SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Company
LOGO
Penanganan Gagal Hati Akut
Siti Nurdjanah
Sub Bagian Gastro-EntroHepatologi
Penyakit Dalam FK UGM
Company Logo
www.themegallery.com
Definisi GHA
Tanpa adanya penyakit hati kronis
Koagulopati  PT memanjang > 4-6 detik (INR 1,5)
Ensefalopati  derajat gangguan mental
Durasi  <26 minggu
Company Logo
www.themegallery.com
Berdasarkan waktu
Hiperakut Akut Subakut
Ikteresensefalop
ati
0-7 8-28 29-84
oedema cerebral sering sering jarang
Gagal ginjal awal akhir akhir
Ascites jarang jarang sering
Koagulopati pasti pasti Tidak pasti
Prognosa sedang buruk buruk
Company Logo
www.themegallery.com
Etiologi
Obat
Wilson
disease
HELLP
Auto
imun
Viral
GHA
Keganasan
Company Logo
www.themegallery.com
Obat
(Sumber: Lee, 2003)
Company Logo
www.themegallery.com
Etiologi lain
ViralViral
•Hepatitis virus jarang menyebabkan GHA (Amerika Serikat: 12%; Hepatitis B 8%,
hepatitis A 4%)
•Hepatitis D akut sering terdiagnosa pada penderita positif hepatitis B.
•Hepatitis C sendiri jarang menyebabkan GHA .
•Hepatitis E penyebab yang sering untuk gagal hati, terutama pada Negara yang
endemik, lebih berat pada wanita hamil
WilsonWilson
diseasedisease
• Penyakit Wilson  khusus pasien dengan sirosis tetap dimasukkan
ke GHA, jika muncul perburukan yang cepat.
• Diagnosa :ceruloplasmin, serum dan urine copper, total bilirubin,
alkaline fosfatase rasio, pemeriksaan slit lamp untuk Kayser-Fleischer
rings, dan nilai copper hepatic jika dapat dilakukan biopsi hati.
AutoimunAutoimun
hepatitishepatitis
•Biopsi hati harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa.
•Autoantibodi kadang bisa negatif.
•Dengan biopsi hati  nekrosis hati yang berat, dengan
gambaran hepatitis, infiltrasi sel plasma, dan hepatosit
rosettes.
Company Logo
www.themegallery.com
•Status mental
•Jaundice
•Nyeri perut kanan
atas
•Hati biasanya tidak
teraba
•Tanda sirosis (-)
•Infeksi
•Obat
•Toksin
•Waktu
•Penyakit
sebelumnya
•Protrombin Time
(INR)
•Analisa gas darah
•Darah rutin
•Kimia darah
•Level
acetaminophen
•Viral
•Toksin lain
Diagnosa
Anamnese Px fisik Lab
Company Logo
www.themegallery.com
Pemeriksaan Lab utk Etiologi ALF
(Sumber:O’Graay,2005)
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan umum
 Waktu . Cepat
 Hidrasi Penting
 Glukosa Darah Pertahankan
 Keseimbangan asam-basa : - Laktat
- Natrium
 Analisa Gas Darah
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan Etiologi
Parasetamol
•Jika pemakaian parasetamol diketahui dalam 1-4 jam  activated charcoal
dosis 1gr/kg  dekontaminasi gastrointestinal.
•N-acetylcysteine (NAC), merupakan antidotum untuk keracunan PCT
•NAC harus diberikan sesegera mungkin, tetapi masih berguna dalam 48 jam
atau lebih setelah dicerna.
•NAC Oral  140 mg/kg oral atau nasogastric tube dilarutkan dalam larutan D
5%, dilanjutkan 70 mg/kg oral setiap 4 jam sebanyak 17 dosis.
•NAC intravena  dosis awal 150 mg/kg dalam 5% dextrose selama 15
menit; dosis maintenance 50 mg/kg diberikan setiap 4 jam diikuti 100 mg/kg
setiap 16 jam.
•Efek samping NAC : nausea, vomiting, jarang urtikaria atau bronkhospasme).
(Polson dan Lee,2005)
