1. SKRIPSI
HUBUNGAN ANEMIA DAN RIWAYAT KETUBAN PECAH DINI (KPD)
DENGAN KEJADIAN KPD DI RUANG BERSALIN RSUD PRAYA
Disusun oleh :
SRIWIYANTI
1702M.b.B120
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN DAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2018/2019
2. Menurut WHO, kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau insiden PROM (prelobour
rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. KPD preterm
terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm.
Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran prematur
Menurut
WHO
2015
Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5%- 6% dari seluruh kehamilan, sedangkan di luar
negeri insiden KPD antara 6%-12%. Kebanyakan studi di India mendokumentasikan
insiden 7-12% untuk PROM yang 60-70% terjadi pada jangka waktu lama
Menurut
BPS
2016
Ketuban pecah dini merupakan penyebab utama yaitu 60-80 % morbiditas dan
mortalitas neonatal di seluruh dunia. Indonesia memiliki angka kejadian KPD sekitar
39,1 % pada tahun 2012. Sedangkan di Provinsi NTB angka kejadian KPD sekitar 16 %
(SDKI, 2012)
SDKI
2012
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas
adalah “apakah ada Hubungan Anemia dan Riwayat
Ketuban Pecah Dini (KPD) Dengan Kejadian KPD di
ruang Bersalin RSUD Praya?”
4. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada Hubungan Anemia dan
Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD) Dengan Kejadian KPD di ruang Bersalin
RSUD Praya.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Anemia di Ruang Bersalin RSUD Praya.
2. Mengidentifikasi Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang Bersalin
RSUD Praya.
3. Mengidentifikasi kejadian Ketuban Pecah dini (KPD) di Ruang Bersalin
RSUD Praya
4. Menganalisa hubungan anemia dengan kejadian Ketuban Pecah Dini
(KPD) di Ruang Bersalin RSUD Praya.
5. Menganalisa hubungan riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan
kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya.
5. Manfaat Penelitian
Bagi Pihak Rumah Sakit
Bagi Instansi Pendidikan
Bagi Masyarakat
Bagi peneliti lain
6. Keaslian Penelitian
No Nama Judul Metode Hasil penelitian
1. Pujiningsih,
(2012)
Analisis Tentang
Paritas Dengan
Kejadian
Ketuban Pecah
Dini Pada Ibu
Bersalin Di
RSUD Sidoarjo
Deskriptif dengan
desain penelitian
cross sectoinal yang
pengambilan
sampelnya
dilakukan secara
probability sampling
dan tipe yang
digunakan adalah
sampel random
bahwa sebagian besar ibu bersalin 101 orang (55,20%)
adalah multipara, sebagian ketuban pecah dini dialami oleh
grande multipara sebanyak 4 orang (36,36%), dan sebagian
besar ibu bersalin 138 orang (75,41%) tidak mengalami
ketuban pecah dini.
2. Tria Eni
Rafika Devi
Faktor–Faktor
yang
Berhubungan
dengan kejadian
Ketuban Pecah
Dini di RSIA
Kenari Graha
Medika Cileungsi
Bogor Tahun
2016
Metode Penelitian
Metode pada
penelitian ini yaitu
analitik, dengan
rancangan Cross
Sectional
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder (rekam medik)
dengan cara chek list, kemudian pengolahan data menggunakan analisa
secara univariat dan bivariat. Uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square.
Dilakukannya penelitian ini karena angka kejadian Ketuban Pecah Dini di
RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi-Bogor Tahun 2016 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi (14,7%).Presentase angka
kejadian KPD di RSIA Kenari Graha Medika Tahun 2015 Jumlah Ibu
Hamil dengan KPD sebanyak 60 Orang (11,1%), namun pada Tahun 2016
sebanyak 85 orang (14.7%) Ibu Hamil mengalami KPD mengalami
kenaikan.
7. BAB II TINJAUAN TEORI
Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput sebelum
terdapat tanda- tanda persalinan mulai dan ditunggu satu
jam belum terjadi inpartu terjadi pada pembukaan < 4 cm
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau
kurang.
Konsep Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau
kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut
dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,
terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 .
