1. Dias Gandy Prakoso 20120110003
Dhany Setyawan 20120110004
Eko Agrelyo Pratama 20120110006
Dicky Saputra 20120110008
When it’s rains, it drains
Use No – Fines Concrete
Go Green
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
No – Fines Concrete
2. Beton berpori yang juga dikenal sebagai pervious concrete atau
porous concrete merupakan jenis beton yang memiliki pori-pori
atau rongga pada strukturnya, sehingga memungkinkan cairan
mengalir melalui rongga-ronnga yang terdapat pada beton.
Menurut ACI 522R-10 Report on Pervious Concrete beton
berpori dapat di deskripsikan sebagai beton yang memiliki nilai
slump mendekati nol, yang terbentuk dari semen portland,
agregat kasar, sedikit agregat halus atau tidak sama sekali,
campuran tambahan (admixture), dan air. Sifat berongga yang
dimiliki oleh beton berpori membuat beton jenis ini memiliki
kuat tekan lebih rendah dari pada jenis beton padat yang
biasanya digunakan, sehingga membuat beton berpori lebih
cocok untuk bila digunakan untuk aplikasi yang tidak
membutuhkan nilai kuat tekan yang tinggi.
Definisi
Perkiraan faktor air semen tidak dapat terlalu besar karena jika
faktor air semen terlalu besar maka pasta semen akan terlalu
encer sehingga pada waktu pemadatan pasta semen akan
mengalir ke bawah dan tidak menyelimuti permukaan
aggregat. Sedangkan jika faktor air semen terlalu rendah maka
pasta semennya tidak cukup menyelimuti butir butir aggregat
kasar penyusun beton.
Rasio volume aggregat dengan semen
Rasio volume aggregat dengan semen merupakan proporsi
penggunaan aggregat berbanding semen. Jika nilai rasio
aggregat –semen 10 artinya perbandingan aggregat
berbanding dengan semen adalah 10. Pada nilai faktor air
semen yang tetap, pengaruh besar rasio aggregat dengan
semen akan berakibat terhadap pasta yang terbentuk, jika
semakin besar rasio aggregat –semen maka semakin sedikit
pasta semennya sehingga bahan pengikat antar aggregat akan
sedikit pula sehingga kuat tekan beton non pasir yang
terbentuk akan semakin rendah.
Sedangkan kuat tekan beton non pasir dipengaruhi oleh :
Faktor air semen
Faktor air semen pada beton non pasir berkisar 0,36 dan 0,46
sedangkan nilai faktor air semen optimum sekitar 0,40.
3. • Berat Isi dan Porositas
Kepadatan beton pervious tergantung pada material-
material yang digunakan. Biasanya beton pervious
memiliki berat isi 1600-2000 kg/m3. Nilai porositas yang
didapatkan biasanya sebesar 480 in./jam (0.34 cm/detik
atau sebesar 3,4 x10-3 m/detik) dimana nilai permeabilitas
yang lebih besar dapat dicapai.
• Permeabilitas
Permeabilitas beton pervious tergantung pada jenis
material yang digunakan. pada umumnya beton pervious
dapat mengalirkan air dengan kecepatan 3-17 gal/ft2/min
(0,2-1,2 cm/s).
• Kuat Tekan
Menurut ACI (American Concrete Institute) 522R-10
mengenai Pervious Concrete dimana biasanya beton
berpori memiliki kuat tekan sebesar 400 sampai 4000psi
(2,8 Mpa sampai dengan 28 Mpa). Sehingga beton berpori
sendiri memiliki kuat tekan yang relatif kecil dibandingkan
beton normal, menjadikan beton berpori memiliki aplikasi
yang terbatas jika dibandingkan dengan beton normal..
Jenis aggregatnya
Telah dijelaskan di atas bahwa jenis aggregat yang digunakan
mempengaruhi berat jenis dari beton non pasir yang dibentuk.
