SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
NAMA : DARMA ASWITA
NO.UK : 201698319955
BIDANG STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KELAS : 005
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Rendahnya motivasi
belajar siswa kelas VI
Kajian literatur :
1. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan (Emda, 2018)
2. Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi belajar intrinsik melibatkan motivasi internal dalam
melakukan sesuatu demi minat sendiri. Sedangkan motivasi belajar
ekstrinsik melibatkan motivasi yang berasal dari luar diri siswa, dengan
kata lain bahwa kemauan untuk belajar siswa sangat tergantung pada
kondisi di luar dirinya (Mustanto,dkk, 2021)
3. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh tiga faktor
yaitu keluarga (orang tua dan ekonomi), guru (gaya mengajar dan
metode), dan lingkungan ( pergaulan sekolah dan masyarakat )
(Sururudin dan Prihatini, 2018)
Berdasarkan hasil explorasi,
ditemukan hasil analisis sebagai
berikut :
1. Guru belum memahami karakter
siswa
2. Guru belum dapat menyusun
kegiatan pembelajaran yang
menarik untuk memotivasi siswa
dalam pembelajaran
3. Guru belum menjalin komunikasi
yang baik dengan siswa dan orang
tua
4. Guru belum melibatkan siswa
untuk aktif dalam pembelajaran
Sumber:
Emda, A.(2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2), 172-182. https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/2838/2064
Mustanto.D.,Makkasau.A.,Syahrani.(2021).Peningkatan Motivasi Belajar
Ekstrinsik Peserta Didik Melalui Saintifik Berbasis STEAM Di SD.
Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,Volume 4(1). Hal. 556-575
e-ISSN: 2798 https://ojs.unm.ac.id
Sururuddin.M.,Prihatini.N.(2018).Analisis Berbagai Faktor Penyebab
Rendahnya motivasi Belajar Siswa kelas IV SDN 3 Tebaban. Jurnal
DIDAKTIIKA: Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol. IV, No. 1. Hal
56-61
https://ejournal.hamzanwadi.ac.id/index.php/didika/article/view/1198
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah
mengatakan:
1) Beberapa siswa belum memiliki motivasi belajar yang tinggi
disebabkan karena guru belum maksimal dalam menyusun
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristk siswa
2) Penggunaan metode ceramah yang kurang menarik bagi siswa dan
kurangnya ice breaking yang dilakukan guru
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa:
1) Siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, saat ditanya
banyak yang diam serta guru cenderung membimbing siswa yang
aktif
2) Guru kurang menggunakan media pembelajaran yang menarik
minat siswa
2 Kemampuan siswa
dalam memahami dan
menganalisis isi
bacaan masih rendah
Kajian literatur :
1. Masalah mendasar rendahnya minat dan kemampuan membaca
pemahaman siswa berhubungan dengan ketersediaan buku, faktor
situasional dan pola asuh orang tua. Tidak semua siswa mendapatkan
buku yang berkualitas dan sesuai dengan usia.Selain itu, faktor ekonomi
dan rendahnya kesadaran orang tua untuk menyediakan buku dirumah,
menyebabkan siswa tidak mendapatkan buku yang dibutuhkan. Selain
itu, ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya minat siswa
untuk membaca buku diantaranya seperti sistem pembelajaran yang
berjalan selama ini belum mampu memicu siswa agar memiliki minat
Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
masalah, kemampuan siswa dalam
memahami bacaan masih rendah karena:
1. Kurangnya tersedianya bahan bacaan
yang menarik dan beragam
mengakibatkan minat baca siswa
rendah
2. Pembiasaan membaca yang kurang
rutin diterapkan oleh guru
baca dikarenakan pembelajaran yang monoton dan berpusat kepada
guru. (Anjani, S, Dantes, N, Artawan G. 2019)
2. Faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman pada siswa yaitu
minat dan aktivitas dalam kegiatan , dan perbedaaan kemampuan yang
dimiliki siswa, sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan
sekolah dan keluarga (Ambarita dkk, 2021)
3. Faktor yang menyebabkan siswa sulit memahai isi bacaan, antara lain;
karena bahan bacaan yang digunakan tidak menarik, bahasa terlalu sulit.
Selain itu, pengamatan penulis di lapangan, pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kurang menyenangkan karena guru secara rutin,
hanya menggunakan teknik / metode pembelajaran yang menggunakan
potensi berpikir pada diri siswa yaitu pemberian tugas pada siswa untuk
membaca dan menjawab soal-soal yang yang ada dalam materi pokok
pelajaran, sesuai dengan teks bacaan yang ada pada halaman yang
ditunjuk secara berurutan. Cara tersebut membuat siswa menjadi bosan
dan tidak dapat berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran, sehingga
hasil yang di capai menjadi tidak maksimal (Zulela,M.S, 2017).
