SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Presented by 
Kelompok IV : 
1. Anisah (1101101010030) 
2. RauzatulJannah (1101101010034) 
3. Cut Endang Kurniasih 
(1101101010036) 
4. Muhammad Taqdirul Alim (1101101010031) 
1 
Utang Negara-Negara Dunia Ketiga dan Kontroversi Stabilitas 
Makroekonomi
Pembahasan : 
1. Krisis hutang pada dekade 1980-an 
 Latar belakang dan analisis. 
 Asal muasal krisis hutang. 
2. Upaya Penanggulangan 
 Instabilitas makroekonomi. 
 Program stabilisasi IMF. 
 Strategi untuk melepaskan diri dari 
hutang. 
2
 Latar Belakang dan Analisis 
Pada dasarnya, dalam proses pelaksanaan 
pembangunan ekonomi negara-negara Dunia 
Ketiga, akumulasi utang luar negeri 
(external debt) merupakan suatu gejala 
dimana tabungan dalam negeri rendah, defisit 
neraca pembayaran sangat tinggi, dan impor 
modal sangat dibutuhkan sekali untuk 
menambah sumber daya domestik. 
3 
Krisis Utang pada Dekade 1980-an
• Sebelumnya awal dekade 1970-an, total utang 
negara-negara berkembang relatif kecil, dan pada 
umumnya utang–utang tersebut merupakan utang 
resmi. Sebagian besar pinjaman merupakan kredit 
bersyarat lunak (suku bunga yang rendah) dan 
digunakan untuk menopang pelaksanaan berbagai 
proyek pembangunan. 
• Namun mulai akhir dekade 1970-an, sampai awal 
dekade 1980-an, bank-bank komersial internasional 
mulai berperan lebih besar dalam pinjaman 
internasional, dengan memutar surplus dana OPEC 
berupa “petrodolar” serta menyalurkan berbagai 
pinjaman untuk menunjang penyelesaian defisi 
neraca pembayaran dan pemngembangan sektor 
ekspor. 
4
 Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak negara-negara 
berkembang, biaya pinjaman telah jauh melebihi 
keuntungan atau manfaatnya. Biaya terbesar dari 
semakin menumpuknya utang-utang luar negeri itu 
adalah meningkatnya beban pembayaran angsuran 
utang (debt service). 
 Apabila utang-utang terus membesar dan tingkat suku 
bunganya meningkat maka pembayaran angsuran utang 
juga akan meningkat. 
 Kewajiban negara untuk membayar angsuran itu bisa 
dipenuhi dengan hasil pendapatan ekspornya (devisa). 
 Namun apabila komposisi impor berubah dimana 
penerimaan ekspor berkurang maka negara-negara 
berkembang yang bersangkutan akan mengalami 
kesulitan untuk membayar angsuran utangnya. Dan 
kasus inilah yang dirasakan sebagian besar negara-negara 
Dunia Ketiga yang banyak memiliki utang luar 
negeri. 
5 
Ket. Angsuran utang (debt service) terdiri atas amortisasi 
(pembayaran utang pokok) dan pembayaran bunga yang jika tidak 
segera dilunasi akan menumpuk.
6 
 Sebelum membahas latar belakang dan masalah-masalah 
keuangan yang terjadi di Negara-negara 
berkembang pada dekade 1980-an, terdapat sebuah 
konsep dasar yang disebut Transfer Dasar (basic 
transfer). 
 Transfer dasar suatu negara adalah arus masuk (atau 
arus keluar) neto valuta asing yang berkaitan dengan 
pinjaman internasionalnya. Transfer dasar merupakan 
selisih kuantitatif antara arus masuk modal neto (net 
capital inflow) dan pembayaran bunga atas akumulasi 
utang yang tersisa. 
 Konsep ini sangat penting untuk diketahui karena posisi 
transfer dasar negara-negara berkembang berubah 
drastis menjadi sangat negatif selama dekade 1980-an 
sehingga mengakibatkan hilangnya valuta asing dan 
mengalami net capital outflow. 
Ket. Arus masuk modal neto (net capital infow) merupakan selisih 
antara arus masuk bruto (gross inflow) dan amortisasi (pelunasan 
secara bertahap) terhadap utang sebelumnya.
7 
 Berikut persamaan transfer dasar dalam matematika. 
BT = dD - rD = (d-r) D 
Ket. BT = basic transfer 
dD = FN = Arus masuk modal neto dimana d adalah 
presentase tingkat kenaikan total utang 
dan D adala total akumulasi utang. 
rD = Total pembayaran bunga utang per tahun dimana 
r adalah tingkat bunga yang harus dibayarkan. 
• BT bernilai positif jika d > r artinya negara berkembang 
(pengutang) akan memperoleh valuta asing atau net 
capital inflow. 
• BT bernilai negatif jika d < r artinya negara berkembang 
(pengutang) akan kehilangan valuta asing atau net capital 
outflow.
 Sebenarnya selama akumulasi utang itu 
dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek 
pembangunan yang produktif dan mampu memberi 
tingkat pengembalian (rate of return) yang lebih 
besar dari r maka meningkatnya utang luar negeri 
tidak akan menimbulkan masalah yang serius. 
 Masalah yang serius muncul ketika : 
1. Akumulasi utang itu menjadi begitu besar sehingga 
tingkat kenaikannya, atau d, mulai turun. 
2. Sifat dan syarat pinjaman itu berubah yakni dari pinjaman 
resmi berbunga rendah menjadi pinjaman komersial 
berbunga tinggi. 
3. Pendapatan ekspor merosot akibat anjloknya harga-harga 
komoditi primer dan melemahnya nilai tukar 
perdagangan. 
4. Terjadi resesi global. 
5. Kepercayaan kreditor terhadap kemampuan membayar 
kembali negara-negara berkembang berkurang. 
6. Sebagian penduduk domestik di negara-negara Dunia 
Ketiga melarikan dananya ke luar negeri (capital flight). 
8
 Asal Muasal Krisis Utang 
Sebagian besar utang yang dimiliki empat 
negara Amerika Latin yakni Brasil, Meksiko, 
Argentina dan Venezuela. Sesungguhnya bibit-bibit 
dari krisis utang pada dekade 1980-an itu 
telah mulai ditanam pada periode tahun 1974- 
1979 saat terjadi ledakan pinjaman 
internasional yang hebat, yang dipercepat 
dengan kenaikan harga-harga minyak oleh 
OPEC. 
Pada saat itu negara-negara industri baru 
dikawasan Amerika Latin memiliki tingkat 
pertumbuhan jauh diatas rata-rata negara 
berkembang lainnya. Untuk memenuhi 
kebutuhan pertumbuhannya, beberapa negara 
itu mulai mengimpor dalam jumlah besar. 
Kemudian strategi pembangunan mereka pun 
9
 Akibat tingginya harga minyak dan resesi dunia, 
maka tingkat pertumbuhan negara-negara 
industri turun dari 5,2% menjadi 2,7%, 
membuat negara berkembang itu berusaha 
untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih 
tinggi dengan cara meningkatkan pinjamannya. 
Negara-negara berkembang itu mulai 
meminjam pada bank-bank komesial dan kredit 
swasta lainnya. 
 Bank-bank komersal internasional pun 
mendapat dana sebagian besar bersumber dari 
kelebihan pendapatan negara-negara OPEC. 
10
 Negara-negara OPEC terutama dikawasan Timur 
Tengah mendepositokan lonjakan petrodollarnya di 
