Kisi kisi untuk smp/mts-smplb-sma-ma-smalb-dan-smk 2012
Cinta A dan Z Terhubung Meski Jauh
1. Andai A Lebih Dekat dengan Z
Karya : Alfian
Kelas : X Acceleration
S
ore itu seorang gadis tampak berjalan-jalan di sekitar
kompleks rumahnya sambil mendengar tembang yang
terlantun dari ipod di sakunya. Zahra itulah dia, seorang
gadis remaja yang cantik, putih dengan mata yang kata teman-temannya
indah. Namun satu hal yang ia benci adalah menunggu. Menurutnya
menunggu hanya membuang waktu saja.
“Rei, kakak pulang!” Ucap Zahra sambil membuka pintu
rumahnya.
“Rei, udah sore nih, bangun sana dan cepat mandi!” Katanya
setelah mendapati adiknya masih tertidur di kamarnya.
“Iiiyaaa...”Balas adiknya dengan suara pelan dan singkat.
Beginilah kehidupan Zahra setiap harinya, ia tinggal berdua
dengan adiknya setelah kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan
2 tahun lalu. Ia kemudian merawat adiknya sendiri.
“Ringg....ringgg...ringg....” Waker Zahra menunjukkan pukul
05.15, segera ia bangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk
kuliah. Ia harus datang lebih awal karena tugasnya sebagai asisten dosen,
maklum ia cukup pintar di bidangnya yaitu matematika, dari sinilah ia
membiayai kuliah dan sekolah adiknya.
“Rei, kakak berangkat duluan yahh..ntarr kalau mau berangkat
kunci pintu yaa!” Seru Zahra sambil melangkah cepat.
“Iyaa...” Balas Reifan yang masih sempoyongan berjalan ke arah
kamar mandi.
Sesampainya di kampus, saat berjalan di depan tempat parkiran
tiba-tiba seseorang yang lebih tiggi darinya menabraknya dari belakang
karena tampaknya orang tersebut terburu-buru.
“Maaf..maaf...gak sengaja..sini gue bantuin!” Kata laki-laki yang
ternyata merupakan seniornya namun pada bidang sastra.
“Iya..gue juga minta maaf...” Zahra membalas sambil memungut
buku-buku miliknya yang terjatuh.
2. “Sekali lagi gue minta maaf...hmm, kenalin gue Adrian at
Sastra.” Adrian menyodorkan tangannya sebagai tanda perkenalan.
“Zahra at Math!!” Singkat Zahra meraih tangan Adrian sambil
tersenyum.
Kebetulan kelas mereka bersebelahan jadi mereka berdua berjalan
bersama sambil berbincang-bincang.
“Mm..kamu tinggal di mana?” Tanya Adrian memulai.
“Kompleks perumahan Rantai Bambu..dekat kok dari sini, kamu?”
Zahra balik bertanya.
“Gue di perumahan Padang Indah, hehe agak jauh sih dari sini,
tapi kalo pake mobil dekat rasanya....” Adrian mencoba lebih akrab.
Setelah berbincang-bincang akhirnya mereka sampai di depan
kelas Zahra, Adrian pun berbelok ke arah kelasnya sambil mengucapkan
kata-kata pisah dalam bentuk syair. Zahra hanya tersenyum melihat
tingkah seniornya itu.
Di dalam kelas Zahra mencoba konsen dengan materi yang
terdengar seperti lagu di telinganya, tapi tiba-tiba materi tersebut
terdengar sumbang ketika ia melihat wajah dosennya berubah menjadi
wajah Adrian. Zahra terlonjak sehingga kursi yang ia duduki berbunyi.
“Zahra...kamu tidak apa-apa?” Tanya Pak Dosen heran.
“Gak apa-apa Pak...” Sambil mengucek matanya dan mencoba
untuk kembali konsen pada materi yang ia dengar.
Sepulang dari kampus ia langsung pulang ke rumah, ia tidak
berkumpul dengan teman-temannya seperti biasanya. Entah apa yang
membuatnya ingin langsung pulang ke rumah. Sesampainya di depan
rumah matanya langsung tertuju pada sekuntum bunga yang berada di
depan pintu, dengan segera ia mengambil bunga tersebut. Dilihatnya
secarik kertas yang terselip di di dalam plastik bunga tersebut.
