SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan 
Beton Semen untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu 
Kelompok 3 : 
Ade Suhendar S. 
Nadia Utami Nishar 
Tuti Rahmawati
Jenis Perkerasan Kaku 
Perkerasan kaku adalah struktur yang terdiri dari plat beton 
semen yang tersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, 
atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah 
(sub base), tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis permukaan. 
Berbeda dengan perkerasan aspal (multi layer), perkerasan ini 
memakai sistem satu lapis (single layer system) dan menggunakan plat 
beton dengan tabel relatif tipis langsung diletakkan di atas sub base.
Perkerasan kaku menurut penggunaan lapisan keausannya 
dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok utama yakni perkerasan 
beton semen dan perkerasan komposit. 
Sedangkan menurut sistem penulangannya perkerasan beton 
semen dapat dibagi menjadi 4 jenis yakni : 
 Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan. 
 Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan. 
 Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan. 
 Perkerasan beton semen praktikan.
Susunan Konstruksi 
• Tanah Dasar (sub grade) 
• Lapis Pondasi (Sub base) 
• Sambungan
Tanah Dasar (sub grade) 
Penyebab utama ketidakseragaman pada daya dukung tanah 
dasar adalah : 
a. Tanah expansif 
Yang dimaksud tanah expansif adalah tanah yang mempunyai 
kembang susut besar. Untuk mengidentifikasi tipe tanah adalah 
kembang susut dan mekanisme dari perubahan volume tanah dapat 
diperoleh melalui riset dan pengalaman. Test yang dapat dilakukan 
antara lain plasticity index, shrinkage limit.
Kebanyakan tanah kembang susut yang menyebabkan 
distorsi/penyimpangan pada perkerasan beton terletak dalam group A-S 
atau A-7 AASHO. Tanah kembang susut tinggi termasuk dalam CR, 
NH, OH pada Unified Soil Classification System. Cara mengatasi tanah 
kembang susut sebagai berikut : 
1) Kontrol pemadatan dan kelembaban (moisture). 
2) Lapisan penutup yang tidak ekspansif. 
3) Memperbaiki sifat-sifat tanah dasar (stabilisasi tanah)
b. Mud-Pumping 
Mud pumpingadalah terobosan yang kuat dari campuran tanah dan air. 
Pumping umumnya terjadi pada sambungan-sambungan, tepi 
perkerasan, atau pada retak-retak yang cukup besar. 
Ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya mud-pumping 
1) Keadaan tanah dasar yang memungkinkan terjadinya pumping 
2) Adanya air bebas antara perkerasan dengan tanah dasar 
3) Frekuensi lintasan oleh beban berat 
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya 
pumpingadalah : 
1. Drainase. 
2. Menjaga agar bahan tanah dasar tidak mudah tererosi oleh air.
Lapis Pondasi (Sub base) 
Lapis pondasi adalah lapisan yang terletak antara base dan 
tanah dasar. Menurut spesifikasi AASHO M155 batasan-batasan yang 
harus dipenuhi material granular tersebut adalah : 
a. Ukuran maksimum : < 1/3 tebal sub base 
b. Lewat ayakan No.200 15% maksimum 
c. Index plastisitas : 6 maksimum 
d. Liquid limit 25 maksimum
Tebal Lapis Pondasi 
Persyaratan dan tebal lapis pondasi di bawah perkerasan, 
tergantung dan sejumlah faktor. Karena fungsi utama lapis pondasi 
adalah untuk mencegah terjadinya pumping, maka penggunaan lapis 
pondasi yang tebal tidak perlu.Dari hasil pengamatan menunjukkan 
bahwa : 
a) Lapis pondasi setebal 7,5 cm juga dapat mengatasi mud 
b) Pumping di bawah pengaruh lalu lintas yang sangat berat. 
c) Lapis pondasi setebal 10-15 cm biasa digunakan untuk perkerasan 
jalan raya.
