SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Makalah Aljabar
Pecahan
Disusun oleh
Dosen Pengasuh
Dra.Nyimas Aisyah,M.Pd
Dra.Cecil Hiltrimartin,M.Si
Universitas Sriwijaya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi Pendidikan Matematika
2015
Krista Lestari T (06081281419034)
Fitri Indahsari (06081281419035)
Sesi Winarni (06081281419036)
A. Pendahuluan
Pecahan digambarkan dengan bentuk
𝐴
𝐡
, sedang A dan B adalah bentuk
aljabar (pada umumnya suatu sukubanyak). Selamanya dianggap bahwa
kepada kebesaran-kebesaran yang terdapat di dalam B tidak pernah diberikan
harga yang menjadikan B sama dengan nol.
I. Pengertian Pecahan Aljabar
Pecahan aljabar adalah bentuk bentuk aljabar yang mana dapat
dinyatakan dengan
𝐴
𝐡
, dengan A dan B merupakan suatu suku banyak, dan
nilai-nilai variabel dalam B tidak boleh menjadikan 𝐡 = 0.
II. Pecahan Murni, Senama , Semu.
οƒΌ Pecahan murni adalah pecahan yang pangkat pembilangnya lebih
rendah dari pada pangkat penyebut. Pecahan murni disebut juga
pecahan sebenarnya atau pecahan sejati.
Contoh :
2π‘₯βˆ’1
3π‘₯2 +4
;
3π‘Ž4
+𝑏
π‘Ž7 (dalam π‘Ž)
οƒΌ Pecahan senama adalah pecahan-pecahan yang memiliki penyebut
yang sama.
Contoh :
π‘₯2
βˆ’9
π‘₯2βˆ’3π‘₯βˆ’28
dengan
7π‘₯βˆ’3
(π‘₯βˆ’7)(π‘₯+4)
οƒΌ Pecahan semu adalah pecahan dengan pangkat pembilangnya
adalah lebih besar atau sama dengan pangkat penyebutnya.
pecahan semu dapat diubah menjadi pecahan campuran, yaitu suatu
bentuk aljabar yang menyatakan hasiljumlah suatu suku banyak
dan pecahan murni.
Contoh Pecahan semu
Ubahlah pecahan semu berikut menjadi pecahan tercampur :
3π‘₯2
+ 5π‘₯ βˆ’ 7
π‘₯ βˆ’ 7
Penyelesaian :
3π‘₯2
+ 5π‘₯ βˆ’ 7
π‘₯ βˆ’ 7
=
(3π‘₯ + 26)( π‘₯ βˆ’ 7) βˆ’ 175
π‘₯ βˆ’ 7
= 3π‘₯ + 26 βˆ’
75
π‘₯ βˆ’ 7
Maka sebaliknya, untuk mengubah bentuk pecahan tercampur menjadi pecahan
semu dapat dilakukan dengan cara :
π‘Ž +
𝑏
𝑐
=
π‘Žπ‘
𝑐
+
𝑏
𝑐
=
π‘Žπ‘ + 𝑏
𝑐
Contoh soal :
Ubahlah pecahan campuran berikut menjadi pecahan semu:
π‘Ž + 𝑏 βˆ’
π‘Ž2
βˆ’ 4𝑏2
π‘Ž + 𝑏
Penyelesaian :
π‘Ž + 𝑏 βˆ’
π‘Ž2
βˆ’ 4𝑏2
π‘Ž + 𝑏
=
( π‘Ž + 𝑏)( π‘Ž + 𝑏)
π‘Ž + 𝑏
βˆ’
π‘Ž2
βˆ’ 4𝑏2
π‘Ž + 𝑏
=
(π‘Ž2
+ 2π‘Žπ‘ + 𝑏2
) βˆ’ (π‘Ž2
βˆ’ 4𝑏2
)
π‘Ž + 𝑏
=
5𝑏2
+ 2π‘Žπ‘
π‘Ž + 𝑏
III. Menyederhanakan Pecahan Aljabar
Pecahan dikatakan sederhana jika pembilang dan penyebut pecahan
tersebut tidak lagi memiliki faktor persekutuan , kecuali 1. Dengan kata lain, jika
pembilang dan penyebut suatu pecahan memiliki factor yang sama kecuali 1 maka
pecahan tersebut dapat disederhanakan. Hal ini juga berlaku pada pecahan bentuk
aljabar.
Menyederhanakan pecahan aljabar dapat dilakukan dengan
memfaktorkan pembilang dan penyebutnya terlebih dahulu, kemudian dibagi
dengan factor sekutu dari pembilang dan penyebut tersebut.
Contoh soal menyederhanakan pecahan :
Sederhanakan pecahan berikut :
π‘Ž2
+ 7π‘Ž + 10
π‘Ž2 + 4π‘Ž βˆ’ 5
Penyelesaian :
π‘Ž2
+ 7π‘Ž + 10
π‘Ž2 + 4π‘Ž βˆ’ 5
=
(π‘Ž + 5)(π‘Ž + 2)
(π‘Ž + 5)(π‘Ž βˆ’ 1)
=
(π‘Ž + 2)
(π‘Ž βˆ’ 1)
IV. Operasi Pecahan Aljabar
a. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Aljabar
Penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar sama seperti
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, yaitu β€œ pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan aljabar dengan penyebutnya sama maka dapat langsung
dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya. Adapun pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan aljabar dengan penyebut berbeda dapat dapat dilakukan
dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu menjadi kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari penyebut-penyebutnya.”
π‘Ž
𝑏
+
𝑐
𝑑
=
π‘Žπ‘‘+𝑏𝑐
𝑏𝑑
atau
π‘Ž
𝑏
βˆ’
𝑐
𝑑
=
π‘Žπ‘‘βˆ’π‘π‘
𝑏𝑑
Contoh menjumlahkan dan mengurangi pecahan:
Hitunglah :
a.
π‘₯
(π‘₯βˆ’1)
