2. Definisi
Biopsy adalah sebuah prosedur bedah untuk
mengambil sebuah jaringan untuk
pemeriksaan mikroskopis (histopatologis),
untuk menegakan diagnosis penyakit.
American Cancer Society* :
“..removes a sample of the abnormal
area to be looked at under a microscope”
*Fine RE. Image-directed breast biopsy. In: Steele GD, et al,
editor. Atlas of Surgical Oncology. Chicago. 2000. p65-7
3. Biopsi Insisi : teknik biopsi terbuka untuk mengambil sebagian dari massa
tumor yang dapat dikombinasikan dengan pemeriksaan potong beku untuk
mendapatkan diagnosa histopatologi intraoperatif 1
Biopsi Eksisi : Mengangkat massa ataupun lesi abnormal secara
keseluruhan, bersama dengan sedikit jaringan normal di sekitarnya2
Wide eksisi : mengangkat seluruh tumor beserta jaringan sehat sekitar
dengan batas / margin bebas tumor (free margin) yang di buktikan secara
histologi3
Ekstirpasi : mengangkat keseluruhan tumor beserta kapsulnya4
Enukleasi : mengangkat massa dengan minimal atau tanpa margin. Masih
meninggalkan kapsul. 4
Debulking : menghilangkan porsi utama dari lesi, seperti menghilangkan
sebagian besar tumor, jadi hanya tertinggal sedikit bagian tumor5
Marsupialisasi : pembuatan kantung, dilakukan terutama pada operasi kista
dengan reseksi dinding anterior dan jahit ujung potongan dari sisa kista ke
ujung kulit yang paling dekat, dengan demikian membentuk kantung dari
apa yang sebelumnya merupakan kista tertutup6
1 Peraboi 2020
2 Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
3 Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006 ; 55-60
4 Townsend dkk. Sabiston Textbook of surgery. Elsevier 2017 hal 3
5 Townsend dkk. Sabiston Textbook of surgery. Elsevier 2017 hal 7
6 Townsend dkk. Sabiston Textbook of surgery. Elsevier 2017 hal 7
7 Townsend dkk. Sabiston Textbook of surgery. Elsevier 2017 hal 2
4. Indikasi Biopsi
Setiap lesi yang memiliki karakteristik
keganasan
Proses inflamasi yang tidak diketahui
penyebabnya dan berlangsung sangat lama
(vaskulitis)
Lesi yang mengganggu fungsi lokal
Lesi pada tulang yang tidak bisa diidentifikasi
secara klinis dan radiografis
Lynch DP, Morris LF. The oral mucosal punch biopsy: indications and
technique. J Am Dent Assoc 1990 Jul;121(1):145-9.
5. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
biopsi* :
1. Lokasi / posisi tumor
2. Ukuran tumor
3. Penampilan
tumor(abnormalitas)
*) Lorraine Tafra. Breast Cancer. In: David N. Krag, editor, et all. Surgical Oncology Landes.2000.p 5-10
6. Syarat melakukan Biopsi*,**
Tidak boleh membuat flap
Dilakukan secara tajam
Tidak boleh memasang drain
Letaknya di bagian tumor yang dicurigai
Garis insisi harus memperhatikan rencana
terapi definitif (diletakkan di bagian yang
akan diangkat saat operasi definitif)
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
**) Lorraine Tafra. Breast Cancer. In: David N. Krag, editor, et all. Surgical Oncology Landes.2000.p 5-10
7. Types of biopsies
Surgical Biopsy
Needle Biopsy
1. Incisional biopsy.
2. Excisional biopsy.
1. Fine needle aspiration
biopsy (FNAB)
2. Core Biopsy
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
**) Meric-Bernstam F, Pollock RE. Oncology. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter
JG, Pollock RE. Schwartz’s manual of surgery. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies. 2006.
