupuk matanya. Lana terpaksa masuk kedalam ruangan Oki, sesampainya didalam seperti dugaannya sebelumnya pasti sudah ada Nandi dan pemandangan didalam membuatnya ingin segera menendang orang itu jauh-jauh, Nandi yang sedang berusaha menenangkan serta menghibur Oki suasana canggungpun telah tercipta dari ruangan bernuansa putih-putih itu. Nandi memutuskan untuk keluar dari ruangan ‘baguslah kalau ia mengerti’ Lana melirik punggung Nandi yang sudah berjalan kearah pintu “susul gih” Lana mulai mengintrupsi “tidak, aku tidak
  • 49. mau kamu pergi lagi” ucap Adel tegas “temani dia” akhirnya Adel pasrah “Baiklah” Adel tidak ingin bertengkar disaat seperti ini . “Paman kumuhon jangan pernah tinggalkan aku” rengek manja Oki kepada Lana . Lana hanya menanggapi dengan senyuman , sebenarnya Lana kasihan kepada Oki terlebih ia anak perempuan . Oki pernah bercerita kepada Lana kalau ia selalu dikucilkan oleh teman-temannya disekolah, anak inipun tidak memiliki teman disekolah cuman karena alasan sepela ‘tidak memiliki Ayah’ Sejujurnya hati Lana tersentuh dengan penuturan Oki . seorang anak kelas 3 SD yang selalu berusaha ceria jika didepan Adel karena tidak mau membuat sang bunda cemas apalagi sampai menangis hanya untuk dirinya “Oki nanti jika bunda datang tolong sampaikan , Paman keluar sebentar ya” berusaha berbicara dengan nada selembut mungkin “mau kemana paman? Jangan tinggalkan aku” Lanapun susah payah untuk bisa menyakinkan bocah berusia 9 tahun itu agar mau percaya dengan ucapannya. setelah selesai menyakinkan Oki, Lana mengecup kilat kening lebar itu lalu keluar iapun tanpa sengaja menyaksikan Adel dan Nandi sedang tengah asik mengobrol , bercengkrama tertawa riang ’katanya tadi tidak mau,ckck’ . Dulu hubungannya dengan Nandi sangat harmonis tapi karena kejadian tempo hari yang menurut Lana tidak bisa ditolerir lagi yaitu diawali dari kedekatan Adel dan Nandi dikantor, Lana mulai menyelidiki siapa Nandi sebenarnya . iapun bertanya kepada Tono teman dekat Nandi dan kalian tau apa yang Lana dapat ? sebuah informasi yang mampu menambah praduganya, Nandi tidak segan-segan merebut apa yang dimiliki orang lain apalagi jika Nandi benar-benar menyukainya walau ia sudah memilki istri karena kata Tono dulu pernah terjadi hal yang sama persis seperti hari ini iapun sudah merekam percakapannya dengan Tono dan Dion teman dekat Tono , ia mengira mungkin ini akan berguna suatu saat nanti . sadar atau tidak Lana keceplosan mengatakan hal ini kepada Adel, itulah kesalahan
  • 50. terbesar Lana entah karena Adel terlalu polos atau mungkin hanya ingin mengkonfirmasi kebenaran yang ada, niatnya memang baik tapi hasilnya yang kurang baik . Adel bertanya secara lansung kepada Nandi, terlihat sekali jika Nandi tengah marah besar ia bertanya kepada Adel siapa orang yang telah menyebarkan gosip murahan seperti itu . Adelpun dengan entengnya mengatakan kalau Lanalah yang telah menyampaikan berita itu . Pertengkaran itupun tidak terelakkan Lana yang tidak mau menyeret Tono kedalam masalah ini, akhirnya ia sendirilah yang mengakui semua tuduhan itu sebagai ulahnya dikarenakan ia tidak suka dengan kedekatan mereka Nandipun selalu menampik itu semua, alhasil Lanalah yang dianggap sebagai pembohong bukan cuman Nandi tapi sungguh disayangkan Adelpun ikut-ikutan memojokkannya Lana yang sudah tau gerak-gerik Nandi dari awal memang mendekati Adel tapi kenapa ia tidak pernah mengakuinya “apa salahnya sih jujur, kita bersaing secara sehat” Lana berusaha mencari solusi , tapi Nandi penah tidak mau mengakuinya. Awalnya Lana berniat menunjukkan rekaman yang ia punya tapi percuma saja karena suasana sekarang sangat tidak mendukung . itulah mengapa hubungan Nandi dan Lana sudah tidak tampak lagi dipermukaan , hubungan mereka sekarang sudah tenggelam dengan beratnya gengsi masing- masing. Lana akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit, tapi tidak langsung pulang kerumah melainkan ketempat kerjanya ia seakan lupa dengan janjinya kepada Mela karena terlalu kalut dengan masalah yang tengah ia hadapi . baru saja Lana sampai tapi pikirannya tidak luput dari kondisi Oki Akhirnya Lana memutuskan untuk meminjam Hp teman hanya sekedar untuk mengabari “maaf aku duluan,Hpku lowbet” tidak ada balasan dari Adel tapi yang ada Adel malah menelfonnya dan mengancam akan pulang malam ini juga ada atau tidak adanya Lana disana , lagi-lagi Lana mengalah padahal tempat kerja dan rumah sakit itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar minimal 1 setengah