SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
Munawarah 110 2015 0004
Ayu Pratiwi Hasari 110 2015 0011
Nisrina Nur Azizah 110 2015 0026
Muh. Iqbal Gaffar 110 2015 0058
Riska Dwiyansari 110 2015 0071
Agung Sukriadi Harli 110 2015 0095
Rindang Cahyani P.H. Abas 110 2015 0101
Nur Arafah 110 2015 0125
Fitri Lestari 110 2015 0142
Muh. Ikhlas Mutaqqin 110 2015 0159
Seorang laki-laki 60 th datang ke rumah sakit karena sesak napas. Keluhan ini sering
disertai batuk. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 bulan lalu dan semakin
memburuk terutama selama 1 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu
38,5oC, denyut nadi adalah 110x/mnt, dan pernafasan 40x/menit yang tampak
terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan
hasilnya menunjukkan PEF 60% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 80%. Dia adalah
seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 18 tahun. Dia biasanya
merokok 15 batang per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya
merokok 5 batang per hari.
• Sebuah tes yang cepat atau on infasif yang digunakan untuk mengukur
saturasi oksigen dalam tubuh.
Tes oksimetri
• Pemeriksaan yang di lakukan untuk mengukur secara objektif kapasitas
atau fungsi paru (ventilasi) pada pasien indikasi medis.
Tes spirometri
• Kecepatan gerakan udara yang keluar dari paru-paru pada awal
ekspirasi diukur dengan liter/menit
PEF (peak expiratory flow)
Laki-laki 60
tahun
Sesak napas,
batuk berulang
sejak 3 bulan
yang lalu
Suhu 38,5⁰C,
denyut nadi
110 x/menit,
napas 40
x/menit
PEF 60%,
oksimetri 80%
Perokok berat
sejak usia 18
tahun (15
batang perhari)
Sejak gejala
penyakit makin
berat ia hanya
merokok 5
batang perhari.
Mengapa sesak
disertai batuk?
Jelaskan
mekanismenya ?
Mekanisme
sesak disertai
batuk1,2
Faktor pencetus
Inhalasi benda asing
Trakheobronkial
Hipersekresi mukus
Edema mukosa
Bronkokonstriksi
Pengaruh kontrol refleksi
pernafasan
Hiperventilasi
Sesak(dyspenia)
Refleks batuk
Pengaruh serabut saraf afferen pada
saluran napas atas
1. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta : EGC. 2005.
2. Kasper, et al.. Harrison’s principles of internal medicine vol 2. 16th ed. McGraw-Hill, 200
Apa hubungan
tanda-tanda vital
dengan gejala yang
terjadi?
 Nilai pemeriksaan tanda vital
–Suhu 38,5’C = subfebris
–Denyut nadi 110x/menit = takikardi
–Pernafasan 40x/menit = takikpneu
–PEF 60% = kuning = beresiko
–Tes oksimetri 80% = hipoksia
Denyut nadi : Kecepatan dan kontraktilitas jantung bergantung pada kebutuhan tubuh akan penyaluran darah
Tekanan darah dan pernafasan : Sistem refleks berespon yang berfungsi mengatur tekanan darah, beberapa refleks dan
respon lain juga mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan darah yaitu kemoreseptor yang berada di arteri
karotis dan aorta peka terhadap kadar O2 yang rendah atau asam yang tinggi dalam darah. Fungsi utama kemoreseptor
ini adalah peningkatan secara refleks aktifitas pernafasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengeluarkan
lebih banyak CO2 pembentuk-asam, kemoreseptor meningkatan tekanan darah dengan mengirim impuls ekstratorik ke
pusat kardiovaskular.
Suhu tubuh . Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan.
Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
Apa hubungan rokok
dengan gejala?
Sebutkan kandungan
rokok!
Kandungan Rokok
ACROLEIN ; Pada dasarnya zat ini mengandung alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan.
KARBON MONOXIDA ; Apabila didalam hemoglobin itu terdapat karbon monoxida, berakibat seseorang akan
kekurangan oksigen.
NIKOTIN ; menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok, mempengaruhi syaraf dan
peredaran darah, bersifat karsinogen sehingga mampu memicu kanker paru-paru
AMMONIA ; jika disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan atau koma.
FORMIC ACID ; cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.
HYDROGEN CYANIDE ; jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan berakibat kematian.
NITROUS OXIDE ; jika diisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan membuat rasa sakit.
FORMALDEHYDE ; Gas ini bersifat pengawet dan pembasmi hama.
PHENOL ; Phenol bisa terikat didalam protein dan menghalangi kerja enzyme.
ACETOL ; zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap dengan alkohol.
HYDROGEN SULFIDE ; Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi berisi pigmen).
PYRIDINE ; Zat ini mampu mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
METHYL CHLORIDE : sangat beracun dan uapnya bersifat sama dengan pembius.
Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan
dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan
menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi
terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit
dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (GOLD, 2009).
Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014
Hubungan rokok dengan gejala di skenario
Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik
pada paru. Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur
penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus,
maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena
ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah
inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan
terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.
Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014
Apa kegunaan tes
spirometri dan
oksimetri?
Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi
terintegrasi mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan
mengukur jumlah volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru
total (TLC) ke volume residu1
Diagnostik
Monitoring
Eveluasi kecacatan/kelumpuhan
Kesehatan masyarakat
indikasi
1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
Cara penggunaan spirometri Tabel penilaian fungsi faal paru
Oksimetri digunakan untuk mengukur kadar
oksigen di darah arteri. Alat ini bekerja dengan cara
ditempelkan di bagian tertentu di tubuh pasien seperti
telinga, jari, atau kaki yang selanjutnya akan
mentransmisikan sinar melalui pembuluh darah pasien.
Alat ini lalu mengukur perbedaan absorpsi panjang
gelombang cahaya yang berbeda2
1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
Image source: https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMswmxv26Ow54fWhj-bFKleUR-baz7r-
IhSD52zPNum9gzKnp2
1. Hemoglobin (Hb) : Jika Hb tersaturasi penuh dengan O2 walaupun nilai Hb rendah maka akan
menunjukkan nilai normalnya.
2. Sirkulasi: Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika area yang di bawah sensor
mengalami gangguan sirkulasi.
2. Aktivitas : Menggigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat menggangu
pembacaan SpO2 yang akurat
3. Tekanan Darah
4. Penempatan alat yang kurang atau tidak tepat
5. Terjadinya akral dingin
Faktor yang mempengaruhi bacaan saturasi
1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
Bagaimana langkah-
langkah untuk
mendiagnosis penyakit
terkait gejala?
 Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
 Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna ditempat kerja
 Riwayat penyakit pada keluarga
 Terdapat factor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan
polusi udara
 Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
 Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
ANAMNESIS
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
INSPEKSI• Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup
mencucu )
• Barrel chest (diameter antero-posterior dan
transversal sebanding )
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Hipertrofi otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis di leher dan edema
tungkai
• Penampilan pink puffer atau blue bladder
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
PALPASI
– Pemeriksaan vocal fremitus
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
PERKUSI
– Hipersonor
– Pekak
– Sonor
– Stridor
– Ronkhi basah kasar
– Ronkhi basah halus
– Wheezing
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
AUSKULTASI
– Suara napas vesicular normal atau
melemah
– Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
– Ekspirasi memanjang
– Bunyi jantung terdengar jauh
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
Apakah penyakit-
penyakit yang
berkaitan dengan
gejala ?
ETIOLOGY
EMFISEMA
• Disebabkan
oleh merokok.
Terdapat
hubungan
dengan
kelompok
sosial rendah,
lingkungan
industri, dan
defisiensi α 1-
antitrypsin.
BRONKITIS
KRONIK
• Merokok
dan infeksi
berulang
BONKIEKTASIS
• Infeksi dan
obstruksi
ATELEKTASIS
• Pneumothoraks
• Tumor
• Pembesaran
kelenjar getah
bening.
• Pembiusan
(anestesia)/pemb
edahan
• Tirah baring
jangka panjang
tanpa perubahan
posisi
• Pernafasan
dangkal
• Penyakit paru-
paru
ASMA
BRONKIAL
• Genetik
• Faktor
lingkungan
• Paparan
pekerjaan
• Stimulus
nonspesifik
GEJALA
EMFISEMA
• Sesak napas
(dispneu)
• Mengi dan
batuk kronis,
sering disertai
dahak
• Sering
mendapat
infeksi paru
• Gagal jantung
• Hipoksia
BRONKITIS
KRONIK
• Sesak napas
(dispneu)
• Mengi dan batuk
kronis, seringkali
disertai dahak
yang berlangsung
lama (berbulan-
bulan)
• Hipoksia
BONKIEKTASIS
• Batuk menahun
dengan sputum
yang banyak
terutama pada
pagi hari, kadang-
kadang sesak
nafas
• Demam, tidak ada
nafsu makan,
penurunan berat
badan, anemia,
nyeri pleura, dan
lemah
badan sianosis,
batuk darah.
• Jari-jari tabuh
ATELEKTASIS
• gangguan
pernafasan
• nyeri dada
• batuk
• Jika disertai
infeksi, bisa terjadi
demam dan
peningkatan
