3. DEFINISI PASIEN TERMINAL
Respon pasien dalam
kondisi terminal sangat
individual tergantung
kondisi fisik, psikologis,
sosial yang dialami,
sehingga dampak yang
ditimbulkan pada tiap
individu juga berbeda.
Pasien terminal adalah
suatu keadaan di mana
seseorang mengalami
penyakit atau sakit yang
tidak mempunyai harapan
untuk sembuh sehingga
sangat dekat dengan proses
kematian (Suseno, 2004).
3
4. PENYAKIT DENGAN KATEGORI TERMINAL
4
• Penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, edema
pulmonal, sirosis, hepatitis, penyakit ginjal kronis,
gagal jantung, dan hipertensi.
• Kondisi keganasan seperti Ca otak, Ca paru-paru, Ca
pankreas, Ca liver, leukimia.
• Keracunan seperti keracunan obat, makanan, dan zat
kimia.
• Kecelakan/ trauma seperti trauma kapitis, trauma
organ vital (paru-paru/ jantung), ginjal dan lain-Lain
5. 5
FASE TERMINAL
Fase prediagnostik
Terjadi ketika diketahui ada gejala atau
faktor risiko penyakit.
Fase akut
Terpusat pada kondisi krisis. Pasien
dihadapkan pada serangkaian keputusasaan,
termasuk kondisi medis, interpersonal,
maupun psikologis.
Fase kronis
Pasien bertempur dengan penyakit dan
pengobatannya.
Fase terminal
Dalam kondisi ini kematian bukan lagi hanya
kemungkinan, tetapi pasti terjadi.
7. Perawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien
dan keluarga dengan membantu
mengatasi berbagai masalah
penderitaan fisik, psikologis, social, dan
spiritual pada pasien yang tidak lagi
responsive terhadap tindakan kuratif
(WHO, 2010).
Perawatan paliatif biasanya ditujukan pada pasien yang
memiliki penyakit kronis dengan stadium lanjut , misalnya
seperti HIV/AIDS, penyakit jantung (kardiovaskuler ), dll.
Peningkatan hidup yang dilakukan dengan cara pendekatan
dari sisi psikologis , psikososial, mental serta spiritual pasien
sehingga membuat pasien lebih tenang, bahagia, nyaman
ketika menjalani pengobatan mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, juga memberikan support kepada
keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara
psikologis dan spiritual, tidak stress menghadapi penyakit
yang dideritanya.
8. 1. menghargai setiap kehidupan,
2. menganggap kematian sebagai proses yang
normal
3. tidak mempercepat atau menunda kematian,
4. menghargai keinginan pasien dalam mengambil
keputusan,
5. menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu
6. menghindari tindakan medis yang sia-sia
7. memberikan dukungan yang diperlukan agar
pasien tetap aktif sesuai
8. dengan kondisinya sampai akhir hayat
9. memberikan dukungan kepada keluarga dalam
masa duka cita
8
10. 1. Ruang lingkup pelayanan:
Membantu memenuhi
kebutuhan fisiologis
Kebersihan diri, pasien yang
tidak Mengontrol rasa sakit,
Membebaskan jalan napas,
Bergerak , Nutrisi, Eliminasi,
dan Perubahan sensorik.
2. Bantuan emosional / psiko
social (menolak ,
marah,menawar,Kemurungan,
penerimaan)
Perawatan Pasien
Menjelang Ajal
3. Bantuan memenuhi kebutuhan spiritual
༝ Menanyakan kepada pasien tentang
harapan-harapan hidupnya dan
rencana-rencana pasien selanjutnya
menjelang kematian.
༝ Menanyakan kepada pasien untuk bila
ingin mendatang pemuka agama
dalam hal untuk memenuhi kebutuhan
spiritual sesuai dengan keyakinannya.
༝ Membantu dan mendorong pasien
untuk melaksanakan kebutuhan
spiritual sebatas kemampuannya.
༝ Keyakinan spiritual mencakup praktek
ibadah sesuai dengan
keyakinannya/ritual harus diberi
dukungan.
10
12. Kematian atau ajal adalah kejadian
natural dan merupakan fenomena yang
setiap manusia akan hadapi. Kematian
adalah suatu kejadian khusus dan
membutuhkan pendekatan khusus
dalam intervensinya (Macleod et al,
2012).
Macam-macam tingkat kesadaran :
1. Closed awareness / tidak
mengerti.
2. Matual pretense / kesadaran /
pengertian yang ditutupi.
3. Open awareness / sadar akan
keadaan dan terbuka pada situasi
ini.
