SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
P a g e 1 | 18
Resensi Berkisar Merah
Karya: Ahmad Tohari
Zharfa Nurrachma
Ujian Bahasa Indonesia
8 Juni, 2016
Berkisar Merah adalah cerita yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Dalam cerita Berkisar Merah Lasi
adalah tokoh utama yang diceritakan sebagai sosok yang cantik seperti geisha. Lasi adalah
seorang wanita berasal dari kampung Karangsoga, ia mengalami masa muda menyedihkan dan
sulit. Hidup Lasi penuh dengan musibah dari diselingkuhi, dicaci dan juga direndah-rendahkan
oleh masyarakat setempat. Dalam buku ini Ahmad Tohari mengangkat topik-topik seperti
kehidupan masyarakat di Indonesia, feminisme, cinta dan budaya.
Karangsoga adalah desa yang berada di daerah pegunungan vulkanik yang menjadi kampung
Lasi. Di dalam buku ini latar pedesaan Karangsoga dideskripsikan dengan suasana miskin dan
serba kekurangan. Jakarta juga menjadi lokasi yang mewarnai buku ini, di tempat inilah Lasi
mengaburkan diri dari Karangsoga. Waktu yang diceritakan oleh Ahmad Tohari dalam buku ini
adalah tahun 1960-an, karena masih banyaknya unsur-unsur dari sejarah seperti keturunan
penjajah Jepang yang dituliskan pada buku ini. Untuk suasana yang muncul dari buku ini
kurang lebih adalah susana yang gelap dan sedih. Suasana gelisah menjadi suasana yang
sering ditemukan dalam buku ini, karena banyaknya konflik serta musibah yang menimpa
tokoh-tokoh dalam buku ini.
Masalah dimulai sejak awal dimana Lasi disebut-sebut sebagai ‘anak haram’. Spekulasi
tersebut terjadi karena Lasi memiliki wajah yang mirip seperti orang Jepang dan katanya Ibu
Lasi dihamili oleh penjajah Jepang pada saat itu. Singkat cerita Lasi menikah dengan pria dari
kampungnya yang bernama Darsa. Pernikahan mereka tidak dikaruniai anak dan ini menjadi
gelisah keduanya. Hingga suatu hari Darsa kebingungan memikirkan tentang keturunan yang
tidak bisa ia miliki dengan Lasi dan ia jatuh dari pohon kelapa. Karena tidak mempunyai biaya
untuk membawa Darsa ke rumah sakit akhirnya Lasi harus sabar menjaga serta menemani
Darsa.
Banyak hal yang berubah dengan Darsa semenjak ia jatuh dari pohon, Darsa menjadi
temperamental dan ia juga sering ngompol. Alhasil, Darsa dibantu oleh dukun setempat yaitu
Bunek. Sayangnya, Darsa sembuh namun ia tidak bisa menahan hawa nafsunya untuk
berhubungan dengan anak Bunek. Satu kampung mengetahui tentang hubungan mereka
kecuali Lasi, hingga akhirnya Pak Tir datang dan ibu Lasi memberitahu Lasi bahwa anak Bunek
memaksa Darsa agar menikahinya. Pada situasi ini Lasi merasa hancur, mengambil kutipan
dari buku, ia merasa,”Hilang, atau ketiadaan yang menghunjamkan rasa amat sakit kedalam
dadanya.” Lasi akhirnya mengaburkan pergi ke Jakarta dengan supir truk yang menitipkanya ke
seorang ibu yang menampung wanita-wanita cantik asal desa. Lalu, Lasi dikirimkan kepada
mucikari lain yaitu Bu Lanting, yang juga ingin menjual Lasi kepada pejabat-pejabat kaya.
P a g e 2 | 18
Lasi akhirnya diajak menikah oleh pejabat kaya Handarbeni,yang sudah memiliki dua istri.
Disitulah Lasi ‘menjadi’ seekor berkisar di rumah Handarbeni. Lasi menjadi orang yang kaya
dan makmur, jauh sekali dengan kehidupanya yang dulu. Namun, Lasi merindukan
kampungnya dan kehidupanya yang dulu. Karakter lama yang ada dalam hidup Lasi, yaitu
Kanjat mulai datang. Kehadiran Kanjat menyimpan perasaan asmara antara keduanya, Kanjat
sendiri pernah menanyakan jika mungkin Lasi pulang ke kampung. Lasi yang sempat
membangun rumah untuk orang tuanya juga menyempatkan untuk menjenguk Darsa dan
anaknya.
Sialnya, Lasi memang tidak begitu tertarik dengan Handarbeni dan pernikahan mereka
hanyalah permainan semata. Handarbeni juga mempunyai impotensi yang membuat suasana
semakin lebih aneh untuk Lasi. Akhirnya Lasi bercerai dengan Handaberni. Setelah cerai, Lasi
mengunjungi kampungnya dan bertemu kembali dengan Kanjat. Banyak sekali hal yang ada
antara Lasi dan Kanjat mengenai cinta dan perasaan mereka, namun yang terjadi mereka
mendiskusikan arus listrik serta mengunjungi Darsa yang pohon kelapanya ditebang.
Keunggulan buku ini adalah topik-topik dan masalah yang diangkat oleh sang-penulis. Dalam
buku ini, pembaca bisa lebih mengenal budaya serta nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya ada
dalam masyarakat. Namun kekuranganya, mungkin buku ini akan menjadi sulit untuk banyak
pembaca khususnya yang tidak familiar dengan budaya Jawa, banyak kalimat-kalimat dalam
buku ini yang ditulis dengan bahasa Jawa dan menjadi susah dimengerti. Buku ini penting
dibaca oleh wanita dan siapapun yang berada di Indonesia. Karena dalam buku ini banyak
sekali nilai-nilai yang bisa dipelajari oleh para pembaca.
Zharfa
Bekisar Merah
Oleh Ahmad Tohari
Novel ini menceritakan kisah seorang pria di desa Karangsoga. Karangsoga terletak di
dekat gunung merapi dengan cuaca yang sering buruk dan tanah yang tidak subur.
Hanya pohon kelapa saja yang tertanam subur. Maka itu, sebagian besar masyarakat
biasa nya memanjat pohon-pohon kelapa dan bekerja untuk menyadap nari. Namanya
Darsa, yang sudah menikah dengan istrinya, Lasi. Lasi adalah wanita cantik dan baik
hati kepada suaminya. Laki-laki di desanya pun tertarik padanya karena muka yang
keturunan Jepang dan kulit ia yang mulus. Meskipun mereka sudah menikah selama 3
tahun, mereka belum pun diberkahi anak. Seketika Darsa sedang bekerja, ia melihat
sarang burung yang dipenuhi oleh burung yg baru lahir. Itu mendapat Darsa untuk
berpikir tentang bagaimana dia belum punya anak. Dia pun ingat seketika beberapa
masyarakat bilang kalau Lasi lebih cocok menikahi laki kelas atas dari pada Darsa.
Perkataan itu membuat Darsa sedih dan jika ia mempunyai anak dari Lasi, yang lain
pun akan tahu kalau Lasi adalah punya dia.
P a g e 3 | 18
Suatu hari, Lasi menunggu suaminya pulang kerja. Dia sudah menunggu Nya cukup
lama dan matahari telah tenggelam. Lasi pun panik. Ia melihat bayangan orang yang
menuju ke rumahnya.Ia memiliki senyum lebar sampai dia sadar itu bukan Darsa, tetapi
temannya, Mukri. Mukri menjelaskan pada Lasi kalau Darsa jatuh dari pohon dan tidak
sadar sekarang. Lasi yang ketakutan teriak sehingga ia mengundang tetangga-
tetangganya ke rumahnya. Ayah tirinya, Wiryati menyarankan untuk Darsa di rawat di
rumah sakit. Tetapi, Lasi tidak mempunyai uang yang akan menyukupi biaya perawatan
kerena alat kelaminnya tidak bisa berhenti menetes air kencing. Eyang mus
menyarankan Darsa untuk di kirim ke dukun pijat yang bernama Bunek untuk merawat
Darsa. Banyak orang bilang kalau pijatan Bunek sangat membantu.
Beberapa minggu kemudian, Darsa merasa lebih baik. Tetapi, Bunek mengatakan
bahwa ia berutang budi kepada dia. Untuk mengecek kejantanan dia, Bunek menyuruh
Darsa untuk melakukan hubungan dengan anaknya, Sipah. Darsa tidak sadar bahwa
Bunek telah menipu ia. Lasi pun dengar tentang kajadian nya dan ia sangat kecewa.
Lasi memutuskan untuk bepergian ke kota lain, tetapi dia belum yakin kemana ia akan
pergi. Dia menemu Pardi, supir truk yang bekerja untuk mengantar batang kayu pohon
kelapa. Sampai di warung Bu Lanting, Bu Lanting memanggil Bu Koneng jika dia
mempunyai tamu spesial, yaitu Lasi. Bu Koneng terkenal untuk menjodohkan orang-
orang dengan orang kaya. Dia dengar apa yang terjadi oleh Lasi dan mencoba menipu
Lasi untuk menikah dengan pria sukses di Jakarta, Handarbeni. Bu Koneng
memperintahi Lais untuk memakai baju Jepang saat bertemu dengan Handarbeni. Lasi
hanya bisa setuju apa yang Bu Koneng perintah karena Lasi merasa ia mempunyai
hutang ke Bu Koneng.
Suatu hari menuju ke rumah Handarbeni, Lasi bertemu dengan teman lamanya, Kanjat.
Ketika kecil, Lasi sering diejeki oleh anak-anak lain jika ia mempunyai muka Jepang,
kecuali Kanjat yang setia dengan Lasi. Kanjat mengajak Lasi untuk pulang balik ke
kampungnya, tetapi Lasi tidak mau. Minggu-minggu telah berlalu, dan Lasi menikah
dengan Handarbeni. Dia telah cerai dengan Darsa yang sekarang telah mempunyai
anak bersama Saipah. Lasi baru sadar jika pernikahan ia hanya mainan. Handarbeni
hanya membuat Lasi menjadi bekisar merah Nya yang hanya di pajang di rumah
Handarbeni. Lasi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tetap kembali mengunjungi balik
kampung nya. Kadang-kadang Handarbeni pun ikut untuk membantu kampungnya
yang sangat miskin dengan mengasih uang dan membangun tiang-tiang listrik sehingga
masyarakat mempunyai listrik untuk lampu dan lain-lain.
Pada saat itu, Kanjat telah menjadi dosen. Sebelum mereka berpisah, mereka pernah
bertukar foto dan janji untuk menyimpannya. Lasi dan Kanjat menemui satu sama lain.
Lasi menanyakan Kanjat jika dia masih punya foto ia. Dan mereka berdua masih
menyimpannya. Kanjat sebenarnya mempunyai perasaan terhadap Lasi, tetapi dia
harus ingat jika Lasi masih mempunyai suami, begitu juga untuk Lasi.
Novel ini sangat bagus karena Ahmad Tohari telah menjelaskan rinci-rinci
perkampungan zaman dahulu yang masih miskin dan tidak ada apa-apa.
Penjelasannya pun sangat tepat. Cerita ini menarik apalagi jika terdapat budaya Jawa
P a g e 4 | 18
zaman dahulu. Novel ini bisa mengajari balik anak remaja tentang budaya-budaya
indonesia. Kata-kata yang digunakan Ahmad pun sangat mudah untuk dibaca. Tetapi,
di cerita novel ini kurang pengalaman dan alur cerita untuk Kanjat yang akhirnya adalah
cinta lama Lasi dibandingkan lebih banyak cerita Darsa daripada Kanjat.
Shady
Resensi novel
Bekisar Merah
Judul : Bekisar Merah
Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 200 halaman
Novel ini ditulis oleh pengarang terkenal asal Banyumas, Ahmad Tohari. Beliau adalah
penulis terkenal di Indonesia dan sudah banyak menulis terkenal seperti Ronggeng Dukuh
Paruk. Beliau sudah mendapatkan banyak pengharaggan baik dari dalam maupun luar negeri.
Walaupun beliau tidak tamat SMA dan sempat mencoba masuk ke berbagai fakultas, Beliau
tetap bisa menulis banyak novel yang berkualitas dan banyak disukai orang.
Cerita di dalam novel ini pertama-tama menceritakan tentang kehidupan sepasang
suami istri di Desa Karangsoga yaitu Darsa dan Lasi. Mereka sudah beberapa tahun menikah
namun belum juga dikaruniai seorang anak. Walaupun begitu mereka tetap tegar dan menjalani
kehidupan mereka seperti biasanya. Mata pencaharian penduduk di Desa Karangsoga adalah
sebagai pengambil nira dan oleh karena itu Darsa juga adalah seorang pengambil nira. Di desa
itu Lasi terkenal karena memiliki penampilan yang rupawan dan menyerupai orang Jepang.
Orang-orang melihat Lasi sampai terheran karena tidak habis pikir jika Lasi menikah dengan
Darsa yang berparas biasa saja. Suatu ketika Lasi bertanya kepada ibunya tentang ayah
kandungnya karena dia berpikir jika dia tidak mirip sama sekali dengan ayahnya sekarang ini.
Akhirnya ibunya berkata jika ayah Lasi adalah orang Jepang asli. Lasi terkejut namun ia
memilih untuk tidak memberi tahu Darsa. Hari terus berlalu dan Lasi heran karena pada saat itu
sumainya belum pulang dan tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Lasi. Ternyata
orang itu adalah teman Darsa saat sedang mengambil nira dan dilihatnya Darsa sedang tak
sadarkan diri. Darsa jatuh dari pohon karena dia memikirkan tentang mempunyai anak yang dia
tungu-tunggu.
Akhirnya Darsa dibawa ke Puskesmas dan karena uangnya tidak cukup Lasi memilih
untuk meminjam uang dari seorang juragan nira yaitu Pak Tir. Ternyata Puskesmas ini tidak
bisa memberi pengobatan lebih lanjut dan Darsa dianjurkan untuk ke Rumah Sakit yang berada
di kota untuk mengobati syarafnya yang rusak akibat jatuh dari pohon. Darsa diberi pengobatan
namun air seni yang keluar dari alat vitalnya tidak berhenti mengalir keluar dan karena melihat
itu Lasi memilih untuk membawanya ke dukun pijat setempat yang bernama Bunek. Setelah
P a g e 5 | 18
dibawa kepada Bunek, Darsa bisa dibilang hampir sembuh total tetapi Bunek dengan akal
bulusnya menyuruh anaknya yang terkena sebel yaitu Sipah untuk menguji kejantanan Darsa.
Karena melakukan itu Darsa menghamili Sipah dan Lasi menjadi sedih.
Lasi memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan menaiki truk yang disupiri oleh Pardi.
Pardi suka mengantar nira ke Jakarta dan oleh karena itu Lasi memutuskan untuk ikut. Lasi
singgah di warung Bu Koneng dan lama kelamaan Lasi betah tinggal disitu sekaligus membantu
Bu Koneng dengan warungnya itu. Lasi menolak ajakan Pardi untuk pulang dan paada suatu
hari teman Bu Koneng yaitu Bu Lanting melihat kecantikan Lasi dan mengajaknya untuk
berkeliling kota Jakarta sekaligus untuk dipercantik mukanya. Karena Lasi sudah dipercantik
dan suka difoto oleh Bu Lanting, seorang pengusaha kaya dan teman Bu Lanting itu yaitu Pak
Handarbeni menyukai Lasi. Bu Lanting diberitahu dan langsung menyuruh Lasi untuk
mendekati Pak Handarbeni.
Lama kelamaan Pak Handarbeni ingin menkahi Lasi dan karena Bu Lanting ingin
menjadi kaya juga, Bu lanting akhirnya menasihati sekaligus sedikit memaksa Lasi untuk
menikahi pengusaha kaya itu. Menjadi istri Pak Handarbeni itu sangat mengenakan karena Lasi
sekarang menjadi orang yang kaya. Namun karena Pak Handarbeni sudah tua, dia tidak bisa
berhubungan dengan Lasi lagi dan oleh sebab itu Lasi menjadi kecewa. Tanpa terpikir tentang
kampung halamannya, ternyata teman kecilnya yaitu Kanjat, anak dari Pak Tir, menemuinya
dan saling berhadapan. Keduanya melihat dengan penuh perassan karena mereka semua telah
berubah dan saling menyimpan perasaan. Lasi diajak pulang ke Karangsoga namun dia tetap
menolak. Lama kelamaan karena Lasi selalu terpikiran oleh desa halamannya, Lasi
memutuskan untuk pergi ke Karangsoga.
Lasi diantar dengan mobil mewah dan membuat orang-orang yang dulu mencibirnya
menjadi berubah. Lasi pada akhirnya tinggal cukup lama dan dia sudah banyak membantu
orang-orang sekitarnya termasuk orang tuanya. Lasi juga sebenarnya ingin membantu Kanjat
namun karena dia mempunyai hal yang dipendam, dia akhirnya menceritakan hal itu kepada
Kanjat. Lasi bercerita bahwa dia ingin bercerai kepada suaminya sekarang ini yaitu Pak
Handarbeni karena dia dipermainkan lagi. Lalu Lasi menanyakan jika Kanjat ingin menikahinya
setelah ia cerai nanti. Kanjat bingung dan tidak tahu menjawab apa kepada Lasi.
Suatu saat, desa itu dihebohkan karena akan ada pohon kelapa yang akan ditebang
untuk keperluan listrik di Karangsoga. Ternyata, hampir semua pohon kelapa yang ditebang
adalah milik Darsa. Saat melihat itu Darsa hanya bisa meratapi nasibnya dan menangis saat
phonnya ditebang satu per satu. Pohon yang sudah menjadi mata pencahariaan Darsa selama
ini hilang. Lasi dan Kanjat datang menemui Darsa untuk menengangkanya. Akhirnya Lasi dan
Kanjat pamit dan pulang. Pada saat perjalanan pulang, Lasi memberi tahu kepada Kanjat jika ia
ingin pergi ke Jakarta lagi dan menanyakan jika fotonya masih disimpan atau tidak. Ternyata
foto itu masih disimpan oleh Kanjat. Sebenarnya Kanjat juga mempunyai perasaan mendalam
kepada Lasi namun dia melihat bahwa Lasi masih mempunyai suami. Kanjat juga melihat ada
Darsa,Sipah, dan anaknya yang masih kesusahan. Ini memnunjukan bahwa Kanjat masih
memiliki hutang kepada mereka sebagai atasan mereka dan dia merasa tidak pantas untuk
menikahi Lasi.
Novel ini banyak menggunakan majas personifikasi di dalamnya. Seperti daun pohon
kelapa yang melambai dan terlihat seperti rambut Lasi yang sedang basah. Selain itu, novel ini
sangat menceritakan kehidupan atau realita hidup yang sebenarnya. Hidup itu tidak mudah dan
P a g e 6 | 18
banyak rintangan yang harus dilewati seperti yang dialami Lasi dan bagaimana dia mendapat
perkataan sebagai bekisar merah. Bekisar sebenarnya adalah ayam hias yang bisa diartikan
sebagai kecantikan Lasi dan kata merah diambil dari warna yang dimiliki ayam itu yang
sebenarnya memiliki hubungan dengan bendera Jepang karena bendera Jepang memiliki dua
warna yaitu sama dengan Lasi yang sebenarnya adalah 'blasteran' Jepang. Dia melewati
berbagai cobaan seperti suami pertamanya yang menghamili orang lain dan suami kedua yang
impoten sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan. Selain itu kita diajarkan untuk bisa setia
dan tidak memandang penampilan, harta, atau kekayaan. Karena jika melihat dari sudut
pandang itu, kita bisa terjerumus seperti yang dialami Lasi.
Kekurangan pada novel ini yang bisa saya lihat adalah banyaknya isitilah Jawa yang
ada sehingga menyusahkan pembaca jika yang tidak bisa mengerti bahasa tersebut. Walaupun
begitu novel ini mempunyai alur cerita yang sangat bagus. Itu bisa terlihat dari cara pengarang
menceritakan kehidupan Lasi dari awal sampai akhir. Selain itu, pesan moral dan sindiran
tentang kota besar seperti Jakarta juga terdapat di dalam cerita ini.
Bram
Resensi Buku
Bekisar Merah
“Bekisar Merah” adalah salah satu dari banyak buku karya Ahmad Tohari yang sangat
bermakna, dan memiliki banyak pesan yang terlihat cukup jelas. Dari awal, penulis (Ahmad
Tohari) langsung mendeskripsikan kondisi lingkungan di kampung Karangsoga. Ini benar-benar
terlihat dari “pancaroba” dimana situasi sedang kemarau, namun cuaca dapat berubah dalam
sekedip mata. Lebih dari itu, penulis memberikan info, bahwa Karangsoga penuh kelapa, dan itu
merupakan salah satu mata pencaharian terbesar dari penduduk kampung Karangsoga,, dan akan
menjadi hal yang cukup dibahas oleh penulis.
Penulis memberi gambaran pula, atas Darsa, seorang pemuda yang berkerja sebagai
penyadap nira. Darsa sudah hidup dengan kelapa seumur hidupnya, dan kini ia memiliki seorang
istri yang menjadi inti cerita karya Tohari ini, yaitu Lasi. Lasi merupakan seorang perempuan
keturunan Jepang, namun ayahnya yang memberikan sifat fisik kepada Lasi telah lama
meninggalkannya. Kecantikan dan kekhasan Lasi, berperan penting dalam cerita. Namun, ketika
di kampung, Lasi hanya di ejek oleh orang kampungnya, karena ia sangat berbeda.
Konflik muncul pertama ketika Darsa, suatu ketika jatuh dari pohon kelapa, dan terluka
sangat parah. Ini menyebabkan Lasi harus membawanya ke rumah sakit, terutama setelah
disuruh Eyang Mus, seorang petua di Karangsoga. Namun, Darsa tidak dapat disembuhkan total,
dan harus dibawa ke rumah sakit pusat yang memiliki fasilitas mencukupi. Ia pun dibawa oleh,
Bunek, namun Bunek punya rencana lain terhadap Darsa.
