Dokumen tersebut membahas tentang minat pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap layanan bank syariah di Banda Aceh. Dokumen ini menjelaskan karakteristik responden penelitian, aspek sosial pelaku UMKM, serta menganalisis jenis produk layanan dan manfaat bank syariah bagi pelaku UMKM."
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Syariah di Banda Aceh,ppt
1. Oleh : Kelompok I
Ketua : Cut Endang Kurniasih
Anggota : Lia Maifiana
Ade Eka Afriska
Cut Nanda Keusuma
Sabila Fildzah
MINAT PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH (UMKM) TERHADAP LAYANAN
BANK SYARI’AH DI BANDA ACEH
2. *
* Krisis ekonomi yang melanda perekonomian
nasional pada tahun 1997 disebabkan oleh
kelemahan sektor moneter di Indonesia. Akibat
terjadinya krisis ekonomi itu membuat
pertumbuhan ekonomi di Indonesia berjalan
lambat. Tetapi hanya usaha kecil dan
menengah (UKM) yang mampu berhasil
bertahan ketika krisis ekonomi terjadi di
Indonesia pada tahun 1996.
3. *UMKM sering mengalami kesulitan dalam hal modal.
Sumber modal UMKM pada umumnya berasal dari
modal para anggotanya. Selain itu UMKM juga
mendapatkan dana dari pihak ketiga yaitu
perbankan baik bank konvensional maupun bank non
konvensional (bank syariah).
*Tetapi sayangnya, bank konvensional tidak mampu
berperan membantu UMKM.
*Untuk itu UMKM beralih ke bank syari’ah, karena
bank syari’ah sebagai lembaga intermediasi yang
bisa membebaskan pelaku usaha kecil dari kesulitan
pendanaan dalam mengembangkan usaha ekonomi
mereka dan terhindar dari riba.
*Dan bank syari’ah lebih cocok untuk masyarakat
Banda Aceh, karena Banda Aceh menerapkan syari’at
Islam sehingga dijuluki kota Serambi Mekkah.
4. *
Dari masalah yang telah dikemukakan pada latar belakang
penelitian di atas, maka perumusan masalah yang akan
dibahas yaitu :
*Apakah jenis produk-produk layanan Bank Syariah yang
diminati/dipilih oleh pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)?
*Bagaimana persepsi pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) terhadap layanan Bank Syariah?
*Faktor-faktor apa yang menjadi penentu pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam memilih layanan
Bank Syariah?
*Apakah manfaat yang dirasakan oleh pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM)dari layanan Bank Syariah?
5. *
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis:
*Jenis produk-produk layanan Bank Syariah yang
diminati/dipilih pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM).
*Persepsi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) terhadap layanan Bank Syariah.
*Faktor-faktor yang menjadi penentu pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam memilih
layanan Bank Syariah.
*Manfaat yang dirasakan pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dari layanan Bank Syariah.
6. *
Dalam penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut :
*Secara akademis, diharapkan dapat menambah literatur
ilmiah khususnya mengenai minat pelaku usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) terhadap layanan Bank Syariah.
*Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan dan
sejauh mana sumbangannya terhadap perkembangan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM).
*Sebagai masukan bagi Pemerintah Provinsi Aceh pada
umumnya dan Pemerintah Kota Banda Aceh pada khususnya
dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki layanan
pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
7. *
*Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Aceh khususnya
pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banda
Aceh.
Pembahasannya adalah tentang :
* Jenis produk layanan bank syariah yang diminati/dipilih oleh
pelaku UMKM.
* Persepsi pelaku UMKM terhadap layanan bank syariah.
* Faktor-faktor yang menentukan pelaku UMKM dalam memilih
layanan bank syariah.
* Manfaat yang dirasakan pelaku UMKM dari layanan bank syariah
Banda Aceh.
8. *Lokasi Penelitian
Lokasi untuk memperoleh dan mengumpulkan data primer
ini adalah di tempat usaha para pelaku UMKM di Banda Aceh.
*Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara terhadap responden dengan alat bantu kuisioner,
sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga instansi
terkait, seperti BPS.
*Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banda Aceh. Dengan
jumlah populasi sebanyak 5.861 unit usaha dan d (tingkat
signifikansi) 13 persen maka dengan rumus Slovin diperoleh
sampel sebanyak 60 unit usaha.
9. *
*Definisi Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah
suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
atau gairah atau keinginan. Suatu minat akan timbul dari
dalam diri seseorang apabila hal yang diminati oleh orang
itu memiliki manfaat, dapat dirasakan dan dialami secara
nyata dan membuat pihak lain juga mendorong ke arah
itu.
Menurut Ahmad Fauzi (2004) bahwa minat memiliki
hubungan terhadap gaya gerak yang mendorong seseorang
untuk menghadapi orang, benda, kegiatan, pengalaman
yang di rangsang oleh kegiatan itu sendiri.
10. *Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menguraikan:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan.
11. *
No Uraian
Kriteria
Asset Omzet
1 Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2 Usaha Kecil > 50 juta - 500 juta > 300 juta - 2,5 milyar
3 Usaha Menengah > 500 juta - 10 milyar > 2,5 milyar – 50 milyar
Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
12. *
*Peranan usaha mikro, kecil dan menengah itu
dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB,
ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja,
dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang cukup berarti (M. Irfan, 2000).
14. *Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah menurut Kashmir (2007:177) adalah
suatu lembaga yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dan berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah mendefinisikan bank syariah
sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
15. *
*Berdimensi keadilan dan pemerataan
*Adanya pemberlakuan jaminan
*Menciptakan rasa kebersamaan
*Bersifat mandiri
*Persaingan secara sehat
*Adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS)
16. *
*Fungsi Bank Syariah sebagai manajemen investasi,
berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak
perwakilan.
*Fungsi Bank Syariah sebagai investasi, contohnya :
kontrak murabahah, musyarakah, ba’i as-salam, ba’i al
istisa’, ijarah dan lain-lain.
*Fungsi bank sebagai jasa keuangan, contohnya :
garansi, transfer kawat, L/C.
*Fungsi Bank Syariah sebagai jasa sosial melalui dana
qardh (pinjaman kebaikan), zakat, atau dana sosial
yang sesuai dengan ajaran islam.
17. *
*Al wadiah (simpanan)
Adalah titipan atau simpanan pada bank syariah.
Prinsip al wadi’ah merupakan titipan murni dari
satu pihak ke pihak lain baik perorangan maupun
badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja bila si penitip
menghendaki.
Saat ini uang yang dititipkan tidak lagi menganggur,
tetapi bank menggunakan lagi uang itu dalam
kegiatan perekonomian.
18. * Pembiayaan Bagi Hasil, ada 4 akad yaitu :
1. Al musyarakah
2. Al mudharabah
3. Al muza’arah
4. Al musaqah
* Ba’i Al Murabahah
Adalah kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam hal ini penjual harus memberitahukan harga pokok yang ia
beli ditambah keuntungan yang diinginkan.
* Ba’i Assalam
Adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Sehingga harus diketahui terlebih dahulu jenis,
kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk
uang.
* Ba’i al istishna
Adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen. Kedua belah pihak
harus saling setuju lebih dahulu tentang harga dan sistem pembayaran.
19. * Al ijarah (leasing)
Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melaui
pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barang itu.
* Al wakalah (amanat)
Adalah penyerahan mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat
ini harus dilakukan sesuai dengan yang disepakati oleh pemberi mandat.
* Al Kafalah (Garansi)
Adalah jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Atau pula
pengalihan tanggung jawab dari satu pihak ke pihak lain.
* Al Hawalah
Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain
yang wajib menanggungnya. Atau pemindah beban utang dari satu pihak
ke pihak lain. Dalam praktek dunia perbankan, al hawalah disebut
dengan anjak piutang (factoring).