12
13. Ada empat tipe dari perjalanan proses kematian, yaitu:
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu
adanya perubahan yang cepat dari fase akut
2. Kematian yang pasti dengan waktu yang tidak bisa diketahui,
biasanya terjadi pada kondisi penyakit yang kronik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum
pasti, biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal.
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang belum tentu, terjadi
pada pasien dengan sakit kronik dan telah berjalan.
13
14. Tahap –Tahap Menjelang Ajal
14
3. Menawar(bargaining).
4. Kemurungan (depresi).
5. Menerima/pasrah
(acceptance).
Menurut Kubler–rosa
(1969)
1. Menolak
(denial).
2. Marah
(anger).
15. Kehilangan tonus otot,
ditandai dengan relaksasi
otot muka sehingga dagu
menjadi turun dan
Kesulitan dalam
berbicara, proses
menelan dan hilangnya
reflek menelan.
Kelambatan dalam
sirkulasi, ditandai
dengan kulit dingin,
pertama kali pada
daerah kaki, kemudian
tangan, telinga, dan
hidung.
Perubahan –
perubahan dalam
tanda-tanda vital
ditandai dengan nadi
lambat dan lemah
dan Tekanan darah
turun.
15
Gangguan sensori
ditandai dengan
Penglihatan tabur serta
Gangguan penciuman
dan perabaan.
16. Tanda-Tanda Klinis Kematian
16
༝ Pupil mata melebar
༝ Tidak mampu untuk
bergerak
༝ Kehilangan reflek
༝ Nadi cepat dan kecil
༝ Pernapasan chyene-stoke
dan mendengkur
༝ Tekanan darah sangat
rendah
༝ Mata dapat tertutup atau
sedikit terbuka
17. Asuhan Keperawatan Paliatif pada Pasien Lanjut Usia
• Pengkajian
Pengumpulan data dimulai dengan upaya untuk mengenal
pasien dan keluarganya. Siapa pasien itu? Dan bagaimana
kondisinya akan membahayakan jiwanya? Rencana pengobatan
apa yang telah dilaksanakan? Tindakan apa saja yang telah
diiberikan? Adakah bukti mengenai pengetahuannya,
prognosisnya, dan pada tahap proses kematian yang mana
pasien berada? Apakah ia menderita rasa nyeri? Apakah anggota
keluarganya mengetahui prognosisnya?
17
18. 18
Lanjutan
Dan bagaimana reaksi mereka?
Filsafat apa yang dianut oleh pasien dan keluarganya
mengenai hidup dan mati?
Pengkajian keadaan, kebutuhan, dan masalah
kesehatan/keperawatan pasien khususnya. Sikap pasien
terhadap penyakitnya, antara lain apakah pasien tabah
terhadap penyakitnya?, apakah pasien menyadari tentang
penyakitnya?
20. “
20
1. Komposmentis Sadar sempurna
2. Apatis Tidak ada perasaan/kesadaran menurun (masa bodoh)
3. Somnolen Kelelahan (mengantuk berat)
4. Soporus Tidur lalap patologis (tidur pulas)
5. Subkoma Keadaan tidak sadar/hamper koma
6. Koma Keadaan pingsan lama disertai dengan penurunan daya reaksi
(keadaan tidak sadar walaupun dirangsang dengan
apapun/tidak dapat disadarkan).
Macam-Macam Tingkat Kesadaran Pasien
22. 22
Data Diagnosis keperawatan
Status sistem pernapasan
1. Sesak napas
2. Batuk
3. Slem
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang berhubungan
dengan adanya penyumbatan slem yang ditandai sesak napas.
Sistem pembuluh darah
1. Tekanan darah
2. Denyut tubuh
3. Suhu tubuh
4. Pernapasan
5. Warna wajah
6. Kesadaran
Gangguan kenyamanan yang berhubungan dengan batuk,
panas tinggi yang ditandai pasien gelisah.
Gangguan kesadaran yang berhubungan dengan dampak
patologis dengan manifestasi apatis/ koma.
23. 23
Sistem pembuluh darah
1. Tekanan darah
2. Denyut tubuh
3. Suhu tubuh
4. Pernapasan
5. Warna wajah
6. Kesadaran
Gangguan kenyamanan yang berhubungan dengan batuk, panas tinggi
yang ditandai pasien gelisah.
Gangguan kesadaran yang berhubungan dengan dampak patologis dengan
manifestasi apatis/ koma.
24. 24
Sistem
pencernaan
1. Susah
menelan
2. Mual,
muntah
3. Perih, tidak
nafsu makan
4. Diare/
obstipasi
5. Kembung,
melena
6. Mules
Perubahan nutrisi sebagai dampak
patologis dengan menampakkan makan
yang disajikan sering tidak habis.
