MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
OPTIMALISASI PENYELESAIAN MASALAH
1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
NAMA : ENI INDRIATI
NIM : 22323299578
Sub Materi : Konsep Pewarisan Sifat dan Hukum Mendel
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
Analisis eksplorasi penyebab
masalah
Pedagogik, Literasi dan Numerasi
Pedagogik
Proses belajar mengajar bersifat
klasikal, sehingga monoton bagi
peserta didik dan kurang tepat dengan
materi konsep pewarisan dan hukum
mendel yang bersifat abstrak
Literasi
Peserta didik belum bisa menyimpulkan
konsep Hukum Mendel pada sebuah
narasi perkawinan ayah dan ibunya
Numerasi
Peserta didik belum bisa menggambar
sketsa wajah keturunannya atau
membuat skema silsilah keluarga dari
hasil persilangan kedua orang tuanya
Diskusi dengan Teman PPG 1. Kemampuan pedagogik guru
yang masih rendah pada
materi ini bisa disebabkan
oleh beberapa hal yaitu:
a. Guru tidak memiliki waktu
atau malas untuk
mempersiapkan
kelengkapan perangkat
pembelajaran, media atau
LKPD yang interaktif
b. Guru kurang mengikuti
pelatihan-pelatihan
mengenai pengembangan
kompetensi diri
c. Guru tidak bisa mengatur
perencanaan pembelajaran
guna meningkatkan
keprofesiannya
d. Guru terlalu nyaman dengan
Pedagogik
1. Guru belum mampu memilih pendekatan, metode, model, strategi
pembelajaran yang sesuai
2. Guru tidak memiliki persiapan khusus dalam KBM
3. Guru tidak melakukan diagnostik peserta didik dan karakteristik materi
Literasi dan Numerasi
1. Guru kurang semangat dalam menggaungkan kegiatan literasi dan numerasi
kepada peserta didik
2. Intake peserta didik rendah dalam aspek akademik (kemampuan lancar
membaca cepat, memahami isi bacaan) dan non akademis (peserta didik
malas membaca)
Kajian Literatur
1. Peserta didik yang merasa kesulitan dalam belajar IPA disebabkan faktor
internal dan juga eksternal, diketahui siswa masih belum memahami materi
pelajaran yang dijelaskan oleh guru, dikarenakan pembelajaran yang
monoton sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa
(Nur Azizah, dkk. 2022)
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/6968
2. (diakses: 8 Nov 2022 Pukul 16.00)
2. Hasil dari analisis yang dilakukan didapatkan bahwa faktor penyebab
rendahnya literasi sains siswa adalah: a) penggunaan buku ajar yang belum
tepat, b) miskonsepsi siswa, c) pembelajaran yang tidak kontekstual, d)
rendahnya kemampuan membaca, e) lingkungan dan iklim belajar, f)
infrastruktur sekolah, g) sumber daya manusia, h) manajemen sekolah
(Suparya, I, dkk. 2022)
Sumber: Suparya, I. K., I Wayan Suastra, & Putu Arnyana, I. B. (2022).
RENDAHNYA LITERASI SAINS: FAKTOR PENYEBAB DAN
ALTERNATIF SOLUSINYA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1),
153-166.
DOI: https://doi.org/10.38048/jipcb.v9i1.580 (diakses: 8 Nov 2022 pukul
21.00)
metode-metode
pembelajaran yang
konvensional.
2. Literasi dan numerasi
rendah bisa disebabkan tiga
hal yaitu faktor dari siswa,
guru dan sekolah (sarana dan
prasarana). Misal faktor dari
sekolah yaitu referensi buku
yang disediakan oleh
perpustakaan sekolah kurang
bervariasi, misalnya buku non
pelajaran.
Wawancara Teman Sejawat (Kepala Sekolah)
Pedagogik
1. Penerapan model pembelajaran membutuhkan alokasi waktu yang lama
daripada ceramah
2. Minimnya pelatihan bagi guru
3. Guru tidak mempersiapkan RPP
Literasi dan Numerasi
1. Peserta didik lebih senang menyimak (menonton, mendengar) daripada
membaca
2. Penggunaan HP yang berlebihan sehingga peserta didik malas membaca
3. Peserta didik belum mampu memahami dan menyimpulkan suatu dari suatu
wacana
Diskusi dengan Pakar
3. Pedagogik
1. Wawasan guru mengenai pendekatan, metode, model dan strategi
pembelajaran masih kurang
2. Guru jarang mengikuti webinar atau pelatihan terkait penerapan model
pembelajaran
3. Guru tidak mau menerapkan model pembelajaran karena beberapa faktor
seperti manajemen waktu, respon siswa yang kurang baik, tidak yakin
dengan keterlaksanaan sintaks
Literasi dan Numerasi
1. Guru tidak mengarahkan siswa pada kegiatan literasi
2. Guru jarang memberikan tugas yang berkaitan dengan kajian literature
3. Guru belum mampu membuat media pembelajaran yang murah dan kreatif
Kesulitan Belajar Siswa
Peserta didik kesulitan dalam
memahami istilah-istilah pewarisan
sifat
Diskusi dengan Teman PPG 1. Kesulitan belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA
dapat disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari diri
siswa, dan eksternal berasal
dari lingkungan.