* Ar Rahn
Adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Ar rahn di lakukan dalam
bentuk sistem pegadaian.
20. *
*Bank syariah berupaya untuk mengatasi masalah yang
sering dialami pelaku UMKM terhadap bank
konvensional terutama masalah bunga (riba).
*Bank syariah memprioritaskan pemberian kredit untuk
usaha produktif (sektor riil) masyarakat agar
masyarakat dapat menjalankan usahanya secara
mandiri, tidak bergantung pada pihak lain.
*Perbankan syariah juga turut dalam upaya menarik
investor luar negeri datang ke Indonesia untuk
menanamkan modal.
*Perbankan syariah sebagai salah satu wujud gerakan
ekonomi syariah mendorong timbulnya perilaku
ekonomi yang etis di kalangan masyarakat Indonesia
22. *
*Karakteristik Responden
Dari 60 sampel responden yang di teliti bahwa pelaku UMKM di
dominasi oleh laki-laki bandingkan responden perempuan. Hal
ini menunjukkkan bahwa sebagian besar sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laki-laki.
Dan rata-rata pelaku UMKM sudah kawin dari pada yang belum
kawin. Sehingga pada jumlah tanggungan anak, persentase
paling tinggi di miliki oleh pelaku UMKM yang tidak memiliki
tanggungan anak sebesar 45 % atau 27 orang.
Untuk pendidikan terakhir pelaku UMKM kebanyakan
merupakan tamatan SMA/SMK yang baru kemudian diikuti
dengan S1 yang berarti bahwa tingkat pendidikan pelaku
UMKM relatif lebih baik karena sudah memasuki pendidikan
atas.
23. *Aspek Sosial
Sebagian besar responden pelaku UMKM berasal
dari Provinsi Aceh daripada luar Aceh. Daerah asal
yang paling banyak yaitu Kota Banda Aceh diantara
ke 15 kabupaten/kota di Aceh yang diteliti.
Karena responden banyak yang berasal dari Banda
Aceh maka alasan responden datang ke Banda Aceh
tertinggi dimiliki oleh pelaku UMKM yang memang
menetap di Banda Aceh.
24. NO TAHUN MENETAP TINGGAL
JUMLAH
(orang)
PERSENTASE
(%)
1 Sejak Lahir 31 51,67
1950 – 1959 1 1,67
1960 – 1969 8 13,33
1970 – 1979 4 6,67
1980 – 1989 11 18,33
1990 – 1999 7 11,67
2 Pendatang 29 48,33
1980 – 1989 2 3,33
1990 – 1999 6 10
2000 – 2009 11 18,33
2010 – 2013 10 16,67
JUMLAH 60 100,00
TABEL 4.10
TAHUN MENETAP RESPONDEN PELAKU UMKM
TINGGAL DI BANDAACEH
*Dan karena kebanyakan responden berasal dari
Banda Aceh maka artinya bahwa mereka telah
tinggal di Banda Aceh sejak lahir. Seperti yang
ditujukkan pada tabel 4.10.
Dan kebanyakan responden telah tinggal dirumahnya sendiri di Banda
Aceh bersama keluarganya seperti suami, istri, orang tua, dll.
Sumber : Data Lapangan, Mei 2014 (diolah)
25. *Aspek Ekonomi
Berbagai alasan yang melatarbelakangi para reponden
memilih usaha atau pekerjaan di Banda Aceh antara
lain penduduk asli Banda Aceh, ramai konsumen,
adanya peluang usaha, merupakan pusat perdagangan
dan lainnya bahkan sampai ada responden yang
mengatakan dengan alasan faktor internal seperti
dekat suami dan lebih aman jika di Banda Aceh.
Dan banyak juga faktor yang menjadi alasan responden
pelaku UMKM dalam memilih jenis usaha, namun yang
paling banyak mereka pilih adalah usaha atau
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian/keterampilan
yang dimiliki oleh responden sebesar 21,67 % atau 13
orang.