βˆ’
1βˆ’2π‘₯
π‘₯2βˆ’1
=
b.
1
(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4)
βˆ’
2
( π‘₯βˆ’2)( π‘₯βˆ’4)
+
1
( π‘₯βˆ’2)( π‘₯βˆ’3)
=
Penyelesaian :
a.
π‘₯
(π‘₯βˆ’1)
βˆ’
1βˆ’2π‘₯
π‘₯2βˆ’1
=
π‘₯
(π‘₯βˆ’1)
βˆ’
1βˆ’2π‘₯
(π‘₯βˆ’1)(π‘₯+1)
=
π‘₯(π‘₯ + 1)
(π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ + 1)
βˆ’
1 βˆ’ 2π‘₯
(π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ + 1)
=
(π‘₯2
+ π‘₯) βˆ’ (1 βˆ’ 2π‘₯)
(π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ + 1)
=
π‘₯2
+ 3π‘₯ βˆ’ 1
π‘₯2 βˆ’ 1
b. =
1(π‘₯βˆ’2)
(π‘₯βˆ’2)(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4)
βˆ’
2(π‘₯βˆ’3)
(π‘₯βˆ’2)(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4)
+
1(π‘₯βˆ’4)
(π‘₯βˆ’2)(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4)
=
( π‘₯ βˆ’ 2) βˆ’ (2π‘₯ βˆ’ 6) + ( π‘₯ βˆ’ 4)
( π‘₯ βˆ’ 2)( π‘₯ βˆ’ 3)( π‘₯ βˆ’ 4)
=
( π‘₯ βˆ’ 2) βˆ’ 2π‘₯ + 6 + π‘₯ βˆ’ 4
(π‘₯ βˆ’ 2)(π‘₯ βˆ’ 3)(π‘₯ βˆ’ 4)
=
0
(π‘₯ βˆ’ 2)(π‘₯ βˆ’ 3)(π‘₯ βˆ’ 4)
= 0
b. Perkalian dan Pembagian Pecahan Aljabar
Perkalian antara dua pecahan aljabar sama dengan perkalian antara dua
pecahan biasa ,yaitu dapat dilakukan dengan mengalikan antara pembilang dengan
pembilang dan penyebut dengan penyebut.
a
b
Γ—
c
d
=
a Γ— c
b Γ— d
=
ac
bd
Contoh mengalikan pecahan aljabar
Hitunglah :
π‘₯2
+ 3π‘₯ + 2
π‘₯ + 3
Γ—
π‘₯ + 2
π‘₯2 + 4π‘₯ + 3
=
Penyelesaian :
π‘₯2
+ 3π‘₯ + 2
π‘₯ + 3
Γ—
π‘₯ + 2
π‘₯2 + 4π‘₯ + 3
=
( π‘₯ + 2)( π‘₯ + 1)
( π‘₯ + 3)
Γ—
( π‘₯ + 2)
( π‘₯ + 3)( π‘₯ + 1)
=
( π‘₯ + 2)2
( π‘₯ + 3)2
Pembagian antara dua pecahan aljabar dilakukan dengan mengubah
bentuk pembagian menjadi bentuk perkalian dengan cara mengalikan dengan
kebalikan pecahan pembagi.
π‘Ž
𝑏
Γ·
𝑐
𝑑
=
π‘Ž
𝑏
Γ—
𝑑
𝑐
=
π‘Ž Γ— 𝑑
𝑏 Γ— 𝑐
=
π‘Žπ‘‘
𝑏𝑐
Contoh :
Hitunglah :
(
π‘Ž
π‘Ž + 2
βˆ’
π‘Ž βˆ’ 2
π‘Ž
) Γ· (
π‘Ž
π‘Ž + 2
+
π‘Ž βˆ’ 2
π‘Ž
) =
Penyelesaian :
a. (
π‘Ž
π‘Ž+2
βˆ’
π‘Žβˆ’2
π‘Ž
) Γ· (
π‘Ž
π‘Ž+2
+
π‘Žβˆ’2
π‘Ž
) = (
π‘Ž( π‘Ž)βˆ’(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2)
π‘Ž(π‘Ž+2)
) Γ· (
π‘Ž( π‘Ž)+(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2)
π‘Ž(π‘Ž+2)
)
= (
π‘Ž( π‘Ž)βˆ’(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2)
π‘Ž(π‘Ž+2)
) Γ— (
π‘Ž(π‘Ž+2)
π‘Ž( π‘Ž)+(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2)
)
= (
π‘Ž2
βˆ’ (π‘Ž2
βˆ’ 4)
π‘Ž(π‘Ž + 2)
) Γ— (
π‘Ž(π‘Ž + 2)
π‘Ž2 + (π‘Ž2 βˆ’ 4)
)
= (
π‘Ž2
βˆ’ π‘Ž2
+ 4
π‘Ž(π‘Ž + 2)
) Γ— (
π‘Ž(π‘Ž + 2)
π‘Ž2 + π‘Ž2 βˆ’ 4
)
= (
4
π‘Ž(π‘Ž + 2)
) Γ— (
π‘Ž(π‘Ž + 2)
2π‘Ž2 βˆ’ 4
)
=
4
2(π‘Ž2 βˆ’ 2)
=
2
(π‘Ž2 βˆ’ 2)
V. Menceraikan Pecahan kedalam Pecahan Bagian
Telah kita ketahui bahwa, hasil jumlah dua atau beberapa buah pecahan
pada umumnya berupa pecahan pula. Sekarang kita hendak memeriksa, adakah
hasil jumlah itu dapat diuraikan lagi kedalam suku-sukunya. Pengerjaan ini di
sebut menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian.
Penjumlahan beberapa buah pecahan aljabar menghasilkan suatu pecahan
jumlah, yang penyebutnya berupa KPK penyebut suku-suku yang di jumlahkan.
Maka jika suatu pecahan aljabar hendak diuraikan kedalam suku-suku asalnya,
mestilah penyebut pecahan itu diuraikan dahulu kedalam factor. Pangkat penyebut
pecahan yang akan diceraikan ituboleh dipandang sekurang-kurangnya satu lebih
tinggi daripada pangkat pembilang; bila tidak demikian halnya, pecahan boleh
dijabar dahulu menjadi bentuk tercampur, contohnya :
π‘₯3
βˆ’ 5
π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 2
≑ π‘₯ + 3 +
7π‘₯ βˆ’ 11
π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 2
yang harus diceraikan menjadi pecahan bagian,
yaitu bentuk
7π‘₯βˆ’11
π‘₯2βˆ’3π‘₯+2
. Mula-mula diuraikan penyebutnya : π‘₯2
βˆ’ 3π‘₯ + 2 ≑
(π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ βˆ’ 2) sesudah itu diumpamakan :
7π‘₯βˆ’11
π‘₯2βˆ’3π‘₯+2
≑
