Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas kesesuaian hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dengan intravenous pyelography (IVP) untuk mendeteksi batu saluran kemih pada pasien dewasa. Penelitian ini menggunakan metode analisis observasional dengan 97 sampel dan menemukan sensitivitas 95,35% dan spesifisitas 79,63% untuk BNO dibandingkan IVP. Dokumen ini membuktikan bahwa hasil BNO tidak
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
JURNAL FOTO POLOS (BNO) INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP)
1. KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN
(BNO) DENGAN INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) PADA
PASIEN BATU SALURAN KEMIH DEWASA DI RUANG
RADIOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II 03.05.01
DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2016
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Disusun oleh :
BOBI AHMAD SAHID
NPM : 13310062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017
2. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati1
KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN
(BNO) DENGAN INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) PADA
PASIEN BATU SALURAN KEMIH DEWASA DI RUANG
RADIOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II 03.05.01
DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2016
Bobi Ahmad Sahid, Alfi Wahyudi, Boby Suryawan
Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
ABSTRAK
Latar Belakang : Batu saluran kemih merupakan proses terbentuknya batu yang terletak di ginjal,
ureter, vesika urinaria dan urethra. Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) sering dijadikan
pemeriksaan awal pada kasus batu saluran kemih sebelum melakukan pemeriksaan intravenous
pyelography (IVP) dengan pemberian kontras intravena untuk memaksimalkan hasil pencitraan
tingkat sensitifitas deteksi batu sebesar 98%. Meskipun sensitifitasnya tergolong tinggi
penelitian di Indonesia mengenai batu saluran kemih yang menggunakan IVP jarang dilakukan.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian hasil pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dengan intravenous pyelography (IVP) pada pasien batu saluran kemih dewasa.
Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional
dengan rancangan penelitian Cross sectional dengan uji diagnostik menggunakan data sekunder
dari catatan medik pasien batu saluran kemih di Ruang Radiologi. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik nonprobability sampling dengan rancangan purposive sample berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 97 sampel.
Hasil : Pada pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) didapatkan 52 sampel (53,61%) positif dan
45 sampel (46,39%) negatif. Pada pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) didapatkan 43
sampel (44,33%) positif dan 54 sampel (55,67%) negatif. Hasil uji diagnostik didapatkan nilai
sensitivitas (95,35%), nilai spesifisitas sebesar (79,63%). Nilai hasil kecermatan positif (78,85%)
dan hasil kecermatan negatif (95,56%). Nilai error sensitivitas sebesar (22%) dan nilai error pada
spesifitas sebesar (5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Simpulan : Foto Polos Abdomen (BNO), Intravenous Pyelography (IVP), Uji Diagnostik
Kepustakaan : 30, 2002-2013
ABSTRACT
Background : Urinary tract stones is the formation process of the stones in the kidney, ureter,
bladder and urethra. Plain abdominal examination (BNO) is often used as the initial examination
in cases of urinary tract stones before having examination intravenous pyelography (IVP) by
giving intravenous contrast to maximize the imaging results of stone detection sensitivity of
98%. Despite the relatively high sensitivity, research on the urinary tract stones using IVP in
Indonesia is rarely conducted.
3. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati2
Objective : The purpose of this study was to determine the suitability of plain abdominal
examination (BNO) with intravenous pyelography (IVP) in adult patients with urinary tract
stones
Method : This study used an observational analytic research with cross sectional study design
and diagnostic tests using secondary data from medical records of patients with urinary tract
stones in Space Radiology. The Sampling was using nonprobability technique sampling with
purposive sample design based on inclusion and exclusion criteria as much as 97 samples
Result : On plain abdominal examination (BNO), it was obtained 52 positive samples of
(53.61%) and 45 negative samples of (46.39%). On Intravenous pyelography examination
(IVP), it was obtained 43 positive samples of (44.33%) and 54 negative samples of (55.67%).
the diagnostic test obtained sensitivity of (95.35%) and specificity of (79.63%). The value of
positive precision was (78.85%) and the value of negative precision was (95.56%). The value of
error on the sensitivity was (22%) and the value of the error on the specificity was (5%), So, Ho
was rejected and Ha was accepted.
Conclusion : That the Plain Abdominal Examination Result (BNO) is not in accordance with the
results of intravenous pyelography (IVP) in adult patients with urinary tract stones In Hospital
Radiology level II Dustira Cimahi 03.05.01 2016.