bank-bank terkemuka di Amerika Serikat yang 
selanjutnya di salurkan sebagai pinjaman ke pihak 
swasta dan pemerintahan negara berkembang yang 
memerlukan dana. Antara tahun 1976 sampai 1982, 
jumlah petrodollar yang berhasil diputar lebih dari US$ 
350 miliar. 
Ket. Negara-negara pendiri OPEC : Venezuela, Arab Saudi, Iran, 
Irak, dan Kuwait. Anggota tetap : Aljazair, Angola, Libya, Nigeria, 
Qatar, dan Ekuador. Anggota yang telah keluar : Gabon dan 
Indonesia. 
11
Ekspor minyak dari negara-negara anggota 
OPEC 
Eropa, Jepang dan Amerika Serikat mengirim dolar ke 
pengekspor minyak sebagai pembayarannya. 
Negara-negara OPEC menyimpan petrodolar nya 
dalam bentuk deposito di bank-bank AS dan Eropa. 
Bank-bank Eropa dan AS lalu menyalurkan deposito 
itu ke negara-negara Dunia Ketiga, sehingga 
melonjaknya volume utang negara Dunia Ketiga. 
Pasar Eurodollar 
Negara-negara pengutang membayar kembali pokok 
pinjamannya disertai bunga 
12 
Mekanisme Perputaran 
Petrodollar
 Sebagai dampak dari mekanisme perputaran 
petrodollar tesebut, total utang luar negeri negara-negara 
berkembang melonjak lebih dari dua kali lipat 
dari US$ 180 miliar ditahun 1975 menjadi US$ 406 
ditahun 1979. 
 Lalu dengan melonjaknya harga minyak menyebabkan 
negara-negara berkembang harus mengalami kenaikan 
harga minyak yang sangat tinggi yang sangat 
memberatkan rekening impor negara-negara 
berkembang yang tidak memiliki minyak. Harga minyak 
tinggi → suku bunga dipasar-pasar uang dunia 
meningkat → pendapatan ekspor menurun → neraca 
transaksi berjalan lambat → memperparah tingkat 
tuntutan dan pelunasan utang Negara-negara 
berkembang. 
13
Dimensi-dimensi Beban Utang Negara-negara Berkembang tahun 1979 – 2002 
1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 
• Total utang eksternal 68,4 180,0 635, 
8 
949,0 1.182,0 1.808,9 2.140, 
6 
Khusus untuk Afrika - 14,9 55,6 64,7 283,3 304,1 285,1 
• Pembayaran 
angsuran utang luar 
negeri 
11,0 25,8 102, 
4 
128,0 140,5 237,5 315,2 
Khusus untuk Afrika - 1,3 4,1 27,6 31,1 33,1 26,9 
• Rasio utang eksternal 
terhadap pendapatan 
ekspor barang dan 
jasa 
99,4 76,4 81,9 154,5 178,6 136,9 162,0 
Khusus untuk Afrika - - 92,5 189,0 203,7 228,5 214,2 
• Rasio pembayaran 
angsuran utang 
13,5 9,5 13,2 20,9 9,4 27,5 25,6 
Khusus untuk Afrika 5,7 - 14,4 27,6 11,3 32,8 21,0 
• Rasio utang terhadap 
GDP 
13,3 15,4 24,4 36,4 37,8 40,5 39,5 
14
 Program Stabilisasi IMF 
Suatu instabilitas makroekonomi 
(macroeconomic instability) ditandai oleh : 
 Lonjakan inflasi domestik. 
 Anggaran pemerintah yang buruk. 
 Defisit neraca pembayaran. 
 Beban hutang lainnya. 
Dalam rangka menanggulangi instabilitas 
makroekonomi yang sering terjadi di suatu negara, 
maka cara yang ditempuh adalah pelaksanaan 
renegosiasi dengan bank-bank swasta internasional. 
15 
Upaya Penanggulangan : Instabilitas Makroekonomi, 
Kebijakan-Kebijakan Stabilisasi IMF serta Berbagai 
Kelemahannya
Lanjutan… 
Sebelum itu melakukan itu, negara 
pengutang terlebih dahulu mendapatkan 
rekomendasi dari IMF. Selanjutnya, IMF bersedia 
memberikan rekomendasi dan bantuan-bantuan 
finansialnya kepada negara berkembang, yakni 
dimana negara berkembang bersedia 
melaksanakan kebijakan-kebijakan stabilisasi 
(stabilization policies). Kesediaan negara 
berkembang untuk melakukan kebijakan 
stabilisasi dari IMF untuk menurunkan defisit 
neraca pembayaran dan berusaha 
mengumpulkan devisa untuk melunasi hutang 
tepat pada waktunya. 
16
Pada dasarnya terdapat empat komponen dasar yang 
terkandung dalam program stabilisasi IMF yakni : 
1. Penghapusan atau liberalisasi atas kontrol pihak 
pemerintah terhadap lalu lintas devisa dan impor. 
2. Devaluasi nilai tukar resmi mata uang domestik negara-negara 
berkembang yang terlalu tinggi. 
3. Pemberlakuan program antiinflasi seperti : kontrol terhadap 
arus kredit perbankan dengan meningkatkan suku bunga 
dan memperketat syarat cadangan minimum, kontrol 
terhadap defisit anggaran pemerintah melalui pembatasan 
belanja negara, kontrol terhadap kenaikan tingkat upah 
agregat, serta menghilangkan berbagai bentuk kontrol 
harga dan mendorong terjadinya mekanisme pasar bebas. 
4. Peningkatan untuk menarik dana investasi asing. 
17 
Ket. Devaluasi artinya penurunan nilai tukar mata uang domestik 
dengan mata uang negara lain.
Negara-negara yang Pro terhadap 
Kebijakan stabilisasi IMF 
Negara-negara yang Kontra 
terhadap Kebijakan stabilisasi IMF 
Negara Dunia Ketiga seperti 
Meksiko, Argentina, 
Venezuela, Bangladesh dan 
Ghana, dimana mereka 
mengajukan permohonan 
kepada IMF untuk 
mendapatkan tambahan 
bantuan devisa. Mereka 
berpendapat bahwa 
kebijakan stabilisasi IMF 
berpotensi besar untuk 
menurunkan lonjakan inflasi 
dan memperbaiki kondisi 
neraca pembayaran negara-negara 
berkembang, 
sehingga bisa menurunka 
Seperti negara Venezuela, 
Nigeria, Indonesia dan Korea 
Selatan yang memperlihatkan 
sikap anti-IMF pada dekade 
1990-an. Mereka menilai 
kebijakan tersebut dapat 
memperlambat usaha-usaha 
pembangunan yang sifatnya 
fundamental. 
Pihak yang paling dirugikan 
adalah kalangan kelompok 
masyarakat berpenghasilan 
menengah ke bawah. 
18
Lanjutan… 
Pihak yang kontra terhadap kebijakan IMF juga menilai : 
 Persyaratan yang diharuskan IMF kepada negara 
berkembang dipandang sebagai suatu bentuk standar 
ganda, atau bisa dibilang tidak adil. Dimana Negara 
berkembang harus menjalankan kebijakan-kebijakan 
penyesuaian, sementara negara-negara maju seperti 
Amerika Serikat yang juga memiliki defisit perdagangan dan 
defisit anggaran sama sekali tidak diwajibkan untuk 
melakukan penyesuaian apapun. 
 Kebijakan pengetatan dari IMF tidak lebih dari sekedar 
perpanjangan tangan dari negara-negara kapitalis. 
Cheryl Payer menyatakan bahwa sesungguhnya dalam 
suatu sistem perdagangan global yang didominasi oleh negara-negara 
Dunia Pertama, fungsi IMF hanyalah sebagai instrumen 
terpilih untuk menerapkan disiplin finansial imperialis terhadap 
negara-negara miskin, yang pada akhirnya menjurus pada 
“peonase internasional” atau perbudakan hutang. Sehingga 
kondisi neraca pembayaran negara miskin bukan semakin 
membaik malah semakin memburuk akibat terus menambah 
19 
utang dari lembaga-lembaga keuangan internasional.
