Wanita 69 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pangkal paha kanan setelah jatuh 3 hari lalu. Pasien menderita hipertensi, diabetes melitus, dan riwayat stroke yang berpotensi meningkatkan risiko jatuh. Pemeriksaan menemukan tanda infeksi paru dan komplikasi penyakit kronis.
3. SKENARIO
• Anamnesis : Seorang perempuan umur 69 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada
pangkal paha kanan dan sangat nyeri bila digerakkan sehingga tidak bisa berjalan. Keadaan ini dialami
sejak 3 hari yang lalu setelah jatuh terduduk oleh karena terpeleset di lantai rumah. Postur penderita
sejak 5 tahun terakhir ini bungkuk ke depan dan kalau berjalan agak pincang karena mengeluh kedua
lutut sering sakit dan bengkak. Beberapa hari terakhir ini sebelum jatuh, penderita terdengar batuk-
batuk tetapi tidak demam dan sulit sekali mengeluarkan lendir. Nafsu makan juga sangat menurun
akhir-akhir ini. Riwayat penyakit selama ini sejak 7 tahun menderita kencing manis dengan minum obat
Glibenklamide 5 mg secara teratur, tekanan darah tinggi tetapi berobat tidak teratur dan rematik. Juga
pernah serangan stroke 3 tahun lalu.
• Pemeriksaan fisik : TD : 170/90 mmHg, N: 92 x/menit, P: 30 x/menit, S: 37,1o C. Pemeriksaan
Auskultasi Paru : terdengar bunyi ronkhi basah kasar di seluruh lapangan ke dua paru. Jantung dalam
batas normal, hepar & limpa tak teraba. Tungkai kanan bila digerakkan sangat terhambat oleh karena
kesakitan pada daerah pangkal paha. Kedua dorsum pedis terlihat edema. BB : 40 kg & TB : 165 cm.
• Pemeriksaan penunjang : Pem. Lab didapatkan kadar Hb 10,2 gr%, Leukosit 15.700/mm3 GD puasa
158 mg/dl, GD2jamPP 261 mg/dl, ureum 56 mg/dL, kreatinin 1,3 mg/dL, protein total 5,0 gr/dL,
albumin 2,4 gr/dL, asam urat 8,6 mg/dL. Pemeriksaan toraks foto : terlihat perselubungan homogen
pada medial ke dua paru.
4. Kata Kunci
Wanita 69
tahun
Keluhan nyeri
pangkal kanan
Jatuh
terduduk 3
hari yang lalu
karna
terpeleset
dilantai
Sejak 5 tahun
postur
membungkuk ke
depan
Jalan pincang
dan kedua
lutut sakit dan
bengkakBatuk dan
lendir susah
keluar
Tidak demam
Nafsu makan
menurun
Riwayat
penyakit
• 7 tahun kencing
manis
• 3 tahun stroke
Minum obat
glibenklamid
5. Analisis Masalah Daftar Masalah
Wanita 69 tahun Usia Lanjut
Nyeri pangkal paha
3 tahun lalu menderita stroke.
Gangguan neurologis
Jatuh terduduk 3 hari lalu Fraktur
Postur bungkuk sejak 5 tahun lalu Osteoporosis
Kedua lutut sakit dan bengkak OA
Batuk, tidak demam, sulit mengeluarkan
lendir
Pneumoni
Nafsu makan menurun Malnutrisis
7 tahun menderita kencing manis DM
Obat Glibenklamid Hipoglikemi
Tekanan darah tinggi Hipertensi
7. Pertanyaan
1. Faktor-faktor resiko jatuh pada pasien di skenario?
2. Apa hubungan umur dengan jatuh?
3. Apa hubungan penyakit yang diderita pasien dengan terjatuh pada kasus?
4. Apa penyebab nyeri pada pasien?
5. Apa hubungan riwayat penggunaan obat dan jatuh?
6. Jelaskan LLD pada skenario!
7. Bagaimana penatalaksanaan awal pada skenario dan pencegahannya?
8. Bagaimana dalam perspektif Islam?
11. Faktor Risiko :
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
FALLS
(Jatuh)
Kondisi fisik dan
neuropsikiatrik
Perubahan neuromuskuler,
Gaya berjalan, dan refleks
postural krn proses menua
Lingkungan yg tdk
mendukung
(berbahaya)
Obat-obatan yg
diminum
Lantai tdk datar
(menurun a/
trap).
Lantai yg licin.
o Minum obat
Glibenklamide 5 mg
secara teratur,
o Tekanan darah tinggi
tetapi berobat tidak
teratur dan rematik.
