1) Alan mengalami depresi berat setelah kehilangan sahabat dekatnya, Siska, yang meninggal karena kanker darah.
2) Furi, teman Alan yang lain, berusaha membantu Alan keluar dari depresinya dengan mengingatkan Alan akan kenangan indah bersama Siska.
3) Alan mulai merenungkan kata-kata Furi dan menyadari pentingnya menghadapi kenyataan serta meneruskan warisan Siska.
1. KERTAS PENA
Scene 1
EXT. Pantai-Sore
Cast : Alan
Sejauhmatamemandangbegitubanyakkerumunanmanusiayanglalulalangdansibukdengan
kegiatanmerekamasing-masing,ada yangberenangadapulayang hanyangobrol , mulai dari anak-
anak sampaorang dewasa, cuaca begitubersahabatdanlangittaktertutupawan , dari kejauhan
terlihatAlanberjalanseorangdiri denganmenggenggamkertasdanpena,raut mukanyatak
secerahcuaca hari itu, diaterlihatbegitulelah,adasebongkahbebanyangtakmampu iya emban
sendirianbahkanaurakeceriaan orang-orangyanglalulalangtakmampumencairkanrautwajahnya
yang beku,Alanmenatapdalam-dalamkertaspenayangdigenggamnya,inginsekali dia
memuntahkansemuabebanya melalui kertasdanpenaitu.
(VO) SolilogAlan
dihadapanku terhamparlukisanMU
rangkuman dari berjuta keajaiban
disini aku terhampar diatas TanahMU
rangkuman dari berjuta takjub
aku ingin berkarya
tapi kenapa aku lupa cara berfikir ?
aku ingin menggoreskan tintaku diataskertas ini
tapi kenapa aku lupa cara menulis?
aku ingn keluar dari keadaan ini
tapi kenapa aku lupa cara berlari?
Tuhan kembalikan dia padaku
anginmembelai rambutalan,wajahnyamakinpucat,tatapanmatanya kosongseolahingin
mengakhiri penderitaanjasaddanbatinya.
Scene 2
EXT : Dijalan-siang
Cast : Furi
Hari yang cukupmelelahkanuntukFuri setelahseharianKuliah,DipinggirjalanFuri tampak
kebingungan,diabegituinginmenemuiAlan,untuk melepaspenathari itu,diacobamenelfonAlan,
tapi tak ada jawaban .
Furi : (kesal) ni anakngilangkemanasi ? punyahptapi enggakdipake .
2. setelahbeberapakali cobamenghubungialannamuntidakadajawaban, akhirnyaFuri memutuskan
untukmencari Alanke TempatFavoritnya,tempatdimanaalanmelepaskanseluruhbebandan
keresahannya.
Scene 3
EXT-Pantai- Sore
Cast- Alan , Furi
hari semakin sore, langit dan matahari pun beradu dan mulai menampakan lukisan
senja yang menyejukan mata dan menentramkan hati , Alan masih tetap duduk sendirian
sambil memeluk kedua kakinya dihamparan pasir putih masih dengan kekosongan yang sama
.
Alan : Tuhan , siska apa kabar disana ?
Furi seperti orang kebingungan , dia mencari Alan kesana kemari , walaupun suasana pantai
sudah semakin sepi tp Furi belum juga menemukan pangeran pujaanya itu ,senja semakin
nampak jelas tapi Furi belum juga menemukan Alan, dia hampir saja putus asa dan
memutuskan untuk pulang , tapi dari kejauhan dia melihat silouet orang yang sangat iya
kenali , Alan , Furi berlari sambil meneriakan nama Alan .
Furi : Alan... Alan..
Alan : ngapain kamu disini ?
Furi : (ngosngosan) susah banget sih nyariin kamu .
Alan : dari mana kamu tahu aku disini?
Furi : Lan, aku udah kenal kamu lama dan disini adalah tempatmu melepaskan
jubah lelahmu .
Alan : emang ada apa kamu sampai mencariku kesini ?
Furi : Aku kangen kamu, Aku kehilangan sosok humoris yang selalu bisa membuat
orang tenang
Alan : sudahlah Fur, enggak usah kamu berlelah buatku lagi,aku sudah cukup
senang, kertas pena ini sudah cukup menemaniku .
Furi : menemani ? sampai kamu lupa cara mencintai dirimu sendiri?
Alan : kamu gak pernah tahu gimana rasanya jadi aku, kamu gak pernah tahu
gimana rasanya kehilangan !
Furi : Ya ! hiduplah dengan kenangan dan penyesalanmu .
ternyata siska terlalu tinggi menilaimu .
ternyata kamu tak lebih dari pecundang yg takut menghadapi kenyataan .
