SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN
(BNO) DENGAN INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) PADA
PASIEN BATU SALURAN KEMIH DEWASA DI RUANG
RADIOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II 03.05.01
DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2016
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Disusun oleh :
BOBI AHMAD SAHID
NPM : 13310062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati1
KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN
(BNO) DENGAN INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) PADA
PASIEN BATU SALURAN KEMIH DEWASA DI RUANG
RADIOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II 03.05.01
DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2016
Bobi Ahmad Sahid, Alfi Wahyudi, Boby Suryawan
Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
ABSTRAK
Latar Belakang : Batu saluran kemih merupakan proses terbentuknya batu yang terletak di ginjal,
ureter, vesika urinaria dan urethra. Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) sering dijadikan
pemeriksaan awal pada kasus batu saluran kemih sebelum melakukan pemeriksaan intravenous
pyelography (IVP) dengan pemberian kontras intravena untuk memaksimalkan hasil pencitraan
tingkat sensitifitas deteksi batu sebesar 98%. Meskipun sensitifitasnya tergolong tinggi
penelitian di Indonesia mengenai batu saluran kemih yang menggunakan IVP jarang dilakukan.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian hasil pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dengan intravenous pyelography (IVP) pada pasien batu saluran kemih dewasa.
Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional
dengan rancangan penelitian Cross sectional dengan uji diagnostik menggunakan data sekunder
dari catatan medik pasien batu saluran kemih di Ruang Radiologi. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik nonprobability sampling dengan rancangan purposive sample berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 97 sampel.
Hasil : Pada pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) didapatkan 52 sampel (53,61%) positif dan
45 sampel (46,39%) negatif. Pada pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) didapatkan 43
sampel (44,33%) positif dan 54 sampel (55,67%) negatif. Hasil uji diagnostik didapatkan nilai
sensitivitas (95,35%), nilai spesifisitas sebesar (79,63%). Nilai hasil kecermatan positif (78,85%)
dan hasil kecermatan negatif (95,56%). Nilai error sensitivitas sebesar (22%) dan nilai error pada
spesifitas sebesar (5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Simpulan : Foto Polos Abdomen (BNO), Intravenous Pyelography (IVP), Uji Diagnostik
Kepustakaan : 30, 2002-2013
ABSTRACT
Background : Urinary tract stones is the formation process of the stones in the kidney, ureter,
bladder and urethra. Plain abdominal examination (BNO) is often used as the initial examination
in cases of urinary tract stones before having examination intravenous pyelography (IVP) by
giving intravenous contrast to maximize the imaging results of stone detection sensitivity of
98%. Despite the relatively high sensitivity, research on the urinary tract stones using IVP in
Indonesia is rarely conducted.
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati2
Objective : The purpose of this study was to determine the suitability of plain abdominal
examination (BNO) with intravenous pyelography (IVP) in adult patients with urinary tract
stones
Method : This study used an observational analytic research with cross sectional study design
and diagnostic tests using secondary data from medical records of patients with urinary tract
stones in Space Radiology. The Sampling was using nonprobability technique sampling with
purposive sample design based on inclusion and exclusion criteria as much as 97 samples
Result : On plain abdominal examination (BNO), it was obtained 52 positive samples of
(53.61%) and 45 negative samples of (46.39%). On Intravenous pyelography examination
(IVP), it was obtained 43 positive samples of (44.33%) and 54 negative samples of (55.67%).
the diagnostic test obtained sensitivity of (95.35%) and specificity of (79.63%). The value of
positive precision was (78.85%) and the value of negative precision was (95.56%). The value of
error on the sensitivity was (22%) and the value of the error on the specificity was (5%), So, Ho
was rejected and Ha was accepted.
Conclusion : That the Plain Abdominal Examination Result (BNO) is not in accordance with the
results of intravenous pyelography (IVP) in adult patients with urinary tract stones In Hospital
Radiology level II Dustira Cimahi 03.05.01 2016.
Keyword : Plain Abdominal Examination (BNO), Intravenous Pyelography (IVP), Diagnostic
Test.
Literature : 30, 2002-2013
Pendahuluan
atu saluran kemih merupakan suatu
proses terbentuknya batu baik di
ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra.
Penegakan diagnosis pada batu saluran kemih
tidak cukup hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan
penunjang pemeriksaan radiologi seperti foto
polos abdomen (BNO) sebagai pemeriksaan
awal pada kasus batu saluran kemih, karena
mampu mendeteksi batu kecil radioopak di
saluran kemih (Purnomo, 2011). Pada
pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dapat
mendeteksi adanya batu sebesar 60-70%
(Ristaniah, 2011 dan Purnomo, 2011).
Oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan
lanjutan seperti Intravenous pyelography
(IVP) dengan hasil pencitraan memiliki
tingkat sensitifitas deteksi batu sebesar 98%
(Talati, 2012). Meskipun sensitifitasnya
tergolong tinggi dalam mendeteksi batu
saluran kemih dibandingkan dengan
pemeriksaan penunjang radiologi lainnya
tetapi data penelitian di Indonesia mengenai
batu saluran kemih yang menggunakan IVP
jarang dilakukan.
Tujuan untuk Mengetahui Kesesuaian
Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen
(BNO) dengan Intravenous Pyelography (IVP)
Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II
03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang
akan dilakukan dalam proses penelitian
(Budiman, 2011). Pada penelitian ini metode
penelitian yang digunakan adalah analitik
observasional yaitu rancangan penelitian yang
bertujuan menerangkan atau menggambarkan
masalah penelitian (Budiman, 2011).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
dengan menggunakan Cross sectional
terhadap data yang diperoleh dari rekam medis
pasien dengan diagnosis batu saluran kemih
yang sudah dilakukan pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography
(IVP).
B
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati2
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun yang
menjadi sampel adalah seluruh pasien yang
yang didiagnosis ada batu saluran kemih dan
