Tiga kalimat ringkasan dokumen:
Dokumen membahas tentang penatalaksanaan pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) yang mengalami berbagai komplikasi seperti anemia, asidosis metabolik, hipokalemia, sesak napas dan infeksi kateter urine. Terapi yang diberikan perlu dievaluasi kembali untuk menghindari interaksi obat berbahaya dan duplikasi terapi.
2. Pengertian
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan abnormalitas struktur ataupun
fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal
yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen urine, elektrolit, histologi, struktur ginjal, ataupun adanya riwayat
transplantasi ginjal, juga disertai penurunan laju filtrasi glomerulus.
3. Epidemiologi
• Prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia pada usia lima belas tahun keatas yang di data berdasarkan jumlah
kasus yang didiagnosa dokter adalah sebesar 0,2%
• Prevalensi gagal ginjal kronik meningkat seiring bertambahnya usia, di dapatkan meningkat tajam pada
kelompok umur 25-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), umur 55-74 tahun (0,5%), dan tertinggi
pada kelompok umur ≥ 75 tahun (0,6%).
• Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari pada perempuan (0,2%).
4. Etiologi
a. Penyebab sistemik
• Diabetes dan Hipertensi
b. Penyakit vaskular
• Stenosis arteri renalis, Vaskulitis, Ateroemboli, Nefrosklerosis akibat hipertensi, Trombosis vena renal
c. Penyakit Glomerulus
d. Penyakit Tubulointerstisial
e. Penyebab lain obstruksi saluran kemih atau komplikasi dari gagal ginjal akut.
5. Tanda dan Gejala
• Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
• Buang air kecil lebih sering, terutama dimalam hari
• Terdapat darah atau busa dalam urine
• Sering merasa lelah
• Kehilangan nafsu makan berat badan menurun
• Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru
• Mual, muntah
• Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan di jantung
11. Tgl Problem Medik S O A P
06/11/22 CKD anemi acidosis
metabolik
BAK mulai
merah
Ureum: 56 mg/dl ↑
Creatinin: 4,07 mg/dl ↑
Hemoglobin: 10,90 g/dl ↓
Eritrosit: 3,60 (10^6/𝜇L) ↓
Hematokrit: 30,90 % ↓
Natrium 124,5 mEq/L ↓
BB: 65 kg
Clcr = 140-55x56/72x4,07 (mg/dl) = 16,24
Inj Bicnat 50 meq/8 jam IV
Asam tranexamat 500 mg 3 dd 1 IV
IVFD NaCl 0,9 %- 500 cc/24 jam
• Ada terapi tanpa indikasi
• Hiponatremia belum teratasi
• Pertimbangkan pemberhentian as
tranexamat
Monitoring kejang & penurunan
kesadaran
Pneomonia Bilateral Sesak RR: 24 (x/menit)
Albumin: 2,63 mg/dl ↓
Leukosit 16, 99 (10^3/𝜇𝐿) ↑
PCT 2,83 ng/ml ↑
Inj ciprofloxacin 200 mg 2x1 amp IV
N acetylcystein caps 3 dd 1 PO-PC
Rethapyl 300 mg 2x1 tab PO-PC
Salbutamol 2 mg 3x1 tab PO-PC
Ventolin inhaler 100 mcg 3x1 puff
• Hipoalbumin belum teratasi
• Ciprofloxacin tidak dianjurkan
untuk pasien dg kadar kreatinin
16,24 mg/dl
Drug Information Handbook 17 th
edition
• Pemberian Bersama ciprofloxacin
dan rethapyl dapat meningkatkan
risiko toksisitas teofilin
• Adanya duplikasi terapi
Salbutamol tab & Ventolin
inhaler memperburuk sesak
• Pertimbangkan pemberian albumin
oral
Monitoring albumin
• Pertimbangkan pemberian
penurunan dosis ciprofloxacin
menjadi 200 mg/24 jam
Monitoring infeksi, RR, sesak
• Pertimbangkan pemberhentian
salbutamol tab
Monitoring HR
• Pertimbsngksn pemberhentian
pemakaian rethapyl
Monitoring HR, RR, Sesak
FORM PEMANTAUAN TERAPI OBAT
12. Tgl/jam Problem
Medik
S O A P
06/11/2
2
hypokalemia Berdebar, lemas Kalium 3,16 mEq/L
HR 102 bpm
Hypokalemia tdk
teratasi
• Pertimbangkan pemberian
kalium oral 3x1 & edukasi
pemakaian kalium oral
Monitoring kalium, HR, Urine
output
07/11/2
2
- Kencing
berdarah
Penggunaan kateter sudah hari ke 9 curiga infeksi kateter
H-9
• Pertimbangkan penggantian
kateter urine
Monitoring urine berdarah.
