SlideShare a Scribd company logo
1 of 89
PBL
URONEFROLOGI
MODUL 2 : PRODUKSI KENCING KURANG
Kelompok 13
Tutor : dr. Prema Hapsari, Sp. PD
Kelompok
13
 11020150009 AULIAAMANI
 11020150015 NINIEK IIN FITRIANI
 11020150029 AYU MUSTIKA
 11020150035 FATHUL RACHMAT S. IMAM
 11020150040 MUHAMMAD RAFSANJANI
 11020150051 ANDI AISYA ZEALAND HALIZA
 11020150063 ARIDAYANA
 11020150075 SRI ARIATNA DEWI
 11020150089 INDAH CHINTYA MAHARANI
 11020150099 SENJAWATI MARTIA ULFAH
Skenario
Seorang pria, 49 thn, masuk rumah sakit dengan
keluhan produksi kencing berkurang sejak
kemarin. Selain itu pasien merasa sangat lemas,
sering muntah, dan nafsu makan menurun. Sekitar
sebulan terakhir pasien sering mengeluh nyeri
sendi dan minum obat penghilang nyeri bila
keluhannya datang.
KATA SULIT
&
KATA KUNCI
Kata Sulit : -
Kata Kunci
 Seorang pria, 49 tahun
 Keluhan produksi kencing berkurang sejak kemarin
 Pasien merasa sangat lemas, sering muntah, dan nafsu makan
menurun.
 Sekitar sebulan terakhir pasien sering mengeluh nyeri sendi
 Minum obat penghilang nyeri bila keluhannya datang.
Pertanyaan Penting :
1. Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang terlibat !
2. Jelaskan pembentukan urin dan kandungan normal dari urin!
3. Jelaskan mekanisme obat yang mempengaruhi ginjal !
4. Jelaskan patomekanisme gejala dari scenario!
5. Jelaskan langkah-langkah diagnosis seuai dengan skenario!
6. Jelaskan faktor risiko dari gejala!
7. Jelaskan diagnosis banding sesuai dengan skenario!
8. Jelaskan penatalaksanaan awal dan pencegahan awal sesuai dari
skenario!
1
Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang
terlibat !
ANATOMI SISTEM
KEMIH
Bentuknya menyerupai
kacang
sisi cekungnya menghadap
ke medial.
Di bungkus oleh capsula
fibrosa
Cranial : kel suprarenal
Posterior: ginjal dilindungi
oleh otot punggung, costa
XI dan XII
Anterior : organ
intraperitoneal
Ginjal kanan dikelilingi
hepar, kolon, dan
duodenum
Ginjal kiri dikelilingi oleh
lien, lambung, prankeas,
jejenum dan kolon.
Orang dewasa 11,5 cm
(panjang) x 6 cm (lebar) x
3,5 cm (tebal)
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
Ureter
Pada orang dewasa panjangnya 25-30 cm,
diameter 3-4 mm
3 daerah penyempitan : UPJ, persilanagn
dengan arteri iliaka, dan masuk ke buli-buli
Ureter
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
VESIKAURINARIA
Vesica Urinaria
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
URETRA
Wanita 3-5 cm
Pria 23-25 cm
Uretra posterior pada pria terfiri atad uretra pars prostatika, uretra
pars membranacea
Uretra anterior adalah bagian uretra yang di bungkus oleh korpus
spongiosum penis. Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa, pars
pendularis, fossa navikularis dan meatus akustikus eksterna.
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
Histologi Sistem Kemih
Ginjal
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
Ginjal
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
URETER
• epitel transisional
• lamina propria yang
lebar.
• Lapisan otot
longitudinal dalam,
sirkular, longitudinal
luar
epitel transisional
lamina propria yang lebar.
Lapisan otot longitudinal dalam, sirkular,
longitudinal luar
Ureter
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
VESIKA URINARIA
• Lipatan mukosa
• Epitel transisional ,
ketika meregang
berubah menjadi
epitel squamous
• Berkas Otot Polos
Lipatan mukosa
Epitel transisional , ketika meregang berubah
menjadi epitel squamous
Berkas Otot Polos
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
URETRA
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
FISIOLOGI
GINJAL
Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh
Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang
sesuai,terutama melalui regulasi keseimbangan H2O
Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES,termasuk
natrium (Na+.), klorida(Cl-), kalium (K+.),kalsium (Ca2-), ion
hidrogen (H-), bikarbonat (HCO3-, ),fosfat (PO43-), sulfat (SO42-),
dan magnesium (Mg2+).
Mempertahankan uolume plasma yang tepat, yang
penting dalam pengaturan jangka panjang tekanan
daraharteri.
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
FISIOLOGI
GINJAL
Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang
tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H+.dan HCO3- di urin
Mengeluarkan (mengekskresikan) produk-produk akhir (sisa)
metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika
dibiarkan menumpuk maka bahan-bahans sisa ini menjadi racun,
terutama bagi otak.
Mengeluarkan banyak senyawa asing,
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
FISIOLOGI
GINJAL
Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang
merangsang produksi sel darah merah
Menghasilkan renin, suatu hormone enzimatik
yang memicu suatu reaksi berantai yang penting
dalam konservasi garam menjadi ginjal
Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya
1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010.
2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014.
3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
2
Jelaskan pembentukan dan kandungan normal dari urin!
Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
Filtrasi
glomerulus
Reabsorbsi
glomerulus
Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
Sekresi
glomerulus
Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
Filtrasi,
reabsorbsi,
sekresi
Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
NASIB BAHAN
YANG TERFILTRASI
OLEH GINJAL
Bahan Presentase Rerata
Reabsorbsi Bahan yang
Terfiltrasi
Presentasi rerata Ekskresi
Bahan yang Terfiltrasi
Air 99 1
Natrium 99,5 0,5
Glukosa 100 0
Urea 50 50
Fenol 0 100
Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
Produk-produk lainnya yang difiltrasi : kreatinin, ion hidrogen, ion kalium, serta
anion dan kation organik.
3 Jelaskan faktor risiko dari gejala!
Faktor risiko
Usia
Jenis Kelamin
Riwayat penyakit hipertensi
Riwayat penyakit diabetes melitus
Riwayat penggunaan obat-obat analgesik atau OAINS
Riwayat merokok
Penggunaan minuman supplemen berenergi
1. Pranandari, Restu. 2015. Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUD Wateskulon Progo. “Jurnal.ugm.ac.id”
4
Jelaskan patomekanisme gejala dari skenario!
Oligouri
Gangguan Fungsi Ginjal
Pre Renal Renal Post Renal
Oligouria
Cairan Menuju Ginjal
Angiotensin
GFR
PD Aferen Berdilatasi & Eferen Berkonstriksi
Na & Urin Di Retensi
Jameson L. Harrison Principle of Interna Medicine.; 2003.
Special Issue: Chronic Kidney Disease. Cardiovassculer. 2009:11-13.
Gangguan Fungsi Ginjal
Uremia Hiperfosfatemia
HipercalcemiaTerangsang CTZ
Pusat Muntah
Muntah
Mual, Muntah, Lemas
Ca++ dari tulang
Jameson L. Harrison Principle of Interna Medicine.; 2003.
Special Issue: Chronic Kidney Disease. Cardiovassculer. 2009:11-13.
5
Jelaskan mekanisme obat yang berhubungan
dengan skenario!
OAINS
Biosintesis
Prostaglandin OAINS
1. Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
2. Wilmana PF, Gan S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Instiaty, eds. Farmakologi Dan
Terapi. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016:234-238.
3. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
PROSTAGLANDIN
Vasodilator arteriol afferent
glomerulus ginjal
Salah satu mediator inflamasi
Nyeri: sensitisasi reseptor nyeri
terhadap stimulasi mekanik kimiawi.
10. Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
11. Wilmana PF, Gan S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Instiaty, eds. Farmakologi Dan
Terapi. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016:234-238.
12. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
Pengaruh
OAINS di
ginjal
Penurunan Perfusi
Ginjal
Merangsang Saraf
simpatis & RAA
Angiotens II ↑
Vasokonstriksi
arteriol efferent
glomerulus ginjal
PG ↑ →
vasodilatasi
Arteriol afferent
glomerulus
Tekanan intra-
glomerulus dan
LFG tetap normalOAINS
10. Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
11. Wilmana PF, Gan S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Instiaty, eds. Farmakologi Dan
Terapi. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016:234-238.
12. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
6
Jelaskan langkah-langkah diagnosis seuai dengan skenario!
• Pre-renal
Langkah-langkah diagnosis untuk penyakit ginjal berbeda-beda sesuai dengan etiologinya.
• Renal
Post- renal
ANAMNESIS
Keluhan utama pasien
• Oliguria
• Onset dan durasi
• Riwayat kencing : Warna dan jumlah, berpasir, nyeri saat berkemih
(batu)
• Keluhan penyerta