• Postur penderita sejak 5 tahun terakhir ini bungkuk
ke depan
• berjalan agak pincang karena mengeluh kedua lutut
sering sakit dan bengkak.
• Tungkai kanan bila
digerakkan sangat
terhambat oleh karena
kesakitan pada daerah
pangkal paha.
• Kedua dorsum pedis
terlihat edema
Kuliah Dr. H.Wasis Udaya, SpPD. Instabilitas dan Jatuh
13. Sistem Saraf : Riwayat Stroke
Umur : 69 tahun
Perubahan
fisiologik
Sistem Kardiovaskuler :
Hipertensi
Sistem Respsirasi : adanya
kecurigaan Pneumoni
Sistem Muskuloskeletal :
Osteoartritis
Sistem Endokrin : Diabetes
Melitus
Jatuh
15. Merupakan faktor intrinsik jatuh
Dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala
Kurangnya aliran darah ke otak
Hipertensi ortostatik
Pasien geriatri + hipertensi
Penggunaan obat HT
Furosemid: hipertensi
ortostatik
Diuretik : hipotensi
Pandangan kabur
Hipertensi
16. Stroke
Riwayat stroke
Disfungsi motorik, sensorik, vestibular, dan cerebellar
Lesi akut jalur otolith sentral di batang otak dan ganglia
basal
ataksia trunkal, defek lapang pandang yang luas,
anosognosia, dan hemineglect
Faktor intrinsik terjadinya jatuh
Remler BF, Daroff RB. Falls and Drop Attacks [Internet]. Seventh Edition. Neurology in Clinical Practice. Elsevier Inc.; 2012. 20-25 p. Available from:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/B9781437704341000037
17. Pathogenesis fraktur pada osteoporosis
jatuh
densitas tulang
rendah
meningkatnya
pengeroposan
tulang
massa tulang
tidak adekuat
penuaan
menopause
faktor kalsium
tidak tercukupi
trauma
fraktur
Bahan kuliah dr. Himawan Sanusi. Geriatric Endocrinology
Boedhi-Darmojo R. Teori proses menua. Dalam: Martono H, Pranarka K (editor). Buku ajar Boedhi-Darmojo geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015:
18. Nafsu makan menurun dan jatuh
Perubahan fisiologi
saluran cerna
Pemecahan
makronutrient yang
tidak sempurna
Pengosongan
lambung menjadi
lambat
Penurunan nafsu
makan
jatuh
Glukosa ke
otak menurun
hipoglikemi
Intake
menurun
Boedhi-Darmojo R. Teori proses menua. Dalam: Martono H, Pranarka K (editor). Buku ajar Boedhi-Darmojo geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-5. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015:
19. DM dan jatuh
DM
Konsumsi obat
DM
(glibenklamid)
hipoglikemia jatuh
Guyton, Arthur C., John E. Hall. Textbook of Medical Physiology 11th edition. Pennsylvania: Elsevier Saunders. 2006; Halaman 693
20. Pneumoni dan jatuh
ASPIRASI
• FUNGSI EPIGLOTIS TIDAK MERAPAT
• JARINGAN ELASTIK DI ALVEOLI DAN
DUKTUS ALVEOLI MENURUN
• KELEMAHAN OTOT-OTOT PERNAPASAN
• PENURUNAN REFLEKS MENELAN DAN
BATUK
• PENURUNAN KESADARAN
FAKTOR RISIKO
• USIA MENUA
• ASPIRASI
• KOMORBIDITAS
• MALNUTRISI
• IMOBILISASI
• ALKOHOLISME
Jatuh
Bahan kuliah dr. Himawan Sanusi. Geriatric Endocrinology
23. Jatuh terpeleset Fraktur
Nyeri inisial yang
immediate dan intens
• Disebabkan oleh
distori mekanik pada
periosteum
Nyeri Kronik
Perbaikan fraktur tidak
adekuat, misalnya karena
gangguan metabolik tulang
pada osteoporosis Nyeri tumpul dan aching
• Oleh karena sensitisasi pada
A-delta dan serabut C
• Terdapat allodynia dan
hiperalgesia
Reposisi kembali dan
stabilisasi tulang fraktur
Referensi:
Alves, Cecília J. et.al. Fracture pain – Traveling Unknown pathways. Bone 85:107-114. Elsevier. 2016
Thompson, Jon, Netter, Frank, et.al. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy. Second Edition. Philadelphia:Elsevier. 2010.