sudah dilakukan pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography
(IVP) di Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung. Pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan rancangan
purposive sample. Purposive sample adalah
teknik penentuan sampel yang didasarkan atas
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri dengan tujuan tertentu,
berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu berdasarkan estimasi
proporsi dengan mempertimbangkan nilai
sensitifitasnya. Sampel diambil berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu :
1.1 Kriteria Inklusi
a. Pada pasien dengan kategori dewasa
(18-73 tahun)
b. Pada pasien dengan diagnosis batu
saluran kemih dan sudah dilakukan
pemeriksaan foto polos abdomen
(BNO) dan dan Intravenous
Pyelography (IVP)
1.2 Kriteria Ekslusi
a. Hasil pemeriksaan foto polos
abdomen (BNO) dan Intravenous
Pyelography (IVP) tidak lengkap
b. Ada penyakit penyerta : keganasan
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Distribusi Presentase Hasil Pemeriksaan
Foto Polos Abdomen (BNO) Pada Pasien
Batu Saluran Kemih Dewasa
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Hasil Foto
Polos Abdomen (BNO) Pada
Pasien Batu Saluran Kemih
Dewasa
Berdasarkan hasil dari penelitian tabel 4.2
diatas didapatkan bahwa hasil pemeriksaan
foto polos abdomen (BNO) terhadap 97
sampel yang mengalami batu saluran kemih
dewasa diperoleh hasil 52 sampel (53,61%)
menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 45
(46,39%) sampel yang negatif.
Distribusi Presentase Hasil Pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien
Batu Saluran Kemih Dewasa
Tabel 4.3 Distribusi Sampel Hasil
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa
Intravenous Pyelography (IVP) Batu Saluran
Kemih
Intravenous
Pyelography (IVP)
Hasil Positif (+)
Hasil Negatif (-)
Jumlah Presentase
(%)
43 44,33%
54 55,67%
Jumlah 97 100%
Berdasarkan hasil dari penelitian tabel 4.3
diatas didapatkan bahwa hasil pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) terhadap 97
sampel yang mengalami batu saluran kemih
dewasa diperoleh hasil 43 sampel (44,33%)
menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 54
sampel (55,67%) yang negatif.
Analisis Bivariat
Tabel 4.4 Kesesuaian Hasil
Pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) dengan
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah
Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi Tahun 2016
Foto Polos Abdomen (BNO) Batu Saluran
Kemih
Foto Polos
Abdomen (BNO)
Hasil Positif (+)
Hasil Negatif (-)
Jumlah Persentase
(%)
52 53,61%
45 46,39%
Jumlah 97 100%
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati3
Pemeriksaan Batu Saluran Kemih
Hasil Test
Intravenous
Pyelography
(IVP) (+)
Intravenous
Pyelography
(IVP) (-)
Jumlah
Pemeriksaan
Foto polos
Abdomen
(BNO) (+)
41 11 52
Pemeriksaan
Foto polos
Abdomen
(BNO) (-)
2 43 45
Jumlah 43 54 97
a. Sensitifitas (s) =
a
a+c
x 100%
=
41
41+2
x 100%
= 95,35 %
b. Spesifitas (f) =
d
b+d
x 100%
=
43
11+43
x 100%
= 79,63 %
c. Kecermatan Positif =
a
a+b
x 100%
=
41
41+11
x 100%
= 78,85 %
d. Kecermatan Negatif =
d
c+d
x 100%
=
43
2+43
x 100%
= 95,56 %
e. Rate Positif Semu = 1 −
a
a+b
x 100%
= 1 −
41
41+11
x 100%
= 22%
f. Rate Negatif Semu = 1 −
d
c+d
x 100%
= 1 −
43
2+43
x 100%
= 5%
Dari hasil penelitian di atas, nilai
sensitivitas dari hasil pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) dan IntravenousPyelography
adalah 95,35% dan nilai spesifitasnya adalah
79,63%. Sedangkan untuk hasil kecermatan
positif 78,85% dan hasil kecermatan negatif
95,56%. Nilai error dari hasil pemeriksaan
Foto polos Abdomen (BNO) dan Intravenous
Pyelography (IVP) adalah sebesar 22% untuk
hasil rate positif semu dan 5%, untuk rate
negatif semu.
Pembahasan
Sensitivitas dan spesifisitas adalah
tingkat validitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu uji diagnostik
dalam mendiagnosa suatu
penyakit.Sensitivitas dan spesifisitas yang
tinggi dari suatu uji diagnostik menunjukkan
tingkat validitas yang tinggi sangat bermanfaat
untuk mendeteksi atau mendiagnosa suatu
penyakit dengan nilai keakuratan hasil uji
yang tinggi dengan tingkat negatif dan positif
palsu dari hasil uji yang rendah. Uji diagnostik
yang memiliki tingkat sensitivitas yang
memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas
yang tinggi juga dapat mempengaruhi
kecepatan dalam menentukan suatu kebijakan
terhadap masuknya suatu penyakit (Budiarto,
2013).
4.4.1 Distribusi Sampel Hasil Foto
Polos Abdomen (BNO) Pada
Pasien Batu Saluran Kemih
Dewasa
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
97 sampel (53,61%) yang mengalami batu
saluran kemih dewasa diperoleh hasil 52
sampel menunjukkan positif, sedangkan
sebanyak 45 (46,39%) sampel yang negatif.
Sedangkan pada kepustakaan yang
menyatakan bahwa nilai sensitivitas pada
pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
memiliki nilai 60-70% yang dapat terlihat
dengan pemeriksaan foto polos abdomen
(BNO) (Purnomo, 2011).
4.4.2 Distribusi Sampel Hasil
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati4
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
97 sampel yang mengalami batu saluran kemih
dewasa diperoleh hasil 43 sampel (44,33%)
menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 54
sampel (55,67%) yang negatif. Tingginya
sensitivitas pada pemeriksaan pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) ini
menandakan bahwa semakin baik kemampuan
pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya batu
saluran kemih sehingga pasien dapat
memperoleh penanganan secara dini.
4.4.3 Kesesuaian Hasil
Pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) dengan
Intravenous Pyelography
(IVP) Pada Pasien Batu
Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah
Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi Tahun 2016.
Foto polos abdomen adalah salah satu
pemeriksaan traktur urinarius secara radiologi.
Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
sangat diperlukan sebelum melakukan
pemeriksaan penunjang pada saluran kemih
(Patel, 2005). Pemeriksaan penunjang BNO
dapat menditeksi batu saluran kemih 60-70%
akan terlihat radioopak pada permukaan foto
polos abdomen atau BNO, hingga
pemeriksaan ini masih digunakan sebagai
pemeriksaan standar melihat kemungkinan
adanya batu di saluran kemih (Purnomo,
2011).
Berdasarkan hasil uji diagnostik
didapatkan bahwa nilai sensitivitas pada kedua
hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
dan pemeriksaan Intravenous Pyelography
sebesar (95,35%), untuk nilai spesifisitas
sebesar (79,63%). Nilai hasil kecermatan
positif (78,85%) dan hasil kecermatan negatif
(95,56%). Nilai error sensitivitas sebesar
(22%) dan nilai error pada spesifitas sebesar
(5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hal
ini berarti dapat disimpulkan bahwa Hasil
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO)
tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan
Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien
Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang
Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi Tahun 2016.
Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Presentase hasil pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) pada pasien batu saluran
kemih dewasa sebesar (53,61%) (BNO)
positif dan (46,39%) nilai (BNO) negatif.
2. Presentase hasil pemeriksaan Intravenous
Pyelography (IVP) pada pasien batu
saluran kemih dewasa sebesar (44,33%)
(IVP) positif dan (55,67%) nilai (IVP)
negatif.
Hasil Pemeriksaan Foto Polos
Abdomen (BNO) tidak sesuai dengan hasil
pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP)
Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di
Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II
03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016, dengan
nilai kecermatan positif sebesar (78,85%),
nilai kecermatan negatif sebesar (95,56%),
nilai sensitivitas sebesar 95,35% dengan nilai
error (22%) dan nilai spesifitas 79,63%
dengan nillai error (5%), maka Ha ditolak dan
Ho diterima.
Saran
1. Bagi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01
Dustira Cimahi
Kepada pihak Rumah Sakit Tingkat II
03.05.01 Dustira Cimahi sebaiknya
meningkatkan penggunaan pemeriksaan
penunjang diagnostik Intravenous
Pyelography (IVP) dalam menegakan
diagnosis yang tepat dan melengkapi
sistem pencatatan dalam Rekam Medis.
2. Bagi Pasien Batu Saluran Kemih
Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO)
untuk mendiagnosis adanya batu pada
saluran kemih dan dapat digunakan
sebagai pemeriksaan awal untuk
menditeksi adanya batu pada saluran
kemih sehingga pasien bisa diketahui
adanya batu pada saluran kemih. Tetapi
tidak seluruh batu bersifat radioopak,
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati5
sehingga diperlukan pemeriksaan
penunjang lain yang nilai sensitifitasnya
lebih tinggi yaitu dengan Intravenous
Pyelography (IVP), apabila pasien
mengalami reaksi alergi bisa dilakukan
pemeriksaan pengganti seperti USG.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan ada penelitian-penelitian
selanjutnya yang menilai sensitivitas dan
spesifisitas pada pemeriksaan penunjang
lain yang digunakan dalam membantu
mendiagnosis batu saluran kemih maupun
penyakit lainnya.
Daftar Pustaka
Anand, C.O. (2007) Renal and Urinary System
In: Crash Course. 3rd
Edition, pp.
129-200.
Arikunto, S. (2010) Menentukan Sumber Data
dalam Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta, pp. 174.
Begg, J.D. (2006) How To Look At An
Abdominal X-ray In: Abdominal X-
Rays Made Easy 2 𝑛𝑑
. Edition.
Elsevier, pp. 1-37.
Brant, W.E., Helm, C.A. (2007) Genital Tract
and Bladder Ultrasound In:
Fundamentals of Diagnostic
Radiology. 3rd Edition. New York:
Lippincott Williams & Wilkins, pp.
867-954.
Budiarto, E. (2013) Uji Diagnostik dalam
Metodologi Penelitian Kedokteran.
Jakarta: EGC, pp. 184-186.
Budiman. (2011) Variabel, Paradigma, dan
Kerangka Konsep dalam Penelitian
Kesehatan. Badung: PT Rafika
Aditama, pp. 64-90.
Budjang, N. (2010) Traktus Urinaria In:
Radiologi Diagnostok. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, pp. 283-293.
Charles, K.T. (2007) Renal and Urinary Tract
in: Elsevier Integrated Pathology.
Philadelpia: Mosby, pp, 256-300.
Depkes RI. (2008) Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Statistik
Mortalitas dan Morbiditas Rumah
Sakit di Indonesia. Seri 3. Jakarta,
pp. 73-94.
Fauci, A.S., Braunwald E, Kasper DL. (2008)
Nephrology In: Harrison’s Principle
of Internal Medicine. 17th edition.
New York: Mc Grow Hill, pp. 728-
829.
Latha, G.S., Matthew SK., Stead S., Anjali, B.,
Nora E.D. (2009) Gastrointestinal
Radiology dan Genitourinary
Radiologi In: First 𝐴𝑖𝑑 𝑇𝑀
Radiology
For The Wards. Singapore: Mc Graw
Hill, pp. 89-146.
Longo, D.L., Fauci, A.S., Kasper, D.L. (2012)
Disorder of The Kidney and Urinary
Tract In: Harrison’s Principle of
Internal Medicine. 18th Edition. New
York: Mc Grow Hill, pp. 4790.
Luthfi, M.A. (2012 Hubungan Antara Gejala
Klinik Dengan Gambaran Hasil Foto
Folos BNO-IVP Pada Penderita
Dengan Sangkaan Batu Saluran
Kemih Di Rumah Sakit Umum
PusatHaji Adam Malik Medan.
Medan: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara, pp. 4.
Moore, K.L, Agur, A.M.R. (2002) Abdomen
dalam Anatomi Klinis Dasar.
Jakarta: Erlangga, pp. 308-342.
Notoatmodjo, S. (2010) Kerangka Konsep
Definisi Oprasional Variabel &
Hipotesis dalam Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta, pp. 105.
Patel, R.P. (2005) Urinary Tract In: Lecture
notes On Radiologi 2 𝑛𝑑
Edition.
Blackwell: Publishing, pp. 90-101.
Paulsen, F., Waschke, J. (2010) System
Urinarium Eferen dalam Sobotta
Atlas Anatomi Manusia Organ-organ
Dalam. Jilid 2. Jakarta: EGC, pp.
175-178.
Purnomo, B.B. (2011) Batu Saluran Kemih
dalam Dasar-dasar Urologi. Edisi
Ketiga. Jakarta: CV Agung Seto, pp.
88-98.
Rasad, S. (2005) Ultrasonografi dalam
Radiologi Diagnostik Edisi Kedua.
Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati6
Jakarta: Balai Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, pp. 453-455.
Riset Kesehatan Dasar. (2013) RISKESDAS
2013. eMedicine.
www.depkes.go.id/resources/downlo
ad/general/Hasil%20Riskesdas%202
013.pdf,pp. 94-96.[Accessed : 24
November 2016].
Ristaniah, D.S. (2011) Radiologi Emergensi.
Bandung: PT Refika Aditama,
pp.158.
Riyanto. (2011) Pengolahan Data dalam
Pengolahan Dan Analisis Data
Kesehatan. Yogyakarta: Nusa
Medika, pp. 20-41.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2011) Dasar-
dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto, pp.
70-90.
Sherwood, L. (2011) Sistem kemih Dalam
Fisiologi Manusia Dari Sel ke
Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC, pp.
553-598.
Siroky, M.B., Oates, RD., Babayan, R.K.
(2004) Endoscopic Surgery of The
Lower Urinary Tract and
Laparoscopy In: Handbook Of
Urology Diagnostic And Terapy.
3rd
Edition. Lippincot Williams, pp.
189-192.
SMIL. (2015) Benefit And Risk Intravenous
Pyelogram. eMedicine.
http://www.esmil.com/abdomen/intra
venous-pyelogram/benefits-
risks.php. [Accessed : 24 November
2016]
Srinivas, S., Venkanna, B., Madan Mohan, E.,
Krishna MC. (2012) Urolithiasis:
Overview In: : International Journal
Of Pharmaceutical Research And
Biomedical Analysis. eMedicine.
http://ijprba.com/ijprbaadmin/upload/
IJPRBA_5130460822dae.pdf,pp. 20-
30.[Accessed : 24 November 2016].
Stoller, M. (2008) Urinary Stone Disease In:
Smith’s In:General Urology.
Amerika: Mc Graw Hill, pp. 247-
248.
Sugiyono. (2012) Populasi dan Sampel dalam
Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, Pp. 215-221.
Talati, J.T., Tiselius, H.G., Albala, D.M.
(2012) Diagnosis In: Urolithiasis
Basic And Clinical Practice. London:
Spinger, pp. 256.