• Malaise, mual-muntah, anoreksia
• Demam, menggigil
• Nyeri akibat kelainan urologis : Kencing mengedan, pancaran lemah,
bercabang, terputus-putus, kencing tidak puas.
• Keluhan miksi, ada benjolan
• Keluhan lain yang berhubungan dengan gagal ginjal
Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50
Riwayat penyakit lain yang pernah dideritanya maupun
yang pernah diderita oleh keluarganya
• Riwayat eneuresis pada masa kanak-kanak?
• Penyakit yang berhubungan dengan susah buang air kecil?
• Pernah didiagnosa penyakit ginjal tertentu?
• Adakah hipertensi atau proteinuria?
• Adakah komplikasi berupa penyakit tulang?
Riwayat trauma atau anemia
Riwayat pengobatan misalnya hemodialisa, dialisis,
transplantasi ginjal?
Riwayat penyakit yang diderita saat ini
• Riwayat kebiasaan atau konsumsi obat
Makan jengkol, pete
Penggunaan obat non-steroid, antibiotik, ACE Inhibitor, anti
inflamasi
Penggunaan obat yang mengendap dan bersifat toksis seperti
digoksin
Konsumsi air putih
Riwayat hubungan seksual
PEMERIKSAAN
FISIK
Inspeksi :
• Pasien tampak kesakitan, lemah, dehidrasi yang ditandai dengan bibir kering,
turgor kulit menurun, mata cekung
• Pasien tampak sesak napas
• Pembesaran asimetris di daerah abdomen atas
• Edema tungkai
• Dll
Palpasi :
 Ginjal dapat diraba
 Tanda-tanda obstruksi, ascites
 Pembesaran prostat
 Massa pelvis
Perkusi dan auskultasi
 Ketuk di daerah costovertebra
 Tanda edema paru (ronki), murmur
Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50
• Pemeriksaan ginjal, buli-buli, genitalia eksterna, berupa:
 Tekanan darah : Normotensi/ hiportensi ortostatik
(Pre-renal), hipertensi (Renal)
 Denyut nadi :Takikardi, irreguler
 Suhu : Meningkat pada infeksi
 Pernapasan : Kussmaul
• Tanda vital
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Urinalis
• Pemeriksaan darah
Darah rutin
Faal ginjal
 Kadar kreatinin serum
 Kadar Uream/ BUN
 Kreatinin klerens
Elektrolit: Natrium, Kalium, Ca,
Fosfat
Faal hepar, faal pembekuan dan
profil lipid
Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50
 Analisis Semen
 Analisis Batu
 Kultur Urine
 Sitologi Urine
 Histopatologi
Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50
• Pemeriksaan Laboratorium
7
Jelaskan diagnosis banding sesuai dengan
skenario!
GangguanGinjalAkut
Definisi
 Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu berupa
kenaikan kadar kreatinin serum ≥0,3 mg/dl (≥26,4 nmol/l),
presentasi kenaikan kreatinin serum ≥50% (1,5 x kenaikan dari nilai
dasar), atau pengurangan produksi urin (oliguuria yang tercatat ≤0,5
ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam).
Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
Perjalanan
GGA
Kerusakan tetap dari ginjal (GGK, CKD tahap 5)
Eksaserbasi berupa naik turunnya progreivitas GGK/CKD
tahap 1-4
Penurunan faal ginjal sesuai dengan tahap-tahap GGK (CKD
tahap 1-4)
Sembuh sempurna
Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
Diagnosis
Anamnesis yang baik, serta pemeriksaan jasmani yang
teliti ditujukan untuk mencari sebab gangguan ginjal
akut
Membedakan gangguan ginjal akut (GGA) dengan
gangguan ginjal kronik (GGK) misalnya anemia dan
ukuran ginjal yang kecil menunjukkan gagal ginjal
kronis.
Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis GGA diperlukan pemeriksaan berulang fungsi ginjal
yaitu kadar ureum, kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus. Pada pasien
yang dirawat selalu diperiksa asupan dan keluaran cairan, berat badat
untuk memperkirakan adanya kehilangan atau kelebihan cairan tubuh.
Penilaian pasien GGA
• Kadar kreatinin serum. Pada gangguan ginjal akut faal
ginjal dinilai dengan memeriksa berulang kali kadar
serum kreatinin.
• Kadar cystatin C serum. Walaupun belum diakui secara
umum nilai serum cystatin C dapat menjadi indicator
gangguan ginjal akut tahap awal yang cukup dapat
dipercaya
• Volume urin. Anuria akut atau oligouria berat
merupakan indicator yang spesifik untuk gangguan
ginjal akut, yang dapat terjadi sebelum perubahan nilai-
nilai biokimia darah.
Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
Diagnosis
Penilaian pasien GGA
• Kelainan analisis urin
• Pertanda biologis (Biomarkers), adalah zat-zat yang dikeluarkan oleh
tubulus ginjal yang rusak, seperti interleukin 18, enzim tubular, N-
acetyl-b-glukosamidase, alanine aminopeptidase, kidney injury
molecule 1.
Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
KriteriaAKI
 Kriteria RIFLE
Kriteria GFR Output urine
Risk Kreatiniin plasma meningkat 1.5 x
GFR berkurang >25%
<0.5 mL . kg-1 . h-1 x 6 h
Injury Kreatinin plasma meningkat 2 x
GFR berkurang >50%
<0.5 mL . kg-1 . h-1 x 12 h
Failure Kreatinin plasma meningkat 3 x
GFR berkurang >75%
<0.3 mL . kg-1 . h-1 x 24 h
atau anuria x 12 h
Loss Persistent ARF = Hilangnya fungsi
ginjal total yang memerlukan dialisis
> 4 minggu dan < 3 bulan
End Stage Penyakit ginjal stadium akhir “End-
stage kidney disease” yang
memerlukan dialisis > 3 bulan
Mohsenin, Vahid.2017.PRACTICAL APPROACH TO DETECTION AND MANAGEMENT OF ACUTE KIDNEY INJURY IN CRITICALLY ILL PATIENT.USA
Tahapan GgGA
menurut
KDIGO
Tahap Kriteria serum kreatinin Kriteria produksi urin
1
Peningkatan serum kreatinin
≥26 umol/L (0,3 mg/dl)
dalam 48 jam atau
peningkatan 1,5-1,9 kali dari
kadar kreatinin referensi
Produksi urin <0,5
cc/kgBB selama lebih
dari 6 jam
2
Peningkatan serum kreatinin
2-2,9 kali dari kadar
kreatinin referensi
Produksi urin <0,5
cc/kgBB selama lebih
dari 12 jam
3
Peningkatan serum kreatinin
3 kali kadar sebelumnya
atau serum kreatinin ≥4
mg/dl atau telah
memerlukan terapi
pengganti ginjal (tanpa
melihat tahapapnnya)
Produksi urin <0,3
cc/kgBB selama lebih
dari 24 jam atau anuri
selama 12 jam
Mohsenin, Vahid.2017.PRACTICAL APPROACH TO DETECTION AND MANAGEMENT OF ACUTE KIDNEY INJURY IN CRITICALLY ILL PATIENT.USA
Patogenesis
Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
Pre renal
Hipovolemia karena
• Gastroenteritis
• Perdarahan
Penurunan volume vaskuler efektif
• Sepsis akibat vasodilatasi
• Luka bakar
• Sindrom nefrotik hipoalbuminemia dan edema
Penurunan curah jantung akibat:
• Gagal jantung
• Kardiomiopati
• Pasca bedah jantung
Renal
Kelainan kongenital ginjal :
• Agenesis ginjal
• Ginjal polikistik
• Ginjal hipoplastik-displastik
Glomerulonefritis
• Glomerulonefritis akut (GNA) biasanya pasca
Streptokokus
• GN kresentik idiopatik atau mengikuti penyakit
sistemik seperti lupus eritematous sistemik
(LES)
Kelainan vaskuler ginjal :
• Sindrom hemolitik uremik (SHU)
• Trombosis arteri/vena renalis
• Vaskulitis antara lain periarteritis nodusa,
purpura Henoch Schonlein.
Nefritis interstisialis
• Obat
• Infeksi
• Pielonefritis
Kerusakan tubulus
• Tipe iskemik
• Tipe Nefrotoksik
Renal
Penyakit
Tubulointerstisial
Pendahuluan
Jaringan tubulointerstisial terdiri
dari seluruh jaringan ginjal kecuali
glomerulus. Inflamasi adau cedera
progresif pada interstisium ginjal
akan merusak jaringan ginjal secara
luas yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan fungsi
gnjal.
Mekanisme
Cedera
Tubulointersti
sial
Antigen dari sel ginjal dan
membrane dasar tubuler
• Salah satu contoh antien ini adalah
kompleks antigen Heyman nephritis.
Contoh lain adalah protein Tamm-Horsfall
juga dijumpai pada permukaan sel tubulus
dan disekresi ke dalam lumen tubulus.
Protein Tamm-Horsfall atau urumodulin ini
merupakan suatu glikoprotein yang dapat
membentuk deposit imun sepanjang basa
sel tubulus.
Konyugat Hapten-obat
• Sejumlah golongan penisilin, sefalosporin, fenitoin
merupakan antigen ekstrarenal yang membentuk
deposit imun. Deposit ini terbenuk local in-situ atau
berasal dari kompleks sirkulasi.
Antigen akibat mimikri molekuler
• Beberapa antibody streptokoki nefritogenik dapat
bereaksi secara silang dengan kolagen tipe IV di
daerah interstitium.
Mekanisme
Cedera
Tubulointersti
sial
Antigen Ekstra-renal dalam bentuk
deposit imun
• Contohnya, pada nefritis lupus dengan deposit
DNA, nefropati IgA, nefropati Sjorgen,
cryoglobulinemia. Lokasi deposit ini tergantung
dari muatan listrik, struktur antigendan antibody,
adanya reseptor fc, mekanisme aliran ginjal,
klirens efektif dan banyak faktor lainnya.
Mekanisme
Cedera
Tubulointersti
sial
Respon Imun pada penyakit
tubulointerstisial
• Respon Imun pada penyakit
tubulointerstisial dapat diperantarai oleh
proses amplifikasi dan sitokin. Proses
amplifikasi adalah proses yang menyertai
peristiwa endapan antibody spesifik, deposisi
kompleks imun, infiltrasi sel T yang