8. Kerangka Kosep Teori
1. Anemia
2. Riwayat Ketuban Pecah
dini sebelumnya
Kejadian Ketuban
Pecah Dini (KPD)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) menurutManuaba (2009)
1. Serviks inkompeten Persepsi
2. Faktor keturunan
3. Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban (infeksi
genetalia)
4. Overdistensi uterus
5. Malposisi atau malpresentase janin
6. Faktor yang menyebabkan kerusakan serviks
7. Merokok selama kehamilan
8. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang
kuat daripada usia muda
9. Paritas
10.Polihidramnion
11.Berat masa kehamilan dan keadaan sosial ekonomi.
9. Hipotesis penelitian
1.H0 : Ada Hubungan anemia danriwayat Ketuban Pecah Dini
(KPD) dengan Kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya
tahun 2019.
2.H1 : Tidak ada Hubungan anemia dan riwayat Ketuban Pecah
Dini (KPD) dengan Kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD
Praya tahun 2019.
10. BAB III Metode Penelitian
• Deskriptif analitik yang artinya survey
dengan pendekatan Cross-secsional
Desain
penelitian
• Populasi : semua ibu bersalin di Ruang Bersalin RSUD
Praya dari bulan Oktiber 2018 – Januari 2019
sebanyak 463 orang.
• Sampel : Sampel dalam penelitian ini adalah semua
ibu bersalin di Ruang Bersalin RSUD Praya sebanyak
90 orang
Populasi dan
sampel
• Menggunakan Random sampling dengan
rumus Slovin
Teknik
Sampling
11. Definisi Oprasional
No. Variabel Definisi operasional Parameter
Alat ukur
Hasil Ukur Skala
1 Independen
Anemia
Nilai kadar HB ibu saat
hamil dari hasil HB
pemeriksaan terakhir
a. Anemia (Hb < 10
mg/dl)
b. Tidak anemia (
Hb >10 mg/dl)
REKAMENDIK
1. Anemia
2. Tidak
anemia
Nominal
2 Independen :
Riwayat KPD
Kejadian yang pernah
dialami oleh ibu bersalin
dengan kejadian KPD
pada kehamilan
sebelumnya
Riwayat Kejadian
KPD terdahulu
REKAM MEDIK
1. Ya
2. Tidak
Nominal
3. Dependen
Kejadian KPD
Diagnosa KPD yang
dinyatakan oleh Medis
sesuai dengan anamnese
dan tanda klinis ibu
bersalin
Kejadiaan KPD 1. KPD
2. Tidak KPD
Nominal
13. Analisa Data
Analisa yang digunakan adalah Uji Chi Squere yaitu :
1. Jika probabilitas (p value) ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen dengan dependen.
2. Jika probabilitas (p value) > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen dengan dependen.
Analisis data mempergunakan perangkat lunak (soft ware) SPSS For
Windows Versi 20.00 (santoso, 2012)
14. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Praya adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah Terletak di Ibu Kota
Kabupaten Lombok Tengah dengan luas lahan/ tanah 4 ha dengan
batasan berikut :
Sebelah Utara : Jalan Raya
Sebelah Timur : Sungai
Sebelah Selatan : Perumahan BTN Bogak
Sebelah Barat : Area persawah
15. 2. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekwensi Persen
1. SD 10 11.1
2. SMP 10 11.1
3. SMA 46 51.1
4. Pasca Sarjana 24 26.7
Total 90 100
b. Pekerjaan
No Pekerjaan
Frekwensi
Persen
1 Pegawai Negeri Sipil 12 13.3
2 Swasta 10 11.1
3 Wirausaha 16 17.8
4 Petani 8 8.9
5
Ibu Rumah Tangga
44 48.9
Total 90 100
16. c. Umur
No Umur
Frekwensi
Persen
1 18-25 Tahun 10 11.1
2 26-35 Tahun 66 73.3
3 36-45 Tahun 14 15.6
Total 90 100
3. Analisa Univariat
a. Anemia
No Kategori
Frekwen
si
Persen
1 Anemia 42 46.7
2 Tidak Anemia 48 53.3
Total 90 100
17. b. Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD)
No Kategori Frekwensi Persen
1 Ada Riwayat
KPD
50 55.6
2 Tidak Ada
Riwayat KPD
40 44.4
Total 90 100.0
c. Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
No Kategori Frekwensi Persen
1 KPD 80 88.9
2 Tidak KPD 10 11.1
Total 90 100.0
18. 4. Analisa Bivariat
a. Analisis Anemia dengan Kejadian KPD di ruang Bersalin RSUD
Praya
Anemia
Kejadian KPD
Total
Sig. (2-tailed)
YA Tidak
n % n % n %
Anemia 34 37.8 8 8.9 42 46.7
0,025
Tidak anemia 46 51.1 2 2.2 48 53.3
Total 80 88.9 10 11.1 90 100
b. Analisis Riwayat KPD dengan Kejadian KPD di ruang
Bersalin RSUD Praya
Riwayat KPD
Kejadian KPD
Total Sig. (2-
tailed)
Ya Tidak
n % % n %
Ada Riwayat KPD 48 53.3 2 2.2 50 55.6
0,025
Tidak ada riwayat
KPD
32 35.6 8 8.9 40 44.4
Total 80 88.9 10 11.1 90 100
19. B. PEMBAHASAN
1. Anemia di Ruang bersalin RSUD Praya
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.4 menunjukkan
bahwa paling banyak tidak ada riwayat anemia yaitu 48
orang (53,3%) dan yang paling sedikit dengan anemia
sebanyak 42 orang (46,7%). Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester
2 (Wiknjosastro, 2009).
