2. SISTEM PELAT LANTAI :
Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat.
Tipe pelat lantai diantaranya :
a. Sistem Lantai Flat Flate
Pelat beton langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa ada balok-balok, biasany
inetnsitas beban tidak terlalu besar dan bentang relatif kecil, tanpa diberi kepala
kolom (tanpa drop panel).
b. Sistem Lantai Flat Slab
Sama seperti Flat Plate,tetapi pada Flat Slab diberi kepala kolom (drop panel)
disebut Flat Slab.
c. Sistem Pelat dan Balok
Sistem pelat lantai ini terdiri dari lantai (slab) menerus yang ditumpu oleh balok-
balok monolit, yang umumnya ditempatkan pada jarak 3,0m hingga 6,0 m. Sistem
ini banyak dipakai, kokoh dan sering dipakai untuk menunjang sistem pelat lantai
yang tidak beraturan
d. Sistem Lantai Grid (Waffle System)
Sistem lantai Grid (Waffle system) mempunyai balok-balok yang saling bersilangan
dengan jarak yang relatif rapat, dengan pelat atas yang tipis
3. PELAT
Type Pelat :
1. Sistem Flat Slab
- Flat Plate
- Flat Slab
a. Drop Panel
b. Coloum Capital
2. Sistem Pelat Balok
3. Sistem Grid
8. SISTEM PELAT LANTAI
1. Pelat Satu Arah (One way slab)
2. Pelat Dua Arah (Two way Slab)
Pelat satu arah dan pelat dua arah
dibedakan dari nilai rasio perbandingan
sisi panjang (ly) dan sisi pendek (lx) dari pelat.
Pelat satu arah , apabila : ly/lx > 2,0
Pelat dua arah , apabila : 1,0 ≤ ly/lx ≤ 2,0
9. PELAT SATU ARAH :
Apabila ratio antara bentang panjang (Ly)
terhadap bentang pendek (Lx),
Ly/Lx > 2
Analis pelat serah dilakukan sebagai
balok persegi dengan tinggi balok
setebal pelat dan lebar satu satuan ( 1m)
dalam arah pendek untuk tulangan Utama.
Sedangkan Arah sisi panjang digunakan
tulangan susut dan temperatur
atau tulangan pembagi
10.
11. Cara Analisis :
Sebagai alternatif, metode pendekatan berikut ini dapat digunakan untuk menentukan momen lentur
dan gaya geser dalam perencanaan balok menerus dan pelat satu arah, yaitu pelat beton bertulang
dimana tulangannya hanya direncanakan untuk memikul gaya-gaya dalam satu arah, selama:
14. Untuk pelat selebar pias 1 m , bw = 1m = 1000mm :
d
bw
As
diperlukan
yg
an
LuasTulang .
.
:
As
x
Tul
Dia
Luas
s
Tulangan
Jarak
1000
.
:
PERHITUNGAN TULANGAN PELAT LANTAI
0.85 '
fy
m
fc
2
Mn
Rn
bw d
min
1.4
fy
1 2
1 1
mRn
m fy
éù æö
--êú ç÷
êú èø
ëû
Mn = Mu/
21. Tulangan Susut dan Suhu
Pada pelat struktural dimana tulangan lenturnya terpasang dalam satu
arah saja, harus disediakan tulangan susut dan suhu yang arahnya tegak
lurus terhadap tulangan lentur tersebut.
Tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu
harus memenuhi ketentuan berikut:
•Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio luas tulangan
terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang
dari 0,0014.
•Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima kali
tebal pelat, atau 450 mm.
22. Sistem Pelat Dua Arah
Sistem pelat dua arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus,
asal perbandingan panjang bentang kedua sisi memenuhi.
Apabila ratio antara bentang panjang (Ly) terhadap bentang pendek (Lx),
Ly/Lx < 2.5
Beban pelat lantai pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke
empat balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada
kedua arah sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai
kelengkungan ganda.
23. Jenis Perletakan Pelat pada Balok :
1. Terletak Bebas
Pelat diletakkan begitu saja diatas balok, atau antara pelat & balok
tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berotasi bebas pada
tumpuannya, pelat yang ditumpu oleh balok, termasuk pelat dalam
ketegori terletak bebas.