𝐴
(π‘₯βˆ’1)
+
𝐡
(π‘₯βˆ’2)
. . . . . . .(I)
Kedua pembilang didalam ruas yang kedua itu harus berupa
pangkat x yang ke-nol, sebab jika umpamanya ia berpangkat satu atau lebih
dalam x, mestilah pecahan dalam ruas kedua itu dapat diceraikan kedalam bentuk
tercampur, sedang hasil jumlah bentuk-bentuk bulat itumenurut suatu sifat yang
telah dibicarakan terdahulu harus identik dengan nol. Hal itu disebabkan, oleh
karena ruas pertama berupa pecahan sebenarnya.
Selanjutnya (I) itu memperlihatkan, bahwa A dan B melukiskan bilangan
yang demikian, sehingga dipenuhi :
7π‘₯ βˆ’ 11 ≑ 𝐴( π‘₯ βˆ’ 2) + 𝐡(π‘₯ βˆ’ 1)
Artinya, untuk setiap harga yang diberikan kepada x, ruas pertama harus sama
dengan ruas kedua. Karena ruas-ruas itu hanyalah berupa pangkat kesatu dalam x,
jika kita mengusahan, agar ia sama untuk dua buah harga xyang berlainan; maka
berturut-turut diambil π‘₯ = 1 dan π‘₯ = 2 sehingga 𝐴 = 4 dan 𝐡 = 3, sehingga
π‘₯3βˆ’5
π‘₯2βˆ’3π‘₯+2
≑ π‘₯ + 3 +
4
(π‘₯βˆ’1)
+
3
(π‘₯βˆ’2)
Ceraikan pecahan berikut ke dalam pecahan bagian :
5π‘₯ + 1
π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12
Penyelesaian :
5π‘₯ + 1
π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12
=
𝐴
(π‘₯ βˆ’ 4)
+
𝐡
(π‘₯ + 3)
Samakan antara ruas kiri dan ruas kanan sebagai berikut :
5π‘₯ + 1
π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12
=
𝐴(π‘₯ + 3)
(π‘₯ βˆ’ 4)(π‘₯ + 3)
+
𝐡(π‘₯ βˆ’ 4)
(π‘₯ βˆ’ 4)(π‘₯ + 3)
Maka dari persamaan diatas , dapat dibuat suatu identitas sebagai berikut :
5π‘₯ + 1 = 𝐴( π‘₯ + 3) + 𝐡(π‘₯ βˆ’ 4)
Langkah selanjutnya yaitu substitusikan π‘₯ = βˆ’3 ke dalam identitas tersebut ,
diperoleh
5(βˆ’3) + 1 = 𝐴((βˆ’3) + 3) + 𝐡((βˆ’3)βˆ’ 4)
βˆ’14 = 𝐴(0)+ 𝐡(βˆ’7)
βˆ’14 = 𝐡(βˆ’7)
𝐡 = 2
Kemudian subsitusikan π‘₯ = 4 ke dalam identitas tersebut, diperoleh :
5(4) + 1 = 𝐴((4) + 3) + 𝐡((4)βˆ’ 4)
21 = 𝐴(7)+ 𝐡(0)
21 = 𝐴(7)
𝐴 = 3
Sehingga pecahan tersebut dapat disajikan sebagai berikut :
5π‘₯ + 1
π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12
=
3
(π‘₯ βˆ’ 4)
+
2
(π‘₯ + 3)
Latihan Soal dan Kunci Jawaban
1. 1 βˆ’ π‘₯ βˆ’ π‘₯2
βˆ’
1
1+π‘₯
Jawaban :
π‘₯3
1+π‘₯
2.
π‘₯2 βˆ’1
(1+π‘Žπ‘₯)2 βˆ’(π‘₯+π‘Ž)2
Jawaban :
1
π‘Ž2 βˆ’1
3.
π‘Ž2
(π‘Ž2βˆ’π‘2)(π‘Ž2βˆ’π‘2)
+
𝑏2
(𝑏2βˆ’π‘2)(𝑏2βˆ’π‘Ž2)
+
𝑐2
(𝑐2βˆ’π‘Ž2)(𝑐2βˆ’π‘2)
Jawaban : 0
4.
1
π‘₯βˆ’3
βˆ’
3
π‘₯2βˆ’4π‘₯+3
+
1
( π‘₯βˆ’1)(π‘₯2βˆ’5π‘₯+6)
Jawaban:
π‘₯2
βˆ’8π‘₯+13
( π‘₯βˆ’1)( π‘₯βˆ’3) (π‘₯βˆ’2)
5.
π‘₯2βˆ’π‘¦3
π‘₯4βˆ’π‘¦4
βˆ’
π‘₯βˆ’π‘¦
π‘₯2βˆ’π‘¦2
βˆ’
1
2
{
π‘₯+𝑦
π‘₯2βˆ’π‘¦3
βˆ’
1
π‘₯+𝑦
}
Jawaban :
βˆ’π‘₯3
+π‘₯2
π‘₯4βˆ’π‘¦4
6.
(βˆ’36π‘Žπ‘π‘π‘‘)2 (βˆ’π‘Ž2 𝑏3)
(βˆ’36π‘Žπ‘2 𝑐𝑑)3
Jawaban :
48π‘Ž
𝑏𝑐𝑑
7.
π‘₯ βˆ’ π‘₯3
π‘Žπ‘₯3 + π‘Žπ‘₯2
Γ·
π‘Žπ‘₯2 + 3π‘Žπ‘₯ βˆ’ 4π‘Ž
4π‘Ž2 π‘₯ + π‘Ž2 π‘₯2
Jawaban:βˆ’ π‘₯
8.
π‘š2 βˆ’ 6π‘šπ‘› + 9𝑛2
π‘š2 βˆ’ 4π‘šπ‘› + 4𝑛2
Γ· (
π‘š2 βˆ’ 9𝑛2
4𝑛2 βˆ’ π‘š2
Γ—
π‘š2 βˆ’ π‘šπ‘› βˆ’ 6𝑛2
π‘š2 + π‘šπ‘› βˆ’ 6𝑛2
)
Jawaban: βˆ’ 1
9.
3π‘₯2+ π‘₯ + 1
π‘₯3+ π‘₯2+ 4π‘₯ + 4
Jawaban:
βˆ’5
3(π‘₯βˆ’1)
+
15
4(π‘₯βˆ’2)
+
21
12(π‘₯+2)
10.
4π‘₯2+ π‘₯ + 4
( π‘₯βˆ’1) (π‘₯+2)2
Jawaban:
1
(π‘₯βˆ’1)
βˆ’
6
(π‘₯+2)2 +
3
(π‘₯+2)
A. Referensi
Kuipers, L dan Rawuh. 1968. Aldjabar Rendah Djilid 1. Djakarta : Pradnja
Paramita.
Noname. 2000. Bahan Ajar Matematika Tingkat 1 ATMI [Pdf]. Diakses tanggal
13
Mei2015.<https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
web&cd=3&ved=0CCgQFjAC&url=https%3A%2F%2Fmaterikuliah.goog
lecode.com%2Ffiles%2FMatematika%2520%2520Dasar%2520Aljabar.pd
f&ei=Q9RVe70FoHHuASmhYH4CQ&usg=AFQjCNFrgpl_DiXBreDlUc
NVtiFzNrZikQ&sig2=o2n8vv2q1i4QZ3M6xKDpvQ&bvm=bv.92885102,
d.c2E&cad=rja>
Nuharini, Dewi. Triwahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk
SMP/Mts Kelas VIII. [e-book] . Diakses tanggal 20 januari 2015.
<http://matematika100.blogspot.com/2012/05/download-bse-matematika-
smp-kelas-7_18.html>

More Related Content

What's hot

Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Dia Cahyawati
Β 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
Β 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Raden Ilyas
Β 
Ppt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadratPpt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadrat
fajarcoeg
Β 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
blackcatt
Β 

What's hot (20)

Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Β 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
Β 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Β 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Β 
kunci jawaban grup
kunci jawaban grupkunci jawaban grup
kunci jawaban grup
Β 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
Β 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Β 
Ring Polonomial
Ring PolonomialRing Polonomial
Ring Polonomial
Β 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Β 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Β 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
Β 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Β 
Barisan dan Deret (Aritmatika, Geometri, Tak hingga) beserta contoh soal dan ...
Barisan dan Deret (Aritmatika, Geometri, Tak hingga) beserta contoh soal dan ...Barisan dan Deret (Aritmatika, Geometri, Tak hingga) beserta contoh soal dan ...
Barisan dan Deret (Aritmatika, Geometri, Tak hingga) beserta contoh soal dan ...
Β 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
Β 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Β 
Ppt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadratPpt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadrat
Β 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
Β 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
Β 

Similar to Materi Aljabar pecahan

PPT materi matematika aljabar untuk presentasi
PPT materi matematika aljabar untuk presentasiPPT materi matematika aljabar untuk presentasi
PPT materi matematika aljabar untuk presentasi
RichardsonRaihanJoe
Β 

Similar to Materi Aljabar pecahan (20)

STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
Β 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
Β 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
Β 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
Β 
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagianMenceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Β 
BAB 1 EKSPONEN.pptx
BAB 1 EKSPONEN.pptxBAB 1 EKSPONEN.pptx
BAB 1 EKSPONEN.pptx
Β 
Materi aljabar polinomial
Materi aljabar polinomialMateri aljabar polinomial
Materi aljabar polinomial
Β 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
Β 
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialIntegral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Β 
PPT materi matematika aljabar untuk presentasi
PPT materi matematika aljabar untuk presentasiPPT materi matematika aljabar untuk presentasi
PPT materi matematika aljabar untuk presentasi
Β 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smp
Β 
Konsep Nilai Mutlak
Konsep Nilai MutlakKonsep Nilai Mutlak
Konsep Nilai Mutlak
Β 
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptxPertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Β 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VII
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
Β 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
Β 
E-Modul Bilangan Berpangkat.docx
E-Modul Bilangan Berpangkat.docxE-Modul Bilangan Berpangkat.docx
E-Modul Bilangan Berpangkat.docx
Β 
Modul bab 1
Modul bab 1Modul bab 1
Modul bab 1
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 

