Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
1.
2. Jalan terletak di Kecamatan Ngadirojo,
Wonogiri. Jalan ini merupakan jalan
yang menghubungkan antara desa
Blimbing ke desa Tenglek.
Jalan yang digunakan adalah jalan
Kolektor IIIA, dengan lebar jalan 7 meter.
(2 jalur 2 arah)
3. PERKERASAN LENTUR
Data Lalu Lintas Tahun 2010 sebagai berikut :
• Kendaraan ringan 2 ton 1000 Kendaraan
• Bus 8 ton 350 Kendaraan
• Truk 2 as 13 ton 50 Kendaraan
• Truk 3 as 20 ton 30 Kendaraan
• Truk 5 as 30 ton 10 Kendaraan
Jadi total LHR 2011 = 1440 Kendaraan/hari/2 jalur
• Perkembangan Lalu Lintas selama pelaksanaan (i) = 5%
• Perkembangan lalu lintas untuk umur rencana 20tahun = 6%
• Curah Hujan > 900 mm/th
• Kelandaian < 6%
4. Bahan – bahan perkerasan :
1. Asbuton (MS 744) a1 = 0,35
2. Batu Pecah (CBR 100) a2 = 0,14
3. Sirtu ( CBR 50 ) a3 = 0,12
CBR
Jumlah yang sama atau
lebih besar
Persen (%) yang sama
atau lebih besar
7 11 100.00
7 - -
8 9 81.82
8 - -
9 7 63.64
10 6 54.55
10 - -
10 - -
10 - -
11 2 18.18
12 1 9.09
6. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2011 (awal umur rencana)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 1000 (1+5%)4
1215.51
Bus 8 ton = 350 (1+5%)4
425.43
Truk 2 as 13 ton = 50 (1+5%)4
60.78
Truk 3 as 20 ton = 30 (1+5%)4
36.47
Truk 5 as 30 ton = 10 (1+5%)4
12.16
7. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2015 (akhir umur rencana)
Kendaraan Ringan 2 ton = 1000 (1+6%)20
3898.29
Bus 8 ton = 350 (1+6%)20
1364.40
Truk 2 as 13 ton = 50 (1+6%)20
194.91
Truk 3 as 20 ton = 30 (1+6%)20
116.95
Truk 5 as 30 ton = 10 (1+6%)20
38.98
20 tahun
akhir tahun
8. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 0,002 + 0,002 0,0004
Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 0,1593
Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 1,0648
Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 1,0375
Truk 5 as 30 ton = 1,0375 + 2(0,1410) 1,3195
9. Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 0,5 x 1215,51 x 0,0004 0.243
Bus 8 ton = 0,5 x 425,43 x 0,1593 33.885
Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 60,78 x 1,0648 32.357
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 36,47 x 1,0375 18.916
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 12,16 x 1,3195 8.019
TOTAL LEP 93,421 npelaksanaaawalLHRadalahandipergunakyangLHR:ctt
jalanmelintasiyangkendaraanjenisj
kendaraandistribusikoefisienC
kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana
CjxEjxLHRj
n
1i
LEP
Untuk jalan 2 jalur 2 arah, koefisien distribusi
kendaraan (C) kendaraan ringan maupun berat
sebesar 0,5 (Daftar II koefisien distribusi
kendaraan (C) NSPM DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM)
10. Menghitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 0,5 x 3898,29 x 0,0004 0.780
Bus 8 ton = 0,5 x 1364,4 x 0,1593 108.675
Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 194,91 x 1,0648 103.773
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 116,95 x 1,0375 60.667
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 38,98 x 1,3195 25.719
TOTAL LEA 299,613
akhirLHRadalahandipergunakyangLHR:catatan
Rencana,UR
jalanmelintasiyangkendaraanjenisj
kendaraandistribusikoefisienC
kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana
CjxEjxi)(1LHRj
n
1j
UR
Umur
LEA
Menghitung LET
(Lintas Ekivalen Tengah)
LET20 = ½ (LEP + LEA)
= ½ ( 93,421 + 299,613)
= 196,517
Menghitung LER
(Lintas Ekivalen Rencana)
LER20 = LET x UR/10
= 196,517 x 20/10
= 393,034
11. Mencari Nilai ITP
• CBR tanah dasar = 7,5 %
• IP = 2
• FR = 2
• DDT = 5,4
Berdasarkan monogram 4, Ipo = (3,9 –
3,5)
Nilai ITP = 8,5
14. Menetapkan Tebal Perkerasan
Diketahui dari tabel:
D1 = 7,5 cm
D2 = 20 cm
D3 = ???