Keyword : Plain Abdominal Examination (BNO), Intravenous Pyelography (IVP), Diagnostic
Test.
Literature : 30, 2002-2013
Pendahuluan
atu saluran kemih merupakan suatu
proses terbentuknya batu baik di
ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra.
Penegakan diagnosis pada batu saluran kemih
tidak cukup hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan
penunjang pemeriksaan radiologi seperti foto
polos abdomen (BNO) sebagai pemeriksaan
awal pada kasus batu saluran kemih, karena
mampu mendeteksi batu kecil radioopak di
saluran kemih (Purnomo, 2011). Pada
pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dapat
mendeteksi adanya batu sebesar 60-70%
(Ristaniah, 2011 dan Purnomo, 2011).
Oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan
lanjutan seperti Intravenous pyelography
(IVP) dengan hasil pencitraan memiliki
tingkat sensitifitas deteksi batu sebesar 98%
(Talati, 2012). Meskipun sensitifitasnya
tergolong tinggi dalam mendeteksi batu
saluran kemih dibandingkan dengan
pemeriksaan penunjang radiologi lainnya
tetapi data penelitian di Indonesia mengenai
batu saluran kemih yang menggunakan IVP
jarang dilakukan.
Tujuan untuk Mengetahui Kesesuaian
Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen
(BNO) dengan Intravenous Pyelography (IVP)
Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II
03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang
akan dilakukan dalam proses penelitian
(Budiman, 2011). Pada penelitian ini metode
penelitian yang digunakan adalah analitik
observasional yaitu rancangan penelitian yang
bertujuan menerangkan atau menggambarkan
masalah penelitian (Budiman, 2011).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
dengan menggunakan Cross sectional
terhadap data yang diperoleh dari rekam medis
pasien dengan diagnosis batu saluran kemih
yang sudah dilakukan pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography
(IVP).
B
4. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati2
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun yang
menjadi sampel adalah seluruh pasien yang
yang didiagnosis ada batu saluran kemih dan
sudah dilakukan pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography
(IVP) di Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung. Pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan rancangan
purposive sample. Purposive sample adalah
teknik penentuan sampel yang didasarkan atas
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri dengan tujuan tertentu,
berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu berdasarkan estimasi
proporsi dengan mempertimbangkan nilai
sensitifitasnya. Sampel diambil berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu :
1.1 Kriteria Inklusi
a. Pada pasien dengan kategori dewasa
(18-73 tahun)
b. Pada pasien dengan diagnosis batu
saluran kemih dan sudah dilakukan
pemeriksaan foto polos abdomen
(BNO) dan dan Intravenous
Pyelography (IVP)
1.2 Kriteria Ekslusi
a. Hasil pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dan Intravenous
Pyelography (IVP) tidak lengkap
b. Ada penyakit penyerta : keganasan
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Distribusi Presentase Hasil Pemeriksaan
Foto Polos Abdomen (BNO) Pada Pasien
Batu Saluran Kemih Dewasa
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Hasil Foto
Polos Abdomen (BNO) Pada
Pasien Batu Saluran Kemih
Dewasa
Berdasarkan hasil dari penelitian tabel 4.2
diatas didapatkan bahwa hasil pemeriksaan
foto polos abdomen (BNO) terhadap 97
sampel yang mengalami batu saluran kemih
dewasa diperoleh hasil 52 sampel (53,61%)
menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 45
(46,39%) sampel yang negatif.
Distribusi Presentase Hasil Pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien
Batu Saluran Kemih Dewasa
Tabel 4.3 Distribusi Sampel Hasil
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa
Intravenous Pyelography (IVP) Batu Saluran
Kemih
Intravenous
Pyelography (IVP)
Hasil Positif (+)
Hasil Negatif (-)
Jumlah Presentase
(%)
43 44,33%
54 55,67%
Jumlah 97 100%
Berdasarkan hasil dari penelitian tabel 4.3
diatas didapatkan bahwa hasil pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) terhadap 97
sampel yang mengalami batu saluran kemih
dewasa diperoleh hasil 43 sampel (44,33%)
menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 54
sampel (55,67%) yang negatif.