Sipah, putri dari bunek, sampai sekarang masih belum memiliki seorang suami. Dan
melihat Darsa sebagai seorang lelaki mencukupi dan cukup tampan, Bunek membujuk Sipah
untuk menghampirinya ketika Darsa tidak bisa bergerak dengan baik. Tidak dapat menahan
P a g e 7 | 18
nafsu nya sebagai lelaki, Darsa pun berhubungan dengan Sipah, dan berita langsung keluar atas
selingkuhnya Darsa. Ini menjadikan Lasi sedih, dan LAsi memutuskan untuk meninggalkan
Karangsoga, pergi ke Jakarta untuk memulai tahap baru dalam hidupnya.
Kanjat, seorang teman masa kecil Lasi, membujuk Lasi untuk tidak pergi, namun Lasi
sudah sangat sedih, dan tetap pergi menumpang ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, ia berdiam
bersama Bu Koneng, yang dari permukaan tampaknya sebagai seorang ibu-ibu pemilik restoran
biasa, namun aslinya dia menjual “barang” kepada masyarakat kelas elit. Barang ini, adalah
perempuan-perempuan cantik yang biasanya banyak diincar oleh orang-orang berstatus tersebut.
Setelah beberapa lama, Handarbeni, seorang kaya yang tinggal di Slipi, memutuskan
untuk membeli, dan menjadikan Lasi sebagai Istrinya. Awalnya, Lasi menolak, namun sebagai
balas dendam terhadap Darsa, yang telah menyelingkuhi dirinya, Lasi pun memutuskan untuk
menikah dengannya. Awalnya, Handarbeni puas dengan Lasi, namun Lasi tidak merasa nyaman,
terutama karena suami barunya itu sudah impoten. Ketidakpuasan dan penyesalan Lasi tidak
berhenti disana, sayangnya. Setelah suami barunya itu tidak suka lagi dengannya, Lasi
dibolehkan olehnya untuk berhubungan dengan laki-laki lainnya, dan ini membuat Lasi kesal.
Lasi pun memutuskan untuk mengunjungi kembali Karangsoga. Sesampainya di
Karangsoga, Lasi yang dulu diejek, sekarang dihormati oleh warga Karangsoga. Lasi
menampilkan hidup yang berkecukupannya, dengan membantu orang-orang yang terdekat
denganya. Seperti merenovasi rumah orangtuanya, mbok Wijarya, maupun membantu Eyang
Mus dalam membetulkan surau, ditambah bahwa Eyang Mus sudah sendirian, karena Mbok Mus
sudah meninggal.
Lasi pun bertemu kembali dengan Kanjat. Kanjat kini sudah menjadi orang
berkecukupan, dan lebih mapan dari warga Karangsoga. Dengan pendidikannya sebagai seorang
sarjana, Kanjat berusaha membantu para penyadap, terutama karena mereka terlalu tergantung
dengan mata pencaharian sebagai seorang penyadap, dan mereka memiliki penghasilan yang
tidak tetap, karena harus bergantung kepada nira. Ditambah pula dengan akan ditambahkannya
listrik kepada kampung Karangsoga, ini membuat Darsa, ketika diberitahu bahwa sepuluh batang
kelapanya akan dipotong, menjadi sedih dan pusing. Setidaknya, setelah Darsa sadar bahwa
memiliki anak adalah apa yang dia butuhkan, beban yang dialami Darsa setidaknya sudah
berkurang.
Kanjat juga menjadi cinta kembali dengan Lasi, dan Lasi pula demikian. Lasi
memberitahu, bahwa nikahnya sekarang hanyalah nikah yang tidak serius, hubungan yang tidak
sakral sama sekali, dan ia ingin menikahkan Kanjat. Menghampiri Darsa, keduanya mencoba
untuk membuat situasi lebih baik, namun ini malah memberatkan hati kedua Lasi dan Kanjat,
terutama karena Darsa benar-benar tidak ada pilihan, dan terdengar sangat putus asa.
Akhir cerita, tampak Kanjat yang kesusahan untuk memilih, apakah menikahi Lasi, atau
membantu kaum penyadap, karena ia juga merupakan seorang pegawai negeri. Sayangnya, tidak
terlihat jelas, akhir dari cerita ini. Bisa dibilang cukup rancu, namun terlihat jelas, bahwa Kanjat,
meskipun masih menyimpan foto Lasi sebagai bukti cintanya, tetap merasa berutang kepada para
penyadap. Cerita berakhir disitu, namun pesan yang disampaikan jelas. bahwa jika kita adalah
P a g e 8 | 18
seorang yang sukses, selalu, selalu ingat bahwa akan selalu ada orang yang dibawah kita, seperti
petani, yang mendukung kita, meskipun tidak terlihat secara kasat mata.
Secara keseluruhan, buku ini memegang pesan-pesan yang amat bagus, terutama dengan
banyaknya pesan dan makna tersirat. Mulai dari judulnya, yaitu Bekisar Merah, itu sebenarnya
mengatakan tentang diri Lasi sendiri. Bekisar berarti ayam, ayam cantic, yang cenderung
dipelihara sebagai suatu simbol. Dan itulah hubungan Lasi dan Handarbeni. Lasi hanyalah
dianggap sebagai sebuah objek oleh Handarbeni, bukan sebagai istri cantik dengan ciri-ciri yang
khas. Selain dari banyaknya pesan, keunggulan lain buku ini, adalah cara penulis Tohari sendiri.
Gaya penulisan Tohari cukup mudah dimengerti, dan tidak perlu di baca ulang untuk
benar-benar mengerti. Namun, kelemahan yang tampak, adalah kadang Tohari membuat
ceritanya tidak memiliki alur yang jelas, terutama dengan membawa Lasi bolak-balik ke masa
lalu, yang menurut saya tidak terlalu dibutuhkan. Ditambahkan dengan akhir yang tidak memiliki
konklusi atau pilihan yang jelas, ini membuat pembaca buku ini bingung.
Buku ini sangat bagus, jika diberikan kepada mahasiswa, atau orang dewasa yang masih
muda. Terutama dari bagian Kanjat, dimana ia disekolahkan saja oleh bapaknya, namun setelah
menjadi pegawai, ia baru sadar bahwa tanpa adanya kaum kelas bawah, ia tidak akan berada di
posisinya sekarang. Banyak pula sindiran tersirat kepada mahasiswa, dan fakta bahwa masih
banyak kemiskinan seperti di kampung Karangsoga, membuat pembaca sadar. Ditambah dengan
gaya bahasa, yang meskipun mudah dimengerti, pesan yang ingin disampaikan Tohari akan lebih
mudah diserap oleh pemikiran seorang dewasa muda.
Rafi
Berkisar Merah
Oleh: Ahmad tohari
Pada hujan di sore hari pohon-pohon kelapa yang seperti di seberang lembah yang seperti
perawan mandi basah; segar penuh gairah, dan susasan yang sangat tenang dan penuh pesona,
embusan angin yang seperti tubuh semampai. Pelapah-pelapah yang kuyup adalah rambut
basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Angin tertiup lebih kencang pelapah-pelapah
itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti gadis-gadis yang sedang menari tanggung
berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran.
Pohon-pohon kelapa yang tubuh di tanah lereng yang rapat dan rimbun. Kemiringan Yang
membuat seperti lukisan Alam gaya klasih Bali yang terpapar di dingding. Alam mengsaksikan
anak-anak peremupuan yang sudah selesai madni yang tertutup dengan kabut cahaya warna-
warni, di langit arah timur yang biru-kelabu dan muncul lengkung pelangi, sangat indah dan sejuk.
Tiba-tiba matahari lenyap, dan hujan pun mulai deras lagi, di sertain gema oleh Guntur yang
sangat deras, Angin tertiup sangat kencang sehingga pohon-pohon kelapa itu seperti ingin jatuh.
Ketika itu Darsa merasa berdenyut karena melihat Guntur yang sangat keras dan melihat pohom-
pohon yang tertiup oleh angina yang sangat kencang, Darsa yang sudah turun-naik belasan
pohon dalam hujan untuk mengangat pongkor yang sudah penuh nira dan memasang pongkor
yang baru. Namun hujan yang kali yang di sertain Guntur sangat keras. Penderes siapa pun tidak
P a g e 9 | 18
akan keluar rumah meski mereka sadar akan akibatnya; nira akan masam jika pongkor telat di
angkat, dan tidak bias diolah jadi gula merah, kalaupun bias hal-hasil menjadi gula gemblung,
yang kalau di pasar harnya sangat rendah, sekali seorang penyadap gagal mengolah nira, maka
terputur daur penghasilan yang tak seberapa, pada saat itu yang bisa di makan adalah yang bisa
di hutang dari warung.
Dari emper rumah Darsa kembali menatap ke timur, Dartsa hanya bisa melihan pohon-pohon
kelapa yang hujani serta gunturan yang sangat dasyat. Darsa gelisah, kesejatian seorang
penyadap terasa tertantang, pohon-pohon kelapa adalah harapan dan tantangan, adalah teras
hidup hidup yang memberi semangat dan gairah hidup, sayangnya Darsa tidak berani mendekati
Pohon-pohon karena hujan dan Guntur pun belom meredah. Guntur kembali bergema dan hujan
menderas lebih hebat lagi, Hati darsa hanya bertambah kecut. Mungkin sore ini Darsa harus
melerakan niranya berubah menjadi cairan asam karena tidak terangkat. Dardsa hampit putus
asa. Tetapi pongkor, seruas bambu penadah nira yang bergantung pada Manggar-manggar
kelapa, terus memanggil dan mengusik hatinya untuk diangkat, hujan pun mulai redah, harapan
kecil pun muncul kembali, namun jika hujan kembali deras dan Guntur yang meladak- ledak
harapan itu hilang. Sementara suara beduk dari eyang mus sudah terdengar, sayup menyelinap
ke hujam, Asar sudah lewan dan senja hamper tiba. Karena belom ada juga tanda-tanda cuaca
akan berubah
Darsa pun nekat untuk mengambil akibatnya yang di temani Lasi tema yang sering menemani
nya untuk menggambil pongkor, Malang tak dapat ditolak, Darsa jatuh dari pohon. Lasi dan
keluarganya bergegas mencari kesembuhan bagi Darsa, mulai dari puskesmas sampai ke dukun,
semua diusahakan oleh keluarga miskin tersebut. Dasar Darsa, setelah kesembuhannya, ia
malah menghamili wanita lain. Tak tahan dengan rasa malu dan kemarahan yang dihadapinya,
Lasi kabur ke Jakarta dengan menumpang truk gula. Dengan kecantikan keturunan Jepang yang
ia miliki, Lasi dengan mudah menjadi sumber perhatian lelaki
tapi Lasi hanyalah wanita desa yang lugu dan taat adat, ia masih punya malu dan harga diri meski
akhinrya mau juga ia diperistri oleh pembesar di ibukota. Handarbeni sangat memanjakan Lasi,
diberikannya sebuah rumah mewah, dibiarkannya Lasi berbelanja ini itu dan banyak hal lainnya
yang memuaskan Lasi secara materi. Tapi dia merasa ada yang kurang dan hilang dalam hatinya
sampai ia bertemu dengan Kanjat, Lelaki masa lalunya.
Menurut saya novel ini sangat menunjukan kebranian seorang penyadap untuk mengambil
pongkor untuk membut gula merah, tapi karean nekat dan tau resikonya dia pun sangat berani
tapi malag kebruntungan tidak ada di dia
Berkisar Merah
Oleh: Ahmad tohari
Pada hujan di sore hari pohon-pohon kelapa yang seperti di seberang lembah yang seperti
perawan mandi basah; segar penuh gairah, dan susasan yang sangat tenang dan penuh pesona,
embusan angin yang seperti tubuh semampai. Pelapah-pelapah yang kuyup adalah rambut
basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Angin tertiup lebih kencang pelapah-pelapah
P a g e 10 | 18
itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti gadis-gadis yang sedang menari tanggung
berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran.
Pohon-pohon kelapa yang tubuh di tanah lereng yang rapat dan rimbun. Kemiringan Yang
membuat seperti lukisan Alam gaya klasih Bali yang terpapar di dingding. Alam mengsaksikan
anak-anak peremupuan yang sudah selesai madni yang tertutup dengan kabut cahaya warna-
warni, di langit arah timur yang biru-kelabu dan muncul lengkung pelangi, sangat indah dan sejuk.
Tiba-tiba matahari lenyap, dan hujan pun mulai deras lagi, di sertain gema oleh Guntur yang
sangat deras, Angin tertiup sangat kencang sehingga pohon-pohon kelapa itu seperti ingin jatuh.
Ketika itu Darsa merasa berdenyut karena melihat Guntur yang sangat keras dan melihat pohom-
pohon yang tertiup oleh angina yang sangat kencang, Darsa yang sudah turun-naik belasan
pohon dalam hujan untuk mengangat pongkor yang sudah penuh nira dan memasang pongkor
yang baru. Namun hujan yang kali yang di sertain Guntur sangat keras. Penderes siapa pun tidak
akan keluar rumah meski mereka sadar akan akibatnya; nira akan masam jika pongkor telat di
angkat, dan tidak bias diolah jadi gula merah, kalaupun bias hal-hasil menjadi gula gemblung,
yang kalau di pasar harnya sangat rendah, sekali seorang penyadap gagal mengolah nira, maka
terputur daur penghasilan yang tak seberapa, pada saat itu yang bisa di makan adalah yang bisa
di hutang dari warung.
Dari emper rumah Darsa kembali menatap ke timur, Dartsa hanya bisa melihan pohon-pohon
kelapa yang hujani serta gunturan yang sangat dasyat. Darsa gelisah, kesejatian seorang
penyadap terasa tertantang, pohon-pohon kelapa adalah harapan dan tantangan, adalah teras
hidup hidup yang memberi semangat dan gairah hidup, sayangnya Darsa tidak berani mendekati
Pohon-pohon karena hujan dan Guntur pun belom meredah. Guntur kembali bergema dan hujan
menderas lebih hebat lagi, Hati darsa hanya bertambah kecut. Mungkin sore ini Darsa harus
melerakan niranya berubah menjadi cairan asam karena tidak terangkat. Dardsa hampit putus
asa. Tetapi pongkor, seruas bambu penadah nira yang bergantung pada Manggar-manggar
kelapa, terus memanggil dan mengusik hatinya untuk diangkat, hujan pun mulai redah, harapan
kecil pun muncul kembali, namun jika hujan kembali deras dan Guntur yang meladak- ledak
harapan itu hilang. Sementara suara beduk dari eyang mus sudah terdengar, sayup menyelinap
ke hujam, Asar sudah lewan dan senja hamper tiba. Karena belom ada juga tanda-tanda cuaca
akan berubah
Darsa pun nekat untuk mengambil akibatnya yang di temani Lasi tema yang sering menemani
nya untuk menggambil pongkor, Malang tak dapat ditolak, Darsa jatuh dari pohon. Lasi dan
keluarganya bergegas mencari kesembuhan bagi Darsa, mulai dari puskesmas sampai ke dukun,
semua diusahakan oleh keluarga miskin tersebut. Dasar Darsa, setelah kesembuhannya, ia
malah menghamili wanita lain. Tak tahan dengan rasa malu dan kemarahan yang dihadapinya,
Lasi kabur ke Jakarta dengan menumpang truk gula. Dengan kecantikan keturunan Jepang yang
ia miliki, Lasi dengan mudah menjadi sumber perhatian lelaki
tapi Lasi hanyalah wanita desa yang lugu dan taat adat, ia masih punya malu dan harga diri meski
akhinrya mau juga ia diperistri oleh pembesar di ibukota. Handarbeni sangat memanjakan Lasi,
diberikannya sebuah rumah mewah, dibiarkannya Lasi berbelanja ini itu dan banyak hal lainnya
yang memuaskan Lasi secara materi. Tapi dia merasa ada yang kurang dan hilang dalam hatinya
sampai ia bertemu dengan Kanjat, Lelaki masa lalunya.
P a g e 11 | 18
Menurut saya novel ini sangat menunjukan kebranian seorang penyadap untuk mengambil
pongkor untuk membut gula merah, tapi karean nekat dan tau resikonya dia pun sangat berani
tapi malag kebruntungan tidak ada di dia
Arva
udul: :Berkisar Merah
Nama Pengarang: :Ahmad Tohari
Penerbit :PT.Gramedia Pusaka Utama
Tahun :2005
Jumlah Halaman :200(digital)
Resensi:
Pada suatu hari, ada sebuah desa bernama Karangsoga. Karangsoga adalah desa yang
kebanyakan penduduknya mempunyai mata pencaharian yaitu sebagai penyadap pohon nira
atau pohon kelapa. Dalam desa itu hidup lah sepasang suami istri bernama Darsa dan Lasi.
Lasi adalah seorang wanita yang sangat cantik di kampung tersebut dan banyak yang berkata
kalau Lasi itu adalah anak haram karena ibunya Lasi Mbok Wiyarji sempat diperkosa oleh
tentara Jepang dan langsung ditinggal begitu saja. Kecantikan Lasi pun pada saat dewasa
membuat banyak lelaki terpana,untuk itulah Darsa merasa dirinya sangat beruntung.
Akan tetapi, Hidup Lasi dan Darsa selalu kekurangan dan kalau mendapatkan uang pun
hanya apa adanya. Hasil pekerjaan suami Lasi yaitu sebagai penyadap pohon kelapa itu hanya
cukup untuk makan sehari-hari. Selama sudah tiga tahun menikah, Darsa dan Lasi masih
belum dikaruniai seorang anak. Tetapi, Darsa tetap bahagia karena ia masih tidak menyangka
kalau bisa mendapatkan istri secantik Lasi yang sangat berbeda dengan perempuan-
perempuan lainnya di desa tersebut.
Suatu hari, Lasi merasa cemas karena hari sudah petang tetapi Darsa tak kunjung
pulang dari kerjanya dan karena itulah Lasi merasa cemas, Lasi berlalu-lalang di rumahnya
selayaknya setrika karena Lasi takut suatu hal terjadi kepada Darsa, karena pekerjaan Darsa
adalah pekerjaan yang berbahaya dan bisa mempertaruhkan nyawa juga. Ketika Lasi
menantikan kedatangan suaminya. Waktu pun berlalu dan ternyata Lasi melihat suatu
bayangan yang samar-samar, betapa senangnya Lasi pada saat melihat bayangan tersebut
dan mengira kalau itu adalah Darsa. Tetapi, semua kebahagiaan itu hilang seketika pada saat
Lasi tahu bahwa yang datang adalah Darsa yang digendong oleh salah seorang temannya, Lasi
pun diceritakan oleh temannya Darsa kalau Darsa jatuh dari pohon kelapa yang sedang
disadapnya, memang tidak ada luka parah yang terlihatdi badan Darsa tetapi karena Darsa
hanya terbaring lemah dan tak berdaya.
Lasi pun seketika bingung karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan karena ia
tidak mempunya uang yang cukup untuk pengobatan Darsa. Akhirnya, karena tidak ada pilihan
lain Lasi pun memutuskan untuk meminjam uang dari Pak Tir seorang juragan pengumpul nira.
Lasi pun langsung membawa Darsa berobat, tetapi pihak puskemas setempat tidak bisa
melanjuti pengobatan Darsa dan menyarankan untuk membawanya ke rumah sakit yang lebih
besar yang terletak di tengah kota karena ada syaraf yang harus dioperasi di rumah sakit besar
dan karena syaraf itulah Darsa tidak berhenti mengeluarkan air seni dan menjadikan Darsa
P a g e 12 | 18
lemah syahwat. Lasi pun memutuskan untuk tidak membawa Darsa ke kota karena uang yang
dimiliki oleh Lasi tidak mencukupi untuk biaya yang dibutuhkan pada operasi tersebut.
Sikap Darsa pun berubah pada saat dia sakit, yaitu seperti dia mulai sering marah-
marah. Hal ini membuat Mbok Wiyarji ibu dari Lasi berkeluh kesah pada Eyang Mus orang tua
Darsa. Mbok Wiyarji bahkan menginginkan Lasi untuk menikah dengan mantan gurunya. Hal ini
pun ditolak mentah-menatah oleh Eyang Mus, dia berkata kalau ini itu cobaan kita harus selalu
berikhtiar pada cobaan-cobaan ini. Dan Lasi pun ahirnya menyerahkan Darsa ke Bunek,
seorang dukun pijat. Setiap hari Bunek merawat Darsa dengan sabar sampai Darsa benar-
benar sembuh. Setelah setengah tahun dirawat oleh Bunek akhirnya Darsa pun mulai membaik
dan Bunek meminta anaknya, Sipah untuk membuktikan kejantanan Darsa. Darsa pun
melakukan hubungan dengan Sipah, sehingga beberapa hari setelah itu Bunek meminta
pertanggungjawaban kepada Darsa karena sudah menghamili anaknya Sipah. Lasi tidak
menyangka suaminya telah melakukan hubungan dengan orang lain. Lasi merasa sakit hati dan
sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Darsa kepada Sipah. Dan Lasi-pun
memutuskan untuk keluar dari Karangsoga tanpa pengetahuan siapapun.
Ditengah jalan Lasi menghentikan sebuah truk menuju Jakarta. Sopir truk milik Pak Tir
itu yang bernama Pardi ternyata lagi perjalanan menuju Jakarta untuk mengantar nira.
Sepanjang perjalanan Lasi pun terdiam saja dan sampailah mereka di Jakarta. Pardi pun
mampir ke warung yang terletak di kota itu dan menitipkan Lasi di tempat tersebut. Pemilik