d) Lapis pondasi setebal 15-20 cm untuk perkerasan lapangan terbang 
yang memikul beban berat. 
 Dari AASHO Interim Guide 
 Ditentukan dari analisa laboratorium lengkap 
 Seperti yang ditunjukkan oleh sampel yang dipersiapkan sesuai 
dengan AASHO Designation T 87. 
 Nilai ini digunakan untuk agregat mineral sebelum pencampuran 
dengan bahan stabilisasi.
Kontrol Gradasi Lapis Pondasi. 
Spesifikasi AASHO M-147 memberikan kontrol gradasi yang 
dapat diterima oleh masing-masing proyek, seperti yang diperlihatkan 
pada tabel di bawah ini.
Cement Treated Sub base(CTSB). 
Pada tanah yang kepadatannya cukup tinggi secara teoritis 
bisa langsung dihampar perkerasan beton semen, akan tetapi 
sebaiknya tetap diberi lapis pondasi yang terdiri dan beton mutu K50 
sampai dengan K100 dengan tebal minimum 10 cm, yang biasa 
disebut cement treated sub base (CTSB). 
Lapis pondasi ini pada prinsipnya tidak sepenuhnya 
mempunyai fungsi struktural (memikul beban), akan tetapi walaupun 
demikian lapis ini pada keadaan tertentu cukup diperlukan dan 
berfungsi antara lain: 
a) Mencegah terjadinya pumping 
b) Melindungi tanah dasar dari hujan 
c) Mendapatkan lantai kerja yang merata 
d) Sebagai jalan kerja dan lalu lintas sementara
Sambungan 
Plat beton di dalam perkerasan beton semen merupakan 
lapisan permukaan dan termasuk bagian yang memegang peranan 
utama dalam struktur perkerasan. Permukaan beton seharusnya 
a. Mempunyai perkerasan yang tidak menimbulkan selip. 
b. Dapat mencegah infiltrasi air permukaan. 
c. Dapat secara strukturil memberikan daya dukung pada perkerasan. 
Hal-hal yang harus diperhatikan khususnya untuk mutu dan 
campuran perkerasan beton 
a. Durability yang diperlukan untuk menahan efek dan iklim, lalu lintas 
dan sebagainya. 
b. Flexuralstrength yang diperlukan untuk menerima berat dan beban 
lalu lintas.
Material Proporsi yang relatif dan semen, air, agregat halus dan kasar, 
tipe dan jumlah admixture mempengaruhi perlakuan perkerasan: 
a. Semen 
b. Air. 
c. Agregat kasar. 
d. Agregat halus
e. Admixture 
f. Air entrainment 
g. Calcium chloride
Perencanaan Campuran Beton 
Ada 4 prinsip perencanaan campuran beton untuk mengurangi 
jumlah pasta air-semen dan biaya pencampurannya, yaitu : 
 Pemakaian ukuran agregat terbesar dalam batas-batas yang 
diizinkan. 
 Memastikan bahwa gradasi agregat adalah seragam dari kasar ke 
halus. 
 Menggunakan prosentase terbesar yang layak dan agregat 
bersesuaian dengan mudah dikerjakan. 
 Menuntut pelumasan yang minimum (slump terendah) berhubungan 
dengan penempatan yang tepat dan finishing. 
Umumnya nilai slump yang dipakai adalah 1-2 atau 2-3 in. 
Dalam kenyataan perencanaan biasanya menggunakan metode 
sejumlah percobaan.
Perbandingan Air – Semen 
Kombinasi dan material-material, kekuatan dan kelakuan-kelakuan 
lainnya dan campuran beton hampir selalu bervariasi sesuai 
dengan perbandingan campuran air-semen. Dalam hal ini dianjurkan 
untuk memakai, jumlah semen minimum dan nilai faktor air-semen 
maksimum seperti yang tercantum dalam tabel 4.3.4 P81 1971, di 
mana faktor air-semen tersebut berlaku untuk agregat yang berada 
dalam keadaan kering muka.
Sambungan 
Pada dasarnya sambungan pada suatu perkerasan beton’ 
semen dibuat untuk mengontrol tegangan sebagai akibat perubahan 
volume dalam beton. Perubahan volume terutama. disebabkan oleh 
perubahan temperatur, yang mengakibatkan muai dan susut pada plat 
beton. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sehubungan 
dengan tegangan yang terjadi pada plat beton adalah : 
1. Susut 
2. Muai 
3. Temperaturwarping 