Analisis Bivariat
Tabel 4.4 Kesesuaian Hasil
Pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) dengan
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah
Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi Tahun 2016
Foto Polos Abdomen (BNO) Batu Saluran
Kemih
Foto Polos
Abdomen (BNO)
Hasil Positif (+)
Hasil Negatif (-)
Jumlah Persentase
(%)
52 53,61%
45 46,39%
Jumlah 97 100%
5. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati3
Pemeriksaan Batu Saluran Kemih
Hasil Test
Intravenous
Pyelography
(IVP) (+)
Intravenous
Pyelography
(IVP) (-)
Jumlah
Pemeriksaan
Foto polos
Abdomen
(BNO) (+)
41 11 52
Pemeriksaan
Foto polos
Abdomen
(BNO) (-)
2 43 45
Jumlah 43 54 97
a. Sensitifitas (s) =
a
a+c
x 100%
=
41
41+2
x 100%
= 95,35 %
b. Spesifitas (f) =
d
b+d
x 100%
=
43
11+43
x 100%
= 79,63 %
c. Kecermatan Positif =
a
a+b
x 100%
=
41
41+11
x 100%
= 78,85 %
d. Kecermatan Negatif =
d
c+d
x 100%
=
43
2+43
x 100%
= 95,56 %
e. Rate Positif Semu = 1 −
a
a+b
x 100%
= 1 −
41
41+11
x 100%
= 22%
f. Rate Negatif Semu = 1 −
d
c+d
x 100%
= 1 −
43
2+43
x 100%
= 5%
Dari hasil penelitian di atas, nilai
sensitivitas dari hasil pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) dan IntravenousPyelography
adalah 95,35% dan nilai spesifitasnya adalah
79,63%. Sedangkan untuk hasil kecermatan
positif 78,85% dan hasil kecermatan negatif
95,56%. Nilai error dari hasil pemeriksaan
Foto polos Abdomen (BNO) dan Intravenous
Pyelography (IVP) adalah sebesar 22% untuk
hasil rate positif semu dan 5%, untuk rate
negatif semu.
Pembahasan
Sensitivitas dan spesifisitas adalah
tingkat validitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu uji diagnostik
dalam mendiagnosa suatu
penyakit.Sensitivitas dan spesifisitas yang
tinggi dari suatu uji diagnostik menunjukkan
tingkat validitas yang tinggi sangat bermanfaat
untuk mendeteksi atau mendiagnosa suatu
penyakit dengan nilai keakuratan hasil uji
yang tinggi dengan tingkat negatif dan positif
palsu dari hasil uji yang rendah. Uji diagnostik
yang memiliki tingkat sensitivitas yang
memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas
yang tinggi juga dapat mempengaruhi
kecepatan dalam menentukan suatu kebijakan
terhadap masuknya suatu penyakit (Budiarto,
2013).
4.4.1 Distribusi Sampel Hasil Foto
Polos Abdomen (BNO) Pada
Pasien Batu Saluran Kemih
Dewasa
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
97 sampel (53,61%) yang mengalami batu
saluran kemih dewasa diperoleh hasil 52
sampel menunjukkan positif, sedangkan
sebanyak 45 (46,39%) sampel yang negatif.
Sedangkan pada kepustakaan yang
menyatakan bahwa nilai sensitivitas pada
pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
memiliki nilai 60-70% yang dapat terlihat
dengan pemeriksaan foto polos abdomen
(BNO) (Purnomo, 2011).
4.4.2 Distribusi Sampel Hasil
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa
6. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati4
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
97 sampel yang mengalami batu saluran kemih
dewasa diperoleh hasil 43 sampel (44,33%)
menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 54
sampel (55,67%) yang negatif. Tingginya
sensitivitas pada pemeriksaan pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) ini
menandakan bahwa semakin baik kemampuan
pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya batu
saluran kemih sehingga pasien dapat
memperoleh penanganan secara dini.
4.4.3 Kesesuaian Hasil
Pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) dengan
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah
Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi Tahun 2016.
Foto polos abdomen adalah salah satu
pemeriksaan traktur urinarius secara radiologi.
Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
sangat diperlukan sebelum melakukan
pemeriksaan penunjang pada saluran kemih
(Patel, 2005). Pemeriksaan penunjang BNO
dapat menditeksi batu saluran kemih 60-70%
akan terlihat radioopak pada permukaan foto
polos abdomen atau BNO, hingga
pemeriksaan ini masih digunakan sebagai
pemeriksaan standar melihat kemungkinan
adanya batu di saluran kemih (Purnomo,
2011).