2. Kesulitan belajar siswa
pada materi ini disebabkan
oleh:
a. Guru tidak memiliki ide agar
dapat dengan cepat mengingat
nama-nama istilah-istilah
1. Peserta didik baru mengenal istilah-istilah dalam pewarisan sifat, sehingga
belum terbiasa
2. Guru tidak memberikan strategi kepada peserta didik agar bisa dengan
cepat mengingat istilah-istilah dalam pewarisan sifat
Kajian Literatur
Penyebab kesulitan belajar IPA peserta didik pada 1) factor internal yakni
aspek minat, motivasi, rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan cita-cita; dan
2)
faktor eksternal yakni banyak istilah asing, materi yang terlalu padat,
siswa terkesan mau tidak mau harus menghafal materi, terbatasnya media
pembelajaran, peserta didik terkesan susah memahami materi tanpa
tersedianya
media, guru yang cenderung mendominasi pembelajaran, penguasaan guru akan
4. materi lemah, dan terlalu monoton (Imanuel Sairo Awang. 2018)
https://doi.org/10.31932/ve.v6i2.106 (diakses: 8 Nov 2022 pukul 22.00)
pewarisan sifat
b. Penyampaian materi oleh
guru masih konvensional,
sehingga tidak ada
kesempatan untuk siswa
menggali kemampuannya
c. Guru kurang mencari
referensi tentang penyajian
materi yang dapat menarik
perhatian siswa.
d. Guru tidak mau
mengembangkan
kompetensinya dalam
menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan
Diskusi dengan Teman Sejawat (Guru IPA)
1. Istilah-istilah dalam pewarisan sifat abstrak
2. istilah tersebut tidak
Diskusi dengan Pakar
1. Peserta didik tidak dibiasakan dengan membaca
2. Guru tidak mampu mengintegrasiakan Istilah-istilah pewarisan sifat
dengan lingkungan yang real
3. Guru tidak membuat model pembelajaran untuk mendeskripsikan istilah
pewarisan sifat
Membangun relasi dengan siswa dan orang tua siswa
Hubungan peserta didik dengan guru
pada saat memulai pembelajaran
materi pewarisan sifat, Peserta didik
terlalu aktif bertanya mengenai hal-hal
yang diwariskan dari orang tua ke
anaknya sehingga kelas menjadi tidak
kondusif. Padahal pada materi lain
peserta didik bersifat pasif dan
cenderung acuh saat guru menjelaskan
Diskusi dengan Teman PPG Penyebab Hubungan relasi
orang tua dan siswa rendah
adalah:
1. Belum tersedianya
kelompok dan wadah
komunikasi antara sekolah
dan orang tua sehingga
komunikasi terbatas
2. Sikap orang tua yang
menganggap pendidikan
sepenuhnya diserahkan
1. Hubungan guru mata pelajaran dengan orang tua terbatas, sehingga orang
tua kurang mengetahui perkembangan anak saat di kelas
2. Orang tua hanya berkomunikasi dengan walikelas dan tatap muka saat
pembagian raport
Kajian Literatur
Faktor yang menjadi kendala kurangnya kurangnya komunikasi antara pihak
sekolah dengan orang tua siswa yaitu minimnya peran serta masyarakat dalam
menentukan kebijakan sekolah, sebagai akibat masyarakat kurang merasa
memiliki, kurang tanggung jawab dalam memelihara dan membina sekolah
dimana anak-anaknya bersekolah (Andi Rospida. 2015)
5. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/1660-Full_Text.pdf (diakses pada
8 Nov 2022 Pukul 22.30)
pada sekolah
Diskusi dengan Teman Sejawat (Kepala Sekolah)
1. Orang tua sudah terlalu percaya terhadap sekolah mengenai pendidikan
2. Pertemuan orang tua dengan guru terbatas, itu pun hanya dengan walikelas
3. Pendidikan karakter kurang diajarkan di lingkungan rumah dan keluarga
karena orang tua sibuk bekerja
4. Orang tua tidak mengetahui perilaku anak ketika di sekolah
Diskusi dengan Pakar
1. Guru kurang bersahabat dengan peserta didik (friendly)
2. Kurangnya dukungan orang tua terhadap pembelajaran
Pemahaman/ pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa
Guru sudah menerapkan model PBL
pada materi Hukum Mendel, ada
komponen yang tidak ada pada saat
pembelajaran berlangsung, yaitu tidak
adanya penilaian dan rubrik
keterampilan Proses
Diskusi dengan Teman PPG Pemahaman dan pemanfaatan
model-model pembelajaran
inovatif oleh guru masih belum
optimal, hal ini terlihat dari:
1. Guru tidak ada waktu atau
malas membuat instrumen
penilaian keterampilan
proses.
