Dokumen tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan siswa SMP di sekolah. Terdapat deskripsi mengenai upacara bendera di pagi hari, kegiatan belajar mengajar di kelas, istirahat di kantin, piket membersihkan kelas, bermain layangan di sore hari, belajar bersama di perpustakaan, serta mulai terbentuknya rasa cinta di antara dua siswa bernama Rani dan Ryan.
2. “Disepanjang perjalanan hidup dan setiap
hembusan nafasku,namamu slalu ada Rani”. Aku
selalu ingat tentang masa abu-abu dulu. Rasa dan
cintaku sudah tersirat didalam hatiku hanya
untukmu. Dikala aku sendirian,bayangansetiap
senyumanmu menghiasi sepinya diriku tanpamu.
Andai kamu tahu,betapa berat rasanya berpisah
denganmuwaktu itu. Tetapi,apa daya kita hanya
dua insan yang harus berpisah untuk sementara
waktu. Aku hanya mampu berdoa kepada Sang
Kuasa kelak kita dipertemukan lagi. Suatu saat
nanti,kita akan bersama lagi menjalani hari-hari
tua kita bersama..
R & R
3. (Part 1 )
Pagi ini sekolah sudah tampak ramai disela-sela matahari masih belum muncul. Suara
langkah-angkah kaki terdengar bergendang dengan lantai keramik sekolah. Semua siswa
berhamburan keluar setelah lonceng berbunyi memanggil mereka untuk melaksanakan upacra
penaikan bendera yang seperti biasanya dilaksanakan pada hari senin.
Awalnya suara berisik itu masih terdengar, di barisan semua ketua kelas saling bersahut-
sahutan merapikan barisan setiap kelompok kelasnya. Suara mic mulai terdengar pertanda upacara
akan dimulai. Protokol pun membacakan tata tertib upacara dan seluruh siswa mengikuti setiap
acara dengan tertib.
Acara demi acara telah berjalan,sampailah saatnya Pembina upacara menyampaikan arahan
di depan ratusan siswa/i. “ Anak-anak sekalian yang kami banggakan, tanamkanlah sikap Optimis di
dalam dirimu agar prestasimu dapat meningkat kelak nantinya kamu akan menjadi seorang manuisa
yang sukses dan dapat berguna bagi Nusa dan bangsa”. Brukkkk,, suara itu mengejutkan sluruh
barisan. Suara berisik lagi-lagi terdengar. Dibarisan sana terlihat siswa mengangkat temannya yang
jatuh pingsan. Sinar mentari sudah terasa panas.
Ran....bagaimana keadaanmu skarang? Tanya Debora yang sejak tadi menunggu temannya itu
sadarkan diri dari tidurnya selama 5 menit. “Kepalaku sedikit pusing deb “ kata Rani sambil
menggelengkan kepalanya. Trimakasih ya deb..lanjut Rani sembari memandang sahabatnya itu dari
sejak SD. Mereka pun bergegas masuk kedalam kelas VII b, karena pembelajaran sudah di mulai.
Debora memopoh Rani berjalan dan dia mengetuk pintu ruangan kelas. “ Permisi Bu!, seorang ibu
guru menghentikan penjelasannya dan menyuruh mereka untuk masuk kedalam kelas dan langsung
duduk di meja belajar dengan nada suara yang biasanya menggelegar. Mereka berdua langsung
duduk di meja nya dan mengeluarkan buku paket Biologi.
Bel berbunyi panjang pertanda istirahat, kembali lagi terdengar suara langkah kaki memenuhi
sekolah itu. Anak-anak berhamburan keluar menuju tempat masinng-masing. Tampak diwajah
mereka rasa senang seperti burung yang baru keluar dari sangkarnya.
Di pojok taman dua orang sahabat taampak membicarakan sesuatu yang sangat
serius,mereka berdua seperti sangatlah akrab. Deb... bolehkah aku minjam uang mu? Tanya Rani
dengan wajah nya yang pucat. Untuk apa minjam uang? Debora balik bertanya. Aku lapar nih, tadi
pagi aku terlambat bangu jadi gak sempat serapan. “Ohh, gitu gini saja hari ini aku traktir kamu
makan mie,kebetulan uangku pas Rp.5000 saja “ kata Debora
Di meja kantin sekolah ada 3 orang sahabat sedang menyantap mie goreng sembari
membahas tentang amanat yang disampaikan pembina upacara tadi pagi. “Bagaimana pendapatmu
mengenai sikap optimis itu Di? Tanya Daniel seraya melahap goreng. Ahkk.. kamu Dan...sepertinya
kamu tertarik juga ya tentang arahan Bapak tadi,, Jawab Ryan tersenyum. Kamu Di,,,tak tahu aja aku
pun kurang paham loh, tanya saja sana sama pakarnya tu jawab Adi sambil menunjuk kearah Ryan.