denyut jantung,
kadang-kadang
sampai terjadi
syok
ASMA
BRONKIAL
• Keluhan utama
asma adalah
batuk, mengi,
dan sesak
napas, yang
bervariasi
seiring jalannya
waktu.
Bagaimana pemeriksaan
penunjang yang
dilakukan untuk
diagnosis penyakit?
Faal paru
Uji latih kardiopulmoner: Sepeda statis (ergocycle), Jentera (treadmill), Jalan 6 menit, lebih rendah dari normal
Uji provokasi bronkus: menilai derajat hipereaktiviti bronkus
Uji coba kortikosteroid : menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral
Analisis gas darah: terutama untuk menilai :gagal napas kronik stabil, gagal napas akut pada gagal napas kronik
Radiologi
Elektrokardiografi : mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.
Ekokardiografi : menilai funfsi jantung kanan
Bakteriologi : mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat
Kadar alfa-1 antitripsin
Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
Bagaimana
penatalaksanaan
terkait gejala dan
diagnosis pada
skenario?
DEMAM
Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan
beristirahat yang cukup.
Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan saat
menggigil.
Memberikan kompres hangat penderita.
Pemberian parasetamol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/3
BATUK
Ekspektoran. Digunakan saat pasien memiliki batuk produktif. Adapun obat golongan ini
yang dapat diberikan pada anak tersebut adalah 200-400 mg/ kgbb/3
Mukolitik. Berfungsi untuk mengencerkan sekret. Adapun golongan obat yang dapat
digunakan yaitu bromheksin HCL dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari
SESAK
Untuk gejala sesak diberikan obat golongan ᵝ - 2 agonis seperi salbutamol yaitu dengan
dosis0,02mg/kgbb/x yang diberikan secara inhalasi.
Antiinflamasi
Digunakan bila
terjadi eksaserbasi
akut dalam bentuk
oral atau injeksi
intravena, berfungsi
menekan inflamasi
yang terjadi, dipilih
golongan
metilprednisolon
atau prednison. Antibiotika.
Lini I: Amoksisilin,
Makrolid
Lini II: Amoksisilin
dan asam klavulanat,
Sefalosporin,
Kuinolon, Makrolid
baru
Antioksidan
Dapat
mengurangi
eksaserbasi dan
memperbaiki
kualiti hidup,
digunakan N -
asetilsistein.
BRONKITIS KRONIS
• Istirahat
• Hindari merokok
• Diet
• Medikamentosa : ekspektoransia bila batuk
berdahak, antitusif bila batuk kering
• Bronkodilator
• Kalau sesak dapat diberi O2
• Bila ada infeksi (sputum mukopurulen) diberi
antimikroba
EMFISEMA
• Istirahat (berhenti merokok)
• Diet
• Medikamentosa
• Bronkodilator
• Teofilin 10-15 mg/kg BB per oral
• Beta 2 agonis per oral atau nebulizer
• Kortikosteroid
• Ekspektoran
• Mukolitik
Bronkiektasis
• Bronkodilator
• Nebulizer
• Antibiotik
• Drainase postural dari
tuba bronchial
• Intervensi bedah
Atelektasis
• Oksigenasi
• Terapi simtomatis
(anti sesak,
bronkodilator,
antibiotik dan
kortikosteroid)
• Fisioterapi
• Menghilangkan
penyumbatan, baik
melalui bronkoskopi
maupun prosedur
lainnya
• Latihan menarik nafas
dalam
• Postural drainase
Asmabronkial
• Penyuluhan pasien
• Menghindari alergen
terutama asap rokok.
• Asma kronis :
Antagonis leukotrien
merupakan
bronkodilator efektif
pada sebagian
penderita asma
walaupun perannya
secara tepat belum
jelas.
• Asma akut :
kortikosteroid
sistemik, inhalasi b-
agonis, antikolinergik,
dan teofilin bila perlu.
Jurnal repository.usu.ac.id. FK. Universitas Sumatera Utara
Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
Apakah tindakan
preventif yang harus
dilakukan?
Pencegahan
Primordial
Menciptakan lingkungan yang
bersih dan berperilaku hidup
sehat seperti tidak merokok.
Pencegahan
Primer
Kebiasaan merokok harus dihentikan
Memakai alat pelindung seperti
masker di tempat kerja (pabrik) yang
terdapat asap mesin dan banyak debu
Membuat corong asap di rumah
maupun tempat kerja (pabrik)
Pendidikan tentang bahaya-bahaya
yang ditimbulkan PPOK
Pencegahan
Sekunder
Mengobati penderita dan
mengurangi akibat-akibat yang
lebih serius dari penyakit yaitu
melalui diagnosis dini dan
pemberian pengobatan.
Pencegahan
Tersier
Rehabilitasi Psikis, bertujuan
mengurang bahkan menghilangkan
perasaan kecemasan dan takut
Rehabilitasi Pekerjaan, diusahakan
menghindari pekerjaan yang memiliki
risiko terjadi perburukan penyakit.
Rehabilitasi Fisik, membuat penderita
menjadi lebih aktif
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien
kemungkinan menderita PPOK. Karena gejala yang terlihat pada pasien adalah
sesak, batuk, dan gejala sesak semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Hal ini
dikaitkan pada riwayat pasien yang merokok sejak usia 18 tahun. Rokok diketahui
sebagai salah satu penyebab gangguan pernapasan yang terjadi. Karena komponen-
komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus
bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau
disfungsional.
See you in the next panel