More Related Content

What's hot

Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
yudhasetya01
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Woro Nugroho
 
Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...
Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...
Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...
Ich Bin Fandy
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
Nona Zesifa
 

What's hot (20)

Dasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomiDasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomi
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
TERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdf
TERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdfTERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdf
TERMINOLOGI_ANATOMI_TERMINOLOGI_ANATOMI.pdf
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
 
Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...
Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...
Kemenkes no 1250 tahun 2009 tentang kendali mutu (quality control) peralatan ...
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 

Similar to JURNAL FOTO POLOS (BNO) INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP)

PPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptx
PPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptxPPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptx
PPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptx
NukitaFibriyanaSurya1
 
Presus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptx
Presus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptxPresus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptx
Presus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptx
OkyJumadil2
 

Similar to JURNAL FOTO POLOS (BNO) INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) (20)

Tugas Critical Appraisal Diagnostic Vici M Akbar - NIM H5C02320003.pptx
Tugas Critical Appraisal Diagnostic Vici M Akbar - NIM H5C02320003.pptxTugas Critical Appraisal Diagnostic Vici M Akbar - NIM H5C02320003.pptx
Tugas Critical Appraisal Diagnostic Vici M Akbar - NIM H5C02320003.pptx
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMaria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
 
178
178178
178
 
Journal reading
Journal reading Journal reading
Journal reading
 
PPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptx
PPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptxPPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptx
PPT USULAN PENELITIAN (NUKITA FIBRIYANA S NIM 202106000533).pptx
 
Algoritme Serviks .pdf
Algoritme Serviks .pdfAlgoritme Serviks .pdf
Algoritme Serviks .pdf
 
research presentation azizah.pdf
research presentation azizah.pdfresearch presentation azizah.pdf
research presentation azizah.pdf
 
