SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KEBOBROKAN MANAJEMEN UTANG DAN MENTAL PEMERINTAH YANG
EGOIS

RESENSI BUKU
Judul Buku

: Utang Pemerintah Mencekik Rakyat

Penulis

: Awalil Rizky dan Nasyith Majidi

Penerbit

: E. Publishing, Jakarta, 2008

Tebal

: xvi + 230 halaman

Ukuran

: 13,5 cm x 20,5 cm

Kategori Buku : Non fiksi
ISBN

: 978–979–18332–2–6

Harga

:

Uang Pemerintah Mencekik Rakyat ini merupakan salah satu dari serial 9
buku Indonesia: Undercover Economy yang ditulis oleh Awalil Rizky dan Nasyith
Majidi dan sudah diterbitkan. Dua lainnya yang sudah diterbitkan juga yaitu
Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia dan Bank Bersubsidi Yang Membebani.
Dua buah buku lainnya segera terbit, yakni: Bangsaku Tergelincir Minyak dan
Kemiskinan yang Tak Terentaskan. Empat buku lainnya masih dalam proses penulisan
akhir, yang masing-masing membahas mengenai: APBN, Perdagangan Luar Negeri,
Pasar Modal, dan Perkembangan Sektoral.
Tentu kita tidak perlu terkejut akan bahasan buku ini yang mengkritik masalah
utang pemerintah. Karena memang background dari penulis sendiri (yakni Awalil Rizki
) adalah seorang aktivis dan merupakan mantan ketua HMI(Himpunan Mahasiswa
Islam) Cabang Yogyakarta dan sekaligus sebagai Seorang ekonom yang concern pada
upaya perbaikan nasib rakyat Indonesia. Sementara Nasyith Majidi, beliau saat
menjabat sebagai Ketua think tank ekonomi Terang Indonesia. Sebelumnya, beliau
adalah seorang Komisaris Lautandhana Securindo, Direktur dan salah satu pendiri
lembaga riset ekonomi Econit Kelompok Penasehat.

Yuca Siahaan
Uraian buku ini ditujukan kepada tokoh-tokoh masyarakat di tingkat nasional
dan daerah. Baik mereka yang tergolong para pengambil kebijakan, elit politik, praktisi
bisnis, maupun tokoh masyarakat lainnya. Termasuk juga dalam pengertian tokoh di
sini adalah elemen masyarakat yang bergiat dalam berbagai gerakan, seperti: gerakan
mahasiswa, gerakan sosial, gerakan budaya, dan aktivitas pemberdayaan masyarakat
lainnya.
Buku ini telah membuka mata saya tentang bagaimana kebobrokan manajemen
utang pemerintah di Indonesia dan kekurangpedulian pemerintah dalam penanganannya.
Buku ini bernuansa ideologis berisi pernyataan sikap sekaligus apa yang mestinya harus
dilakukan (normatif). Dalam buku ini penulis menyatakan sikapnya secara jelas dan
lugas.
Pemerintah Indonesia membayar utang pokok sebesar Rp 118 triliun, dan bunga
utangnya sebesar Rp 79,5 triliun pada tahun 2007. Sementara itu, utang pemerintah
Indonesia yang masih belum dibayar per 31 Desember 2007 adalah sekitar Rp 1.400
triliun. Empat puluh (40) persennya tergolong utang luar negeri, dan 60 persen lainnya
adalah utang dalam negeri.
Penulis

mengungkapkan

berbagai

pandangan

terhadap

masalah

utang

pemerintah ini, ada yang menyarankan “penyelesaian” yang lebih radikal atas utang
yang masih ada (outstanding), ada yang menganggapnya sebagai alat imperialisme, ada
yang menganjurkan upaya negosiasi yang lebih serius terhadap para kreditur, ada yang
mengarah kepada masih perlunya pemerintah berutang. Sementara pemerintah dan
kebanyakan ekonom memandang soal utang pemerintah dengan perspektif yang
menempatkan negara serupa pelaku bisnis. Sebenarnya menurut teori ekonomi, utang
pemerintah memang tidak berarti baik atau buruk.
Akumulasi transaksi utang piutang luar negeri, dari waktu ke waktu, membentuk
posisi ULN (external debt outstanding). Datanya bersifat persediaan (stock). Sejak
tahun 1970 sampai era awal 90-an, Indonesia mulai menerima arus ULN yang
cenderung makin meningkat tiap tahun. Biaya selain bunga yang terkait dengan
pengadaan pinjaman luar negeri (loan) antara lain adalah: commitment fee, management
fee, dan premi asuransi.