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan Etiologi
OAT
•International guidelines :American Thoracic Society, the British Thoracic
Society dan the European Respiratory Society Task Force  test fungsi hati
sebelum memulai terapi OAT.
• Peningkatan test fungsi hati bukan kontraindikasi OAT, tetapi obat yang
tanpa/kurang hepatotoksik lebih dianjurkan.
• Pengawasan secara berkala pasien dengan abnormalitas test fungsi hati.
•Semua obat harus dihentikan jika serum transaminase mencapai 5 kali lipat
dari batas atas normal. (Smink et al.,2006).
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan Etiologi
Viral
•Nukleosida seperti lamivudine (dan mungkin adefovir) dapat
dipertimbangkan untuk hepatitis B akut, walaupun belum ada penelitian
dengan kontrol untuk terapi ini pada hepatitis akut (Lee et al.,2001).
•GHA karena aktivasi hepatitis B muncul pada keadaan kemoterapi atau
immunosupresif.
•Pasien positif HBsAg yg akan kemoterapi, harus diprofilaksis dengan
analog nukleosida, dan terapi tersebut harus dilanjutkan selama 6 bulan
setelah terapi imunosupresif selesai (Lok et al.,2004).
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan Etiologi
Autoimun
Hepatitis
•Pasien dengan Acute Liver Failure karena Autoimun hepatitis harus
diterapi dengan kortikosteroid, yaitu prednisone 40-60 mg/hari.
•Walaupun beberapa pasien dapat membaik dengan terapi steroid,
tetapi beberapa memerlukan transplantasi hati
(Czaja et al.,2002).
Company Logo
www.themegallery.com
•Oedema cerebral jarang
terjadi
•Dapat dirawat di bangsal 
suasana yang tenang untuk
meminimalisai agitasi
•Status mental harus diawasi,
jika ada penurunan kesadaran,
harus segera dirawat di ICU.
•Grade III, resiko oedema
cerebral meningkat 25%-
35%,grade IV, 65%-75%.
•Intubasi trakhea untuk
proteksi jalan nafas.
•Monitoring ketat terhadap
hemodinamik, keadaan
ginjal, glukosa, elektrolit,
asam-basa, dan evaluasi
neurologis untuk tanda
peningkatan intrakranial.
•Kepala harus ditinggikan
sebesar 30 derajat
Grade I Grade II Grade III
IV
Penatalaksanaan komplikasi
Ensefalopati hepatikum
•Oedema cerebral jarang
terjadi
•Perawatan di ICU
•CT scan kepala untuk
menyingkirkan perdarahan
intrakranial
•Hindarkan sedatif
•Agitasi diatasi dengan short-
acting benzodiazepines dosis
kecil
Company Logo
www.themegallery.com
Derajat Ensefalopati
(Sumber : NEJM, 1997)
Company Logo
www.themegallery.com
Peningkatan Amonia
Beberapa penelitian di
Amerika Serikat
membandingkan pasien
yang menerima laktulosa
dengan yang tidak:
Terapi laktulosa
meningkatkan sedikit
survival, tetapi tidak ada
perbedaan untuk beratnya
ensefalopati dan outcome
secara keseluruhan
(Alba et al., 2002).
Penatalaksanaan komplikasi
•Nilai arterial amonia
>200 ug/dL secara kuat
berhubungan dengan
herniasi cerebral
(Clemmesen et al.,1999).
•Laktulosa 
menurunkan kadar
amonia 
mencegah/mengobati
oedema cerebral
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan komplikasi
Gambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALFGambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALF
berdasarkan mekanisme patofisiologi.berdasarkan mekanisme patofisiologi.
LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.
Gambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALFGambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALF
berdasarkan mekanisme patofisiologi.berdasarkan mekanisme patofisiologi.
LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan komplikasi
Kejang InfeksiHipotensi
•Kejang ↑ tekanan
intrakranial hipoksia
cerebral  oedema
cerebral.
•Phenitoin profilaksis
pada penderita
GHAtidak bermakna
utk survival secara
keseluruhan, tetapi
dengan autopsi,
terdapat pengurangan
oedema cerebral pada
pasien yang diterapi
(Ellis et al.,2000).
•Resiko infeksi ↑ angka
kematian hampir 75%
(Jalan, 2005).
•Antibiotik profilaksis ↓
kejadian infeksi, tetapi
memperbaiki nilai survival
(Vaquero et al.,2003).
•SIRS↑tekanan
intrakranial, ensefalopati
•Antibiotik profilaksis ↓
resiko infeksi, demam ↓
resiko oedema cerebri,
walaupun hipotesis ini
belum terbukti
(Polson dan Lee, 2005).
•CVPcairan
•Koloid lebih
diutamakan
drpd kristaloid
•Pertahankan
euglikemia
dgn dextrose
•Vasopressor
noradrenali
n
(Jalan,2005)
•Terlipressin ↑
tekanan
intrakranial
(Shawcross et
GI
bleeding
•Ranitidin baik
utk profilaksis
•PPI
memberikan
efek lebih
baik
memerlukan
penelitian
lebih lanjut
•Sukralfat
dapat diterima
sebagai
second line
Company Logo
www.themegallery.com
Penatalaksanaan komplikasi
Koagulopati
•Tidak ada perdarahan, tidak perlu fresh frozen plasma (FFP).
•Transfusi  overload cairan  mencetuskan perdarahan intrakranial.
•Vitamin K diberikan dgn dosis 5 sampai 10 mg sc (Polson dan Lee,2005).
•Transfusi trombosit tanpa perdarahan 10.000/mm, beberapa merekomendasikan
15-20.000/mm, khususnya pasien dgn infeksi/sepsis berat (Drews dan Weinberger,
2000).
•Jika akan dilakukan tindakan invasif, angka trombosit 50-70.000/mm (Drews dan
Weinberger, 2000).
•Jika perdarahan dengan pemanjangan protombin time (INR 1,5), harus transfusi FFP
(Polson dan Lee).
•Recombinant activated factor VII kombinasi dgn FFP memperbaiki koagulopati
memerlukan penelitian lebih lanjut dengan analisa cost-benefit ratio sebelum
direkomendasikan secara luas (Shami et al., 2003).
Company Logo
www.themegallery.com
•Hipoglikemia  infus glukosa kontiniu,
karena gejalanya dapat menutupi gejala
ensefalopati.
•Fosfat, magnesium, dan kalium selalu
rendah, dan memerlukan koreksi.
•Nutrisi penting diberikan dalam bentuk
enteral.
•Protein diperlukan 60 gram/hari.
•Branched-chain amino acids tidak lebih
unggul dibandingkan nutrisi enteral
(Naylor et al.,1989).
•Nutrisi enteral dan parenteral dapat
menurunkan resiko perdarahan
gastrointestinal akibat stress ulcer pada
pasien dengan critically ill (Polson dan
Lee,2005).
•Gagal ginjal akut komplikasi
akibat dehidrasi, sindroma
hepatorenal, atau acute tubular
necrosis.
•Lindungi fungsi ginjal dengan :
mempertahankan hemodinamik,
menghindarii obat yang
nefrotoksik seperti
aminoglikosida, dan non-steroidal
anti-inflammatory drugs .
•Jika diperlukan dialisa : dialisa
dengan continuous venovenous
hemodialysis [CVVHD] adalah
lebih baik daripada yang
intermitten, karena dapat
memperbaiki stabilitas
kardiovaskular dan intrakranial