More Related Content

What's hot

Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoidfikri asyura
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERRindang Abas
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paruNY O
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaKANDA IZUL
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisemayeliani
 
Acute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeAcute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeIra Rahmawati
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriEncepal Cere
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumLetitia Kale
 

What's hot (20)

Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paru
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Acute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeAcute Coronary Syndome
Acute Coronary Syndome
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
Hipo & Hipertiroid
Hipo & HipertiroidHipo & Hipertiroid
Hipo & Hipertiroid
 
Hormon tiroid
Hormon tiroidHormon tiroid
Hormon tiroid
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 

Viewers also liked

Viewers also liked (14)

Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2
 
Emergency o&g
Emergency o&gEmergency o&g
Emergency o&g
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
Cne katarak by Sn Syariza
Cne katarak by Sn SyarizaCne katarak by Sn Syariza
Cne katarak by Sn Syariza
 
TANDA VITAL
TANDA VITALTANDA VITAL
TANDA VITAL
 
Pemeriksaan tanda tanda vital
Pemeriksaan tanda tanda vitalPemeriksaan tanda tanda vital
Pemeriksaan tanda tanda vital
 
NurseReview.Org - Vital Signs
NurseReview.Org - Vital SignsNurseReview.Org - Vital Signs
NurseReview.Org - Vital Signs
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Vital Signs Taking
Vital Signs TakingVital Signs Taking
Vital Signs Taking
 
Ppt. pain
Ppt. painPpt. pain
Ppt. pain
 

Similar to PARU

Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1sharklasers22
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxRizkyPramataSimamora
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAmee Hidayat
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxSurtiDepi
 
Asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronik
Asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronikAsuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronik
Asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronikAZakariaAmien1
 
ASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptChristikaSo
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxMithaIsmaulidia2
 
245883344 asma-pada-anak vina
245883344 asma-pada-anak vina245883344 asma-pada-anak vina
245883344 asma-pada-anak vinavina dwiningsih
 
ppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptx
ppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptxppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptx
ppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptxssusera02307
 