Yuca Siahaan
Mengapa ada utang pemerintah, penyebab utamanya adalah pengeluaran
pemerintah yang cenderung meningkat dan tidak selalu bisa diimbangi oleh penerimaan,
sehingga terjadi defisit anggaran. Dan pada awalnya, hampir seluruh utang pemerintah
NSB berasal dari sumber luar negeri. Namun pada kurun waktu berikutnya, ULN
pemerintah NSB pada umumnya sudah memiliki porsi yang relatif setara dibanding
utang dalam negeri (UDN)nya.
Kita dapat menghitung ULN pemerintah pada saat ini dengan tiga cara, yaitu:
loans, loans ditambah SUN denominasi valuta asing, dan ditambah dengan SUN
denominasi rupiah yang dimiliki pihak asing. Masing-masing akan menghasilkan angka
yang berbeda.
Perhitungan secara ekonomis menunjukkan biaya ULN lebih kecil daripada
biaya UDN pemerintah. Namun, ada biaya yang sulit dihitung, karena ULN hampir
selalu disertai biaya kondisional (conditionalities), berupa prasyarat tertentu yang
ditetapkan oleh kreditur. ULN juga dianggap meningkatkan risiko perekonomian.
Langkah konversi yang sudah dilakukan memang mengurangi risiko krisis ULN, namun
risiko gagal membayar utang (default) bagi pemerintah tetap meningkat.
Negara yang berutang dianggap memiliki kesenjangan dalam dua variabel pokok
perekonomiannya. Adanya kesenjangan antara persediaan dengan kebutuhan tabungan
(kesenjangan tabungan/savings gap) dan adanya kesenjangan antara ketersediaan
dengan kebutuhan akan devisa (kesenjangan devisa /foreign-exchange gap). Kedua
kesenjangan itu memerlukan tambahan sumber keuangan dari luar negeri untuk
menutupinya.
Namun, ada juga logika bahwa: pertumbuhan ekonomi adalah prasyarat bagi konsep
lainnya yang menginginkan keadilan atau perlindungan bagi kaum miskin; pertumbuhan
ekonomi sendiri tidak mungkin dicapai jika tidak ada modal (yang terakumulasi), aspek
lainnya (seperti modal manusia, skala usaha, prioritas sektor) tidak akan bisa efektif
tanpanya. Pada akhirnya nanti, diharapkan kebutuhan terhadap bantuan dan utang luar
negeri akan menurun dengan sendirinya, setelah sumber-sumber domestik mampu
mendukung suatu proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan (sustainable).
Tetapi itu hanya sebatas harapan, karena yang terjadi adalah ULN yang berlimpah
mengakibatkan perekonomian Indonesia menjadi “manja”, dan tak berupaya keras
untuk melakukan akumulasi kapital domestik bagi investasi.

Yuca Siahaan
Sumber Utang Pemerintah adalah pinjaman bilateral, pinjaman multilateral,
pinjaman komersial, kredit suplier, dan obligasi (bersifat komersial dan jangka pendek).
Negara kreditur terbesar bagi Indonesia adalah Jepang(mencapai hampir 40%),
kemudian disusul Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Inggris, Austria,
Australia, Spanyol dan Kanada.
Kreditur dari organisasi internasional adalah 30,6% dengan porsi terbesar pada ADB,
IBRD, dan IDA.
IBRD merupakan hasil dari Konferensi United Nations Monetary and
Financial pada bulan Juli 1944 di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat,
yaitu membentuk 2 lembaga keuangan pelengkap,yaitu IMF yang ditujukan untuk
mempromosikan stabilitas mata uang internasional dengan cara membantu defisit
neraca pembayaran untuk sementara waktu dan IBRD yang ditujukan untuk membantu
pembiayaan rekonstruksi dan pembangunan di negara-negara anggota yang sedang
berkembang. Namun ini hanya teori saja, karena dalam kenyataannya kedua lembaga ini
terutama IMF malah membuat penerima bantuannya terjebak dalam konspirasinya.
Karena negara penerima pinjaman dari IMF harus melakukan Program penyesuaian
struktural berpatokan pada empat hal, yaitu: Pertama, melakukan liberalisasi sektor
keuangan; kedua, melakukan liberalisasi sektor perdagangan; ketiga, melakukan
privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan keempat, pengurangan subsidi.
Dimana belum tentu program ini sesuai untuk diterapkan di negara penerima pinjaman,
ini belaka hanya untuk kepentingan IMF itu sendiri.
Sejarah utang pemerintah Indonesia dimulai dari pemerintahan Soekarno
menerima warisan utang pemerintah kolonial Hindia Belanda sebesar 4 miliar dolar
Amerika, meski tidak pernah dibayar, namun tidak dihapuskan. Utang ini akhirnya
mulai dibayar pada era Soeharto dan lunas pada tahun 2003. Selama kurun tahun 50-an
tetap ada bantuan dan ULN yang masuk ke Indonesia, ULN yang diwariskan sebesar
USD 2,1 miliar.
Tahun 1967 Indonesia yang kembali menjadi anggota IMF dan Bank Dunia, antara
lain memperoleh: hibah, restrukturisasi utang lama, komitmen utang baru dan pencairan
utang baru yang cepat. Pada mulanya, semua ULN bersifat lunak. Ada hibah (grant)
sebagai ”dana pendamping” utang. Ada bantuan program dan bantuan proyek dengan
syarat-syarat pelunasan yang lunak. Namun, mulai pertengahan 1970-an, diterima