Hubungan Jatuh dengan Nyeri
25. Hubungan riwayat penggunaan obat dan jatuh
Oral : Glibenclamid hipoglikemia
Martono, H.Hadi, Pranarka Kris. Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut Edisi 5, Jakarta : Balai penerbit FKUI, 2014
27. LANGKAH DIAGNOSTIK
• Mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung, berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari
jongkok, sedang makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh tiba – tiba atau
aktivitas lain
Seputar jatuh
• Sakit di kedua lutut dan bengkak, Batuk-batuk, Nafsu makan menurun,
Gejala yang menyertai
• Pernah stroke, hipertensi, diabetes melitus
Kondisi komorbid yang relevan
• Antihipertensi, obat Glibenklamid
Riwayat obat – obatan yang diminum
• Tempat jatuh, rumah maupun tempat – tempat kegiatannya.
Riwayat keadaan lingkungan
Anamnesis
28. • Tekanan darah 170/90(Hipertensi), nadi 30x/menit (Takikardi), pernafasan 30x/menit (Takipneu) dan suhu badannya 37,1
C (Normal)
Mengukur tanda vital
• Apakah terdapat penurunan visus, penuruan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan,
bising
Kepala dan leher
• Batas Jantung normal
Pemeriksaan jantung
• Kelemahan otot, Instabilitas, Kekakuan,
Neurologi
• Perubahan sendi, pembatasan gerak sendi akibat nyeri
Muskuloskeletal
• Underweight
Status Gizi
PEMERIKSAN FISIK
29. Assessment Fungsional :
Pada assesmen fungsional dilakukan observasi atau pencarian
terhadap :
• Fungsi gait dan keseimbangan
• Mobilitas
• Aktifitas kehidupan sehari – hari
30. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
• Radiologi
• Melihat adanya fraktur, perlu juga foto thoraks untuk melihat ada tidaknya pneumonia
• Laboratorium
• Pemeriksaan Hb 10,2gr%, Leukosit 15.700/mm3 , GDP 158 mg/dl, GD2PP 261 mg/dL,
kreatinin 1,3 mg/dL, protein total 5,0 gr/dL, Albumin 2,4 gr/dL, asam urat 8,6 mg/dL.
Martono, Hadi. 2013. Buku Ajar Geriatri Edisi 5. Jakarta: FK-UI. Hal. 180-184, 488, 527-528.
32. Penatalaksanaan
Memperbaiki pergerakan sendi terutama sendi tibiotarsal
Memperbaiki kekuatan otot terutama tungkai bawah, Latihan kemampuan untuk
berpindah sendiri, baik dari posisi berdiri ke duduk ataupun sebaliknya.
Latihan keseimbangan, misalnya: berdiri pada satu kaki, menutup mata saat
berdiri.
Latihan berjalan.
Latihan untuk bangun dari posisi jatuh secara perlahan-lahan.
33. FRAKTUR
1. Tindakan terhadap fraktur :
2. Tindakan terhadap jatuh :
3. Tindakan terhadap kerapuhan tulang :
4. Keperawatan dan rehabilitasi saat penderita imobil :
• Apakah perlu tindakan operatif
• Ada sebab yang tidak bisa dioperasi
• Hanya tindakan konvensional
• Mengapa sampai jatuh
• Apa penyebabnya
• Bagaimana agar tidak jatuh yang berulang
• Biasanya tidak mengembalikan tulang seperti semula
• Bisa membantu mengurangi nyeri
• Mempercepat penyembuhan fraktur
• Pencegahan komplikasi
• Upaya penderita secepat mungkin mandiri lagi
Hapsari P. Fractur in Geriatric. Tumbuh Kembang dan Geriatri; 2018. Hal 296-297
34. Pneumoni
Pneumioni Virus
Terapi suportif : istirahat,
pemberian cairan cukup
dan nutrisi yang baik.
Pneumoni bakteri
Antibiotik empirik
terhadap penyebab
Dahlan Z. Pneumonia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015:1610.
35. Gizi
kalori Protein
Lemak
Karbohidrat dan
serat makanan
Vitamin dan
mineral
Air
Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi masyarakat DJBKM. Depkes R
37. TERAPI NON FARMAKOLOGI
• Modifikasi gaya hidup
• Berhenti merokok,
• Pengendalian berat badan,
• Mengurangi stres mental,
• Pembatasan konsumsi garam & alkohol,
• Meningkatkan aktivitas fisik
• Asupan Na untuk usia < 50 tahun 1500 mg, usia
51-70 tahun 1300 mg & >70 tahun 1200 mg.
• JNC-7(2004 ) 2400mg Na atau 6 gr garam
dapur
Hipertensi
Goal : 140/80
Hapsari P. Hipertensi in Geriatric. Tumbuh Kembang dan Geriatri; 2018.