Lanjutan… 
• Ada beberapa para pengamat yang tidak seradikal 
Payer pun ternyata juga menganggap IMF bukan 
merupakan suatu agen pembangunan, meskipun 
mereka tidak secara terang-terangan menyebut 
lembaga itu bersifat anti pembangunan. 
• Banyak negara-negara berkembang di Amerika Latin 
telah melaksanakan upaya “penyesuaian” dan program 
stabilisasi IMF, tetapi kenyataannya pertumbuhan 
ekonomi tidak segera berkembang seperti yang 
diharapkan. 
• Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan finansial IMF yang 
serba ketat itu cenderung memperparah kesulitan yang 
sudah ada dan menciptakan beban ekonomi tambahan 
bagi negara berkembang. 
20
Strategi untuk Melepaskan Diri dari 
Utang 
Banyak pihak yang khawatir bahwa jika satu atau dua 
negara pengutang terbesar seperti Brasil, Meksiko atau 
Argentina benar-benar bangkrut atau apabila mereka 
memutuskan untuk secara bersama-sama menghapuskan 
utang mereka secara sepihak dengan membentuk sebuah 
kartel pengutang (debtor’s cartel). 
Bagi negara-negara pengutang terbesar yang 
membentuk kartel pengutang membuat perekonomian 
dunia menjadi tidak baik karena secara umum dimaknai 
sebagai monopoli oleh sekelompok orang untuk mengatur 
produksi atau pengadaan barang, sekaligus menetapkan 
harganya. Dalam hal ini berarti kartel bisa saja menentukan 
besaran utang secara sepihak dan menghapuskan utang 
juga secara sepihak. 
21
Lanjutan… 
Sebenarnya banyak usulan telah diajukan untuk 
meringankan atau merenegosiasi beban utang negara-negara 
pengutang terbesar. Usulan itu sangat bervariasi 
yakni mulai dari alokasi baru sejumlah SDR sampai 
dengan program restrukturisasi (restructuring) dalam 
dasar-dasar utang yang memihak negara-negara 
berkembang. 
Berbagai usulan itu antara lain : 
1. Dasar-dasar Toronto 
2. Rencana Brady (Brady Plan) 
3. Pertukaran utang untuk modal (debt for equity swap) 
4. Pertukaran utang untuk lingkungan (debt for nature 
Ket. SDR merupakan aset cadangan internasional, yang diciptakan 
swap) 
oleh IMF pada tahun 1969 untuk melengkapi cadangan resmi yang 
ada pada negara-negara anggota. Sering pula dijuluki emas kertas 
(paper gold) karena bisa menggantikan semua fungsi emas sebagai 
22
1. Dasar-dasar Toronto 
Usulan ini dikemukakan oleh Paris Club dan merupakan 
yang paling menonjol karena yang menawarkan suatu bantuan 
yang bersifat konsensional agar untuk negara-negara 
pengutang mengumpulkan tabungan bisa melunasi 
pinjamannya. 
Pemerintah negara-negara pemberi pinjaman untuk memilih 
salah satu dari tiga alternatif bantuan konsensional : 
 Pembatalan sebagian pinjaman nonkonsensional, maksimal 
hingga sepertiga dari total utang. 
 Penurunan suku bunga atas keseluruhan volume pinjaman. 
 Perpanjangan periode pembayaran hingga 25 tahun. 
2. Rencana Brady (Brady Plan) 
Usulan ini juga terkenal dikemukakan oleh Menteri 
Keuangan Amerika Serikat, Nicholas Brady pada tahun 1989. 
Rencana itu bermaksud menghapuskan sebagian utang tetapi 
sisa pinjaman yang tidak terhapuskan akan dijamin 
pelunasannya oleh IMF atau Bank Dunia, asalkan negara-negara 
berkembang bersedia melaksanakan program-program 
penyesuaian seperti yang disarankan oleh IMF. 
23
3. Pertukaran utang untuk modal (debt for equity swap) 
Mekanisme ini meliputi penjualan surat-surat promes 
dari pemerintahan negara-negara berkembang kepada 
investor swasta dengan potongan harga lebih dari 50% 
dalam pasar-pasar pedagangan sekunder. 
Bagi negara berkembang, mekanisme tersebut akan 
memacu investasi swasta dalam aset-aset yang ternilai 
dalam mata uang lokal, baik dari para investor domestik 
maupun investor asing , sekaligus mengurangi beban 
pelunasan utang-utang luar negerinya. 
4. Pertukaran utang untuk lingkungan (debt for nature 
swap) 
Pihak kreditor dihimbau untuk memberi keringanan 
utang bagi negara-negara berkembang asalkan 
pemerintahan pemerintahan negara-negara Dunia Ketiga 
mau melakukan langkah-langkah preservasi atau 
24 
pelestarian lingkungan hidup secara lebih serius.
Dari berbagai macam usulan untuk meringankan 
utang tersebut ternyata menimbulkan masalah yang pelik 
yaitu : sebagian besar usulan peringanan utang luar 
negeri negara-negara Dunia Ketiga terlalu mensyaratkan 
bak-bank swasta internasional untuk mengambil inisiatif 
pertama dalam melaksanakan kebijakan. Dalam 
prakteknya, hampir semua bank komersial swasta 
internasional tidak bersedia mengambil langkah pertama 
karena merugikan neraca keuangan mereka. 
25
Apakah Masalah Utang Ini Telah Teratasi? 
Mereka Yang Menang Dan Yang Kalah. 
 Pihak yang menang adalah bagi bank-bank 
komersial di negara-negara maju, hal ini 
dikarenakan total kredit macet yang mereka 
tanggung sudah menurun dari US$67 milyar 
pada tahun 1987 menjadi US$19 milyar pada 
tahun 1992 ketika krisis dianggap telah usai 
 Sedangkan pihak yang kalah adalah bagi 
penduduk yang berpenghasilan menengah ke 
bawah di berbagai negara - negara 
berkembang yang kesejahteraan ekonomi 
mereka telah dikorbankan guna memungkinkan 
pemerintahnya untuk membayar utang-utang 
26 
luar negeri.
Pada tahun 1996, dilakukan inisiatif pertama 
untuk menangani masalah negara pengutang 
besar (highly indebted poor countries,HIPC) 
diluncurkan oleh satu kelompok yang terdiri dari 
tujuh negara industri besar (kelompok tujuh 
atau G7). 
Mereka melakukan proses penyaringan 
penyelesaian utang yang semakin besar 
melalui lembaga keuangan internasional. 
27
Kesimpulan 
 Beban krisis utang global seharusnya dibagi 
secara merata ke semua pihak bukannya oleh 
negara Dunia Ketiga saja. Kenyataannya, yang 
paling banyak menanggung beban utang 
adalah negara-negara berkembang yang justru 
paling lemah. 
 Selain stabilitas politik, elemen penting bagi 
kemampuan negara-negara berkembang untuk 
mengatasi utang luar negerinya adalah 
penyesuaian suku bunga global dan domestik. 
28
 Kemudian lembaga keuangan atau organisasi 
keuangan internasional khususnya IMF dan 
bank dunia harus berusaha lebih keras utuk 
menyediakan likuiditas serta fleksibilitas 
kebijakan finansial yang memadai agar negara 
berkembang dapat melakukan langkah 
penyesuaian tanpa harus terlalu banyak 
mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan 
kesejahteraan penduduknya. 
29
30