meningkatkan inflamasi dan cedera jaringan.
Mekanisme
Cedera
Tubulointersti
sial
Nefritis Interstisial Akut
Epidemiologi
Nefritis interstisial akut (NIA) sering disebut nefritis
tubulusinterstisial akuta. NIA dilaporkan bertanggung
jawab terhadap 15% dari gejala gagal ginjal akut.
Diperkirakan 25% gagal ginjal kronik disebabkan oleh
cedera ginjal presisten akibat NIA asimtomatik.
Etiologi
obat-obatan , seperti derivate penisislin (khususnya metisilin, sefalosporin),
rifampisin, sulfonamide, fenitoin, alopurinol, diuretika golongan furosemid
dan tiazid, interferon-alfa, omeprazol, dan golongan obat anti inflamasi non-
steroid (OAINS), 5-aminosalicylic acid, propylthiouracil.
obat tradisional china untuk pelangsing
Infeksi sistemik, seperti difteria, demam scarlet, endocarditis bacteria; akut,
infeksi HIV dan infeksi Epstein-Barr dan penyakit autoimun.
Sebagian besar NIA tidak diketahui penyebabnya.
Gejala Klinik
Secara klinik NIA mudah ditegakkan, berdasarkan keluhan dan
tanda :
Perjalan penyakit beberapa hari sampai berminggu-minggu,
dengan puncak proses imun sekiar 2 minggu.
Meningkatnya kadar kreatinin serum dengan cepat (0,3-0,5
mg/dl/hari)
Trias : febris, ruam kulit, dan esonofilia yang biasanya terjadi
sekitar 10-15 hari setelah dimulai pemberian obat-obatan
Gejala spesifik : pasien yang mengalami infeksi, dengan
antibiotika, febris mereda, namun kemudian febris kambuh
setekah beberapa hari.
Terapi
Pikirkan dan singkirkan bahan atau
obat-oabat yang potensial
menyebabkan NIA
Obati infeksi sistemik dengan
antibiotika atau anti virus
Periksa secara serial kadar ureum dan
kreatinin serum, diharapkan kadarnya
menurun dalam beberapa hari setelah
faktor penyebab dihilangkan.
Bila terjadi perbaikan fungsi ginjal setelah terapi kombinasi, terapi ini
diteruskan selama 1 tahun.
Bila tidak terjadi perbaikan selama 5-6 minggu, siklosfosfamid dihentikan
dan kortikosteroid diturunkan dengan tapper selama beberapa minggu.
Bila selama 1-2 minggu terapi prednisone tidak ada perbaikan, diberikan
kombinasi dengan siklosfosfamid 2 mg/kg BB.
Prednisone 1 mg/kg BB diberikan selama 4-6 minggu.
Sebaiknya kortikosteroid diberikan setelah pemeriksaan biopsy.
Bila gejala klinik dan laboratorium tidak membaik setelah faktor penyebab
potensial dihilangkan, mulai pemberian kortikosteroid.
Terapi
Paparan kronik terhadap zat kimia dan obat dapat
mengakibatkan gagal ginjal kronik, terapi yng
diberikan berupa terapi suportif gagal ginjal kronik,
bila berkembang menjadi gagal ginjal terminal
dialysis dan kemudian transplantasi merupakan terapi
pilihan.
Terapi
Nefritis Interstisial Kronik
Etiologi
Secara umum faktor etiologi pada NIA dengan paparan
bahan toksik jangka panjang dapat menyebabkan NIK,
namun terdapat beberapa gambaran khusus NIK seperti
Nefropati endemic, Sarkoidosis, Mieloma multiple,
Nefritis adiasi, Nefropati analgesic, Nefripati asam urat,
Hiperkalsemia, Nefropati hipokalemik, oksalosis,
Nefropati obstruktif, dan Nefroati Lead (timah hitam).
Gambaran
Klinik
kebanyakan terdiagnosis melalui skrining dengan dijumpainya kelainan
urinalisis atau penurunan fungsi ginjal. Paling sering pasien mengalami
keluhan sistemik akibat penyakit dasarmya atau keluhan non spesifik gagal
ginjal, tergantung derajat gagal ginjal seperti lemah, mual, nokturia.
Gambaran laboratorium khas meliputi proteinuria pada kisaran non
nefrotik, hematuria mikroskopik, piuria dan glukosuria. Selain itu,
dijumpai gangguan fungsi asidifikasi dan pemekatan urin akibat gangguan
fungsi tubulus proksimal atau distal. Kadar asam urat tidak begitu tinggi dan
anemia sering dijumpai.
Treatment
Terapi dasar NIK adalah terapi penyakit primernya dengan usaha
mengidentifikasi bahan eksogen penyebab atau kondisi seperti
obstruksi dan infeksi dan menghilangkannya.
Usaha lainnya, mengendalikan tekanan darah (dengan ACE-
inhibitor), terapi kelainan eliktrolit, kelainan asam basa,
hiperurikemia dan gangguan metabolism fosfat.
Terapi yang lebih spesifik dengan chelating agent untuk
intoksikasi timah hitam.
Terapi kortikosteroid untuk sarkiodosis.
Penyakit pada
GGA Post
Renal
• STRUCTURALABNORMALITIES:
• POSTERIOR URETHRAL VALVES
• URETER OBSTRUCTION
• NEUROGENIC BLADDER
• CRISTALURIA :
• TUMOR LYSIS SYNDROME
• MELANIN
• JENGKOL
• CALCULI
• BLOOD CLOT
POST-RENAL:
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
POST RENAL
Disebabkan
Intra-renal Ekstra-renal
• deposisi Kristal
(urat, oxalate,
sulfonamide)
• protein
(mioglobin,
hemoglobin).
pelvis ureter
Obstruksi Instrinsic Obstruksi Ekstrinsic
• tumor,
• batu,
• nekrosis
papilla
• keganasan
• retroperitoneal
fibrosis
kandung kemih
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
Obstruksi
ureter
Obstruksi ureter adalah penyumbatan pada salah satu atau kedua tabung
(ureter) yang membawa air kencing dari ginjal ke kandung kemih Anda.
Obstruksi urat nadi bisa disembuhkan. Namun, jika tidak diobati, gejala
dapat dengan cepat beralih dari rasa sakit ringan, demam dan infeksi -
hingga parah - kehilangan fungsi ginjal, sepsis dan kematian.
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
Gejala
 Tanda dan gejala tergantung pada di mana obstruksi terjadi, entah itu parsial
atau lengkap, seberapa cepat perkembangannya, dan apakah itu
mempengaruhi satu atau kedua ginjal.
Pain
Changes in the
amount of urine
produced
Difficulty urinating Blood in the urine
Repeated urinary tract
infections
High blood pressure
(hypertension)
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
Penyebab
• tabung yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih.
Kondisi umum ini, yang hadir saat lahir (congenal),
menyebabkan dua ureter terbentuk pada ginjal yang sama.
Duplikasi ureter,
• Hubungan abnormal antara ureter dan ginjal (persimpangan
ureteropelvik) dapat menyebabkan ginjal membengkak dan
akhirnya berhenti bekerja. Hubungan abnormal antara ureter
dan kandung kemih (persimpangan ureterovesical) dapat
menyebabkan urin kembali ke ginjal.
Kelainan dimana ureter
terhubung ke kandung
kemih atau ginjal, yang
menghambat aliran urin.
• Jika ureter terlalu sempit dan tidak membiarkan air kencing
mengalir normal, tonjolan kecil di ureter (ureterokel) bisa
terjadi. Hal ini dapat menghambat aliran urin dan
menyebabkan urin kembali ke ginjal, kemungkinan mengarah
pada kerusakan ginjal.
Ureteranokel
• Jaringan fibrosa tumbuh dari daerah belakang perut. Serabut
mengelilingi dan menghalangi ureter, menyebabkan air
kencing kembali ke ginjal.
Fibrosis retroperitoneal
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
Penyebab lain
Berbagai penyebab di dalam (intrinsik) atau luar (ekstrinsik) ureter dapat
menyebabkan obstruksi ureter, termasuk:
Batu urat Sembelit parah, yang terjadi terutama pada
anak-anak tetapi juga terjadi pada orang dewasa
Tumor kanker dan non kanker
Pertumbuhan jaringan internal, seperti endometriosis
pada wanita
Pembengkakan dinding ureter jangka panjang, biasanya
karena penyakit seperti tuberkulosis atau infeksi parasit
yang disebut schistosomiasis.
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
Komplikasi
Obstruksi urin bisa menyebabkan infeksi
saluran kemih dan kerusakan ginjal, yang
bisa ireversibel
https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
8 Jelaskan penatalaksanaan awal dan
pencegahan awal sesuai dari skenario!
Penatalaksanaan
awal
cari penyebab dan perbaiki faktor pre dan pasca renal
mengevaluasi obat-obat yang di pakai
mempertahankan homeostasis dan keseimbangan cairan
dan elekteolit
optimalkan curah jantung dan aliran darah ke ginjal
Perbaiki dan atau tingkatkan aliran urin
monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015.
Penatalaksanaan
awal
cari dan obati komplikasi ikut (hiperkalemia,
hipernatremia, asidosis, hiperfosfatemia, edema
paru)
asupan nutrisi adekuat sejak dini
cari fokus infeksi dan atasi infeksi secara agresif
(jika ada)
perawatan menyeluruh yang
baik(kateter,kulit,psikologis)
berikan obat dengam dosis tepat sesuai kapasitas
bersihan ginjal
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015.
pencegahan
Pengendalian penyakit
diabetes , jantung , hipertensi
Mengurangi asupan garam
Pembatasan asupan protein
Tidak menggunakan zat
kontras yang dapat
menyebabkan nefropati
kontras
Segala hal yang yang dapat
menyebabkan iskemik atau
hipoperfusi ginjal sebaiknua
di hindari
Pemakaian obat-obat
nefrotoksik harus diberikan
dengam dosis yang tepat
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015.
Modul 2 Produksi Kencing Kurang

