Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi pembangunan infrastruktur jalan di Desa Nipis, Kabupaten Magelang. Terdapat penjelasan tentang definisi perkerasan jalan, peran masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, jenis perkerasan jalan seperti lentur dan kaku beserta perbedaannya, serta metode pembuatan jalan beton meliputi persiapan lahan, pemasangan bekisting dan tulangan, pengecoran, hingga finishing.
1. Jumat, 22 Desember 2017
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN
DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
2. APA ITU
PERKERASAN
JALAN??
Segala jenis material konstruksi
yang dihampar dan dipadatkan
diatas lapisan pengikat berupa
aspal dan/atau material lain yang
disusun sedemikian rupa agar
jalan dapat dilalui dengan
nyaman dan aman
3. PERAN MASYARAKAT
Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan
• Kualitas pekerjaan yang dihasilkan
• Keberlangsungan operasional
dan pemeliharaan infrastruktur
tersebut
• Kemampuan masyarakat dalam
membangun suatu kemitraan
dengan berbagai pihak
• Penguatan kapasitas masyarakat
untuk mampu mandiri
memfasilitasi kegiatan masyarakat
dalam wilayahnya.
DAMPAK
4. MACAM PERKERASAN JALAN
1. Flexible Pavement (Perkerasan Lentur)
2. Rigid Pavement (Perkerasan Kaku)
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk
menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar.
5. FLEXIBLE PAVEMENT
(PERKERASAN LENTUR)
Perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran
beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai
lapisan di bawahnya.
Sehingga lapisan perkerasan tersebut mempunyai flexibilitas
atau kelenturan yang dapat menciptakan kenyaman kendaraan
dalam melintas diatasnya.
6. Rigid Pavement
(Perkerasan Kaku)
Perkerasan jalan beton semen
Plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena
dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang
berfungsi sebagai lapis permukaan.
7. Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur
1. Desain sederhana namun pada
bagian sambungan perlu
perhitungan lebih teliti.
Kebanyakan digunakan hanya
pada jalan-jalan dengan volume
lalu lintas tinggi.
1. Perancangan sederhana dan dapat
digunakan untuk semua tingkat
volume lalu lintas dan semua
jenis jalan berdasarkan klasifikasi
fungsi jalan raya.
2. Rancangan Job Mix lebih mudah
untuk dikendalikan kualitasnya.
Modulus Elastisitas antara lapis
permukaan dan pondasi sangat
berbeda.
2. Kendali kualitas untuk Job Mix
agak rumit karena harus diteliti
baik di laboratorium sebelum
dihampar, maupun setelah
dihampar di lapangan.
3. Rongga udara di dalam beton
tidak dapat mengurangi tegangan
yang timbul akibat perubahan
volume beton. Pada umumnya
diperlukan sambungan untuk
mengurangi tegangan akibat
perubahan temperature. Dapat
lebih baik bertahan terhadap
kondisi yang lebih buruk.
3. Rongga udara data mengurangi
tegangan yang timbul akibat
perubahan volume campuran
aspal. Oleh karena itu tidak
diperlukan sambungan. Sulit
untuk bertahan terhadap kondisi
drainase yang buruk.
P
E
R
B
E
D
A
A
N
8. 4. Umur rencana dapat mencapai
15-40 tahun, jika terjadi
kerusakan maka kerusakan
tersebut cepat dan dalam waktu
singkat dapat meluas.
4. Umur rencana relative pendek 5-
10 tahun. Kerusakan tidak
merambat ke bagian konstruksi
yang lain, kecuali jika perkerasan
terendam air.
5. Indeks Pelayanan tetap baik
hampir selama umur rencana,
terutama jika sambungan
melintang (transversal joint)
dikerjakan dan dipelihara dengan
baik.
5. Indeks pelayanan yang terbaik
hanya pada saat selesai
pelaksanaan konstruksi, setelah
itu berkurang seiring dengan
waktu dan frekuensi beban lalu
lintasnya.
6. Pada umumnya biaya awal
konstruksi tinggi.
6. Pada umumnya biaya konstruksi
rendah, terutama untuk jalan
lokal dengan volume lalu-lintas
rendah. Tetapi biaya awal hampir
sama untuk jenis konstruksi jalan
berkualitas tinggi yaitu jalan
dengan tingkat volume lalu-lintas
tinggi.
P
E
R
B
E
D
A
A
N
9. METODE PEMBUATAN
JALAN BETON
Pada konstruksi jalan beton yang diandalkan
yaitu pada kestabilan tanahnya
Pembukaan Lahan
Cara pemadatan yang baik adalah dengan
memercikan air satu malam sebelumnya.
bull dozer untuk mempercepat proses perataan lahan
Dipadatkan terlebih dahulu dengan mesin roller agar tanah
menjadi padat tidak labil dan tidak mudah berubah ubah.
1.
10. 2. Pemadatan Tanah
• Menyebar batu kapur atau limestone ukuran 10-15 cm
pada tanah yang telah selesai di padatkan.
Dipadatkan kembali dengan mesin roller
Bertujuan agar jalan cor nantinya tahan
terhadap tekanan beban dan pergeseran tanah.
• Sebarkan kembai basecose atau
sirdam atau sirtu urug (campuran
pasir dan batu) untuk menghasilkan
permukaan yang lebih padat.
11. 3. Pemasangan Bekisting
• Pada pengecoran jalan bekisting hanya
diperlukan untuk menahan adukan cor pada
samping kiri dan kanan jalan saja.
• Yang perlu diperhatikan adalah ketebalan
coran yang harus sama antara kedua sisi
jalan. Ukuran tebal standar pada jalan beton
kurang lebih 15-25 cm.
Tidak serumit desain bekisting untuk
cor dak atau kolom
12. 4. Pemasangan Tulangan Besi
Diberi alas pelastik cor terlebih dahulu.
Untuk tulangan beton jalan, jenis besi yang
dipakai baiknya menggunakan besi ulir
jangan menggunakan besi polos dan antara
sambungannya tidak hanya diikat tapi lebih
baik dilas.
13. Tahapan Finishing jalan Cor Beton5.
• Menuangkan Cor Beton dari Truck Mixer
2 atau 3 lapisan mutu dengan ketebalan 15-20
cm yaitu dengan 5 cm lapisan dasar dengan mutu
BO, 5 cm lapisan diatasnya dengan K300 dan
sisa lapisan paling atasnya menggunakan K350.
• Pemadatan atau Pemerataan Cor Beton
Kayu balok yang digunakan untuk meratakan
coran memiliki panjag yang melebihi lebar
jalan yang sedang dicor dan yang paling
penting lurus tidak bengkok.
14. Penghalusan Pengecoran Jalan Beton
Untuk lebih memadatkan
bagian atas cor beton saja.
Selanjutnya adalah membuat tali air
atau sendi kontrol dari pinggir ke pinggir
yang berguna untuk mengalirkan endapan
air pada permukaan beton.
Setelah coran sudah selesai, tutuplah
semua permukaan beton dengan karung
goni yang bisa menyerap air.
Agar kelembaban coran tetap terjaga
sampai beton berumur 28 hari (mutu beton
biasa) dan 3 hari (mutu beton khusus fast
track) dan siap digunakan.