4. Efek kelengasan (moisture effects)
Jenis - jenis Sambungan 
Sambungan Melintang (Transverse Joints). 
Terdapat 3 tipe sambungan melintang. 
a. Sambungan susut (contraction joints). 
Sambungan susut dibuat dalam arah melintang, pada jarak yang sama 
dengan panjang plat yang telah ditentukan. Fungsi dari sambungan 
susut adalah untuk mengontrol retak akibat susut dan efek kombinasi 
dan beban dan warping.
Penggunaan sambungan tanpa dowel pada perkerasan tipe JPCP, 
yang mempunyai ,jarak sambungan pendek umumnya terbatas pada : 
1) Perkerasan berada pada daerah yang tidak ada atau hanya sedikit 
frost action. 
2) Jalan sekunder dan jalan-jalan kota pada daerah kediaman yang 
mempunyai volume kendaraan truk berat sedikit saja.
Pada Tabel 9. memberikan ukuran tebal dan lebar dari sealant untuk 
sealant yang dituang (poured sealant).
Sedangkan Tabel 10 menunjukkan lebar sambungan dan lebar sealant 
yang dianjurkan untuk sealant yang sudah dibentuk (preformed 
sealant). 
Tipe sambungan susut ini disebut juga sambungan susut 
kosong (dummy contraction joint).
b. Sambungan muai (expansion joints). 
Sambungan muai adalah sambungan melintang yang 
mempunyai fungsi untuk menerima perubahan volume dari plat beton 
dengan naiknya temperatur yang dapat mengakibatkan terjadinya 
penyembulan pada plat beton. Sambungan muai dipasang di antara 
perkerasan yang akan mengalami perbedaan arah gerakan, antara 
lain: 
 Pada pertemuan jalan baru dan jalan lama 
 Pada persimpangan jalan 
 Jembatan di mana perkerasan bertemu dengan bangunan-bangunan 
seperti bangunan drainase atau lubang utilitas.
c. Sambungan konstruksi/pelaksanaan (construction joint) 
Sambungan pelaksanaan dibuat karena berhentinya pekerjaan 
pada waktu selesainya jam kerja, kerusakan peralatan, atau keadaan 
darurat lainnya. Cara lain yaitu dengan memasang sambungan yang 
sudah jadi pada beton yang masih plastis. Pada gambar 3 
menunjukkan bentuk sambungan pelaksanaan melintang.
d. Sambungan memanjang (longitudinal joints). 
Sambungan memanjang terletak pada arah memanjang 
perkerasan di antara jalur lalu lintas yang berdekatan. Fungsi 
sambungan memanjang adalah untuk mengontrol tegangan temperatur 
warpingsehingga retak dalam arah memanjang tidak akan terjadi. 
Kedua segmen (potongan) plat yang berdekatan dihubungkan oleh tie 
bar melintang sepanjang sambungan. Tie bar ini mencegah pergerakan 
dan plat yang satu terhadap plat yang lain. Untuk itu tie bar harus 
merupakan besi yang berulir (deformed steel). Diameternya 0.5 in. 
dengan panjang 30 in dan diletakkan pada jarak 30 in diukur dari pusat 
ke pusat.
Sambungan dapat dibuat dengan cara menggergaji permukaan 
(membentuk takikan) yang kemudian diisi dengan bahan penutup 
sambungan (poured sealant) atau dengan memasang penutup 
sambungan yang sudah dibentuk (preformed sealant) di tepi 
pengecoran (sebelum pengecoran jalur berikutnya) sehingga 
membentuk sambungan. 
Terdapat dua tipe sambungan memanjang yang terkenal yaitu: 
sambungan dengan lidah alur (deformed or keyed joints) dan 
sambungan bidang lemah (weakened-plane joints). Sambungan yang 
letaknya di as jalan (yang berbentuk crown) harus menggunakan jenis 
lidah alur, kecuali bila perkerasan kaku diletakkan 
di atas perkerasan lentur atau lapis pondasi yang mempunyai nilai 
modulus reaksi tanah dasar > 14 kg/cm3. Pada Gambar 5 
memperlihatkan contoh sambungan memanjang.
Data dan Metodologi
Hasil dan Pembahasan
Metode PCA
Kesimpulan
Daftar Pustaka
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
nefertitieanggen
 