3. Scene 4
Flashback
INT-rumah siska- ruang tamu-siang
cast-Dinda-alan
Hari ini tepat satubulan siska meninggal, alan tak pernah tahu hal itu, yang dia tahu
hanya siska pergi kerumah orang tuanya dijakarta untuk berlibur, tapi selama satu bulan ini
tidak ada sedikitpun kabar dari siska, dan firasat buruk yang selama ini alan alami pun terjadi,
entah kenapa saat kakak siska menyuruhnya untuk datang kerumah alan begitu enggan, ada
ketakutan yang luar biiasa yg menyelimuti seluruh tubuhnya .
Dinda : lan, tolong dateng kerumah ya, ada titipan dari siska (by phone)
Alan : iya kak, sebentar lagi aku kesana .
Tak sampai sepuluh menit alan sudah berada didepan pintu rumah siska dan dia tampak
begitu gusar, dia ragu untuk mengetuk pintu rumah itu.
Alan : permisi...
Dinda : iya,, masuk lan, silahkan duduk
Alan : ya kak , ada apa ya kak aku disuruh kemari?
Dinda : tunggu sebentar ya lan, aku ambil dulu titipanya siska .
Alan semakin gelisah, jantungnya berdegup semakin sencang, kerngat dingin mulai
membasahi seluruh tubuhnya
Dinda : lan, ini amplop titipan siska, dia pesen kamu harus membukanya pas dirumah
Alan : iya kak, ada pesan yang lain dari siska?
Dinda : gak ada kok, Cuma itu aja .
alan : ya udah kak kalo gitu aku langsung pulang aja ya.
Dinda : lho kenapa buru-buru? Gak minum-minum dulu??
Alan : gak usah kak lain kali aja, udah mau gelap juga kok
Scene 5
INT-rumah Alan-ruang tamu-sore
cast-Alan
Sesampainya dirumah, alan langsung membuka amplop tersebut, dan langsung
membaca isi surat tersebut .
Dear Alan
mengenal kamu seperti membaca buku tanpa ending, kamu begitu menginspirasiku,
tingkahmu, ucapmu, candamu , semuanya itu membuatku menjadi diriku sendiri , aku tak
pernah takut menghadapi kenyataan saat aku disampingmu, kamu mangajariku untuk tidak
menjad orang lain , kamu seperti ilmu berjalan, apapun yang kamu lakukan adalah
pelajaran berharga buatku . terimakasih kamu adalah kado terindah dari tuhan selama aku
4. hidup .
aku tak pernah menginginkan perpisahan seperti ini, aku mengidap kanker darah stadium
akhir dan saat kamu membaca surat ini mungkin aku sudah di surga .
Tuhan pasti mempunyai rencana yang lebih indah untukmu, kamu harus percaya itu karna
kamu adalah orang terhebat yang pernah ku kenal .
Yang mencintaimu
Siska
Alan seperti tersambar petir, dia mematung seluruh organ tubuhnya seolah berhenti
bekerja, alan tak bisa mencerna apa yang dia baca, apa yang tertulis di surat tersebut terlalu
getir untuk dia telan mentah-mentah, air matanya mengering, lidahnya keluh, seluruh memori
tentang siska kembali bermain di otaknya, “secepat ini kah?” pertanyaan itu menghantui alan
dan slalu mengusiknya, terakhir yang dia lihat siska baik-baik saja bahkan siska begitu
semangat menulis cerpen, lalu kenyataan apa yang Engkau berikan kepada hamba Tuhan?
Jerit alan dalam hati.
Scene 6
EXT-pantai-sore
cast- alan-furi
Alan tertampar oleh perkataan Furi barusan, tapi apa yang dikatakan Furi memang
ada benarnya, melihat keadaanya yang sekarang pasti siska sangat sedih, alan pun bangkit
dan menghampiri furi, di tatapnya dalam-dalam kedua mata furi, kedua mata furi berbicara
“lan kembalilah seperti dulu, menjadi alan yang aku dan siska kenal dulu “
Alan : fur, makasih ya
Furi : makasih buat apa lan ?
Alan : ucapanmu tadi, ucapan termanis dalam keadaan terpahitku .
Fur : alan, kamu gak papa kan ?
Alan : aku jauh lebih baik, bantu aku untuk menghadapi kenyataan ya .
Alunan kata termanis yang pernah Alan ucapkan kepada Furi
Scene 7
INT-Rumah Alan-didepan cermin
cast- Alan
Dipagi yang sangat cerah,alan sudah berpenampilan sangat rapi, hari ini dia berencana
mengajak siska jalan-jalan tanpa memberi tahu siska terlebih dahulu, semuanya sudah siap, namun
alan kembali lagi bercermin untuk memastikan bahwa penampilanya sudah sempurna .
