Asma bronchial adalah penyakit pernapasan dimana terjadi penigkatan respon saluran pernapasan yang menimbulkan reaksi obstruksi pernapasan akibat spasme otot polos bronkus. Penyakit ini ditandai dengan sesak nafas, mengi, dan batuk yang disebabkan oleh hiperresponsivitas saluran napas akibat faktor genetik dan lingkungan.
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
ASMA HAMIL
1.
2. Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon
secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer
Suzanne : 2001)
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respon bronkus terhadap berbagai rangsangan
dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan
maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic
Society).
Asma bronchial adalah suatu penyakit pernapasan dimana
terjadi penigkatan respon saluran pernapasan yang
menimbulkan reaksi obstruksi pernapasan akibat spasme otot
polos bronkus. (Sjaifoellah, 2001: 21)
6. GENETIK, Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya
yang jelas. Penderita dengan penyakit alergI biasanya
mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.
Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan
foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
9. Fatofisiologi
Individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk
terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang
terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan
antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast
(disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan
prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi
lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru
mempengaruhi otot polos dan kel jalan napas,
bronkospasme,.
10. LANJUTAN...
Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot
bronkial diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem
parasimpatis. Pada asma idiopatik ketika ujung saraf pada
jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan,
dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah asetilkolin
yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini
menyebabkan bronkokonstriksi merangsang pembentukan
mediator kimiawi. Individu dengan asma dapat mempunyai
toleransi rendah terhadap respon parasimpatis
11.
12. Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita
tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan
menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma
bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk,
dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada.
Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
18. KASUS SOAP
S : Nama : Ny. R
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
datang dengan sesak pada dada nya,
sering kelelahan dan apabila bernafas
berbunyi dan mengaku sedang hamil
kehamilan pertama dan belum pernah
keguguran.ibu mengatakan
memiliki penyakit menurun
yaitu Asma. Ibu mengatakan tidak
mempunyai kebiasaan yang menggangu
kesehatan yaitu seperti ( merokok,
minum jamu, minuman beralkohol).
Ibu mengatakan daerah sekitar rumah
bersih jauh dari polusi udara, limbah
pabrik dan jauh dari kandang hewan)
Ibu menagatakan tidak mempunyai
hewan peliharaan yaitu seperti: kucing,
anjing, ayam, dan burung
O :
Inspeksi : Keadaan umum baik,
ada retraksi dinding dada dan ada
wheezing.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 120/80mmHg
Nadi :90x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,3oC
Berat badan :58 kg
Tinggi badan : 156 cm
19. Lanjutan...
Palpasi : TFU 3jrbpx, PUKA, Kepala, BAP.
Auskultasi : Bising mengi.
Perkusi : Refleks patella kanan dan kiri
positif.
Data Penunjang
a. Px Radiologi (Foto thoraks) : Normal, juga
digunakan untuk mengetahui, jika ada komplikasi
seperti pneomonia.
b. EKG : terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot
jantung
20. A : G1P0Ao hamil 28minggu janin tunggal hidup intra uterin, dengan
asma bronkialis.
P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan rencana selanjutnya,
ibu mengerti dan telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan ibu nasihat untuk beraktifitas sesuai kemampuan
dan menghindari yang menjadi factor pencetus asma seperti :
stress, emosi,lingkungan kera, olah raga, dan istirahat yang
cukup.
2. Memberitahu ibu posisi tidur yang nyaman yaitu dengan
miring ke kiri,kaki kiri lurus dan kaki kanan agak sedikit
ditekuk,perut diganjal bantal kecil,agar sirkulasi darah dan
oksigen lancar sehingga ibu tidak merasakan sesak.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian
obat :
a. Ketotifen 2x1 mg/ hari
b. Metaproterenol