2. Guru kurang memperhatikan
pengaturan waktu dalam
pembelajaran
3. Guru kurang bahkan tidak
pernah mengikuti pelatihan
mengenai model
1. Guru tidak memahami langkah-langkah pembelajaran PBL
2. Guru tidak membuat instrumen penilaian keterampilan proses
3. Guru tidak mahir dalam pembuatan rubrik penilaian
Kajian Literatur
1. Hambatan yang terjadi pada guru adalah penguasaan materi yang kurang,
merangkap dua posisi di sekolah, dan pemahaman model inovatif yang
masih terbatas (Farida Yusrina, dkk. 2019)
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597/14346
2. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model-model pembelajaran
yaitu pada perubahan format RPP, alokasi waktu untuk melaksanakan model
pembelajaran pada Kurikulum 2013, dan pelaksanaan penilaian kompetensi
sikap (Rizky Febriyani Putri & Jumadi Jumadi. 2017)
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/view/8636/9953
6. Diskusi dengan Teman Sejawat (Guru IPA) pembelajaran inovatif, dan
tidak mau mengembangkan
kompetensinya dalam
menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan
1. Model PBL kurang tepat dengan karakteristik materi
2. Guru belum memahami sintaks model PBL
3. Guru malas untuk membuat rubrik penilaian karena membutuhkan kriteria
tertentu
4. Peserta didik belum terbiasa dengan model PBL
5. LKPD yang diberikan guru tidak dipahami peserta didik
Diskusi dengan Pakar
1. Alokasi waktu dalam penerapan model PBL tidak diperhitungkan oleh guru
2. Guru kesiapan guru dalam pembelajaran masih kurang
Materi terkait Literasi numerasi, Advanced material, miskonsepsi, HOTS.
Literasi
Muatan materi literasi pada Konsep
Pewarisan Sifat dan Hukum Mendel
sangat luas yang masih terkait dengan
reproduksi sel (mitosis-meiosis) dan
DNA-RNA
Numerasi
Muatan materi mengenai istilah-istilah
dalam pewarisan sifat yang disertai
dengan simbol seperti , simbol genotif,
dominan-resesif, homozigot-
heterozigot, dan lainnya sulit diingat
peserta didik
Diskusi dengan Teman PPG Penyebab masalah Materi
terkait Literasi numerasi,
Advanced material,
miskonsepsi, HOTS
diantaranya:
1. Guru terkadang lupa
memberikan penguatan
karena terbentur oleh
waktu sehingga terburu-
buru menutup
pembelajaran. Hal
tersebut berkaitan
dengan kompetensi guru
dalam pengaturan waktu
pembelajaran.
2. Guru tidak mencari
1. Guru tidak menguasai konsep yang akan diajarkan
2. Guru hanya terpaku pada buku teks
3. Guru hanya memberikan simbol singkat tanpa peserta didik tahu arti
simbol tersebut
4. Guru tidak mengembangkan materi yang akan diajarkan dengan fenomena
/situasi saat ini mengenai mutasi DNA virus
5. Peserta didik tidak diberikan gambaran visual atau praktikum secara
langsung
6. Guru tidak melakukan penguatan materi pada materi miskonsepsi
7. Guru tidak memiliki kemampuan dalam membuat soal HOTS, penilaian
HOTS dan proses pembelajaran yang merangsang peserta didik berpikir
tingkat tinggi
Kajian Literatur
1. Hasil analisis data ditemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya adalah pemilihan buku
7. Advance Material
Di awal pembelajaran peserta didik
begitu aktif mengaitkan pewarisan
sifat dengan fenomena yang terjadi
terkait mutasi DNA pada viru Covid,
transgender, dan kelainan yang
diturunkan dan lain-lain sehingga kelas
menjadi tidak kondusif
Miskonsepsi
Peserta didik belum dapat
membedakan genotif dan fenotif,
homozigot dan heterozigot
HOTS
Guru belum pernah menerapkan soal
HOTS saat pembelajaran materi
Konsep Pewarisan Sifat dan Hukum
Mendel baik dalam pembelajaran
maupun tes yang diberikan
ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak kontekstual, dan kemampuan
membaca peserta didik (Husnul Fuadi, dkk. 2020)
http://www.jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/122 (diakses 8
Nov 2022 pukul 13.00)
DOI : https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122
2. Ada begitu banyak hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya
miskosepsi yang dialami oleh siswa diantanya adalah prakonsepsi yang
dimiliki oleh siswa itu sendiri, guru, pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
atau bahkan bahan ajar yang digunakan (Yuyu Yuliati. 2017)
https://core.ac.uk/download/pdf/228883658.pdf (diakses 8 Nov 2022
pukul 13.30)
referensi mengenai
prosedur pengayaan,
bahan ajar dan waktu
pelaksanaannya.
