SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
PBL SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLI
MODUL 1 : BERAT BADAN MENURUN
Kelompok 1
• SATRIA MANDALA B ( 110 2014 0014 )
• ANDI CHAERUNNISA ( 110 2014 0136 )
• AULIA AMANI ( 110 2015 0009 )
• MUHAMMAD RAFSANJANI ( 110 2015 0040 )
• ARIDAYANA ( 110 2015 0063 )
• HERRY GUNAWAN ( 110 2015 0094 )
• NADIAH AN-NUR ( 110 2015 0130 )
• AYDILLA LIL ANNISANI ( 110 2015 0140 )
• LILIS LESTARI ( 110 2015 0152 )
• FADHILAH NUR AZIZAH ( 110 2015 0157 )
Skenario 1
• Seorang laki-laki umur 45 tahun,
mengunjungi dokter oleh karena berat
badan menurun yang dialami sejak 1 bulan
terakhir. Nafsu makan baik dan yang
bersangkutan tidak sedang melakukan
program diet. Penderita juga mengeluh
akhir-akhir ini selalu merasa lemas, lelah,
dan selalu mengantuk dan terganggu
dengan keluhan kram pada kedua tungkai.
Kata Sulit : -
1. Laki-laki 45 tahun
2. Berat badan menurun sejak 1 bulan terakhir
3. Nafsu makan baik dan tidak diet
4. Keluhan : lemas, lelah, selalu mengantuk dan kram
pada kedua tungkai
Kata Kunci :
Pertanyaan Penting
1. Organ-organ apa saja yang terlibat pada skenario?
2. Apa yang menyebabkan berat badan menurun? Jelaskan juga
dengan patomekanisme!
3. Hormon-hormon apa saja yang terlibat dalam penurunan berat
badan?
4. Jelaskan patomekanisme gejala dari skenario tersebut !(lemas,
lelah, mengantu, dan kram pada kedua tungkai)
5. Apa hubungan antara penurunan berat badan dengan gejala
yang menyertai?
6. Apa saja langkah-langkah diagnosis?
7. Apa saja diagnosis banding dari skenario tersebut?
8. Apa perspektif islam terhadap skenario tersebut?
1. Organ-organ apa saja yang terlibat pada
skenario?
Pankreas
• Gabungan KEL. EKSOKRIN dan
KEL. ENDOKRIN
• Bagian KEL. EKSOKRIN
 yang punya Ductus
Pancreaticus
• Bagian KEL.
ENDOKRIN  yaitu
bagian PULAU-PULAU
LANGERHANS dari
Pancreas, terdiri sel :
– Sel ά
HormonGLUCAGON
– Sel β Hormon INSULIN
Glandula Thyreoidea
• Hormon yang
dihasilkan yaitu
triidotironin (T3),
tiroksin (T4) dan
kalsitonin
• Melekat pada LARYNX
 ikut gerakan naik-
turun LARYNX
Glandula Suprarenalis (Adrenal Gland )
• Ada 2 buah : Glandula
suprarenalis sinistra et
dextra
• Bagian korteks
menghasilkan hormon
kortikokortikoid dan
mineralokortikoid
• Bagian medulla
menghasilkan hormon
adrenal dan
noradrenalin
THYMUS
• Terdiri dari 2 Lobus
• Pada orang dewasa 
Regressi pada > 20
tahun
• Produksi hormon
THYMOSIN 
pengaturan
Immunologis
(merangsang kerja sel
limfosit T)
TESTIS
• Hormon yang
dihasilkan yaitu
estrogen dan testosteron
• Terletak pada FOSSA
OVARICA  dinding
lat cavum pelvis
HEPAR
• Hepar merupakan organ
terbesar dalam rongga
perut, hepar terletak
pada bagian superior
dari rongga perut.
• Hepar dibagi menjadi 4
lobus, yaitu lobus
dextra, lobus caudatus,
lobus sinistra dan
quadratus.
Glandula Hypophyse (Glandula Pituitaria)
• Terdapat intracranial (ttp
extradural) pada central fossa
cranii media lanjutan dasar
diencephalon/vetr III
• Dibungkus oleh Capsula jaringan
ikat
• Adenohypophyse menghasilkan
growth hormon, thyroid
stimulating hormone (TSH),
adrenocorticotrophic hormone
(ACTH), gonadotrophic hormone
(GTH), follicle stimulating
hormone (FSH), luteinizing
hormone (LH)
• Neurohypophyse menghasilkan
hormon oxytocin dan anti-
diuretic hormone (ADH).
2. Apa yang menyebabkan berat badan
menurun? Jelaskan juga dengan
patomekanisme!
1. Pengaruh Hormon Insulin
Hyposekresi insulin disebabkan oleh rusaknya sel β.
Resistensi insulin disebabkan tidak adanya atau tidak
sensitifnya reseptor insulin yang berada dipermukaan
sel. Hyposekresi dan resistensi insulin menyebabkan
glukosa tidk masuk ke dalam sel sehingga tidak
dihasilkan energi. Akibatnya, terjadi penguraian
glikogen dalam otot. Dan pemecahan protein sehingga
menyebabkan penurunan berat badan.