(Davenport et al.,1993).
Penatalaksanaan komplikasi
Gangguan metabolik Gagal ginjal
Company Logo
www.themegallery.com
• Kortikosteroid tidak dianjurkan untuk
mengatasi ↑ tekanan intrakranial, karena
terbukti tidak dapat mengendalikan
oedema cerebral dan juga tidak
mempengaruhi keselamatan (Polson dan
Lee, 2005).
•Dosis suprafisiologis kortikosteroid
menurunkan kebutuhan norepinefrin,
tetapi tidak mempengaruhi keselamatan
(Harry et al., 2003).
Kortiko
steroid
Mannitol
Terapi untuk peningkatan intrakranial
•Mannitol jangka pendek efektif
menurunkan oedema cerebral dan
memperbaiki survival (Canalese et al.,1982).
•Mannitol iv (dosis 0,5 -1 gr/kg)
direkomendasikan untuk mengatasi
perdarahan intracerebral di ALF.
•Dosis dapat diulangi 1 atau 2 kali sesuai
keperluan, sehingga osmolaritas serum tidak
melebihi 320mosm/L.
•Penggunaan yang berlebihan dapat
mengakibatkan hiperosmolaritas dan
hipernatremia.
•Tidak dianjurkan pemberian mannitol
profilaksis (Polson dan Lee,2005).
Company Logo
www.themegallery.com
•Hiperventilasi  PaCO2 25-30 mmHg ↓tekanan intrakranial secara cepat dengan
jalan vasokonstriksi  ↓ cerebral blood flow, tetapi efek ini hanya sementara
(Laffey dan Kavanagh,2002).
•Cerebral vasokonstriksi dengan hiperventilasi  cerebral hipoksia 
memperberat edema cerebral (Polson dan Lee,2005).
•Jika life-threatening akibat perdarahan intrakranial tidak dapat dikendalikan
dengan mannitol, hiperventilasi dapat direkomendasikan sementara untuk
menurunkan tekanan intrakranial secara cepat dan mencegah herniasi, selain
situasi tersebut, tidak dianjurkan pemberian hiperventilasi sebagai penanganan
rutin (Polson dan Lee,2005).
Hiperventilasi
Terapi untuk peningkatan intrakranial
Company Logo
www.themegallery.com
NaclNacl
hipertonikhipertonik
•Penelitian hipernatremia (osm 145 -155)mencegah ↑ intrakranial
(Murphy et al.,2004).
•Pemberian cairan hipertonik sebagai profilaksis masih memerlukan
penegasan dengan penelitian yang lebih besar (Polson dan
Lee,2005).
BarbituratBarbiturat
Pemberian barbiturat (thiopental atau pentobarbital) dapat
menurunkan tekanan intrakranial (Polson dan Lee,2005).
HipotermiaHipotermia
•Hipotermia sedang (32 to 34ºC)dapat mencegah/mengendalikan
perdarahan intrakranial pada ALF.
•Terapi hipotermia belum pernah dilakukan pada penelitian dengan
kontrol .
•Efek hipotermia  ↑ resiko infeksi, gangguan koagulasi dan aritmia
kardial (Polson dan Lee,2005).
Terapi untuk peningkatan intrakranial
Company Logo
www.themegallery.com
Perawatan Intensif
ICUICU
BB
EE
CC
DD
AARegenerasi
hepar
Ensefalopati
Mencegah
infeksi
Hemodinamik
gangguan
ginjal
Mengatasi
koagulopati
Company Logo
www.themegallery.com
Kesimpulan
 Kegagalan multiorgan yang diperlihatkan penderita
dengan GHA menjadi tantangan untuk
penatalaksanaannya dan memerlukan ko-operatif antara
intensivist, hepatologis, neurologis.
 Diperlukan juga pelatihan untuk perawat dan jaringan
suportif seperti hematologi, virologi, biokimia, dan
radiologi.
 Karena pasien dengan GHA dapat memburuk secara
cepat, penanganan dengan ahli yang kompeten dan
berpengalaman sangat berpengaruh terhadap outcome
Company
LOGO
www.themegallery.com

