Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Asumsi keperawatan penting untuk pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darah dan gejala terkait, serta mengelola faktor risiko seperti gaya hidup dan kadar kolesterol.
PPT Kelompok 2_Asuhan Keperawatan Hipertensi_A3 2021.pptx
1. KEPERAWATAN DEWASA, SISTEM KARDIOVASKULER, RESPIRATORI DAN HEMATOLOGI
Dosen Pengampu :
Ns. Mulyanti Roberto
Muliantino,M.Kep.
A suh an Keper aw atan
p a d a Pasien
Hipertensi
2. M e e t Ou r Te a m
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
Anggelyta Verzir
2111313021
Hanasetiawati
2111312069
FadhilFathoni
2111313033
Ferliciawayuri2
2111311015
Muzafar
Nashiruddin Q
2111311033
Hanarissaaisha
norman
2111312027
K
E
L
O
M
P
O
K
2
Syifa fauzia
2111312012
3. Konsep D a s a r Pe n y a k it H i p e r t e n s i
Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg,
pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan
pengukur utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015).
kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan
darah menjadi naik yaitu tekanan darah sistolik
≥ 140mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg karena
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
4. G e j a l a H i p e r t e n s i
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan
beberapa gejala yang timbul, antara lain:
1. Sakit kepala
2. Mimisan
3. Masalah penglihatan
4. Nyeri dada
5. Telinga berdengung
6. Sesak napas
7. Aritmia
Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:
1. Kelelahan
2. Mual dan/atau muntah
3. Kebingungan
4. Merasa cemas
5. Nyeri pada dada
6. Tremor otot
7. Adanya darah dalam urine
5. P e n y e b a b H i p e r t e n s i
faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres,
obesitas dan nutrisi.
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
4. obesitas
5. Serum lipid l
6. Diet
7. Merokok
Dari beberapa penyebab diatas, terdapat penambahan
kriteria, sebagai berikut:
1. Keturunan/gen
2. Stress pekerjaan
3. Asupan garam
4. Aktivitas olahraga
6. Penyakit hipertensi sulit untuk disembuhkan,
tetapi dapat dikendalikan hingga sampai
batas normal. Cara bijaksana mengendalikan
hipertensi, ya itu melakukan pencegahan dan
mengatur menu makanan. Pencegahan yang dapat
dilakukan dalam upaya pencegahan hipertensi
adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan gaya hidup sehat.
2. Ciptakan suasana damai, santai, rileks di
dalam hati, pikiran dalam setiap keadaan dan
tindakan
3. Mengendalikan stres, emosi, ketegangan
saraf, ketergesaan dalam berpikir dan
bertindak
Pe n c e g a h a n
H i p e r t e n s i
KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
7. 4. Menghindari produk tembakau seperti
rokok dan alkohol
5. Membatasi konsumsi kafein
6. Rajin melakukan olahraga secara teratur,
sesuai dengan kemampuan tubuh, meningkatkan
aktivitas fisik
7. Diet rendah garam
8. Mengukur tekanan darah secara rutin
9. Menurunkan berat badan bila kegemukan
Pe n c e g a h a n
H i p e r t e n s i
KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
8. Pengobatan hipertensi dibagi menjadi
dua yaitu penatalaksanaan dengan
terapi farmakologis dan non
farmakologis:
1.Terapi farmakologis
2. Terapi non farmakologis
- Makan gizi seimbang
- Mengurangi berat badan
- olahraga yang teratur
- berhenti merokok
- mengurangi konsumsi alkohol
- mengurangi stress
Pengobatan
hipertensi
KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
9. Tn.S usia 48 tahun dirawat di ruang penyakit dalam
dengan keluhan tengkuk terasa berat dan
sakit. Keluhan ini sudah sering ia rasakan,
kepala
namun
ditahan-tahan karena tidak mau berobat. Terkadang
sakit kepala disertai pandangan kabur. Hasil
pemeriksaan TTV didapatkan TD: 185/112 mmHg, N:
116x/ menit, RR: 24 kali/menit, Suhu : 36,6oC.
Kondisi saat ini pasien mengatakan badan terasa
lemas, jantung berdebar-debar dan tengkuk masih
berat. Klien merupakan perokok berat, sehari dapat
menghabiskan 2 bungkus rokok. Selain itu pasien
juga suka mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
kolesterol seperti goreng-gorengan dan gulai dengan
santan kental. Pasien juga tidak aktif berolahraga,
hanya sesekali. Pasien memeliki riwayat keluarga
Hasil
dengan penyakit hipertensi
pemeriksaan kolesterol sewaktu
dan DM.
pasien yaitu 312
mg/dl dan gula darah sewaktu 225 mg/dl.