Berdasarkan hasil uji diagnostik
didapatkan bahwa nilai sensitivitas pada kedua
hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
dan pemeriksaan Intravenous Pyelography
sebesar (95,35%), untuk nilai spesifisitas
sebesar (79,63%). Nilai hasil kecermatan
positif (78,85%) dan hasil kecermatan negatif
(95,56%). Nilai error sensitivitas sebesar
(22%) dan nilai error pada spesifitas sebesar
(5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hal
ini berarti dapat disimpulkan bahwa Hasil
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO)
tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien
Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang
Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi Tahun 2016.
Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Presentase hasil pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) pada pasien batu saluran
kemih dewasa sebesar (53,61%) (BNO)
positif dan (46,39%) nilai (BNO) negatif.
2. Presentase hasil pemeriksaan Intravenous
Pyelography (IVP) pada pasien batu
saluran kemih dewasa sebesar (44,33%)
(IVP) positif dan (55,67%) nilai (IVP)
negatif.
Hasil Pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) tidak sesuai dengan hasil
pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP)
Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II
03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016, dengan
nilai kecermatan positif sebesar (78,85%),
nilai kecermatan negatif sebesar (95,56%),
nilai sensitivitas sebesar 95,35% dengan nilai
error (22%) dan nilai spesifitas 79,63%
dengan nillai error (5%), maka Ha ditolak dan
Ho diterima.
Saran
1. Bagi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi
Kepada pihak Rumah Sakit Tingkat II
03.05.01 Dustira Cimahi sebaiknya
meningkatkan penggunaan pemeriksaan
penunjang diagnostik Intravenous
Pyelography (IVP) dalam menegakan
diagnosis yang tepat dan melengkapi
sistem pencatatan dalam Rekam Medis.
2. Bagi Pasien Batu Saluran Kemih
Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
untuk mendiagnosis adanya batu pada
saluran kemih dan dapat digunakan
sebagai pemeriksaan awal untuk
menditeksi adanya batu pada saluran
kemih sehingga pasien bisa diketahui
adanya batu pada saluran kemih. Tetapi
tidak seluruh batu bersifat radioopak,
7. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati5
sehingga diperlukan pemeriksaan
penunjang lain yang nilai sensitifitasnya
lebih tinggi yaitu dengan Intravenous
Pyelography (IVP), apabila pasien
mengalami reaksi alergi bisa dilakukan
pemeriksaan pengganti seperti USG.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan ada penelitian-penelitian
selanjutnya yang menilai sensitivitas dan
spesifisitas pada pemeriksaan penunjang
lain yang digunakan dalam membantu
mendiagnosis batu saluran kemih maupun
penyakit lainnya.
Daftar Pustaka
Anand, C.O. (2007) Renal and Urinary System
In: Crash Course. 3rd
Edition, pp.
129-200.
Arikunto, S. (2010) Menentukan Sumber Data
dalam Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta, pp. 174.
Begg, J.D. (2006) How To Look At An
Abdominal X-ray In: Abdominal X-
Rays Made Easy 2 𝑛𝑑
. Edition.
Elsevier, pp. 1-37.
Brant, W.E., Helm, C.A. (2007) Genital Tract
and Bladder Ultrasound In:
Fundamentals of Diagnostic
Radiology. 3rd Edition. New York:
Lippincott Williams & Wilkins, pp.
867-954.
Budiarto, E. (2013) Uji Diagnostik dalam
Metodologi Penelitian Kedokteran.
Jakarta: EGC, pp. 184-186.
Budiman. (2011) Variabel, Paradigma, dan
Kerangka Konsep dalam Penelitian
Kesehatan. Badung: PT Rafika
Aditama, pp. 64-90.
Budjang, N. (2010) Traktus Urinaria In:
Radiologi Diagnostok. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, pp. 283-293.
Charles, K.T. (2007) Renal and Urinary Tract
in: Elsevier Integrated Pathology.
Philadelpia: Mosby, pp, 256-300.
Depkes RI. (2008) Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Statistik
Mortalitas dan Morbiditas Rumah
Sakit di Indonesia. Seri 3. Jakarta,
pp. 73-94.