4. Debora dan Rani memilih duduk di pojok belakang kantin agar mereka leluasa bisa bercerita
tanpa ada gangguan dari anak-anak yang lalu lalang keluar-masuk kantin sekolah. Ryan dan
temannya itu beranjak berdiri mau kembali ke kelas.Tiba-tiba tanpa di sengaja Rani menambrak
Ryan dari belakang. “Sorry Ka,aku tak sengaja” kata Rani dengan muka memerah. “Iya,,tak apa”
“lain kali jalan hati-hati yah dek! “ kata Ryan. Trimakasih ka,kata Rany tersenyum.
Teng...teng..teng..teng. Horeee.....seru anak-anak kegirangan. Semua anak-anak bergegas
membereskan segala peralatan sekolah dan menghadang tas masing-masing dan beranjak keluar
kelas kecuali yang piket hari itu tetap di kelas untuk bertugas. Ryan sebagai ketua kelas, dia sangat
bertanggung jawab atas kelas nya sepenuhnya.
Kebetulan hari itu Debora dan Rani piket di kelas nya. Selesai membersihkan ruangan
kelas,mereka akan pulang dan mereka harus melewati ruangan kelas VIII dan IX. Ryan hendak
mengembalikan kunci ruangan ke kantor guru,tiba-tiba pandangan nya tertuju kepada seseorang
yang tidak asing lagi di matanya. Dan mereka berpapasan di teras ruangan kelasnya “ hai,,,,aku
Ryan” kata Ryan sambil menyalam Rani. Hai.. ka, saya Rani dan ini temanku Debora.
Sejak dari pulang sekolah Rani hanya mengurung diri dikamar saja. Ibu memanggil nya dan
mengetuk pintu kamarnya tetapi tak ada jawaban. Rani.... bangun nak,kamu dari tadi di kamar
saja,kamu knapa blum makan?? .Ibu sudah siapkan makanan kesukaanmu loh. ibu membuka pintu
kamar nya,kebetulan tidak terkunci. Ibu kaget melihat Rani dengan wajah pucat. Rani wajah kamu
pucat sekali,,badan kamu panas lagi. Kamu sakit yahh Nak. Ibu mengambil air hangat dan
lap,kemudian mengkompres kepala Rani,sembari menunggu dokter datang.
Ryan yang sejak tadi asik dengan bukunya,dikagetkan dengan suara yang tidak asing
ditelinganya. “hei,,,,sibuk jah trus membaca,yuk Main layangan” seru Daniel. “Ntar lagi yah
Dan..,Matahari masih panas nih,duduk dulu sini” kata Ryan mempersilahkan kedua temannya itu.
“Kamu baca buku apa sih? Koq serius amat” tanya Adi penasaran. Kamu mau tau aja Di, ini buku
motivasi yang aku pinjam kemarin dari perpustakaan. Iyalah....kamu kan kutu buku” jawab Adi.
Sore itu sinar matahari tidak panas lagi hembusan angin sepoi-sepoi menambahkan
kesejukan. Anak-anak ramai sekali dilapangan. “Asyikkan main layangan ini,,yuk berlomba layangan
siapa yang paling tinggi” kata Adi. Mereka mulai menaikkan layangan nya dan melepaskan gulungan
benang. Daniel yang sudah paham tentang tehnik bermain layangan memenangkan perlombaan itu.
Ryan melirik arlojinya, sudah menunjukkan pukul 17.30. Dani,Adi besok kita lanjut lagi bermain nya
yah,aku pulang duluan ya. Kita pulang bareng saja yuk,kata Adi. Mereka pun pulang kerumah
dengan rasa senang bisa bermain bareng sore itu.
Sampai dirumah,Ryan langsung bergegas untuk mandi. Sehabis itu,dia bergegas ke meja
belajarnya. Dia tak ingin pekerjaan rumahnya tidak selesai. Dia malu dihukum oleh guru disekolah
karena PR belum siap. Ryan termasuk anak yang baik dan rajin. Disekolah dia patuh kepada
guru,sekali pun dia tak pernah dihukum guru. Dia sangat dibanggakan disekolah karena prestasinya.
5. Sejak perkenalannya dengan Rani, Ryan jadi sering bersamanya pergi ke perpustakaan
sekolah. Disampingmeminjam buku,Ryan ingin lebih dekat dengan Rani. Mereka sama-sama
memiliki hobby yang sama. Sepanjang waktu berlalu,tanpa disadari mereka saling jatuh cinta.
Mereka sering belajar bersama walaupun mereka berbeda kelas. Merekapun membentuk
kelompok belajar atas persetujuan mereka berlima.
(bersambung....)