More Related Content

What's hot

Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaranabdul ajid
 
Ukuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi PendapatanUkuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi PendapatanDadang Solihin
 
Perkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaPerkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaReo_Marfeeza
 
Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatanDistribusi pendapatan
Distribusi pendapatanEl Loen
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbukarusdiman1
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uangYusron Blacklist
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Majid
 
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1alexbaskara
 
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMIBakhrul Ulum
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Uang dan Inflasi (mine)
Uang dan Inflasi (mine)Uang dan Inflasi (mine)
Uang dan Inflasi (mine)Tri Yani
 
Tugas 12 ppt neraca pembayaran
Tugas 12 ppt neraca pembayaranTugas 12 ppt neraca pembayaran
Tugas 12 ppt neraca pembayaransiti aisah
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara BerkembangKeragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara BerkembangDadang Solihin
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabahlutfiahanna
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Magdalena Palma Renia
 
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptxpadlah1984
 

What's hot (20)

Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Ukuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi PendapatanUkuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi Pendapatan
 
Perkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaPerkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesia
 
1. kebijakan fiscal
1. kebijakan fiscal1. kebijakan fiscal
1. kebijakan fiscal
 
Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatanDistribusi pendapatan
Distribusi pendapatan
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uang
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
 
Proteksi perdagangan
Proteksi perdaganganProteksi perdagangan
Proteksi perdagangan
 
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
 
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Uang dan Inflasi (mine)
Uang dan Inflasi (mine)Uang dan Inflasi (mine)
Uang dan Inflasi (mine)
 
Tugas 12 ppt neraca pembayaran
Tugas 12 ppt neraca pembayaranTugas 12 ppt neraca pembayaran
Tugas 12 ppt neraca pembayaran
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara BerkembangKeragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
 
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
 

Viewers also liked

Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianCut Endang Kurniasih
 
TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL
TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL
TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL anisiaastuti
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraCut Endang Kurniasih
 
Akuntansi internasional standar akuntansi filipina
Akuntansi internasional standar akuntansi filipinaAkuntansi internasional standar akuntansi filipina
Akuntansi internasional standar akuntansi filipinadewi_kusumastuti
 
PPowerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dal...
PPowerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dal...PPowerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dal...
PPowerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dal...dewi_kusumastuti
 
Powerpoint Individu International Ethics Standards Board for Accountants
Powerpoint Individu International Ethics StandardsBoard for AccountantsPowerpoint Individu International Ethics StandardsBoard for Accountants
Powerpoint Individu International Ethics Standards Board for Accountantsdewi_kusumastuti
 
Presentasi Akuntansi Internasional - Jerman
Presentasi Akuntansi Internasional - JermanPresentasi Akuntansi Internasional - Jerman
Presentasi Akuntansi Internasional - Jermandewi_kusumastuti
 
Powerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dala...
Powerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dala...Powerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dala...
Powerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dala...dewi_kusumastuti
 
Standar akuntansi filipina
Standar akuntansi filipinaStandar akuntansi filipina
Standar akuntansi filipinadewi_kusumastuti
 
Presentasi waroeng kue panci
Presentasi waroeng kue panciPresentasi waroeng kue panci
Presentasi waroeng kue pancidewi_kusumastuti
 

Viewers also liked (11)

Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
 
TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL
TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL
TUGAS TRANSLATE KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INTERNASIONAL
 
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraKonsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa Negara
 
Akuntansi internasional standar akuntansi filipina
Akuntansi internasional standar akuntansi filipinaAkuntansi internasional standar akuntansi filipina
Akuntansi internasional standar akuntansi filipina
 
PPowerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dal...
PPowerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dal...PPowerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dal...
PPowerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dal...
 