More Related Content

What's hot

Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaDika Saja
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumLetitia Kale
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabilfikri asyura
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)fikri asyura
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidfikri asyura
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
 

What's hot (20)

Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 

Similar to Gagal hati akut

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxGANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxDreyDrey9
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilanVrilisda Sitepu
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...assica1
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxFebiRatnasari2
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonRafi Mahandaru
 
FARKLIN KELOMPOK 2.pptx
FARKLIN KELOMPOK 2.pptxFARKLIN KELOMPOK 2.pptx
FARKLIN KELOMPOK 2.pptxIryaIryani02
 
Makalah arf atau gga
Makalah arf atau ggaMakalah arf atau gga
Makalah arf atau ggaUmy Meimei
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxkamismisteri
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-beratNia Aprianti
 
12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.ppt12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.pptkartika700246
 
Pre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrologyPre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrologyMulkan Fadhli
 
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.pptManajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.pptFirstiafinaTiffany1
 

Similar to Gagal hati akut (20)

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxGANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptx
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
FARKLIN KELOMPOK 2.pptx
FARKLIN KELOMPOK 2.pptxFARKLIN KELOMPOK 2.pptx
FARKLIN KELOMPOK 2.pptx
 
Makalah arf atau gga
Makalah arf atau ggaMakalah arf atau gga
Makalah arf atau gga
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptx
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.ppt12 PP Shock Ponek new.ppt
12 PP Shock Ponek new.ppt
 
Fr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media KontrasFr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media Kontras
 
Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 
Pre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrologyPre ecclampsia in nefrology
Pre ecclampsia in nefrology
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Dis extracellular fuid ats
Dis extracellular fuid atsDis extracellular fuid ats
Dis extracellular fuid ats
 
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.pptManajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
 