More Related Content

What's hot

Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
elmakrufi
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
yeliani
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Sumayyah Nida Azizah
 
Anatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaAnatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinaria
ShiAddung
 

What's hot (20)

Laporan PBL Modul Berat Badan Menurun
Laporan PBL Modul Berat Badan MenurunLaporan PBL Modul Berat Badan Menurun
Laporan PBL Modul Berat Badan Menurun
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiSakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Pbl modul 2 kardio
Pbl modul 2 kardioPbl modul 2 kardio
Pbl modul 2 kardio
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Keseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhKeseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuh
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
 
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf Kejepit
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf KejepitHNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf Kejepit
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf Kejepit
 
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
 
Anatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaAnatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinaria
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Patofisiologi Demam
Patofisiologi Demam Patofisiologi Demam
Patofisiologi Demam
 

Similar to Modul 2 Produksi Kencing Kurang

Journal & Literature Review Asfiksia_Forensik
Journal & Literature Review Asfiksia_ForensikJournal & Literature Review Asfiksia_Forensik
Journal & Literature Review Asfiksia_Forensik
ratnaamelia07
 
Buku stem cell epigenetik prof lim 2016
Buku stem cell epigenetik prof lim 2016 Buku stem cell epigenetik prof lim 2016
Buku stem cell epigenetik prof lim 2016
LinnaYunita
 
Makalah KD IPA tentang MANUSIA
Makalah KD IPA tentang MANUSIAMakalah KD IPA tentang MANUSIA
Makalah KD IPA tentang MANUSIA
Irfan Riski
 
Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1
Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1
Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1
sitirahma25
 

Similar to Modul 2 Produksi Kencing Kurang (20)

Kasus bph
Kasus bphKasus bph
Kasus bph
 
Journal & Literature Review Asfiksia_Forensik
Journal & Literature Review Asfiksia_ForensikJournal & Literature Review Asfiksia_Forensik
Journal & Literature Review Asfiksia_Forensik
 
Hernia dan Hidrokel
Hernia dan HidrokelHernia dan Hidrokel
Hernia dan Hidrokel
 
Buku stem cell epigenetik prof lim 2016
Buku stem cell epigenetik prof lim 2016 Buku stem cell epigenetik prof lim 2016
Buku stem cell epigenetik prof lim 2016
 
Analisis Kritis Sistem Eksresi analisis buku sistem ekskresi.pdf
Analisis Kritis Sistem Eksresi analisis buku sistem ekskresi.pdfAnalisis Kritis Sistem Eksresi analisis buku sistem ekskresi.pdf
Analisis Kritis Sistem Eksresi analisis buku sistem ekskresi.pdf
 