Yuca Siahaan
pinjaman proyek dengan persyaratan setengah lunak. Sedangkan pinjaman komersial
mulai banyak diterima pada penghujung 1970-an.
Posisi ULN Indonesia pada awal tahun 1970 adalah sebesar USD 2,52 milyar,
termasuk ULN Orde Lama sebesar USD 2,1 milyar yang telah dijadwal ulang melalui
Paris Club tahun 1970, namun tidak memasukkan utang warisan pemerintah kolonial
Belanda. Posisi ULN tersebut meningkat menjadi sebesar USD 20,9 milyar pada akhir
tahun 1980 dan mencapai posisi tertinggi, USD 150,89 milyar pada akhir tahun 1999.
Dalam kurun waktu tersebut ULN pemerintah meningkat dari USD 2,52 milyar pada
awal tahun 1970, sebesar USD 6,6 milyar pada akhir tahun 1980, dan menjadi USD
75,87 milyar dollar pada akhir tahun 1999. Sedangkan ULN swasta, yang hampir tidak
ada pada tahun 1970, menjadi USD14,3 milyar dollar pada akhir tahun 1980, kemudian
mencapai posisi tertinggi, USD 83,56 milyar dollar pada akhir tahun 1998.
Posisi ULN Indonesia pada 30 September 2007 adalah sebesar $136,95 miliar.
Ada rasio yang membandingkan antara posisi ULN dengan nilai ekpor, sebesar 97,3 %.
Artinya, nilai ULN yang masih ada pada akhir tahun 2007 ini hampir setara dengan nilai
ekspor selama tahun tersebut. “Seandainya” ULN ingin dilunasi dari hasil ekspor
selama satu tahun, maka nilainya mencukupi. Dan ada juga rasio yang membandingkan
cadangan devisa tersebut dengan pembayaran ULN selama satu tahun. Pada tahun 2007
rasionya adalah sebesar 210,8%. Artinya, secara teoritis, Indonesia memiliki devisa
yang lebih dari cukup untuk membayar kewajiban ULN pada tahun bersangkutan.
Bila dilihat dari jenis suku bunganya per 31 Desember 2007, ULN memiliki tingkat
suku bunga 64,3% tidak tetap (variable rate) dan 35,7% tetap (fixed rate).
Posisi ULN Indonesia, pemerintah dan swasta, pada 31 Maret 2008 adalah
sebesar USD 145,47 miliar. Komposisinya adalah sebagai berikut: posisi ULN
pemerintah USD 87,50 milyar; posisi ULN swasta USD 57,97 milyar. Pemerintah disini
maksudnya adalah pemerintah umum (pemerintah pusat dan pemerintah daerah) dan
sektor pemerintah lainnya (sektor keuangan/ bank sentral dan yang bukan sektor
keuangan).
Penulis mengungkapkan bahwa beban ULN saat ini sebagian besarnya adalah
akibat keputusan pemerintahan Soeharto. Pemerintahan pasca Soeharto turut
bertanggung jawab atas langkah ini, dengan anjuran atau rekomendasi dari IMF.

Yuca Siahaan
Walaupun sempat terjadi penurunan proporsi ULN, namu UDN yang mengalami
peningkatan.
Pembayaran beban utang pemerintah ini (utang pokok + bunga) dianggarkan
dalam APBN. Beban utang pemerintah pusat dalam APBNterlihat melalui item-item:
pembayaran bunga utang di bagian Belanja, dan pelunasan pokok utang pada bagian
pembiayaan.
Pembayaran beban utang pemerintah perlu dibandingkan dengan beberapa pos belanja
yang penting dalam APBN, agar kita dapat membayangkan apa saja yang bisa
dilakukan jika beban utang pemerintah tidak sedemikian besar. Hasilnya: rata-rata
pembayaran itu lebih dari dua kali lipat belanja pegawai, dan lebih dari tiga kali lipat
belanja modal.
Jika APBN tidak dikelola dengan hati-hati, maka kemungkinan gagal bayar dapat
terjadi sewaktu-waktu.
APBN semakin sulit diharapkan menjadi stimulus fiskal bagi pertumbuhan
ekonomi, karena sebagian cukup besarnya telah dihabiskan untuk membayar beban
utang. Pembayaran cicilan disertai bunga yang banyak ini, yang memikul beban berat
adalah rakyat. Penerimaan pajak, apalagi penerimaan SDA, mestinya adalah sarana
untuk meningkatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tetapi hak itu dirampas untuk
membayar beban utang, yang tidak sepenuhnya mereka nikmati.
Ada harapan akan ada transfer keuntungan di masa-masa yang akan datang,
justru yang jelas barulah uang kas atau devisa yang masuk saat berutang. Pengalaman
Orde Baru dapat terulang, gali lubang tutup lubang, dan generasi mendatang tetap akan
menanggung akibatnya.
Dalam buku ini dibahas juga soal analisis ekonomi yang menyoroti sisi kreditur
pada umumnya menjelaskan motif keuntungan atau optimalisasi portofolio keuangan
yang dimiliki mereka. Bahkan, ada pandangan yang memvonis ULN telah
memerosokan perekonomian Indonesia ke dalam kehancuran hingga saat ini.
Pinjaman pemerintah meningkat pesat sejak tahun 1981/82 sampai dengan
1983/84, pinjaman yang diterima naik rata-rata lebih dari 40% setiap tahunnya.
Sebagian besarnya adalah bantuan proyek dan komersial. Padahal jika kita tilik kembali,
pada tahun 1984 adalah masa jaya bagi Indonesia dengan tercapainya swasembada

Yuca Siahaan
beras. Tentu yang salah dalam kasus utang pemerintah di Indonesia ini adalah
manajemen penggunaan utang tersebut.
Penulis mengatakan bahwa ada kesalahan yang bersifat metodologis dan
paradigmatik mengenai kebutuhan Indonesia akan ULN. Ada tuduhan, sebagian
ekonom Indonesia telah sejak awal men- dapat ”cuci otak” mengenai teori-teori
pendukung ULN, serta teori tentang keniscayaan modal asing dalam pembangunan
ekonomi nasional. Dominasi teori-teori dan ekonom penganutnya dianggap dilestarikan
hingga kini, hanya dengan sedikit perubahan dalam variasi teknis atau sub teori saja.
Posisi ULN Indonesia mencapai posisi tertinggi, US$150,89 milyar pada akhir
tahun 1998. Hal ini disebabkan adanya krisis yang terjadi sebagai dampak dari
pemerintahan Soeharto. Ditambah kasus BLBI. Sekitar 650 triliun SUN yang awal
adalah berkaitan dengan program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan
program restrukturisasi perbankan.
Untuk mengendalikan beban utang di masa mendatang, Pemerintah dan DPR
telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara.
Pemerintah juga telah mengeluarkan PP Nomor 23 Tahun tentang “Pengendalian
Jumlah Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Kebanyakan ekonom menyarankan rasio yang aman
untuk total ULN terhadap PDB adalah 25%. Pada rasio defisit Indonesia masih
menunjukkan angka 48,5 % dan 60,3%, jauh dari 25 %. Namun, pemerintah hingga
masa ini (pemerintahan SBY) tidak terlihat keseriusan dalam menanganinya, tidak ada
langkah yang radikal dalam pengelolaan utang, masih sesuai rekomendasi
IMF,meskipun tak ada kewajiban lagi untuk mematuhinya. Ini mengindikasikan
pemerintah yang egois mementingkan pemerintahannya saja dan kurang memerdulikan
nasib utang pemerintah negara ini ke depannya. Karena hanya berfikir itu bukan
tanggung jawabnya karena akan ada saatnya pergantian jabatan.
Dalam wacana internasional, tersedia banyak konsep berupa pemberian
keringanan, seperti: penjadwalan kembali (reschedulling), pemotongan pokok utang
(debt relief), pertukaran utang dengan program pembangunan (debt for development
swap), dll. Namun, pengampunan utang tetap tidak akan efektif, serta bersifat tidak adil
atas fakta sejarah. Bahkan, ada kritisi yang menuntut adanya penghapusan utang atau
repudiasi (repudiation) atas dasar doktrin utang haram (odious debt), konteks utang