Sumber:
Ambarita, RS, Wulan, NS, Wahyuddin, D. (2021). Analisis Kemampuan
Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan. Vol 3(5) hal 2336-2344
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/836
3. Kurangnya motivasi dan bimbingan
guru saat siswa membaca dan
menganalisis isi bacaan
Anjani, S, Dantes, N, Artawan G. 2019. Pengaruh implementasi gerakan
literasi sekolah terhadap minat baca dan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas V SD GUgus II Kutu Utara. Pendas! : Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia. Vol 3(2) 74-83 https://ejournal-
pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_pendas/article/view/2869
Zulela, MS. (2021). Strategi Guru Meningkatkan Pemahaman Bacaan
Melalui Pendekatan SAVI pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar. Vol 8(1) hal 159-168
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/5350
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan:
1) Siswa malas membaca karena kurangnya motivasi yang diberikan
guru pada siswa untuk rajin membaca
2) Guru kurang maksimal dalam menerapkan pembiasaan literasi pada
siswa
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa:
1) Guru kurang memotivasi siswa untuk rajin membaca yang terlihat
dari jarangnya pembiasaan literasi di dalam kelas.
2) Guru kurang optimal dalam membantu siswa untuk memahami isi
bacaan dari suatu cerita
3) Bahan bacaan yang kurang menarik membuat siswa malas
membaca
3 Kemampuan siswa
menyelesaikan
permasalahan pada
soal-soal cerita terkait
masalah numerasi
masih rendah
Kajian Literatur
1. Faktor yang menyebakan tinggi rendahnya kemampuan literasi
matematika sebagai berikut : (1) Materi yang dipilih, saat pengerjaan
siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sering diberikan,
sehingga sangat berpengaruh pada tingkatan kemampuan literasi
matematika siswa, (2) Pembelajaran yang diberikan guru dikelas, (3)
Lingkungan kelas (4) Dukungan lingkungan keluarga, (5) Kemampuan
siswa sendiri (6) Kesiapan dalam pelaksanaan pembelajaran
(Khoiruddin, A, Setyawati,RD, Nursyahida, F, 2017)
2. Faktor yang menyebabkan kemampuan siswa dibidang numerasi masih
rendah diantaranya kurangnya pemahaman konsep dasar matematika,
siswa belum paham dengan materi prasyarat, siswa kurang berlatih soal
berkaitan dengan numerasi, siswa tidak menggunakan analisis jawaban
yang baik, sistematis dan terstruktur, serta pembelajaran yang terlalu
monoton. (Atsila, KS, Setyawan, Faris. 2021)
3. Terdapat dua faktor rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan
masalah terkait numerasi. Faktor internal rendahnya minat dan motivasi
terkait numerasi. Ditunjukkan dengan rasa tidak senang pada pelajaran
Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
masalah, kemampuan siswa dalam
memahami menyelesaikan
permasalahan pada soal-soal cerita
terkait masalah numerasi karena:
1. Guru kurang rutin melatih
kemampuan siswa menyelesaikan
permasalahan yang ada pada soal-
soal cerita terkait masalah numerasi
pada siswa.