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
Botak Doohan Jr
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
Agus Tri
 
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Selphiepuspita
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
Ayu Fatimah Zahra
 

What's hot (20)

Penurunan pondasi
Penurunan pondasiPenurunan pondasi
Penurunan pondasi
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
 
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 
BETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.pptBETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.ppt
 
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
 
Manual Desain Perkerasan Jalan - Baru (2012)
Manual Desain Perkerasan Jalan - Baru (2012)Manual Desain Perkerasan Jalan - Baru (2012)
Manual Desain Perkerasan Jalan - Baru (2012)
 
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 
perhitungan bekisting
perhitungan bekistingperhitungan bekisting
perhitungan bekisting
 
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
 
Item Pekerjaan
Item PekerjaanItem Pekerjaan
Item Pekerjaan
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 

Similar to Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu

metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
darmadi ir,mm
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
ismailacox.blogspot.com
 
3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka
mpkbetonkel6ptb11
 
3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka
mpkbetonkel6ptb11
 
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
Olfa Finatry
 

Similar to Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu (20)

RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah KusumaRIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
 
rigid pavement
rigid pavementrigid pavement
rigid pavement
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
 
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGSOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
 
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
 
Conduit
ConduitConduit
Conduit
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
 
3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka3. bab isi dan daftar pustaka
3. bab isi dan daftar pustaka
 
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
 
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines Concrete
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lentur
 
Pelat Lantai
Pelat LantaiPelat Lantai
Pelat Lantai
 
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
 
Tugas Akhir (UAS)
Tugas Akhir (UAS)Tugas Akhir (UAS)
Tugas Akhir (UAS)
 
w8-Pedoman Pd T-14-2003 Perkerasan Jalan Kaku.pdf
w8-Pedoman Pd T-14-2003 Perkerasan Jalan Kaku.pdfw8-Pedoman Pd T-14-2003 Perkerasan Jalan Kaku.pdf
w8-Pedoman Pd T-14-2003 Perkerasan Jalan Kaku.pdf
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamn
 

More from Debora Elluisa Manurung

Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Debora Elluisa Manurung
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
Debora Elluisa Manurung
 

More from Debora Elluisa Manurung (20)

REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
 
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat BeratTugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
 
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3
 
Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3
 
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
 
Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
 
PPT Perencanaan Waduk
PPT Perencanaan WadukPPT Perencanaan Waduk
PPT Perencanaan Waduk
 
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
 
Tugas PKN V Politik & Strategi Nasional
Tugas PKN V Politik & Strategi NasionalTugas PKN V Politik & Strategi Nasional
Tugas PKN V Politik & Strategi Nasional
 
Tugas PKN IV Ketahanan Nasional
Tugas PKN IV Ketahanan NasionalTugas PKN IV Ketahanan Nasional
Tugas PKN IV Ketahanan Nasional
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Tugas pkn II Demokrasi
Tugas pkn II DemokrasiTugas pkn II Demokrasi
Tugas pkn II Demokrasi
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
 