a
l
l
b
a
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
Ka su s Pe n gk a ji a n
format pengkajian pola
Pengkajian dengan menggunakan
fungsional Gordon pada kasus:
1.Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Tanggal masuk
Tanggal
pengkajian
No register
: Tn. S
: 48 tahun
: Laki-laki
: islam
: 19 september 2022
: 19 september 2022
: 1000333
2.Identitas penanggung jawab
Nama
Umur
Hub dengan pasien
Pekerjaan
alamat
: Ny. F
: 45 tahun
: istri pasien
: ibu rumah tangga
: : Jln. Ambacang
No.45
10. Lanjutan Pengkajian
3. Pola pengkajian
fungsional gordon
• Pola persepsi dan
penanganan kesehatan
• Pola Nutrisi
Metabolik
• Pola eliminasi
• Pola aktivitas
latihan
• Pola kognitif
persepsi
• Pola tidur-istirahat
• Persepsi-konsep diri
• Pola
hubungan
peran
• Pola
seksualitas
-reproduksi
• Pola
koping-
tolerans
stress
• Nilai
kepercayaan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
11. R i w a y a t k e s e h a t a n
1) Keluhan utama
Klien masuk RS dengan keluhan tengkuk terasa berat,
kepala sakit, dan sakit kepala serta pandangan
kabur.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan badan terasa lemas, jantung
berdebar-debar, dan tengkuk masih berat.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit
hipertensi atau penyakit lain sebelumnya, pasien
merupakan perokok berat yang dapat menghabiskan 2
bungkus rokok sehari, serta pasien belum pernah di
rawat sebelumnya.
4) Riwayat kesehatan Keluarga
Pasien memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
hipertensi dan DM.
12. Pe n g k a ji a n Fi si k A n a li sa d a ta d a n Di a g n o sa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
a.Keadaan umum
Tingkat kesadaran
: komposmentis
GCS 15
a. TTV
TD : 185/112 mmHg
Suhu : 36,6 °C
Nadi : 116 x/ menit
Pernafasan : 24x/menit
a. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan gula darah
sewaktu : 225 mg/dl
Pemeriksaan kolesterol
sewaktu : 312 mg/dl
a. Keadaan fisik
• Kepala dan leher
Inspeksi : Konjungtiva anemis
Palpasi : Pada pasien yang mengeluh nyeri
kepala, sakit kepala
• Dada Paru :
1. Retraksi dinding dada dan pengunaan otot
bantu pernafasan
2. Wheezing (+)
Jantung : murmur (+). Gallop (+)
• Integument : Turgor kulit menurun, warna
kulit pucat
• Ekstremitas : Tidak ekstremitas
• Neurologis :
1. Pandangan Kabur
2. Pemeriksaan Refleksi
3. Pengkajian saraf kranial
13. Data
Data objektif
. TD : 185/112 mmHg
. Nadi : 116 x/menit
. Kolesterol sewaktu : 312 mg/dl
. Gula darah sewaktu : 225 mg/dl
Data subjektif
Klien mengatakan bahwa tengkuknya terasa
berat
Klien mengatakan bahwa ia suka
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan
berkolesterol
Klien mengatakan jantung terasa
berdebar-
debar
Diagnosa
Resiko perfusi perifer tidak efektif
d.d Hipertensi (185/112), Hiperglikemia
(312 mg/dl). (D 0015)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
14. Data
Data objektif
TD meningkat yaitu 185/112 mmHg
Warna kulit pucat karena lemas
Data subjektif
Pasienmengatakan jantungberdebar- debar
Dispnea
Frekuensi pernafasan meningkat yaitu
24x/menit
Diagnosa
Penurunan curah jantung b.d perubahan
afterload d.d tekanan darah meningkat. (D.
0008)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
15. Data
Data objektif
Frekuensi jantung meningkat > 20% dari
kondisi istirahat
Tekanan darah berubah > 20% dari
kondisi istirahat
Warna kulit pasien pucat/sianosis
Data subjektif
Klien mengatakan merasa lemas
Klien mengeluh lelah
Diagnosa
Intoleransi aktivitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d tekanan darah
berubah >20% dari kondisi istirahat. (D
0056)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
17. Diagnosa
Risiko perfusi perifer
tidak efektif d.d
hipertensi (185/112mmHg),
hiperglikemia (225 mg/dl),
hyperlipidemia(312mg/dl)).
Penurunan curah jantung
b.d perubahan afterload
d.d tekanan darah
meningkat. (D. 0008)
Kriteria Hasil
Denyut nadi radial
ditingkatkan dari 3 ke 5
Tekanan darah
ditingkatkan dari 2
ke 4
Dispnea diturunkan
dari 4 ke 5
Warna kulit pucat
menurun dari 4 ke 5
Tekanan darah
ditingkatkan dari 3 ke 4
Definisi
Keadekuatan aliran
darah arteri koronaria
untuk mempertahankan
fungsi jantung
Keadekuatan jantung
memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Kr i te r i a Ha si l
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
18. Diagnosa
Intoleransi Aktivitas b.d
Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
oksigen (D.0056) d.d
tekanan darah
berubah
>20% dari kondisi
istirahat
Kriteria Hasil
Frekuensi nadi
ditingkatkan dari 3 ke 4
Tekanan darah
ditingkatkan dari 3 ke 4
Sianosis
diturunkan dari 4 ke 5
Keluhan Lelah
diturunkan dari 4 ke
5
Definisi
Respon fisiologis
terhadap aktifitas
yang membutuhkan
tenaga
Kr i te r i a Ha si l
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
19. Diagnosa
Risiko perfusi
perifer tidak
efektif
d.d hipertensi
(185/112 mmHg),
hiperglikemia
(225 mg/dl),
hyperlipidemia (312
mg/dl)
Intervensi
Tindakan
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,edema,pengisian kapiler,
warna, suhu, ankle brachial index).
- Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok,
orangtua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia.
- Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstermitas.-Monitor keton
urin, kadar analisa gas darah, elektrolit,tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darahdi area keterbatasan
perfusi- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap
ada atau memburuk.
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas dengn keterbatasan
perfusi
- Hindari pemasangan tourniquet pada area cidera.
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
I n t e r v e n s i
20. Diagnosa
Risiko perfusi
perifer tidak
efektif
d.d hipertensi
(185/112 mmHg),
hiperglikemia
(225 mg/dl),
hyperlipidemia (312
mg/dl)
Intervensi
Edukasi
Anjurkan berhenti merekok
Anjurkan berolahrgaga rutin
Anjurkan menggunakan obat penurunan tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu.
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikan omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa).
-
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
I n t e r v e n s i
21. Diagnosa Intervensi
Penurunan
curah jantung
b.d perubahan
afterload d.d
tekanan darah
meningkat.
(D. 0008)
Observasi
- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dyspnea, kelelahan,
edema, ortopnea
- paroxysmal nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
- Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri)
- Monitor EKG 12 sadapoan
- Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
- Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro-BNP)
- Monitor fungsi alat pacu jantung
- Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas
- Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
22. Diagnosa Intervensi
Penurunan
curah jantung
b.d perubahan
afterload d.d
tekanan darah
meningkat.
(D. 0008)
terapeutik
- Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen
->94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitasfisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitasfisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasiendan keluarga mengukur berat badan harian
Ajarkan pasiendan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
23. Diagnosa Intervensi
Intoleransi
Aktivitas b.d
Ketidakseimba
ngan antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
(D.0056)
d.d tekanan
darah berubah
>20% dari
kondisi
istirahat
)
observasi
- Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
- Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstermitas.
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
24. P (patient,
population, problem)
I (intervention)
C (comparison,
control)
Populasi penelitian adalah 30 orang Wanita yang berusia 35-60 tahun yang
berada di kecamatan pekanbaru kota wilayah kerja
puskesmas pekanbaru kota
Metode yang di gunakan dalam Literature review ini diawali dengan pemilihan
topik, kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia melalui beberapa database antara lain Google
Scholar, Ebscho, dan Pro Quest. Jurnal dipilih untuk dilakukan review berdasarkan
studi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi dalam literature
review ini adalah penggunaan Therapy Jus Mentimun terhadap penyakit
Hipertensi.
Hasil yang didapatkan pada grup intervensi adalah rata-rata tekanan arteri rata-
rata (MAP) pada kelompok kontrol sebelum diberikan jus mentimun sebesar 117,9,
sedangkan rata-rata tekanan arteri rata-rata (MAP) sesudah diberikan jus mentimun
sebesar 104,2. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah setelah
diberikan intervensi, dimana selisih antara dua rata-rata pretest dan post-test
pada kelompok khususnya analisa pada kelompok eksperimen adalah 13,8 dengan p
value= 0,000. Ini berarti konsumsi jus mentimun dapat membantu menurunkan tekanan
darah
pada pasien hipertensi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
Hasil -hasil p e n e l i t i a n
k e p e r a w a t a n
ya n g
p a d a
d a p a t
kasus
d i ja d i k a n i n te r ve n si
d e n g a n PICO
25. (outcome)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
Hasil -hasil p e n e l i t i a n
k e p e r a w a t a n
ya n g
p a d a
d a p a t
kasus
d i ja d i k a n i n te r ve n si
d e n g a n PICO
terapi jus mentimun pada kelompok perlakuan dari beberapa hasil
penelitian yang penulis temukan, bahwa jus mentimun dapat
menurunkan tekanan darah, hasil tersebut sebagai berikut ; hasil
penelitian dari Lebalado (2014) menyatakan bahwa konsumsi 150 ml
jus mentimun selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik pada laki- laki dan perempuan hipertensi secara
signifikan. Sedangkan menurut hasil penelitian Khusnul dan Munir
2012 menyatakan bahwa ada pengaruh bermakna dari pemberian jus
mentimun terhadap penurunan tekanan darah, penurunan terbesar
terjadi pada 2 jam dan setelah perlakuan hari ke 4 dan 5 setelah
perlakuan pemberian jus mentimun pada lansia dengan penyakit
hipertensi tanpa penyakit penyerta. Diskusi: Ini berarti konsumsi
jus mentimun dapat membantu menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi.