4. PENELITI UTAMA JURNAL 1 JURNAL 2
JUDUL PENELITIAN Efektifitas Tindakan Episiotomy Dalam Mempercepat Proses
Persalinan.
Is It Time To Abandon Episiotomy Use? A
Randomized Controlled Trial (Epitrial)
TAHUN PENELITIAN 2022 2020
METODE
PENELITIAN
Penelusuran literature di Pubmed dan Goggle scholar dengan
menggunakan kata kunci episiotomy or perineum laceration and vaginal
delivery.
Uji coba superioritas kelompok parallel secara
acak.
PERSAMAAN
PENELITIAN
P : Pasien dengan episiotomy dan pasien tanpa episiotomy.
I : Ada indikasi atau penyulit
C : -
O : -
P : Pasien dengan episiotomy dan pasien tanpa
episiotomy.
I : Kasus Gawat Janin
C : -
O : -
PERBEDAAN
PENELITIAN
P : Sebanyak 141 artikel analisis mencakup 115 wanita non episiotomy
dan 122 wanita episiotomy selektif.
I : -Selain gawat janin juga jaringan parut pada perineum ataupun pada
vagina, perineum kaku dan pendek, rupture yang membakat pada
perineum, premature untuk mengurangi tekanan pada janin.
-Teknin episiotomy dengan mediolateral untuk mengurangi resiko
yang lebih parah.
C : Episiotomy harus dilakukan secara selektif dan tidak rutin.
Sedangkan episiotomy garis tengah meningkatkan resiko laserasi
parah.
O : Tidak ada perbedaan dua kelompok sehubungan dengan hasil ibu
atau perinatal. Tingkat episiotomi adalah serupa sekitar 1,7% seperti
durasi kala II persalinan.
P : Peserta episiotomy 337 dan tanpa
episiotomy 339.
I : -Hanya fokus pada gawat janin
-Robekan perineum tingkat lanjutt (derajat 3
dan 4).
C : Tidak ada perbedaan yang tercatat pada hasil
sekunder.
O : Tingkat episiotomy secara signifikan lebih
rendah pada kelompok penelitian (19,6%)
dibandingkan dengan kelompok perawatan
standar (29,8%). Dan menghasilkan rasio
yang mendukung kelompok tanpa
episiotomy.
5. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan akhir dari kedua jurnal yaitu tidak saling
berhubungan, karena pada jurnal 1 menjelaskan tentang
episiotomy tidak dilakukan secara rutin dan dilakukan ketika ada
indikasi dan penyulit serta dilakukan dengan teknik mediolateral.
Sedangkan kesimpulan pada jurnal 2 penurunan penggunaan
episiotomy tidak dikaitkan dengan tingginya tingkat robekan parah
atau dampak buruk lainnya dan prosedur episiotomy dapat
dihindari pada persalinan sepontan maupun dengan bantuan
vakum.
Materi dalam jurnal ini bisa digunakan dalam pelayanan
kebidanan, karena prosedur episiotomy memang dihindari pada
asuhan sayang ibu, namun jika pada kasus indikasi dan penyulit
bisa mempertimbangkan penggunaan teknik episiotomy
mediolateral untuk membantu proses persalinan dan gawat janin,
serta agar tidak terjadi robekan yang lebih parah dan tidak
beraturan.
6. PENELITI UTAMA JURNAL 1 JURNAL 2
JUDUL PENELITIAN Pengaruh Posisi jongkok pada Kala II Persalinan: Evidence Based Case
Report.
The Impact of Labor Positioning on Birthing Outcomes
TAHUN PENELITIAN 2022 2024
METODE PENELITIAN Hasil penelusuran bukti ini dipresentasikan dalam bentuk tabel atau
flowchart yang menunjukkan nama sumber tempat pencarian seperti
Google Scholar, PubMed dan Cochrane Library, kemudian kriteria
inklusi : ibu bersalin, posisi jongkok, full text, RCT,
systematic review dan meta-analysis, dan publikasi 5 tahun terakhir.