Recently uploaded

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 

Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu

  • 1. Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu Kelompok 3 : Ade Suhendar S. Nadia Utami Nishar Tuti Rahmawati
  • 2. Jenis Perkerasan Kaku Perkerasan kaku adalah struktur yang terdiri dari plat beton semen yang tersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah (sub base), tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis permukaan. Berbeda dengan perkerasan aspal (multi layer), perkerasan ini memakai sistem satu lapis (single layer system) dan menggunakan plat beton dengan tabel relatif tipis langsung diletakkan di atas sub base.
  • 3.
  • 4. Perkerasan kaku menurut penggunaan lapisan keausannya dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok utama yakni perkerasan beton semen dan perkerasan komposit. Sedangkan menurut sistem penulangannya perkerasan beton semen dapat dibagi menjadi 4 jenis yakni :  Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan.  Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan.  Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan.  Perkerasan beton semen praktikan.
  • 5. Susunan Konstruksi • Tanah Dasar (sub grade) • Lapis Pondasi (Sub base) • Sambungan
  • 6. Tanah Dasar (sub grade) Penyebab utama ketidakseragaman pada daya dukung tanah dasar adalah : a. Tanah expansif Yang dimaksud tanah expansif adalah tanah yang mempunyai kembang susut besar. Untuk mengidentifikasi tipe tanah adalah kembang susut dan mekanisme dari perubahan volume tanah dapat diperoleh melalui riset dan pengalaman. Test yang dapat dilakukan antara lain plasticity index, shrinkage limit.
  • 7. Kebanyakan tanah kembang susut yang menyebabkan distorsi/penyimpangan pada perkerasan beton terletak dalam group A-S atau A-7 AASHO. Tanah kembang susut tinggi termasuk dalam CR, NH, OH pada Unified Soil Classification System. Cara mengatasi tanah kembang susut sebagai berikut : 1) Kontrol pemadatan dan kelembaban (moisture). 2) Lapisan penutup yang tidak ekspansif. 3) Memperbaiki sifat-sifat tanah dasar (stabilisasi tanah)
  • 8. b. Mud-Pumping Mud pumpingadalah terobosan yang kuat dari campuran tanah dan air. Pumping umumnya terjadi pada sambungan-sambungan, tepi perkerasan, atau pada retak-retak yang cukup besar. Ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya mud-pumping 1) Keadaan tanah dasar yang memungkinkan terjadinya pumping 2) Adanya air bebas antara perkerasan dengan tanah dasar 3) Frekuensi lintasan oleh beban berat Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya pumpingadalah : 1. Drainase. 2. Menjaga agar bahan tanah dasar tidak mudah tererosi oleh air.
  • 9. Lapis Pondasi (Sub base) Lapis pondasi adalah lapisan yang terletak antara base dan tanah dasar. Menurut spesifikasi AASHO M155 batasan-batasan yang harus dipenuhi material granular tersebut adalah : a. Ukuran maksimum : < 1/3 tebal sub base b. Lewat ayakan No.200 15% maksimum c. Index plastisitas : 6 maksimum d. Liquid limit 25 maksimum
  • 10. Tebal Lapis Pondasi Persyaratan dan tebal lapis pondasi di bawah perkerasan, tergantung dan sejumlah faktor. Karena fungsi utama lapis pondasi adalah untuk mencegah terjadinya pumping, maka penggunaan lapis pondasi yang tebal tidak perlu.Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa : a) Lapis pondasi setebal 7,5 cm juga dapat mengatasi mud b) Pumping di bawah pengaruh lalu lintas yang sangat berat. c) Lapis pondasi setebal 10-15 cm biasa digunakan untuk perkerasan jalan raya.
  • 11. d) Lapis pondasi setebal 15-20 cm untuk perkerasan lapangan terbang yang memikul beban berat.  Dari AASHO Interim Guide  Ditentukan dari analisa laboratorium lengkap  Seperti yang ditunjukkan oleh sampel yang dipersiapkan sesuai dengan AASHO Designation T 87.  Nilai ini digunakan untuk agregat mineral sebelum pencampuran dengan bahan stabilisasi.
  • 12.
  • 13. Kontrol Gradasi Lapis Pondasi. Spesifikasi AASHO M-147 memberikan kontrol gradasi yang dapat diterima oleh masing-masing proyek, seperti yang diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
  • 14. Cement Treated Sub base(CTSB). Pada tanah yang kepadatannya cukup tinggi secara teoritis bisa langsung dihampar perkerasan beton semen, akan tetapi sebaiknya tetap diberi lapis pondasi yang terdiri dan beton mutu K50 sampai dengan K100 dengan tebal minimum 10 cm, yang biasa disebut cement treated sub base (CTSB). Lapis pondasi ini pada prinsipnya tidak sepenuhnya mempunyai fungsi struktural (memikul beban), akan tetapi walaupun demikian lapis ini pada keadaan tertentu cukup diperlukan dan berfungsi antara lain: a) Mencegah terjadinya pumping b) Melindungi tanah dasar dari hujan c) Mendapatkan lantai kerja yang merata d) Sebagai jalan kerja dan lalu lintas sementara
  • 15. Sambungan Plat beton di dalam perkerasan beton semen merupakan lapisan permukaan dan termasuk bagian yang memegang peranan utama dalam struktur perkerasan. Permukaan beton seharusnya a. Mempunyai perkerasan yang tidak menimbulkan selip. b. Dapat mencegah infiltrasi air permukaan. c. Dapat secara strukturil memberikan daya dukung pada perkerasan. Hal-hal yang harus diperhatikan khususnya untuk mutu dan campuran perkerasan beton a. Durability yang diperlukan untuk menahan efek dan iklim, lalu lintas dan sebagainya. b. Flexuralstrength yang diperlukan untuk menerima berat dan beban lalu lintas.