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.pptSuryatiHusin
 
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusukLutfi Ikbal
 
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi UnpadKasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpadssuser1b264b
 

Similar to PARU (20)

asma
asmaasma
asma
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan Emfisema
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronik
Asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronikAsuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronik
Asuhan keperawatan penyakit paru obstruktif kronik
 
ASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.ppt
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
 
245883344 asma-pada-anak vina
245883344 asma-pada-anak vina245883344 asma-pada-anak vina
245883344 asma-pada-anak vina
 
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
ppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptx
ppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptxppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptx
ppt_Blok_11_Respiratory_Penyakit_Paru_Ob (1).pptx
 
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
 
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusuk
 
COPD sibolga.pptx
COPD sibolga.pptxCOPD sibolga.pptx
COPD sibolga.pptx
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
Abc
AbcAbc
Abc
 
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi UnpadKasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
 
Asma Bronkhiale
Asma BronkhialeAsma Bronkhiale
Asma Bronkhiale
 

More from Rindang Abas

IMUNISASI PCV DAN HPV.pdf
IMUNISASI PCV DAN HPV.pdfIMUNISASI PCV DAN HPV.pdf
IMUNISASI PCV DAN HPV.pdfRindang Abas
 
Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...
Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...
Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...Rindang Abas
 
Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...
Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...
Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...Rindang Abas
 
Jurnal insomnia among medical and paramedical students in jordan
Jurnal insomnia among medical and paramedical students in jordanJurnal insomnia among medical and paramedical students in jordan
Jurnal insomnia among medical and paramedical students in jordanRindang Abas
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyRindang Abas
 
Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid Rindang Abas
 
ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI
ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINIASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI
ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINIRindang Abas
 
MODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
MODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITASMODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
MODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITASRindang Abas
 
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
 
MODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIK
MODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIKMODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIK
MODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIKRindang Abas
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutRindang Abas
 
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIPANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIRindang Abas
 
Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3
Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3
Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3Rindang Abas
 
Panel modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3
Panel  modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3Panel  modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3
Panel modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3Rindang Abas
 
SOSIALISASI KANKER PADA ANAK
SOSIALISASI KANKER PADA ANAKSOSIALISASI KANKER PADA ANAK
SOSIALISASI KANKER PADA ANAKRindang Abas
 
PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)
PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)
PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)Rindang Abas
 
PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)
PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)
PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)Rindang Abas
 

More from Rindang Abas (20)

IMUNISASI PCV DAN HPV.pdf
IMUNISASI PCV DAN HPV.pdfIMUNISASI PCV DAN HPV.pdf
IMUNISASI PCV DAN HPV.pdf
 
Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...
Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...
Jurnal Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality du...
 
Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...
Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...
Telaah jurnal Prevalence of hypochondriac symptoms among health science stude...
 
Jurnal insomnia among medical and paramedical students in jordan
Jurnal insomnia among medical and paramedical students in jordanJurnal insomnia among medical and paramedical students in jordan
Jurnal insomnia among medical and paramedical students in jordan
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Hipokondriasis
HipokondriasisHipokondriasis
Hipokondriasis
 
Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid Refarat Volvulus Sigmoid
Refarat Volvulus Sigmoid
 
ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI
ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINIASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI
ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI
 
MODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
MODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITASMODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
MODUL KESEHATAN KELUARGA BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
 
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
 
MODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIK
MODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIKMODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIK
MODUL KDRT klp 15 BLOK FORENSIK
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIPANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
 
Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3
Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3
Panel modul penyakit akibat kerja blok kekom klp 3
 
Panel modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3
Panel  modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3Panel  modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3
Panel modul kesehatan keluarga blok kekom klp 3
 
SOSIALISASI KANKER PADA ANAK
SOSIALISASI KANKER PADA ANAKSOSIALISASI KANKER PADA ANAK
SOSIALISASI KANKER PADA ANAK
 
PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)
PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)
PANEL MODUL ACUTE ABDOMINAL PAIN (NYERI AKUT ABDOMEN)
 
PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)
PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)
PANEL MODUL BLOODY DEFECATION (BAB CAIR BERDARAH)
 
Tautan gen
Tautan genTautan gen
Tautan gen
 
BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGIBIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

PARU

  • 2. Munawarah 110 2015 0004 Ayu Pratiwi Hasari 110 2015 0011 Nisrina Nur Azizah 110 2015 0026 Muh. Iqbal Gaffar 110 2015 0058 Riska Dwiyansari 110 2015 0071 Agung Sukriadi Harli 110 2015 0095 Rindang Cahyani P.H. Abas 110 2015 0101 Nur Arafah 110 2015 0125 Fitri Lestari 110 2015 0142 Muh. Ikhlas Mutaqqin 110 2015 0159
  • 3. Seorang laki-laki 60 th datang ke rumah sakit karena sesak napas. Keluhan ini sering disertai batuk. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 bulan lalu dan semakin memburuk terutama selama 1 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 38,5oC, denyut nadi adalah 110x/mnt, dan pernafasan 40x/menit yang tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan hasilnya menunjukkan PEF 60% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 80%. Dia adalah seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 18 tahun. Dia biasanya merokok 15 batang per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 5 batang per hari.
  • 4. • Sebuah tes yang cepat atau on infasif yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dalam tubuh. Tes oksimetri • Pemeriksaan yang di lakukan untuk mengukur secara objektif kapasitas atau fungsi paru (ventilasi) pada pasien indikasi medis. Tes spirometri • Kecepatan gerakan udara yang keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi diukur dengan liter/menit PEF (peak expiratory flow)
  • 5. Laki-laki 60 tahun Sesak napas, batuk berulang sejak 3 bulan yang lalu Suhu 38,5⁰C, denyut nadi 110 x/menit, napas 40 x/menit PEF 60%, oksimetri 80% Perokok berat sejak usia 18 tahun (15 batang perhari) Sejak gejala penyakit makin berat ia hanya merokok 5 batang perhari.
  • 7. Mekanisme sesak disertai batuk1,2 Faktor pencetus Inhalasi benda asing Trakheobronkial Hipersekresi mukus Edema mukosa Bronkokonstriksi Pengaruh kontrol refleksi pernafasan Hiperventilasi Sesak(dyspenia) Refleks batuk Pengaruh serabut saraf afferen pada saluran napas atas 1. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta : EGC. 2005. 2. Kasper, et al.. Harrison’s principles of internal medicine vol 2. 16th ed. McGraw-Hill, 200
  • 9.  Nilai pemeriksaan tanda vital –Suhu 38,5’C = subfebris –Denyut nadi 110x/menit = takikardi –Pernafasan 40x/menit = takikpneu –PEF 60% = kuning = beresiko –Tes oksimetri 80% = hipoksia
  • 10. Denyut nadi : Kecepatan dan kontraktilitas jantung bergantung pada kebutuhan tubuh akan penyaluran darah Tekanan darah dan pernafasan : Sistem refleks berespon yang berfungsi mengatur tekanan darah, beberapa refleks dan respon lain juga mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan darah yaitu kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta peka terhadap kadar O2 yang rendah atau asam yang tinggi dalam darah. Fungsi utama kemoreseptor ini adalah peningkatan secara refleks aktifitas pernafasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengeluarkan lebih banyak CO2 pembentuk-asam, kemoreseptor meningkatan tekanan darah dengan mengirim impuls ekstratorik ke pusat kardiovaskular. Suhu tubuh . Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan. Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
  • 11. Apa hubungan rokok dengan gejala? Sebutkan kandungan rokok!
  • 12. Kandungan Rokok ACROLEIN ; Pada dasarnya zat ini mengandung alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan. KARBON MONOXIDA ; Apabila didalam hemoglobin itu terdapat karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen. NIKOTIN ; menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok, mempengaruhi syaraf dan peredaran darah, bersifat karsinogen sehingga mampu memicu kanker paru-paru AMMONIA ; jika disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan atau koma. FORMIC ACID ; cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. HYDROGEN CYANIDE ; jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan berakibat kematian.
