SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
SUSPENSI
DEFINISI SUSPENSI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut, namun terdispersi dalam
cairan pembawanya
Terdispersi = Tersebar
Sehingga, suspensi disebut termasuk ke dalam sistem
dispersi
Gambaran sistem suspensi
(skala mikroskopis) :
Partikel padat
(ukuran : mikroskopis)
4
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI :
1.Agar mudah ditelan (dibanding tablet) → utk
anak2
2.Mengurangi penguraian obat dalam air.
- utk zat yg sgt mudah terurai oleh air, dipilih
bentuk tidak larutnya
- lalu kemudian dibuat suspensi
contoh : beberapa antibiotik
3. Dapat menutupi rasa pahit → karena luas
permukaan bahan obat yg kontak dgn lidah <<<
5
4. Untuk penyerapan racun di lambung
→ digunanakn suspensi dgn partikel2 terdispersi
yg halus, shg luas permukaannya yg kontak
dgn senyawa2 racun >>>
contoh : kaolin, mg carbonat
5. Utk tujuan pelepasan obat diperlambat
misal : bentuk suspensi dalam minyak (yang
diinjeksikan)
6
1.Partikel padatnya tidak mudah mengendap
2.Endapan yang terjadi mudah didispersikan
kembali (dgn pengocokan)
3.Mudah dituangkan (kekentalannya tepat)
4.Ukuran partikel harus kecil dan seragam
→ shg penampilannya baik, tidak kasar
Karakter suspensi yang baik
FAKTOR2 YG DIPERHATIKAN
DLM PEMBUATAN SUSPENSI
7
1. Ukuran partikel
2. Kekentalan
3. Pembasahan
4. Muatan listrik partikel
8
Berdasar pada Hukum Stokes :
d2 ( ρ1 – ρ2 )g
V = 
18 η
V = kecepatan pengendapan partikel
d = diameter partikel
ρ1 = berat jenis partikel
ρ2 = berat jenis medium cair
η = viskositas
1. Ukuran partikel
9
Semakin kecil ukuran partikel, semakin kecil
kecepatan pengendapan partikel
d <<< → V <<<
d >>> → V >>>
10
 Informasi ttg ukuran partikel dlm sediaan, merupakan hal
penting
 Ini karena ukuran (maupun bentuk) partikel tersebut dapat
berubah selama penyimpanan
→ akibatnya, mutu sediaan berubah juga
Contoh kasus perubahan partikel tersebut :
1. Pada suhu simpan yang menaik, kelarutan partikel ↑
Dan ketika suhu menurun kembali, akan terjadi
kristalisasi (pembentukan kristal partikel)
Kristal yg baru terbentuk ini, memiliki sifat yg
berbeda dr partikel sebelumnya, misal : sifat
kelarutannya dlm tubuh.
2. Ketidakseragaman uk. partikel → partikel sgt halus
akan menghambat kelarutan partikel besar.
Sehingga, partikel besar ini akan makin besar
Analisis ukuran partikel
11
 Dengan sieving (ayakan bertingkat)
 Dengan mikroskop
 Dengan analisis sedimentasi
12
Yaitu dengan menggunakan alat sentrifuga
Pada alat ini, sampel suspensi disentrifugasi,
maka akan didapat jumlah partikel yang mengendap
dalam waktu tertentu
→ kecepatan pengendapan (V)
Maka berdasarkan hukum stokes, dapat dihitung
ukuran (diameter) partikel dlm suspensi itu
Analisis Sedimentasi
Prinsip sentrifugasi
= percepatan gravitasi
13
Berdasar pada Hulum Stokes :
d2 ( ρ1 – ρ2 )g
V = 
18 η
V = kecepatan pengendapan partikel
d = diameter partikel
ρ1 = berat jenis partikel
ρ2 = berat jenis medium cair
η = viskositas
2. Kekentalan medium
14
Semakin besar kekentalan medium, semakin kecil
kecepatan
pengendapan partikel
η <<< → V >>>
η >>> → V <<<
 Perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh
terlalu tinggi agar sediaan mudah dituang
 Viskositas cairan pembawa dapat dinaikkan dengan
penambahan zat pengental yang dapat larut ke dalam
cairan tersebut.
 Bahan - bahan pengental ini sering disebut sebagai
suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya
bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
16
Agar partikel padat dapat mudah terdispersi dalam
medium cairnya, maka partikel tersebut harus
dapat terbasahi oleh cairan tsb
Sifat partikel ada 2 : Hidrofil dan Hidrofob
Khusus untuk bahan yg hidrofob, ia akan sulit
terbasahi → shg sulit terdispersi
3. Pembasahan (Wetting)
permukaan padatan
cairan
sudut kontak
= besar
- sudut kontak yang
lebih kecil
- luas permukaan padatan
yang kontak dengan
cairan lebih besar
Bahan Hidrofob :
Bahan Hidrofil :
18
Wsl = γsv + γlv - γsl
Wsl = kerja adhesi antara permukaan solid & liquid
γsl = tegangan antar muka solid & liquid
Hukum pembasahan
- Kerja adhesi yg besar akan menyebabkan padatan mudah
terbasahi oleh cairan
- Jika teg. antarmuka padatan dan cairan besar, maka kerja
adhesi kecil → shg padatan sulit terbasahi
Solusi masalah pembasahan
Dengan penambahan zat pembasah (wetting agent)
Fungsi : membuat partikel padat menjadi mudah dibasahi
oleh cairan pembawa (air) ; sehingga partikel padat
mudah terdispersi
Cara kerja : memperkecil sudut kontak antara partikel
padat dan cairan pembawa, sehingga partikel padat
mudah kontak dengan cairan pembawa
Contoh : gliserin (gliserol), propilen glikol, sorbitol
Cara menentukan derajat pembasahan
partikel oleh cairan
20
Dengan memnentukan titik pembasahan, yaitu :
Menentukan jumlah cairan paling sedikit, untuk
membuat partikel padat terdispersi
21
- Pada bagian permukaan partikel padat, molekul2nya
melarut ke cairan dlm bentuk terionisasi
- Akibatnya, terbentuk muatan listrik
- Tepatnya, muatan listrik rangkap di daerah antar partikel
- Sehingga, daya tolak-menolak antar partikel dapat timbul
dlam caiarn suspensi
4. Muatan Listrik Rangkap
Suspensi menjadi lebih stabil, karena partikel2
padatnya terhindar dari agregasi (penggabungan)
22
permukaan
partikel padat
lapisan listrik
rangkap
(dalam cairan)
23
Muatan listrik rangkap di antara dua partikel :
Gaya tolak-menolak
24
Perbedaan ukuran partikel menyebabkan
perbedaan jumlah muatan listrik rangkap
Pada partikel2 yg kecil, muatan listrik ini akan lebih
banyak,
→ daya tolak-menolak >>, shg suspensi lebih
stabil
Pada partikel2 yg kecil, luas permukaannya >>>, shg
lebih banyak molekul2 dr permukaan yg terlarut.
→ lebih banyak terbentuk muatan listrik
Cara menentukan
jumlah muatan listrik rangkap
25
Dengan mengukur nilai potensial listrik pada
cairan suspensi tersebut.
Disebut juga : Potensial Zeta