9. Fine Needle Aspiration Biopsy
Menggunakan jarum 25 gauge untuk
aspirasi cairan atau jaringan pada lesi
Bantuan dengan pencitraan
seperti ultrasound(ultrasound-
guided biopsy)
Richard E.Fine. Image-Directed Breast Biopsy. In : Gleen D Steele, et all, editor. Atlas of Surgical
Oncology.Chicago.2000.p 65-67
10. Indikasi
Organ: KGB, tiroid, kelenjar liur, payudara, organ intraabdomen, paru-
paru
Diagnostik
Evaluasi awal
Menilai rekurensi
Evaluasi metastasis
Terapeutik evakuasi kista
Obaseki DE. Fine needle aspiration cytology in tumour diagnosis. Benin City; Nigeria
11. Fine Needle Aspiration Biopsy
Mudah
Hasilnya cepat
Murah
Waktu pemulihan
lebih singkat
Cukup baik untuk
diagnosis
Seringkali tidak
mendapatkan jaringan
yang dimaksud false
negatif tinggi
Pemeriksaan sitologi,
bukan histolopatologis
Operator dependent
Keuntungan Kerugian
Diagnosis
tidak jelas
Biopsi
berulang
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
12. Akurasi
FNAB tiroid:*
Sensitivitas 60-80%, spesifisitas 90,1-92,6%,
akurasi 89,4-91,7%.
US guided FNAB: menurunkan non diagnostic rate
dari 15-20% menjadi 3% (klasifikasi bethesda)
tindakan selanjutnya
FNAB payudara:**
Sensitivitas 76-99%, spesifisitas 60-100%, akurasi
72-95%
US guided FNAB : sensitivitas 97%, Spesifisitas
99%
*) Kamenov ZA, Karamfilova VN, Chavrakov GN. Ultrasound-guided fine-needle aspiration biopsy in unselected
consercutive patients with thyroid nodules. Endocrinology 2011:1-7.
**) Harigopal M, Chieng DC. Breast cytology: current issues and future directions. The Open Breast Cancer Journal
2010;2:81-9.
13. Klasifikasi Bethesda
Bethesda I (Nondiagnostik or Unsatisficatory :
Cyst fluid) Spesimen darah yang tidak
mengandung sel epitel asli.
Bethesda II (Benign) (a) Makrofag berlimpah dan kelompok
sentral dari sel folikel khas. Nodul koloid (b) Kelompok sel
epitel oxyphilic berhubungan erat dengan limfosit kecil.
Tiroiditis Hashimoto (c) sheet epitel dengan fitur morfologi
diawetkan
Bethesda III (Atipia of
undetermined significance or
follicular lesion of undetermined
significance) Struktur sel Morular
dengan fitur oxyphilic, sedikit
anisokaryosis dan nuclear
grooves parsial
Bethesda IV (Follicular neoplasm
or suspicious for a follicular
neoplasm) Pola monoton sel
epitel dalam arsitektur
microfollicular
Bethesda V-VI (Suspicious
malignancy dan Malignant) Sel-sel
neoplastik dengan nuclear
grooves
The Bethesda System for Reporting Thyroid Cytopathology: Interpretation and Guidelines in Surgical Treatment,
15. FNAB pada Tiroid
1. Persiapan alat:
spuit 10cc, kassa kecil,
jarum 25 Gauze, glass
slide, alkohol 96%
2. Lakukan Inspeksi dan
palpasi pada tiroid
lokasi, ukuran,
konsistensi, batas,
mobilitas dari benjolan
tersebut.
3. Di konfirmasi dengan
USG Thyroid pasien
Management of Thyroid Cancer and Related Nodular Disease. . Ross McDougall. Spinger 2006. Hal 108 - 110
16. 4. Pasangkan jarum 25 gauge pada
spuit 10 cc. Aspirasi udara
sebelumnya
5. Identifikasi jaringan yang dicurigai
dengan bantuan USG
Management of Thyroid Cancer and Related Nodular Disease. . Ross McDougall. Spinger 2006. Hal 108 - 110
17. 6. Posisi jarum berada di tengah probe,
Sudut 45o terhadap probe dan
ditusukkan sekeliling +0.5cm
7. Jarum ditusuk berulang kali pada lesi
untuk mendapatkan sel yang
dicurigai.