Bu ANTIk.pptx
Bu ANTIk.pptxBu ANTIk.pptx
Bu ANTIk.pptx
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibuJurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
 
Berhubungan marbu
Berhubungan marbuBerhubungan marbu
Berhubungan marbu
 
5. PENGANTAR PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS VER4 - POKJA USG POGI.pptx
5. PENGANTAR PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS VER4 - POKJA USG POGI.pptx5. PENGANTAR PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS VER4 - POKJA USG POGI.pptx
5. PENGANTAR PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS VER4 - POKJA USG POGI.pptx
 
PENELITIAN GATOT_SIAP SIDANG VERSI OFFICE LAMA.ppt
PENELITIAN GATOT_SIAP SIDANG VERSI OFFICE LAMA.pptPENELITIAN GATOT_SIAP SIDANG VERSI OFFICE LAMA.ppt
PENELITIAN GATOT_SIAP SIDANG VERSI OFFICE LAMA.ppt
 
Presus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptx
Presus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptxPresus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptx
Presus & presjur stase keperawatan Maternitas.pptx
 
Antibiotik Profilaksis Mencegah Infeksi Daerah Operasi pada Pembedahan Obgin
Antibiotik Profilaksis Mencegah Infeksi Daerah Operasi pada Pembedahan ObginAntibiotik Profilaksis Mencegah Infeksi Daerah Operasi pada Pembedahan Obgin
Antibiotik Profilaksis Mencegah Infeksi Daerah Operasi pada Pembedahan Obgin
 
Penilaian standar rumah sakit (4)
Penilaian standar rumah sakit (4)Penilaian standar rumah sakit (4)
Penilaian standar rumah sakit (4)
 
Faktor-faktor Predisposisi yang berhubungan dengan Persalinan Sectio Caesarea...
Faktor-faktor Predisposisi yang berhubungan dengan Persalinan Sectio Caesarea...Faktor-faktor Predisposisi yang berhubungan dengan Persalinan Sectio Caesarea...
Faktor-faktor Predisposisi yang berhubungan dengan Persalinan Sectio Caesarea...
 
Biopsi.pptx
Biopsi.pptxBiopsi.pptx
Biopsi.pptx
 
document (1).pdf
document (1).pdfdocument (1).pdf
document (1).pdf
 

More from dr. Bobby Ahmad

Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
dr. Bobby Ahmad
 

More from dr. Bobby Ahmad (16)

LAPKAS EKLAMPSIA
LAPKAS EKLAMPSIALAPKAS EKLAMPSIA
LAPKAS EKLAMPSIA
 
TRIMESTER 3
TRIMESTER 3TRIMESTER 3
TRIMESTER 3
 
Mioma Uteri
Mioma UteriMioma Uteri
Mioma Uteri
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL OBESITY AND PRENATAL, METABOLIC SYNDROME, OBSTE...
RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL OBESITY AND PRENATAL, METABOLIC SYNDROME, OBSTE...RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL OBESITY AND PRENATAL, METABOLIC SYNDROME, OBSTE...
RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL OBESITY AND PRENATAL, METABOLIC SYNDROME, OBSTE...
 
Referat HIV/AIDS Pada Kehamilan
Referat HIV/AIDS Pada KehamilanReferat HIV/AIDS Pada Kehamilan
Referat HIV/AIDS Pada Kehamilan
 
REFERAT COLLODION BABY
REFERAT COLLODION BABYREFERAT COLLODION BABY
REFERAT COLLODION BABY
 
EKG
EKGEKG
EKG
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Referat Presbikusis
Referat PresbikusisReferat Presbikusis
Referat Presbikusis
 
Power Point Thalasemia
Power Point ThalasemiaPower Point Thalasemia
Power Point Thalasemia
 
Referat Thalasemia
Referat ThalasemiaReferat Thalasemia
Referat Thalasemia
 
Pencegahan hipotermi dengan metode kangguru
Pencegahan hipotermi dengan metode kangguruPencegahan hipotermi dengan metode kangguru
Pencegahan hipotermi dengan metode kangguru
 
Jurnal Hipnoterapi
Jurnal HipnoterapiJurnal Hipnoterapi
Jurnal Hipnoterapi
 
REFERAT TORCH
REFERAT TORCHREFERAT TORCH
REFERAT TORCH
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 

Recently uploaded (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 

JURNAL FOTO POLOS (BNO) INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP)