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
8,5 = 0,35.7,5 + 0,14.20 + 0,12.D3
D3 = 25,6 cm
15. Asbuton MS 744
Batu Pecah
( CBR 100)
Sirtu
( CBR 50)
Tanah Dasar
D1 = 7,4 cm
D2 = 20 cm
D3 = 25,6 cm
16. PERKERASAN
LENTUR
1. Menentukan umur rencana
dari Tabel 2-1 :
Umur Rencana Perkerasan
Dari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan
lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan
yaitu 20 tahun.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013
halaman 9)
17.
18. 2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih.
Untuk menentukan nilai CESA4 terlebih dahulu menghitung
ESA
19.
20. jenis kendaraaan VDF 4 jumlah perhari CESA
Kendaraan ringan 0,3 1000 300
bus besar 1 350 350
truk 2 sumbu 1,6 50 80
truk 3 sumbu 7,6 30 228
truk 5 sumbu 19 10 190
1440 1148
21. • Kemudian menghitung pertumbuhan lalu
lintas (R)
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013
halaman 9)
22. i = 2,75 %
Ur = 20 tahun
R = (1+0,01i)ur-1
0,01i
R = 26,1974
23.
24. Menentukan TM (trafic multiplier)
TM = 1,9
didapat VDF5 = VDF4 x TM
= 2296
Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R
= 21.954.467
Tipe perkerasan jalan
AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan
CTB (pangkat 5)
25. Pemilihan Jenis Perkerasan
ESA 20 tahun
sebesar
21.954.467
sehingga
dapat
ditentukan
tipe
perkerasan
yaitu AC WC
modifikasi
atau SMA
modifikasi
dengan CTB
(pangkat 5).
26. Data CBR adalah 7,5 %
Maka kondisi tanah normal dan dapat dipadatkan secara
mekanis.
Desain pondasi jalan, dipilih menggunakan Metode A
untuk tanah normal.
31. Menentukan umur rencana harus 40 tahun
Menentukan nilai-nilaiCESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih
Menentukan struktur pondasi jalan
Menentukan lapisan drainase dan lapisan
subbase
Menentukan jenis sambungan
33. Ditentukan jenis-jenis kendaraan
yang lewat adalah sebagai berikut.
▪ Bus Kecil 2Ton = 0,3
▪ Bus Besar 8Ton = 1
▪ Truk 2 As 13Ton – Sedang = 1,6
▪ Truk 3 As 20Ton – Ringan = 7,6
▪ Truk 5 As 30Ton –Trailer = 19
34. Menentukan Lalu Lintas Harian Rata-
rata(LHRT)
▪ Bus Kecil 2 Ton = 1000
Kendaraan per Hari
▪ Bus Besar 8 Ton = 350
Kendaraan per Hari
▪ Truk 2 As 13 Ton – Sedang = 50
Kendaraan per Hari
▪ Truk 3 As 20 Ton – Ringan = 30
Kendaraan per Hari
▪ Truk 5 As 30 Ton – Trailer = 10
Kendaraan per Hari
35. Faktor Distribusi Lajur
▪ Jalan Kolektor yang
direncanakan memiliki
jumlah 2 lajur untuk 2
arah (Jumlah lajur tiap
arah = 1)
▪ Berdasarkan Tabel
Faktor Distribusi Lajur,
distribusi lajur
kendaraan niaga pada
lajur desain adalah
100% terhadap
populasi kendaraan
niaga.
