PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
1. Kelompok 3
dr. Nurfachanti , M. Kes
Keterlambatan Gerak Kasar
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Modul
1
2. 11020140014 Satria Mandala B
11020150009 Aulia Amani
11020150012 Khusnul Khatimah S
11020150022 A. Muh. Yasser M.
11020150038 Nurul Qalbi
11020150046 Dian Yustikarini
11020150053 Risna Sri Wahyuni M
11020150065 Afrilia Chaerunnisa
11020150100 Meilinda Aji Syahputri
11020150117 Elsa Shafira Prasetya
Kelompok 3
3. Skenario 1
Baco, anak laki-laki usia 3 bulan diantar ibunya ke poliklinik anak untuk kunjungan rutin. Ibu
merasa anaknya kecil. Berat badan lahir 2300 gram. PB 47 cm. LK 30 cm. Menurut bidan yan
g telah menolong bayi segera menangis dan telah mendapat vit K.
Ada riwayat kuning seluruh tubuh, kejang tidak pernah dan mendapat terapi cahaya, tidak per
nah sesak, BAB; 3-5x per hari, warna kuning.
Pada pemeriksaan fisik sbb LK : 35 cm, BB : 3700 gram, PB 51 cm, UUB terbuka. Kepala ma
sih jatuh kebelakang saat ditegakkan , sudah bersuara ooo; belum bisa mengikuti objek;mamp
u menatap wajah dan balas senyum.Pemeriksaan Nn cranialis : tak ada kelainan. Pemeriksaan
refleks fisiologis dan patologik ; tak ada kelainan, kontak mata baik.
4. Kata sulit :-
Kata Kunci :
• Baco, anak laki-laki usia 3 bulan
• Berat badan lahir 2300 gram. PB 47 cm. LK 30 cm
• bayi segera menangis dan telah mendapat vit K.
• riwayat kuning seluruh tubuh, kejang tidak pernah dan mendapat terapi cahaya, tidak
pernah sesak, BAB; 3-5x per hari, warna kuning.
• pemeriksaan fisik sbb LK : 35 cm, BB : 3700 gram, PB 51 cm, UUB terbuka
• Kepala masih jatuh kebelakang saat ditegakkan , sudah bersuara ooo; belum bisa me
ngikuti objek;mampu menatap wajah dan balas senyum.
• Nn cranialis : tak ada kelainan.
• Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologik ; tak ada kelainan,
• kontak mata baik.
5. Pertanyaan Penting
1. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dari skenario?
2. Bagaimana interpretasi dari perkembangan motorik kasar dan halus pada
skenario?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan da
ri anak pada skenario?
3. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran bayi dengan perkembangan bayi
pada skenario?
4. Bagaimana penanganan terhadap perkembangan anak pada skenario?
5. Bagaimana penananganan gizi sesuai skenario?
6. Bagaimana perspektif islam yang berhubungan dengan skenario?
7. Berat Badan
Saat Lahir
• 2300 gr
• Tergolong BBLR (1500-2499 gr)
3 bulan
• 3700 gr
• Seharusnya BB di usia 3 bulan jika BKB : 4100
gr – 5000 gr
• Rata-rata pertambahan berat badan tergantung
pada pertumbuhan intrauterin (normal atau
tidak)
1. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. 2015. Jakarta: EGC.
2. Kuliah Pertumbuhan & Perkembangan Bayi Baru Lahir dan Gangguannya. Prof. dr. Ny. Djauhariah, A. Madjid, SpA(K)
3. Kuliah Tumbuh Kembang Anak oleh Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp. A(K)
8. Panjang Badan
Saat Lahir
• 47 cm
• Kurang
• Kepala – kaki : 48-53 cm
• Pertambahan panjang badan :
• BKB : 0,18-1,0 cm/mgg
• BCB : 0,69 – 0,75 cm/mgg
3 bulan
• 51 cm
• Normalnya penambahan PB usia 3 bulan :
• BKB: 2,16 – 12 cm
• BCB: 8,28 – 9 cm
• Jadi PB di usia 3 bulan pada skenario :
• BKB: 49,16-59 cm
• BCB: 55,28-56 cm
1. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. 2015. Jakarta: EGC.