5. Alan: wish me luck god .
dengan keyakinan penuh yang menyelimuti seluruh tubuhnya alan bergegas menuju rumah siska .
Scene 8
INT-Rumah siska
cast- siska-alan
hari libur yang sangat cerah dan sangat cocok untuk hang out dan merefresh otak yang hampir
kusut karna kesibukanya dikampus, namun hari ini siska hanya duduk lesehan di ruang tamu dan dia
asyik menulis, hari ini dia ingin memanfaatkan waktu kosongnya untuk merajut mimpinya sebagai
bentuk pembuktian kepada ayahnya yang tidak pernah mendukung keputusanya kuliah di jurusan
sastra indonesia karna ayahnya ingin dia menjadi seorang sarjana ekonomi .
siska : Tuhan pinjami hamba sedikit imajinasimu untuk menyelesaikan mimpi hamba .
Siska masih sibuk menulis ketika tiba-tiba alan mengagetkanya .
Alan : heh , tumben banget kamu hari libur belajar .
Siska : hehe lagi persiapan ikut lomba , tumben banget kamu rapi, mau
kemana ?
Alan : lomba apa ? mau ngajakin kamu jalan-jalan .
Siska : Buat cerpen, gimana ya lan ? sebenarnya si pengen tapi aku gak bisa?
Alan : emang kapan lombanya ? tumben banget kamu gak mau jalan-jalan?
Siska : masih beberapa bulan lagi sih, tp kalo enggak tak mulai dari
sekarang pasti gak akan selesai sampai hari H .
Alan : ya tapikan masih lama juga , Cuma hari ini juga kan jalan-jalanya .
Siska : lan , kamu kan tahu kalo ayah gak suka aku ambil jurusan sastra indonesia,
aku pengen ngebuktiin sama ayah kalo aku gak salah ambil jurusan dengan cara
menangin lomba cerpen itu, maaf ya .
Alan :yaa kalo untuk mimpi kamu itu, aku gak berani maksa, tapi aku
boleh nemenin kamu disini kan?
siska : boleh aja si, tapi asalkamu jangan usil .
Alan : (nyengir) hehe , iyaa kanjeng ratu .
Siska : nah aku udaa tua dong hahahah
Alan : banget hahahah(puas)
karna tidak jadi jalan-jalan, akhirnya hari itu Alan habiskan untuk menemani siska menulis
cerpen, walaupun sedikit kecewa namun alan tahu jika siska sangat ingin menjadi seorang
penulis, tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, keasyikan nulis dan ngobrol mereka sampai
lupa makan, hari sudah sore, langit mulai memaparkan lukisan senjanya, alan beranjak dari
tempatnya duduk sedari tadi dan ingin pulang karna cacing dalan perutnya sudahy mulai
berontak .
Alan : hah? Udah hampir jam 5, aku pulang dulu ya sis, laper hehe
6. Siska : masak? Makan disini aja bareng aku lan.
Alan : lain kali aja ya, aku langsung pulang aja, mau mandi, udaa gerah ni
Siska : tapi kan dari tadi pagi kamu belum makan .
Alan : nanti aku makan dijalan aja, takut kemaleman .
Siska :ya udah, hati-hati ya . eh tapi sebelum pulang kamu harus baca ini dulu.
Siska pun menyodorkan selembar kertas kepada alan, tanpa buang waktu Alan pun langsung
menyambar kertas tersebut .
Pena : apa yang membuatmu bahagia?
Kertas : ketika kekosonganku terisi oleh goresan tinta darimu, kalo kamu?
Pena : ketika tintaku membentuk goresan yang terbaca diatas lembaranmu
Kertas : tapi terkadang aku lecek bahkan robek
Pena : walaupun lecek, tp kamu adl pelengkap terbaiku
walaupun kamu robek, tp kamulah yang membuatku abadi .
tapi terkadang aku itu macet dan goresanku susah dibaca
Kertas : setidaknya aku tahu tiap goresanmu adalah kejujuran
Pena : setidaknya kita tetap satu, aku mengisi kekosonganmu
dan kamu membuatku abadi
Kertas : tapi suatu saat lembaranku akan habis
Pena : tintakupun akan habis, bahkan aku hanya punya satu warna, hitam !
Kertas : bagiku itu sudah cukup, hitam itu warna yang melambangkan kesetiaan
Pena :tapi kamu akan lebih indah jika digoresi banyak warna .