Standar Akuntansi Jerman
Standar Akuntansi JermanStandar Akuntansi Jerman
Standar Akuntansi Jerman
 
Powerpoint Individu International Ethics Standards Board for Accountants
Powerpoint Individu International Ethics StandardsBoard for AccountantsPowerpoint Individu International Ethics StandardsBoard for Accountants
Powerpoint Individu International Ethics Standards Board for Accountants
 
Presentasi Akuntansi Internasional - Jerman
Presentasi Akuntansi Internasional - JermanPresentasi Akuntansi Internasional - Jerman
Presentasi Akuntansi Internasional - Jerman
 
Powerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dala...
Powerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dala...Powerpoint Kelompok International Ethics StandardsBoard for Accountants dala...
Powerpoint Kelompok International Ethics Standards Board for Accountants dala...
 
Standar akuntansi filipina
Standar akuntansi filipinaStandar akuntansi filipina
Standar akuntansi filipina
 
Presentasi waroeng kue panci
Presentasi waroeng kue panciPresentasi waroeng kue panci
Presentasi waroeng kue panci
 

Similar to Utang Negara-Negara Dunia Ketiga dan Kontroversi Stabilitas Makroekonomi

Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Oswar Mungkasa
 
Mariam modal asing dan utang negeri copy
Mariam modal asing dan utang negeri   copyMariam modal asing dan utang negeri   copy
Mariam modal asing dan utang negeri copymariam Iam
 
hutang luar negeri (adm.keuangan negara)
hutang luar negeri (adm.keuangan negara)hutang luar negeri (adm.keuangan negara)
hutang luar negeri (adm.keuangan negara)Marlina Deliana
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalUtang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalMulyadi Yusuf
 
Uts makro lanjut
Uts makro lanjutUts makro lanjut
Uts makro lanjutMas Mito
 
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01Louisa Amelia
 
Modal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeriModal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeriifa_talita
 
Ruri nurul jannah 13
Ruri nurul jannah 13Ruri nurul jannah 13
Ruri nurul jannah 13Ruri1139
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...Trisno Harefa
 
Pertemuan 15 modal asing dan utang luar negri
Pertemuan 15 modal asing dan utang luar negriPertemuan 15 modal asing dan utang luar negri
Pertemuan 15 modal asing dan utang luar negrimariatul qibtiyah
 
Hutang Luar Negeri
Hutang Luar NegeriHutang Luar Negeri
Hutang Luar NegeriAbu Tholib
 
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYAMASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYAnuelsitohang
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatYuca Siahaan
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahSigit Sanjaya
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15Rostiawati Hasan
 

Similar to Utang Negara-Negara Dunia Ketiga dan Kontroversi Stabilitas Makroekonomi (20)

Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
 
Mariam modal asing dan utang negeri copy
Mariam modal asing dan utang negeri   copyMariam modal asing dan utang negeri   copy
Mariam modal asing dan utang negeri copy
 
hutang luar negeri (adm.keuangan negara)
hutang luar negeri (adm.keuangan negara)hutang luar negeri (adm.keuangan negara)
hutang luar negeri (adm.keuangan negara)
 
Pengantar keuangan internasional
Pengantar keuangan internasional Pengantar keuangan internasional
Pengantar keuangan internasional
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalUtang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
 
Uts makro lanjut
Uts makro lanjutUts makro lanjut
Uts makro lanjut
 
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
 
Modal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeriModal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeri
 
Ruri nurul jannah 13
Ruri nurul jannah 13Ruri nurul jannah 13
Ruri nurul jannah 13
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Pertemuan 15 modal asing dan utang luar negri
Pertemuan 15 modal asing dan utang luar negriPertemuan 15 modal asing dan utang luar negri
Pertemuan 15 modal asing dan utang luar negri
 
Hutang Luar Negeri
Hutang Luar NegeriHutang Luar Negeri
Hutang Luar Negeri
 
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYAMASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
 
Imperialisme utang
Imperialisme utangImperialisme utang
Imperialisme utang
 

More from Cut Endang Kurniasih

Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VILaporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VICut Endang Kurniasih
 
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)Cut Endang Kurniasih
 
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : BrasilKemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : BrasilCut Endang Kurniasih
 
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan BangladeshPerbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan BangladeshCut Endang Kurniasih
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Kaitan Ekonomi dengan Perusahaan Korporasi
Kaitan Ekonomi dengan Perusahaan KorporasiKaitan Ekonomi dengan Perusahaan Korporasi
Kaitan Ekonomi dengan Perusahaan KorporasiCut Endang Kurniasih
 
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...Cut Endang Kurniasih
 

More from Cut Endang Kurniasih (10)

Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VILaporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
Laporan Aktualisasi CPNS Kemendikbud 2020 - gelombang I - angkatan VI
 
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
 
Sistem Ekonomi
Sistem EkonomiSistem Ekonomi
Sistem Ekonomi
 
Pengerukan Bukit
Pengerukan BukitPengerukan Bukit
Pengerukan Bukit
 
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : BrasilKemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
Kemajuan dalam Perjuangan Menuju Pembangunan yang Lebih Bermakna : Brasil
 
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan BangladeshPerbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
Perbandingan Pembangunan : Pakistan dan Bangladesh
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Kaitan Ekonomi dengan Perusahaan Korporasi
Kaitan Ekonomi dengan Perusahaan KorporasiKaitan Ekonomi dengan Perusahaan Korporasi
Kaitan Ekonomi dengan Perusahaan Korporasi
 