Recently uploaded

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

Gagal hati akut

  • 1. Company LOGO Penanganan Gagal Hati Akut Siti Nurdjanah Sub Bagian Gastro-EntroHepatologi Penyakit Dalam FK UGM
  • 2. Company Logo www.themegallery.com Definisi GHA Tanpa adanya penyakit hati kronis Koagulopati  PT memanjang > 4-6 detik (INR 1,5) Ensefalopati  derajat gangguan mental Durasi  <26 minggu
  • 3. Company Logo www.themegallery.com Berdasarkan waktu Hiperakut Akut Subakut Ikteresensefalop ati 0-7 8-28 29-84 oedema cerebral sering sering jarang Gagal ginjal awal akhir akhir Ascites jarang jarang sering Koagulopati pasti pasti Tidak pasti Prognosa sedang buruk buruk
  • 6. Company Logo www.themegallery.com Etiologi lain ViralViral •Hepatitis virus jarang menyebabkan GHA (Amerika Serikat: 12%; Hepatitis B 8%, hepatitis A 4%) •Hepatitis D akut sering terdiagnosa pada penderita positif hepatitis B. •Hepatitis C sendiri jarang menyebabkan GHA . •Hepatitis E penyebab yang sering untuk gagal hati, terutama pada Negara yang endemik, lebih berat pada wanita hamil WilsonWilson diseasedisease • Penyakit Wilson  khusus pasien dengan sirosis tetap dimasukkan ke GHA, jika muncul perburukan yang cepat. • Diagnosa :ceruloplasmin, serum dan urine copper, total bilirubin, alkaline fosfatase rasio, pemeriksaan slit lamp untuk Kayser-Fleischer rings, dan nilai copper hepatic jika dapat dilakukan biopsi hati. AutoimunAutoimun hepatitishepatitis •Biopsi hati harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa. •Autoantibodi kadang bisa negatif. •Dengan biopsi hati  nekrosis hati yang berat, dengan gambaran hepatitis, infiltrasi sel plasma, dan hepatosit rosettes.
  • 7. Company Logo www.themegallery.com •Status mental •Jaundice •Nyeri perut kanan atas •Hati biasanya tidak teraba •Tanda sirosis (-) •Infeksi •Obat •Toksin •Waktu •Penyakit sebelumnya •Protrombin Time (INR) •Analisa gas darah •Darah rutin •Kimia darah •Level acetaminophen •Viral •Toksin lain Diagnosa Anamnese Px fisik Lab
  • 8. Company Logo www.themegallery.com Pemeriksaan Lab utk Etiologi ALF (Sumber:O’Graay,2005)
  • 9. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan umum  Waktu . Cepat  Hidrasi Penting  Glukosa Darah Pertahankan  Keseimbangan asam-basa : - Laktat - Natrium  Analisa Gas Darah
  • 10. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan Etiologi Parasetamol •Jika pemakaian parasetamol diketahui dalam 1-4 jam  activated charcoal dosis 1gr/kg  dekontaminasi gastrointestinal. •N-acetylcysteine (NAC), merupakan antidotum untuk keracunan PCT •NAC harus diberikan sesegera mungkin, tetapi masih berguna dalam 48 jam atau lebih setelah dicerna. •NAC Oral  140 mg/kg oral atau nasogastric tube dilarutkan dalam larutan D 5%, dilanjutkan 70 mg/kg oral setiap 4 jam sebanyak 17 dosis. •NAC intravena  dosis awal 150 mg/kg dalam 5% dextrose selama 15 menit; dosis maintenance 50 mg/kg diberikan setiap 4 jam diikuti 100 mg/kg setiap 16 jam. •Efek samping NAC : nausea, vomiting, jarang urtikaria atau bronkhospasme). (Polson dan Lee,2005)
  • 11. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan Etiologi OAT •International guidelines :American Thoracic Society, the British Thoracic Society dan the European Respiratory Society Task Force  test fungsi hati sebelum memulai terapi OAT. • Peningkatan test fungsi hati bukan kontraindikasi OAT, tetapi obat yang tanpa/kurang hepatotoksik lebih dianjurkan. • Pengawasan secara berkala pasien dengan abnormalitas test fungsi hati. •Semua obat harus dihentikan jika serum transaminase mencapai 5 kali lipat dari batas atas normal. (Smink et al.,2006).
  • 12. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan Etiologi Viral •Nukleosida seperti lamivudine (dan mungkin adefovir) dapat dipertimbangkan untuk hepatitis B akut, walaupun belum ada penelitian dengan kontrol untuk terapi ini pada hepatitis akut (Lee et al.,2001). •GHA karena aktivasi hepatitis B muncul pada keadaan kemoterapi atau immunosupresif. •Pasien positif HBsAg yg akan kemoterapi, harus diprofilaksis dengan analog nukleosida, dan terapi tersebut harus dilanjutkan selama 6 bulan setelah terapi imunosupresif selesai (Lok et al.,2004).