26. Untuk modal awal membuka usaha sebagian besar
diperoleh dari tabungan, tetapi ada juga yang modal
awalnya diperoleh dari orang tua, bank dan lainnya.
Sebagian besar responden memulai membuka usaha
dengan modal ≥ Rp 25.000.100 juta dengan persentase
51,67 % atau 31 orang dan ada juga responden yang
memulai membuka usaha dengan modal < Rp 5.000.000
sebanyak 18 orang.
Omzet yang didapatkan responden sudah tergolong
lumayan besar yaitu sebesar Rp 10.000.000–Rp
25.000.000 dan Rp 25.000.100–Rp 50.000.000, memiliki
persentase yang sama masing-masing 28,33 % atau 17
orang.
27. NO KECUKUPAN PENDAPATAN
JUMLAH
(orang)
PERSENTASE
(%)
1 Sudah mencukupi 52 86,67
2 Lumayan 3 5
3 Belum mencukupi 5 8,33
JUMLAH 60 100,00
TABEL 4.24
KECUKUPAN PENDAPATAN RESPONDEN
PELAKU UMKM PER BULAN DI BANDA ACEH
Dan apabila dilihat lebih rinci mengenai pendapatan yang diterima
responden per bulan. Kebanyakan responden menerima pendapatan sekitar
Rp 2.000.100–Rp 3.000.000 yang berarti bahwa pelaku UMKM pada
umumnya berada pada kelompok pendapatan menengah ke bawah.
Jika di hubungkan dengan kecukupan perdapatan responden terhadap
kebutuhan per bulan maka responden menyatakan telah mampu mencukupi
kebutuhan sehari-hari per bulan nya. Ini disebabkan karena pendapatan
yang mereka dapatkan jumlahnya lebih besar dari mereka yang hanya
memiliki sedikit tanggungan, itu terlihat pada tidak banyak responden yang
memiliki anak lebih dari 2.
Sumber : Data Lapangan, Mei 2014 (diolah)
28. *Hambatan dan Harapan
Dalam melaksanakan usaha nya dalam usaha mikro, kecil
dan menengah, pelaku UMKM pernah menghadapi
kesulitan-kesulitan yang bermacam-macam, seperti
terbatasnya modal usaha, bahan baku yang sulit
diperoleh dan mahal, SDM kurang displin dan cocok,
masalah cuaca, pesaing, sepi pelanggan sampai kepada
pemasaran output yang seringkali tidak laku.
Dan berbagai harapan yang disampaikan oleh para
responden yaitu mereka berharap semoga usahanya lebih
maju dan bisa membuka cabang di tempat lain,
meningkatkan pelayanan lebih baik, mempunyai mitra
atau pelanggan baru, dan juga bisa menguasai pasar.
29. *Persepsi Responden Terhadap Layanan Bank
Syariah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa
pelaku UMKM paling banyak menjadi nasabah
di Bank Syariah Mandiri dan sebagian kecil dari
mereka yaitu 6 orang ternyata memiliki 2 buku
rekening di perbankan syariah yang berbeda.
30. Mereka memilih bank syariah itu karena melihat ada nilai
keuntungan yang besar apabila menjadi nasabah di bank
tersebut, walaupun masih ada beberapa alasan lagi seperti
ajaran agama sebesar 26,67%, kualitas pelayanan yang baik
sebesar 15%, hal lain sebesar 11,67 %, dll.