2. Kuliah Pertumbuhan & Perkembangan Bayi Baru Lahir dan Gangguannya. Prof. dr. Ny. Djauhariah, A. Madjid, SpA(K)
3. Kuliah Tumbuh Kembang Anak oleh Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp. A(K)
13. Lingkar Kepala
Saat Lahir
• 30 cm
• Kurang
• Lingkar Kepala bayi Cukup Bulan :
33-38 cm
3 bulan
• 35 cm
• 0 – 3 bulan = 2 cm/bulan
• Dari skenario di usia 3 bln : 36 cm
1. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. 2015. Jakarta: EGC.
2. Kuliah Pertumbuhan & Perkembangan Bayi Baru Lahir dan Gangguannya. Prof. dr. Ny. Djauhariah, A. Madjid, SpA(K)
3. Kuliah Tumbuh Kembang Anak oleh Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp. A(K)
15. Perkembangan visual
• Belum bisa ikuti objek
Terlambat
• Seharusnya sudah bisa
dilakukan sejak usia 2
minggu
Perkembangan
personal sosial
• Menatap wajah dan
membalas senyuman
Normal
1. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. 2015. Jakarta: EGC.
2. Kuliah Pertumbuhan & Perkembangan Bayi Baru Lahir dan Gangguannya. Prof. dr. Ny. Djauhariah, A. Madjid, SpA(K)
3. Kuliah Tumbuh Kembang Anak oleh Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp. A(K)
16. Perkembangan Motorik
• Kepala terjatuh ke
belakakng saat ditegakan
Terlambat
• Seharusnya sudah
dapatMengangkat kepala
setinggi 450 dan dada di
tumpu lengan pada
waktu tengkurap
Perkembangan
Ekspresif
• bersuara ooo
Terlambat
• Seharusnya sudah
dapat bersuara guu-
guuu
1. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. 2015. Jakarta: EGC.
2. Kuliah Pertumbuhan & Perkembangan Bayi Baru Lahir dan Gangguannya. Prof. dr. Ny. Djauhariah, A. Madjid, SpA(K)
3. Kuliah Tumbuh Kembang Anak oleh Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp. A(K)
17. • Personal sosial
– Menatap muka P
– Membalas senyum P
– Tersenyum spontan NO
• Motorik halus
– Mengikuti ke garis tengah NO
– Mengikuti melewati garis tengah NO
• Bahasa
– Bereaksi terhadap bel NO
– Bersuara P
– Ooo/aaah P
– Tertawa NO
– Berteriak NO
• Motorik kasar
– Gerakan seimbang NO
– Mengangkat kepala F
– Kepala terangkat 45o F
19. Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan
perkembangan
• Ras/etnik atau bangsa
• Keluarga
• Umur
• Jenis kelamin
• Genetik
• Kelainan kromosom
Faktor
internal
•Faktor Prenatal
• a. Gizi
•b. Mekanis
•c. Toksin/zat kimia
•d. Endokrin
•Faktor Intranatal (trauma dan asfiksia)
•Faktor Postnatal (gizi, penyakit kronik, psikologis, sosialekonimi)
Faktor
external
Ariana, Yulita. 2014. Faktor resiko bayi usia 28-34 minggu terhadap penilaian neurobehavior metode dubowitz. Jakarta. Program spesialis UGM
21. Pada skenario terdapat riwayat BBLR dan icterus.
Maheshwari, A. & Carlo, W. A. Chapter 102 - Digestive System Disorders. Nelson Textbook of Pediatrics, 2-Volume Set (Elsevier Inc., 2016).
BBLR
resiko gangguan neurode
velopmental
Perkembangan
otak
rentan mengalami gangguan pada basal ganglia,
hipokampus dan periventricular white matter
gangguan psikomotor
palsi serebral.
Apabila ikterus pada bayi tersebut fisiologis maka tidak mempengaruhi perkembangan otak.
23. Mengangkat kepala 45°
Mengangkat kepala 45°.Letakkan bayi pada posisi telungkup
. Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara-s
uara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar mengan
gkat kepalanya. Secara berangsur-angsur ia akan menggunak
an kedua lengannya untuk mengangkat kepala dan dadanya.