Pegadaian
PegadaianPegadaian
Pegadaian
 
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
 

Recently uploaded

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 

Utang Negara-Negara Dunia Ketiga dan Kontroversi Stabilitas Makroekonomi

  • 1. Presented by Kelompok IV : 1. Anisah (1101101010030) 2. RauzatulJannah (1101101010034) 3. Cut Endang Kurniasih (1101101010036) 4. Muhammad Taqdirul Alim (1101101010031) 1 Utang Negara-Negara Dunia Ketiga dan Kontroversi Stabilitas Makroekonomi
  • 2. Pembahasan : 1. Krisis hutang pada dekade 1980-an  Latar belakang dan analisis.  Asal muasal krisis hutang. 2. Upaya Penanggulangan  Instabilitas makroekonomi.  Program stabilisasi IMF.  Strategi untuk melepaskan diri dari hutang. 2
  • 3.  Latar Belakang dan Analisis Pada dasarnya, dalam proses pelaksanaan pembangunan ekonomi negara-negara Dunia Ketiga, akumulasi utang luar negeri (external debt) merupakan suatu gejala dimana tabungan dalam negeri rendah, defisit neraca pembayaran sangat tinggi, dan impor modal sangat dibutuhkan sekali untuk menambah sumber daya domestik. 3 Krisis Utang pada Dekade 1980-an
  • 4. • Sebelumnya awal dekade 1970-an, total utang negara-negara berkembang relatif kecil, dan pada umumnya utang–utang tersebut merupakan utang resmi. Sebagian besar pinjaman merupakan kredit bersyarat lunak (suku bunga yang rendah) dan digunakan untuk menopang pelaksanaan berbagai proyek pembangunan. • Namun mulai akhir dekade 1970-an, sampai awal dekade 1980-an, bank-bank komersial internasional mulai berperan lebih besar dalam pinjaman internasional, dengan memutar surplus dana OPEC berupa “petrodolar” serta menyalurkan berbagai pinjaman untuk menunjang penyelesaian defisi neraca pembayaran dan pemngembangan sektor ekspor. 4
  • 5.  Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak negara-negara berkembang, biaya pinjaman telah jauh melebihi keuntungan atau manfaatnya. Biaya terbesar dari semakin menumpuknya utang-utang luar negeri itu adalah meningkatnya beban pembayaran angsuran utang (debt service).  Apabila utang-utang terus membesar dan tingkat suku bunganya meningkat maka pembayaran angsuran utang juga akan meningkat.  Kewajiban negara untuk membayar angsuran itu bisa dipenuhi dengan hasil pendapatan ekspornya (devisa).  Namun apabila komposisi impor berubah dimana penerimaan ekspor berkurang maka negara-negara berkembang yang bersangkutan akan mengalami kesulitan untuk membayar angsuran utangnya. Dan kasus inilah yang dirasakan sebagian besar negara-negara Dunia Ketiga yang banyak memiliki utang luar negeri. 5 Ket. Angsuran utang (debt service) terdiri atas amortisasi (pembayaran utang pokok) dan pembayaran bunga yang jika tidak segera dilunasi akan menumpuk.
  • 6. 6  Sebelum membahas latar belakang dan masalah-masalah keuangan yang terjadi di Negara-negara berkembang pada dekade 1980-an, terdapat sebuah konsep dasar yang disebut Transfer Dasar (basic transfer).  Transfer dasar suatu negara adalah arus masuk (atau arus keluar) neto valuta asing yang berkaitan dengan pinjaman internasionalnya. Transfer dasar merupakan selisih kuantitatif antara arus masuk modal neto (net capital inflow) dan pembayaran bunga atas akumulasi utang yang tersisa.  Konsep ini sangat penting untuk diketahui karena posisi transfer dasar negara-negara berkembang berubah drastis menjadi sangat negatif selama dekade 1980-an sehingga mengakibatkan hilangnya valuta asing dan mengalami net capital outflow. Ket. Arus masuk modal neto (net capital infow) merupakan selisih antara arus masuk bruto (gross inflow) dan amortisasi (pelunasan secara bertahap) terhadap utang sebelumnya.
  • 7. 7  Berikut persamaan transfer dasar dalam matematika. BT = dD - rD = (d-r) D Ket. BT = basic transfer dD = FN = Arus masuk modal neto dimana d adalah presentase tingkat kenaikan total utang dan D adala total akumulasi utang. rD = Total pembayaran bunga utang per tahun dimana r adalah tingkat bunga yang harus dibayarkan. • BT bernilai positif jika d > r artinya negara berkembang (pengutang) akan memperoleh valuta asing atau net capital inflow. • BT bernilai negatif jika d < r artinya negara berkembang (pengutang) akan kehilangan valuta asing atau net capital outflow.
  • 8.  Sebenarnya selama akumulasi utang itu dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang produktif dan mampu memberi tingkat pengembalian (rate of return) yang lebih besar dari r maka meningkatnya utang luar negeri tidak akan menimbulkan masalah yang serius.  Masalah yang serius muncul ketika : 1. Akumulasi utang itu menjadi begitu besar sehingga tingkat kenaikannya, atau d, mulai turun. 2. Sifat dan syarat pinjaman itu berubah yakni dari pinjaman resmi berbunga rendah menjadi pinjaman komersial berbunga tinggi. 3. Pendapatan ekspor merosot akibat anjloknya harga-harga komoditi primer dan melemahnya nilai tukar perdagangan. 4. Terjadi resesi global. 5. Kepercayaan kreditor terhadap kemampuan membayar kembali negara-negara berkembang berkurang. 6. Sebagian penduduk domestik di negara-negara Dunia Ketiga melarikan dananya ke luar negeri (capital flight). 8
  • 9.  Asal Muasal Krisis Utang Sebagian besar utang yang dimiliki empat negara Amerika Latin yakni Brasil, Meksiko, Argentina dan Venezuela. Sesungguhnya bibit-bibit dari krisis utang pada dekade 1980-an itu telah mulai ditanam pada periode tahun 1974- 1979 saat terjadi ledakan pinjaman internasional yang hebat, yang dipercepat dengan kenaikan harga-harga minyak oleh OPEC. Pada saat itu negara-negara industri baru dikawasan Amerika Latin memiliki tingkat pertumbuhan jauh diatas rata-rata negara berkembang lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya, beberapa negara itu mulai mengimpor dalam jumlah besar. Kemudian strategi pembangunan mereka pun 9
  • 10.  Akibat tingginya harga minyak dan resesi dunia, maka tingkat pertumbuhan negara-negara industri turun dari 5,2% menjadi 2,7%, membuat negara berkembang itu berusaha untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dengan cara meningkatkan pinjamannya. Negara-negara berkembang itu mulai meminjam pada bank-bank komesial dan kredit swasta lainnya.  Bank-bank komersal internasional pun mendapat dana sebagian besar bersumber dari kelebihan pendapatan negara-negara OPEC. 10