  • 16. Material Proporsi yang relatif dan semen, air, agregat halus dan kasar, tipe dan jumlah admixture mempengaruhi perlakuan perkerasan: a. Semen b. Air. c. Agregat kasar. d. Agregat halus
  • 17. e. Admixture f. Air entrainment g. Calcium chloride
  • 18. Perencanaan Campuran Beton Ada 4 prinsip perencanaan campuran beton untuk mengurangi jumlah pasta air-semen dan biaya pencampurannya, yaitu :  Pemakaian ukuran agregat terbesar dalam batas-batas yang diizinkan.  Memastikan bahwa gradasi agregat adalah seragam dari kasar ke halus.  Menggunakan prosentase terbesar yang layak dan agregat bersesuaian dengan mudah dikerjakan.  Menuntut pelumasan yang minimum (slump terendah) berhubungan dengan penempatan yang tepat dan finishing. Umumnya nilai slump yang dipakai adalah 1-2 atau 2-3 in. Dalam kenyataan perencanaan biasanya menggunakan metode sejumlah percobaan.
  • 19. Perbandingan Air – Semen Kombinasi dan material-material, kekuatan dan kelakuan-kelakuan lainnya dan campuran beton hampir selalu bervariasi sesuai dengan perbandingan campuran air-semen. Dalam hal ini dianjurkan untuk memakai, jumlah semen minimum dan nilai faktor air-semen maksimum seperti yang tercantum dalam tabel 4.3.4 P81 1971, di mana faktor air-semen tersebut berlaku untuk agregat yang berada dalam keadaan kering muka.
  • 20. Sambungan Pada dasarnya sambungan pada suatu perkerasan beton’ semen dibuat untuk mengontrol tegangan sebagai akibat perubahan volume dalam beton. Perubahan volume terutama. disebabkan oleh perubahan temperatur, yang mengakibatkan muai dan susut pada plat beton. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan tegangan yang terjadi pada plat beton adalah : 1. Susut 2. Muai 3. Temperaturwarping 4. Efek kelengasan (moisture effects)
  • 21. Jenis - jenis Sambungan Sambungan Melintang (Transverse Joints). Terdapat 3 tipe sambungan melintang. a. Sambungan susut (contraction joints). Sambungan susut dibuat dalam arah melintang, pada jarak yang sama dengan panjang plat yang telah ditentukan. Fungsi dari sambungan susut adalah untuk mengontrol retak akibat susut dan efek kombinasi dan beban dan warping.
  • 22. Penggunaan sambungan tanpa dowel pada perkerasan tipe JPCP, yang mempunyai ,jarak sambungan pendek umumnya terbatas pada : 1) Perkerasan berada pada daerah yang tidak ada atau hanya sedikit frost action. 2) Jalan sekunder dan jalan-jalan kota pada daerah kediaman yang mempunyai volume kendaraan truk berat sedikit saja.
  • 23. Pada Tabel 9. memberikan ukuran tebal dan lebar dari sealant untuk sealant yang dituang (poured sealant).
  • 24. Sedangkan Tabel 10 menunjukkan lebar sambungan dan lebar sealant yang dianjurkan untuk sealant yang sudah dibentuk (preformed sealant). Tipe sambungan susut ini disebut juga sambungan susut kosong (dummy contraction joint).
  • 25. b. Sambungan muai (expansion joints). Sambungan muai adalah sambungan melintang yang mempunyai fungsi untuk menerima perubahan volume dari plat beton dengan naiknya temperatur yang dapat mengakibatkan terjadinya penyembulan pada plat beton. Sambungan muai dipasang di antara perkerasan yang akan mengalami perbedaan arah gerakan, antara lain:  Pada pertemuan jalan baru dan jalan lama  Pada persimpangan jalan  Jembatan di mana perkerasan bertemu dengan bangunan-bangunan seperti bangunan drainase atau lubang utilitas.
  • 26. c. Sambungan konstruksi/pelaksanaan (construction joint) Sambungan pelaksanaan dibuat karena berhentinya pekerjaan pada waktu selesainya jam kerja, kerusakan peralatan, atau keadaan darurat lainnya. Cara lain yaitu dengan memasang sambungan yang sudah jadi pada beton yang masih plastis. Pada gambar 3 menunjukkan bentuk sambungan pelaksanaan melintang.
  • 27. d. Sambungan memanjang (longitudinal joints). Sambungan memanjang terletak pada arah memanjang perkerasan di antara jalur lalu lintas yang berdekatan. Fungsi sambungan memanjang adalah untuk mengontrol tegangan temperatur warpingsehingga retak dalam arah memanjang tidak akan terjadi. Kedua segmen (potongan) plat yang berdekatan dihubungkan oleh tie bar melintang sepanjang sambungan. Tie bar ini mencegah pergerakan dan plat yang satu terhadap plat yang lain. Untuk itu tie bar harus merupakan besi yang berulir (deformed steel). Diameternya 0.5 in. dengan panjang 30 in dan diletakkan pada jarak 30 in diukur dari pusat ke pusat.
  • 28. Sambungan dapat dibuat dengan cara menggergaji permukaan (membentuk takikan) yang kemudian diisi dengan bahan penutup sambungan (poured sealant) atau dengan memasang penutup sambungan yang sudah dibentuk (preformed sealant) di tepi pengecoran (sebelum pengecoran jalur berikutnya) sehingga membentuk sambungan. Terdapat dua tipe sambungan memanjang yang terkenal yaitu: sambungan dengan lidah alur (deformed or keyed joints) dan sambungan bidang lemah (weakened-plane joints). Sambungan yang letaknya di as jalan (yang berbentuk crown) harus menggunakan jenis lidah alur, kecuali bila perkerasan kaku diletakkan di atas perkerasan lentur atau lapis pondasi yang mempunyai nilai modulus reaksi tanah dasar > 14 kg/cm3. Pada Gambar 5 memperlihatkan contoh sambungan memanjang.
  • 29.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 40.
  • 41.