Fauci, A.S., Braunwald E, Kasper DL. (2008)
Nephrology In: Harrison’s Principle
of Internal Medicine. 17th edition.
New York: Mc Grow Hill, pp. 728-
829.
Latha, G.S., Matthew SK., Stead S., Anjali, B.,
Nora E.D. (2009) Gastrointestinal
Radiology dan Genitourinary
Radiologi In: First 𝐴𝑖𝑑 𝑇𝑀
Radiology
For The Wards. Singapore: Mc Graw
Hill, pp. 89-146.
Longo, D.L., Fauci, A.S., Kasper, D.L. (2012)
Disorder of The Kidney and Urinary
Tract In: Harrison’s Principle of
Internal Medicine. 18th Edition. New
York: Mc Grow Hill, pp. 4790.
Luthfi, M.A. (2012 Hubungan Antara Gejala
Klinik Dengan Gambaran Hasil Foto
Folos BNO-IVP Pada Penderita
Dengan Sangkaan Batu Saluran
Kemih Di Rumah Sakit Umum
PusatHaji Adam Malik Medan.
Medan: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara, pp. 4.
Moore, K.L, Agur, A.M.R. (2002) Abdomen
dalam Anatomi Klinis Dasar.
Jakarta: Erlangga, pp. 308-342.
Notoatmodjo, S. (2010) Kerangka Konsep
Definisi Oprasional Variabel &
Hipotesis dalam Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta, pp. 105.
Patel, R.P. (2005) Urinary Tract In: Lecture
notes On Radiologi 2 𝑛𝑑
Edition.
Blackwell: Publishing, pp. 90-101.
Paulsen, F., Waschke, J. (2010) System
Urinarium Eferen dalam Sobotta
Atlas Anatomi Manusia Organ-organ
Dalam. Jilid 2. Jakarta: EGC, pp.
175-178.
Purnomo, B.B. (2011) Batu Saluran Kemih
dalam Dasar-dasar Urologi. Edisi
Ketiga. Jakarta: CV Agung Seto, pp.
88-98.
Rasad, S. (2005) Ultrasonografi dalam
Radiologi Diagnostik Edisi Kedua.
8. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati6
Jakarta: Balai Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, pp. 453-455.
Riset Kesehatan Dasar. (2013) RISKESDAS
2013. eMedicine.
www.depkes.go.id/resources/downlo
ad/general/Hasil%20Riskesdas%202
013.pdf,pp. 94-96.[Accessed : 24
November 2016].
Ristaniah, D.S. (2011) Radiologi Emergensi.
Bandung: PT Refika Aditama,
pp.158.
Riyanto. (2011) Pengolahan Data dalam
Pengolahan Dan Analisis Data
Kesehatan. Yogyakarta: Nusa
Medika, pp. 20-41.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2011) Dasar-
dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto, pp.
70-90.
Sherwood, L. (2011) Sistem kemih Dalam
Fisiologi Manusia Dari Sel ke
Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC, pp.
553-598.
Siroky, M.B., Oates, RD., Babayan, R.K.
(2004) Endoscopic Surgery of The
Lower Urinary Tract and
Laparoscopy In: Handbook Of
Urology Diagnostic And Terapy.
3rd
Edition. Lippincot Williams, pp.
189-192.
SMIL. (2015) Benefit And Risk Intravenous
Pyelogram. eMedicine.
http://www.esmil.com/abdomen/intra
venous-pyelogram/benefits-
risks.php. [Accessed : 24 November
2016]
Srinivas, S., Venkanna, B., Madan Mohan, E.,
Krishna MC. (2012) Urolithiasis:
Overview In: : International Journal
Of Pharmaceutical Research And
Biomedical Analysis. eMedicine.
http://ijprba.com/ijprbaadmin/upload/
IJPRBA_5130460822dae.pdf,pp. 20-
30.[Accessed : 24 November 2016].
Stoller, M. (2008) Urinary Stone Disease In:
Smith’s In:General Urology.
Amerika: Mc Graw Hill, pp. 247-
248.
Sugiyono. (2012) Populasi dan Sampel dalam
Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, Pp. 215-221.
Talati, J.T., Tiselius, H.G., Albala, D.M.
(2012) Diagnosis In: Urolithiasis
Basic And Clinical Practice. London:
Spinger, pp. 256.