“biarkan sekuntum Bunga ini menyatukan Indahnya Rantai Cinta antara
sepohon Bambu dengan luasnya Padang, agar tempatku dan tempatmu
selalu terhubung,begitupun hatiku dan hatimu..LOVE U (A)”
3. Membaca isi dari kertas tersebut membuat jantung Zahra berdegup
kencang, tentu saja melihat dari kata-kata di dalam kertas tersebut Zahra
sudah bisa menduga siapa yang mengiriminya bunga.
Keesokan harinya Adrian tidak melihat Zahra lewat di depan
parkiran, pikirnya gadis idamannya itu belum datang. Ia kemudia
melangkah untuk segera ke kelasnya, ia pun duduk di kursinya untuk
istirahat sejenak. Di depannya terdapat selembar kertas dengan beberapa
baris angka di dalamnya, dengan cepat ia melihat apa isi dari kertas
tersebut.
“ 9x – 7i >3(3x – 7u)
9x – 7i >9x – 21u
-7i >-21u
i <3 u
I LOVE U (Z)”
Adrian tersenyum puas melihat apa yang tertulis di dalam kertas yang ia
pegang itu.
Lambat laun hubungan mereka berdua semakin dekat namun
mereka berdua belum jadian. Adrian tidak ingin mengganggu Zahra
untuk sementara waktu ini karena tidak lama lagi mereka akan
menghadapi final. Ia takut hanya akan menambah beban pikiran Zahra.
Jadi ia memutuskan untuk mengungkapkan cintanya setelah semua
urusan Zahra selesai.
Beberapa minggu kemudian hari terakhir Adrian dan Zahra final,
Adrian berniat mengungkapkan cintanya malam ini. Ia bergegas ke depan
ruangan Jurusan Matematika untuk bertemu dengan Zahra. Memang
jodoh, beberapa langkah lagi ia sampai di depan ruangan Jurusan
Matematika, Zahra sudah keluar dan langsung menyapa Adrian.
“Ehh Ian..” Sapa Zahra.
“Ra..gini, nanti malam kamu ada acara gak ?”
“Mmm...gak ada, kenapa ?”
“Ntar malam kita dinner yahh...please!!” Adrian memohon.
4. “Oke..jam berapa ?” Balas Zahra spontan tanpa pikir panjang.
Mereka akhirnya sepakat akan bertemu di suatu restoran pukul 19.00.
Pukul 18.45 Zahra belum berangkat ia harus menyiapkan makan
malam untuk adiknya. Selesai menyiapkan makan, Zahra bergegas ke
restoran yang telah mereka sepakati. Pukul 19.05 Zahra akhirnya sampai,
begitu masuk ia langsung melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari
meja yang di tempati Adrian. Namun ia tidak melihat sosok Adrian. Ia
kemudia memutuskan duduk di sebuah meja kosong untuk menunggu
Adrian. Kali ini ia harus melakukan hal yang sangat tidak ia sukai.
“Pesan apa Dek ?” Tanya seorang pelayan dengan suara lembut”
“Air putih saja yahh Mbak!!”
Melihat wajah Zahra pelayan itu tahu persis kalau Zahra sedang
menuggu seseorang.
Cukup lama Zahra menunggu, ia memutuskan untuk keluar dari
restoran untuk menghirup udara malam. Di seberang jalan ia melihat
seorang laki-laki sedang bergandengan tangan dengan seorang gadis.
Pikirnya andai yang disana itu adalah dia dan Adrian. Terukir seberkas
senyum di bibir Zahra, lama-lama ia melihat pasangan itu, ia mencoba
perhatikan laki-laki tersebut. Tiba-tiba tanpa ia sadari air matanya
menetes dan membasahi pipinya yang putih. Ternyata laki-laki yang ada
di seberang jalan itu adalah Adrian. Ia mencoba berdiri tapi serasa
jantungnya berhenti badannya kaku dan tak berdaya. Ia tidak sanggup
menerima kenyataan tersebut. Ia hanya tertunduk dan memejamkan
matanya, ia mencoba menepis rasa sakit hatinya.
“Cinta ohh cinta..
Aku mati untuk hidupmu..
Aku hidup untuk bahagiamu..
Aku bahagia karena kau tercipta..”
Zahra membuka kedua matanya, dengan jelas ia mendengar sebait
puisi.
5. “Ra...??” Sapa seseorang di sampingnya yang tidak ia sadari duduk
saat ia menangis.
Zahra tahu persis kalau yang di sampingnya itu adalah Adrian, ia
enggan menoleh.
Dengan tersedu-sedu “Tahu nggak, cinta gue itu cuma satu kali
satu seumur hidup, gak perlu nambah-nambah ke lain hati..gue gak mau
cinta yang gue beri itu dikurang-kurangi apalagi dibagi dua..!!”
Adrian hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan Zahra.
“Indah bulan tak seindah matamu, manis madu tak semanis
wajahm, tau nggak kalau sekarang ini gue lagi ngerjain kamu? coba dehh
kamu buka mata kamu trus perhatiin baik-baik apa yang ada didepan
kamu!!”
Akhirnya Zahra membuka dan mengusap matanya, betapa
terkejutnya ketika ia melihat sekitarnya, jalanan yang semula ramai
menjadi sangat sepi, hampir tidak ada yang lalu lalang, yang ada hanya
lilin yang tersusun di sepanjang jalan bertuliskan I LOVE ZAHRA.
Zahra gak bisa ngomong lagi, hatinya kacau ia tidak tau apa yang
yang menimpanya barusan.
“Kak Zahra, maafin Rina yahh..Rina gak bermaksud menyakiti
hati kakak, Rina cuma disuruh sama kak Ian buat ngejalanin
rencananya.” Jelas seorang gadis yang tadi bersama dengan Adrian yang
tidak lain adalah adik Adrian sendiri.
Adrian kemudian menjelaskan semuanya, Adrian ingin mengetahui
apa benar Zahra mencintainya atau tidak. Langsung saja setelah
mendengar penjelasan Adrian Zahra memeluk Adrian.
“Apa dengan yang gue lakuin ini gak ngebuktiin kalau gue benar-
benar cinta sama kamu?“ Kesal Zahra.
Adrian hanya tertawa, mereka berdua pun kemudian berjalan-jalan
menyusuri jalanan. Bulan purnama menjadi saksi janji cinta yang
diungkapkan Adrian kepada Zahra.
2 Tahun mereka menjalani kisah cinta yang bahagia. Zahra tidak
tau kalau ternyata pada akhirnya mereka harus terpisah jarak yang jauh.
Setelah wisuda kemarin Adrian nyampaiin ke Zahra kalau ia disuruh oleh
6. ayahnya untuk melanjutkan kuliahnya di Paris. Zahra cuma bisa pasrah
dengan keadaan yang ia hadapi saat ini.
Keesokan harinya Zahra mengantar Adrian ke bandara, mereka
berpisah disana. Dengan hati yang sedih ia melihat pesawat yang
digunakan oleh Adrian lepas landas. Zahra kemudian duduk di sebuah
kursi yang disediakan di Bandara. Ia tertunduk dan merenungkan
nasibnya.
“Kenapa sihh A dengan Z itu harus disebutin berjauhan?” Dengan
suara lembut menanyakan hal tersebut pada dirinya sendiri.
“Dalam Kamus bahasa cintaku A dan Z itu tidak memiliki antara,
A dan Z selalu bersama, seperti kau dan aku” Jelas seorang laki-laki
yang kemudian duduk di dekat Zahra.
Dengan segera Zahra menoleh, ia tidak mengucapkan apapun. Ia
hanya langsung mencubit pipi laki-laki yang berada di dekatnya.
“Auucchh...sakit tauuu..!!” Rengek Adrian kesakitan.
“Jadi yang naik pesawat tadi itu siapa?”
“Ohh, itu sepupu gue...gue udah rencanain ini dari awal, gue udah
ngomongin ke ayah gue kalo gue nggak mau jauh-jauh dari kamu. Yahh
ayah gue setuju-setuju ajah” Timpal Adrian.
Mendengar penjelasan Adrian, Zahra langsung mencium pipi
Adrian yang masih memerah karena cubitannya. Keduanya kemudian
tertawa bersama seperti anak kecil di bawah naungan Bandara yang
menjadi tempat dimana A menjadi lebih dekat dengan Z. End
(2012)
Alfian
Akatsuki