Eksisi fibrolipoma retrofaring dengan pendekatan transcervical laporan kasus
Eksisi fibrolipoma retrofaring dengan pendekatan transcervical  laporan kasusEksisi fibrolipoma retrofaring dengan pendekatan transcervical  laporan kasus
Eksisi fibrolipoma retrofaring dengan pendekatan transcervical laporan kasus
 
Laporan Praktikum Mikroskop
Laporan Praktikum MikroskopLaporan Praktikum Mikroskop
Laporan Praktikum Mikroskop
 
Kelompok 4 science pada abad xx
Kelompok 4 science pada abad xxKelompok 4 science pada abad xx
Kelompok 4 science pada abad xx
 
Presentasi_ppt_KARSINOGENESIS_tinjauan_p.pptx
Presentasi_ppt_KARSINOGENESIS_tinjauan_p.pptxPresentasi_ppt_KARSINOGENESIS_tinjauan_p.pptx
Presentasi_ppt_KARSINOGENESIS_tinjauan_p.pptx
 
Askep abses hepar kelompok 3
Askep abses hepar kelompok 3Askep abses hepar kelompok 3
Askep abses hepar kelompok 3
 
Makalah KD IPA tentang MANUSIA
Makalah KD IPA tentang MANUSIAMakalah KD IPA tentang MANUSIA
Makalah KD IPA tentang MANUSIA
 
RPS FISIOLOGI B21 GENAP 2022-2023 (1).pdf
RPS FISIOLOGI B21 GENAP 2022-2023 (1).pdfRPS FISIOLOGI B21 GENAP 2022-2023 (1).pdf
RPS FISIOLOGI B21 GENAP 2022-2023 (1).pdf
 
Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1
Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1
Tutorial skenario 1 4.3 kelompok 1
 
ANATOMI_TUBUH_MANUSIA.docx
ANATOMI_TUBUH_MANUSIA.docxANATOMI_TUBUH_MANUSIA.docx
ANATOMI_TUBUH_MANUSIA.docx
 
Balance Disorder
Balance DisorderBalance Disorder
Balance Disorder
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
THT-KL.pptx
THT-KL.pptxTHT-KL.pptx
THT-KL.pptx
 
CONTENT Fisiologi Hewan.pdf
CONTENT Fisiologi Hewan.pdfCONTENT Fisiologi Hewan.pdf
CONTENT Fisiologi Hewan.pdf
 
Sel dian rahmawati
Sel dian rahmawatiSel dian rahmawati
Sel dian rahmawati
 
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
Buku Tentang Sel - Dian Rahmawati 1113016100044
 

More from Aulia Amani

More from Aulia Amani (20)

Persentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakPersentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anak
 
HIV pada Anak
HIV pada AnakHIV pada Anak
HIV pada Anak
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeKesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein Trombosis
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/trauma
 
PBL Modul Jatuh
PBL Modul JatuhPBL Modul Jatuh
PBL Modul Jatuh
 
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarPBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
 
Modul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidModul Gangguan Haid
Modul Gangguan Haid
 
Modul Demam
Modul DemamModul Demam
Modul Demam
 
Modul SS Mata
Modul SS MataModul SS Mata
Modul SS Mata
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
 
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiModul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul Demam
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
pbl report smelling
pbl report smellingpbl report smelling
pbl report smelling
 
persentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidupersentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidu
 
Modul Kulit
Modul Kulit Modul Kulit
Modul Kulit
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 