warung tersebut bernama Bu Koneng. Warung Bu Koneng adalah salah satu warung remang-
remang yang biasa di singgahi oleh Pardi. Akhirnya pun Pardi menjelaskan segalanya ke Bu
Koneng, seperti mengapa Lasi ikut, dan Pardi pun juga berkata bahwa Lasi adalah perempuan
yang baik-baik yang tidak pantas dipekerjakan seperti perempuan-perempuan lainnya yang ada
di warung tersebut, Lasi dan Bu Koneng pun menjadi akrab dan akhirnya Bu Koneng pun
membujuk Lasi agar mau tinggal di rumahnya lebih lama lagi. Dan akhiranya Lasi pun meminta
Pardi untuk meninggalkan Lasi di rumah Bu Koneng. Keseharian Lasi pun pada saat bersama
Bu Koneng berbeda, dia jadi membantu Bu Koneng mngerjakan pekerjaan dapurnya. Lasi
sering melihat bagaimana banyak laki-laki berhidung belang yang datang ke warung Bu
Koneng. Dan akhirnya Pardi pun datang ke Jakarta lagi dan membujuk Lasi untuk pulang ke
Karangsoga. Tetapi, Lasi selalu menolak ajakan dari Pardi. Dan Lasi berusaha meyakinkan
Pardi bahwa dirinya memilih tinggal di Jakarta dan tidak kembali ke Karangsoga.
Di Jakarta Lasi tinggal bersama Bu Koneng dan membantu pekerjaan Bu Koneng. Pada
suatu hari, teman Bu Koneng pun datang yaitu Bu Lanting bersama kekasihnya yang lebih
muda darinya. Bu Lanting langsung tertarik kepada Lasi untuk mengajaknya tinggal di
rumahnya. Bu Lanting pun meminta kepada Bu Koneng agar Lasi tinggal bersamanya dan Lasi
menerimanya. Ketika tinggal bersama Bu Lanting, Lasi diajak berkeliling kota Jakarta,
berbelanja, menggunakan perhiasan dan memakai pakaian-pakaian yang serba modern.Dan
Lasi diajak oleh Bu Lanting ke salon, Lasi pun didandani dan dipotong rambutnya, sehingga dia
nampak seperti perempuan Jepang pada umumnya dan Lasi menjadi wanita Jepang selama
tinggal bersama Bu Lanting. Kemudian, Bu Lanting mengajak Lasi ke studio foto dan memotret
Lasi menggunakan pakaian kimono merah layaknya Lasi seorang model profesional. Bu
Lanting pun memperkenalkan Lasi ke pengusaha kaya raya yang berumur 50 tahunan bernama
Handharbenni. Bu Lanting pun membujuk Lasi untuk menerima lamaran Handharbenni karena
kalau Lasi menerimanya Bu Lanting tau kalau dia akan mendapatkan banyak uang dari
Handharbenni karena Bu Lanting mampu mengasih Handharbenni berkisar merah, berkisar
yang berarti Lasi adalah perempuan campuran Indonesia dan Jepang dan merah karena Lasi
terlihat sangat cantik di fotonya ketika menggunakan kimono merah. Sebenarnya ada hal yang
P a g e 13 | 18
mengagetkan Lasi karena Kanjat teman kecil Lasi anak pak Tir datang ke kota untuk meminta
Lasi pulang ke Karangsoga, tetap Lasi menolaknya. Sebenarnya Kanjat memiliki rasa ke Lasi
karena kecantikannya dan begitu pula Lasi, tetapi mereka tidak mau mengucapkannya ke satu
sama lain dan akhirnya mereka hanya mampu bertukaran foto.
Setelah Lasi menjadi Nyonya Handharbenni, hidupnya tidak pernah kekurangan semua
kebutuhannya selalu tercukupi. Tetapi, Lasi merasa kecewa karena impoten yang diderita oleh
Handharbenni. Dan yang membuat Lasi marah adalah perkataan Handharbenni yang
memintanya untuk mencari kepuasan dengan lelaki lain. Hal itu membuat hati Lasi sakit dan
minta pulang ke Karangsoga untuk sementara waktu. Di Karangsoga Lasi pulang dengan
diantar mobil mewah lengkap dengan sopirnya. Semua warga Karangsoga yang melihat kagum
dan terperangah.
Lasi pun dikampung mulai membangun rumah kedua orang tuanya. Suaminya juga ikut
datang ke Karangsoga untuk membuat kampung tersebut mejadi lebih bagus dan mereka akan
membangun tiang listrik dan pada proyek pembangunan tersebut pohon kelapa Darsa akan
ditenbang 8 dari 10 dan akhirnya Lasi pun meberi uang yang cukup untuk membiayai keluarga
Darsa selama setahun karena penebangan tersebut tidak akan membayar ganti rugi.
Di tengah perjalan pulang Lasi berpamitan bahwa keesokan harinya ia akan kembali ke
Jakarta. Lasi juga menanyakan fotonya apakah masih disimpan oleh Kanjat, ternyata Kanjat
masih menyimpannya dan Lasi juga masih menyimpan foto Kanjat. Perjalanan itupun hening
seketika. Kanjat melihat pada kedalaman mata Lasi bahwa masih tersimpan pesona, tetapi
Kanjat melihat kenyataan lain bahwa Lasi masih mempunyai suami, dalam mata lasi pula
terlihat Darsa, Sipah,dan anaknya. Itulah yang seolah-olah menyindir Kanjat akan
kegagalannya meringankan beban hidup para penyadap kelapa. Bagi kanjat, Lasi adalah
harapan dan cita-cita yang tetap hidup dalam jiwanya. Dan Darsa adalah dunia para penyadap
yang terus memanggil keterpihakan kanjat. Sudah menjadi kesadaran yang mendalam di hati
Kanjat bahwa para penyadap menyimpan hutang yang sangat besar kepada orang-orang dari
lapisan yang lebih makmur, termasuk Kanjat sendiri.
Kesimpulan:
Menurut saya novel ini menceritakan dengan alur yang jelas dan menggabarkan perbedaan
situasi dalam kehidupan di pedesaan dan perkotaan. Pada awal membacanya mungkin sedikit
membingungkan cuman kalau dibaca berulang kali cerita tersebut akan mudah untuk dipahami.
Alurnya juga sangat jelas dan mudah untuk diphama. Tetapi akhir dari cerita ini masih
mengambang sehingga ini membuat saya sedikit kecewa dan penasaran akan kelanjutan
kisahnya.
Fuad
Inten Cahya Ningtyas
Ms. Darma
Resensi novel: Bekisar Merah
8 Juni 2016
P a g e 14 | 18
Novel Bekisar Merah, menceritakan tentang kehidupan di desa Karangsoga yang , dengan sudut
perspektif ketiga,Lasi merupakan tokoh cantik anak mbok Wisyaji. Lasi adalah seorang
keturunan jepang karena ibunya orang desa Karangsoa, yang menikah dengan tentara jepang.
Sejak kecil, karena ia berbeda dengan perempuan lain di desa itu dia suka di ejek oleh teman-
teman nya tapi dia selalu ditolong oleh Kanjat teman nya sejak kecil. Bertahun-tahun telah berlalu,
Mbok Wisyaji memutuskan untuk menjodohkan Lasi dan Lasi merasa tertarik dengan Darsa
dengan seorang pemuda dari Karangsoga yang bekerja sebagai penyadap Nira di desa tersebut.
Desa Karangsoa sendiri adalah desa yang terletak disekitar kaki gunung vulkanik, dan mayoritas
perkejaan disana adalah penyadap Nira yang menjadikan nira sebagai gula merah. Akhirnya
menikah sudah Lasi dan Darsa, mereka tinggal di rumah bambu yang kecil dan terasa dingin.
Walaupun Darsa hanya seorang penyedap nira, tapi Lasi sangat menyanyangi nya dan
menerimanya apa adanya.
Bertahun-tahun mereka sudah menikah, tapi mereka belum dikaruniai seorang keturunan. Di
suatu pagi, Darsa yang seorang peyedap Nira melakukan aktivitas sehari-hari nya yaitu
menyadap nira kelapa. Saat dia berada di pohon yang tinggi, pikiran Darsa melayang memikirkan
betapa beruntungnya dia memiliki Lasi sebagai istrinya, bagaimana tidak Lasi sangat mirip
dengan orang Jepang, tapi di suatu sisi Darsa merasa bingung karena ia belum dikasih keturunan
setelah menikah 3 tahun. Pikiran nya yang melayang dan tak fokus itu menyebabkan dia hilang
keseimbangan dan jatuh dari pohon. Tak kunjung pulang Darsa, membuat Lasi cemas tapi tiba-
tiba ada seorang pemuda bernama Mukri yang membawa Darsa kerumah dan menolong nya.
Melihat hal tersebut, Lasi hanya bisa menangis, dia tidak bisa membawa darsa untuk berobat ke
rumah sakit karena dia tidak punya ongkos untuk berobat. Akhirnya dengan bantuan Eyang Mus
Darsa dibawa kerumah sakit, setibanya di rumah sakit, dokter tidak bisa menyebuhkan penyakit
darsa yaitu gangguan di alat Vital, dan ia menyarankan untuk kerumah sakit yang lebih besar.
Lasi sudah tidak ada biaya apapun untuk mengobati Darsa.
Ia memutuskan untuk merawat Darsa dirumah saja, dan akhirnya mereka memutuskan untuk
memanggil Dukun yang terkenal bisa menyebuhkan berbagai penyakit, Dukun itu bernama
Bunek. Bunek merawat Darsa dengan sabar, dan semakin hari keadaan Darsa sudah membaik
semua berkat bantuan Bunek, dan ternyata Bunek mempunyai rencana dibalik hal yang telah dia
lakukan, setelah Darsa sembuh dia ingin membuktikan kesembuhan kejantan nya dengan
melakukan hal tersebut kepada anak nya Sipah, yang memiliki kekurangan yaitu kaki pincang
Darsa menolak pemohonan Bunek karena dia sangat mencintai Lasi dan tidak mau menyakiti
hatinya. Tetapi setelah di bujuk dan akhirnya dia mau melakukan hal itu sebagai imbalan atas
kesembuhan nya. Walaupun Darsa tidak mau menyakiti Lasi, tapi dia tetep mempunyai hawa
napsu laki-laki normal. Sepulang nya Lasi menjual gula merah kepada Pak Tri dan mendapat
hasil yang kurang memuaskan , dia mendapat kabar yang sepertinya sudah tersebar di sekeliling
desa. Mbok Wiryaji menyampiri nya dengan wajah marah karena Sipah meminta pertanggung
jawaban Darsa dan agar mau menikah dengan nya.
Walaupun Mbok Wirjayi sendiri menyuruh dia menceraikan, dengan bantuan Eyang mus. Singkat
cerita, Lasi merasa hidup nya ancur, dan dia mengetahui bahwa dia bukan anak biologis dari
Wiryaji, pantas sejak kecil dia sudah diejek walaupun ada Kanjat yang selalu baik.
P a g e 15 | 18
Dengan segala cobaan ini, dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta secara diam-diam
denganmemasuki truk Pardi yang memangkut gula dari Desa Karangsogo. Truk tersebut sempat
berenti di berbagai tempat seperti Tegal, Indaramayu, dan lain-lain. Tetapi Pardi tidak mau
membangunkan Lasi yang tidur lelap. Akhirnya menjelang fajar truk tersebut sampai dipinggiran
kota Jakarta, terkaget dirinya melihat suasana dan orang-oran yang sngat berbeda dari kampung
nya di desa Karangsogo. Ucapan dari mereka terdengan asing dan ketus di telinga Lasi. Dititipkan
lah Lasi di warung bu Koneng karena Pardi dan Sapon harus menaruh stok ke gudang. Lasi
merasakan dunia yang berbeda, apalagi saat Bu Koneng menanyakan tentang dirinya. Tanpa
uang sepeser pun dia merantau, tetapi Pardi memberinya sedikit nafkah untuk pertahan hidup.
Setelah berapa hari datang seorang wanita bernama Bu Lanting datang, terlihat aneh atas sikap
bu Koneng teringat pesan Mbok Wirjayi bahwa tidak ada pemberian tanpa imbalan. Tak disangka-
sangka ternyata Bu Koneng menjual Lasi kepada seorang pengusaha bernama Handarbeni. Mau
tak mau dia dipaksakan oleh Bu Koneng atas kelebihan yang akan dia dapat dari seorang yang
kaya raya. Tetapi ternyata Handarbeni adalah seorang impoten, walaupun pernikahan ini seperti
main-main Lasi tetep menerima nya apa adanya. Hidup dengan kemewahan, perhisaan, dan
rumah yang megah membuat Lasi lama-lama terbiasa. Tetapi lama-lama sikap Handarbeni
sangat kasar dia menyuruh Lasi untuk bersetubuh dengan lelaki lain tetapi dia tidak boleh cerai
dengan Handarbeni, hal itu membuat Lasi rindu kepada kampung halamannya.
Dia memutuskan untuk balik lagi ke Karangsoga karena dia merasa sangat sedih dia bertemu
dengan Kanjat dan dia menceritakan sikap kasar suami nya. Ternyata Kanjat sendiri menyimpan
perassan kepada Lasi, tetapi dia tidak bisa apa-apa karena Lasi sendiri mempunyai suami. Kanjat
yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh sarjana pun tetap merasa canggung terhadap
Lasi. Singkat cerita Lasi dan Kanjat yang merupakan teman kecil semakin dekat dan tentunya
mereka memeliki perasaan satu sama lain. Tetapi tidak hanya itu Lasi bertemu dengan anak
Darsa dan Sipah yang membuat hati nya sakit. Semakin hari membuat Kanjat ingin menyatakan
perasaan yang tidak pernah dia katakan. Ia yakin Lasi akan menjadi Ibu rumah tangga yang baik,
dan dia susah sekali untuk jujur bahwa Lasi merupakan cita-cita dan harapan nya yang terus
hidup di jiwanya.
Kekurangan dan Kelebihan dari novel ini adalah:
Kelebihan: Saya merasakan masuk kedalam pemerintah dahulu, dan ini memilii amanat yang
baik bagi remaja di Indonesia. Dengan membawa sebuah kultur, cerita desa dan pandangan
orang tentang ibu kota sendiri. Bahasa yang mudah di mengerti, dan judul yang menarik
Kekurangan nya: Bahasa terlalu panjang dan beberap kata sulit dimengerti di awal-awal novel,
seperti bahasa-bahasa jawa
Tanggapan: Semoga Novel ini bisa menjadi amanat, dan pelajaran bagi yang membaacanya,
dengan kandungan-kandungan yang baik menjadi pelajaran.
Inten
P a g e 16 | 18
BAHASA INDONESIA
IBU DARMA
RESENSI NOVEL
“BERKISAR MERAH”
___
Oleh: Kiara Putrilia
Abstraksi
Karya Ahmad Tohari, “Berkisar Merah” menceritakan tentang seorang perempuan cantik
yang bernama Lasiyah. Perempuan tersebut memiliki fisik yang bisa memukau siapa saja, karena
dia adalah keturunan anak campuran diantara pria yang bekas tentara Jepang dan ibunya yang
orang Jawa. Lasi berasal dari desa Karangsoga, yang dimana masyarakat setempat miskin.
Karena desa mereka terletak di pegunungan volkanik, mereka hanya bisa memanjat pohon kelapa
untuk bisa membikin gula. Itulah adalah satu-satunya sumber uang dan hasil struktur ekonomi
yang dilanjutkan dari generasi ke generasi.
Beranjak dewasa, dia selalu diejek oleh orang lain di masyarakat. Dia dicap sebagai anak
haram, karena ibunya telah diperkosa (tiga tahun sebelum Lasi lahir). Karena itu, dia memiliki
masa kecil yang buruk yang dimana dia tidak pernah bersenang-senang dengan anak-anak lain.
Mereka bahkan memberinya julukan, "Lasipang"(Lasi-Jepang) untuk mengejeknya.
Tak lama kemudian, dia dijodohkan untuk menikah dengan keponakan ayah tirinya,
bernama Darsa. Suatu hari, Darsa jatuh dari pohon kelapa yang dimana, Lasi tetap tabah, sabar
dan pasrah menjalani gurutan nasib. Karena Lasi tidak dapat hamil, Darsa pun mengkhianati dia
dengan cara selingkuhan dengan gadis muda Sipah, anak Bunek. Karena itu, ia lari pergi ke kota
Jakarta dengan numpang di salah satu truk-truk. Dari situlah, dia diperkenalkan ke dalam
kehidupan mewah.
Supir truk mengantarkan dia ke warung yang dimiliki Bu Koneng. Warung tersebut
adalah tempat untuk mencarikan “cinta” dari perempuan-perempuan dengan hanya menukarkan
uang. Namun, pemilik warung tersebut, menjualkan dia kepada Ibu Lanting, karena mereka
berdua percaya bahwa dia adalah “barang dagangan baru”. Ibu Lanting, adalah mucikari tingkat
tinggi yang memasok permepuan-perempuan untuk melayani para pejabat pemerintah. Dalam
latar waktu tersebut, campuran Jepang adalah hal yang orang-orang kaya mencari.
Dari situlah dia di menjadi seekor berkisar pengisi sangkar emas bagi Handarbeni
(purnawiran kaya). Setelah dia jual kepada pria-pria lain, dia menyadari bahwa ini semua hanya
sebuah permainan kotor ibukota. Dia menjadi gelisah, semua kemewahan yang dia tidak pernah
rasa tidak memberikan dia ketenangan nyata yang dia harapkan. Dia terjebak pada jaring-jaring
nasib yang membuatnya terombang-ambing dari satu derita ke derita yang lain.
P a g e 17 | 18
Namun, ia menemukan kesempatan untuk mendapatkan hidupnya kembali ketika dia
bertemu dengan tokoh-tokoh lama hidupnya. Yang dimana membuat dia semakin bingung karena
dia berdiri diantara dua nilai kehidupan yang dipisahkan oleh jurang yang teramat dalam.
Orientasi
Buku tersebut terlatar di tahun 1980-an di sebuah desa bernama Karangsoga, di Jawa
Tengah. Penulis buku mampu menangkap detil dengan citra penglihatan. Sebagai pembaca, kita
seolah dibawa ke dalam keadaan suasana alam pedesaan hingga dapat merasakan angin sejuk
pagi hari yang semilir dan kelentang-kelentung bunyi pongkor. Namun, dia juga bisa
menggambarkan suka-duka kehidupan para penyadap nira pohon kelapa.
Komplikasi
Karena gambaran masyarakat sangat kecil, omongan-omongan dan bisikan rumor beredar
kisah gadis yang “haram”. Dia tidak pernah mempunyai teman-teman yang setia, kecuali satu
orang, Kunjat. Ketika Lasi sudah dijodohkan dengan Darsa, diapun tetap mengkhianati dia.
Dalam kesedihannya, dia lari ke ibukota Jakarta. Karena dia mempunyai nilai fisik di atas rata-
rata istri-istri para penyadap lain, dia dinikahi kepada pria-pria yang sudah tua dan kaya,
Handarbeni, Pak Han, dan Bambung. Meskipun dia bergelimang di harta-harta, hidupnya pun
tetap tidak bahagia. Dia hanya di pajangkan sebagai berkisar, sebagai hiasan dalam kandang
indah oleh orang kaya. Lasi pun dihadapi dengan norma-norma kehidupan besar yang sangat
asing. Dia hidup di tengah kemewahan yang tidak dipahaminya, terserat kehidupan sang
berlantik kekuasaan dalam berurusan dengan penguasa-penguasa negeri.
Evaluasi
Sang pengarang menjadi dalang yang berdiri di luar tanpa terlihat langsung sebagai salah
satu tokoh. Ia mewakili konflik melalui suara orang ketiga. Penyajian kisah ironik yang
membahas lebih dalam dari pada hanya kehidupan personal masing-masing karakter, tapi juga
merambah wilayah kehidupan khalayak. Setiap tokoh seolah mewakili dunia masing-masing dan
perannya masing-masing, yang kemudian diperluas dalam kehidupan bersama. Salah satu contoh
konflik pertama di buku menggambarkan bagaimana masyarakat harus bertaruh nyawa ketika
sedang memanjat pohon kelapa.
Tapi lebih dari itu, Ahmad Tohari mampu menggambarkan bagaimana mereka terjebak
pada jaring-jaring siluman struktural kasat mata pada tatanan kehidupan masyarakat, dengan cara
mempermainkan nasib lapisan masyarakat yang termarginalkan.
Resolusi
Penyelasiannya novel Berkisar Merah adalah penggunaan plot terbuka, yang dimana
penyelasaiaan cerita tidak begitu jelas. Ini memungkinkan pada pembaca untuk mengira-
ngiranya. Dia menginginkan bantuan Kajat, akan tetapi dia subuk dengan kegiatan
P a g e 18 | 18
kemasyarakatan karena sudah menjadi dosen, dalam upaya untuk memperbaiki kehidupan para
petani gula kelapa.
Akhirnya, Lasi harus bisa memutuskan sendiri kalau dia ingin tetap menjadi berkisar
dalam kurungan kehidupan di kota ramai yang makmur akan tetapi ganjil dalam pandangannya,
atau untuk terbang bebas untuk membangun kembali dunianya sendiri yang sudah lama lantak.
Koda
Walaupun Lasi sudah bisa kembali ke kampungnya, Karangsoga, dia kemudian dinikahi
oleh Kanjat, tokoh yang memang cintanya sejak kecil dulu. Namun, dia akirhnya ditangkap oleh
anak buah Bambung. Ketika dia dikurung, dia ternyata sedang hamil anak Kanjat. Kehamilan itu
membawa keberuntungan untuk Lasi, karena Bambung tidak mau menyentuh wanita yang
sedang hamil. Tak lama kemudian, dia terjebak dalam permainan kalangan atas. Karena dia tidak
mengerti apa-apa soal politik, karena dia hanya lulusan SD, dia jadi ikut terseret permainan
politik Bambung.
Kesimpulan
Membaca novel ini merasa seperti diajak untuk menjelajahi kehidupan masyarakat-masyarakt
yang hanya bisa penyadap nira untuk menghasilkan uang. Ada kedekatan emosional karena saya merasa
kesedihan, pengkhianatan dan tak ada habisnya rasa keupasan atas nasib hidupnya.