2. Minimnya media pembelajaran yang
digunakan guru saat mengajarkan
konsep numerasi
3. pembelajaran matematika yang
monoton dan hanya berpusat pada
guru membuat siswa bosan dan
mengantuk saat belajar matematika
matematika dan operasi hitung pembagian, mudah merasa bosan,
menganggap bahwa operasi hitung pembagian merupakan materi yang
sulit, mengerjakan tugas tentang operasi hitung pembagian masih
dengan bantuan teman. Sedangkan faktor eksternalyang mempengaruhi
kesulitan siswa dalam operasi hitung pembagian yaitu lingkungan
keluarga,lingkungan sekolah. (Andriyani, 2021)
Sumber:
Atsila, KS, Setyawan, Faris. 2021. Profil Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal NUmerasi. Semnas PLP. Hal 1205-1210
http://www.seminar.uad.ac.id/index.php/semhasmengajar/article/view
File/6904/2043
Khoiruddin, A, Setyawati,RD, Nursyahida, F. 2017. profil kemampuan
literasi matematika siswa berkemampuan matematis rendah dalam
menyelesaikan soal berbentuk PISA. Aksioma. Vol 8(2), hal 33-42
http://journal.upgris.ac.id/index.php/aksioma/article/view/1839/0
Andriyani, M, Pranata, OH, Karlimah. 2021. Faktor Penyebab Kesulitan
Belajar Operasi Hitung Pembagian Bilangan Cacah pada SIswa Kelas
V SD. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Vol 8(2), hal 292-300
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/35335
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan:
1) guru belum menggunakan media konkret yang memudahkan siswa
memahami konsep numerasi dalam matematika
2) Pembiasaan numerasi di dalam kelas jarang dilakukan oleh guru
3) kurangnya bimbingan orang tua untuk mengulang pelajaran di rumah
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa:
1) Guru kurang optimal dalam menanamkan konsep penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat
2) Pembiasaan menganalisis masalah terhadap soal-soal cerita terkait
materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
bilangan bulat masih belum optimal dilakukan oleh guru
4 Rendahnya Hasil
belajar dan keaktifan
siswa Kelas VI pada
pembelajaran IPA dan
IPS
Kajian Literatur
1. Rendahnya hasil belajar disebabkan karena kurangnya aktivitas siswa
saat pembelajaran berlangsung, siswa menganggap pembelajaran tidak
menarik dan membosankan. Siswa tidak dilibatkan langsung dalam
proses belajar mengajar. Siswa cenderung pasif karena hanya
mendengar, menulis dan menerima informasi-informasi dari guru. Guru
tidak melakukan penyaluran pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi
lebih kepada repetisi atau pengulangan. Siswa diminta untuk menghafal
bukan menganalisis secara kritis (Kumape, S, 2015)
Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
masalah, rendahnya hasil belajar dan
keaktifan siswa kelas VI pada
pembelajaran IPA dan IPS adalah:
1. Pembelajaran yang masih berpusat
pada guru sehingga siswa kurang
aktif dan kurang bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran
2. Rendahnya hasil belajar IPS dikarenakan beberapa faktor diantaranya
pembelajaran yang kurang kondusif, keterlibatan siswa dalam
pembelajaran sangat terbatas, pembelajaran masih berpusat pada guru
sebagai sumber utama, siswa cenderung hanya sebagai pendengar dan
penerima apa yang dijelaskan tanpa adanya interaksi timbal balik guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa. Faktor lain yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar IPS yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran berlangsung (Ni L. Gd. Marheni I Wyn. Sujana,
D.B.Kt Ngr. Semara Putra, 2013)
3. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah proses pembelajaran
yang berpusat pada guru sehingga siswa cenderung pasif. Siswa yang
pasif dalam pembelajaran akan membuat kemampuan berpikirnya tidak
dapat berkembang (Noviati et 2020). Rendahnya kemampuan berpikir
kritis dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang mengaukan pertanyaan,
saat diskusi berlangsung masih ada dominasi siswa aktif dan siswa
belum mampu membuat kesimpulan dari hasil pengamatan. (Ningsih,
PR, Hidayat A, Kusairi S, 2018)
4. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga
kurangnya keaktifan siswa pada saat belajar. Pada proses pembelajaran,
guru masih kurang menggunakan model/metode dalam belajar sehingga
pmebelajarannya kurang menarik bagi siswa. Siswa juga kurang mampu
2. Guru belum menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi dan
beragam (seperti PBL, DL, PJBL)
sehingga berpengaruh pada
keaktifan dan hasil belajar siswa
3. Pemilihan metode dan media
pembelajaran belum menarik dan
belum sesuai dengan karakteritik
siswa
4. Guru belum memanfaatkan
teknologi (seperti penggunaan
video pembelajaran dan PPT) dalam
pembelajaran
mengkomunikasikan hasil diskusinya, mereka sibuk sendiri dengan
pekerjaan mereka tanpa memperhatikan guru yang sedang
menyampaikan materi pelajaran. Beliau juga mengungkapkan bahwa
hasil belajar siswa banyak yang tidak mencapai KKM (Novera, E,
Daharnis , Erita Y 2021)
Sumber:
Kumape, S. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Tentang
IPA di Kelas VI SD Inpres Palupi. Jurnal Kreatif Tadulako. Vol 4 (4), al
351-362 https://www.neliti.com/id/publications/122522/pengaruh-
penerapan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray-
terhadapaktivitasdanhasilbelajar
Ni L. Gd. Marheni I Wyn. Sujana, D.B.Kt Ngr. Semara Putra. 2013.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS kelas V SD No. 8 Padang
Sambian Denpasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNDISKHA.