Modul 2 Produksi Kencing Kurang

  • 1. PBL URONEFROLOGI MODUL 2 : PRODUKSI KENCING KURANG Kelompok 13 Tutor : dr. Prema Hapsari, Sp. PD
  • 2. Kelompok 13  11020150009 AULIAAMANI  11020150015 NINIEK IIN FITRIANI  11020150029 AYU MUSTIKA  11020150035 FATHUL RACHMAT S. IMAM  11020150040 MUHAMMAD RAFSANJANI  11020150051 ANDI AISYA ZEALAND HALIZA  11020150063 ARIDAYANA  11020150075 SRI ARIATNA DEWI  11020150089 INDAH CHINTYA MAHARANI  11020150099 SENJAWATI MARTIA ULFAH
  • 3. Skenario Seorang pria, 49 thn, masuk rumah sakit dengan keluhan produksi kencing berkurang sejak kemarin. Selain itu pasien merasa sangat lemas, sering muntah, dan nafsu makan menurun. Sekitar sebulan terakhir pasien sering mengeluh nyeri sendi dan minum obat penghilang nyeri bila keluhannya datang.
  • 4. KATA SULIT & KATA KUNCI Kata Sulit : - Kata Kunci  Seorang pria, 49 tahun  Keluhan produksi kencing berkurang sejak kemarin  Pasien merasa sangat lemas, sering muntah, dan nafsu makan menurun.  Sekitar sebulan terakhir pasien sering mengeluh nyeri sendi  Minum obat penghilang nyeri bila keluhannya datang.
  • 5. Pertanyaan Penting : 1. Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang terlibat ! 2. Jelaskan pembentukan urin dan kandungan normal dari urin! 3. Jelaskan mekanisme obat yang mempengaruhi ginjal ! 4. Jelaskan patomekanisme gejala dari scenario! 5. Jelaskan langkah-langkah diagnosis seuai dengan skenario! 6. Jelaskan faktor risiko dari gejala! 7. Jelaskan diagnosis banding sesuai dengan skenario! 8. Jelaskan penatalaksanaan awal dan pencegahan awal sesuai dari skenario!
  • 6. 1 Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang terlibat !
  • 8. Bentuknya menyerupai kacang sisi cekungnya menghadap ke medial. Di bungkus oleh capsula fibrosa Cranial : kel suprarenal Posterior: ginjal dilindungi oleh otot punggung, costa XI dan XII Anterior : organ intraperitoneal Ginjal kanan dikelilingi hepar, kolon, dan duodenum Ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, prankeas, jejenum dan kolon. Orang dewasa 11,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal) 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 9. 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 10. Ureter Pada orang dewasa panjangnya 25-30 cm, diameter 3-4 mm 3 daerah penyempitan : UPJ, persilanagn dengan arteri iliaka, dan masuk ke buli-buli Ureter 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 11. VESIKAURINARIA Vesica Urinaria 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 12. URETRA Wanita 3-5 cm Pria 23-25 cm Uretra posterior pada pria terfiri atad uretra pars prostatika, uretra pars membranacea Uretra anterior adalah bagian uretra yang di bungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikularis dan meatus akustikus eksterna. 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 14. Ginjal 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 15. Ginjal 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 16. URETER • epitel transisional • lamina propria yang lebar. • Lapisan otot longitudinal dalam, sirkular, longitudinal luar epitel transisional lamina propria yang lebar. Lapisan otot longitudinal dalam, sirkular, longitudinal luar Ureter 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 17. VESIKA URINARIA • Lipatan mukosa • Epitel transisional , ketika meregang berubah menjadi epitel squamous • Berkas Otot Polos Lipatan mukosa Epitel transisional , ketika meregang berubah menjadi epitel squamous Berkas Otot Polos 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 18. URETRA 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 19. FISIOLOGI GINJAL Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai,terutama melalui regulasi keseimbangan H2O Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES,termasuk natrium (Na+.), klorida(Cl-), kalium (K+.),kalsium (Ca2-), ion hidrogen (H-), bikarbonat (HCO3-, ),fosfat (PO43-), sulfat (SO42-), dan magnesium (Mg2+). Mempertahankan uolume plasma yang tepat, yang penting dalam pengaturan jangka panjang tekanan daraharteri. 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 20. FISIOLOGI GINJAL Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H+.dan HCO3- di urin Mengeluarkan (mengekskresikan) produk-produk akhir (sisa) metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk maka bahan-bahans sisa ini menjadi racun, terutama bagi otak. Mengeluarkan banyak senyawa asing, 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 21. FISIOLOGI GINJAL Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang merangsang produksi sel darah merah Menghasilkan renin, suatu hormone enzimatik yang memicu suatu reaksi berantai yang penting dalam konservasi garam menjadi ginjal Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya 1. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2010. 2. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia : Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2014. 3. Purnomo BB. DASAR-DASAR UROLOGI. Jakarta: Sagung Seto; 2016. 4. Sherwood L. Fisiologl Manusia Dari Sel Ke Sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016.
  • 22. 2 Jelaskan pembentukan dan kandungan normal dari urin!
  • 23. Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC Filtrasi glomerulus
  • 24. Reabsorbsi glomerulus Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
  • 25. Sekresi glomerulus Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC
  • 27. NASIB BAHAN YANG TERFILTRASI OLEH GINJAL Bahan Presentase Rerata Reabsorbsi Bahan yang Terfiltrasi Presentasi rerata Ekskresi Bahan yang Terfiltrasi Air 99 1 Natrium 99,5 0,5 Glukosa 100 0 Urea 50 50 Fenol 0 100 Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Ed 8. Jakarta: EGC Produk-produk lainnya yang difiltrasi : kreatinin, ion hidrogen, ion kalium, serta anion dan kation organik.
  • 28. 3 Jelaskan faktor risiko dari gejala!
  • 29. Faktor risiko Usia Jenis Kelamin Riwayat penyakit hipertensi Riwayat penyakit diabetes melitus Riwayat penggunaan obat-obat analgesik atau OAINS Riwayat merokok Penggunaan minuman supplemen berenergi 1. Pranandari, Restu. 2015. Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUD Wateskulon Progo. “Jurnal.ugm.ac.id”
  • 31. Oligouri Gangguan Fungsi Ginjal Pre Renal Renal Post Renal Oligouria Cairan Menuju Ginjal Angiotensin GFR PD Aferen Berdilatasi & Eferen Berkonstriksi Na & Urin Di Retensi Jameson L. Harrison Principle of Interna Medicine.; 2003. Special Issue: Chronic Kidney Disease. Cardiovassculer. 2009:11-13.
  • 32. Gangguan Fungsi Ginjal Uremia Hiperfosfatemia HipercalcemiaTerangsang CTZ Pusat Muntah Muntah Mual, Muntah, Lemas Ca++ dari tulang Jameson L. Harrison Principle of Interna Medicine.; 2003. Special Issue: Chronic Kidney Disease. Cardiovassculer. 2009:11-13.
  • 33. 5 Jelaskan mekanisme obat yang berhubungan dengan skenario!
  • 34. OAINS
  • 35. Biosintesis Prostaglandin OAINS 1. Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016. 2. Wilmana PF, Gan S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Instiaty, eds. Farmakologi Dan Terapi. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016:234-238. 3. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 36. PROSTAGLANDIN Vasodilator arteriol afferent glomerulus ginjal Salah satu mediator inflamasi Nyeri: sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik kimiawi. 10. Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016. 11. Wilmana PF, Gan S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Instiaty, eds. Farmakologi Dan Terapi. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016:234-238. 12. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 37. Pengaruh OAINS di ginjal Penurunan Perfusi Ginjal Merangsang Saraf simpatis & RAA Angiotens II ↑ Vasokonstriksi arteriol efferent glomerulus ginjal PG ↑ → vasodilatasi Arteriol afferent glomerulus Tekanan intra- glomerulus dan LFG tetap normalOAINS 10. Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Penerbit Buku Kedokteran :EGC; 2016. 11. Wilmana PF, Gan S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Instiaty, eds. Farmakologi Dan Terapi. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016:234-238. 12. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 38. 6 Jelaskan langkah-langkah diagnosis seuai dengan skenario!
  • 39. • Pre-renal Langkah-langkah diagnosis untuk penyakit ginjal berbeda-beda sesuai dengan etiologinya.
  • 42. ANAMNESIS Keluhan utama pasien • Oliguria • Onset dan durasi • Riwayat kencing : Warna dan jumlah, berpasir, nyeri saat berkemih (batu) • Keluhan penyerta • Malaise, mual-muntah, anoreksia • Demam, menggigil • Nyeri akibat kelainan urologis : Kencing mengedan, pancaran lemah, bercabang, terputus-putus, kencing tidak puas. • Keluhan miksi, ada benjolan • Keluhan lain yang berhubungan dengan gagal ginjal Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50