Yuca Siahaan
yang dibuat oleh rezim otoriter, serta adanya ketidakberesan dalam transaksi utang sejak
awal.
Pada tahun 2005 dan 2006 diketahui bahwa Indonesia mendapat keringanan waktu
pembayaran dan sejumlah bunga tertentu. Beberapa Cicilan ULN yang jatuh tempo
pada tahun 2005, ditunda dan dibagi bebannya selama kurun waktu lima tahun, dengan
tenggang waktu pembayaran satu tahun. Namun, penataan ulang masa jatuh
tempon(reprofiling) tidak akan mengurangi utang, justru menambah beban bunga utang.
Dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan pembayaran beban utang pemerintah
yang sangat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk perbaikan ke
depannya, hal-hal yang bisa diharapkan (itupun harus dicapai dengan kerja keras dan
pengawasan ketat) antara lain adalah: kehati-hatian dalam keputusan berutang dan
memilih instrumennya, pengelolaan yang tepat atas beban utang yang sudah ada, dan
pengurangan kebocoran negara dibanding dengan masa lalu.
Berbicara mengenai masa depan utang pemerintah, stok utang pemerintah dan
beban utang dipastikan akan meningkat sangat signifikan pada masa mendatang karena
adanya “penggeseran” jatuh tempo utang ke waktu yang lebih panjang.
Untuk ke depannya, diperlunkan perubahan mendasar dalam kebijakan utang
pemerintah Indonesia. Sebagian perubahan bersifat agak radikal, dan sebagian lainnya
menawarkan langkah yang lebih moderat. Jika sebagian penyelesaian yang agak
”radikal” terhadap stok dan beban utang pemerintah tidak dilakukan, maka utang
pemerintah telah dan akan semakin mencekik rakyat Indonesia di masa mendatang.
Uraian buku ini bergaya penuturan sehingga pokok permasalahan yang dibahas
lebih

mudah dipahami. Buku ini bener-benar memandang angka-angka utang

pemerintah dengan cara yang berbeda. Buku ini dapat membuka mata kita tentang
bagaimana sebenarnya keadaan utang pemerintah Indonesia ini. Buku ini juga sangat
kaya dengan data. Hanya saja buku ini kurang merinci sumbernya secara akurat, serta
ada simplifikasi uraian yang membuat beberapa fakta dan opini terkesan amat
disederhanakan. Namun tetap saja buku ini sangat bagus untuk dibaca siapapun untuk
mengetahui kondisi utang pemerintah Indonesia, terutama bagi mahasiswa ekonomi
pembangunan

yang

nantinya

akan

kebijakan(terutama ekonomi) di negara ini.

Yuca Siahaan

menjadi

generasi

penerus

pengambil

More Related Content

What's hot

Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaMohammad Sugiharto
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
 Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisisSigit Pramulia
 
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-comBuku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-comIlham Ismail
 
International monetary funds
International monetary fundsInternational monetary funds
International monetary fundsNykm
 
4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme
4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme
4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalismeTiga Rezki Utama
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiNoeghraha Prathama
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4Yoyo Sudaryo
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaKyuhae Sihanlee
 
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamKebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamEka Widia
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiirmayanti39
 

What's hot (19)

Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Krisis ekonomi
Krisis ekonomiKrisis ekonomi
Krisis ekonomi
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
 Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
 
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-comBuku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
 
International monetary funds
International monetary fundsInternational monetary funds
International monetary funds
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
6 isu isu ekonomi
6 isu isu ekonomi6 isu isu ekonomi
6 isu isu ekonomi
 
Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneter
 
4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme
4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme
4 road to mef 2012 - ver rontoknya kapitalisme
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islami
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
 
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islamKebijakan moneter dalam perspektif islam
Kebijakan moneter dalam perspektif islam
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayanti
 

Similar to Utang Pemerintah

Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Oswar Mungkasa
 
Hutang Luar Negeri
Hutang Luar NegeriHutang Luar Negeri
Hutang Luar NegeriAbu Tholib
 
Ancaman hutang luar negeri
Ancaman hutang luar negeriAncaman hutang luar negeri
Ancaman hutang luar negeriAnton Setyawan
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalUtang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalMulyadi Yusuf
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...Trisno Harefa
 
Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneterWarnet Raha
 
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...yuliayupr
 
makalah Permasalahan utang luar negeri indonesia
makalah Permasalahan utang luar negeri indonesiamakalah Permasalahan utang luar negeri indonesia
makalah Permasalahan utang luar negeri indonesiaIrvan Berutu
 
MAKALAH_utang luar negeri.docx
MAKALAH_utang luar negeri.docxMAKALAH_utang luar negeri.docx
MAKALAH_utang luar negeri.docxHemaCandra
 
Uts makro lanjut
Uts makro lanjutUts makro lanjut
Uts makro lanjutMas Mito
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15Rostiawati Hasan
 
Utang Indonesia
Utang IndonesiaUtang Indonesia
Utang IndonesiaDwi Anita
 
ekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesiaekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesiaCucu Sya'diah
 
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...sitiholipah2
 
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinGino Yunanda
 
Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...
Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...
Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...Siti Sahati
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaily_sugli
 

Similar to Utang Pemerintah (20)

Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
 
Hutang Luar Negeri
Hutang Luar NegeriHutang Luar Negeri
Hutang Luar Negeri
 
Ancaman hutang luar negeri
Ancaman hutang luar negeriAncaman hutang luar negeri
Ancaman hutang luar negeri
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalUtang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR  NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2000-2012 ...
 
Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneter
 
Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneter
 
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...
 
makalah Permasalahan utang luar negeri indonesia
makalah Permasalahan utang luar negeri indonesiamakalah Permasalahan utang luar negeri indonesia
makalah Permasalahan utang luar negeri indonesia
 
MAKALAH_utang luar negeri.docx
MAKALAH_utang luar negeri.docxMAKALAH_utang luar negeri.docx
MAKALAH_utang luar negeri.docx
 
Uts makro lanjut
Uts makro lanjutUts makro lanjut
Uts makro lanjut
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 15
 
Utang Indonesia
Utang IndonesiaUtang Indonesia
Utang Indonesia
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
ekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesiaekonomi politik indonesia
ekonomi politik indonesia
 
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 3, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
 
Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...
Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...
Hubungan Antara Perang Dingin Dan Tatanan Ekonomi Dunia Dengan Perkembangan P...
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesia
 
Imperialisme utang
Imperialisme utangImperialisme utang
Imperialisme utang
 

More from Yuca Siahaan

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Yuca Siahaan
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"Yuca Siahaan
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianYuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy processYuca Siahaan
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaYuca Siahaan
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Yuca Siahaan
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiYuca Siahaan
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSYuca Siahaan
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasiYuca Siahaan
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranYuca Siahaan
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaYuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Yuca Siahaan
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Yuca Siahaan
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasiYuca Siahaan
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangYuca Siahaan
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmYuca Siahaan
 
Cafta dan perkembangannya di indonesia
Cafta dan perkembangannya di indonesiaCafta dan perkembangannya di indonesia
Cafta dan perkembangannya di indonesiaYuca Siahaan
 

More from Yuca Siahaan (20)

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal Penelitian
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomi
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasi
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi Indonesia
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2)
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasi
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magang
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
 
Cafta dan perkembangannya di indonesia
Cafta dan perkembangannya di indonesiaCafta dan perkembangannya di indonesia
Cafta dan perkembangannya di indonesia
 

