Teori motivasi menjelaskan proses dimana usaha seseorang diberi energi dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa teori motivasi utama seperti teori hierarki kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori dua faktor Herzberg, teori X dan Y McGregor, serta teori penetapan tujuan Locke. Teori-teori ini memberikan pandangan berbeda tentang sumber motivasi manusia dan pengaruhnya terhadap kinerja.
2. Pengarahan
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
“proses menuntun
kegiatan anggota
organisasi ke arah yang
tepat (untuk mencapai visi,
misi dan tujuan
perusahaan)”
Pengertian pengarahan dalam manajemen
merupakan suatu kegiatan untuk
menggerakkan atau mempengaruhi orang
lain agar bisa dapat bekerja dengan baik
dalam upaya mencapai tujuan
3. Komponen Pengarahan
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
Input: Sumber daya (SDM, uang, material,
mesin, informasi)
Proses:
- pertimbangan kelompok
- Memimpin mengajak orang lain dengan memberi
bimbingan petunjuk dan pembinaan bawahan
- Memotivasi kamampuan untuk berusaha dgn
membangkitkan dan memelihara semangat kerja
- Komunikasi memberikan perintah/transfer
informasi/ide/ pemahaman
Output: Perilaku
Organisasi
5. Apa itu Motivasi ?
Apa itu “motivasi”? Ditinjau dari etimologinya, “motivasi” berasal dari
kata Latin motivus atau motum yang berarti menggerakkan atau
memindahkan. Dari asal-usul kata ini, Lorens Bagus, dalam Kamus
Filsafat, mengartikan motivasi atau motif sebagai dorongan sadar
dari suatu tindakan untuk merumuskan kebutuhan-kebutuhan
tertentu manusia. Motivasi memainkan peranan penting dalam
menilai tindakan manusia, karena pada motif-motif itulah terkandung
arti subyektif dari tindakan tertentu bagi orang tertentu.
Motivasi adalah proses dimana usaha seseorang diberi energi
diarahkan dan berkelanjutan menuju tercapainya suatu tujuan
Energi : Intensitas, Dorongan, Tindakan
diarahkan : cara; berkelanjutan: tekun
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik).
6. Motivasi dalam Organisasi
Motivasi merupakan keadaan pribadi
seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu
dalam mencapai tujuan
Model sederhana motivasi
Unsur kebutuhan Perilaku Reward
feedback
7. Maslow
Teori Hierarki (Abraham H.Maslow, 1943)
Teori ERG (Clayton Alderfer, 1972)
Teori Kesehatan – motivator / Dua Faktor (Frederick
Herzberg,1966)
Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor)
Teori Motivasi kebutuhan (McClelland)
Teori Harapan (Victor H.Vroom, 1964)
Teori penetapan tujuan / goal setting theory (Edwin Locke)
Alderfer Herzberg Mcgregor Mc Clelland
Teori Motivasi
vroom Locke
8. Teori Hierarki
Abraham H. Maslow (1943,1954)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan
(5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan
nyata.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia
digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan
bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan
datang; Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi
dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah
memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi
pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
10. Teori ERG
Clayton Alderfer (1972)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan
huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R =
Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan
pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara
konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan
Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam
teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut
konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut
Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu
diusahakan pemuasannya secara serentak.
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan
yang lebih rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar
keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena
menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang
dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin
dicapainya.
12. Teori Kesehatan – motivator
/ Dua Faktor
Frederick Herzberg (1966)
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong
berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-
faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan
dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau
pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan
seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan
sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan
organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
yang berlaku.
14. Teori Motivasi X dan Y
(Douglas McGregor)
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer
mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka
cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X:
Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk
menghindarinya.
Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam
dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah
asumsi ketiga.
Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan
menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada
pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau
bermain.
Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu
membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi
mereka yang menduduki posisi manajemen.
16. Teori Motivasi kebutuhan
(McClelland)
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya.
Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras
untuk berhasil.
kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan
akrab.
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan
kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan
kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik,
manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen
mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi.
Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak
lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
17. Pendekatan Proses
Teori Keadilan :J.Sta Cey Adams
Merupakan teori proses yang memfokuskan
pada persepsi individual tentang bagaimana
dirinya diperlakukan dibanding orang lain
Orang akan cenderung membandingkan antara
masukan (tk. Pendidikan, pengalaman, latihan)
dan keluaran (upah, penghargaan, promosi)
Adil apabila perbandingan keluaran masukan
sebanding dengan orang lain
18. Teori Harapan
Victor H.Vroom (1964)
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut
teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang
dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil
yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu,
dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan
berupaya mendapatkannya.
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam
cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut
akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut.
19. Teori Harapan : Victor Vroom
Merupakan teori proses yang
mengatakan bahwa motivasi
tergantung pada harapan individu
tentang kemampuan dirinya untuk
melakukan tugas dan menerima
imbalan yang diinginkan
20. Teori penetapan tujuan
/ goal setting theory
(Edwin Locke)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-
tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-
tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini
menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk
mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan
memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha
yang harus dikeluarkan.
21. PENDEKATAN PENGUATAN
Mendasarkan pada perilaku tertentu dan
akibatnya
Teknik yang digunakan oleh teori penguat untuk
merubah/memodifikasi perilaku manusia yang
mendasarkan pada hukum akibat
Antara suatu anggapan bahwa perilaku yang
diperkuat secara positif cenderung diulang lagi,
perilaku yang diperkuat scr negatif cenderung
tidak diulang
22. Empat macam penguatan untuk
memodifikasi perilaku
1. Positif Reinforcement : pemberian imbalan
yang menyenangkan setelah melakukan
perubahan
2. Negatif Reinforcement : menyingkirkan
imbalan yang tidak menyenangkan setelah
perilaku itu tidak dikerjakan
3. Extinction : menarik kembali imbalan yang
positif
4. Punishment : Pemberian sanksi imbalan
yang tidak menyenangkan yang diberikan
setelah bawahan bekerja tidak baik