Sesak RR: 24 (x/menit)
Inj ciprofloxacin 200 mg/24 jam
N acetylcystein caps 3 dd 1 PO-PC
Ventolin inhaler 100 mcg 3x1 puff
Sesak belum teratasi Monitoring rr, sesak
Berdebar, lemas Kalium 3,16 mEq/L
HR 126 bpm
Hipokalemia • Pertimbangkan pemberian
kalium oral & edukasi cara
pemakaian kalium
13. Tgl Problem Medik S O P
8/11/2
2
- RR: 20 (x/menit)
Inj ciprofloxacin 200 mg/24 jam
N acetylcystein caps 3 dd 1 PO-PC
Ventolin inhaler 100 mcg 3x1 puff
Sesak teratasi Monitoring RR,
sesak
Berdebar,
lemas
HR 124 bpm
Kalium 3,16 mEq/L
Hipokalemia • Pertimbangkan pemberian
kalium oral & Edukasi
pemakaian kalium oral
setelah mkn & jgn digerus
Monitoring HR, kalium,
urineoutput, EKG.
14. Tgl Problem Medik S O P
9/11/2
2
- sesak RR: 22 (x/menit)
Inj ciprofloxacin 200 mg/24 jam
N acetylcystein caps 3 dd 1 PO-PC
Ventolin inhaler 100 mcg 3x1 puff
Sesak terjadi kembali • Monitoring RR,
sesak
Berdebar,
Lemas
HR 111 bpm
Kalium 3,16 mEq/L
Hipokalemia • Pertimbangkan pemberian
kalium oral & edukasi cara
pemakaian
Monitoring urine output,
kalium, HR, EKG
15. Tgl/ jam Profesional pemberi
asuhan
Hasil pemeriksaan, analisis, rencana penatalaksanaan pasien (ditulis
dengan metode SOAP)
Instruksi tenaga kesehatan
termasuk pasca
bedah/prosedur
Verifikasi
DPJP
06/11/22 Farmasi S : BAK mulai merah, Sesak, berdebar, lemah
O: Ureum 56 mg/dl , Creatinin 4,07 mg/dl, Hemoglobin 10,90 g/dl,
Eritrosit 3,60 (10^6/𝜇𝐿, Hematokrit 30, 90 %, BB 65 Kg, RR 24X/mnt, HR
102 bpm, Kalium 3,16 mg/dl, Albumin 2,63 mg/dl, Leukosit 16,99 (10^3
𝜇𝐿, Natrium 124,5 mEq/L,
Clcr= 140-55x56/72x4,07 (mg/dl)= 16,24
Inj Bicnat 50 meq/8 jam IV
As Tranexamat 500 mg 3 dd I IV
IVFD NaCl 0,9 %- 500 cc/24 jam
Inj Ciprofloxacin 200 mg 2x1 amp IV
N Acetylcystyein caps 3 dd 1 PO-PC
Rethapyl 300 mg 2x1 tab PO-PC
Salbutamol 2 mg 3x1 tab PO-PC
Ventolin Inhaler 100 mcg 3x1 puff
A: Adanya ES potensial Bicnat hipokalemia
Ada terapi tanpa indikasi , Hiponatremia belum teratasi, Hipoalbumin blm
teratasi, Ciprofloxacin tidak dianjurkan untuk pasien dg kadar kreatinin
16,24 mg/dl, pemberian Bersama ciprofloxacin dapat meningkatkan
toksisitas teofilin, Adanya duplikasi terapi salbutamol tab & Ventolin
inhaler memperburuk sesak, Hipokalemia tidak teratasi.