More Related Content

What's hot

Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.pptKeragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.pptEkinSinulingga1
 
Takabur (teks drama agama islam)
Takabur (teks drama agama islam)Takabur (teks drama agama islam)
Takabur (teks drama agama islam)Azizahluthfi
 
Tugas makalah anekdot remedial
Tugas makalah anekdot remedialTugas makalah anekdot remedial
Tugas makalah anekdot remedialSheila Rahma
 
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffanHakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffanRizky Todori Laksana
 
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporerBab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporerDek Matang
 
Power point membaca indah puisi
Power point membaca indah puisiPower point membaca indah puisi
Power point membaca indah puisisuhartonotono9
 
menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus
menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus
menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus Dewanti Salma Wulan
 
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMAPPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMADebby Zalina
 
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIBUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
 
kajian stilistika
kajian stilistika kajian stilistika
kajian stilistika Oyax Ruqoyah
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupanmprieska_h
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"Alghan123
 

What's hot (20)

Relasi makna
Relasi maknaRelasi makna
Relasi makna
 
Konjungsi
KonjungsiKonjungsi
Konjungsi
 
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.pptKeragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
 
puisi rakyat
puisi rakyatpuisi rakyat
puisi rakyat
 
Takabur (teks drama agama islam)
Takabur (teks drama agama islam)Takabur (teks drama agama islam)
Takabur (teks drama agama islam)
 
Tugas makalah anekdot remedial
Tugas makalah anekdot remedialTugas makalah anekdot remedial
Tugas makalah anekdot remedial
 
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffanHakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
Hakikat sastra indonesia kelompok 5 untuk soffan
 
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporerBab i pendahulua nsastra kontemporer
Bab i pendahulua nsastra kontemporer
 
Power point membaca indah puisi
Power point membaca indah puisiPower point membaca indah puisi
Power point membaca indah puisi
 
Prosa fiksi
Prosa fiksiProsa fiksi
Prosa fiksi
 
menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus
menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus
menganalisis Novel AKI karya Abdullah Idrus
 
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMAPPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIBUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
 
kajian stilistika
kajian stilistika kajian stilistika
kajian stilistika
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
 