Utang Pemerintah

  • 1. KEBOBROKAN MANAJEMEN UTANG DAN MENTAL PEMERINTAH YANG EGOIS RESENSI BUKU Judul Buku : Utang Pemerintah Mencekik Rakyat Penulis : Awalil Rizky dan Nasyith Majidi Penerbit : E. Publishing, Jakarta, 2008 Tebal : xvi + 230 halaman Ukuran : 13,5 cm x 20,5 cm Kategori Buku : Non fiksi ISBN : 978–979–18332–2–6 Harga : Uang Pemerintah Mencekik Rakyat ini merupakan salah satu dari serial 9 buku Indonesia: Undercover Economy yang ditulis oleh Awalil Rizky dan Nasyith Majidi dan sudah diterbitkan. Dua lainnya yang sudah diterbitkan juga yaitu Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia dan Bank Bersubsidi Yang Membebani. Dua buah buku lainnya segera terbit, yakni: Bangsaku Tergelincir Minyak dan Kemiskinan yang Tak Terentaskan. Empat buku lainnya masih dalam proses penulisan akhir, yang masing-masing membahas mengenai: APBN, Perdagangan Luar Negeri, Pasar Modal, dan Perkembangan Sektoral. Tentu kita tidak perlu terkejut akan bahasan buku ini yang mengkritik masalah utang pemerintah. Karena memang background dari penulis sendiri (yakni Awalil Rizki ) adalah seorang aktivis dan merupakan mantan ketua HMI(Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Yogyakarta dan sekaligus sebagai Seorang ekonom yang concern pada upaya perbaikan nasib rakyat Indonesia. Sementara Nasyith Majidi, beliau saat menjabat sebagai Ketua think tank ekonomi Terang Indonesia. Sebelumnya, beliau adalah seorang Komisaris Lautandhana Securindo, Direktur dan salah satu pendiri lembaga riset ekonomi Econit Kelompok Penasehat. Yuca Siahaan
  • 2. Uraian buku ini ditujukan kepada tokoh-tokoh masyarakat di tingkat nasional dan daerah. Baik mereka yang tergolong para pengambil kebijakan, elit politik, praktisi bisnis, maupun tokoh masyarakat lainnya. Termasuk juga dalam pengertian tokoh di sini adalah elemen masyarakat yang bergiat dalam berbagai gerakan, seperti: gerakan mahasiswa, gerakan sosial, gerakan budaya, dan aktivitas pemberdayaan masyarakat lainnya. Buku ini telah membuka mata saya tentang bagaimana kebobrokan manajemen utang pemerintah di Indonesia dan kekurangpedulian pemerintah dalam penanganannya. Buku ini bernuansa ideologis berisi pernyataan sikap sekaligus apa yang mestinya harus dilakukan (normatif). Dalam buku ini penulis menyatakan sikapnya secara jelas dan lugas. Pemerintah Indonesia membayar utang pokok sebesar Rp 118 triliun, dan bunga utangnya sebesar Rp 79,5 triliun pada tahun 2007. Sementara itu, utang pemerintah Indonesia yang masih belum dibayar per 31 Desember 2007 adalah sekitar Rp 1.400 triliun. Empat puluh (40) persennya tergolong utang luar negeri, dan 60 persen lainnya adalah utang dalam negeri. Penulis mengungkapkan berbagai pandangan terhadap masalah utang pemerintah ini, ada yang menyarankan “penyelesaian” yang lebih radikal atas utang yang masih ada (outstanding), ada yang menganggapnya sebagai alat imperialisme, ada yang menganjurkan upaya negosiasi yang lebih serius terhadap para kreditur, ada yang mengarah kepada masih perlunya pemerintah berutang. Sementara pemerintah dan kebanyakan ekonom memandang soal utang pemerintah dengan perspektif yang menempatkan negara serupa pelaku bisnis. Sebenarnya menurut teori ekonomi, utang pemerintah memang tidak berarti baik atau buruk. Akumulasi transaksi utang piutang luar negeri, dari waktu ke waktu, membentuk posisi ULN (external debt outstanding). Datanya bersifat persediaan (stock). Sejak tahun 1970 sampai era awal 90-an, Indonesia mulai menerima arus ULN yang cenderung makin meningkat tiap tahun. Biaya selain bunga yang terkait dengan pengadaan pinjaman luar negeri (loan) antara lain adalah: commitment fee, management fee, dan premi asuransi. Yuca Siahaan
  • 3. Mengapa ada utang pemerintah, penyebab utamanya adalah pengeluaran pemerintah yang cenderung meningkat dan tidak selalu bisa diimbangi oleh penerimaan, sehingga terjadi defisit anggaran. Dan pada awalnya, hampir seluruh utang pemerintah NSB berasal dari sumber luar negeri. Namun pada kurun waktu berikutnya, ULN pemerintah NSB pada umumnya sudah memiliki porsi yang relatif setara dibanding utang dalam negeri (UDN)nya. Kita dapat menghitung ULN pemerintah pada saat ini dengan tiga cara, yaitu: loans, loans ditambah SUN denominasi valuta asing, dan ditambah dengan SUN denominasi rupiah yang dimiliki pihak asing. Masing-masing akan menghasilkan angka yang berbeda. Perhitungan secara ekonomis menunjukkan biaya ULN lebih kecil daripada biaya UDN pemerintah. Namun, ada biaya yang sulit dihitung, karena ULN hampir selalu disertai biaya kondisional (conditionalities), berupa prasyarat tertentu yang ditetapkan oleh kreditur. ULN juga dianggap meningkatkan risiko perekonomian. Langkah konversi yang sudah dilakukan memang mengurangi risiko krisis ULN, namun risiko gagal membayar utang (default) bagi pemerintah tetap meningkat. Negara yang berutang dianggap memiliki kesenjangan dalam dua variabel pokok perekonomiannya. Adanya kesenjangan antara persediaan dengan kebutuhan tabungan (kesenjangan tabungan/savings gap) dan adanya kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan akan devisa (kesenjangan devisa /foreign-exchange gap). Kedua kesenjangan itu memerlukan tambahan sumber keuangan dari luar negeri untuk menutupinya. Namun, ada juga logika bahwa: pertumbuhan ekonomi adalah prasyarat bagi konsep lainnya yang menginginkan keadilan atau perlindungan bagi kaum miskin; pertumbuhan ekonomi sendiri tidak mungkin dicapai jika tidak ada modal (yang terakumulasi), aspek lainnya (seperti modal manusia, skala usaha, prioritas sektor) tidak akan bisa efektif tanpanya. Pada akhirnya nanti, diharapkan kebutuhan terhadap bantuan dan utang luar negeri akan menurun dengan sendirinya, setelah sumber-sumber domestik mampu mendukung suatu proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan (sustainable). Tetapi itu hanya sebatas harapan, karena yang terjadi adalah ULN yang berlimpah mengakibatkan perekonomian Indonesia menjadi “manja”, dan tak berupaya keras untuk melakukan akumulasi kapital domestik bagi investasi. Yuca Siahaan