More from Sriwijaya University

More from Sriwijaya University (20)

Materi Aljabar linear
Materi Aljabar linearMateri Aljabar linear
Materi Aljabar linear
Β 
Tangram telur
Tangram telurTangram telur
Tangram telur
Β 
Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1
Β 
modul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraanmodul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraan
Β 
Gambar Grafik Suatu fungsi
Gambar Grafik Suatu fungsiGambar Grafik Suatu fungsi
Gambar Grafik Suatu fungsi
Β 
Tugas geometri
Tugas geometriTugas geometri
Tugas geometri
Β 
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.PdModul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Β 
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Β 
Uji 20 homogenitas
Uji 20 homogenitasUji 20 homogenitas
Uji 20 homogenitas
Β 
Irisan bidang . 1
Irisan bidang . 1Irisan bidang . 1
Irisan bidang . 1
Β 
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tigaTugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Β 
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Β 
Pembinaan olimpiade matematika 5
Pembinaan olimpiade matematika 5Pembinaan olimpiade matematika 5
Pembinaan olimpiade matematika 5
Β 
Pembinaan olimpiade matematika
Pembinaan olimpiade matematikaPembinaan olimpiade matematika
Pembinaan olimpiade matematika
Β 
Kurikulum 2013 sma
Kurikulum 2013 smaKurikulum 2013 sma
Kurikulum 2013 sma
Β 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smp
Β 
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikPpt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Β 
Pengelolaan tenaga kependidikan
Pengelolaan tenaga kependidikanPengelolaan tenaga kependidikan
Pengelolaan tenaga kependidikan
Β 
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Β 
Materi Himpunan
Materi HimpunanMateri Himpunan
Materi Himpunan
Β 

Recently uploaded

Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
BashoriAlwi4
Β 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
Β 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
WulanEnggarAnaskaPut
Β 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
Β 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
Β 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
Β 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Β 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Β 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
Β 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
Β 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Β 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Β 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
Β 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
Β 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Β 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Β 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
Β 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Β 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
Β 