Ppt.puisi
Ppt.puisiPpt.puisi
Ppt.puisi
 
Membaca Puisi.pptx
Membaca Puisi.pptxMembaca Puisi.pptx
Membaca Puisi.pptx
 

Similar to Resensi Bekisar Merah Ahmad Tohari Grade 10 sa

Tugas b.indo
Tugas b.indoTugas b.indo
Tugas b.indopepeks
 
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)hasril ariel
 
Jafar,raden ajeng kartini
Jafar,raden ajeng kartiniJafar,raden ajeng kartini
Jafar,raden ajeng kartiniSmpit Al Mughni
 
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxTEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxdinamarsela423
 
Mencari Jejak Buku yang Hilang
Mencari Jejak Buku yang HilangMencari Jejak Buku yang Hilang
Mencari Jejak Buku yang HilangPindai Media
 
Analisis unsur intrinsik novel
Analisis unsur intrinsik novelAnalisis unsur intrinsik novel
Analisis unsur intrinsik novelWarnet Raha
 
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustakaPeriodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustakaginanurulazhar
 
Ulasan buku interval
Ulasan buku intervalUlasan buku interval
Ulasan buku intervalkentishine07
 
Periodisasi Sastra Angkatan 20an
Periodisasi Sastra Angkatan 20anPeriodisasi Sastra Angkatan 20an
Periodisasi Sastra Angkatan 20andewi nasita
 

Similar to Resensi Bekisar Merah Ahmad Tohari Grade 10 sa (20)

Resensi Jantera Bianglala
Resensi Jantera BianglalaResensi Jantera Bianglala
Resensi Jantera Bianglala
 
Tugas b.indo
Tugas b.indoTugas b.indo
Tugas b.indo
 
Cerpen 1
Cerpen 1Cerpen 1
Cerpen 1
 
Resensi roman SALAH PILIH
Resensi roman SALAH PILIHResensi roman SALAH PILIH
Resensi roman SALAH PILIH
 
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
bahasa indonesia - resensi (novel Rindu & Callista)
 
Jafar,raden ajeng kartini
Jafar,raden ajeng kartiniJafar,raden ajeng kartini
Jafar,raden ajeng kartini
 
Cerpen bahasa indonesia
Cerpen bahasa indonesiaCerpen bahasa indonesia
Cerpen bahasa indonesia
 
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxTEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
 
Boilogi
BoilogiBoilogi
Boilogi
 
Laskar pelangi
Laskar pelangiLaskar pelangi
Laskar pelangi
 
Krakteristik balai pustaka
Krakteristik balai pustakaKrakteristik balai pustaka
Krakteristik balai pustaka
 
Mencari Jejak Buku yang Hilang
Mencari Jejak Buku yang HilangMencari Jejak Buku yang Hilang
Mencari Jejak Buku yang Hilang
 
Fatimah (kartini)
Fatimah (kartini)Fatimah (kartini)
Fatimah (kartini)
 
20 Resensi Novel
20 Resensi Novel20 Resensi Novel
20 Resensi Novel
 
Analisis unsur intrinsik novel
Analisis unsur intrinsik novelAnalisis unsur intrinsik novel
Analisis unsur intrinsik novel
 
Kartini menulis
Kartini menulisKartini menulis
Kartini menulis
 
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustakaPeriodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
 
Ulasan buku interval
Ulasan buku intervalUlasan buku interval
Ulasan buku interval
 
Periodisasi Sastra Angkatan 20an
Periodisasi Sastra Angkatan 20anPeriodisasi Sastra Angkatan 20an
Periodisasi Sastra Angkatan 20an
 
Laila dan majnun
Laila dan majnunLaila dan majnun
Laila dan majnun
 

Recently uploaded

Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananriniaandayani
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungSemediGiri2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikNegustinNegustin
 

Recently uploaded (20)

Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 

Resensi Bekisar Merah Ahmad Tohari Grade 10 sa

  • 1. P a g e 1 | 18 Resensi Berkisar Merah Karya: Ahmad Tohari Zharfa Nurrachma Ujian Bahasa Indonesia 8 Juni, 2016 Berkisar Merah adalah cerita yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Dalam cerita Berkisar Merah Lasi adalah tokoh utama yang diceritakan sebagai sosok yang cantik seperti geisha. Lasi adalah seorang wanita berasal dari kampung Karangsoga, ia mengalami masa muda menyedihkan dan sulit. Hidup Lasi penuh dengan musibah dari diselingkuhi, dicaci dan juga direndah-rendahkan oleh masyarakat setempat. Dalam buku ini Ahmad Tohari mengangkat topik-topik seperti kehidupan masyarakat di Indonesia, feminisme, cinta dan budaya. Karangsoga adalah desa yang berada di daerah pegunungan vulkanik yang menjadi kampung Lasi. Di dalam buku ini latar pedesaan Karangsoga dideskripsikan dengan suasana miskin dan serba kekurangan. Jakarta juga menjadi lokasi yang mewarnai buku ini, di tempat inilah Lasi mengaburkan diri dari Karangsoga. Waktu yang diceritakan oleh Ahmad Tohari dalam buku ini adalah tahun 1960-an, karena masih banyaknya unsur-unsur dari sejarah seperti keturunan penjajah Jepang yang dituliskan pada buku ini. Untuk suasana yang muncul dari buku ini kurang lebih adalah susana yang gelap dan sedih. Suasana gelisah menjadi suasana yang sering ditemukan dalam buku ini, karena banyaknya konflik serta musibah yang menimpa tokoh-tokoh dalam buku ini. Masalah dimulai sejak awal dimana Lasi disebut-sebut sebagai ‘anak haram’. Spekulasi tersebut terjadi karena Lasi memiliki wajah yang mirip seperti orang Jepang dan katanya Ibu Lasi dihamili oleh penjajah Jepang pada saat itu. Singkat cerita Lasi menikah dengan pria dari kampungnya yang bernama Darsa. Pernikahan mereka tidak dikaruniai anak dan ini menjadi gelisah keduanya. Hingga suatu hari Darsa kebingungan memikirkan tentang keturunan yang tidak bisa ia miliki dengan Lasi dan ia jatuh dari pohon kelapa. Karena tidak mempunyai biaya untuk membawa Darsa ke rumah sakit akhirnya Lasi harus sabar menjaga serta menemani Darsa. Banyak hal yang berubah dengan Darsa semenjak ia jatuh dari pohon, Darsa menjadi temperamental dan ia juga sering ngompol. Alhasil, Darsa dibantu oleh dukun setempat yaitu Bunek. Sayangnya, Darsa sembuh namun ia tidak bisa menahan hawa nafsunya untuk berhubungan dengan anak Bunek. Satu kampung mengetahui tentang hubungan mereka kecuali Lasi, hingga akhirnya Pak Tir datang dan ibu Lasi memberitahu Lasi bahwa anak Bunek memaksa Darsa agar menikahinya. Pada situasi ini Lasi merasa hancur, mengambil kutipan dari buku, ia merasa,”Hilang, atau ketiadaan yang menghunjamkan rasa amat sakit kedalam dadanya.” Lasi akhirnya mengaburkan pergi ke Jakarta dengan supir truk yang menitipkanya ke seorang ibu yang menampung wanita-wanita cantik asal desa. Lalu, Lasi dikirimkan kepada mucikari lain yaitu Bu Lanting, yang juga ingin menjual Lasi kepada pejabat-pejabat kaya.
  • 2. P a g e 2 | 18 Lasi akhirnya diajak menikah oleh pejabat kaya Handarbeni,yang sudah memiliki dua istri. Disitulah Lasi ‘menjadi’ seekor berkisar di rumah Handarbeni. Lasi menjadi orang yang kaya dan makmur, jauh sekali dengan kehidupanya yang dulu. Namun, Lasi merindukan kampungnya dan kehidupanya yang dulu. Karakter lama yang ada dalam hidup Lasi, yaitu Kanjat mulai datang. Kehadiran Kanjat menyimpan perasaan asmara antara keduanya, Kanjat sendiri pernah menanyakan jika mungkin Lasi pulang ke kampung. Lasi yang sempat membangun rumah untuk orang tuanya juga menyempatkan untuk menjenguk Darsa dan anaknya. Sialnya, Lasi memang tidak begitu tertarik dengan Handarbeni dan pernikahan mereka hanyalah permainan semata. Handarbeni juga mempunyai impotensi yang membuat suasana semakin lebih aneh untuk Lasi. Akhirnya Lasi bercerai dengan Handaberni. Setelah cerai, Lasi mengunjungi kampungnya dan bertemu kembali dengan Kanjat. Banyak sekali hal yang ada antara Lasi dan Kanjat mengenai cinta dan perasaan mereka, namun yang terjadi mereka mendiskusikan arus listrik serta mengunjungi Darsa yang pohon kelapanya ditebang. Keunggulan buku ini adalah topik-topik dan masalah yang diangkat oleh sang-penulis. Dalam buku ini, pembaca bisa lebih mengenal budaya serta nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya ada dalam masyarakat. Namun kekuranganya, mungkin buku ini akan menjadi sulit untuk banyak pembaca khususnya yang tidak familiar dengan budaya Jawa, banyak kalimat-kalimat dalam buku ini yang ditulis dengan bahasa Jawa dan menjadi susah dimengerti. Buku ini penting dibaca oleh wanita dan siapapun yang berada di Indonesia. Karena dalam buku ini banyak sekali nilai-nilai yang bisa dipelajari oleh para pembaca. Zharfa Bekisar Merah Oleh Ahmad Tohari Novel ini menceritakan kisah seorang pria di desa Karangsoga. Karangsoga terletak di dekat gunung merapi dengan cuaca yang sering buruk dan tanah yang tidak subur. Hanya pohon kelapa saja yang tertanam subur. Maka itu, sebagian besar masyarakat biasa nya memanjat pohon-pohon kelapa dan bekerja untuk menyadap nari. Namanya Darsa, yang sudah menikah dengan istrinya, Lasi. Lasi adalah wanita cantik dan baik hati kepada suaminya. Laki-laki di desanya pun tertarik padanya karena muka yang keturunan Jepang dan kulit ia yang mulus. Meskipun mereka sudah menikah selama 3 tahun, mereka belum pun diberkahi anak. Seketika Darsa sedang bekerja, ia melihat sarang burung yang dipenuhi oleh burung yg baru lahir. Itu mendapat Darsa untuk berpikir tentang bagaimana dia belum punya anak. Dia pun ingat seketika beberapa masyarakat bilang kalau Lasi lebih cocok menikahi laki kelas atas dari pada Darsa. Perkataan itu membuat Darsa sedih dan jika ia mempunyai anak dari Lasi, yang lain pun akan tahu kalau Lasi adalah punya dia.
  • 3. P a g e 3 | 18 Suatu hari, Lasi menunggu suaminya pulang kerja. Dia sudah menunggu Nya cukup lama dan matahari telah tenggelam. Lasi pun panik. Ia melihat bayangan orang yang menuju ke rumahnya.Ia memiliki senyum lebar sampai dia sadar itu bukan Darsa, tetapi temannya, Mukri. Mukri menjelaskan pada Lasi kalau Darsa jatuh dari pohon dan tidak sadar sekarang. Lasi yang ketakutan teriak sehingga ia mengundang tetangga- tetangganya ke rumahnya. Ayah tirinya, Wiryati menyarankan untuk Darsa di rawat di rumah sakit. Tetapi, Lasi tidak mempunyai uang yang akan menyukupi biaya perawatan kerena alat kelaminnya tidak bisa berhenti menetes air kencing. Eyang mus menyarankan Darsa untuk di kirim ke dukun pijat yang bernama Bunek untuk merawat Darsa. Banyak orang bilang kalau pijatan Bunek sangat membantu. Beberapa minggu kemudian, Darsa merasa lebih baik. Tetapi, Bunek mengatakan bahwa ia berutang budi kepada dia. Untuk mengecek kejantanan dia, Bunek menyuruh Darsa untuk melakukan hubungan dengan anaknya, Sipah. Darsa tidak sadar bahwa Bunek telah menipu ia. Lasi pun dengar tentang kajadian nya dan ia sangat kecewa. Lasi memutuskan untuk bepergian ke kota lain, tetapi dia belum yakin kemana ia akan pergi. Dia menemu Pardi, supir truk yang bekerja untuk mengantar batang kayu pohon kelapa. Sampai di warung Bu Lanting, Bu Lanting memanggil Bu Koneng jika dia mempunyai tamu spesial, yaitu Lasi. Bu Koneng terkenal untuk menjodohkan orang- orang dengan orang kaya. Dia dengar apa yang terjadi oleh Lasi dan mencoba menipu Lasi untuk menikah dengan pria sukses di Jakarta, Handarbeni. Bu Koneng memperintahi Lais untuk memakai baju Jepang saat bertemu dengan Handarbeni. Lasi hanya bisa setuju apa yang Bu Koneng perintah karena Lasi merasa ia mempunyai hutang ke Bu Koneng. Suatu hari menuju ke rumah Handarbeni, Lasi bertemu dengan teman lamanya, Kanjat. Ketika kecil, Lasi sering diejeki oleh anak-anak lain jika ia mempunyai muka Jepang, kecuali Kanjat yang setia dengan Lasi. Kanjat mengajak Lasi untuk pulang balik ke kampungnya, tetapi Lasi tidak mau. Minggu-minggu telah berlalu, dan Lasi menikah dengan Handarbeni. Dia telah cerai dengan Darsa yang sekarang telah mempunyai anak bersama Saipah. Lasi baru sadar jika pernikahan ia hanya mainan. Handarbeni hanya membuat Lasi menjadi bekisar merah Nya yang hanya di pajang di rumah Handarbeni. Lasi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tetap kembali mengunjungi balik kampung nya. Kadang-kadang Handarbeni pun ikut untuk membantu kampungnya yang sangat miskin dengan mengasih uang dan membangun tiang-tiang listrik sehingga masyarakat mempunyai listrik untuk lampu dan lain-lain. Pada saat itu, Kanjat telah menjadi dosen. Sebelum mereka berpisah, mereka pernah bertukar foto dan janji untuk menyimpannya. Lasi dan Kanjat menemui satu sama lain. Lasi menanyakan Kanjat jika dia masih punya foto ia. Dan mereka berdua masih menyimpannya. Kanjat sebenarnya mempunyai perasaan terhadap Lasi, tetapi dia harus ingat jika Lasi masih mempunyai suami, begitu juga untuk Lasi. Novel ini sangat bagus karena Ahmad Tohari telah menjelaskan rinci-rinci perkampungan zaman dahulu yang masih miskin dan tidak ada apa-apa. Penjelasannya pun sangat tepat. Cerita ini menarik apalagi jika terdapat budaya Jawa
  • 4. P a g e 4 | 18 zaman dahulu. Novel ini bisa mengajari balik anak remaja tentang budaya-budaya indonesia. Kata-kata yang digunakan Ahmad pun sangat mudah untuk dibaca. Tetapi, di cerita novel ini kurang pengalaman dan alur cerita untuk Kanjat yang akhirnya adalah cinta lama Lasi dibandingkan lebih banyak cerita Darsa daripada Kanjat. Shady Resensi novel Bekisar Merah Judul : Bekisar Merah Penulis : Ahmad Tohari Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jumlah halaman : 200 halaman Novel ini ditulis oleh pengarang terkenal asal Banyumas, Ahmad Tohari. Beliau adalah penulis terkenal di Indonesia dan sudah banyak menulis terkenal seperti Ronggeng Dukuh Paruk. Beliau sudah mendapatkan banyak pengharaggan baik dari dalam maupun luar negeri. Walaupun beliau tidak tamat SMA dan sempat mencoba masuk ke berbagai fakultas, Beliau tetap bisa menulis banyak novel yang berkualitas dan banyak disukai orang. Cerita di dalam novel ini pertama-tama menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri di Desa Karangsoga yaitu Darsa dan Lasi. Mereka sudah beberapa tahun menikah namun belum juga dikaruniai seorang anak. Walaupun begitu mereka tetap tegar dan menjalani kehidupan mereka seperti biasanya. Mata pencaharian penduduk di Desa Karangsoga adalah sebagai pengambil nira dan oleh karena itu Darsa juga adalah seorang pengambil nira. Di desa itu Lasi terkenal karena memiliki penampilan yang rupawan dan menyerupai orang Jepang. Orang-orang melihat Lasi sampai terheran karena tidak habis pikir jika Lasi menikah dengan Darsa yang berparas biasa saja. Suatu ketika Lasi bertanya kepada ibunya tentang ayah kandungnya karena dia berpikir jika dia tidak mirip sama sekali dengan ayahnya sekarang ini. Akhirnya ibunya berkata jika ayah Lasi adalah orang Jepang asli. Lasi terkejut namun ia memilih untuk tidak memberi tahu Darsa. Hari terus berlalu dan Lasi heran karena pada saat itu sumainya belum pulang dan tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Lasi. Ternyata orang itu adalah teman Darsa saat sedang mengambil nira dan dilihatnya Darsa sedang tak sadarkan diri. Darsa jatuh dari pohon karena dia memikirkan tentang mempunyai anak yang dia tungu-tunggu. Akhirnya Darsa dibawa ke Puskesmas dan karena uangnya tidak cukup Lasi memilih untuk meminjam uang dari seorang juragan nira yaitu Pak Tir. Ternyata Puskesmas ini tidak bisa memberi pengobatan lebih lanjut dan Darsa dianjurkan untuk ke Rumah Sakit yang berada di kota untuk mengobati syarafnya yang rusak akibat jatuh dari pohon. Darsa diberi pengobatan namun air seni yang keluar dari alat vitalnya tidak berhenti mengalir keluar dan karena melihat itu Lasi memilih untuk membawanya ke dukun pijat setempat yang bernama Bunek. Setelah
  • 5. P a g e 5 | 18 dibawa kepada Bunek, Darsa bisa dibilang hampir sembuh total tetapi Bunek dengan akal bulusnya menyuruh anaknya yang terkena sebel yaitu Sipah untuk menguji kejantanan Darsa. Karena melakukan itu Darsa menghamili Sipah dan Lasi menjadi sedih. Lasi memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan menaiki truk yang disupiri oleh Pardi. Pardi suka mengantar nira ke Jakarta dan oleh karena itu Lasi memutuskan untuk ikut. Lasi singgah di warung Bu Koneng dan lama kelamaan Lasi betah tinggal disitu sekaligus membantu Bu Koneng dengan warungnya itu. Lasi menolak ajakan Pardi untuk pulang dan paada suatu hari teman Bu Koneng yaitu Bu Lanting melihat kecantikan Lasi dan mengajaknya untuk berkeliling kota Jakarta sekaligus untuk dipercantik mukanya. Karena Lasi sudah dipercantik dan suka difoto oleh Bu Lanting, seorang pengusaha kaya dan teman Bu Lanting itu yaitu Pak Handarbeni menyukai Lasi. Bu Lanting diberitahu dan langsung menyuruh Lasi untuk mendekati Pak Handarbeni. Lama kelamaan Pak Handarbeni ingin menkahi Lasi dan karena Bu Lanting ingin menjadi kaya juga, Bu lanting akhirnya menasihati sekaligus sedikit memaksa Lasi untuk menikahi pengusaha kaya itu. Menjadi istri Pak Handarbeni itu sangat mengenakan karena Lasi sekarang menjadi orang yang kaya. Namun karena Pak Handarbeni sudah tua, dia tidak bisa berhubungan dengan Lasi lagi dan oleh sebab itu Lasi menjadi kecewa. Tanpa terpikir tentang kampung halamannya, ternyata teman kecilnya yaitu Kanjat, anak dari Pak Tir, menemuinya dan saling berhadapan. Keduanya melihat dengan penuh perassan karena mereka semua telah berubah dan saling menyimpan perasaan. Lasi diajak pulang ke Karangsoga namun dia tetap menolak. Lama kelamaan karena Lasi selalu terpikiran oleh desa halamannya, Lasi memutuskan untuk pergi ke Karangsoga. Lasi diantar dengan mobil mewah dan membuat orang-orang yang dulu mencibirnya menjadi berubah. Lasi pada akhirnya tinggal cukup lama dan dia sudah banyak membantu orang-orang sekitarnya termasuk orang tuanya. Lasi juga sebenarnya ingin membantu Kanjat namun karena dia mempunyai hal yang dipendam, dia akhirnya menceritakan hal itu kepada Kanjat. Lasi bercerita bahwa dia ingin bercerai kepada suaminya sekarang ini yaitu Pak Handarbeni karena dia dipermainkan lagi. Lalu Lasi menanyakan jika Kanjat ingin menikahinya setelah ia cerai nanti. Kanjat bingung dan tidak tahu menjawab apa kepada Lasi. Suatu saat, desa itu dihebohkan karena akan ada pohon kelapa yang akan ditebang untuk keperluan listrik di Karangsoga. Ternyata, hampir semua pohon kelapa yang ditebang adalah milik Darsa. Saat melihat itu Darsa hanya bisa meratapi nasibnya dan menangis saat phonnya ditebang satu per satu. Pohon yang sudah menjadi mata pencahariaan Darsa selama ini hilang. Lasi dan Kanjat datang menemui Darsa untuk menengangkanya. Akhirnya Lasi dan Kanjat pamit dan pulang. Pada saat perjalanan pulang, Lasi memberi tahu kepada Kanjat jika ia ingin pergi ke Jakarta lagi dan menanyakan jika fotonya masih disimpan atau tidak. Ternyata foto itu masih disimpan oleh Kanjat. Sebenarnya Kanjat juga mempunyai perasaan mendalam kepada Lasi namun dia melihat bahwa Lasi masih mempunyai suami. Kanjat juga melihat ada Darsa,Sipah, dan anaknya yang masih kesusahan. Ini memnunjukan bahwa Kanjat masih memiliki hutang kepada mereka sebagai atasan mereka dan dia merasa tidak pantas untuk menikahi Lasi. Novel ini banyak menggunakan majas personifikasi di dalamnya. Seperti daun pohon kelapa yang melambai dan terlihat seperti rambut Lasi yang sedang basah. Selain itu, novel ini sangat menceritakan kehidupan atau realita hidup yang sebenarnya. Hidup itu tidak mudah dan
  • 6. P a g e 6 | 18 banyak rintangan yang harus dilewati seperti yang dialami Lasi dan bagaimana dia mendapat perkataan sebagai bekisar merah. Bekisar sebenarnya adalah ayam hias yang bisa diartikan sebagai kecantikan Lasi dan kata merah diambil dari warna yang dimiliki ayam itu yang sebenarnya memiliki hubungan dengan bendera Jepang karena bendera Jepang memiliki dua warna yaitu sama dengan Lasi yang sebenarnya adalah 'blasteran' Jepang. Dia melewati berbagai cobaan seperti suami pertamanya yang menghamili orang lain dan suami kedua yang impoten sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan. Selain itu kita diajarkan untuk bisa setia dan tidak memandang penampilan, harta, atau kekayaan. Karena jika melihat dari sudut pandang itu, kita bisa terjerumus seperti yang dialami Lasi. Kekurangan pada novel ini yang bisa saya lihat adalah banyaknya isitilah Jawa yang ada sehingga menyusahkan pembaca jika yang tidak bisa mengerti bahasa tersebut. Walaupun begitu novel ini mempunyai alur cerita yang sangat bagus. Itu bisa terlihat dari cara pengarang menceritakan kehidupan Lasi dari awal sampai akhir. Selain itu, pesan moral dan sindiran tentang kota besar seperti Jakarta juga terdapat di dalam cerita ini. Bram Resensi Buku Bekisar Merah “Bekisar Merah” adalah salah satu dari banyak buku karya Ahmad Tohari yang sangat bermakna, dan memiliki banyak pesan yang terlihat cukup jelas. Dari awal, penulis (Ahmad Tohari) langsung mendeskripsikan kondisi lingkungan di kampung Karangsoga. Ini benar-benar terlihat dari “pancaroba” dimana situasi sedang kemarau, namun cuaca dapat berubah dalam sekedip mata. Lebih dari itu, penulis memberikan info, bahwa Karangsoga penuh kelapa, dan itu merupakan salah satu mata pencaharian terbesar dari penduduk kampung Karangsoga,, dan akan menjadi hal yang cukup dibahas oleh penulis. Penulis memberi gambaran pula, atas Darsa, seorang pemuda yang berkerja sebagai penyadap nira. Darsa sudah hidup dengan kelapa seumur hidupnya, dan kini ia memiliki seorang istri yang menjadi inti cerita karya Tohari ini, yaitu Lasi. Lasi merupakan seorang perempuan keturunan Jepang, namun ayahnya yang memberikan sifat fisik kepada Lasi telah lama meninggalkannya. Kecantikan dan kekhasan Lasi, berperan penting dalam cerita. Namun, ketika di kampung, Lasi hanya di ejek oleh orang kampungnya, karena ia sangat berbeda. Konflik muncul pertama ketika Darsa, suatu ketika jatuh dari pohon kelapa, dan terluka sangat parah. Ini menyebabkan Lasi harus membawanya ke rumah sakit, terutama setelah disuruh Eyang Mus, seorang petua di Karangsoga. Namun, Darsa tidak dapat disembuhkan total, dan harus dibawa ke rumah sakit pusat yang memiliki fasilitas mencukupi. Ia pun dibawa oleh, Bunek, namun Bunek punya rencana lain terhadap Darsa. Sipah, putri dari bunek, sampai sekarang masih belum memiliki seorang suami. Dan melihat Darsa sebagai seorang lelaki mencukupi dan cukup tampan, Bunek membujuk Sipah untuk menghampirinya ketika Darsa tidak bisa bergerak dengan baik. Tidak dapat menahan