Management of Thyroid Cancer and Related Nodular Disease. . Ross McDougall. Spinger 2006. Hal 108 - 110
18. 8. Tembakkan sel pada kaca preparat yang
telah disiapkan sebelumnya, secepat
mungkin dan secara bertahap. Lakukan
berulang
9. Buat apusan setipis mungkin fiksasi dalam
alkohol 96% (30 menit)
10. Kirimkan ke PA lengkap dengan data pasien
pemeriksaan Papaniculou (sediaan
basah)dan Giemsa staining(sediaan kering)
Management of Thyroid Cancer and Related Nodular Disease. . Ross McDougall. Spinger 2006. Hal 108 - 110
20. Core Biopsy
Merupakan prosedur pengambilan sampel
menggunakan hollow core needle yang berukuran
antara 11-16 gauge
Sensitivitas 92 %, spesifisitas hampir 100 %*
Bisa menggunakan imaging-guided, mis
USG,MRI, CT Scan**
*)Richard E.Fine. Image-Directed Breast Biopsy. In : Gleen D Steele, et all, editor. Atlas of Surgical
Oncology.Chicago.2000.p 65-67
**)Widyastuti Rani, Putu Anda, Sri Maliawan. Core Needle Biopsi pada Tumor Payudara.
21. Efektif, efisien,
aman
Jarum yang lebih
besar dapat
memungkinkan
pengambilan
jaringan dalam
bentuk yang lebih
utuh
Mahal
Proses jaringan
lebih lama
Bekas luka pada
tempat injeksi
jarum
Kemungkinan
Seeding
kontroversial**,***
Keuntungan Kerugian
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
**) Shyamala K, Girish HC, Murgod S. Risk of tumor cell seeding through biopsy and aspiration cytology. J Int Soc
Prev Community Dent 2014; 4(1):5-11.
***) Loughran CF, Keeling CR. Seeding of tumour cells following breast biopsy: a literature review. Br J Radiol
2011; 84(1006):869-74.
22. Core biopsy pada tumor payudara
1. Anestesi lokal dengan infiltrasi
lidokain
2. Insisi tepat di atas massa
dengan blade nomor 11 untuk
mempermudah masuknya
ujung jarum(14G)
3. Jarum kemudian ditusukkan
ke dalam tumor
Menuntun jarum dengan
palpasi ataupun imaging-guided
Rafael Dahmer Rocha. Step-by-step of ultrasound-guided core-needle biopsy of the
breast: review and technique. 2016
23. Rafael Dahmer Rocha. Step-by-step of ultrasound-guided core-needle biopsy of the
breast: review and technique. 2016
24. 4. Saat sampel jaringan
terambil, akan terdengar
bunyi “klik” dari jarum dan
instrumen sampling
5. Canula dilepaskan,
sampel diambil, fiksasi
dengan buffered formalin
10% volume 10x massa
tumor* atau minimal
semua jaringan terendam
buffered formalin
6. Waktu dari jaringan
sampai ke formalin < 20
menit*
Rafael Dahmer Rocha. Step-by-step of ultrasound-guided core-needle biopsy of the breast:
review and technique. 2016
* C. Loomis, M. Alu-Protocol: 12-16-2016
25. 7. Penusukan
dilakukan kurang 3-
6 kali untuk
mendapatkan
sampel ideal
8. Jarum dicabut dan
luka ditekan
9. Jaringan dikirim ke
lab PA untuk analisis
Rafael Dahmer Rocha. Step-by-step
of ultrasound-guided core-needle
biopsy of the breast: review and
technique. 2016
26. Fine Needle Aspiration versus Core Needle
Biopsy
FNAB cyotology
Menggunakan jarum 21, 22 atau 23
dengan spuit 5 – 10 ml
Cocok untuk aspirasi kista
Sensitivity : 73-99%
Sampel inadequat
Dibutuhkan konfirmasi bila hasil
biopsi dan klinis berbeda melalui
open biopsi
Jika terdapat atypia pada FNAB, juga
harus dikonfirmasi open biopsi
Atypia : 3,5 – 9, 5 % of FNAB or CNB
biasanya berkaitan dengan 30 - 60 %
cancer pada open biopsi
CNB untuk pemeriksaan patologi