Suhardjono. Hipertensi pada usia lanjut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Interna Publishing; 2015.
38. TERAPI FARMAKOLOGI
• Prinsip : start low go slow
• Hipertensi yang disertai DM dapat
diberikan ARB => menurunkan resistensi
insulin. Contoh : Olmesartan 20mg/hr
• Thiazid dan loop diuretik tidak diberikan
karena dapat menyebabkan hiperurisemia
Hipertensi
Hapsari P. Hipertensi in Geriatric. Tumbuh Kembang dan Geriatri; 2018.
Suhardjono. Hipertensi pada usia lanjut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Interna Publishing; 2015.
39. Treatment
• Lifestyle modification
• Hyperglycemic lowering agents
• Insulin
• Senam sederhana
DM
Lestari I. Chronic Kidney Disease. Uronefrologi; 2017.
Himawan Sanusi. Diabetes Melitus and Osteoarthritis. Tumbuh Kembang dan Geriatri; 2018. hal. 443
Pilihan Obat Diabetes pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis. Kalbemed. 2011;25(3):2011.
40. -Glucosidase inhibitors
Delay intestinal
carbohydrate absorption
Thiazolidinediones
Increase glucose
uptake in skeletal
muscle and decrease
lipolysis in adipose
tissue
Sulfonylureas
Increase insulin
secretion from
pancreatic -cells
DPP-4 = Dipeptidyl peptidase – 4 inhibitior
Adapted from Cheng and Fantus. CMAJ. 2005;172:213–226
Meglitinides
Increase insulin
secretion from pancreatic
-cells
Biguanide (metformin)
Decreases hepatic
production and
increases glucose uptake
DPP – 4 inhibitor
Insulin secretagogue
41. Treatment
DM
Lestari I. Chronic Kidney Disease. Uronefrologi; 2017.
Himawan Sanusi. Diabetes Melitus and Osteoarthritis. Tumbuh Kembang dan Geriatri; 2018.
Pilihan Obat Diabetes pada Pasien PEnyakit Ginjal Kronis. Kalbemed. 2011;25(3):2011.
• Kontrol gula darah, hindari pemakaian metformin dan obat-obat
sulfonil urea dengan masa kerja. Jadi dapat diganti dengan
Thiazolidine (troglitazone, rosiglitazone, dan pioglitazone), DPP-4
(sitagliptin, vildagliptin dan saxagliptin) dan insulin.
• Target HbA1C DM tipe 1 0,2 diatas normal tertinggi, untuk DM
tipe 2 adalah 6%
42. Pencegahan
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil
diletakkan di bawah
WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding
Lantai rumah dibuat datar, tidak licin dan bersih dari benda-benda kecil yang
sukar dilihat
Karpet dilem dengan baik, ikatan keset kaki di bawah kaki tempat tidur atau
kursi sehingga tidak mudah membuat tergelincir
Referensi: Andayani, R. 2011. Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit FKUI: Jakarta, hal. 140- 150.
43. Penerangan harus cukup tetapi tidak menyilaukan.
Alat bantu berjalan berupa tongkat, tripod, kruk atau walker, harus dibuat dari bahan yang
kuat tetapi ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan ukuran tinggi lansia
Penggunaan obat dimulai dengan pemberian dosis rendah dan ditingkatkan perlahan-lahan
sampai mencapai dosis efektif terendah
Olahraga teratur terutama yang meningkatkan kekuatan bagian bawah tubuh
45. Al-Qur’an Surat Al-Isra : 23-24
ٰىَضَق َوَُّٰكب َرَّٰلَأٰا ُٓودُبْعَتٰٓ َّلِإُٰهَايِإِْٰنيَدِل َوْٱلِب َواًنَسْحِإٰۚاَمِإََٰنغُلْبَيَٰكَدنِعَٰرَبِكْٱلٰٓاَمُهُدَحَأْٰوَأاَمُه ََلِكََٰلَفلُقَتٰٓاَمُهَلٰفُأَّٰل َواَمُه ْرَهْنَتلُق َواَمُهَل
ًّٰل ْوَقًٰمي ِرَك
ْٰضِفْٱخ َواَمُهَلَٰحَانَجِٰلُّذٱلَٰنِمِٰةَمْحَٱلرلُق َوِٰبَراَمُهْمَح ْٱراَمَكىِناَيَب َراًيرِغَص
Artinya :
• Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah
berbuat baik ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai usia
lanjut dalam pemeliharaan, maka jangan sekali-sekali engkau mengatakan kepada ke duanya
perkataan “Ah” dan janganlah engkau membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.
• Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “
wahai tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu
kecil”.