P: Pertimbangkan pemberhentian As Tranexamat,monitoring kejang &
penurunan kesadaran, pertimbangkan pemberian albumin oral, monitoring
albumin pertimbangkan pemberian penurunan dosis ciprofloxacin menjadi
200mg/24 jam, monitoring infeksi, RR sesak, pertimbangkan
pemberhentian salbutamol tab, pertimbangkan pemberhentian pemakaian
16. Tgl/ jam Profesional
pemberi asuhan
Hasil pemeriksaan, analisis, rencana
penatalaksanaan pasien (ditulis dengan
metode SOAP)
Instruksi tenaga
kesehatan termasuk
pasca bedah/prosedur
Verifikasi DPJP
07/11/22
08/11/22
09/11/22
Farmasi
Farmasi
Farmasi
S : Kencing berdarah, sesak
O: Penggunaan kateter sudah hari ke 9, RR 24x/mnt, Inj
ciprofloxacin 200 mg/24 jam , N acetylcystein caps 3 dd
1 PO-PC,Ventolin Inhaler 100 mcg 3x1 puff, kalium 3,16
mEq/L, HR 126 bpm
A: Terjadinya infeksi karena penggunaan kateter terlalu
lama, sesak belum teratasi, hipokalemia
P: Pertimbangkan penggantian kateter urine, monitoring
urine berdarah, monitoring RR sesak, pertimbangkan
pemakaian kalium oral & edukasi pemakaian, monitoring
HR, kalum, urine output
S : berdebar lemas
O: RR: 20 (x/menit), Inj ciprofloxacin 200 mg/24 jam
N acetylcystein caps 3 dd 1 PO-PC, Ventolin inhaler 100
mcg 3x1 puff. HR, 124 bpm, Kalium 3,16 mEq/L
A: Sesak teratasi
P: pertimbangkan pemberian kalium oral & edukasi cara
pemakaian , monitoring RR sesak, kalium, urineoutput,
EKG,
S: berdebar lemas
O: RR: 22 (x/menit),HR 111 bpm, kalium 3,16mEq/L
Inj ciprofloxacin 200 mg/24 jam
N acetylcystein caps 3 dd 1 PO-PC, Ventolin inhaler 100
mcg 3x1 puff
A: Sesak terjadi Kembali, hipokalemia
P: Monitoring RR, Sesak, pertimbbangkan pemberian
kalium oral & edukasi cara pemakaian, monitoring HR,
kalium, EKG, urine output
17. REFERENSI
• Basic Pharmacology & Drug Notes 2019
• Beers criteria 2019
• Drug Information Handbook 17 th edition
• Gliselda, Vika. 2021. Diagnosis dan Manajemen Penyakit Ginjal Kronis (PGK).
Jurnal Medika Hutama, Vol 02
18. PERTANYAAN
• SRI SUKRIA NOVA M
Apakah hanya penggunaan kateter saja yg diganti atau penambahan obat antibiotik lain pada kasus ini?
Terlebih dahulu kita ganti kateter nya karena penggunaan kateter terlalu lama, kemudian kita pantau. Jika pasien ini setelah diganti kateter BAK nya
tdk berdarah lagi, maka kita tdk perlu memberikan antibiotik.
• Miftahul Jannah
Kenapa tdk ciprofloxacin yg diberhentikan knpa harus rhetapyl (theopilin)?
Sesuai acuan Beers 2019 untuk kondisi pasien geriatric pemberian ciprofloxacin Bersama dg teofilin dpt meningkatkan toksisitas teofilin, sebaiknya
dihindari/di stop langsung.
• Muhammad Fahris
Mengapa as tranexamat diberhentikan?
Karena pada kasus ini as tranexamat lebih ke perdarahan yg hebat, menurut kmi BAK berdarah ini disebabkan oleh penggunaan Kateter terlalu lama
makanya as tranexamat ini diberhentikan.