  • 43. Riwayat penyakit lain yang pernah dideritanya maupun yang pernah diderita oleh keluarganya • Riwayat eneuresis pada masa kanak-kanak? • Penyakit yang berhubungan dengan susah buang air kecil? • Pernah didiagnosa penyakit ginjal tertentu? • Adakah hipertensi atau proteinuria? • Adakah komplikasi berupa penyakit tulang? Riwayat trauma atau anemia Riwayat pengobatan misalnya hemodialisa, dialisis, transplantasi ginjal? Riwayat penyakit yang diderita saat ini
  • 44. • Riwayat kebiasaan atau konsumsi obat Makan jengkol, pete Penggunaan obat non-steroid, antibiotik, ACE Inhibitor, anti inflamasi Penggunaan obat yang mengendap dan bersifat toksis seperti digoksin Konsumsi air putih Riwayat hubungan seksual
  • 45. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi : • Pasien tampak kesakitan, lemah, dehidrasi yang ditandai dengan bibir kering, turgor kulit menurun, mata cekung • Pasien tampak sesak napas • Pembesaran asimetris di daerah abdomen atas • Edema tungkai • Dll Palpasi :  Ginjal dapat diraba  Tanda-tanda obstruksi, ascites  Pembesaran prostat  Massa pelvis Perkusi dan auskultasi  Ketuk di daerah costovertebra  Tanda edema paru (ronki), murmur Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50 • Pemeriksaan ginjal, buli-buli, genitalia eksterna, berupa:
  • 46.  Tekanan darah : Normotensi/ hiportensi ortostatik (Pre-renal), hipertensi (Renal)  Denyut nadi :Takikardi, irreguler  Suhu : Meningkat pada infeksi  Pernapasan : Kussmaul • Tanda vital
  • 47. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Urinalis • Pemeriksaan darah Darah rutin Faal ginjal  Kadar kreatinin serum  Kadar Uream/ BUN  Kreatinin klerens Elektrolit: Natrium, Kalium, Ca, Fosfat Faal hepar, faal pembekuan dan profil lipid Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50  Analisis Semen  Analisis Batu  Kultur Urine  Sitologi Urine  Histopatologi Purnomo, Basuki B. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. Hal 21-50 • Pemeriksaan Laboratorium
  • 48. 7 Jelaskan diagnosis banding sesuai dengan skenario!
  • 50. Definisi  Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu berupa kenaikan kadar kreatinin serum ≥0,3 mg/dl (≥26,4 nmol/l), presentasi kenaikan kreatinin serum ≥50% (1,5 x kenaikan dari nilai dasar), atau pengurangan produksi urin (oliguuria yang tercatat ≤0,5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam). Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 51. Perjalanan GGA Kerusakan tetap dari ginjal (GGK, CKD tahap 5) Eksaserbasi berupa naik turunnya progreivitas GGK/CKD tahap 1-4 Penurunan faal ginjal sesuai dengan tahap-tahap GGK (CKD tahap 1-4) Sembuh sempurna Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 52. Diagnosis Anamnesis yang baik, serta pemeriksaan jasmani yang teliti ditujukan untuk mencari sebab gangguan ginjal akut Membedakan gangguan ginjal akut (GGA) dengan gangguan ginjal kronik (GGK) misalnya anemia dan ukuran ginjal yang kecil menunjukkan gagal ginjal kronis. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 53. Diagnosis Untuk mendiagnosis GGA diperlukan pemeriksaan berulang fungsi ginjal yaitu kadar ureum, kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus. Pada pasien yang dirawat selalu diperiksa asupan dan keluaran cairan, berat badat untuk memperkirakan adanya kehilangan atau kelebihan cairan tubuh. Penilaian pasien GGA • Kadar kreatinin serum. Pada gangguan ginjal akut faal ginjal dinilai dengan memeriksa berulang kali kadar serum kreatinin. • Kadar cystatin C serum. Walaupun belum diakui secara umum nilai serum cystatin C dapat menjadi indicator gangguan ginjal akut tahap awal yang cukup dapat dipercaya • Volume urin. Anuria akut atau oligouria berat merupakan indicator yang spesifik untuk gangguan ginjal akut, yang dapat terjadi sebelum perubahan nilai- nilai biokimia darah. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 54. Diagnosis Penilaian pasien GGA • Kelainan analisis urin • Pertanda biologis (Biomarkers), adalah zat-zat yang dikeluarkan oleh tubulus ginjal yang rusak, seperti interleukin 18, enzim tubular, N- acetyl-b-glukosamidase, alanine aminopeptidase, kidney injury molecule 1. Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 55. KriteriaAKI  Kriteria RIFLE Kriteria GFR Output urine Risk Kreatiniin plasma meningkat 1.5 x GFR berkurang >25% <0.5 mL . kg-1 . h-1 x 6 h Injury Kreatinin plasma meningkat 2 x GFR berkurang >50% <0.5 mL . kg-1 . h-1 x 12 h Failure Kreatinin plasma meningkat 3 x GFR berkurang >75% <0.3 mL . kg-1 . h-1 x 24 h atau anuria x 12 h Loss Persistent ARF = Hilangnya fungsi ginjal total yang memerlukan dialisis > 4 minggu dan < 3 bulan End Stage Penyakit ginjal stadium akhir “End- stage kidney disease” yang memerlukan dialisis > 3 bulan Mohsenin, Vahid.2017.PRACTICAL APPROACH TO DETECTION AND MANAGEMENT OF ACUTE KIDNEY INJURY IN CRITICALLY ILL PATIENT.USA
  • 56. Tahapan GgGA menurut KDIGO Tahap Kriteria serum kreatinin Kriteria produksi urin 1 Peningkatan serum kreatinin ≥26 umol/L (0,3 mg/dl) dalam 48 jam atau peningkatan 1,5-1,9 kali dari kadar kreatinin referensi Produksi urin <0,5 cc/kgBB selama lebih dari 6 jam 2 Peningkatan serum kreatinin 2-2,9 kali dari kadar kreatinin referensi Produksi urin <0,5 cc/kgBB selama lebih dari 12 jam 3 Peningkatan serum kreatinin 3 kali kadar sebelumnya atau serum kreatinin ≥4 mg/dl atau telah memerlukan terapi pengganti ginjal (tanpa melihat tahapapnnya) Produksi urin <0,3 cc/kgBB selama lebih dari 24 jam atau anuri selama 12 jam Mohsenin, Vahid.2017.PRACTICAL APPROACH TO DETECTION AND MANAGEMENT OF ACUTE KIDNEY INJURY IN CRITICALLY ILL PATIENT.USA
  • 57. Patogenesis Markum HMS. Gangguan Ginjal Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014:1041-1049.
  • 58. Pre renal Hipovolemia karena • Gastroenteritis • Perdarahan Penurunan volume vaskuler efektif • Sepsis akibat vasodilatasi • Luka bakar • Sindrom nefrotik hipoalbuminemia dan edema Penurunan curah jantung akibat: • Gagal jantung • Kardiomiopati • Pasca bedah jantung
  • 59. Renal Kelainan kongenital ginjal : • Agenesis ginjal • Ginjal polikistik • Ginjal hipoplastik-displastik Glomerulonefritis • Glomerulonefritis akut (GNA) biasanya pasca Streptokokus • GN kresentik idiopatik atau mengikuti penyakit sistemik seperti lupus eritematous sistemik (LES)
  • 60. Kelainan vaskuler ginjal : • Sindrom hemolitik uremik (SHU) • Trombosis arteri/vena renalis • Vaskulitis antara lain periarteritis nodusa, purpura Henoch Schonlein. Nefritis interstisialis • Obat • Infeksi • Pielonefritis Kerusakan tubulus • Tipe iskemik • Tipe Nefrotoksik Renal
  • 62. Pendahuluan Jaringan tubulointerstisial terdiri dari seluruh jaringan ginjal kecuali glomerulus. Inflamasi adau cedera progresif pada interstisium ginjal akan merusak jaringan ginjal secara luas yang pada akhirnya menyebabkan penurunan fungsi gnjal.
  • 63. Mekanisme Cedera Tubulointersti sial Antigen dari sel ginjal dan membrane dasar tubuler • Salah satu contoh antien ini adalah kompleks antigen Heyman nephritis. Contoh lain adalah protein Tamm-Horsfall juga dijumpai pada permukaan sel tubulus dan disekresi ke dalam lumen tubulus. Protein Tamm-Horsfall atau urumodulin ini merupakan suatu glikoprotein yang dapat membentuk deposit imun sepanjang basa sel tubulus.
  • 64. Konyugat Hapten-obat • Sejumlah golongan penisilin, sefalosporin, fenitoin merupakan antigen ekstrarenal yang membentuk deposit imun. Deposit ini terbenuk local in-situ atau berasal dari kompleks sirkulasi. Antigen akibat mimikri molekuler • Beberapa antibody streptokoki nefritogenik dapat bereaksi secara silang dengan kolagen tipe IV di daerah interstitium. Mekanisme Cedera Tubulointersti sial
  • 65. Antigen Ekstra-renal dalam bentuk deposit imun • Contohnya, pada nefritis lupus dengan deposit DNA, nefropati IgA, nefropati Sjorgen, cryoglobulinemia. Lokasi deposit ini tergantung dari muatan listrik, struktur antigendan antibody, adanya reseptor fc, mekanisme aliran ginjal, klirens efektif dan banyak faktor lainnya. Mekanisme Cedera Tubulointersti sial
  • 66. Respon Imun pada penyakit tubulointerstisial • Respon Imun pada penyakit tubulointerstisial dapat diperantarai oleh proses amplifikasi dan sitokin. Proses amplifikasi adalah proses yang menyertai peristiwa endapan antibody spesifik, deposisi kompleks imun, infiltrasi sel T yang meningkatkan inflamasi dan cedera jaringan. Mekanisme Cedera Tubulointersti sial