  • 13. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan Etiologi Autoimun Hepatitis •Pasien dengan Acute Liver Failure karena Autoimun hepatitis harus diterapi dengan kortikosteroid, yaitu prednisone 40-60 mg/hari. •Walaupun beberapa pasien dapat membaik dengan terapi steroid, tetapi beberapa memerlukan transplantasi hati (Czaja et al.,2002).
  • 14. Company Logo www.themegallery.com •Oedema cerebral jarang terjadi •Dapat dirawat di bangsal  suasana yang tenang untuk meminimalisai agitasi •Status mental harus diawasi, jika ada penurunan kesadaran, harus segera dirawat di ICU. •Grade III, resiko oedema cerebral meningkat 25%- 35%,grade IV, 65%-75%. •Intubasi trakhea untuk proteksi jalan nafas. •Monitoring ketat terhadap hemodinamik, keadaan ginjal, glukosa, elektrolit, asam-basa, dan evaluasi neurologis untuk tanda peningkatan intrakranial. •Kepala harus ditinggikan sebesar 30 derajat Grade I Grade II Grade III IV Penatalaksanaan komplikasi Ensefalopati hepatikum •Oedema cerebral jarang terjadi •Perawatan di ICU •CT scan kepala untuk menyingkirkan perdarahan intrakranial •Hindarkan sedatif •Agitasi diatasi dengan short- acting benzodiazepines dosis kecil
  • 16. Company Logo www.themegallery.com Peningkatan Amonia Beberapa penelitian di Amerika Serikat membandingkan pasien yang menerima laktulosa dengan yang tidak: Terapi laktulosa meningkatkan sedikit survival, tetapi tidak ada perbedaan untuk beratnya ensefalopati dan outcome secara keseluruhan (Alba et al., 2002). Penatalaksanaan komplikasi •Nilai arterial amonia >200 ug/dL secara kuat berhubungan dengan herniasi cerebral (Clemmesen et al.,1999). •Laktulosa  menurunkan kadar amonia  mencegah/mengobati oedema cerebral
  • 17. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan komplikasi Gambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALFGambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALF berdasarkan mekanisme patofisiologi.berdasarkan mekanisme patofisiologi. LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration. Gambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALFGambar 1. Strategi terapi untuk penatalaksanaan hipertensi intrakranial pada ALF berdasarkan mekanisme patofisiologi.berdasarkan mekanisme patofisiologi. LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.LOLA: L-ornithin L-aspartate; CVVH: continuous veno-venous hemofiltration.
  • 18. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan komplikasi Kejang InfeksiHipotensi •Kejang ↑ tekanan intrakranial hipoksia cerebral  oedema cerebral. •Phenitoin profilaksis pada penderita GHAtidak bermakna utk survival secara keseluruhan, tetapi dengan autopsi, terdapat pengurangan oedema cerebral pada pasien yang diterapi (Ellis et al.,2000). •Resiko infeksi ↑ angka kematian hampir 75% (Jalan, 2005). •Antibiotik profilaksis ↓ kejadian infeksi, tetapi memperbaiki nilai survival (Vaquero et al.,2003). •SIRS↑tekanan intrakranial, ensefalopati •Antibiotik profilaksis ↓ resiko infeksi, demam ↓ resiko oedema cerebri, walaupun hipotesis ini belum terbukti (Polson dan Lee, 2005). •CVPcairan •Koloid lebih diutamakan drpd kristaloid •Pertahankan euglikemia dgn dextrose •Vasopressor noradrenali n (Jalan,2005) •Terlipressin ↑ tekanan intrakranial (Shawcross et GI bleeding •Ranitidin baik utk profilaksis •PPI memberikan efek lebih baik memerlukan penelitian lebih lanjut •Sukralfat dapat diterima sebagai second line
  • 19. Company Logo www.themegallery.com Penatalaksanaan komplikasi Koagulopati •Tidak ada perdarahan, tidak perlu fresh frozen plasma (FFP). •Transfusi  overload cairan  mencetuskan perdarahan intrakranial. •Vitamin K diberikan dgn dosis 5 sampai 10 mg sc (Polson dan Lee,2005). •Transfusi trombosit tanpa perdarahan 10.000/mm, beberapa merekomendasikan 15-20.000/mm, khususnya pasien dgn infeksi/sepsis berat (Drews dan Weinberger, 2000). •Jika akan dilakukan tindakan invasif, angka trombosit 50-70.000/mm (Drews dan Weinberger, 2000). •Jika perdarahan dengan pemanjangan protombin time (INR 1,5), harus transfusi FFP (Polson dan Lee). •Recombinant activated factor VII kombinasi dgn FFP memperbaiki koagulopati memerlukan penelitian lebih lanjut dengan analisa cost-benefit ratio sebelum direkomendasikan secara luas (Shami et al., 2003).