  • 1. KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN (BNO) DENGAN INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) PADA PASIEN BATU SALURAN KEMIH DEWASA DI RUANG RADIOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II 03.05.01 DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2016 JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Disusun oleh : BOBI AHMAD SAHID NPM : 13310062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017
  • 2. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati1 KESESUAIAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN (BNO) DENGAN INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) PADA PASIEN BATU SALURAN KEMIH DEWASA DI RUANG RADIOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II 03.05.01 DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2016 Bobi Ahmad Sahid, Alfi Wahyudi, Boby Suryawan Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung ABSTRAK Latar Belakang : Batu saluran kemih merupakan proses terbentuknya batu yang terletak di ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra. Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) sering dijadikan pemeriksaan awal pada kasus batu saluran kemih sebelum melakukan pemeriksaan intravenous pyelography (IVP) dengan pemberian kontras intravena untuk memaksimalkan hasil pencitraan tingkat sensitifitas deteksi batu sebesar 98%. Meskipun sensitifitasnya tergolong tinggi penelitian di Indonesia mengenai batu saluran kemih yang menggunakan IVP jarang dilakukan. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dengan intravenous pyelography (IVP) pada pasien batu saluran kemih dewasa. Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian Cross sectional dengan uji diagnostik menggunakan data sekunder dari catatan medik pasien batu saluran kemih di Ruang Radiologi. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan rancangan purposive sample berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 97 sampel. Hasil : Pada pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) didapatkan 52 sampel (53,61%) positif dan 45 sampel (46,39%) negatif. Pada pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) didapatkan 43 sampel (44,33%) positif dan 54 sampel (55,67%) negatif. Hasil uji diagnostik didapatkan nilai sensitivitas (95,35%), nilai spesifisitas sebesar (79,63%). Nilai hasil kecermatan positif (78,85%) dan hasil kecermatan negatif (95,56%). Nilai error sensitivitas sebesar (22%) dan nilai error pada spesifitas sebesar (5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Simpulan : Foto Polos Abdomen (BNO), Intravenous Pyelography (IVP), Uji Diagnostik Kepustakaan : 30, 2002-2013 ABSTRACT Background : Urinary tract stones is the formation process of the stones in the kidney, ureter, bladder and urethra. Plain abdominal examination (BNO) is often used as the initial examination in cases of urinary tract stones before having examination intravenous pyelography (IVP) by giving intravenous contrast to maximize the imaging results of stone detection sensitivity of 98%. Despite the relatively high sensitivity, research on the urinary tract stones using IVP in Indonesia is rarely conducted.
  • 3. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati2 Objective : The purpose of this study was to determine the suitability of plain abdominal examination (BNO) with intravenous pyelography (IVP) in adult patients with urinary tract stones Method : This study used an observational analytic research with cross sectional study design and diagnostic tests using secondary data from medical records of patients with urinary tract stones in Space Radiology. The Sampling was using nonprobability technique sampling with purposive sample design based on inclusion and exclusion criteria as much as 97 samples Result : On plain abdominal examination (BNO), it was obtained 52 positive samples of (53.61%) and 45 negative samples of (46.39%). On Intravenous pyelography examination (IVP), it was obtained 43 positive samples of (44.33%) and 54 negative samples of (55.67%). the diagnostic test obtained sensitivity of (95.35%) and specificity of (79.63%). The value of positive precision was (78.85%) and the value of negative precision was (95.56%). The value of error on the sensitivity was (22%) and the value of the error on the specificity was (5%), So, Ho was rejected and Ha was accepted. Conclusion : That the Plain Abdominal Examination Result (BNO) is not in accordance with the results of intravenous pyelography (IVP) in adult patients with urinary tract stones In Hospital Radiology level II Dustira Cimahi 03.05.01 2016. Keyword : Plain Abdominal Examination (BNO), Intravenous Pyelography (IVP), Diagnostic Test. Literature : 30, 2002-2013 Pendahuluan atu saluran kemih merupakan suatu proses terbentuknya batu baik di ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra. Penegakan diagnosis pada batu saluran kemih tidak cukup hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan radiologi seperti foto polos abdomen (BNO) sebagai pemeriksaan awal pada kasus batu saluran kemih, karena mampu mendeteksi batu kecil radioopak di saluran kemih (Purnomo, 2011). Pada pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dapat mendeteksi adanya batu sebesar 60-70% (Ristaniah, 2011 dan Purnomo, 2011). Oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan lanjutan seperti Intravenous pyelography (IVP) dengan hasil pencitraan memiliki tingkat sensitifitas deteksi batu sebesar 98% (Talati, 2012). Meskipun sensitifitasnya tergolong tinggi dalam mendeteksi batu saluran kemih dibandingkan dengan pemeriksaan penunjang radiologi lainnya tetapi data penelitian di Indonesia mengenai batu saluran kemih yang menggunakan IVP jarang dilakukan. Tujuan untuk Mengetahui Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) dengan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian (Budiman, 2011). Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional yaitu rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian (Budiman, 2011). Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan Cross sectional terhadap data yang diperoleh dari rekam medis pasien dengan diagnosis batu saluran kemih yang sudah dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography (IVP). B