Editor's Notes

  1. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan. Tipe ini tidak menggunakan sistem penulangan besi, kecuali pada bagian-bagian konstruksi tertentu seperti misalnya pada bagian sambungan memanjang atau di atas oprit jembatan atau pada bagian plat yang bentuk ukurannya tidak standar atau janggal (odd shape). Konstruksi sambungan pada tipe perkerasan tanpa tulangan mi ada 4 macam, yaitu a. Sambungan susut melintang (transverse contraction joint) b. Sambungan muai melintang (transverse expansion joint) c. Sambungan pelaksanaan (construction joint) d. Sambungan memanjang (longitudinal joint) Keuntungan tipe perkerasan mi dibanding tipe lainnya antara lain cukup sederhana pelaksanaannya karena tidak menggunakan penulangan. a. Penggunaan alat bisa dengan yang paling sederhana b. Sesuai untuk pelaksana yang pengalamannya masih terbatas c. Relatif lebih murah 2. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan. Tipe ini menggunakan sistem penulangan maka panjang ruas antar sambungan melintang biasanya lebih panjang dan pada tipe JPCP yaitu berkisar antara 10 meter sampai 15 meter. 3. Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan. Tipe ini mempunyai sistem penulangan yang menerus sepanjang perkerasan. Dengan demikian sistem sambungan melintang tidak dibutuhkan untuk tipe ini. Fungsi dan pada penulangan mi adalah untuk mengurangi terjadinya keretakan--keretakan akibat penyusutan (shrinkage cracking). 4. Perkerasan beton semen praktikan Sistem penulangan pada tipe pratekan ini meliputi arah melintang dan memanjang. Resiko terjadinya retakan yang mungkin terjadi dengan sistem pratekan dapat dikurangi.