Tinjauan literatur ini pertama kali dibangun dengan meninjau 3
database menggunakan istilah dan frase kunci. Istilah dan frase
kunci yang digunakan mencakup posisi persalinan, posisi alternatif
dalam persalinan, dan posisi persalinan dan melahirkan..
PERSAMAAN PENELITIAN P : ibu bersalin
I : -
C : -
O : -
PP : ibu bersalin
I : -
C : -
O : -
PERBEDAAN PENELITIAN P :posisi jongkok (Grup A sebanyak 106 Pasien) dan kelompok control
posisi berbaring miring (Grup B sebanyak 106 pasien)
I : sesuai dengan artikel
pertama yang ditemukan bahwa posisi jongkok lebih disukai pada
multigravida
karena dipengaruhi oleh pengalaman melahirkan sebelumnya dengan
posisi
berbaring miring
C: posisi terlentang banyak digunakan dalam kala II persalinan, namun
tidak disarankan
O:Pada penggunaan posisi jongkok dilaporkan dapat mengurangi
intensitas nyeri kala II persalinan. Selain itu posisi jongkok dipandang
sebagai metode yang mudah dan dapat diterapkan untuk mengurangi
rasa sakit selama kala II persalinan
P :berdampak lebih lanjut pada kepuasan pasien secara
keseluruhan terhadap pengalaman melahirkan. Telah disimpulkan
bahwa penting bagi pendidikan, otonomi, dan kepuasan untuk
dipromosikan secara positif secara langsung meningkatkan hasil.
I : Posisi alternatif pada hasil ibu dan janin selama masa persalinan
dan persalinan
C: dibandingkan dengan posisi standar terlentang atau litotomi?
Secara keseluruhan, ditentukan bahwa ada buktinya tidak cukup
atau buktinya tidak pasti apakah ada alternatif lain
O : posisi mempengaruhi hasil ibu dan janin dari terjadinya
komplikasi
7. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan akhir dari kedua jurnal yaitu tidak saling berhubungan.
JURNAL 1: disimpulkan bahwa terdapat pengaruh posisi jongkok terhadap kala II
persalinan. Hal ini dapat dilakukan pada ibu bersalin selama kala II persalinan untuk
mempercepat kemajuan persalinan dan mengurangi terjadinya partus lama atau kala II
memanjang. Sedangkan, JURNAL 2 : Kesimpulan umumnya adalah tidak terdapat
cukup bukti untuk menentukan dampak posisi terhadap komplikasi ibu dan janin, atau
bukti yang ditampilkan tidak membedakan satu posisi dengan posisi lainnya.
8. PENELITI UTAMA JURNAL 1 JURNAL 2
JUDUL PENELITIAN
Perubahan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir Ditinjau
Dari Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Early Initiation Of Breastfeeding: a Systematic
Literature Review Of Factors And Barriers In South Asia
TAHUN PENELITIAN 2023 2016
METODE PENELITIAN
Survey Analitik dengan
pendekatan Cross sectional.
Protocol of the systematic
literature review.
PERSAMAAN
PENELITIAN
P : Responden Melahirkan I : Mencegah Kematian
Bayi Baru Lahir C :-
O : -
P : Responden Melahirkan
I : Mencegah Kematian Bayi Baru Lahir
C :-
O : -
PERBEDAAN
PENELITIAN
P : -
I : Pengaruh Suhu Tubuh Pada Bayi Baru Lahir
C : Perubahan sub suhu tubuh bayi baru lahir normal
yaitu 26
responden. Hasil chi square di peroleh 0,000 (pvalue
<0,05). Dari hasil analisa berarti ada hubungan
bermakna antara inisiasi menyusui dini dengan
perubahan suhu tubuh bayi baru lahir.
O : Dari 30 responden yang melahirkan 26 (86,7%)
melakukaninisiasi menyusui dini dan 27
(90%) responden bayi nya memiliki perubahan suhu
tubuh bayi normal.
P : -
I : Perubahan Gizi Pada Bayi Baru Lahir
C : Di Asia Selatan hanya 41% bayi baru lahir yang mendapatkan ASI dalam
1 jam setelah lahir, termasuk yang terburuk di dunia. Inisiasi menyusui dini
atau tepat waktu, khususnya dalam
1 jam setelah kelahiran, mengacu pada rekomendasi praktik terbaik oleh
organisasi kesehatan dunia (WHO).
O : Pada review literatur terdapat faktor-faktor yang mengganggu tingkat gizi
asia selatan, selain sosio-ekonomi, geografis, dan pendidikan, juga
kurangnya informasi, rendahnya akses layanan kesehatan, kesalahan
presepsi, dan todak adanya dukungan serta ketidakcukupan ASI, serta
keterlibatan ibu
dalam mengambil keputusan.
9. KESIMPULAN
Bersarkan kesimpulan kedua jurnal tidak berhubungan. Karena pada jurnal
1 memberi kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara inisiasi
menyusui dini dengan perubahan suhu tubuh bayi baru lahir. Sedangkan
pada jurnal 2 lebih spesifik pada dampak yang lebih besar terhadap
kelangsungan hidup bayi baru lahir dan peningkatan gizi.
Materi dari kedua jurnal ini tentu bisa digunakan dalam pelayanan
kebidanan. Karena inisiasi menyusui dini memang penting untuk kehidupan
awal bayi berhubungan dengan perubahan suhu bayi, selain itu peningkatan
gizi pada bayi baru lahir juga erat kaitannya dengan inisiasi menyusui dini
terlebih pada negara menengah kebawah.
10. PENELITI UTAMA JURNAL 1 JURNAL 2
JUDUL PENELITIAN Efektifitas Waktu Penundaan Pemotongan Tali Pusat Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Bayi Baru Lahir Di Rs Anutapura Kota Palu
A randomized controlled study of immediate versus delayed
umbilical cord clamping in infants born by elective caesarean
section
TAHUN PENELITIAN 2019 2020
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain yang
digunakan ialah posttest-only control design
Studi non-komersial, kasus-kontrol, acak, terbuka.
PERSAMAAN
PENELITIAN
P: Bayi Baru Lahir Normal.
I: Penundaan klem tali pusat selama 2 menit.
C: Penundaan klem tali pusat selama 3 menit.
O: Peningkatan Kadar Hb
Persamaan:
Sampel yaitu Bayi Baru Lahir
Membandingkan 2 sampel
P: Bayi Baru Lahir melalui SC elektif.
I: Penjepitan tali pusat dini/segera
C: Penjepitan tali pusat tertunda (1 menit)
O: Peningkatan Hematokrit dan Bilirubin
PERBEDAAN
PENELITIAN
P: Bayi Baru Lahir Normal.
I: Penundaan klem tali pusat selama 2 menit.
C: Penundaan klem tali pusat selama 3 menit.
O: Peningkatan Kadar Hb
Perbedaan:
Metode Persalinan
Waktu yang Digunakan Dalam Penelitian
Outcome yang dihasilakan
P: Bayi Baru Lahir Normal.
I: Penundaan klem tali pusat selama 2 menit.
C: Penundaan klem tali pusat selama 3 menit.
O: Peningkatan Kadar Hb
Pemotongan Segera Tali Pusat Bayi Saat Persalinan
11. Pemotongan Segera Tali Pusat Bayi Saat Persalinan
Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan akhir dari 2 jurnal yaitu saling berhubungan. Kedua jurnal sama-sama
membuktikan bahwa penundaan klem tali pusat lebih baik daripada klem tali pusat segera. Pada jurnal 1
diperoleh waktu penundaan pemotongan tali pusat efektif terhadap kadar hemoglobin bayi baru lahir, dan
pada jurnal 2 penundaan klem tali pusat meningkatkan hematokrit dan bilirubin.
Penundaan klem tali pusat dapat digunakan dalam pelayanan kebidanan, karena dapat memberikan
manfaat pada bayi dalam perkembangan kehidupannya. Penundaan penjepitan tali pusat setidaknya selama
30–60 detik dinilai dapat memberikan manfaat baik untuk bayi cukup bulan maupun prematur. Manfaat
dari penundaan penjepitan tali pusat diantaranya meningkatkan nilai hemoglobin dan cadangan besi
terutama pada beberapa bulan awal kehidupan bayi.