2. Terjepit Elastis
Pelat dan balok di cor bersamaan secara monolit, ukuran balok cukup
kecil,sehingga balok tidak cukup kuat mecegah terjadinya rotasi pelat.
3. Terjepit Penuh
Pelat dan Balok dicor bersama-sama secara monolit, ukuran balok
cukup besar, sehingga mampu mencegah terjadinya rotasi pelat.
24. -Mtx = 0.0001 x keff x qu x lx2
Mlx = 0.0001 x keff x qu x lx2
-Mty = 0.0001 x keff x qu x Lx2
Mly = 0.0001 x keff x qu x Lx2
Rumus untuk menghiung Momen dengan
Menggunakan Tabel Koeffisein Momen
26. Untuk pelat selebar pias 1 m , bw = 1m = 1000mm :
d
bw
As
diperlukan
yg
an
LuasTulang .
.
:
As
x
Tul
Dia
Luas
s
Tulangan
Jarak
1000
.
:
TULANGAN PELAT LANTAI
0.85 '
fy
m
fc
2
Mn
Rn
bw d
min
1.4
fy
1 2
1 1
mRn
m fy
éù æö
--êú ç÷
êú èø
ëû
Mn = Mu/
27.
28. Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung, dapat ditentukan dari table
2.1. berikut :
Tabel 2.1 Tebal minimum untuk pelat satu arah
58. Untuk pelat selebar pias 1 m , bw = 1m = 1000mm :
d
bw
As
diperlukan
yg
an
LuasTulang .
.
:
As
x
Tul
Dia
Luas
s
Tulangan
Jarak
1000
.
:
TULANGAN PELAT LANTAI
0.85 '
fy
m
fc
2
Mn
Rn
bw d
min
1.4
fy
1 2
1 1
mRn
m fy
éù æö
--êú ç÷
êú èø
ëû
Mn = Mu/
59. Metode Analisis Struktur Pelat
a. Metode klasik
Metode ini sebagian besar ditentukan pada teori elastis, di mana pemakaian analisis tingkat tinggi banyak
dijumpai. Metode ini didasarkan pada fenomena fisis pelat, yaitu lenturan pelat. Lenturan dibuat model matematis
dengan menggunakan penyederhanaan-penyederhanaan
b. Metode Pendekatan dan numerik, antara lain :
1. Metode garis luluh
Dalam metode ini kekuatan suatu pelat dimisalkan ditentukan oleh lentur saja. Pengaruh-pengaruh lain seperti
lendutan dan geser harus ditinjau tersendiri.
2. Metode jaringan balok
Metode ini didasarkan pada metode kekakuan ( mengubah struktur kinematis tak tentu menjadi struktur kinematis
tertentu). Analisis struktur pelat didekati dengan pendekatan jaringan balok silang, struktur pelat dianggap
tersusun dari jalur-jalur balok tipis dalam masing-masng arah dengan tinggi balok sama dengan pelat.
3. Metode pendekatan PBI 71
Didasarkan pada pendekatan momen dengan menggunakan koefisien-koefisien yang disederhanakan. Momen-
momen yang dihasilkan didapat dari rumus momen yang sudah ada. Besarnya momen ini dipengaruhi oleh
besarnya beban terbagi rata per meter panjang, panjang bentang arah x dan arah y dari panel pelat. Dari hitungan
momen didapatkan Mlx ( momen lapangan pada arah x), Mtx ( momen tumpuan/tepi pada arah x), Mly ( momen
lapangan pada arah y), Mty ( momen tumpuan/tepi pada arah y).Perhitungan momen-momen tersebut harus
sesuai dengan perletakan masing-masing sisi struktur pelat yang direncanakan.
4. Metode pendekatan SNI-2847-2002 Metode perencanaan langsung ( Direct Design Method )
Pada metode ini yang didapatkan adalah pendekatan momen dengan menggunakan koefisien-koefisien yang
disederhanakan. Metode portal ekivalen ( Eqivalen Frame Method )
Metode ini digunakan untuk memperoleh variasi longitudinal dari momen dan geser, maka kekakuan relative dari
kolom-kolom, berikut sistem lantai dimisalkan di dalam analisis pendahuluan dan kemudian diperiksa seperti
halnya dengan perencanaan dari struktur statis tak tentu lainnya.