Menggunakan 14, 18, 20
Tissue cores can be processed for
complete pathologic assesment and
are generally adequate to determine
level
Sensitivity : lebih tinggi dibanding
FNAB
Specimen : 1) Benign 2)
atypical/indeterminate 3) suspicious
for carcinoma 4) malignant 5)
insufficient sample for diagnosis
Jika gambaran klinis (mammography,
sonographic, temuan klinis) sesuai
dengan gambaran lesi jinak, maka
tidak dibutuhkan lagi intervensi
selanjutnya
Dibutuhkan untuk mengakurasi
diagnosis atau membedakan insitu
dengan invasive
Newman, Lisa A. dkk Breast Biopsy Techniques. Humana press totowa, New
Jersey ; 72-73
28. Biopsi Insisi
“..biopsy that samples only a
particular portion or
representative part of a lesion”
Indikasi :
ukuran lebih dari 3 cm
unresectable
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
29. Teknik
1) Lakukan asepsis dan antisepsis dan juga tindakan anastesi
lokal
2) Pilihlah daerah yang cukup mewakili
Pilihlah daerah yang mudah dijahit
Jangan mengambil jaringan nekrotik
3) Dilakukan insisi untuk pengambilan sampel
4) Daerah insisi ditutup
5) Jangan mengambil jaringan nekrotik
6) Ambil jaringan yang padat, paling padat
7) Memperhatikan rencana operasi selanjutnya
30. Biopsi Insisi
Spesimen yang dalam dan
sempit lebih baik daripada
spesimen yang lebar tetapi
dangkal, karena
Kontrol perdarahan lebih
mudah
Mengurangi false
negative
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
31. Komplikasi
Pendarahan
Pada insisional biopsi tumor, mudah terjadi
perdarahan. Bila perdarahan merembes dan tidak
dapat dijahit (jaringan rapuh), dilakukan balut
tekan diatas titik perdarahan
Infeksi
tehnik aseptik tidak dilaksanakan dengan tepat,
atau sudah ada infeksi di daerah yang di biopsi
33. Biopsi Eksisi
Mengangkat massa ataupun lesi abnormal secara
keseluruhan, bersama dengan sedikit jaringan
normal di sekitarnya.
Dengan palpasi atau imaging guidance
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
34. Indikasi:
Lesi yang kecil, ukuran <3cm
Suspek jinak
Memungkinkan dilakukan eksisi komplit dengan
batas jaringan normal tanpa adanya mutilasi
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
35. Teknik
1. Asepsis dan antisepsis daerah luka
2. Dilakukan drapping dengan linen steril berulang
3. Dilakukan penyuntikan anestesi lokal ataupun sedatif
anestesi
4. Dilakukan sayatan dengan mesh berbentuk elips
dengan margin 1 – 2 cm di luar tumor
5. Jaringan diambil kemudian dimasukkan ke dalam
buffer formalin 10% lalu dikirimkan ke PA
6. Jaringan subkutan dijahit dengan benang absorbable
dengan simpul di dalam
7. Kulit dijahit dengan benang non absorbable dengan
jahitan satu-satu
*) Pedoman Pengantar Modul Biopsi Divisi Bedah Onkologi Departemen Bedah FKUI-RSCM
36. Prinsip-Prinsip Eksisi
Langer Lines : garis alamiah dari regangan
kulit meluas secara circumferensial dari
daerah areola- nipple didaerah nipple dan
areola tidak boleh melakukan insisi secara
tegak lurus dengan garis langer , namun harus
mengikuti arah garis langer
Inisisi harus dilakukan :
Bagian atas nipple semicircular atau periareolar
Bagian bawah nipple radial / sepanjang
inframamary fold
Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006
; 55-60.
38. Garis Eksisi pada Payudara
Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006 ; 55-60.