  • 4. Sumber Utang Pemerintah adalah pinjaman bilateral, pinjaman multilateral, pinjaman komersial, kredit suplier, dan obligasi (bersifat komersial dan jangka pendek). Negara kreditur terbesar bagi Indonesia adalah Jepang(mencapai hampir 40%), kemudian disusul Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Inggris, Austria, Australia, Spanyol dan Kanada. Kreditur dari organisasi internasional adalah 30,6% dengan porsi terbesar pada ADB, IBRD, dan IDA. IBRD merupakan hasil dari Konferensi United Nations Monetary and Financial pada bulan Juli 1944 di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, yaitu membentuk 2 lembaga keuangan pelengkap,yaitu IMF yang ditujukan untuk mempromosikan stabilitas mata uang internasional dengan cara membantu defisit neraca pembayaran untuk sementara waktu dan IBRD yang ditujukan untuk membantu pembiayaan rekonstruksi dan pembangunan di negara-negara anggota yang sedang berkembang. Namun ini hanya teori saja, karena dalam kenyataannya kedua lembaga ini terutama IMF malah membuat penerima bantuannya terjebak dalam konspirasinya. Karena negara penerima pinjaman dari IMF harus melakukan Program penyesuaian struktural berpatokan pada empat hal, yaitu: Pertama, melakukan liberalisasi sektor keuangan; kedua, melakukan liberalisasi sektor perdagangan; ketiga, melakukan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan keempat, pengurangan subsidi. Dimana belum tentu program ini sesuai untuk diterapkan di negara penerima pinjaman, ini belaka hanya untuk kepentingan IMF itu sendiri. Sejarah utang pemerintah Indonesia dimulai dari pemerintahan Soekarno menerima warisan utang pemerintah kolonial Hindia Belanda sebesar 4 miliar dolar Amerika, meski tidak pernah dibayar, namun tidak dihapuskan. Utang ini akhirnya mulai dibayar pada era Soeharto dan lunas pada tahun 2003. Selama kurun tahun 50-an tetap ada bantuan dan ULN yang masuk ke Indonesia, ULN yang diwariskan sebesar USD 2,1 miliar. Tahun 1967 Indonesia yang kembali menjadi anggota IMF dan Bank Dunia, antara lain memperoleh: hibah, restrukturisasi utang lama, komitmen utang baru dan pencairan utang baru yang cepat. Pada mulanya, semua ULN bersifat lunak. Ada hibah (grant) sebagai ”dana pendamping” utang. Ada bantuan program dan bantuan proyek dengan syarat-syarat pelunasan yang lunak. Namun, mulai pertengahan 1970-an, diterima Yuca Siahaan
  • 5. pinjaman proyek dengan persyaratan setengah lunak. Sedangkan pinjaman komersial mulai banyak diterima pada penghujung 1970-an. Posisi ULN Indonesia pada awal tahun 1970 adalah sebesar USD 2,52 milyar, termasuk ULN Orde Lama sebesar USD 2,1 milyar yang telah dijadwal ulang melalui Paris Club tahun 1970, namun tidak memasukkan utang warisan pemerintah kolonial Belanda. Posisi ULN tersebut meningkat menjadi sebesar USD 20,9 milyar pada akhir tahun 1980 dan mencapai posisi tertinggi, USD 150,89 milyar pada akhir tahun 1999. Dalam kurun waktu tersebut ULN pemerintah meningkat dari USD 2,52 milyar pada awal tahun 1970, sebesar USD 6,6 milyar pada akhir tahun 1980, dan menjadi USD 75,87 milyar dollar pada akhir tahun 1999. Sedangkan ULN swasta, yang hampir tidak ada pada tahun 1970, menjadi USD14,3 milyar dollar pada akhir tahun 1980, kemudian mencapai posisi tertinggi, USD 83,56 milyar dollar pada akhir tahun 1998. Posisi ULN Indonesia pada 30 September 2007 adalah sebesar $136,95 miliar. Ada rasio yang membandingkan antara posisi ULN dengan nilai ekpor, sebesar 97,3 %. Artinya, nilai ULN yang masih ada pada akhir tahun 2007 ini hampir setara dengan nilai ekspor selama tahun tersebut. “Seandainya” ULN ingin dilunasi dari hasil ekspor selama satu tahun, maka nilainya mencukupi. Dan ada juga rasio yang membandingkan cadangan devisa tersebut dengan pembayaran ULN selama satu tahun. Pada tahun 2007 rasionya adalah sebesar 210,8%. Artinya, secara teoritis, Indonesia memiliki devisa yang lebih dari cukup untuk membayar kewajiban ULN pada tahun bersangkutan. Bila dilihat dari jenis suku bunganya per 31 Desember 2007, ULN memiliki tingkat suku bunga 64,3% tidak tetap (variable rate) dan 35,7% tetap (fixed rate). Posisi ULN Indonesia, pemerintah dan swasta, pada 31 Maret 2008 adalah sebesar USD 145,47 miliar. Komposisinya adalah sebagai berikut: posisi ULN pemerintah USD 87,50 milyar; posisi ULN swasta USD 57,97 milyar. Pemerintah disini maksudnya adalah pemerintah umum (pemerintah pusat dan pemerintah daerah) dan sektor pemerintah lainnya (sektor keuangan/ bank sentral dan yang bukan sektor keuangan). Penulis mengungkapkan bahwa beban ULN saat ini sebagian besarnya adalah akibat keputusan pemerintahan Soeharto. Pemerintahan pasca Soeharto turut bertanggung jawab atas langkah ini, dengan anjuran atau rekomendasi dari IMF. Yuca Siahaan
  • 6. Walaupun sempat terjadi penurunan proporsi ULN, namu UDN yang mengalami peningkatan. Pembayaran beban utang pemerintah ini (utang pokok + bunga) dianggarkan dalam APBN. Beban utang pemerintah pusat dalam APBNterlihat melalui item-item: pembayaran bunga utang di bagian Belanja, dan pelunasan pokok utang pada bagian pembiayaan. Pembayaran beban utang pemerintah perlu dibandingkan dengan beberapa pos belanja yang penting dalam APBN, agar kita dapat membayangkan apa saja yang bisa dilakukan jika beban utang pemerintah tidak sedemikian besar. Hasilnya: rata-rata pembayaran itu lebih dari dua kali lipat belanja pegawai, dan lebih dari tiga kali lipat belanja modal. Jika APBN tidak dikelola dengan hati-hati, maka kemungkinan gagal bayar dapat terjadi sewaktu-waktu. APBN semakin sulit diharapkan menjadi stimulus fiskal bagi pertumbuhan ekonomi, karena sebagian cukup besarnya telah dihabiskan untuk membayar beban utang. Pembayaran