Berat beton non pasir umumnya berkisar 60% s/d 75% dari
beton biasa (Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Berat beton
non pasir berkisar 2/3 dari beton biasa dengan agregat yang
sama (The Aberdeen Group pada publikasi, 1961). Ukuran
aggregat maksimum yang lazim dipakai pada beton non pasir
adalah 10 mm sampai 20 mm. Pemakaian aggregat dengan
gradasi rapat dan bersudut tajam (batu pecah) akan
menghasilkan beton non pasir yang kuat tekan dan berat
jenisnya sedikit lebih tinggi daripada penggunaan aggregat
dengan ukuran seragam dan bulat. Menurut ACI 522R- 06
Persentase rongga adalah 15% s/d 25%, Menurut Kardiyono
Tjokrodimulyo, 2009 Persentase rongga 20 % s/d 25 %
Sifat dan Karakteristik Beton Berpori ( No – Fines Concrete):
4. Kekuatan beton pervious dangat tergantung kepada material
yang digunakan. Prosedur pengujian kuat tekan beton
digunakan mengacu pada Standar ASTM C-39-81.
Kekuatan beton pervious dangat tergantung kepada material
yang digunakan. Prosedur pengujian kuat tekan beton
digunakan mengacu pada Standar ASTM C-39-81.
• Kuat Lentur
Besar flexural strength 1 MPa sampai 3,8 MPa. beberapa
faktor yang mempengaruhi flexural strength adalah
pemadatan, porositas dan agregat cement ratio (A/C) dan
pada umumnya, aplikasi dari konstruksi daripervious
pavement tidak akan membutuhkan flexural strength terlalu
tinggi.
• Shrinkage
Penyusutan pada beton pervious biasanya akan terjadi lebih
cepat dari campuran beton biasa. Namun penyusutan pada
beton pervious akan lebih kecil dari beton biasa. Kecilnya
penyusutan pada beton pervious dapat diakibatkan oleh
rendahnya kandungan pasta semen pada beton pervious.
Prosedur Mix Design Dalam perancangan mix design untuk
pervious concrete mengacu pada peraturan ACI 522R-10
Report on Pervious Concrete, antara lain :
• Proporsi material secara umum
proporsi campuran pervious concrete secara umum dapat
dilihat pad tabel dibawah ini :
• Penentuan Void Content Penentuan void content harus
mempertimbangkan kuat tekan rencana. Agar air dapat
mengalir pada pervious concrete, baik pada tahap desain
dan pengukuran pada beton pada ASTM C138/C138M,
harus memiliki void content 15% atau lebih Berdasarkan
ACI 522R-10, untuk pervious concrete, void content
berkisar antara 15%-35%.
Mix Design Pervious Concrete
5. 6000
5000
4000
1000
3000
2000
5 10 15 20 25 30
Air Content, percent
Compressivestrength,(psi)
COMPACTION
- - 5 TAMP
- - c 31
PERCENT SAND
0, 10, 20
Hubungan antara kadar air dengan kuat tekan 28-
hari (Meininger.1988)
• Kandungan Agregat Kasar Nilai b/bo sangat
tergantung dari bentuk agregat, ukuran, dan specific
gravity dari agregat kasar pada umumnya, nilai b/bo
untuk agregat ukuran 9,5 sampai 19 mm adalah sama ,
seperti tabel dibawah ini :
Percent
Fine
Agregate
b/b0
ASTM C33/C33M
Size No. 8
ASTM C33/C33M
Size No. 73
0 0.99 0.99
10 0.93 0.93
20 0.85 0.86
Keterangan :
a. Berat agregat kasar dalam unit volume agregat
kasar (b).
b. Berat agregat kasar dalam unit volume beton
(telah dikompaksi) (b0)*
c. Dry rodded volume dari agregat kasar dalam
unit volume beton (b/b0).
Kemudian berat agregat dirubah kedalam kondisi SSD
(Saturated Surface Dry) dengan memperhitungkan persentasi
daya serap agregat kasar terhadap air.
• Volume Pasta, Berat Semen & Air Dalam perencanaan
pervious concrete komposisi dari volume pasta yang dapat
mengikat agregat namun dapat memiliki
6. struktur pori yang baik, kekuatan sesuai perencanaan dan
workability sangat perlu diperhatikan.