Kertas : keindahan itu bisa pudar, tapi keabadian akan kekal
Pena : tanpa kamu aku tak kan pernah Abadi .
Kertas : dan tanpa kamu aku akan selalu menjadi lembar kosong tak terbaca .
Alan mematung , lidahnya kaku, bibirnya beku bahkan untuk tersenyum sekalipun,
imajinasinya menerawang menembus batas gravitasi, matanya mulai berkaca-kaca hampir
saja dia menangis ketika tiba-tiba suara lembut siska membangunkanya dari ilusi sesaatnya .
Sisk : lan.. (lembut)
Alan : iya(ncucek mata)
Siska : kamu kenapa?jelek ya karyaku?
Alan : gak papa, gak nyangka aja idiot kaya kamu bisa nulis kaya gini
Siska : tuh kan jelek,,, bantu Siska ya Allah(melas)
Alan : sederhana, begitu hidup dan menyentuh , kamu pasti juara .
mendengar Alan berkata seperti itu gantian siska yang mematung dan beku bibirnya, Alan
pun pulang meninggalkan siska masih mematung dan dihinggapi kebingungan atas ucapan
alan barusan .
7. Scene 9
INT- rumah siska-pagi
cast- siska-alan
Karna penasaran dengan perkataan alan kemaren tentang hasil karyanya, siska pun
akhirnya meminta alan untuk datang kerumahnya sebelum Alan berangkat bekerja.
Siska : lan, tolong kerumah sekarang, penting .(sms)
Alan : iya sis, bentar lagi aku kesana .(sms)
Siska tak sabar menunggu kedatangan alan, siska mondar-mandir tak tenang seakan
menunggu sebuah jawaban dari misteri yang sejak kemarin menghantuinya, sesampainya
alan dirumahnya, siska langsung memberondong alan dengan beberapa pertanyaan tanpa
henti .
Siska : maksud ucapan kamu kemarin apa?
Kamu gak coba untuk menghburku aja
kan ? kamu serius kan ?
Alan : apaan si? Kalo nanya itu satu-satu, jangan kaya introgasi gitu .
Siska : ya udah cepetan jawab .
Alan : dengerin ya, apa yg menurut kita jelek, terkadang menurut orang lain itu
bagus, yg penting kita berusaha dan melakukan yg terbaik, kita harus yakin,
karya kita orang lain yang akan menilai, jika memang jelek, kita gak boleh
nyerah, malah kita harus berusaha lebih keras lagi agar karya kita lebih bagus
lagi .
Siska : dan menurut kamu karyaku itu bagus?
Alan : lebih dari itu . tp kamu jangan cepet puas ya, tetep berusaha biar bisa juara
lomba cerpen dan ngebuktian sama ayahmu kalo kamu gak salah .
Siska : kamu itu... setiap ucapanmu itu adalah karya . makash ya alan .
Alan : sama-sama sis, ya udah aku berangkat kerja dulu ya .
Siska : iya lan, hati-hati, semangat yaa .
Scene 10
EXT-tempat kerja alan
cast- alan
Alan langsung berangkat bekerja setelah dia mampir sebentar ke rumah siska, dia
harus banting tulang sendiri untuk memenuhi kebutuhanya setelah kedua orang tuanya
8. meninggal dalam sebuah kecelakaan . alan bekerja serabutan, kadang iya menjadi loper koran
kadang menjadi kuli, apapun iya kerjakan yang penting bisa menghasilkan uang dan itu halal
Scene 8
INT-rumah siska-siang
cast-siska-dinda
Setelah mendapat suntikan moral dari alan, siska semakin giat menulis untuk
menciptakan sebuah masterpiece yang nantinya akan iya gunakan sebagai pembuktian kepada
ayahnya jika dia bisa menjuarai lomba cerpen dikampusnya, hampir ¾ hari iya gunakan
untuk menulis bahkan iya tidak memperdulikan kesehatanya .
Dinda : sis ayo makan siang dulu .
Siska : kakak duluan aja nanggung nih .
Dinda : ya udah, tapi jangan sampe lupa ya, jaga kesehatan kamu .
Hari semakin sore, tapi siska belum beranjak sedikitpun dari tempatnya duduk, iya keasyikan
menulis sampai lupa makan
Dinda : sis tadi udah makan?
Siska : belum kak(nyengir)
Dinda : kamu ini kalo udah punya hobi baru, semuanya dilupain
cepetan makan gih
Siska : ntar malem sekalian kak
Dinda : gak usah bantah, kalo gak tak obrak-abrik nih
Siska : huh sukanya ngancem, iya iya aku makan .