  • 11.  Negara-negara OPEC terutama dikawasan Timur Tengah mendepositokan lonjakan petrodollarnya di bank-bank terkemuka di Amerika Serikat yang selanjutnya di salurkan sebagai pinjaman ke pihak swasta dan pemerintahan negara berkembang yang memerlukan dana. Antara tahun 1976 sampai 1982, jumlah petrodollar yang berhasil diputar lebih dari US$ 350 miliar. Ket. Negara-negara pendiri OPEC : Venezuela, Arab Saudi, Iran, Irak, dan Kuwait. Anggota tetap : Aljazair, Angola, Libya, Nigeria, Qatar, dan Ekuador. Anggota yang telah keluar : Gabon dan Indonesia. 11
  • 12. Ekspor minyak dari negara-negara anggota OPEC Eropa, Jepang dan Amerika Serikat mengirim dolar ke pengekspor minyak sebagai pembayarannya. Negara-negara OPEC menyimpan petrodolar nya dalam bentuk deposito di bank-bank AS dan Eropa. Bank-bank Eropa dan AS lalu menyalurkan deposito itu ke negara-negara Dunia Ketiga, sehingga melonjaknya volume utang negara Dunia Ketiga. Pasar Eurodollar Negara-negara pengutang membayar kembali pokok pinjamannya disertai bunga 12 Mekanisme Perputaran Petrodollar
  • 13.  Sebagai dampak dari mekanisme perputaran petrodollar tesebut, total utang luar negeri negara-negara berkembang melonjak lebih dari dua kali lipat dari US$ 180 miliar ditahun 1975 menjadi US$ 406 ditahun 1979.  Lalu dengan melonjaknya harga minyak menyebabkan negara-negara berkembang harus mengalami kenaikan harga minyak yang sangat tinggi yang sangat memberatkan rekening impor negara-negara berkembang yang tidak memiliki minyak. Harga minyak tinggi → suku bunga dipasar-pasar uang dunia meningkat → pendapatan ekspor menurun → neraca transaksi berjalan lambat → memperparah tingkat tuntutan dan pelunasan utang Negara-negara berkembang. 13
  • 14. Dimensi-dimensi Beban Utang Negara-negara Berkembang tahun 1979 – 2002 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 • Total utang eksternal 68,4 180,0 635, 8 949,0 1.182,0 1.808,9 2.140, 6 Khusus untuk Afrika - 14,9 55,6 64,7 283,3 304,1 285,1 • Pembayaran angsuran utang luar negeri 11,0 25,8 102, 4 128,0 140,5 237,5 315,2 Khusus untuk Afrika - 1,3 4,1 27,6 31,1 33,1 26,9 • Rasio utang eksternal terhadap pendapatan ekspor barang dan jasa 99,4 76,4 81,9 154,5 178,6 136,9 162,0 Khusus untuk Afrika - - 92,5 189,0 203,7 228,5 214,2 • Rasio pembayaran angsuran utang 13,5 9,5 13,2 20,9 9,4 27,5 25,6 Khusus untuk Afrika 5,7 - 14,4 27,6 11,3 32,8 21,0 • Rasio utang terhadap GDP 13,3 15,4 24,4 36,4 37,8 40,5 39,5 14
  • 15.  Program Stabilisasi IMF Suatu instabilitas makroekonomi (macroeconomic instability) ditandai oleh :  Lonjakan inflasi domestik.  Anggaran pemerintah yang buruk.  Defisit neraca pembayaran.  Beban hutang lainnya. Dalam rangka menanggulangi instabilitas makroekonomi yang sering terjadi di suatu negara, maka cara yang ditempuh adalah pelaksanaan renegosiasi dengan bank-bank swasta internasional. 15 Upaya Penanggulangan : Instabilitas Makroekonomi, Kebijakan-Kebijakan Stabilisasi IMF serta Berbagai Kelemahannya
  • 16. Lanjutan… Sebelum itu melakukan itu, negara pengutang terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari IMF. Selanjutnya, IMF bersedia memberikan rekomendasi dan bantuan-bantuan finansialnya kepada negara berkembang, yakni dimana negara berkembang bersedia melaksanakan kebijakan-kebijakan stabilisasi (stabilization policies). Kesediaan negara berkembang untuk melakukan kebijakan stabilisasi dari IMF untuk menurunkan defisit neraca pembayaran dan berusaha mengumpulkan devisa untuk melunasi hutang tepat pada waktunya. 16
  • 17. Pada dasarnya terdapat empat komponen dasar yang terkandung dalam program stabilisasi IMF yakni : 1. Penghapusan atau liberalisasi atas kontrol pihak pemerintah terhadap lalu lintas devisa dan impor. 2. Devaluasi nilai tukar resmi mata uang domestik negara-negara berkembang yang terlalu tinggi. 3. Pemberlakuan program antiinflasi seperti : kontrol terhadap arus kredit perbankan dengan meningkatkan suku bunga dan memperketat syarat cadangan minimum, kontrol terhadap defisit anggaran pemerintah melalui pembatasan belanja negara, kontrol terhadap kenaikan tingkat upah agregat, serta menghilangkan berbagai bentuk kontrol harga dan mendorong terjadinya mekanisme pasar bebas. 4. Peningkatan untuk menarik dana investasi asing. 17 Ket. Devaluasi artinya penurunan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain.
  • 18. Negara-negara yang Pro terhadap Kebijakan stabilisasi IMF Negara-negara yang Kontra terhadap Kebijakan stabilisasi IMF Negara Dunia Ketiga seperti Meksiko, Argentina, Venezuela, Bangladesh dan Ghana, dimana mereka mengajukan permohonan kepada IMF untuk mendapatkan tambahan bantuan devisa. Mereka berpendapat bahwa kebijakan stabilisasi IMF berpotensi besar untuk menurunkan lonjakan inflasi dan memperbaiki kondisi neraca pembayaran negara-negara berkembang, sehingga bisa menurunka Seperti negara Venezuela, Nigeria, Indonesia dan Korea Selatan yang memperlihatkan sikap anti-IMF pada dekade 1990-an. Mereka menilai kebijakan tersebut dapat memperlambat usaha-usaha pembangunan yang sifatnya fundamental. Pihak yang paling dirugikan adalah kalangan kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. 18
  • 19. Lanjutan… Pihak yang kontra terhadap kebijakan IMF juga menilai :  Persyaratan yang diharuskan IMF kepada negara berkembang dipandang sebagai suatu bentuk standar ganda, atau bisa dibilang tidak adil. Dimana Negara berkembang harus menjalankan kebijakan-kebijakan penyesuaian, sementara negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang juga memiliki defisit perdagangan dan defisit anggaran sama sekali tidak diwajibkan untuk melakukan penyesuaian apapun.  Kebijakan pengetatan dari IMF tidak lebih dari sekedar perpanjangan tangan dari negara-negara kapitalis. Cheryl Payer menyatakan bahwa sesungguhnya dalam suatu sistem perdagangan global yang didominasi oleh negara-negara Dunia Pertama, fungsi IMF hanyalah sebagai instrumen terpilih untuk menerapkan disiplin finansial imperialis terhadap negara-negara miskin, yang pada akhirnya menjurus pada “peonase internasional” atau perbudakan hutang. Sehingga kondisi neraca pembayaran negara miskin bukan semakin membaik malah semakin memburuk akibat terus menambah 19 utang dari lembaga-lembaga keuangan internasional.