Materi Aljabar pecahan

  • 1. Makalah Aljabar Pecahan Disusun oleh Dosen Pengasuh Dra.Nyimas Aisyah,M.Pd Dra.Cecil Hiltrimartin,M.Si Universitas Sriwijaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Matematika 2015 Krista Lestari T (06081281419034) Fitri Indahsari (06081281419035) Sesi Winarni (06081281419036)
  • 2. A. Pendahuluan Pecahan digambarkan dengan bentuk 𝐴 𝐡 , sedang A dan B adalah bentuk aljabar (pada umumnya suatu sukubanyak). Selamanya dianggap bahwa kepada kebesaran-kebesaran yang terdapat di dalam B tidak pernah diberikan harga yang menjadikan B sama dengan nol. I. Pengertian Pecahan Aljabar Pecahan aljabar adalah bentuk bentuk aljabar yang mana dapat dinyatakan dengan 𝐴 𝐡 , dengan A dan B merupakan suatu suku banyak, dan nilai-nilai variabel dalam B tidak boleh menjadikan 𝐡 = 0. II. Pecahan Murni, Senama , Semu. οƒΌ Pecahan murni adalah pecahan yang pangkat pembilangnya lebih rendah dari pada pangkat penyebut. Pecahan murni disebut juga pecahan sebenarnya atau pecahan sejati. Contoh : 2π‘₯βˆ’1 3π‘₯2 +4 ; 3π‘Ž4 +𝑏 π‘Ž7 (dalam π‘Ž) οƒΌ Pecahan senama adalah pecahan-pecahan yang memiliki penyebut yang sama. Contoh : π‘₯2 βˆ’9 π‘₯2βˆ’3π‘₯βˆ’28 dengan 7π‘₯βˆ’3 (π‘₯βˆ’7)(π‘₯+4) οƒΌ Pecahan semu adalah pecahan dengan pangkat pembilangnya adalah lebih besar atau sama dengan pangkat penyebutnya. pecahan semu dapat diubah menjadi pecahan campuran, yaitu suatu bentuk aljabar yang menyatakan hasiljumlah suatu suku banyak dan pecahan murni. Contoh Pecahan semu Ubahlah pecahan semu berikut menjadi pecahan tercampur :
  • 3. 3π‘₯2 + 5π‘₯ βˆ’ 7 π‘₯ βˆ’ 7 Penyelesaian : 3π‘₯2 + 5π‘₯ βˆ’ 7 π‘₯ βˆ’ 7 = (3π‘₯ + 26)( π‘₯ βˆ’ 7) βˆ’ 175 π‘₯ βˆ’ 7 = 3π‘₯ + 26 βˆ’ 75 π‘₯ βˆ’ 7 Maka sebaliknya, untuk mengubah bentuk pecahan tercampur menjadi pecahan semu dapat dilakukan dengan cara : π‘Ž + 𝑏 𝑐 = π‘Žπ‘ 𝑐 + 𝑏 𝑐 = π‘Žπ‘ + 𝑏 𝑐 Contoh soal : Ubahlah pecahan campuran berikut menjadi pecahan semu: π‘Ž + 𝑏 βˆ’ π‘Ž2 βˆ’ 4𝑏2 π‘Ž + 𝑏 Penyelesaian : π‘Ž + 𝑏 βˆ’ π‘Ž2 βˆ’ 4𝑏2 π‘Ž + 𝑏 = ( π‘Ž + 𝑏)( π‘Ž + 𝑏) π‘Ž + 𝑏 βˆ’ π‘Ž2 βˆ’ 4𝑏2 π‘Ž + 𝑏 = (π‘Ž2 + 2π‘Žπ‘ + 𝑏2 ) βˆ’ (π‘Ž2 βˆ’ 4𝑏2 ) π‘Ž + 𝑏 = 5𝑏2 + 2π‘Žπ‘ π‘Ž + 𝑏 III. Menyederhanakan Pecahan Aljabar Pecahan dikatakan sederhana jika pembilang dan penyebut pecahan tersebut tidak lagi memiliki faktor persekutuan , kecuali 1. Dengan kata lain, jika
  • 4. pembilang dan penyebut suatu pecahan memiliki factor yang sama kecuali 1 maka pecahan tersebut dapat disederhanakan. Hal ini juga berlaku pada pecahan bentuk aljabar. Menyederhanakan pecahan aljabar dapat dilakukan dengan memfaktorkan pembilang dan penyebutnya terlebih dahulu, kemudian dibagi dengan factor sekutu dari pembilang dan penyebut tersebut. Contoh soal menyederhanakan pecahan : Sederhanakan pecahan berikut : π‘Ž2 + 7π‘Ž + 10 π‘Ž2 + 4π‘Ž βˆ’ 5 Penyelesaian : π‘Ž2 + 7π‘Ž + 10 π‘Ž2 + 4π‘Ž βˆ’ 5 = (π‘Ž + 5)(π‘Ž + 2) (π‘Ž + 5)(π‘Ž βˆ’ 1) = (π‘Ž + 2) (π‘Ž βˆ’ 1) IV. Operasi Pecahan Aljabar a. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Aljabar Penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar sama seperti penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, yaitu β€œ pada penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar dengan penyebutnya sama maka dapat langsung dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya. Adapun pada penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar dengan penyebut berbeda dapat dapat dilakukan dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu menjadi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari penyebut-penyebutnya.” π‘Ž 𝑏 + 𝑐 𝑑 = π‘Žπ‘‘+𝑏𝑐 𝑏𝑑 atau π‘Ž 𝑏 βˆ’ 𝑐 𝑑 = π‘Žπ‘‘βˆ’π‘π‘ 𝑏𝑑