Siska memang anak yang agak keras kepala, namun dia pantang menyerah apalagi untuk
meraih sesuatu yg sangat iya idamkan, siska pun akhirnya makan dan menunda sementara
mengerjakan masterpiecenya .
Scene 11
EXT-dijalan-siang
cast- siska-furi
Sepulangnya dari kampus, tak sengaja siska bertemu Furi dijalan, karna siska tak
sempat membaca pengumuman dimading soal lomba cerpen akhirnya siska menanyakan hal
itu kepada Furi .
Siska : fur tunggu..!
Furi : eh kamu sis, ada apa ?
9. Siska : Cuma mau tanya aja kok, kamu tadi liat pengumuman di mading gak?
Furi : iya sis, kenapa ya?
Siska : itu jadinya lomba cerpennya kapan?
Furi : wah aku lupa tanggalnya, tapi kalo bulanya itu oktober
Siska : makash ya, aku duluan ya fur .
Scene 12
EXT- dijalan-siang
cast-alan-furi
Alan meneduh sejenak dari sengatan sinar matahari, dia menyeka keringatnya yang
bercucuran, dia tampak begitu lelah namun dia tetap bersemangat untuk bekerja dan mencari
uang, saat alan sedang asyik mengipas-ngipas tubuhnya dengan koran yang dia jual, tiba-tiba
suara furi mengagetkanya dan mengusik waktu istirahatnya .
Furi : lan !
Alan : lho fur ngapain disini ?
Furi : enggak, kebetulan lewat aja kok, kamu ngapain disini?
Alan : ini istirahat bentaran fur, abis jualan koran .
Furi : kenapa kamu gak coba nyari kerjaan yg lain lan?
Alan : mana ada yang mau nerima orang gak berpendidikan kaya aku fur?
Furi : ya mana kita tahu kalo belum dicoba kan ?
Alan : iya si, tp mau nyari kerja dimana? Kan susah nyari kerjaan .
Furi : kamu tenang aja, ntar tak bantuin nyari deh .
Alan : serius fur? Makasih yaa
Furi : iyaa lan, emang kapan aku pernah bohongin kamu
(kapan kamu akan sadar kalo aku sayang sama kamu lan?)
Alan : hehe gak pernah si, aku mau lanjut jualan dulu, tak tinggal gak papa?
furi : iya lan, aku juga mau langsung pulang kok, mau istirahat.
Alan : hati-hati yaa, jangan lupa nafas ya
Obrolan singkat yang mampu membuat lelah yang melekat ditubuh furi sedari tadi
menyerpih, furi semakin yakin akan perasaanya kepada Alan .
10. Scene 13
EXT- dijalan-siang
Cast- Alan furi
Hari yang cukup melelahkan untuk alan, sengatan matahari semakin mencabik
kulitnya, debu jalanan seolah terlalu kuat untuk dikalahkan tapi bagi alan kerasnya hidup
adalah Guru terbaik baginya, saat sedang beristirahat dan sejenak menyelamatkan kulitnya
dari jahatnya sinar matahari, alan dikejutkan oleh sebuah kotak makan dihadapanya yang
dibawa oleh furi, orang yang sedari dulu menaruh hati padanya , siang itupun alan makan
siang ditemani oleh furi, meraka begitu intim dan tanpa terasa hari sudah beranjak sore,
begitu cepat waktu berlalu, tapi siang itu cukup meninggalkan kesanbuat mereka berdua .
Scene 14
EXT- pantai- sore hari
Cast- alan furi
Perlahan Alan mulai menyadari kenyataan yang ada, Furi adalah kenyataan baginya
sekarang dan siska, adalah irama dalam alunan hidunya yang membuat Alan menjad pribadi
yang sangat hebat, Alan mulai bangkit dan meninggalkan kekosongan yang selama ini
mencekiknya, perlahan tapi pasti alan menatap jauh kedepan, lelehan masalalu yang sangat
menyakitinya perlahan iya basuh dengan kesejukan yang furi bawa .
Furi : lan, aku emang gak kaya siska, tp seenggaknya aku gak akan nyerah untuk
buatkamu tersenyum.
Alan : apa yang kamu lakuin udah lebih dari cukup, emang akunya aja yang
yang belum bisa nerima kenyataan .
Furi : semua butuh waktu, yang jelas aku ada dsini buat kamu, susah atau senang
Alan : makasih fur, aku gak tahu gimana jadinya aku tanpa kamu .
Sunset sore itu menyaksikan dua tangan yang saling menggenggam, dua hati yang akhirnya
bersatu ditempat dimana keindahan iitu terlihat sangat nyata .
Cemot . FB: Radenkangmas Black cryspy.