3. Guru tidak menerapkan
pembelajaran HOTS,
seperti adanya kegiatan
menganalisis,
mengevaluasi dan
mencipta dalam
pembelajaran yang
dilaksanakan
Diskusi dengan Teman Sejawat (Guru IPA)
1. Materi konsep pewarisan sifat dan hukum mendel baru pertama kali
disampaikan ke peserta didik
2. Guru tidak menjelaskan konsep dasar pewarisan sifat
3. Pemahaman guru terhadap pembelajaran HOTS masih rendah
4. Guru tidak update terhadap informasi mengenai
Diskusi dengan Pakar
1. Kemampuan guru dalam mengelola kelas masih rendah sehingga
pembelajaran tidak kondusif
2. Media pembelajaran yang digunakan guru untuk menghindari miskonsepsi
kurang efektif
3. Guru tidak update wawasan terkait materi yang akan disampaikan kepada
peserta didik
4. Peserta didik tidak dilatih untuk menganalisis terkait soal HOTS
Pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran
8. Guru tidak pernah memanfaatkan
teknologi berbasis IT bahkan
pemanfaatan Video Pembelajaran/PPT
pun tidak pernah diterapkan pada
konsep pewarisan sifat dan hukum
mendel masih menggunakan buku teks.
Terkecuali saat pandemi
Diskusi dengan Teman PPG Pemanfaatan teknologi /
inovasi dalam pembelajaran
oleh guru belum optimal, hal
ini disebabkan:
1. Guru tidak memiliki waktu
atau malas untuk membuat
video pembelajaran, dan
guru tidak memiliki
keterampilan untuk
membuat video
pembelajaran.
2. Guru tidak ada niatan untuk
mengembangkan
kompetensinya.
3. Guru kurang bahkan tidak
pernah mengikuti pelatihan
mengenai model
pembelajaran inovatif, dan
tidak mau mengembangkan
kompetensinya dalam
menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan
1. Guru tidak mencari referensi (Video, PP, dll) untuk berinovasi dalam
pembelajaran
2. Kemampuan IT guru rendah
Kajian Literatur
1. Kendala dalam mengoperasikan IT sebagai media pembelajaran
diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan guru tentang IT, kurangnya
fasilitas IT yang tersedia di sekolah, arus listrik di sekolah tidak normal,
internet tidak dapat menjangkau ke seluruh kelas, serta tidak adanya
kewajiban dari pihak sekolah agar guru yang mengajar harus menggunakan
IT (Lounard Syaulan Sahelatua, dkk. 2018)
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/8579-17818-2-PB.pdf (diakses: 8 Nov 2022 pukul
14.30)
2. Hambatan yang dihadapi guru dalam penggunaan media audio visual yaitu
kurangnya pengetahuan guru, kurangnya keterampilan guru, kurangnya
waktu, serta merasa nyaman dengan metode lain (Maulidya Hazna. 2020)
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/30814/16422129%20
Maulidya%20Hazna.pdf?sequence=1&isAllowed=y (diakses: 8 Nov 2022 pukul 15.00)
Diskusi dengan Teman Sejawat (Kepala Sekolah)
1. Pemanfaatan IT belum optimal, aplikasi pembelajaran sudah banyak
2. Guru tidak tahu cara menggunakan IT dalam pembelajaran
3. Sarana penunjang di sekolah tidak mendukung untuk pembelajaran
Diskusi dengan Pakar
1. Kemampuan guru dalam penggunaan IPTEK rendah
2. Sarana teknologi di sekolah yang belum maksimal