36. Menghitung ESA4
ESA4 = LHRT x VDF4 x
DL
NO Jenis Kendaraan LHR
T
DL VDF
4
ESA
1 Bus Kecil 2 Ton 100
0
100
%
0.3 300
2 Bus Besar 8 Ton 350 100
%
1.0 350
3 Truk 2 As 13 Ton –
Sedang
50 100
%
1.6 80
4 Truk 3 As 20 Ton –
Ringan
30 100
%
7.6 228
5 Truk 5 As 30 Ton –
Trailer
10 100
%
19 190
Total 1148
37. Menghitung CESA
▪ CESA = ESA x 365 x R
▪ R =
(1+0.01𝑖) 𝑈𝑅 −1
0.01𝑖
• i =
5𝑥3,5+35𝑥2,5
5+35
= 2,625%
• R =
1+0.01𝑥2,625% 40 −1
(0.01𝑥2,625%)
= 40,2054
• CESA = 1148 x 365 x 40,2054
= 16.846.866,71
40. Kondisi Tanah Dasar
Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-ciri nilai
CBR = 7,5% dan dapat dipadatkan secara mekanis.
Desain ini meliputi perkerasan diatas timbunan,
galian atau tanah asli.
41. CBR tanah dasar : 7,5
Kelas kekuatan tanah dasar : SG6
Prosedur desain pondasi : A
Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah
dasar meliputi bahan stabilitas kapur atau timbunan
pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas)
Tidak perlu diadakan peningkatan tanah dasar.
44. Keterangan:
• Koefisien drainase ‘m’ untuk tebal lapis berbutir
(lihat Tabel 8.1 halaman 31).
• Dengan kondisi lapangan : Diatas permukaan tanah
dengan drainase sub soil, medan datar. Terkadang
drainase sub soil dibawah.
• Didapat nilai ‘m’ untuk desain sebesar 1.
49. PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON
SEMEN
Data dan Parameter Perencanaan :
• CBR : 7.5%
• Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder)
• Bahan pondasi bawah : stabilitas
• Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400
kg/cm2) untuk BBDT
• µ : 1,3
• Bahu jalan : ya
• Ruji (dowel) : ya
• Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Mobil Penumpang : 1000 buah/hari
- Bus : 350 buah/hari
- Truk 2as kecil : 50 buah/hari
- Truk 2as besar : 25 buah/hari
- Truk 3 as : 10 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th
50. PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN
Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan Kolektor
Perencanaan meliputi :
Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
(BBTT)
Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT)
Perkerasan beton menerus dengan tulangan
(BMDT)
52. KETERANGAN ANALISIS LALU-LINTAS
• MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan
roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu
masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang
14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
• Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk
gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per
kendaraan
• Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan
& roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang)
• Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data
• Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus
dan truk 2 as besar
• Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng
53. Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
(JKSN)
• JKSN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 880 x 154,8
= 4,97x 107
• JKSN Rencana = 0,5 x 4,58 x 107
= 2,48 x 107
Keterangan :
R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan
laju pertumbuhan per tahun (i) → (table 3 factor pertumbuhan lalu-lintas
Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton
semen)
Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien
distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
54. B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Jenis Sumbu
Beban Sumbu
(ton)
Jumlah Sumbu Proporsi BebanProporsi Sumbu
Lalu-lintas
Rencana
Repitisi yang
terjadi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
[7] = [4] x [5] x
[6]
STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105
5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105
4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105
2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
Total 475 1,00
STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105
5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105
Total 1080 1,00
STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105
Total 10 1,00
Komulatif 224,4 x 105
55. Keterangan Perhitungan Repitisi Yang
Terjadi
• Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu
masing-masing konfigurasi beban sumbu
kendaraan yang beratnya sama
• Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing
beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)
• Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu
(STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu
(STRT+STRG+STdRG)
• Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
• Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi
sumbu x Lalu-lintas rencana
56. Sumber data beban : Hasil survey
Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
Jenis bahu : beton
Umur rencana : 40 tahun
JSK : 2,29 x 107
Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
f’cf umur 28 hari : 4 Mpa
Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
CBR tanah dasar : 7,5%
CBR efektif : 20%
Tebal taksiran pelat beton : 15 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)
57. Kesimpulan
Berdasarkan Analisis – analaisis di atas,
persen rusak fatik lebih kecil (mendekati)
100% maka tebal pelat di ambil 15 cm.