Pada saat trimester kedua kebutuhan zat pembentuk darah
terutama zat besi meningkat tajam hingga dua kali lipat
dibandingkan saat tidak hamil. Keadaan ini disebabkan
volume darah ibu meningkat karena kebutuhan janin akan
oksigen dan zat gizi yang dibawa oleh sel darah merah
(Soebroto, 2009).
20. b. Riwayat Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUD Praya
Hasil penelitian menunjukkan Tabel 4.5 menunjukan yang
paling banyak ada Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu
sebanyak 24 orang sebesar 53,3%. dan yang paling sedikit 7
orang (13,5%). Hal ini menunjukkan bahwa baik usia beresiko
maupun tidak beresiko memiliki kesempatan yang sama
terjadinya ketuban pecah dini. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Canaya (2013) yang menyatakan bahwa usia
berisiko (<20 tahun dan >35 Tahun) memiliki resiko lebih
tinggi terjadinya ketuban pecah dini dibanding dengan usia
reproduktif (20-35 Tahun). Kejadian Ketuban pecah dini pada
usia reproduktif bisa disebabkan oleh faktor lain beberapa
diantaranya faktor micronutrient zat besi dan vitamin C.
21. c. Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUD Praya
Berdasarakan Tabel Tabel 4.6 menunjukan kejadian Ketuban Pecah
Dini yang paling banyak yaitu dengan KPD sebanyak 80 orang sebesar
(88,9%), dan yang paling sedikit dengan tidak KPD 10 orang (11,1%).
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai kebocoran cairan ketuban
melalui Ruptured Chorioamniotic Membranes yang terjadi sebelum
adanya tanda-tanda persalinan di setiap usia kehamilan. (Ghomian,
2013).
Hasil penelitian Agu Pu at all (2014) menyatakan bahwa kejadian KPD
lebih banyak terjadi pada usia reproduktif yaitu usia tahun. Jadi dapat
disimpulkan dalam penelitian ini bahwa tidak sesuai dengan penelitian
terdahulu yang menyatakan bahwa usia mempunyai hubungan
terhadap kejadian KPD. Terbukti dari hasil penelitian didapatkan
bahwa usia reproduktif dan usia yang memiliki risiko tinggi sama-sama
tidak mempengaruhi kejadian KPD.
22. 4. Analisis Hubungan Anemia dan Riwayat Ketuban Pecah Dinin (KPD) dengan
Kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya
a. Analisis Hubungan Anemia dengan Kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa anemia di kategori anemia dengan ada
kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 34 orang (37,8%), anemia dengan tidak
ada kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 8 orang (8,9%). Sedangkan anemia
di kategori tidak anemia dengan ada kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 46
orang (51,1%), tidak anemia dengan tidak ada kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
sebanyak 2 orang (2,2%).
Berdasarkan hasil analisis uji statistik tersebut didapatkan nilai Coefesien
Correlation sebesar 0,016 yang berarti kekuatan hubungan pada kategori rendah
dengan arah hubungan positif, yang artinya H0 ditolak yeng berarti “ Ada hubungan
antara anemia dengan kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya”.
23. Hal ini sejalan dengan teori dari Manuaba (2007) yang menyatakan bahwa
anemia dalam kehamilan menyebabkan ibu hamil tidak begitu mampu untuk
menghadapi kehilangan darah dan membuatnya rentan terhadap infeksi serta
menimbulkan hipoksia fetal dan persalinan prematur sehingga meningkatkan
resiko terjadinya ketuban pecah dini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa dampak
anemia pada janin antara lain bisa menyebabkan abortus, kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah
infeksi.Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan
prematuritas, ancaman dekompensasi kordis dan KPD. Pada saat persalinan
dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post
partum karena atonia uteri (Manuaba & Chandranita, Gadar Obstetri dan
Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan, 2009).