  • 7. P a g e 7 | 18 nafsu nya sebagai lelaki, Darsa pun berhubungan dengan Sipah, dan berita langsung keluar atas selingkuhnya Darsa. Ini menjadikan Lasi sedih, dan LAsi memutuskan untuk meninggalkan Karangsoga, pergi ke Jakarta untuk memulai tahap baru dalam hidupnya. Kanjat, seorang teman masa kecil Lasi, membujuk Lasi untuk tidak pergi, namun Lasi sudah sangat sedih, dan tetap pergi menumpang ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, ia berdiam bersama Bu Koneng, yang dari permukaan tampaknya sebagai seorang ibu-ibu pemilik restoran biasa, namun aslinya dia menjual “barang” kepada masyarakat kelas elit. Barang ini, adalah perempuan-perempuan cantik yang biasanya banyak diincar oleh orang-orang berstatus tersebut. Setelah beberapa lama, Handarbeni, seorang kaya yang tinggal di Slipi, memutuskan untuk membeli, dan menjadikan Lasi sebagai Istrinya. Awalnya, Lasi menolak, namun sebagai balas dendam terhadap Darsa, yang telah menyelingkuhi dirinya, Lasi pun memutuskan untuk menikah dengannya. Awalnya, Handarbeni puas dengan Lasi, namun Lasi tidak merasa nyaman, terutama karena suami barunya itu sudah impoten. Ketidakpuasan dan penyesalan Lasi tidak berhenti disana, sayangnya. Setelah suami barunya itu tidak suka lagi dengannya, Lasi dibolehkan olehnya untuk berhubungan dengan laki-laki lainnya, dan ini membuat Lasi kesal. Lasi pun memutuskan untuk mengunjungi kembali Karangsoga. Sesampainya di Karangsoga, Lasi yang dulu diejek, sekarang dihormati oleh warga Karangsoga. Lasi menampilkan hidup yang berkecukupannya, dengan membantu orang-orang yang terdekat denganya. Seperti merenovasi rumah orangtuanya, mbok Wijarya, maupun membantu Eyang Mus dalam membetulkan surau, ditambah bahwa Eyang Mus sudah sendirian, karena Mbok Mus sudah meninggal. Lasi pun bertemu kembali dengan Kanjat. Kanjat kini sudah menjadi orang berkecukupan, dan lebih mapan dari warga Karangsoga. Dengan pendidikannya sebagai seorang sarjana, Kanjat berusaha membantu para penyadap, terutama karena mereka terlalu tergantung dengan mata pencaharian sebagai seorang penyadap, dan mereka memiliki penghasilan yang tidak tetap, karena harus bergantung kepada nira. Ditambah pula dengan akan ditambahkannya listrik kepada kampung Karangsoga, ini membuat Darsa, ketika diberitahu bahwa sepuluh batang kelapanya akan dipotong, menjadi sedih dan pusing. Setidaknya, setelah Darsa sadar bahwa memiliki anak adalah apa yang dia butuhkan, beban yang dialami Darsa setidaknya sudah berkurang. Kanjat juga menjadi cinta kembali dengan Lasi, dan Lasi pula demikian. Lasi memberitahu, bahwa nikahnya sekarang hanyalah nikah yang tidak serius, hubungan yang tidak sakral sama sekali, dan ia ingin menikahkan Kanjat. Menghampiri Darsa, keduanya mencoba untuk membuat situasi lebih baik, namun ini malah memberatkan hati kedua Lasi dan Kanjat, terutama karena Darsa benar-benar tidak ada pilihan, dan terdengar sangat putus asa. Akhir cerita, tampak Kanjat yang kesusahan untuk memilih, apakah menikahi Lasi, atau membantu kaum penyadap, karena ia juga merupakan seorang pegawai negeri. Sayangnya, tidak terlihat jelas, akhir dari cerita ini. Bisa dibilang cukup rancu, namun terlihat jelas, bahwa Kanjat, meskipun masih menyimpan foto Lasi sebagai bukti cintanya, tetap merasa berutang kepada para penyadap. Cerita berakhir disitu, namun pesan yang disampaikan jelas. bahwa jika kita adalah
  • 8. P a g e 8 | 18 seorang yang sukses, selalu, selalu ingat bahwa akan selalu ada orang yang dibawah kita, seperti petani, yang mendukung kita, meskipun tidak terlihat secara kasat mata. Secara keseluruhan, buku ini memegang pesan-pesan yang amat bagus, terutama dengan banyaknya pesan dan makna tersirat. Mulai dari judulnya, yaitu Bekisar Merah, itu sebenarnya mengatakan tentang diri Lasi sendiri. Bekisar berarti ayam, ayam cantic, yang cenderung dipelihara sebagai suatu simbol. Dan itulah hubungan Lasi dan Handarbeni. Lasi hanyalah dianggap sebagai sebuah objek oleh Handarbeni, bukan sebagai istri cantik dengan ciri-ciri yang khas. Selain dari banyaknya pesan, keunggulan lain buku ini, adalah cara penulis Tohari sendiri. Gaya penulisan Tohari cukup mudah dimengerti, dan tidak perlu di baca ulang untuk benar-benar mengerti. Namun, kelemahan yang tampak, adalah kadang Tohari membuat ceritanya tidak memiliki alur yang jelas, terutama dengan membawa Lasi bolak-balik ke masa lalu, yang menurut saya tidak terlalu dibutuhkan. Ditambahkan dengan akhir yang tidak memiliki konklusi atau pilihan yang jelas, ini membuat pembaca buku ini bingung. Buku ini sangat bagus, jika diberikan kepada mahasiswa, atau orang dewasa yang masih muda. Terutama dari bagian Kanjat, dimana ia disekolahkan saja oleh bapaknya, namun setelah menjadi pegawai, ia baru sadar bahwa tanpa adanya kaum kelas bawah, ia tidak akan berada di posisinya sekarang. Banyak pula sindiran tersirat kepada mahasiswa, dan fakta bahwa masih banyak kemiskinan seperti di kampung Karangsoga, membuat pembaca sadar. Ditambah dengan gaya bahasa, yang meskipun mudah dimengerti, pesan yang ingin disampaikan Tohari akan lebih mudah diserap oleh pemikiran seorang dewasa muda. Rafi Berkisar Merah Oleh: Ahmad tohari Pada hujan di sore hari pohon-pohon kelapa yang seperti di seberang lembah yang seperti perawan mandi basah; segar penuh gairah, dan susasan yang sangat tenang dan penuh pesona, embusan angin yang seperti tubuh semampai. Pelapah-pelapah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Angin tertiup lebih kencang pelapah-pelapah itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti gadis-gadis yang sedang menari tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran. Pohon-pohon kelapa yang tubuh di tanah lereng yang rapat dan rimbun. Kemiringan Yang membuat seperti lukisan Alam gaya klasih Bali yang terpapar di dingding. Alam mengsaksikan anak-anak peremupuan yang sudah selesai madni yang tertutup dengan kabut cahaya warna- warni, di langit arah timur yang biru-kelabu dan muncul lengkung pelangi, sangat indah dan sejuk. Tiba-tiba matahari lenyap, dan hujan pun mulai deras lagi, di sertain gema oleh Guntur yang sangat deras, Angin tertiup sangat kencang sehingga pohon-pohon kelapa itu seperti ingin jatuh. Ketika itu Darsa merasa berdenyut karena melihat Guntur yang sangat keras dan melihat pohom- pohon yang tertiup oleh angina yang sangat kencang, Darsa yang sudah turun-naik belasan pohon dalam hujan untuk mengangat pongkor yang sudah penuh nira dan memasang pongkor yang baru. Namun hujan yang kali yang di sertain Guntur sangat keras. Penderes siapa pun tidak
  • 9. P a g e 9 | 18 akan keluar rumah meski mereka sadar akan akibatnya; nira akan masam jika pongkor telat di angkat, dan tidak bias diolah jadi gula merah, kalaupun bias hal-hasil menjadi gula gemblung, yang kalau di pasar harnya sangat rendah, sekali seorang penyadap gagal mengolah nira, maka terputur daur penghasilan yang tak seberapa, pada saat itu yang bisa di makan adalah yang bisa di hutang dari warung. Dari emper rumah Darsa kembali menatap ke timur, Dartsa hanya bisa melihan pohon-pohon kelapa yang hujani serta gunturan yang sangat dasyat. Darsa gelisah, kesejatian seorang penyadap terasa tertantang, pohon-pohon kelapa adalah harapan dan tantangan, adalah teras hidup hidup yang memberi semangat dan gairah hidup, sayangnya Darsa tidak berani mendekati Pohon-pohon karena hujan dan Guntur pun belom meredah. Guntur kembali bergema dan hujan menderas lebih hebat lagi, Hati darsa hanya bertambah kecut. Mungkin sore ini Darsa harus melerakan niranya berubah menjadi cairan asam karena tidak terangkat. Dardsa hampit putus asa. Tetapi pongkor, seruas bambu penadah nira yang bergantung pada Manggar-manggar kelapa, terus memanggil dan mengusik hatinya untuk diangkat, hujan pun mulai redah, harapan kecil pun muncul kembali, namun jika hujan kembali deras dan Guntur yang meladak- ledak harapan itu hilang. Sementara suara beduk dari eyang mus sudah terdengar, sayup menyelinap ke hujam, Asar sudah lewan dan senja hamper tiba. Karena belom ada juga tanda-tanda cuaca akan berubah Darsa pun nekat untuk mengambil akibatnya yang di temani Lasi tema yang sering menemani nya untuk menggambil pongkor, Malang tak dapat ditolak, Darsa jatuh dari pohon. Lasi dan keluarganya bergegas mencari kesembuhan bagi Darsa, mulai dari puskesmas sampai ke dukun, semua diusahakan oleh keluarga miskin tersebut. Dasar Darsa, setelah kesembuhannya, ia malah menghamili wanita lain. Tak tahan dengan rasa malu dan kemarahan yang dihadapinya, Lasi kabur ke Jakarta dengan menumpang truk gula. Dengan kecantikan keturunan Jepang yang ia miliki, Lasi dengan mudah menjadi sumber perhatian lelaki tapi Lasi hanyalah wanita desa yang lugu dan taat adat, ia masih punya malu dan harga diri meski akhinrya mau juga ia diperistri oleh pembesar di ibukota. Handarbeni sangat memanjakan Lasi, diberikannya sebuah rumah mewah, dibiarkannya Lasi berbelanja ini itu dan banyak hal lainnya yang memuaskan Lasi secara materi. Tapi dia merasa ada yang kurang dan hilang dalam hatinya sampai ia bertemu dengan Kanjat, Lelaki masa lalunya. Menurut saya novel ini sangat menunjukan kebranian seorang penyadap untuk mengambil pongkor untuk membut gula merah, tapi karean nekat dan tau resikonya dia pun sangat berani tapi malag kebruntungan tidak ada di dia Berkisar Merah Oleh: Ahmad tohari Pada hujan di sore hari pohon-pohon kelapa yang seperti di seberang lembah yang seperti perawan mandi basah; segar penuh gairah, dan susasan yang sangat tenang dan penuh pesona, embusan angin yang seperti tubuh semampai. Pelapah-pelapah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Angin tertiup lebih kencang pelapah-pelapah
  • 10. P a g e 10 | 18 itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti gadis-gadis yang sedang menari tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran. Pohon-pohon kelapa yang tubuh di tanah lereng yang rapat dan rimbun. Kemiringan Yang membuat seperti lukisan Alam gaya klasih Bali yang terpapar di dingding. Alam mengsaksikan anak-anak peremupuan yang sudah selesai madni yang tertutup dengan kabut cahaya warna- warni, di langit arah timur yang biru-kelabu dan muncul lengkung pelangi, sangat indah dan sejuk. Tiba-tiba matahari lenyap, dan hujan pun mulai deras lagi, di sertain gema oleh Guntur yang sangat deras, Angin tertiup sangat kencang sehingga pohon-pohon kelapa itu seperti ingin jatuh. Ketika itu Darsa merasa berdenyut karena melihat Guntur yang sangat keras dan melihat pohom- pohon yang tertiup oleh angina yang sangat kencang, Darsa yang sudah turun-naik belasan pohon dalam hujan untuk mengangat pongkor yang sudah penuh nira dan memasang pongkor yang baru. Namun hujan yang kali yang di sertain Guntur sangat keras. Penderes siapa pun tidak akan keluar rumah meski mereka sadar akan akibatnya; nira akan masam jika pongkor telat di angkat, dan tidak bias diolah jadi gula merah, kalaupun bias hal-hasil menjadi gula gemblung, yang kalau di pasar harnya sangat rendah, sekali seorang penyadap gagal mengolah nira, maka terputur daur penghasilan yang tak seberapa, pada saat itu yang bisa di makan adalah yang bisa di hutang dari warung. Dari emper rumah Darsa kembali menatap ke timur, Dartsa hanya bisa melihan pohon-pohon kelapa yang hujani serta gunturan yang sangat dasyat. Darsa gelisah, kesejatian seorang penyadap terasa tertantang, pohon-pohon kelapa adalah harapan dan tantangan, adalah teras hidup hidup yang memberi semangat dan gairah hidup, sayangnya Darsa tidak berani mendekati Pohon-pohon karena hujan dan Guntur pun belom meredah. Guntur kembali bergema dan hujan menderas lebih hebat lagi, Hati darsa hanya bertambah kecut. Mungkin sore ini Darsa harus melerakan niranya berubah menjadi cairan asam karena tidak terangkat. Dardsa hampit putus asa. Tetapi pongkor, seruas bambu penadah nira yang bergantung pada Manggar-manggar kelapa, terus memanggil dan mengusik hatinya untuk diangkat, hujan pun mulai redah, harapan kecil pun muncul kembali, namun jika hujan kembali deras dan Guntur yang meladak- ledak harapan itu hilang. Sementara suara beduk dari eyang mus sudah terdengar, sayup menyelinap ke hujam, Asar sudah lewan dan senja hamper tiba. Karena belom ada juga tanda-tanda cuaca akan berubah Darsa pun nekat untuk mengambil akibatnya yang di temani Lasi tema yang sering menemani nya untuk menggambil pongkor, Malang tak dapat ditolak, Darsa jatuh dari pohon. Lasi dan keluarganya bergegas mencari kesembuhan bagi Darsa, mulai dari puskesmas sampai ke dukun, semua diusahakan oleh keluarga miskin tersebut. Dasar Darsa, setelah kesembuhannya, ia malah menghamili wanita lain. Tak tahan dengan rasa malu dan kemarahan yang dihadapinya, Lasi kabur ke Jakarta dengan menumpang truk gula. Dengan kecantikan keturunan Jepang yang ia miliki, Lasi dengan mudah menjadi sumber perhatian lelaki tapi Lasi hanyalah wanita desa yang lugu dan taat adat, ia masih punya malu dan harga diri meski akhinrya mau juga ia diperistri oleh pembesar di ibukota. Handarbeni sangat memanjakan Lasi, diberikannya sebuah rumah mewah, dibiarkannya Lasi berbelanja ini itu dan banyak hal lainnya yang memuaskan Lasi secara materi. Tapi dia merasa ada yang kurang dan hilang dalam hatinya sampai ia bertemu dengan Kanjat, Lelaki masa lalunya.
  • 11. P a g e 11 | 18 Menurut saya novel ini sangat menunjukan kebranian seorang penyadap untuk mengambil pongkor untuk membut gula merah, tapi karean nekat dan tau resikonya dia pun sangat berani tapi malag kebruntungan tidak ada di dia Arva udul: :Berkisar Merah Nama Pengarang: :Ahmad Tohari Penerbit :PT.Gramedia Pusaka Utama Tahun :2005 Jumlah Halaman :200(digital) Resensi: Pada suatu hari, ada sebuah desa bernama Karangsoga. Karangsoga adalah desa yang kebanyakan penduduknya mempunyai mata pencaharian yaitu sebagai penyadap pohon nira atau pohon kelapa. Dalam desa itu hidup lah sepasang suami istri bernama Darsa dan Lasi. Lasi adalah seorang wanita yang sangat cantik di kampung tersebut dan banyak yang berkata kalau Lasi itu adalah anak haram karena ibunya Lasi Mbok Wiyarji sempat diperkosa oleh tentara Jepang dan langsung ditinggal begitu saja. Kecantikan Lasi pun pada saat dewasa membuat banyak lelaki terpana,untuk itulah Darsa merasa dirinya sangat beruntung. Akan tetapi, Hidup Lasi dan Darsa selalu kekurangan dan kalau mendapatkan uang pun hanya apa adanya. Hasil pekerjaan suami Lasi yaitu sebagai penyadap pohon kelapa itu hanya cukup untuk makan sehari-hari. Selama sudah tiga tahun menikah, Darsa dan Lasi masih belum dikaruniai seorang anak. Tetapi, Darsa tetap bahagia karena ia masih tidak menyangka kalau bisa mendapatkan istri secantik Lasi yang sangat berbeda dengan perempuan- perempuan lainnya di desa tersebut. Suatu hari, Lasi merasa cemas karena hari sudah petang tetapi Darsa tak kunjung pulang dari kerjanya dan karena itulah Lasi merasa cemas, Lasi berlalu-lalang di rumahnya selayaknya setrika karena Lasi takut suatu hal terjadi kepada Darsa, karena pekerjaan Darsa adalah pekerjaan yang berbahaya dan bisa mempertaruhkan nyawa juga. Ketika Lasi menantikan kedatangan suaminya. Waktu pun berlalu dan ternyata Lasi melihat suatu bayangan yang samar-samar, betapa senangnya Lasi pada saat melihat bayangan tersebut dan mengira kalau itu adalah Darsa. Tetapi, semua kebahagiaan itu hilang seketika pada saat Lasi tahu bahwa yang datang adalah Darsa yang digendong oleh salah seorang temannya, Lasi pun diceritakan oleh temannya Darsa kalau Darsa jatuh dari pohon kelapa yang sedang disadapnya, memang tidak ada luka parah yang terlihatdi badan Darsa tetapi karena Darsa hanya terbaring lemah dan tak berdaya. Lasi pun seketika bingung karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan karena ia tidak mempunya uang yang cukup untuk pengobatan Darsa. Akhirnya, karena tidak ada pilihan lain Lasi pun memutuskan untuk meminjam uang dari Pak Tir seorang juragan pengumpul nira. Lasi pun langsung membawa Darsa berobat, tetapi pihak puskemas setempat tidak bisa melanjuti pengobatan Darsa dan menyarankan untuk membawanya ke rumah sakit yang lebih besar yang terletak di tengah kota karena ada syaraf yang harus dioperasi di rumah sakit besar dan karena syaraf itulah Darsa tidak berhenti mengeluarkan air seni dan menjadikan Darsa