Menetukan berat semen, terlebih dahulu tentukan dulu ratio
antara air dan semen (w/cm), berdasarkan ACI 522R-10 ratio air
semen antara 0,26 – 0,45. Kemudian gunakan rumus :
Keterangan :
c = berat semen (lb)
Vp = Volume Pasta
w/cm = Faktor air semen atau rasio air : semen
Mentukan berat air yg digunakan yaitu dengan menggunakan
rumus :
W = C (w/cm)
Keterangan :
w = berat air
c = berat semen
Menentukan volume padat, yaitu dengan rumus :
Total volume solid = Volume agregat+Volume Semen+Volume
Air Cek persen void, berdasarkan ACI 522R-10, dengan rumus
:
Persen Void = (Vol total – Vs)/Vtot x 100
C = [Vp/(0,315 + w/cm)] x 1000 kg/m3
• Low Shrinkage , Penyusutan total beton non pasir saat
mengeras/kering adalah sekitar setengah dari beton padat
yang dibuat dengan agregat yang sama. Tingkat penyusutan
juga jauh lebih cepat.
• Light Weight, karena penggunaan aggregate ringan maka
dihasilkan beton dengan bobot yang ringan
• Mengurangi potensi banjir, penanganan air hujan
membantu peresapan air lebih baik
• Instalasi yang lebih cepat, dimana proses pemasangan
beton berpori akan lebih cepat selesai
• Sound insulation, Rongga pada beton berpori dapat
meredam kebisingan suara yang ditimbulkan oleh roda
kendaraan, karena pori-pori pada beton terbentuk secara
tidak teratur dan memiliki permukaan yang tidak rata,
• Reduce cement demand, kebutuhan semen sedikit karena
tidak menggunakan pasir, maka luas permukaan aggregat
berkurang.
• Mengurangi tingkat pencemaran terhadap air tanah, fungsi
utama beton berpori adalah mengalirkan air yang ada di
permukaan sehingga dapat diserap oleh tanah.
Keunggulan No – Fines Congcrete
7. • Kuat tekan rendah, karena bobot ringan maka kuat tekan beton
non pasir sangat rendah sehingga aplikasi sangat terbatas.
• Kurangnya standarisasi mengenai beton berpori dalam bidang
pengujian, metode serta perencanaan di Indonesia.
• Dibutuhkan waktu proses curing yang lebih lama, dimana
proses curing beton berpori harus dilakukan sesegera mungkin
dari saat pengecoran dan baru selesai kurang lebih sekitar 7
hari
• Memiliki spesifikasi khusus dan cara instalasi khusus
Kelemahan No – Fines Congcrete
8. Untuk perkerasan jalan raya, beton pervious sebaiknya tidak
digunakan untuk jalan dengan beban berat. Desain yang paling
memungkinkan adalah untuk jalan perumahan, lahan
peparkiran, sidewalk dan taman dengan kuat tekan rencana 15-
20 MPa. Sedangkan untuk tebal lapis, American Concrete
Institute memberikan contoh desain jalan beban sedang dengan
tebal beton pervious mencapai 6 inchi, pondasi dasar 4 inchi dan
tanah dasar setebal 26 inchi.
Penggunaan No – Fines Concrete untuk
Perkerasan
Aggregate Subbase
No – Fines Concrete
37 – 60 mm
Sub-Grade
9. When it rains, it drain
for pavement concept
Perkerasan No
Fines Concrete
Tangkapan
air/ reservoir
Runoff/ Limpasan
air Hujan
infiltasi
No – Fines Concrete Pavement
perkolasi
advantages
• Mengurangi potensi
banjir
• Mengurangi dan
meredam suara
kendaraan
• Mengurangi kelicinan
pada jalan terutama
pada saat hujan
Underdrain
Underdrain
0,135 cm/dtk
10. a. Salah satu perawatan dalam tempat yang lembab (curing normal) dangat diperlukan terutama
pada musim panas, hal ini di lakukan untuk mencegah pasta semen yang tipis cepat kehilangan
air, sehingga proses hidrasi yang terjadi tidak sempurna
b. Permukaan Beton dl lapisi dengan plastic untuk al ini akan mengurangi hilangnya
kelembaban dan memperpanjang waktu hidrasi yang diperlukan untuk bahan semenuntuk
mencapai sifat yang diperlukan.dan vacuming atau power blowing untuk membersihkan
pori-pori pada beton berpori apabila terjadi penyumbatan pada beton berpori Kemudian
proses vacuming dapat menyedot serpihan-serpihanyang ada pada rongga-rongga beton
berpori pada proses pembersihan.
Perawatan No – Fines Concrete