  • 20. Lanjutan… • Ada beberapa para pengamat yang tidak seradikal Payer pun ternyata juga menganggap IMF bukan merupakan suatu agen pembangunan, meskipun mereka tidak secara terang-terangan menyebut lembaga itu bersifat anti pembangunan. • Banyak negara-negara berkembang di Amerika Latin telah melaksanakan upaya “penyesuaian” dan program stabilisasi IMF, tetapi kenyataannya pertumbuhan ekonomi tidak segera berkembang seperti yang diharapkan. • Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan finansial IMF yang serba ketat itu cenderung memperparah kesulitan yang sudah ada dan menciptakan beban ekonomi tambahan bagi negara berkembang. 20
  • 21. Strategi untuk Melepaskan Diri dari Utang Banyak pihak yang khawatir bahwa jika satu atau dua negara pengutang terbesar seperti Brasil, Meksiko atau Argentina benar-benar bangkrut atau apabila mereka memutuskan untuk secara bersama-sama menghapuskan utang mereka secara sepihak dengan membentuk sebuah kartel pengutang (debtor’s cartel). Bagi negara-negara pengutang terbesar yang membentuk kartel pengutang membuat perekonomian dunia menjadi tidak baik karena secara umum dimaknai sebagai monopoli oleh sekelompok orang untuk mengatur produksi atau pengadaan barang, sekaligus menetapkan harganya. Dalam hal ini berarti kartel bisa saja menentukan besaran utang secara sepihak dan menghapuskan utang juga secara sepihak. 21
  • 22. Lanjutan… Sebenarnya banyak usulan telah diajukan untuk meringankan atau merenegosiasi beban utang negara-negara pengutang terbesar. Usulan itu sangat bervariasi yakni mulai dari alokasi baru sejumlah SDR sampai dengan program restrukturisasi (restructuring) dalam dasar-dasar utang yang memihak negara-negara berkembang. Berbagai usulan itu antara lain : 1. Dasar-dasar Toronto 2. Rencana Brady (Brady Plan) 3. Pertukaran utang untuk modal (debt for equity swap) 4. Pertukaran utang untuk lingkungan (debt for nature Ket. SDR merupakan aset cadangan internasional, yang diciptakan swap) oleh IMF pada tahun 1969 untuk melengkapi cadangan resmi yang ada pada negara-negara anggota. Sering pula dijuluki emas kertas (paper gold) karena bisa menggantikan semua fungsi emas sebagai 22
  • 23. 1. Dasar-dasar Toronto Usulan ini dikemukakan oleh Paris Club dan merupakan yang paling menonjol karena yang menawarkan suatu bantuan yang bersifat konsensional agar untuk negara-negara pengutang mengumpulkan tabungan bisa melunasi pinjamannya. Pemerintah negara-negara pemberi pinjaman untuk memilih salah satu dari tiga alternatif bantuan konsensional :  Pembatalan sebagian pinjaman nonkonsensional, maksimal hingga sepertiga dari total utang.  Penurunan suku bunga atas keseluruhan volume pinjaman.  Perpanjangan periode pembayaran hingga 25 tahun. 2. Rencana Brady (Brady Plan) Usulan ini juga terkenal dikemukakan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat, Nicholas Brady pada tahun 1989. Rencana itu bermaksud menghapuskan sebagian utang tetapi sisa pinjaman yang tidak terhapuskan akan dijamin pelunasannya oleh IMF atau Bank Dunia, asalkan negara-negara berkembang bersedia melaksanakan program-program penyesuaian seperti yang disarankan oleh IMF. 23
  • 24. 3. Pertukaran utang untuk modal (debt for equity swap) Mekanisme ini meliputi penjualan surat-surat promes dari pemerintahan negara-negara berkembang kepada investor swasta dengan potongan harga lebih dari 50% dalam pasar-pasar pedagangan sekunder. Bagi negara berkembang, mekanisme tersebut akan memacu investasi swasta dalam aset-aset yang ternilai dalam mata uang lokal, baik dari para investor domestik maupun investor asing , sekaligus mengurangi beban pelunasan utang-utang luar negerinya. 4. Pertukaran utang untuk lingkungan (debt for nature swap) Pihak kreditor dihimbau untuk memberi keringanan utang bagi negara-negara berkembang asalkan pemerintahan pemerintahan negara-negara Dunia Ketiga mau melakukan langkah-langkah preservasi atau 24 pelestarian lingkungan hidup secara lebih serius.
  • 25. Dari berbagai macam usulan untuk meringankan utang tersebut ternyata menimbulkan masalah yang pelik yaitu : sebagian besar usulan peringanan utang luar negeri negara-negara Dunia Ketiga terlalu mensyaratkan bak-bank swasta internasional untuk mengambil inisiatif pertama dalam melaksanakan kebijakan. Dalam prakteknya, hampir semua bank komersial swasta internasional tidak bersedia mengambil langkah pertama karena merugikan neraca keuangan mereka. 25
  • 26. Apakah Masalah Utang Ini Telah Teratasi? Mereka Yang Menang Dan Yang Kalah.  Pihak yang menang adalah bagi bank-bank komersial di negara-negara maju, hal ini dikarenakan total kredit macet yang mereka tanggung sudah menurun dari US$67 milyar pada tahun 1987 menjadi US$19 milyar pada tahun 1992 ketika krisis dianggap telah usai  Sedangkan pihak yang kalah adalah bagi penduduk yang berpenghasilan menengah ke bawah di berbagai negara - negara berkembang yang kesejahteraan ekonomi mereka telah dikorbankan guna memungkinkan pemerintahnya untuk membayar utang-utang 26 luar negeri.
  • 27. Pada tahun 1996, dilakukan inisiatif pertama untuk menangani masalah negara pengutang besar (highly indebted poor countries,HIPC) diluncurkan oleh satu kelompok yang terdiri dari tujuh negara industri besar (kelompok tujuh atau G7). Mereka melakukan proses penyaringan penyelesaian utang yang semakin besar melalui lembaga keuangan internasional. 27
  • 28. Kesimpulan  Beban krisis utang global seharusnya dibagi secara merata ke semua pihak bukannya oleh negara Dunia Ketiga saja. Kenyataannya, yang paling banyak menanggung beban utang adalah negara-negara berkembang yang justru paling lemah.  Selain stabilitas politik, elemen penting bagi kemampuan negara-negara berkembang untuk mengatasi utang luar negerinya adalah penyesuaian suku bunga global dan domestik. 28
  • 29.  Kemudian lembaga keuangan atau organisasi keuangan internasional khususnya IMF dan bank dunia harus berusaha lebih keras utuk menyediakan likuiditas serta fleksibilitas kebijakan finansial yang memadai agar negara berkembang dapat melakukan langkah penyesuaian tanpa harus terlalu banyak mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduknya. 29
  • 30. 30