  • 13. NITROUS OXIDE ; jika diisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan membuat rasa sakit. FORMALDEHYDE ; Gas ini bersifat pengawet dan pembasmi hama. PHENOL ; Phenol bisa terikat didalam protein dan menghalangi kerja enzyme. ACETOL ; zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap dengan alkohol. HYDROGEN SULFIDE ; Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi berisi pigmen). PYRIDINE ; Zat ini mampu mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. METHYL CHLORIDE : sangat beracun dan uapnya bersifat sama dengan pembius.
  • 14. Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (GOLD, 2009). Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014 Hubungan rokok dengan gejala di skenario
  • 15. Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik pada paru. Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps. Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014
  • 16. Apa kegunaan tes spirometri dan oksimetri?
  • 17. Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi terintegrasi mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume residu1 Diagnostik Monitoring Eveluasi kecacatan/kelumpuhan Kesehatan masyarakat indikasi 1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
  • 18. Cara penggunaan spirometri Tabel penilaian fungsi faal paru
  • 19. Oksimetri digunakan untuk mengukur kadar oksigen di darah arteri. Alat ini bekerja dengan cara ditempelkan di bagian tertentu di tubuh pasien seperti telinga, jari, atau kaki yang selanjutnya akan mentransmisikan sinar melalui pembuluh darah pasien. Alat ini lalu mengukur perbedaan absorpsi panjang gelombang cahaya yang berbeda2 1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2. Jurnal digilib.unismus.ac.id Image source: https://encrypted- tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMswmxv26Ow54fWhj-bFKleUR-baz7r- IhSD52zPNum9gzKnp2
  • 20. 1. Hemoglobin (Hb) : Jika Hb tersaturasi penuh dengan O2 walaupun nilai Hb rendah maka akan menunjukkan nilai normalnya. 2. Sirkulasi: Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika area yang di bawah sensor mengalami gangguan sirkulasi. 2. Aktivitas : Menggigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat menggangu pembacaan SpO2 yang akurat 3. Tekanan Darah 4. Penempatan alat yang kurang atau tidak tepat 5. Terjadinya akral dingin Faktor yang mempengaruhi bacaan saturasi 1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
  • 22.  Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan  Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna ditempat kerja  Riwayat penyakit pada keluarga  Terdapat factor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara  Batuk berulang dengan atau tanpa dahak  Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi ANAMNESIS Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
  • 23. INSPEKSI• Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu ) • Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding ) • Penggunaan otot bantu pernapasan • Hipertrofi otot bantu napas • Pelebaran sela iga • Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai • Penampilan pink puffer atau blue bladder Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
  • 24. PALPASI – Pemeriksaan vocal fremitus Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
  • 25. PERKUSI – Hipersonor – Pekak – Sonor – Stridor – Ronkhi basah kasar – Ronkhi basah halus – Wheezing Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
  • 26. AUSKULTASI – Suara napas vesicular normal atau melemah – Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa – Ekspirasi memanjang – Bunyi jantung terdengar jauh Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
  • 28. ETIOLOGY EMFISEMA • Disebabkan oleh merokok. Terdapat hubungan dengan kelompok sosial rendah, lingkungan industri, dan defisiensi α 1- antitrypsin. BRONKITIS KRONIK • Merokok dan infeksi berulang BONKIEKTASIS • Infeksi dan obstruksi ATELEKTASIS • Pneumothoraks • Tumor • Pembesaran kelenjar getah bening. • Pembiusan (anestesia)/pemb edahan • Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi • Pernafasan dangkal • Penyakit paru- paru ASMA BRONKIAL • Genetik • Faktor lingkungan • Paparan pekerjaan • Stimulus nonspesifik
  • 29. GEJALA EMFISEMA • Sesak napas (dispneu) • Mengi dan batuk kronis, sering disertai dahak • Sering mendapat infeksi paru • Gagal jantung • Hipoksia BRONKITIS KRONIK • Sesak napas (dispneu) • Mengi dan batuk kronis, seringkali disertai dahak yang berlangsung lama (berbulan- bulan) • Hipoksia BONKIEKTASIS • Batuk menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, kadang- kadang sesak nafas • Demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan sianosis, batuk darah. • Jari-jari tabuh ATELEKTASIS • gangguan pernafasan • nyeri dada • batuk • Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok ASMA BRONKIAL • Keluhan utama asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas, yang bervariasi seiring jalannya waktu.