Vol 1(1)
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1438
Ningsih, PR, Hidayat A, Kusairi S. 2018. Penerapan Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa Kelas III. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan. Vol 3 (12), hal 1587 – 1593
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11799
Novera, E, Daharnis , Erita Y. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Course Review Horay dalam Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU.
5 (6) hal 6349-6356
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1723
Noviati, A., Bentri, A., & Zikri, A. (2020). Pengaruh Penerapan Model
Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 3(2), 524–532
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/323
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah
mengatakan:
1) Guru terlalu nyaman dengan model pembelajaran yang biasa
digunakan
2) Guru jarang menggunakan metode dan model pembelajaran yang
menarik minat siswa
3) Pembelajaran hanya didominasi oleh guru
4) Guru jarang menampilkan ppt dan video pembelajaran yang dapat
membangkitkan minat siswa
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa:
1) Guru jarang menggunakan model pembelajaran
2) Guru kurang mampu menyiasat waktu saat menggunakan model
pembelajaran, ada langkah-langkah model yang tidak terlaksana
3) Guru kurang membiasakan siswa untuk berdiskusi dan ikut terlibat
dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima sumber informasi dari
guru
5 Siswa kurang
memahami dan kurang
mampu
menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
HOTS
Kajian Literatur
1. Tujuan utama dari High Order Thinking Skills yaitu, meningkatkan
kemampuan berpikir siswa untuk dapat berada dilevel yang lebih
tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis
dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam
memecahkan suatu permasalahan menggunakan pengetahuan yang
telah dimilikinya, serta dapat membuat keputusan dalam situasi yang
kompleks. (Saputra, 2016)
2. Faktor kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal
dikarenakan siswa belum terbiasa menyelesaikan soal berbasis
HOTs, kurangnya pemahaman materi, serta kesulitan siswa dalam
memahami kalimat pada soal. Ketika guru memberikan soal berbasis
HOTs pada siswa, dalam menyelesaikan soal tersebut siswa masih
memerlukan bantuan guru, guru masih perlu memberikan stimulus
pada siswa ( Nuraini dan Julianto, 2022)
Berdasarkan hasil explorasi,
ditemukan hasil analisis sebagai
berikut :
1. Guru belum maksimal dalam
menyusun rencana kegiatan
pembelajaran yang berkaitan
dengan HOTS
2. Guru belum terbiasa membuat
penilaian menggunakan HOTS
3. Guru kurang melatih kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah
(HOTS) dan soal-soal cerita yang
bersifat HOTS
3. Disamping itu pada ranah guru secara garis besar meliputi kurang
efektifnya pelatihan guru, pemahaman tentang konsep dan prosedur
penilaian HOTS, pembuatan media pembelajaran, pemahaman guru,
pemaduan antarmuatan pelajaran dalam pembelajaran tematik, dan
penguasan teknologi informasi (Rapih dan Sutaryadi,2018)
Sumber:
Nuraini.T.,Julianto.(2022).Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa
Sekolah Dasar Kelas IV dalam Menyelesaikan Soal HOTs pada
Mata Pelajaran IPA. JPGSD. Volume 10, 60-74
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/44430
Rapih.S.,Sutaryadi.(2018). Perpektif Guru Sekolah Dasar terhadap
Higher Order Tinking Skills (HOTS): Pemahaman, Penerapan dan
Hambatan. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan
PembelajaranVolume 8(1) 78 – 87. http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/2560/0
Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era
Global: Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS
(High Order Thinking Skills). Bandung: SMILE’s Publishing.
http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=search&p=1&q=0
000136800&go=Detail
Hasil Explorasi Wawancara
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
1) Rendahnya kemampuan HOTS siswa karena siswa dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yang membuat mereka lebih sering
bermain dari pada belajar sehingga mereka tidak terbiasa dalam
menyelesaikan masalah terkait pembelajaran khususnya soal
cerita,
2) Hal ini juga tidak adanya pembiasaan guru di kelas untuk
membimbing dan merancang model pembelajaran HOTS.
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa:
1) Guru belum terbiasa dalam menerapkan pembelajaran HOTS yang
berkaitan dengan C4,C5, dan C6 sehinngga kemampuan HOTS
siswa masih rendah, siswa belum dapat memahami soal cerita
dalam pembelajaran matematika khususnya,
2) Guru juga mengatakan kurangnya ada pelatihan terkait dalam
penyusunan pembelajaran HOTS jika ingin kita cari sendiri dari
seminar daring.