  • 4. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati2 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun yang menjadi sampel adalah seluruh pasien yang yang didiagnosis ada batu saluran kemih dan sudah dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography (IVP) di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan rancangan purposive sample. Purposive sample adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan tujuan tertentu, berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik tertentu berdasarkan estimasi proporsi dengan mempertimbangkan nilai sensitifitasnya. Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu : 1.1 Kriteria Inklusi a. Pada pasien dengan kategori dewasa (18-73 tahun) b. Pada pasien dengan diagnosis batu saluran kemih dan sudah dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dan dan Intravenous Pyelography (IVP) 1.2 Kriteria Ekslusi a. Hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography (IVP) tidak lengkap b. Ada penyakit penyerta : keganasan Hasil Penelitian Analisis Univariat Distribusi Presentase Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Tabel 4.2 Distribusi Sampel Hasil Foto Polos Abdomen (BNO) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Berdasarkan hasil dari penelitian tabel 4.2 diatas didapatkan bahwa hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) terhadap 97 sampel yang mengalami batu saluran kemih dewasa diperoleh hasil 52 sampel (53,61%) menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 45 (46,39%) sampel yang negatif. Distribusi Presentase Hasil Pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Tabel 4.3 Distribusi Sampel Hasil Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Intravenous Pyelography (IVP) Batu Saluran Kemih Intravenous Pyelography (IVP) Hasil Positif (+) Hasil Negatif (-) Jumlah Presentase (%) 43 44,33% 54 55,67% Jumlah 97 100% Berdasarkan hasil dari penelitian tabel 4.3 diatas didapatkan bahwa hasil pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) terhadap 97 sampel yang mengalami batu saluran kemih dewasa diperoleh hasil 43 sampel (44,33%) menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 54 sampel (55,67%) yang negatif. Analisis Bivariat Tabel 4.4 Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) dengan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016 Foto Polos Abdomen (BNO) Batu Saluran Kemih Foto Polos Abdomen (BNO) Hasil Positif (+) Hasil Negatif (-) Jumlah Persentase (%) 52 53,61% 45 46,39% Jumlah 97 100%
  • 5. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati3 Pemeriksaan Batu Saluran Kemih Hasil Test Intravenous Pyelography (IVP) (+) Intravenous Pyelography (IVP) (-) Jumlah Pemeriksaan Foto polos Abdomen (BNO) (+) 41 11 52 Pemeriksaan Foto polos Abdomen (BNO) (-) 2 43 45 Jumlah 43 54 97 a. Sensitifitas (s) = a a+c x 100% = 41 41+2 x 100% = 95,35 % b. Spesifitas (f) = d b+d x 100% = 43 11+43 x 100% = 79,63 % c. Kecermatan Positif = a a+b x 100% = 41 41+11 x 100% = 78,85 % d. Kecermatan Negatif = d c+d x 100% = 43 2+43 x 100% = 95,56 % e. Rate Positif Semu = 1 − a a+b x 100% = 1 − 41 41+11 x 100% = 22% f. Rate Negatif Semu = 1 − d c+d x 100% = 1 − 43 2+43 x 100% = 5% Dari hasil penelitian di atas, nilai sensitivitas dari hasil pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) dan IntravenousPyelography adalah 95,35% dan nilai spesifitasnya adalah 79,63%. Sedangkan untuk hasil kecermatan positif 78,85% dan hasil kecermatan negatif 95,56%. Nilai error dari hasil pemeriksaan Foto polos Abdomen (BNO) dan Intravenous Pyelography (IVP) adalah sebesar 22% untuk hasil rate positif semu dan 5%, untuk rate negatif semu. Pembahasan Sensitivitas dan spesifisitas adalah tingkat validitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu uji diagnostik dalam mendiagnosa suatu penyakit.Sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dari suatu uji diagnostik menunjukkan tingkat validitas yang tinggi sangat bermanfaat untuk mendeteksi atau mendiagnosa suatu penyakit dengan nilai keakuratan hasil uji yang tinggi dengan tingkat negatif dan positif palsu dari hasil uji yang rendah. Uji diagnostik yang memiliki tingkat sensitivitas yang memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas yang tinggi juga dapat mempengaruhi kecepatan dalam menentukan suatu kebijakan terhadap masuknya suatu penyakit (Budiarto, 2013). 4.4.1 Distribusi Sampel Hasil Foto Polos Abdomen (BNO) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Berdasarkan hasil penelitian terhadap 97 sampel (53,61%) yang mengalami batu saluran kemih dewasa diperoleh hasil 52 sampel menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 45 (46,39%) sampel yang negatif. Sedangkan pada kepustakaan yang menyatakan bahwa nilai sensitivitas pada pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) memiliki nilai 60-70% yang dapat terlihat dengan pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) (Purnomo, 2011). 4.4.2 Distribusi Sampel Hasil Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa
  • 6. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati4 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 97 sampel yang mengalami batu saluran kemih dewasa diperoleh hasil 43 sampel (44,33%) menunjukkan positif, sedangkan sebanyak 54 sampel (55,67%) yang negatif. Tingginya sensitivitas pada pemeriksaan pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) ini menandakan bahwa semakin baik kemampuan pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya batu saluran kemih sehingga pasien dapat memperoleh penanganan secara dini. 4.4.3 Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) dengan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016. Foto polos abdomen adalah salah satu pemeriksaan traktur urinarius secara radiologi. Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) sangat diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan penunjang pada saluran kemih (Patel, 2005). Pemeriksaan penunjang BNO dapat menditeksi batu saluran kemih 60-70% akan terlihat radioopak pada permukaan foto polos abdomen atau BNO, hingga pemeriksaan ini masih digunakan sebagai pemeriksaan standar melihat kemungkinan adanya batu di saluran kemih (Purnomo, 2011). Berdasarkan hasil uji diagnostik didapatkan bahwa nilai sensitivitas pada kedua hasil pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) dan pemeriksaan Intravenous Pyelography sebesar (95,35%), untuk nilai spesifisitas sebesar (79,63%). Nilai hasil kecermatan positif (78,85%) dan hasil kecermatan negatif (95,56%). Nilai error sensitivitas sebesar (22%) dan nilai error pada spesifitas sebesar (5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016. Simpulan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Presentase hasil pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) pada pasien batu saluran kemih dewasa sebesar (53,61%) (BNO) positif dan (46,39%) nilai (BNO) negatif. 