  • 20. Company Logo www.themegallery.com •Hipoglikemia  infus glukosa kontiniu, karena gejalanya dapat menutupi gejala ensefalopati. •Fosfat, magnesium, dan kalium selalu rendah, dan memerlukan koreksi. •Nutrisi penting diberikan dalam bentuk enteral. •Protein diperlukan 60 gram/hari. •Branched-chain amino acids tidak lebih unggul dibandingkan nutrisi enteral (Naylor et al.,1989). •Nutrisi enteral dan parenteral dapat menurunkan resiko perdarahan gastrointestinal akibat stress ulcer pada pasien dengan critically ill (Polson dan Lee,2005). •Gagal ginjal akut komplikasi akibat dehidrasi, sindroma hepatorenal, atau acute tubular necrosis. •Lindungi fungsi ginjal dengan : mempertahankan hemodinamik, menghindarii obat yang nefrotoksik seperti aminoglikosida, dan non-steroidal anti-inflammatory drugs . •Jika diperlukan dialisa : dialisa dengan continuous venovenous hemodialysis [CVVHD] adalah lebih baik daripada yang intermitten, karena dapat memperbaiki stabilitas kardiovaskular dan intrakranial (Davenport et al.,1993). Penatalaksanaan komplikasi Gangguan metabolik Gagal ginjal
  • 21. Company Logo www.themegallery.com • Kortikosteroid tidak dianjurkan untuk mengatasi ↑ tekanan intrakranial, karena terbukti tidak dapat mengendalikan oedema cerebral dan juga tidak mempengaruhi keselamatan (Polson dan Lee, 2005). •Dosis suprafisiologis kortikosteroid menurunkan kebutuhan norepinefrin, tetapi tidak mempengaruhi keselamatan (Harry et al., 2003). Kortiko steroid Mannitol Terapi untuk peningkatan intrakranial •Mannitol jangka pendek efektif menurunkan oedema cerebral dan memperbaiki survival (Canalese et al.,1982). •Mannitol iv (dosis 0,5 -1 gr/kg) direkomendasikan untuk mengatasi perdarahan intracerebral di ALF. •Dosis dapat diulangi 1 atau 2 kali sesuai keperluan, sehingga osmolaritas serum tidak melebihi 320mosm/L. •Penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan hiperosmolaritas dan hipernatremia. •Tidak dianjurkan pemberian mannitol profilaksis (Polson dan Lee,2005).
  • 22. Company Logo www.themegallery.com •Hiperventilasi  PaCO2 25-30 mmHg ↓tekanan intrakranial secara cepat dengan jalan vasokonstriksi  ↓ cerebral blood flow, tetapi efek ini hanya sementara (Laffey dan Kavanagh,2002). •Cerebral vasokonstriksi dengan hiperventilasi  cerebral hipoksia  memperberat edema cerebral (Polson dan Lee,2005). •Jika life-threatening akibat perdarahan intrakranial tidak dapat dikendalikan dengan mannitol, hiperventilasi dapat direkomendasikan sementara untuk menurunkan tekanan intrakranial secara cepat dan mencegah herniasi, selain situasi tersebut, tidak dianjurkan pemberian hiperventilasi sebagai penanganan rutin (Polson dan Lee,2005). Hiperventilasi Terapi untuk peningkatan intrakranial
  • 23. Company Logo www.themegallery.com NaclNacl hipertonikhipertonik •Penelitian hipernatremia (osm 145 -155)mencegah ↑ intrakranial (Murphy et al.,2004). •Pemberian cairan hipertonik sebagai profilaksis masih memerlukan penegasan dengan penelitian yang lebih besar (Polson dan Lee,2005). BarbituratBarbiturat Pemberian barbiturat (thiopental atau pentobarbital) dapat menurunkan tekanan intrakranial (Polson dan Lee,2005). HipotermiaHipotermia •Hipotermia sedang (32 to 34ºC)dapat mencegah/mengendalikan perdarahan intrakranial pada ALF. •Terapi hipotermia belum pernah dilakukan pada penelitian dengan kontrol . •Efek hipotermia  ↑ resiko infeksi, gangguan koagulasi dan aritmia kardial (Polson dan Lee,2005). Terapi untuk peningkatan intrakranial
  • 25. Company Logo www.themegallery.com Kesimpulan  Kegagalan multiorgan yang diperlihatkan penderita dengan GHA menjadi tantangan untuk penatalaksanaannya dan memerlukan ko-operatif antara intensivist, hepatologis, neurologis.  Diperlukan juga pelatihan untuk perawat dan jaringan suportif seperti hematologi, virologi, biokimia, dan radiologi.  Karena pasien dengan GHA dapat memburuk secara cepat, penanganan dengan ahli yang kompeten dan berpengalaman sangat berpengaruh terhadap outcome