NO MOTIVASI RESPONDEN
JUMLAH
(orang)
PERSENTASE
(%)
1 Ajaran agama 16 26,67
2 Ajaran keluarga 0 0
3 Nilai keuntungan 19 31,67
4 Kualitas pelayanan yang baik 9 15
5 Lainnya 7 11,67
6 Ajaran agama dan kualitas pelayanan 2 3,33
7 Ajaran agama dan nilai keuntungan 4 6,67
8 Ajaran agama, nilai keuntungan, kualitas pelayanan 1 1,67
9 Ajaran keluarga dan nilai keuntungan 1 1,67
10 Nilai keuntungan dan kualitas pelayanan 1 1,67
JUMLAH 60 100,00
TABEL 4.34
MOTIVASI RESPONDEN PELAKU UMKM DALAM
MEMILIH BANK SYARIAH DI BANDA ACEH
Sumber : Data Lapangan, Mei 2014 (diolah)
31. *Mengenai pengetahuan responden pelaku UMKM
terhadap produk dan layanan bank syariah di Banda
Aceh. Responden paling banyak menjawab tahu akan
produk yang di tawarkan perbankan syariah sebesar
51,67 %. Sisanya sebesar 48,33 % menjawab tidak tahu.
Dari responden yang mengetahui, produk mudharabah
yang paling banyak diketahui.
*Sementara itu, jenis produk bank syariah yang banyak
dimanfaatkan adalah produk penghimpunan dana, yaitu
simpanan atau tabungan sebesar 41,67 % atau 25 orang.
Lalu diikuti dengan produk mudharabah.
*Meskipun pada sebelumnya produk mudharabah yang
paling banyak di ketahui/didengar oleh responden. Itu
artinya bahwa walaupun responden lebih banyak
mengetahui produk bank syariah, namun dalam
prakteknya responden tidak banyak yang memilih/minat
produk seperti mudharabah, musyarakah dll.
32. *Mengenai manfaat setelah memilih produk bank syariah,
responden paling banyak merasakan manfaat aman.
Sehingga pada tanggapan responden terhadap layanan
bank syariah pun banyak yang mengatakan
baik/memuaskan.
*Tanggapan responden pelaku UMKM terhadap bunga
bank, sebagian besar bunga bank itu haram (riba),
karena bertentangan dengan agama, sehingga menolak
penggunaanya pada sistem perbankan. Selanjutnya
menurut responden kehadiran perbankan syariah di
Banda Aceh sudah menarik. Dan tanggapan responden
mengenai sistem bagi hasil yang diterapkan bank syariah
sudah sesuai dengan prinsip keadilan dan agama.
33. *
*Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan pelaku UMKM terhadap layanan
bank syariah di Banda Aceh, ada lima faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor ajaran agama, ajaran keluarga,
nilai keuntungan, kualitas pelayanan termasuk kemudahan
akses dan bertransaksi serta faktor keamanan.
Sebagian besar responden pelaku UMKM menanggapi positif
mengenai kehadiran bank syariah di Banda Aceh, dan mereka
pun juga merasa kualitas pelayanan yang diberikan bank syariah
sudah baik/memuaskan, hal itu terlihat dari manfaat yang
dirasakan responden (yaitu aman dan terjamin) setelah memilih
produk/layanan bank syariah.
Namun ada sebagian responden lainnya yang belum memahami
produk yang sebenarnya mereka pilih, karena informasi yang
diterima responden kurang lengkap.
34. *Saran
*Saran peneliti bagi pelaku UMKM agar dapat lebih terbuka dalam
memilih suatu produk bank syariah yang tidak hanya berbentuk
produk penghimpunan dana saja. Dan saran peneliti bagi pelaku
UMKM untuk peningkatan usaha. Pelaku UMKM harus bekerja lebih
keras dalam mengatasi hambatan-hambatan klasik yang sering di
alami pelaku UMKM.
*Saran peneliti bagi bank syariah harus tetap meningkatkan
pelayanan kepada nasabah. Dan bank syariah perlu diversifikasi
produk dan promosi kepada masyarakat luas mengenai peran
penting bank syariah di Banda Aceh sehingga dapat menumbuhkan
minat masyarakat khususnya pelaku UMKM untuk mengetahui akan
pentingnya bank syariah dalam perekonomian beserta
produk/layanannya.