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf

More Related Content

Similar to LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
erica233597
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
DhieSyerin
 
LK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdfLK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdf
MULIASAPUTRA3
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
AndyJs2
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docx
heryiswahyudi1
 
LITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docx
LITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docxLITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docx
LITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docx
agunggunawan571
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
ErbiSuwanto1
 
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docxLK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
TukanARYS
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
YANUARIZAI
 

Similar to LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf (20)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdflk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
 
LK 1.2 Ekplorasi Masaalah siklus 2 Kosmas.pdf
LK 1.2 Ekplorasi Masaalah siklus 2 Kosmas.pdfLK 1.2 Ekplorasi Masaalah siklus 2 Kosmas.pdf
LK 1.2 Ekplorasi Masaalah siklus 2 Kosmas.pdf
 
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdfcontoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdfLK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi penyebab masalah Raminarti, S.Pd.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdf
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdfLK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdf
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdf
 
Ekplorasi Penyebab Masalah.pptx
Ekplorasi Penyebab Masalah.pptxEkplorasi Penyebab Masalah.pptx
Ekplorasi Penyebab Masalah.pptx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - .docx
 
LITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docx
LITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docxLITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docx
LITERATUR IDENTIFIKASI MASALAH (1).docx
 
LK. 1.2 corat coret road to lk 1.3.pdf
LK. 1.2 corat coret road to lk 1.3.pdfLK. 1.2 corat coret road to lk 1.3.pdf
LK. 1.2 corat coret road to lk 1.3.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docxLK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 

LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf

  • 1. NAMA : DARMA ASWITA NO.UK : 201698319955 BIDANG STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KELAS : 005 LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Rendahnya motivasi belajar siswa kelas VI Kajian literatur : 1. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan (Emda, 2018) 2. Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi belajar intrinsik melibatkan motivasi internal dalam melakukan sesuatu demi minat sendiri. Sedangkan motivasi belajar ekstrinsik melibatkan motivasi yang berasal dari luar diri siswa, dengan kata lain bahwa kemauan untuk belajar siswa sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya (Mustanto,dkk, 2021) 3. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu keluarga (orang tua dan ekonomi), guru (gaya mengajar dan metode), dan lingkungan ( pergaulan sekolah dan masyarakat ) (Sururudin dan Prihatini, 2018) Berdasarkan hasil explorasi, ditemukan hasil analisis sebagai berikut : 1. Guru belum memahami karakter siswa 2. Guru belum dapat menyusun kegiatan pembelajaran yang menarik untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran 3. Guru belum menjalin komunikasi yang baik dengan siswa dan orang tua 4. Guru belum melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
  • 2. Sumber: Emda, A.(2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2), 172-182. https://jurnal.ar- raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/2838/2064 Mustanto.D.,Makkasau.A.,Syahrani.(2021).Peningkatan Motivasi Belajar Ekstrinsik Peserta Didik Melalui Saintifik Berbasis STEAM Di SD. Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,Volume 4(1). Hal. 556-575 e-ISSN: 2798 https://ojs.unm.ac.id Sururuddin.M.,Prihatini.N.(2018).Analisis Berbagai Faktor Penyebab Rendahnya motivasi Belajar Siswa kelas IV SDN 3 Tebaban. Jurnal DIDAKTIIKA: Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol. IV, No. 1. Hal 56-61 https://ejournal.hamzanwadi.ac.id/index.php/didika/article/view/1198 Hasil Wawancara: 1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan: 1) Beberapa siswa belum memiliki motivasi belajar yang tinggi disebabkan karena guru belum maksimal dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan karakteristk siswa 2) Penggunaan metode ceramah yang kurang menarik bagi siswa dan kurangnya ice breaking yang dilakukan guru