  • 31. Faal paru Uji latih kardiopulmoner: Sepeda statis (ergocycle), Jentera (treadmill), Jalan 6 menit, lebih rendah dari normal Uji provokasi bronkus: menilai derajat hipereaktiviti bronkus Uji coba kortikosteroid : menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral Analisis gas darah: terutama untuk menilai :gagal napas kronik stabil, gagal napas akut pada gagal napas kronik Radiologi Elektrokardiografi : mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan. Ekokardiografi : menilai funfsi jantung kanan Bakteriologi : mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat Kadar alfa-1 antitripsin Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
  • 33. DEMAM Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan saat menggigil. Memberikan kompres hangat penderita. Pemberian parasetamol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/3
  • 34. BATUK Ekspektoran. Digunakan saat pasien memiliki batuk produktif. Adapun obat golongan ini yang dapat diberikan pada anak tersebut adalah 200-400 mg/ kgbb/3 Mukolitik. Berfungsi untuk mengencerkan sekret. Adapun golongan obat yang dapat digunakan yaitu bromheksin HCL dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari SESAK Untuk gejala sesak diberikan obat golongan ᵝ - 2 agonis seperi salbutamol yaitu dengan dosis0,02mg/kgbb/x yang diberikan secara inhalasi.
  • 35. Antiinflamasi Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison. Antibiotika. Lini I: Amoksisilin, Makrolid Lini II: Amoksisilin dan asam klavulanat, Sefalosporin, Kuinolon, Makrolid baru Antioksidan Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan N - asetilsistein.
  • 36. BRONKITIS KRONIS • Istirahat • Hindari merokok • Diet • Medikamentosa : ekspektoransia bila batuk berdahak, antitusif bila batuk kering • Bronkodilator • Kalau sesak dapat diberi O2 • Bila ada infeksi (sputum mukopurulen) diberi antimikroba EMFISEMA • Istirahat (berhenti merokok) • Diet • Medikamentosa • Bronkodilator • Teofilin 10-15 mg/kg BB per oral • Beta 2 agonis per oral atau nebulizer • Kortikosteroid • Ekspektoran • Mukolitik
  • 37. Bronkiektasis • Bronkodilator • Nebulizer • Antibiotik • Drainase postural dari tuba bronchial • Intervensi bedah Atelektasis • Oksigenasi • Terapi simtomatis (anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan kortikosteroid) • Fisioterapi • Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya • Latihan menarik nafas dalam • Postural drainase Asmabronkial • Penyuluhan pasien • Menghindari alergen terutama asap rokok. • Asma kronis : Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas. • Asma akut : kortikosteroid sistemik, inhalasi b- agonis, antikolinergik, dan teofilin bila perlu. Jurnal repository.usu.ac.id. FK. Universitas Sumatera Utara Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
  • 38. Apakah tindakan preventif yang harus dilakukan?
  • 39. Pencegahan Primordial Menciptakan lingkungan yang bersih dan berperilaku hidup sehat seperti tidak merokok. Pencegahan Primer Kebiasaan merokok harus dihentikan Memakai alat pelindung seperti masker di tempat kerja (pabrik) yang terdapat asap mesin dan banyak debu Membuat corong asap di rumah maupun tempat kerja (pabrik) Pendidikan tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan PPOK
  • 40. Pencegahan Sekunder Mengobati penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan. Pencegahan Tersier Rehabilitasi Psikis, bertujuan mengurang bahkan menghilangkan perasaan kecemasan dan takut Rehabilitasi Pekerjaan, diusahakan menghindari pekerjaan yang memiliki risiko terjadi perburukan penyakit. Rehabilitasi Fisik, membuat penderita menjadi lebih aktif
  • 41. KESIMPULAN Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien kemungkinan menderita PPOK. Karena gejala yang terlihat pada pasien adalah sesak, batuk, dan gejala sesak semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Hal ini dikaitkan pada riwayat pasien yang merokok sejak usia 18 tahun. Rokok diketahui sebagai salah satu penyebab gangguan pernapasan yang terjadi. Karena komponen- komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional.
  • 42. See you in the next panel