  • 5. Contoh menjumlahkan dan mengurangi pecahan: Hitunglah : a. π‘₯ (π‘₯βˆ’1) βˆ’ 1βˆ’2π‘₯ π‘₯2βˆ’1 = b. 1 (π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4) βˆ’ 2 ( π‘₯βˆ’2)( π‘₯βˆ’4) + 1 ( π‘₯βˆ’2)( π‘₯βˆ’3) = Penyelesaian : a. π‘₯ (π‘₯βˆ’1) βˆ’ 1βˆ’2π‘₯ π‘₯2βˆ’1 = π‘₯ (π‘₯βˆ’1) βˆ’ 1βˆ’2π‘₯ (π‘₯βˆ’1)(π‘₯+1) = π‘₯(π‘₯ + 1) (π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ + 1) βˆ’ 1 βˆ’ 2π‘₯ (π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ + 1) = (π‘₯2 + π‘₯) βˆ’ (1 βˆ’ 2π‘₯) (π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ + 1) = π‘₯2 + 3π‘₯ βˆ’ 1 π‘₯2 βˆ’ 1 b. = 1(π‘₯βˆ’2) (π‘₯βˆ’2)(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4) βˆ’ 2(π‘₯βˆ’3) (π‘₯βˆ’2)(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4) + 1(π‘₯βˆ’4) (π‘₯βˆ’2)(π‘₯βˆ’3)(π‘₯βˆ’4) = ( π‘₯ βˆ’ 2) βˆ’ (2π‘₯ βˆ’ 6) + ( π‘₯ βˆ’ 4) ( π‘₯ βˆ’ 2)( π‘₯ βˆ’ 3)( π‘₯ βˆ’ 4) = ( π‘₯ βˆ’ 2) βˆ’ 2π‘₯ + 6 + π‘₯ βˆ’ 4 (π‘₯ βˆ’ 2)(π‘₯ βˆ’ 3)(π‘₯ βˆ’ 4) = 0 (π‘₯ βˆ’ 2)(π‘₯ βˆ’ 3)(π‘₯ βˆ’ 4) = 0
  • 6. b. Perkalian dan Pembagian Pecahan Aljabar Perkalian antara dua pecahan aljabar sama dengan perkalian antara dua pecahan biasa ,yaitu dapat dilakukan dengan mengalikan antara pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. a b Γ— c d = a Γ— c b Γ— d = ac bd Contoh mengalikan pecahan aljabar Hitunglah : π‘₯2 + 3π‘₯ + 2 π‘₯ + 3 Γ— π‘₯ + 2 π‘₯2 + 4π‘₯ + 3 = Penyelesaian : π‘₯2 + 3π‘₯ + 2 π‘₯ + 3 Γ— π‘₯ + 2 π‘₯2 + 4π‘₯ + 3 = ( π‘₯ + 2)( π‘₯ + 1) ( π‘₯ + 3) Γ— ( π‘₯ + 2) ( π‘₯ + 3)( π‘₯ + 1) = ( π‘₯ + 2)2 ( π‘₯ + 3)2 Pembagian antara dua pecahan aljabar dilakukan dengan mengubah bentuk pembagian menjadi bentuk perkalian dengan cara mengalikan dengan kebalikan pecahan pembagi. π‘Ž 𝑏 Γ· 𝑐 𝑑 = π‘Ž 𝑏 Γ— 𝑑 𝑐 = π‘Ž Γ— 𝑑 𝑏 Γ— 𝑐 = π‘Žπ‘‘ 𝑏𝑐 Contoh : Hitunglah : ( π‘Ž π‘Ž + 2 βˆ’ π‘Ž βˆ’ 2 π‘Ž ) Γ· ( π‘Ž π‘Ž + 2 + π‘Ž βˆ’ 2 π‘Ž ) = Penyelesaian :
  • 7. a. ( π‘Ž π‘Ž+2 βˆ’ π‘Žβˆ’2 π‘Ž ) Γ· ( π‘Ž π‘Ž+2 + π‘Žβˆ’2 π‘Ž ) = ( π‘Ž( π‘Ž)βˆ’(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2) π‘Ž(π‘Ž+2) ) Γ· ( π‘Ž( π‘Ž)+(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2) π‘Ž(π‘Ž+2) ) = ( π‘Ž( π‘Ž)βˆ’(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2) π‘Ž(π‘Ž+2) ) Γ— ( π‘Ž(π‘Ž+2) π‘Ž( π‘Ž)+(π‘Žβˆ’2)(π‘Ž+2) ) = ( π‘Ž2 βˆ’ (π‘Ž2 βˆ’ 4) π‘Ž(π‘Ž + 2) ) Γ— ( π‘Ž(π‘Ž + 2) π‘Ž2 + (π‘Ž2 βˆ’ 4) ) = ( π‘Ž2 βˆ’ π‘Ž2 + 4 π‘Ž(π‘Ž + 2) ) Γ— ( π‘Ž(π‘Ž + 2) π‘Ž2 + π‘Ž2 βˆ’ 4 ) = ( 4 π‘Ž(π‘Ž + 2) ) Γ— ( π‘Ž(π‘Ž + 2) 2π‘Ž2 βˆ’ 4 ) = 4 2(π‘Ž2 βˆ’ 2) = 2 (π‘Ž2 βˆ’ 2) V. Menceraikan Pecahan kedalam Pecahan Bagian Telah kita ketahui bahwa, hasil jumlah dua atau beberapa buah pecahan pada umumnya berupa pecahan pula. Sekarang kita hendak memeriksa, adakah hasil jumlah itu dapat diuraikan lagi kedalam suku-sukunya. Pengerjaan ini di sebut menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian. Penjumlahan beberapa buah pecahan aljabar menghasilkan suatu pecahan jumlah, yang penyebutnya berupa KPK penyebut suku-suku yang di jumlahkan. Maka jika suatu pecahan aljabar hendak diuraikan kedalam suku-suku asalnya, mestilah penyebut pecahan itu diuraikan dahulu kedalam factor. Pangkat penyebut pecahan yang akan diceraikan ituboleh dipandang sekurang-kurangnya satu lebih tinggi daripada pangkat pembilang; bila tidak demikian halnya, pecahan boleh dijabar dahulu menjadi bentuk tercampur, contohnya : π‘₯3 βˆ’ 5 π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 2 ≑ π‘₯ + 3 + 7π‘₯ βˆ’ 11 π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 2 yang harus diceraikan menjadi pecahan bagian,