  • 3. 2. Guru (Masniwarti, S.Pd) Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa: 1) Siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, saat ditanya banyak yang diam serta guru cenderung membimbing siswa yang aktif 2) Guru kurang menggunakan media pembelajaran yang menarik minat siswa 2 Kemampuan siswa dalam memahami dan menganalisis isi bacaan masih rendah Kajian literatur : 1. Masalah mendasar rendahnya minat dan kemampuan membaca pemahaman siswa berhubungan dengan ketersediaan buku, faktor situasional dan pola asuh orang tua. Tidak semua siswa mendapatkan buku yang berkualitas dan sesuai dengan usia.Selain itu, faktor ekonomi dan rendahnya kesadaran orang tua untuk menyediakan buku dirumah, menyebabkan siswa tidak mendapatkan buku yang dibutuhkan. Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya minat siswa untuk membaca buku diantaranya seperti sistem pembelajaran yang berjalan selama ini belum mampu memicu siswa agar memiliki minat Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah, kemampuan siswa dalam memahami bacaan masih rendah karena: 1. Kurangnya tersedianya bahan bacaan yang menarik dan beragam mengakibatkan minat baca siswa rendah 2. Pembiasaan membaca yang kurang rutin diterapkan oleh guru
  • 4. baca dikarenakan pembelajaran yang monoton dan berpusat kepada guru. (Anjani, S, Dantes, N, Artawan G. 2019) 2. Faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman pada siswa yaitu minat dan aktivitas dalam kegiatan , dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa, sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga (Ambarita dkk, 2021) 3. Faktor yang menyebabkan siswa sulit memahai isi bacaan, antara lain; karena bahan bacaan yang digunakan tidak menarik, bahasa terlalu sulit. Selain itu, pengamatan penulis di lapangan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menyenangkan karena guru secara rutin, hanya menggunakan teknik / metode pembelajaran yang menggunakan potensi berpikir pada diri siswa yaitu pemberian tugas pada siswa untuk membaca dan menjawab soal-soal yang yang ada dalam materi pokok pelajaran, sesuai dengan teks bacaan yang ada pada halaman yang ditunjuk secara berurutan. Cara tersebut membuat siswa menjadi bosan dan tidak dapat berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran, sehingga hasil yang di capai menjadi tidak maksimal (Zulela,M.S, 2017). Sumber: Ambarita, RS, Wulan, NS, Wahyuddin, D. (2021). Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 3(5) hal 2336-2344 https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/836 3. Kurangnya motivasi dan bimbingan guru saat siswa membaca dan menganalisis isi bacaan
  • 5. Anjani, S, Dantes, N, Artawan G. 2019. Pengaruh implementasi gerakan literasi sekolah terhadap minat baca dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD GUgus II Kutu Utara. Pendas! : Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Vol 3(2) 74-83 https://ejournal- pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_pendas/article/view/2869 Zulela, MS. (2021). Strategi Guru Meningkatkan Pemahaman Bacaan Melalui Pendekatan SAVI pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 8(1) hal 159-168 http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/5350 Hasil Wawancara: 1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan: 1) Siswa malas membaca karena kurangnya motivasi yang diberikan guru pada siswa untuk rajin membaca 2) Guru kurang maksimal dalam menerapkan pembiasaan literasi pada siswa 2. Guru (Masniwarti, S.Pd) Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa: 1) Guru kurang memotivasi siswa untuk rajin membaca yang terlihat dari jarangnya pembiasaan literasi di dalam kelas. 2) Guru kurang optimal dalam membantu siswa untuk memahami isi
  • 6. bacaan dari suatu cerita 3) Bahan bacaan yang kurang menarik membuat siswa malas membaca 3 Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan pada soal-soal cerita terkait masalah numerasi masih rendah Kajian Literatur 1. Faktor yang menyebakan tinggi rendahnya kemampuan literasi matematika sebagai berikut : (1) Materi yang dipilih, saat pengerjaan siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sering diberikan, sehingga sangat berpengaruh pada tingkatan kemampuan literasi matematika siswa, (2) Pembelajaran yang diberikan guru dikelas, (3) Lingkungan kelas (4) Dukungan lingkungan keluarga, (5) Kemampuan siswa sendiri (6) Kesiapan dalam pelaksanaan pembelajaran (Khoiruddin, A, Setyawati,RD, Nursyahida, F, 2017) 2. Faktor yang menyebabkan kemampuan siswa dibidang numerasi masih rendah diantaranya kurangnya pemahaman konsep dasar matematika, siswa belum paham dengan materi prasyarat, siswa kurang berlatih soal berkaitan dengan numerasi, siswa tidak menggunakan analisis jawaban yang baik, sistematis dan terstruktur, serta pembelajaran yang terlalu monoton. (Atsila, KS, Setyawan, Faris. 2021) 3. Terdapat dua faktor rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan masalah terkait numerasi. Faktor internal rendahnya minat dan motivasi terkait numerasi. Ditunjukkan dengan rasa tidak senang pada pelajaran Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah, kemampuan siswa dalam memahami menyelesaikan permasalahan pada soal-soal cerita terkait masalah numerasi karena: 1. Guru kurang rutin melatih kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal- soal cerita terkait masalah numerasi pada siswa. 2. Minimnya media pembelajaran yang digunakan guru saat mengajarkan konsep numerasi 3. pembelajaran matematika yang monoton dan hanya berpusat pada guru membuat siswa bosan dan mengantuk saat belajar matematika