  • 68. Epidemiologi Nefritis interstisial akut (NIA) sering disebut nefritis tubulusinterstisial akuta. NIA dilaporkan bertanggung jawab terhadap 15% dari gejala gagal ginjal akut. Diperkirakan 25% gagal ginjal kronik disebabkan oleh cedera ginjal presisten akibat NIA asimtomatik.
  • 69. Etiologi obat-obatan , seperti derivate penisislin (khususnya metisilin, sefalosporin), rifampisin, sulfonamide, fenitoin, alopurinol, diuretika golongan furosemid dan tiazid, interferon-alfa, omeprazol, dan golongan obat anti inflamasi non- steroid (OAINS), 5-aminosalicylic acid, propylthiouracil. obat tradisional china untuk pelangsing Infeksi sistemik, seperti difteria, demam scarlet, endocarditis bacteria; akut, infeksi HIV dan infeksi Epstein-Barr dan penyakit autoimun. Sebagian besar NIA tidak diketahui penyebabnya.
  • 70. Gejala Klinik Secara klinik NIA mudah ditegakkan, berdasarkan keluhan dan tanda : Perjalan penyakit beberapa hari sampai berminggu-minggu, dengan puncak proses imun sekiar 2 minggu. Meningkatnya kadar kreatinin serum dengan cepat (0,3-0,5 mg/dl/hari) Trias : febris, ruam kulit, dan esonofilia yang biasanya terjadi sekitar 10-15 hari setelah dimulai pemberian obat-obatan Gejala spesifik : pasien yang mengalami infeksi, dengan antibiotika, febris mereda, namun kemudian febris kambuh setekah beberapa hari.
  • 71. Terapi Pikirkan dan singkirkan bahan atau obat-oabat yang potensial menyebabkan NIA Obati infeksi sistemik dengan antibiotika atau anti virus Periksa secara serial kadar ureum dan kreatinin serum, diharapkan kadarnya menurun dalam beberapa hari setelah faktor penyebab dihilangkan.
  • 72. Bila terjadi perbaikan fungsi ginjal setelah terapi kombinasi, terapi ini diteruskan selama 1 tahun. Bila tidak terjadi perbaikan selama 5-6 minggu, siklosfosfamid dihentikan dan kortikosteroid diturunkan dengan tapper selama beberapa minggu. Bila selama 1-2 minggu terapi prednisone tidak ada perbaikan, diberikan kombinasi dengan siklosfosfamid 2 mg/kg BB. Prednisone 1 mg/kg BB diberikan selama 4-6 minggu. Sebaiknya kortikosteroid diberikan setelah pemeriksaan biopsy. Bila gejala klinik dan laboratorium tidak membaik setelah faktor penyebab potensial dihilangkan, mulai pemberian kortikosteroid. Terapi
  • 73. Paparan kronik terhadap zat kimia dan obat dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik, terapi yng diberikan berupa terapi suportif gagal ginjal kronik, bila berkembang menjadi gagal ginjal terminal dialysis dan kemudian transplantasi merupakan terapi pilihan. Terapi
  • 75. Etiologi Secara umum faktor etiologi pada NIA dengan paparan bahan toksik jangka panjang dapat menyebabkan NIK, namun terdapat beberapa gambaran khusus NIK seperti Nefropati endemic, Sarkoidosis, Mieloma multiple, Nefritis adiasi, Nefropati analgesic, Nefripati asam urat, Hiperkalsemia, Nefropati hipokalemik, oksalosis, Nefropati obstruktif, dan Nefroati Lead (timah hitam).
  • 76. Gambaran Klinik kebanyakan terdiagnosis melalui skrining dengan dijumpainya kelainan urinalisis atau penurunan fungsi ginjal. Paling sering pasien mengalami keluhan sistemik akibat penyakit dasarmya atau keluhan non spesifik gagal ginjal, tergantung derajat gagal ginjal seperti lemah, mual, nokturia. Gambaran laboratorium khas meliputi proteinuria pada kisaran non nefrotik, hematuria mikroskopik, piuria dan glukosuria. Selain itu, dijumpai gangguan fungsi asidifikasi dan pemekatan urin akibat gangguan fungsi tubulus proksimal atau distal. Kadar asam urat tidak begitu tinggi dan anemia sering dijumpai.
  • 77. Treatment Terapi dasar NIK adalah terapi penyakit primernya dengan usaha mengidentifikasi bahan eksogen penyebab atau kondisi seperti obstruksi dan infeksi dan menghilangkannya. Usaha lainnya, mengendalikan tekanan darah (dengan ACE- inhibitor), terapi kelainan eliktrolit, kelainan asam basa, hiperurikemia dan gangguan metabolism fosfat. Terapi yang lebih spesifik dengan chelating agent untuk intoksikasi timah hitam. Terapi kortikosteroid untuk sarkiodosis.
  • 78. Penyakit pada GGA Post Renal • STRUCTURALABNORMALITIES: • POSTERIOR URETHRAL VALVES • URETER OBSTRUCTION • NEUROGENIC BLADDER • CRISTALURIA : • TUMOR LYSIS SYNDROME • MELANIN • JENGKOL • CALCULI • BLOOD CLOT POST-RENAL: https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 79. POST RENAL Disebabkan Intra-renal Ekstra-renal • deposisi Kristal (urat, oxalate, sulfonamide) • protein (mioglobin, hemoglobin). pelvis ureter Obstruksi Instrinsic Obstruksi Ekstrinsic • tumor, • batu, • nekrosis papilla • keganasan • retroperitoneal fibrosis kandung kemih https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 80. Obstruksi ureter Obstruksi ureter adalah penyumbatan pada salah satu atau kedua tabung (ureter) yang membawa air kencing dari ginjal ke kandung kemih Anda. Obstruksi urat nadi bisa disembuhkan. Namun, jika tidak diobati, gejala dapat dengan cepat beralih dari rasa sakit ringan, demam dan infeksi - hingga parah - kehilangan fungsi ginjal, sepsis dan kematian. https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 81. Gejala  Tanda dan gejala tergantung pada di mana obstruksi terjadi, entah itu parsial atau lengkap, seberapa cepat perkembangannya, dan apakah itu mempengaruhi satu atau kedua ginjal. Pain Changes in the amount of urine produced Difficulty urinating Blood in the urine Repeated urinary tract infections High blood pressure (hypertension) https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 82. Penyebab • tabung yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih. Kondisi umum ini, yang hadir saat lahir (congenal), menyebabkan dua ureter terbentuk pada ginjal yang sama. Duplikasi ureter, • Hubungan abnormal antara ureter dan ginjal (persimpangan ureteropelvik) dapat menyebabkan ginjal membengkak dan akhirnya berhenti bekerja. Hubungan abnormal antara ureter dan kandung kemih (persimpangan ureterovesical) dapat menyebabkan urin kembali ke ginjal. Kelainan dimana ureter terhubung ke kandung kemih atau ginjal, yang menghambat aliran urin. • Jika ureter terlalu sempit dan tidak membiarkan air kencing mengalir normal, tonjolan kecil di ureter (ureterokel) bisa terjadi. Hal ini dapat menghambat aliran urin dan menyebabkan urin kembali ke ginjal, kemungkinan mengarah pada kerusakan ginjal. Ureteranokel • Jaringan fibrosa tumbuh dari daerah belakang perut. Serabut mengelilingi dan menghalangi ureter, menyebabkan air kencing kembali ke ginjal. Fibrosis retroperitoneal https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 83. Penyebab lain Berbagai penyebab di dalam (intrinsik) atau luar (ekstrinsik) ureter dapat menyebabkan obstruksi ureter, termasuk: Batu urat Sembelit parah, yang terjadi terutama pada anak-anak tetapi juga terjadi pada orang dewasa Tumor kanker dan non kanker Pertumbuhan jaringan internal, seperti endometriosis pada wanita Pembengkakan dinding ureter jangka panjang, biasanya karena penyakit seperti tuberkulosis atau infeksi parasit yang disebut schistosomiasis. https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 84. Komplikasi Obstruksi urin bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan kerusakan ginjal, yang bisa ireversibel https:/www.ncbi.nlm.nih.gov/urethral obstruction. Diakses tanggal 12 Des 2017
  • 85. 8 Jelaskan penatalaksanaan awal dan pencegahan awal sesuai dari skenario!
  • 86. Penatalaksanaan awal cari penyebab dan perbaiki faktor pre dan pasca renal mengevaluasi obat-obat yang di pakai mempertahankan homeostasis dan keseimbangan cairan dan elekteolit optimalkan curah jantung dan aliran darah ke ginjal Perbaiki dan atau tingkatkan aliran urin monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015.
  • 87. Penatalaksanaan awal cari dan obati komplikasi ikut (hiperkalemia, hipernatremia, asidosis, hiperfosfatemia, edema paru) asupan nutrisi adekuat sejak dini cari fokus infeksi dan atasi infeksi secara agresif (jika ada) perawatan menyeluruh yang baik(kateter,kulit,psikologis) berikan obat dengam dosis tepat sesuai kapasitas bersihan ginjal Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015.
  • 88. pencegahan Pengendalian penyakit diabetes , jantung , hipertensi Mengurangi asupan garam Pembatasan asupan protein Tidak menggunakan zat kontras yang dapat menyebabkan nefropati kontras Segala hal yang yang dapat menyebabkan iskemik atau hipoperfusi ginjal sebaiknua di hindari Pemakaian obat-obat nefrotoksik harus diberikan dengam dosis yang tepat Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015.

Editor's Notes

  1. NOTE: To change the image on this slide, select the picture and delete it. Then click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.