cicilan disertai bunga yang banyak ini, yang memikul beban berat adalah rakyat. Penerimaan pajak, apalagi penerimaan SDA, mestinya adalah sarana untuk meningkatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tetapi hak itu dirampas untuk membayar beban utang, yang tidak sepenuhnya mereka nikmati. Ada harapan akan ada transfer keuntungan di masa-masa yang akan datang, justru yang jelas barulah uang kas atau devisa yang masuk saat berutang. Pengalaman Orde Baru dapat terulang, gali lubang tutup lubang, dan generasi mendatang tetap akan menanggung akibatnya. Dalam buku ini dibahas juga soal analisis ekonomi yang menyoroti sisi kreditur pada umumnya menjelaskan motif keuntungan atau optimalisasi portofolio keuangan yang dimiliki mereka. Bahkan, ada pandangan yang memvonis ULN telah memerosokan perekonomian Indonesia ke dalam kehancuran hingga saat ini. Pinjaman pemerintah meningkat pesat sejak tahun 1981/82 sampai dengan 1983/84, pinjaman yang diterima naik rata-rata lebih dari 40% setiap tahunnya. Sebagian besarnya adalah bantuan proyek dan komersial. Padahal jika kita tilik kembali, pada tahun 1984 adalah masa jaya bagi Indonesia dengan tercapainya swasembada Yuca Siahaan
  • 7. beras. Tentu yang salah dalam kasus utang pemerintah di Indonesia ini adalah manajemen penggunaan utang tersebut. Penulis mengatakan bahwa ada kesalahan yang bersifat metodologis dan paradigmatik mengenai kebutuhan Indonesia akan ULN. Ada tuduhan, sebagian ekonom Indonesia telah sejak awal men- dapat ”cuci otak” mengenai teori-teori pendukung ULN, serta teori tentang keniscayaan modal asing dalam pembangunan ekonomi nasional. Dominasi teori-teori dan ekonom penganutnya dianggap dilestarikan hingga kini, hanya dengan sedikit perubahan dalam variasi teknis atau sub teori saja. Posisi ULN Indonesia mencapai posisi tertinggi, US$150,89 milyar pada akhir tahun 1998. Hal ini disebabkan adanya krisis yang terjadi sebagai dampak dari pemerintahan Soeharto. Ditambah kasus BLBI. Sekitar 650 triliun SUN yang awal adalah berkaitan dengan program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan program restrukturisasi perbankan. Untuk mengendalikan beban utang di masa mendatang, Pemerintah dan DPR telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara. Pemerintah juga telah mengeluarkan PP Nomor 23 Tahun tentang “Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kebanyakan ekonom menyarankan rasio yang aman untuk total ULN terhadap PDB adalah 25%. Pada rasio defisit Indonesia masih menunjukkan angka 48,5 % dan 60,3%, jauh dari 25 %. Namun, pemerintah hingga masa ini (pemerintahan SBY) tidak terlihat keseriusan dalam menanganinya, tidak ada langkah yang radikal dalam pengelolaan utang, masih sesuai rekomendasi IMF,meskipun tak ada kewajiban lagi untuk mematuhinya. Ini mengindikasikan pemerintah yang egois mementingkan pemerintahannya saja dan kurang memerdulikan nasib utang pemerintah negara ini ke depannya. Karena hanya berfikir itu bukan tanggung jawabnya karena akan ada saatnya pergantian jabatan. Dalam wacana internasional, tersedia banyak konsep berupa pemberian keringanan, seperti: penjadwalan kembali (reschedulling), pemotongan pokok utang (debt relief), pertukaran utang dengan program pembangunan (debt for development swap), dll. Namun, pengampunan utang tetap tidak akan efektif, serta bersifat tidak adil atas fakta sejarah. Bahkan, ada kritisi yang menuntut adanya penghapusan utang atau repudiasi (repudiation) atas dasar doktrin utang haram (odious debt), konteks utang Yuca Siahaan
  • 8. yang dibuat oleh rezim otoriter, serta adanya ketidakberesan dalam transaksi utang sejak awal. Pada tahun 2005 dan 2006 diketahui bahwa Indonesia mendapat keringanan waktu pembayaran dan sejumlah bunga tertentu. Beberapa Cicilan ULN yang jatuh tempo pada tahun 2005, ditunda dan dibagi bebannya selama kurun waktu lima tahun, dengan tenggang waktu pembayaran satu tahun. Namun, penataan ulang masa jatuh tempon(reprofiling) tidak akan mengurangi utang, justru menambah beban bunga utang. Dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan pembayaran beban utang pemerintah yang sangat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk perbaikan ke depannya, hal-hal yang bisa diharapkan (itupun harus dicapai dengan kerja keras dan pengawasan ketat) antara lain adalah: kehati-hatian dalam keputusan berutang dan memilih instrumennya, pengelolaan yang tepat atas beban utang yang sudah ada, dan pengurangan kebocoran negara dibanding dengan masa lalu. Berbicara mengenai masa depan utang pemerintah, stok utang pemerintah dan beban utang dipastikan akan meningkat sangat signifikan pada masa mendatang karena adanya “penggeseran” jatuh tempo utang ke waktu yang lebih panjang. Untuk ke depannya, diperlunkan perubahan mendasar dalam kebijakan utang pemerintah Indonesia. Sebagian perubahan bersifat agak radikal, dan sebagian lainnya menawarkan langkah yang lebih moderat. Jika sebagian penyelesaian yang agak ”radikal” terhadap stok dan beban utang pemerintah tidak dilakukan, maka utang pemerintah telah dan akan semakin mencekik rakyat Indonesia di masa mendatang. Uraian buku ini bergaya penuturan sehingga pokok permasalahan yang dibahas lebih mudah dipahami. Buku ini bener-benar memandang angka-angka utang pemerintah dengan cara yang berbeda. Buku ini dapat membuka mata kita tentang bagaimana sebenarnya keadaan utang pemerintah Indonesia ini. Buku ini juga sangat kaya dengan data. Hanya saja buku ini kurang merinci sumbernya secara akurat, serta ada simplifikasi uraian yang membuat beberapa fakta dan opini terkesan amat disederhanakan. Namun tetap saja buku ini sangat bagus untuk dibaca siapapun untuk mengetahui kondisi utang pemerintah Indonesia, terutama bagi mahasiswa ekonomi pembangunan yang nantinya akan kebijakan(terutama ekonomi) di negara ini. Yuca Siahaan menjadi generasi penerus pengambil