2. Presentase hasil pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) pada pasien batu saluran kemih dewasa sebesar (44,33%) (IVP) positif dan (55,67%) nilai (IVP) negatif. Hasil Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO) tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Pasien Batu Saluran Kemih Dewasa Di Ruang Radiologi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi Tahun 2016, dengan nilai kecermatan positif sebesar (78,85%), nilai kecermatan negatif sebesar (95,56%), nilai sensitivitas sebesar 95,35% dengan nilai error (22%) dan nilai spesifitas 79,63% dengan nillai error (5%), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi Kepada pihak Rumah Sakit Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi sebaiknya meningkatkan penggunaan pemeriksaan penunjang diagnostik Intravenous Pyelography (IVP) dalam menegakan diagnosis yang tepat dan melengkapi sistem pencatatan dalam Rekam Medis. 2. Bagi Pasien Batu Saluran Kemih Pemeriksaan foto polos abdomen (BNO) untuk mendiagnosis adanya batu pada saluran kemih dan dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk menditeksi adanya batu pada saluran kemih sehingga pasien bisa diketahui adanya batu pada saluran kemih. Tetapi tidak seluruh batu bersifat radioopak,
  • 7. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati5 sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang lain yang nilai sensitifitasnya lebih tinggi yaitu dengan Intravenous Pyelography (IVP), apabila pasien mengalami reaksi alergi bisa dilakukan pemeriksaan pengganti seperti USG. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan ada penelitian-penelitian selanjutnya yang menilai sensitivitas dan spesifisitas pada pemeriksaan penunjang lain yang digunakan dalam membantu mendiagnosis batu saluran kemih maupun penyakit lainnya. Daftar Pustaka Anand, C.O. (2007) Renal and Urinary System In: Crash Course. 3rd Edition, pp. 129-200. Arikunto, S. (2010) Menentukan Sumber Data dalam Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 174. Begg, J.D. (2006) How To Look At An Abdominal X-ray In: Abdominal X- Rays Made Easy 2 𝑛𝑑 . Edition. Elsevier, pp. 1-37. Brant, W.E., Helm, C.A. (2007) Genital Tract and Bladder Ultrasound In: Fundamentals of Diagnostic Radiology. 3rd Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins, pp. 867-954. Budiarto, E. (2013) Uji Diagnostik dalam Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC, pp. 184-186. Budiman. (2011) Variabel, Paradigma, dan Kerangka Konsep dalam Penelitian Kesehatan. Badung: PT Rafika Aditama, pp. 64-90. Budjang, N. (2010) Traktus Urinaria In: Radiologi Diagnostok. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 283-293. Charles, K.T. (2007) Renal and Urinary Tract in: Elsevier Integrated Pathology. Philadelpia: Mosby, pp, 256-300. Depkes RI. (2008) Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Statistik Mortalitas dan Morbiditas Rumah Sakit di Indonesia. Seri 3. Jakarta, pp. 73-94. Fauci, A.S., Braunwald E, Kasper DL. (2008) Nephrology In: Harrison’s Principle of Internal Medicine. 17th edition. New York: Mc Grow Hill, pp. 728- 829. Latha, G.S., Matthew SK., Stead S., Anjali, B., Nora E.D. (2009) Gastrointestinal Radiology dan Genitourinary Radiologi In: First 𝐴𝑖𝑑 𝑇𝑀 Radiology For The Wards. Singapore: Mc Graw Hill, pp. 89-146. Longo, D.L., Fauci, A.S., Kasper, D.L. (2012) Disorder of The Kidney and Urinary Tract In: Harrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Edition. New York: Mc Grow Hill, pp. 4790. Luthfi, M.A. (2012 Hubungan Antara Gejala Klinik Dengan Gambaran Hasil Foto Folos BNO-IVP Pada Penderita Dengan Sangkaan Batu Saluran Kemih Di Rumah Sakit Umum PusatHaji Adam Malik Medan. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, pp. 4. Moore, K.L, Agur, A.M.R. (2002) Abdomen dalam Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Erlangga, pp. 308-342. Notoatmodjo, S. (2010) Kerangka Konsep Definisi Oprasional Variabel & Hipotesis dalam Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 105. Patel, R.P. (2005) Urinary Tract In: Lecture notes On Radiologi 2 𝑛𝑑 Edition. Blackwell: Publishing, pp. 90-101. Paulsen, F., Waschke, J. (2010) System Urinarium Eferen dalam Sobotta Atlas Anatomi Manusia Organ-organ Dalam. Jilid 2. Jakarta: EGC, pp. 175-178. Purnomo, B.B. (2011) Batu Saluran Kemih dalam Dasar-dasar Urologi. Edisi Ketiga. Jakarta: CV Agung Seto, pp. 88-98. Rasad, S. (2005) Ultrasonografi dalam Radiologi Diagnostik Edisi Kedua.
  • 8. Kesesuaian Foto Polos Abdomen (BNO) Dengan Intrave.... | BobiAhmad Sahid | Universitas Malahayati6 Jakarta: Balai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 453-455. Riset Kesehatan Dasar. (2013) RISKESDAS 2013. eMedicine. www.depkes.go.id/resources/downlo ad/general/Hasil%20Riskesdas%202 013.pdf,pp. 94-96.[Accessed : 24 November 2016]. Ristaniah, D.S. (2011) Radiologi Emergensi. Bandung: PT Refika Aditama, pp.158. Riyanto. (2011) Pengolahan Data dalam Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nusa Medika, pp. 20-41. Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2011) Dasar- dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto, pp. 70-90. Sherwood, L. (2011) Sistem kemih Dalam Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC, pp. 553-598. Siroky, M.B., Oates, RD., Babayan, R.K. (2004) Endoscopic Surgery of The Lower Urinary Tract and Laparoscopy In: Handbook Of Urology Diagnostic And Terapy. 3rd Edition. Lippincot Williams, pp. 189-192. SMIL. (2015) Benefit And Risk Intravenous Pyelogram. eMedicine. http://www.esmil.com/abdomen/intra venous-pyelogram/benefits- risks.php. [Accessed : 24 November 2016] Srinivas, S., Venkanna, B., Madan Mohan, E., Krishna MC. (2012) Urolithiasis: Overview In: : International Journal Of Pharmaceutical Research And Biomedical Analysis. eMedicine. http://ijprba.com/ijprbaadmin/upload/ IJPRBA_5130460822dae.pdf,pp. 20- 30.[Accessed : 24 November 2016]. Stoller, M. (2008) Urinary Stone Disease In: Smith’s In:General Urology. Amerika: Mc Graw Hill, pp. 247- 248. Sugiyono. (2012) Populasi dan Sampel dalam Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, Pp. 215-221. Talati, J.T., Tiselius, H.G., Albala, D.M. (2012) Diagnosis In: Urolithiasis Basic And Clinical Practice. London: Spinger, pp. 256.