  • 8. yaitu bentuk 7π‘₯βˆ’11 π‘₯2βˆ’3π‘₯+2 . Mula-mula diuraikan penyebutnya : π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 2 ≑ (π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯ βˆ’ 2) sesudah itu diumpamakan : 7π‘₯βˆ’11 π‘₯2βˆ’3π‘₯+2 ≑ 𝐴 (π‘₯βˆ’1) + 𝐡 (π‘₯βˆ’2) . . . . . . .(I) Kedua pembilang didalam ruas yang kedua itu harus berupa pangkat x yang ke-nol, sebab jika umpamanya ia berpangkat satu atau lebih dalam x, mestilah pecahan dalam ruas kedua itu dapat diceraikan kedalam bentuk tercampur, sedang hasil jumlah bentuk-bentuk bulat itumenurut suatu sifat yang telah dibicarakan terdahulu harus identik dengan nol. Hal itu disebabkan, oleh karena ruas pertama berupa pecahan sebenarnya. Selanjutnya (I) itu memperlihatkan, bahwa A dan B melukiskan bilangan yang demikian, sehingga dipenuhi : 7π‘₯ βˆ’ 11 ≑ 𝐴( π‘₯ βˆ’ 2) + 𝐡(π‘₯ βˆ’ 1) Artinya, untuk setiap harga yang diberikan kepada x, ruas pertama harus sama dengan ruas kedua. Karena ruas-ruas itu hanyalah berupa pangkat kesatu dalam x, jika kita mengusahan, agar ia sama untuk dua buah harga xyang berlainan; maka berturut-turut diambil π‘₯ = 1 dan π‘₯ = 2 sehingga 𝐴 = 4 dan 𝐡 = 3, sehingga π‘₯3βˆ’5 π‘₯2βˆ’3π‘₯+2 ≑ π‘₯ + 3 + 4 (π‘₯βˆ’1) + 3 (π‘₯βˆ’2) Ceraikan pecahan berikut ke dalam pecahan bagian : 5π‘₯ + 1 π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12 Penyelesaian : 5π‘₯ + 1 π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12 = 𝐴 (π‘₯ βˆ’ 4) + 𝐡 (π‘₯ + 3)
  • 9. Samakan antara ruas kiri dan ruas kanan sebagai berikut : 5π‘₯ + 1 π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12 = 𝐴(π‘₯ + 3) (π‘₯ βˆ’ 4)(π‘₯ + 3) + 𝐡(π‘₯ βˆ’ 4) (π‘₯ βˆ’ 4)(π‘₯ + 3) Maka dari persamaan diatas , dapat dibuat suatu identitas sebagai berikut : 5π‘₯ + 1 = 𝐴( π‘₯ + 3) + 𝐡(π‘₯ βˆ’ 4) Langkah selanjutnya yaitu substitusikan π‘₯ = βˆ’3 ke dalam identitas tersebut , diperoleh 5(βˆ’3) + 1 = 𝐴((βˆ’3) + 3) + 𝐡((βˆ’3)βˆ’ 4) βˆ’14 = 𝐴(0)+ 𝐡(βˆ’7) βˆ’14 = 𝐡(βˆ’7) 𝐡 = 2 Kemudian subsitusikan π‘₯ = 4 ke dalam identitas tersebut, diperoleh : 5(4) + 1 = 𝐴((4) + 3) + 𝐡((4)βˆ’ 4) 21 = 𝐴(7)+ 𝐡(0) 21 = 𝐴(7) 𝐴 = 3 Sehingga pecahan tersebut dapat disajikan sebagai berikut : 5π‘₯ + 1 π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 12 = 3 (π‘₯ βˆ’ 4) + 2 (π‘₯ + 3)
  • 10. Latihan Soal dan Kunci Jawaban 1. 1 βˆ’ π‘₯ βˆ’ π‘₯2 βˆ’ 1 1+π‘₯ Jawaban : π‘₯3 1+π‘₯ 2. π‘₯2 βˆ’1 (1+π‘Žπ‘₯)2 βˆ’(π‘₯+π‘Ž)2 Jawaban : 1 π‘Ž2 βˆ’1 3. π‘Ž2 (π‘Ž2βˆ’π‘2)(π‘Ž2βˆ’π‘2) + 𝑏2 (𝑏2βˆ’π‘2)(𝑏2βˆ’π‘Ž2) + 𝑐2 (𝑐2βˆ’π‘Ž2)(𝑐2βˆ’π‘2) Jawaban : 0 4. 1 π‘₯βˆ’3 βˆ’ 3 π‘₯2βˆ’4π‘₯+3 + 1 ( π‘₯βˆ’1)(π‘₯2βˆ’5π‘₯+6) Jawaban: π‘₯2 βˆ’8π‘₯+13 ( π‘₯βˆ’1)( π‘₯βˆ’3) (π‘₯βˆ’2) 5. π‘₯2βˆ’π‘¦3 π‘₯4βˆ’π‘¦4 βˆ’ π‘₯βˆ’π‘¦ π‘₯2βˆ’π‘¦2 βˆ’ 1 2 { π‘₯+𝑦 π‘₯2βˆ’π‘¦3 βˆ’ 1 π‘₯+𝑦 } Jawaban : βˆ’π‘₯3 +π‘₯2 π‘₯4βˆ’π‘¦4 6. (βˆ’36π‘Žπ‘π‘π‘‘)2 (βˆ’π‘Ž2 𝑏3) (βˆ’36π‘Žπ‘2 𝑐𝑑)3
  • 11. Jawaban : 48π‘Ž 𝑏𝑐𝑑 7. π‘₯ βˆ’ π‘₯3 π‘Žπ‘₯3 + π‘Žπ‘₯2 Γ· π‘Žπ‘₯2 + 3π‘Žπ‘₯ βˆ’ 4π‘Ž 4π‘Ž2 π‘₯ + π‘Ž2 π‘₯2 Jawaban:βˆ’ π‘₯ 8. π‘š2 βˆ’ 6π‘šπ‘› + 9𝑛2 π‘š2 βˆ’ 4π‘šπ‘› + 4𝑛2 Γ· ( π‘š2 βˆ’ 9𝑛2 4𝑛2 βˆ’ π‘š2 Γ— π‘š2 βˆ’ π‘šπ‘› βˆ’ 6𝑛2 π‘š2 + π‘šπ‘› βˆ’ 6𝑛2 ) Jawaban: βˆ’ 1 9. 3π‘₯2+ π‘₯ + 1 π‘₯3+ π‘₯2+ 4π‘₯ + 4 Jawaban: βˆ’5 3(π‘₯βˆ’1) + 15 4(π‘₯βˆ’2) + 21 12(π‘₯+2) 10. 4π‘₯2+ π‘₯ + 4 ( π‘₯βˆ’1) (π‘₯+2)2 Jawaban: 1 (π‘₯βˆ’1) βˆ’ 6 (π‘₯+2)2 + 3 (π‘₯+2)
  • 12. A. Referensi Kuipers, L dan Rawuh. 1968. Aldjabar Rendah Djilid 1. Djakarta : Pradnja Paramita. Noname. 2000. Bahan Ajar Matematika Tingkat 1 ATMI [Pdf]. Diakses tanggal 13 Mei2015.<https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source= web&cd=3&ved=0CCgQFjAC&url=https%3A%2F%2Fmaterikuliah.goog lecode.com%2Ffiles%2FMatematika%2520%2520Dasar%2520Aljabar.pd f&ei=Q9RVe70FoHHuASmhYH4CQ&usg=AFQjCNFrgpl_DiXBreDlUc NVtiFzNrZikQ&sig2=o2n8vv2q1i4QZ3M6xKDpvQ&bvm=bv.92885102, d.c2E&cad=rja> Nuharini, Dewi. Triwahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/Mts Kelas VIII. [e-book] . Diakses tanggal 20 januari 2015. <http://matematika100.blogspot.com/2012/05/download-bse-matematika- smp-kelas-7_18.html>