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016:122. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
24. Mengangkat Kepala 45°
Menahan kepala tetap tegak. Gendong bayi dalam posisi t
egak agar ia dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak
Merespon dengan bersuara dan tersenyum
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016:122. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
25. Melihat / Mengikuti Objek
Gantungkan mainan/benda pada tali diatas bayi dengan jarak 30 cm atau sek
itar 2 jengkal tangan orang dewasa. Bayi akan tertarik dan melihat sehingga
menggerakkan tangan dan kakimya sebagai reaksi, pas kan benda tersebut d
ak bisa dimasukkan ke mulut bayi dan dak akan terlepas dari ikatan
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016:122. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
26. Mengajak bayi tersenyum
Berbicara
Setiap hari bicara dengan bayi dengan bahasa ibu sesering
mungkin menggunakan setap kesempatan seper waktu me
mandaikan bayi, mengenakan pakaiannya, menyusui, di te
mpat tidur, ketika anda sedang mengerjakan pekerjaan ru
mah tangga dan sebagainya.
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016:122. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
27. Mengenali berbagai suara
Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seper suara orang, binatang, radio dan sebagainya. Bayi tidak
mendengar dan melihat TV sampai umur 2 tahun. Tirukan ocehan bayi sesering mungkin agar terjadi
komunikasi dan interaksi
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016:122. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
29. Bayi ASI
Besar DS, Eveline TN, Air Susu Ibu dan Hak Bayi. Dalam:Bedah ASI. Editor: Badriul Hegar, Rulina Suradi, Aryono Hendarto, I Gusti Ayu Pratiwi. Jakarta:IDAI, 2009;1:1
30. Bayi tidak ASI
Bayi yang tidak ASI dapat diberikan susu formula. Menurut AAP (American Academy of Pediatrics) ada
3 indikasi pemberian susu formula:
• Sebagai alternatif nutrisi pertama bayi jika ibunya tidak dapat menyusui
• Sebagai suplemen nutrisi bayi jika air susu ibunya tidak adekuat
• Sebagai nutrisi jika bayi dalam kondisi kontraindikasi dengan air susu ibunya (misal: galaktosemia)
O’Connor NR:Infant Formula, Am Fam Physician 79 : 565-570.2009
Word Health Organization. The WHO Multicenter Growth Refernce Study. Available at http://www.who.int/childgrowth/mgrs./en: (accesed August 17, 2017)
31. O’Connor NR:Infant Formula, Am Fam Physician 79 : 565-570.2009
Word Health Organization. The WHO Multicenter Growth Refernce Study. Available at http://www.who.int/childgrowth/mgrs./en: (accesed August 17, 2017)
33. نَأ َداَرَأ ْنَمِل ِْنيَلِامَك ِْنيَل ْوَح َّنُهَدَال ْوَأ َنْع ِض ْرُي ُاتَدِلا َوْال َوَل ِدوُل ْوَمْال ىَلَع َو َةَعاَضَّالر َّمِتُيَّنُهُق ْز ِر ُهَّنُهُت َوْسِك َو
َوِب ُةَدِلا َو َّآرَضُت َال اَهَعْس ُو َّالِإ ٌسْفَن ُفَّلَكُت َال ِوفُرْعَمْالِبىَلَع َو ِهِدَل َوِب ُهَّل ُُُدوُل ْوَم َال َو اَهِدَلِم ِث ِار َوْالِإَف َكِلَذ ُلْث
َو اَمِهْيَلَع َحَانُج َالَف ٍر َُاوشَت َو اَمُهْنِم ٍاضَرَت نَع ًالاَصِف اَداَرَأ ْنَدَال ْوَأ واُع ِض ْرَتْسَت نَأ ْمُتْد َرَأ ْنِإَالَف ْمُكَع َحَانُج
واُمَلْعا َو َهللا واُقَّتا َو ِوفُرْعَمْالِب مُتْيَتاَءآَّم مُتْمَّلَس اَذِإ ْمُكْيَلُُُير ِصَب َونُلَمْعَت اَمِب َهللا َّنَأ{233}
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnak
an penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseoran
g tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan kar
ena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas kedu
anya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memb
erikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Me
lihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah: 233).
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016:122. doi:10.1017/CBO9781107415324.004