Ibu hamil dengan anemia menyebabkan daya tahan tubuh dan suplai nutrisi
ke janin menjadi berkurang. Kadar hemoglobin yang rendah memungkinkan
wanita hamil mudah mengalami infeksi.
24. b. Analisis Hubungan Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD)
dengan Kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa riwayat KPD di kategori
ada riwayat KPD dengan ada kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
sebanyak 48 orang (53,3%), riwayat KPD dengan tidak ada kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 2 orang (2,2%). Sedangkan
riwayat KPD di kategori tidak ada riwayat KPD dengan ada kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 32 orang (35,6%), tidak ada
riwayat KPD dengan tidak ada kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
sebanyak 8 orang (8,9%).
Berdasarkan hasil analisis uji statistik tersebut didapatkan nilai
Coefesien Correlation sebesar 0,025 yang berarti kekuatan hubungan
pada kategori rendah dengan arah hubungan positif, yang artinya H0
ditolak yeng berarti “ Ada hubungan antara Riwayat KPD dengan
kejadian KPD di Ruang Bersalin RSUD Praya”.
25. Menurut teori Anggarini, 2010 yaitu, riwayat ketuban pecah dini tersebut akan berulang
pada kehamilan selanjutnya seperti yang dijelaskan oleh teori bahwa ibu hamil dengan
riwayat ketuban pecah dini mempunyai faktor resiko 4 kali beresiko untuk terjadi
ketuban pecah dini pada kehamilan selanjutnya dari pada ibu hamil yang tidak
mempunyai riwayat ketuban pecah dini sebelumnya.Berdasarkan gambar dapat diketahui
bahwa dari 6 ibu hamil multipara trimester III yang mengalami KPD.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, peneliti berpendapat bahwa faktor riwayat
KPD yang lalu mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil trimester III
sesuai dengan ada. Hal ini dapat dijadikan masukan agar ibu hamil primigravida dengan
KPD lebih berhati-hati untuk kehamilan selanjutnya agar tidak mengalami KPD yang
berulang. Faktor riwayat KPD dalah faktor ke tiga setelah faktor infeksi dan trauma yang
paling mempengaruhi kejadian KPD pada ibu hamil trimester III.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, peneliti berpendapat bahwa faktor riwayat
KPD yang lalu mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil trimester III
sesuai dengan ada. Hal ini dapat dijadikan masukan agar ibu hamil primigravida dengan
KPD lebih berhati-hati untuk kehamilan selanjutnya agar tidak mengalami KPD yang
berulang. Faktor riwayat KPD dalah faktor ke tiga setelah faktor infeksi dan trauma yang
paling mempengaruhi kejadian KPD pada ibu hamil trimester III.
26. c. Keterbatasan Pnelitian
Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder sehingga tidak
melakukan observasi secara mendalam tentang faktor penyebab
terjadinya KPD. Banyak faktor lain yang mempengaruhi kejadian KPD
yang tidak diteliti seperti kelainan letak, infeksi, gemelli.
27. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tidak ada anemia yaitu 48 orang (53,3%) dan yang paling sedikit dengan anemia
sebanyak 42 orang (46,7%)
Riwayat Ketuban Pecah Dini (KPD yang paling banyak yaitu sebanyak 24 orang
(53,3%). dan yang paling sedikit tidak ada riwayat KPD sebanyak 7 orang (13,5%).
Kejadian Ketuban Pecah Dini yang paling banyak yaitu dengan KPD sebanyak 80
orang sebesar (88,9%).
Uji statistik tersebut didapatkan nilai Coefesien Correlation sebesar 0,016 yang
artinya H0 ditolak yang berarti “ Ada hubungan antara anemia dengan kejadian KPD
di Ruang Bersalin RSUD Praya”. Sedangkan riwayat KPD dengan Kejadian KPD di
dapatkan nilai Coefesien Correlation sebesar 0,025 yang berarti artinya H0 ditolak
ygng berarti “ Ada hubungan antara Riwayat KPD dengan kejadian KPD di Ruang
Bersalin RSUD Praya”.
28. Saran
Saran
Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi Institusi
Bagi Peneliti selanjutnya