More Related Content

Similar to 524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt

Similar to 524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt (20)

Koloid 111227172119-phpapp01
Koloid 111227172119-phpapp01Koloid 111227172119-phpapp01
Koloid 111227172119-phpapp01
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Rizal dwi saputra xi ipa 2
Rizal dwi saputra    xi ipa 2Rizal dwi saputra    xi ipa 2
Rizal dwi saputra xi ipa 2
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid kimia kelas xi
Sistem koloid kimia kelas xiSistem koloid kimia kelas xi
Sistem koloid kimia kelas xi
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
UJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.pptUJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.ppt
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Plugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensiPlugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensi
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
5. kimia permukaan
5. kimia permukaan5. kimia permukaan
5. kimia permukaan
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 

524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt

  • 2. DEFINISI SUSPENSI Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut, namun terdispersi dalam cairan pembawanya Terdispersi = Tersebar Sehingga, suspensi disebut termasuk ke dalam sistem dispersi
  • 3. Gambaran sistem suspensi (skala mikroskopis) : Partikel padat (ukuran : mikroskopis)
  • 4. 4 PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI : 1.Agar mudah ditelan (dibanding tablet) → utk anak2 2.Mengurangi penguraian obat dalam air. - utk zat yg sgt mudah terurai oleh air, dipilih bentuk tidak larutnya - lalu kemudian dibuat suspensi contoh : beberapa antibiotik 3. Dapat menutupi rasa pahit → karena luas permukaan bahan obat yg kontak dgn lidah <<<
  • 5. 5 4. Untuk penyerapan racun di lambung → digunanakn suspensi dgn partikel2 terdispersi yg halus, shg luas permukaannya yg kontak dgn senyawa2 racun >>> contoh : kaolin, mg carbonat 5. Utk tujuan pelepasan obat diperlambat misal : bentuk suspensi dalam minyak (yang diinjeksikan)
  • 6. 6 1.Partikel padatnya tidak mudah mengendap 2.Endapan yang terjadi mudah didispersikan kembali (dgn pengocokan) 3.Mudah dituangkan (kekentalannya tepat) 4.Ukuran partikel harus kecil dan seragam → shg penampilannya baik, tidak kasar Karakter suspensi yang baik
  • 7. FAKTOR2 YG DIPERHATIKAN DLM PEMBUATAN SUSPENSI 7 1. Ukuran partikel 2. Kekentalan 3. Pembasahan 4. Muatan listrik partikel
  • 8. 8 Berdasar pada Hukum Stokes : d2 ( ρ1 – ρ2 )g V =  18 η V = kecepatan pengendapan partikel d = diameter partikel ρ1 = berat jenis partikel ρ2 = berat jenis medium cair η = viskositas 1. Ukuran partikel
  • 9. 9 Semakin kecil ukuran partikel, semakin kecil kecepatan pengendapan partikel d <<< → V <<< d >>> → V >>>
  • 10. 10  Informasi ttg ukuran partikel dlm sediaan, merupakan hal penting  Ini karena ukuran (maupun bentuk) partikel tersebut dapat berubah selama penyimpanan → akibatnya, mutu sediaan berubah juga Contoh kasus perubahan partikel tersebut : 1. Pada suhu simpan yang menaik, kelarutan partikel ↑ Dan ketika suhu menurun kembali, akan terjadi kristalisasi (pembentukan kristal partikel) Kristal yg baru terbentuk ini, memiliki sifat yg berbeda dr partikel sebelumnya, misal : sifat kelarutannya dlm tubuh. 2. Ketidakseragaman uk. partikel → partikel sgt halus akan menghambat kelarutan partikel besar. Sehingga, partikel besar ini akan makin besar