  • 7. matematika dan operasi hitung pembagian, mudah merasa bosan, menganggap bahwa operasi hitung pembagian merupakan materi yang sulit, mengerjakan tugas tentang operasi hitung pembagian masih dengan bantuan teman. Sedangkan faktor eksternalyang mempengaruhi kesulitan siswa dalam operasi hitung pembagian yaitu lingkungan keluarga,lingkungan sekolah. (Andriyani, 2021) Sumber: Atsila, KS, Setyawan, Faris. 2021. Profil Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal NUmerasi. Semnas PLP. Hal 1205-1210 http://www.seminar.uad.ac.id/index.php/semhasmengajar/article/view File/6904/2043 Khoiruddin, A, Setyawati,RD, Nursyahida, F. 2017. profil kemampuan literasi matematika siswa berkemampuan matematis rendah dalam menyelesaikan soal berbentuk PISA. Aksioma. Vol 8(2), hal 33-42 http://journal.upgris.ac.id/index.php/aksioma/article/view/1839/0 Andriyani, M, Pranata, OH, Karlimah. 2021. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Bilangan Cacah pada SIswa Kelas V SD. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol 8(2), hal 292-300 https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/35335 Hasil Wawancara: 1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan:
  • 8. 1) guru belum menggunakan media konkret yang memudahkan siswa memahami konsep numerasi dalam matematika 2) Pembiasaan numerasi di dalam kelas jarang dilakukan oleh guru 3) kurangnya bimbingan orang tua untuk mengulang pelajaran di rumah 2. Guru (Masniwarti, S.Pd) Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa: 1) Guru kurang optimal dalam menanamkan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat 2) Pembiasaan menganalisis masalah terhadap soal-soal cerita terkait materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat masih belum optimal dilakukan oleh guru 4 Rendahnya Hasil belajar dan keaktifan siswa Kelas VI pada pembelajaran IPA dan IPS Kajian Literatur 1. Rendahnya hasil belajar disebabkan karena kurangnya aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung, siswa menganggap pembelajaran tidak menarik dan membosankan. Siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses belajar mengajar. Siswa cenderung pasif karena hanya mendengar, menulis dan menerima informasi-informasi dari guru. Guru tidak melakukan penyaluran pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi lebih kepada repetisi atau pengulangan. Siswa diminta untuk menghafal bukan menganalisis secara kritis (Kumape, S, 2015) Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah, rendahnya hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VI pada pembelajaran IPA dan IPS adalah: 1. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
  • 9. 2. Rendahnya hasil belajar IPS dikarenakan beberapa faktor diantaranya pembelajaran yang kurang kondusif, keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat terbatas, pembelajaran masih berpusat pada guru sebagai sumber utama, siswa cenderung hanya sebagai pendengar dan penerima apa yang dijelaskan tanpa adanya interaksi timbal balik guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung (Ni L. Gd. Marheni I Wyn. Sujana, D.B.Kt Ngr. Semara Putra, 2013) 3. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah proses pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa cenderung pasif. Siswa yang pasif dalam pembelajaran akan membuat kemampuan berpikirnya tidak dapat berkembang (Noviati et 2020). Rendahnya kemampuan berpikir kritis dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang mengaukan pertanyaan, saat diskusi berlangsung masih ada dominasi siswa aktif dan siswa belum mampu membuat kesimpulan dari hasil pengamatan. (Ningsih, PR, Hidayat A, Kusairi S, 2018) 4. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga kurangnya keaktifan siswa pada saat belajar. Pada proses pembelajaran, guru masih kurang menggunakan model/metode dalam belajar sehingga pmebelajarannya kurang menarik bagi siswa. Siswa juga kurang mampu 2. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan beragam (seperti PBL, DL, PJBL) sehingga berpengaruh pada keaktifan dan hasil belajar siswa 3. Pemilihan metode dan media pembelajaran belum menarik dan belum sesuai dengan karakteritik siswa 4. Guru belum memanfaatkan teknologi (seperti penggunaan video pembelajaran dan PPT) dalam pembelajaran
  • 10. mengkomunikasikan hasil diskusinya, mereka sibuk sendiri dengan pekerjaan mereka tanpa memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi pelajaran. Beliau juga mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa banyak yang tidak mencapai KKM (Novera, E, Daharnis , Erita Y 2021) Sumber: Kumape, S. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Tentang IPA di Kelas VI SD Inpres Palupi. Jurnal Kreatif Tadulako. Vol 4 (4), al 351-362 https://www.neliti.com/id/publications/122522/pengaruh- penerapan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray- terhadapaktivitasdanhasilbelajar Ni L. Gd. Marheni I Wyn. Sujana, D.B.Kt Ngr. Semara Putra. 2013. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS kelas V SD No. 8 Padang Sambian Denpasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNDISKHA. Vol 1(1) https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1438 Ningsih, PR, Hidayat A, Kusairi S. 2018. Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas III. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol 3 (12), hal 1587 – 1593 http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11799 Novera, E, Daharnis , Erita Y. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU.