  • 12. P a g e 12 | 18 lemah syahwat. Lasi pun memutuskan untuk tidak membawa Darsa ke kota karena uang yang dimiliki oleh Lasi tidak mencukupi untuk biaya yang dibutuhkan pada operasi tersebut. Sikap Darsa pun berubah pada saat dia sakit, yaitu seperti dia mulai sering marah- marah. Hal ini membuat Mbok Wiyarji ibu dari Lasi berkeluh kesah pada Eyang Mus orang tua Darsa. Mbok Wiyarji bahkan menginginkan Lasi untuk menikah dengan mantan gurunya. Hal ini pun ditolak mentah-menatah oleh Eyang Mus, dia berkata kalau ini itu cobaan kita harus selalu berikhtiar pada cobaan-cobaan ini. Dan Lasi pun ahirnya menyerahkan Darsa ke Bunek, seorang dukun pijat. Setiap hari Bunek merawat Darsa dengan sabar sampai Darsa benar- benar sembuh. Setelah setengah tahun dirawat oleh Bunek akhirnya Darsa pun mulai membaik dan Bunek meminta anaknya, Sipah untuk membuktikan kejantanan Darsa. Darsa pun melakukan hubungan dengan Sipah, sehingga beberapa hari setelah itu Bunek meminta pertanggungjawaban kepada Darsa karena sudah menghamili anaknya Sipah. Lasi tidak menyangka suaminya telah melakukan hubungan dengan orang lain. Lasi merasa sakit hati dan sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Darsa kepada Sipah. Dan Lasi-pun memutuskan untuk keluar dari Karangsoga tanpa pengetahuan siapapun. Ditengah jalan Lasi menghentikan sebuah truk menuju Jakarta. Sopir truk milik Pak Tir itu yang bernama Pardi ternyata lagi perjalanan menuju Jakarta untuk mengantar nira. Sepanjang perjalanan Lasi pun terdiam saja dan sampailah mereka di Jakarta. Pardi pun mampir ke warung yang terletak di kota itu dan menitipkan Lasi di tempat tersebut. Pemilik warung tersebut bernama Bu Koneng. Warung Bu Koneng adalah salah satu warung remang- remang yang biasa di singgahi oleh Pardi. Akhirnya pun Pardi menjelaskan segalanya ke Bu Koneng, seperti mengapa Lasi ikut, dan Pardi pun juga berkata bahwa Lasi adalah perempuan yang baik-baik yang tidak pantas dipekerjakan seperti perempuan-perempuan lainnya yang ada di warung tersebut, Lasi dan Bu Koneng pun menjadi akrab dan akhirnya Bu Koneng pun membujuk Lasi agar mau tinggal di rumahnya lebih lama lagi. Dan akhiranya Lasi pun meminta Pardi untuk meninggalkan Lasi di rumah Bu Koneng. Keseharian Lasi pun pada saat bersama Bu Koneng berbeda, dia jadi membantu Bu Koneng mngerjakan pekerjaan dapurnya. Lasi sering melihat bagaimana banyak laki-laki berhidung belang yang datang ke warung Bu Koneng. Dan akhirnya Pardi pun datang ke Jakarta lagi dan membujuk Lasi untuk pulang ke Karangsoga. Tetapi, Lasi selalu menolak ajakan dari Pardi. Dan Lasi berusaha meyakinkan Pardi bahwa dirinya memilih tinggal di Jakarta dan tidak kembali ke Karangsoga. Di Jakarta Lasi tinggal bersama Bu Koneng dan membantu pekerjaan Bu Koneng. Pada suatu hari, teman Bu Koneng pun datang yaitu Bu Lanting bersama kekasihnya yang lebih muda darinya. Bu Lanting langsung tertarik kepada Lasi untuk mengajaknya tinggal di rumahnya. Bu Lanting pun meminta kepada Bu Koneng agar Lasi tinggal bersamanya dan Lasi menerimanya. Ketika tinggal bersama Bu Lanting, Lasi diajak berkeliling kota Jakarta, berbelanja, menggunakan perhiasan dan memakai pakaian-pakaian yang serba modern.Dan Lasi diajak oleh Bu Lanting ke salon, Lasi pun didandani dan dipotong rambutnya, sehingga dia nampak seperti perempuan Jepang pada umumnya dan Lasi menjadi wanita Jepang selama tinggal bersama Bu Lanting. Kemudian, Bu Lanting mengajak Lasi ke studio foto dan memotret Lasi menggunakan pakaian kimono merah layaknya Lasi seorang model profesional. Bu Lanting pun memperkenalkan Lasi ke pengusaha kaya raya yang berumur 50 tahunan bernama Handharbenni. Bu Lanting pun membujuk Lasi untuk menerima lamaran Handharbenni karena kalau Lasi menerimanya Bu Lanting tau kalau dia akan mendapatkan banyak uang dari Handharbenni karena Bu Lanting mampu mengasih Handharbenni berkisar merah, berkisar yang berarti Lasi adalah perempuan campuran Indonesia dan Jepang dan merah karena Lasi terlihat sangat cantik di fotonya ketika menggunakan kimono merah. Sebenarnya ada hal yang
  • 13. P a g e 13 | 18 mengagetkan Lasi karena Kanjat teman kecil Lasi anak pak Tir datang ke kota untuk meminta Lasi pulang ke Karangsoga, tetap Lasi menolaknya. Sebenarnya Kanjat memiliki rasa ke Lasi karena kecantikannya dan begitu pula Lasi, tetapi mereka tidak mau mengucapkannya ke satu sama lain dan akhirnya mereka hanya mampu bertukaran foto. Setelah Lasi menjadi Nyonya Handharbenni, hidupnya tidak pernah kekurangan semua kebutuhannya selalu tercukupi. Tetapi, Lasi merasa kecewa karena impoten yang diderita oleh Handharbenni. Dan yang membuat Lasi marah adalah perkataan Handharbenni yang memintanya untuk mencari kepuasan dengan lelaki lain. Hal itu membuat hati Lasi sakit dan minta pulang ke Karangsoga untuk sementara waktu. Di Karangsoga Lasi pulang dengan diantar mobil mewah lengkap dengan sopirnya. Semua warga Karangsoga yang melihat kagum dan terperangah. Lasi pun dikampung mulai membangun rumah kedua orang tuanya. Suaminya juga ikut datang ke Karangsoga untuk membuat kampung tersebut mejadi lebih bagus dan mereka akan membangun tiang listrik dan pada proyek pembangunan tersebut pohon kelapa Darsa akan ditenbang 8 dari 10 dan akhirnya Lasi pun meberi uang yang cukup untuk membiayai keluarga Darsa selama setahun karena penebangan tersebut tidak akan membayar ganti rugi. Di tengah perjalan pulang Lasi berpamitan bahwa keesokan harinya ia akan kembali ke Jakarta. Lasi juga menanyakan fotonya apakah masih disimpan oleh Kanjat, ternyata Kanjat masih menyimpannya dan Lasi juga masih menyimpan foto Kanjat. Perjalanan itupun hening seketika. Kanjat melihat pada kedalaman mata Lasi bahwa masih tersimpan pesona, tetapi Kanjat melihat kenyataan lain bahwa Lasi masih mempunyai suami, dalam mata lasi pula terlihat Darsa, Sipah,dan anaknya. Itulah yang seolah-olah menyindir Kanjat akan kegagalannya meringankan beban hidup para penyadap kelapa. Bagi kanjat, Lasi adalah harapan dan cita-cita yang tetap hidup dalam jiwanya. Dan Darsa adalah dunia para penyadap yang terus memanggil keterpihakan kanjat. Sudah menjadi kesadaran yang mendalam di hati Kanjat bahwa para penyadap menyimpan hutang yang sangat besar kepada orang-orang dari lapisan yang lebih makmur, termasuk Kanjat sendiri. Kesimpulan: Menurut saya novel ini menceritakan dengan alur yang jelas dan menggabarkan perbedaan situasi dalam kehidupan di pedesaan dan perkotaan. Pada awal membacanya mungkin sedikit membingungkan cuman kalau dibaca berulang kali cerita tersebut akan mudah untuk dipahami. Alurnya juga sangat jelas dan mudah untuk diphama. Tetapi akhir dari cerita ini masih mengambang sehingga ini membuat saya sedikit kecewa dan penasaran akan kelanjutan kisahnya. Fuad Inten Cahya Ningtyas Ms. Darma Resensi novel: Bekisar Merah 8 Juni 2016
  • 14. P a g e 14 | 18 Novel Bekisar Merah, menceritakan tentang kehidupan di desa Karangsoga yang , dengan sudut perspektif ketiga,Lasi merupakan tokoh cantik anak mbok Wisyaji. Lasi adalah seorang keturunan jepang karena ibunya orang desa Karangsoa, yang menikah dengan tentara jepang. Sejak kecil, karena ia berbeda dengan perempuan lain di desa itu dia suka di ejek oleh teman- teman nya tapi dia selalu ditolong oleh Kanjat teman nya sejak kecil. Bertahun-tahun telah berlalu, Mbok Wisyaji memutuskan untuk menjodohkan Lasi dan Lasi merasa tertarik dengan Darsa dengan seorang pemuda dari Karangsoga yang bekerja sebagai penyadap Nira di desa tersebut. Desa Karangsoa sendiri adalah desa yang terletak disekitar kaki gunung vulkanik, dan mayoritas perkejaan disana adalah penyadap Nira yang menjadikan nira sebagai gula merah. Akhirnya menikah sudah Lasi dan Darsa, mereka tinggal di rumah bambu yang kecil dan terasa dingin. Walaupun Darsa hanya seorang penyedap nira, tapi Lasi sangat menyanyangi nya dan menerimanya apa adanya. Bertahun-tahun mereka sudah menikah, tapi mereka belum dikaruniai seorang keturunan. Di suatu pagi, Darsa yang seorang peyedap Nira melakukan aktivitas sehari-hari nya yaitu menyadap nira kelapa. Saat dia berada di pohon yang tinggi, pikiran Darsa melayang memikirkan betapa beruntungnya dia memiliki Lasi sebagai istrinya, bagaimana tidak Lasi sangat mirip dengan orang Jepang, tapi di suatu sisi Darsa merasa bingung karena ia belum dikasih keturunan setelah menikah 3 tahun. Pikiran nya yang melayang dan tak fokus itu menyebabkan dia hilang keseimbangan dan jatuh dari pohon. Tak kunjung pulang Darsa, membuat Lasi cemas tapi tiba- tiba ada seorang pemuda bernama Mukri yang membawa Darsa kerumah dan menolong nya. Melihat hal tersebut, Lasi hanya bisa menangis, dia tidak bisa membawa darsa untuk berobat ke rumah sakit karena dia tidak punya ongkos untuk berobat. Akhirnya dengan bantuan Eyang Mus Darsa dibawa kerumah sakit, setibanya di rumah sakit, dokter tidak bisa menyebuhkan penyakit darsa yaitu gangguan di alat Vital, dan ia menyarankan untuk kerumah sakit yang lebih besar. Lasi sudah tidak ada biaya apapun untuk mengobati Darsa. Ia memutuskan untuk merawat Darsa dirumah saja, dan akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil Dukun yang terkenal bisa menyebuhkan berbagai penyakit, Dukun itu bernama Bunek. Bunek merawat Darsa dengan sabar, dan semakin hari keadaan Darsa sudah membaik semua berkat bantuan Bunek, dan ternyata Bunek mempunyai rencana dibalik hal yang telah dia lakukan, setelah Darsa sembuh dia ingin membuktikan kesembuhan kejantan nya dengan melakukan hal tersebut kepada anak nya Sipah, yang memiliki kekurangan yaitu kaki pincang Darsa menolak pemohonan Bunek karena dia sangat mencintai Lasi dan tidak mau menyakiti hatinya. Tetapi setelah di bujuk dan akhirnya dia mau melakukan hal itu sebagai imbalan atas kesembuhan nya. Walaupun Darsa tidak mau menyakiti Lasi, tapi dia tetep mempunyai hawa napsu laki-laki normal. Sepulang nya Lasi menjual gula merah kepada Pak Tri dan mendapat hasil yang kurang memuaskan , dia mendapat kabar yang sepertinya sudah tersebar di sekeliling desa. Mbok Wiryaji menyampiri nya dengan wajah marah karena Sipah meminta pertanggung jawaban Darsa dan agar mau menikah dengan nya. Walaupun Mbok Wirjayi sendiri menyuruh dia menceraikan, dengan bantuan Eyang mus. Singkat cerita, Lasi merasa hidup nya ancur, dan dia mengetahui bahwa dia bukan anak biologis dari Wiryaji, pantas sejak kecil dia sudah diejek walaupun ada Kanjat yang selalu baik.
  • 15. P a g e 15 | 18 Dengan segala cobaan ini, dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta secara diam-diam denganmemasuki truk Pardi yang memangkut gula dari Desa Karangsogo. Truk tersebut sempat berenti di berbagai tempat seperti Tegal, Indaramayu, dan lain-lain. Tetapi Pardi tidak mau membangunkan Lasi yang tidur lelap. Akhirnya menjelang fajar truk tersebut sampai dipinggiran kota Jakarta, terkaget dirinya melihat suasana dan orang-oran yang sngat berbeda dari kampung nya di desa Karangsogo. Ucapan dari mereka terdengan asing dan ketus di telinga Lasi. Dititipkan lah Lasi di warung bu Koneng karena Pardi dan Sapon harus menaruh stok ke gudang. Lasi merasakan dunia yang berbeda, apalagi saat Bu Koneng menanyakan tentang dirinya. Tanpa uang sepeser pun dia merantau, tetapi Pardi memberinya sedikit nafkah untuk pertahan hidup. Setelah berapa hari datang seorang wanita bernama Bu Lanting datang, terlihat aneh atas sikap bu Koneng teringat pesan Mbok Wirjayi bahwa tidak ada pemberian tanpa imbalan. Tak disangka- sangka ternyata Bu Koneng menjual Lasi kepada seorang pengusaha bernama Handarbeni. Mau tak mau dia dipaksakan oleh Bu Koneng atas kelebihan yang akan dia dapat dari seorang yang kaya raya. Tetapi ternyata Handarbeni adalah seorang impoten, walaupun pernikahan ini seperti main-main Lasi tetep menerima nya apa adanya. Hidup dengan kemewahan, perhisaan, dan rumah yang megah membuat Lasi lama-lama terbiasa. Tetapi lama-lama sikap Handarbeni sangat kasar dia menyuruh Lasi untuk bersetubuh dengan lelaki lain tetapi dia tidak boleh cerai dengan Handarbeni, hal itu membuat Lasi rindu kepada kampung halamannya. Dia memutuskan untuk balik lagi ke Karangsoga karena dia merasa sangat sedih dia bertemu dengan Kanjat dan dia menceritakan sikap kasar suami nya. Ternyata Kanjat sendiri menyimpan perassan kepada Lasi, tetapi dia tidak bisa apa-apa karena Lasi sendiri mempunyai suami. Kanjat yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh sarjana pun tetap merasa canggung terhadap Lasi. Singkat cerita Lasi dan Kanjat yang merupakan teman kecil semakin dekat dan tentunya mereka memeliki perasaan satu sama lain. Tetapi tidak hanya itu Lasi bertemu dengan anak Darsa dan Sipah yang membuat hati nya sakit. Semakin hari membuat Kanjat ingin menyatakan perasaan yang tidak pernah dia katakan. Ia yakin Lasi akan menjadi Ibu rumah tangga yang baik, dan dia susah sekali untuk jujur bahwa Lasi merupakan cita-cita dan harapan nya yang terus hidup di jiwanya. Kekurangan dan Kelebihan dari novel ini adalah: Kelebihan: Saya merasakan masuk kedalam pemerintah dahulu, dan ini memilii amanat yang baik bagi remaja di Indonesia. Dengan membawa sebuah kultur, cerita desa dan pandangan orang tentang ibu kota sendiri. Bahasa yang mudah di mengerti, dan judul yang menarik Kekurangan nya: Bahasa terlalu panjang dan beberap kata sulit dimengerti di awal-awal novel, seperti bahasa-bahasa jawa Tanggapan: Semoga Novel ini bisa menjadi amanat, dan pelajaran bagi yang membaacanya, dengan kandungan-kandungan yang baik menjadi pelajaran. Inten
  • 16. P a g e 16 | 18 BAHASA INDONESIA IBU DARMA RESENSI NOVEL “BERKISAR MERAH” ___ Oleh: Kiara Putrilia Abstraksi Karya Ahmad Tohari, “Berkisar Merah” menceritakan tentang seorang perempuan cantik yang bernama Lasiyah. Perempuan tersebut memiliki fisik yang bisa memukau siapa saja, karena dia adalah keturunan anak campuran diantara pria yang bekas tentara Jepang dan ibunya yang orang Jawa. Lasi berasal dari desa Karangsoga, yang dimana masyarakat setempat miskin. Karena desa mereka terletak di pegunungan volkanik, mereka hanya bisa memanjat pohon kelapa untuk bisa membikin gula. Itulah adalah satu-satunya sumber uang dan hasil struktur ekonomi yang dilanjutkan dari generasi ke generasi. Beranjak dewasa, dia selalu diejek oleh orang lain di masyarakat. Dia dicap sebagai anak haram, karena ibunya telah diperkosa (tiga tahun sebelum Lasi lahir). Karena itu, dia memiliki masa kecil yang buruk yang dimana dia tidak pernah bersenang-senang dengan anak-anak lain. Mereka bahkan memberinya julukan, "Lasipang"(Lasi-Jepang) untuk mengejeknya. Tak lama kemudian, dia dijodohkan untuk menikah dengan keponakan ayah tirinya, bernama Darsa. Suatu hari, Darsa jatuh dari pohon kelapa yang dimana, Lasi tetap tabah, sabar dan pasrah menjalani gurutan nasib. Karena Lasi tidak dapat hamil, Darsa pun mengkhianati dia dengan cara selingkuhan dengan gadis muda Sipah, anak Bunek. Karena itu, ia lari pergi ke kota Jakarta dengan numpang di salah satu truk-truk. Dari situlah, dia diperkenalkan ke dalam kehidupan mewah. Supir truk mengantarkan dia ke warung yang dimiliki Bu Koneng. Warung tersebut adalah tempat untuk mencarikan “cinta” dari perempuan-perempuan dengan hanya menukarkan uang. Namun, pemilik warung tersebut, menjualkan dia kepada Ibu Lanting, karena mereka berdua percaya bahwa dia adalah “barang dagangan baru”. Ibu Lanting, adalah mucikari tingkat tinggi yang memasok permepuan-perempuan untuk melayani para pejabat pemerintah. Dalam latar waktu tersebut, campuran Jepang adalah hal yang orang-orang kaya mencari. Dari situlah dia di menjadi seekor berkisar pengisi sangkar emas bagi Handarbeni (purnawiran kaya). Setelah dia jual kepada pria-pria lain, dia menyadari bahwa ini semua hanya sebuah permainan kotor ibukota. Dia menjadi gelisah, semua kemewahan yang dia tidak pernah rasa tidak memberikan dia ketenangan nyata yang dia harapkan. Dia terjebak pada jaring-jaring nasib yang membuatnya terombang-ambing dari satu derita ke derita yang lain.
  • 17. P a g e 17 | 18 Namun, ia menemukan kesempatan untuk mendapatkan hidupnya kembali ketika dia bertemu dengan tokoh-tokoh lama hidupnya. Yang dimana membuat dia semakin bingung karena dia berdiri diantara dua nilai kehidupan yang dipisahkan oleh jurang yang teramat dalam. Orientasi Buku tersebut terlatar di tahun 1980-an di sebuah desa bernama Karangsoga, di Jawa Tengah. Penulis buku mampu menangkap detil dengan citra penglihatan. Sebagai pembaca, kita seolah dibawa ke dalam keadaan suasana alam pedesaan hingga dapat merasakan angin sejuk pagi hari yang semilir dan kelentang-kelentung bunyi pongkor. Namun, dia juga bisa menggambarkan suka-duka kehidupan para penyadap nira pohon kelapa. Komplikasi Karena gambaran masyarakat sangat kecil, omongan-omongan dan bisikan rumor beredar kisah gadis yang “haram”. Dia tidak pernah mempunyai teman-teman yang setia, kecuali satu orang, Kunjat. Ketika Lasi sudah dijodohkan dengan Darsa, diapun tetap mengkhianati dia. Dalam kesedihannya, dia lari ke ibukota Jakarta. Karena dia mempunyai nilai fisik di atas rata- rata istri-istri para penyadap lain, dia dinikahi kepada pria-pria yang sudah tua dan kaya, Handarbeni, Pak Han, dan Bambung. Meskipun dia bergelimang di harta-harta, hidupnya pun tetap tidak bahagia. Dia hanya di pajangkan sebagai berkisar, sebagai hiasan dalam kandang indah oleh orang kaya. Lasi pun dihadapi dengan norma-norma kehidupan besar yang sangat asing. Dia hidup di tengah kemewahan yang tidak dipahaminya, terserat kehidupan sang berlantik kekuasaan dalam berurusan dengan penguasa-penguasa negeri. Evaluasi Sang pengarang menjadi dalang yang berdiri di luar tanpa terlihat langsung sebagai salah satu tokoh. Ia mewakili konflik melalui suara orang ketiga. Penyajian kisah ironik yang membahas lebih dalam dari pada hanya kehidupan personal masing-masing karakter, tapi juga merambah wilayah kehidupan khalayak. Setiap tokoh seolah mewakili dunia masing-masing dan perannya masing-masing, yang kemudian diperluas dalam kehidupan bersama. Salah satu contoh konflik pertama di buku menggambarkan bagaimana masyarakat harus bertaruh nyawa ketika sedang memanjat pohon kelapa. Tapi lebih dari itu, Ahmad Tohari mampu menggambarkan bagaimana mereka terjebak pada jaring-jaring siluman struktural kasat mata pada tatanan kehidupan masyarakat, dengan cara mempermainkan nasib lapisan masyarakat yang termarginalkan. Resolusi Penyelasiannya novel Berkisar Merah adalah penggunaan plot terbuka, yang dimana penyelasaiaan cerita tidak begitu jelas. Ini memungkinkan pada pembaca untuk mengira- ngiranya. Dia menginginkan bantuan Kajat, akan tetapi dia subuk dengan kegiatan
  • 18. P a g e 18 | 18 kemasyarakatan karena sudah menjadi dosen, dalam upaya untuk memperbaiki kehidupan para petani gula kelapa. Akhirnya, Lasi harus bisa memutuskan sendiri kalau dia ingin tetap menjadi berkisar dalam kurungan kehidupan di kota ramai yang makmur akan tetapi ganjil dalam pandangannya, atau untuk terbang bebas untuk membangun kembali dunianya sendiri yang sudah lama lantak. Koda Walaupun Lasi sudah bisa kembali ke kampungnya, Karangsoga, dia kemudian dinikahi oleh Kanjat, tokoh yang memang cintanya sejak kecil dulu. Namun, dia akirhnya ditangkap oleh anak buah Bambung. Ketika dia dikurung, dia ternyata sedang hamil anak Kanjat. Kehamilan itu membawa keberuntungan untuk Lasi, karena Bambung tidak mau menyentuh wanita yang sedang hamil. Tak lama kemudian, dia terjebak dalam permainan kalangan atas. Karena dia tidak mengerti apa-apa soal politik, karena dia hanya lulusan SD, dia jadi ikut terseret permainan politik Bambung. Kesimpulan Membaca novel ini merasa seperti diajak untuk menjelajahi kehidupan masyarakat-masyarakt yang hanya bisa penyadap nira untuk menghasilkan uang. Ada kedekatan emosional karena saya merasa kesedihan, pengkhianatan dan tak ada habisnya rasa keupasan atas nasib hidupnya.