39. Pada Kanker Payudara
Mastektomi radikal yang dimodifikasi mengangkat payudara dan kelenjar getah
bening ketiak yang berdekatan. sayatan elips (sayatan Stewart) biasanya
digunakan mencakup payudara sampai ke axilla. Penting untuk dicatat bahwa
sayatan juga melewati tumor primer. Baik payudara dan isi axilla yang berdekatan
dikeluarkan melalui sayatan ini
Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006 ; 55-60.
41. Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006 ; 55-60.
42. Lorraine Tafra. Breast Cancer. In: David N. Krag, editor, et all. Surgical Oncology Landes.2000.p 5-10
43. Lesi yang menjadi
target dapat diambil
dan definitif diagnosis
dapat ditegakkan
Jika terdapat kasus
jinak tidak
dibutuhkan follow up
lanjutan karena lesinya
sudah diangkat secara
komplit
Bila lesi ganas, re-
eksisi perlu
dilakukan untuk
mendapatkan
batas jaringan
normal yang
efektif untuk
dilakukan terapi
KEUNTUNGAN KERUGIAN
45. Wide Eksisi (Lumpectomy)
Eksisi biopsi dilakukan dengan curvelinear
insisi sepanjang garis langer
Jika tumor dekat dengan kulit, maka dilakukan
insisi berbentuk elipse dan kulit disekitar elips
juga dimasukkan ke dalam spesimen
Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006
; 55-60.
46. Teknik Lumpectomy
Ketika insisi dibuat, diseksi tajam digunakan untuk
mengeluarkan tumor dengan jaringan sehat
disekitarnya.
Dua jari dipergunakan untuk mengidentifikasi tumor,
dan jaringan sehat disekitarnya secara tajam
dipisahkan menggunakan gunting.
Disarankan tidak menggunakan electrocauter.
Jika tumor sudah di keluarkan, electrocauter dapat
digunakan untuk mengkontrol hemostasis
Setelah tidak ada perdarahan, luka di irigasi dan
pinggir kulit di dijahit dengan jahitan subcuticular
menggunakan monocryl 3-0
Komplikasi tersering : post operatif hematoma.
Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006
; 55-60.
47. Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg
2006 ; 55-60.
48. Melanoma
Lokal: tindakan eksisi luas dengan tepi bebas
tumor sesuai kriteria ketebalan dan dilakukan
rekonstruksi jika dibutuhkan. Batas sayatan bebas
tumor berhubungan dengan diameter lesi dan
dasar lesi.
Bila hasil operasi batas sayatan bebas tumor tidak
sesuai dengan ketebalan Breslow, harus
dilakukan re-eksisi secepatnya.
Peraboi 2020 hal
104
49. Karsinoma kulit non melanoma
(Basalioma)
Eksisi luas dilakukan dengan safety margin
0,5-1 cm.
Penutupan defek akibat eksisi luas dapat
berupa:
1. Jahitan primer
2. Transplantasi kulit baik secara STSG atau
FTSG
3. Pembuatan flap kulit, bila radikalitas operasi
tercapai
Peraboi 2020 hal 104
50. Karsinoma sel skuamosa (KSS)
Eksisi luas dengan safety margin 1-2 cm diluar
zona reaktif tumor, tergantung lokasi tumor
Peraboi 2020 hal 104
52. Managemen Specimen untuk
Patologis
Ketika specimen di keluarkan, ahli bedah harus
menginpeksi dan palpasi untuk memastikan bahwa
tidak ada gross tumor di pinggir
Ahli bedah harus memahami orietasi dari specimen
yang diberikan (specimen diberikan tanda dengan
benang untuk menandai batas cranial, caudal, medial,
lateral, dasar jaringan)
Ahli Patologi harus sadar bagian dari anterior,
posterior, superior, inferior, medial dan pinggir lateral
Hal ini Penting untuk evaluasi patologi jika ada
margin yang tidak free dari tumor, maka nanti ahli
patologis akan memberitahukan bagian pinggir mana
yang terkena
Jatoi, Ismail dkk. Atlas of Breast Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006 ;
55-60.