  • 11. 5 (6) hal 6349-6356 https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1723 Noviati, A., Bentri, A., & Zikri, A. (2020). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 3(2), 524–532 https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/323 Hasil Wawancara: 1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan: 1) Guru terlalu nyaman dengan model pembelajaran yang biasa digunakan 2) Guru jarang menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik minat siswa 3) Pembelajaran hanya didominasi oleh guru 4) Guru jarang menampilkan ppt dan video pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa 2. Guru (Masniwarti, S.Pd) Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa: 1) Guru jarang menggunakan model pembelajaran
  • 12. 2) Guru kurang mampu menyiasat waktu saat menggunakan model pembelajaran, ada langkah-langkah model yang tidak terlaksana 3) Guru kurang membiasakan siswa untuk berdiskusi dan ikut terlibat dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima sumber informasi dari guru 5 Siswa kurang memahami dan kurang mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan HOTS Kajian Literatur 1. Tujuan utama dari High Order Thinking Skills yaitu, meningkatkan kemampuan berpikir siswa untuk dapat berada dilevel yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya, serta dapat membuat keputusan dalam situasi yang kompleks. (Saputra, 2016) 2. Faktor kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal dikarenakan siswa belum terbiasa menyelesaikan soal berbasis HOTs, kurangnya pemahaman materi, serta kesulitan siswa dalam memahami kalimat pada soal. Ketika guru memberikan soal berbasis HOTs pada siswa, dalam menyelesaikan soal tersebut siswa masih memerlukan bantuan guru, guru masih perlu memberikan stimulus pada siswa ( Nuraini dan Julianto, 2022) Berdasarkan hasil explorasi, ditemukan hasil analisis sebagai berikut : 1. Guru belum maksimal dalam menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan HOTS 2. Guru belum terbiasa membuat penilaian menggunakan HOTS 3. Guru kurang melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (HOTS) dan soal-soal cerita yang bersifat HOTS
  • 13. 3. Disamping itu pada ranah guru secara garis besar meliputi kurang efektifnya pelatihan guru, pemahaman tentang konsep dan prosedur penilaian HOTS, pembuatan media pembelajaran, pemahaman guru, pemaduan antarmuatan pelajaran dalam pembelajaran tematik, dan penguasan teknologi informasi (Rapih dan Sutaryadi,2018) Sumber: Nuraini.T.,Julianto.(2022).Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Kelas IV dalam Menyelesaikan Soal HOTs pada Mata Pelajaran IPA. JPGSD. Volume 10, 60-74 https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian- pgsd/article/view/44430 Rapih.S.,Sutaryadi.(2018). Perpektif Guru Sekolah Dasar terhadap Higher Order Tinking Skills (HOTS): Pemahaman, Penerapan dan Hambatan. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan PembelajaranVolume 8(1) 78 – 87. http://e- journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/2560/0 Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung: SMILE’s Publishing. http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=search&p=1&q=0 000136800&go=Detail
  • 14. Hasil Explorasi Wawancara 1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd) Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa 1) Rendahnya kemampuan HOTS siswa karena siswa dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang membuat mereka lebih sering bermain dari pada belajar sehingga mereka tidak terbiasa dalam menyelesaikan masalah terkait pembelajaran khususnya soal cerita, 2) Hal ini juga tidak adanya pembiasaan guru di kelas untuk membimbing dan merancang model pembelajaran HOTS. 2. Guru (Masniwarti, S.Pd) Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa: 1) Guru belum terbiasa dalam menerapkan pembelajaran HOTS yang berkaitan dengan C4,C5, dan C6 sehinngga kemampuan HOTS siswa masih rendah, siswa belum dapat memahami soal cerita dalam pembelajaran matematika khususnya, 2) Guru juga mengatakan kurangnya ada pelatihan terkait dalam penyusunan pembelajaran HOTS jika ingin kita cari sendiri dari seminar daring.