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang berhubungan dengan
muntah dan diare yang ditandai dengan
turgor jelek, mata cekung, suhu naik.
Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan
dengan obstipasi yang ditandai beberapa
hari pasien defekasi.
Sistem
perkemihan
1. Bagaiman
a produksi
urinenya?
2. Berapa
jumlahnya
?
Gangguan eliminasi urine yang
berhubungan dengan produksi
urinenya, yang ditandai dengan
jumlah urine berapa cc.
Persendian dan
otot
(pergerakan)
1. Kekakuan
sendi otot
Keterbatasan pergerakan yang
berhubungan dengan tirah baring
lama yang ditandai dengan kaku
sendi/ otot.
25. 25
Kegiatan sehari-
hari
1. Mandi,
gosok gigi
2. Ganti
pakaian
3. Defekasi
dan
berkemih
mandiri
atau
bergantung
penuh
kepada
orang lain
Perubahan dalam merawat diri sendiri
sebagai dampak patologis.
Pola tidur dan
istirahat
1. Bagaiman
a
istirahatny
a?
2. Tidur
malam?
3. Hal-hal
yang
dirasa
menggang
gu tidur?
Gangguan psikologis yang
berhubungan dengan perubahan pola
seksualitas yang ditandai: susah tidur,
pucat, murung.
26. 26
Cemas
memikirk
an
penyakit
dan
keluarga
yang ada
di rumah.
Cemas yang
berhubungan dengan
memikirkan
penyakitnya dan
keluarga.
3. Intervensi
Perencanaan adalah langkah kedua dalam proses
keperawatan. Termasuk penentuan apa yang dapat
dilakukan perawat terhadap pasien dan pemilihan
intervensi keperawatan yang tepat.
27. 27
DK Tujuan Rencana intervensi Evaluasi
Ganggua
n
kebutuha
n
oksigen
Kebutuhan oksigen
terpenuhi
Menciptakan
lingkungan yang
sehat.
Menikmati dan
mengkaji keadaan
pernapasan pasien.
Memberikan slem.
Melatih pasien untuk
pernapasan.
Kebutuhan oksigen
dapat terpenuhi.
Ganggu
an
kenyam
anan
Rasa nyaman
terpenuhi
Mengupayakan
penurunan suhu
tubuh.
Memberi obat sesuai
dengan program.
Rasa nyaman
terpenuhi
31. 31
Perubah
an
perawata
n diri
Kebutuhan
merawat diri
terpenuhi
Membantu
memenuhi
kebutuhan merawat
diri
Perawatan diri
dapat terpenuhi
Ganggua
n pola
tidur
Kebutuhan
istirahat dan tidur
terpenuhi
Ciptakan interaksi
yang terapeutik,
dengan memberi
penjelasan kepada
pasien tentang
pentingnya istirahat
terhadap tubuh
Kebutuhan istirahat
dan tidur dapat
terpenuhi:
Tidak ada keluhan,
dapat tidur
Ekspresi bangun tidur
ceria, segar bugar.
33. ༝ Ahsani, A. 2020. Peran Perawat Dalam Pemberian Palliative Care Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Terminal.
Medan: Kajian Ilmiah Magister Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
༝ Felnditi, V. A. A dan Yefta D. B. 2018. Perawatan Paliatif. Dalam http://rscarolus.or.id/article/perawatan-paliatif diakses
pada 6 Februari 2020
༝ Murtiningsih. 2019. Seminar Dan Workshop Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien Menjelang Ajal Dan Pengurusan
Jenazah. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK). 1(3). doi : 10.36565/jak.v1i3.56
༝ Harnanto, A. M. 2013. Modul IV Kebutuhan Dasar Manusia II Psikososial Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal.
Pusdiklatnakes Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI.
༝ HPK. 2016. Padang: Panduan Pelayanan Pasien Tahap Terminal. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat RS Jiwa Prof. HB.
Saanin.
༝ Khasanah, K. 2018. GAmbaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Menjelang Ajal Di RS PKU Muhammadiyah
Sruweng. Gombong: Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.
༝ Pratisa, D. T. 2018. Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif Care. Majalengka: Tugas Mata Kuliah STIKES YPIB Majalengka.
༝ Ridianti, C. Panduan Pelayanan “Pasien Tahap Terminal” dalam
https://www.academia.edu/32289140/PANDUAN_PELAYANAN_PASIEN_TAHAP_TERMINAL_ diakses pada 7
Februari 2020.
33