  • 11. Analisis ukuran partikel 11  Dengan sieving (ayakan bertingkat)  Dengan mikroskop  Dengan analisis sedimentasi
  • 12. 12 Yaitu dengan menggunakan alat sentrifuga Pada alat ini, sampel suspensi disentrifugasi, maka akan didapat jumlah partikel yang mengendap dalam waktu tertentu → kecepatan pengendapan (V) Maka berdasarkan hukum stokes, dapat dihitung ukuran (diameter) partikel dlm suspensi itu Analisis Sedimentasi Prinsip sentrifugasi = percepatan gravitasi
  • 13. 13 Berdasar pada Hulum Stokes : d2 ( ρ1 – ρ2 )g V =  18 η V = kecepatan pengendapan partikel d = diameter partikel ρ1 = berat jenis partikel ρ2 = berat jenis medium cair η = viskositas 2. Kekentalan medium
  • 14. 14 Semakin besar kekentalan medium, semakin kecil kecepatan pengendapan partikel η <<< → V >>> η >>> → V <<<
  • 15.  Perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dituang  Viskositas cairan pembawa dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut ke dalam cairan tersebut.  Bahan - bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
  • 16. 16 Agar partikel padat dapat mudah terdispersi dalam medium cairnya, maka partikel tersebut harus dapat terbasahi oleh cairan tsb Sifat partikel ada 2 : Hidrofil dan Hidrofob Khusus untuk bahan yg hidrofob, ia akan sulit terbasahi → shg sulit terdispersi 3. Pembasahan (Wetting)
  • 17. permukaan padatan cairan sudut kontak = besar - sudut kontak yang lebih kecil - luas permukaan padatan yang kontak dengan cairan lebih besar Bahan Hidrofob : Bahan Hidrofil :
  • 18. 18 Wsl = γsv + γlv - γsl Wsl = kerja adhesi antara permukaan solid & liquid γsl = tegangan antar muka solid & liquid Hukum pembasahan - Kerja adhesi yg besar akan menyebabkan padatan mudah terbasahi oleh cairan - Jika teg. antarmuka padatan dan cairan besar, maka kerja adhesi kecil → shg padatan sulit terbasahi
  • 19. Solusi masalah pembasahan Dengan penambahan zat pembasah (wetting agent) Fungsi : membuat partikel padat menjadi mudah dibasahi oleh cairan pembawa (air) ; sehingga partikel padat mudah terdispersi Cara kerja : memperkecil sudut kontak antara partikel padat dan cairan pembawa, sehingga partikel padat mudah kontak dengan cairan pembawa Contoh : gliserin (gliserol), propilen glikol, sorbitol
  • 20. Cara menentukan derajat pembasahan partikel oleh cairan 20 Dengan memnentukan titik pembasahan, yaitu : Menentukan jumlah cairan paling sedikit, untuk membuat partikel padat terdispersi
  • 21. 21 - Pada bagian permukaan partikel padat, molekul2nya melarut ke cairan dlm bentuk terionisasi - Akibatnya, terbentuk muatan listrik - Tepatnya, muatan listrik rangkap di daerah antar partikel - Sehingga, daya tolak-menolak antar partikel dapat timbul dlam caiarn suspensi 4. Muatan Listrik Rangkap Suspensi menjadi lebih stabil, karena partikel2 padatnya terhindar dari agregasi (penggabungan)
  • 23. 23 Muatan listrik rangkap di antara dua partikel : Gaya tolak-menolak
  • 24. 24 Perbedaan ukuran partikel menyebabkan perbedaan jumlah muatan listrik rangkap Pada partikel2 yg kecil, muatan listrik ini akan lebih banyak, → daya tolak-menolak >>, shg suspensi lebih stabil Pada partikel2 yg kecil, luas permukaannya >>>, shg lebih banyak molekul2 dr permukaan yg terlarut. → lebih banyak terbentuk muatan listrik
  • 25. Cara menentukan jumlah muatan listrik rangkap 25 Dengan mengukur nilai potensial listrik pada cairan suspensi tersebut. Disebut juga : Potensial Zeta