Referensi :Wilfrid, Mary dkk. 2013. ECG. Halaman 46-59
2. Pengaruh Hormon Tiroid
Hormon tiroid berperan dalam metabolisme yang
terjadi dalam tubuh. Kelebihan hormon tiroid
menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme
basal yang terjadi dalam tubuh. Apabila glukosa tidak
mampu mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh,
maka tubuh menggunakan glikogen dan protein
sebagai bahan bakar penggantinya. Akibatnya, massa
otot menurun dan berat badan pun menurun.
Referensi :Wilfrid, Mary dkk. 2013. ECG. Halaman 46-59
• Pengaruh Hormon Kortisol
• Apabila terjadi penurunan kortisol, akan berakibat pada
menurunnya metabolisme dalam tubuh. Penurunan
kortisol ini sendiri dapat disebabkan oleh destruksi
korteks adrenal. Penurunan metabolisme dalam tubuh
akan mengakibatkan penurunan jumlah energi yang
diperoleh (ATP menurun). Hal ini memicu terjadinya
pemecahan di dalam otot sendiri, sehingga massa otot
berkurang. Penurunan massa otot ini pada akhirnya akan
menyebabkan penurunan berat badan.
Referensi :Wilfrid, Mary dkk. 2013. ECG. Halaman 46-59
3. Hormon-hormon apa saja yang terlibat
dalam penurunan berat badan?
Kortisol
• Peningkatan kortisol dapat
menyebabkan berat badan
meningkat (obesitas central)
• Dapat meningkatkan nafsu
makan
• Menghambat hormone Tiroid,
GH, dan hormone reproduksi.
• Menyebabkan penyimpanan
trigliserida & penurunan lemak
• Merangsang produksi glukosa
Insulin
• Kortisol meningkatkan insulin
• Berperan dalam peningkatan BB
• Mengubah energy menjadi lemak
dan menyimpan lemak, sehingga
berat badan menjadinaik
• Berat badan turun saat insulin
mengalami penurunan, lalu terjadi
pembakaran lemak didalam
tubuh.
• Makanan tinggi glikemik
terutama karbohidrat
menyebabkan pelepasan insulin
Leptin
• Dibentuk di sel lemak, sehingga
makin banyak sel lemak dalam
tubuh, maka makin tinggi hormone
leptin
• Peningkatan leptin di tubuh
membuat tubuh menerima perintah
untuk berhenti makan. Begitu pula
sebaliknya.
• Logisnya, seseorang mengalami
obesitas semakin baik. Tetapi
kebanyakan orang obesitas, resisten
terhadap hormone leptin, sehingga
tidak bekerja dengan baik dan tidak
ada perintah untuk berhenti makan.
Tiroid
• Penting dalam
metabolism
• Penderita hipotiroid bias
bertambah berat
badannya.
• Pasien yang memiliki
tiroid terlalu aktif sering
mengalami peningkatan
nafsu makan
GH (Growth Hormon)
• Dapat menyebabkan diabetes
dan resistensi insulin
• Meningkatkan massa otot
• Merangsang hati mensekresi
IGF-1
Testosteron
• Apabila testosterone
mengalami penurunan, maka
berat badan juga ikut
mengalami penurunan, baik
kepada pria maupun wanita
Estrogen
• Estrogen yang rendah menyebabkan
penyimpanan lemak ditubuh.
4. Jelaskan patomekanisme gejala dari skenario
tersebut !
1. Kram Pada Kedua Tungkai
• Basis patofisiologik pengembangan timbulnya
periferal neuropati dari diabetes tidaklah dipahami
dengan sepenuhnya, dan berbagai hipotesis telah
diajukan. Faktor-faktor etiologik daripada diabetes
neuropati diduga adalah vaskuler, metabolisme,
neurotrofik dan immunologik.
Referensi :
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. Halaman 118, 126,
274
Respository.usu.ac.id
2. Lemah dan Lemas
• Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas dapat
diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka
pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk
kemudian di dalam sel glukosa itu dimetabolisasikan
menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa
tidak dapat masuk ke dalam sel, akibatnya glukosa
akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang
artinya kadarnya di dalam darah meningkat. Dalam
keadaan ini badan akan menjadi lemah dan lemas
karena tidak ada sumber energi di dalam sel.
Referensi :
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. Halaman 118, 126,
274
Respository.usu.ac.id
3. Mengantuk
• Hal ini disebabkan karena penurunan insulin yang
menyebabkan tingginya kadar glukosa darah. Tingginya
kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akan
mengakibatkan viskositas darah meningkat. Peningkatan
viskositas darah akan menyebabkan penurunan volume
plasma. Penurunan volume plasma ini juga berarti bahwa
volume darah yang dipompa oleh jantung menurun. Hal
ini berdampak pada kurangnya transpor darah ke otak
sehingga otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya rasa kantuk.
Referensi :
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. Halaman 118, 126,
274
Respository.usu.ac.id
5. Apa hubungan antara penurunan berat badan
dengan gejala yang menyertai?
• Sekresi insulin menurun > glukosa tidak bisa masuk
kedalam sel > sel melakukan glikoneogenesis dan
lipolisis > muscle wasting dan jaringan lemak
berkurang > lemas/lelah/berat badan menurun
• Resistensi insulin > glukosa darah meningkat > darah
mengental > darah ke otak berkurang > mengantuk
6. Apa saja langkah-langkah diagnosis?
Langkah-langkah diagnosis
• Anamnesis :
Identitas pasien
Seorang laki-laki 45 tahun
• Keluhan utama :
berat badan menurun sejak satu jam lalu
akhir-akhir ini merasa lemas
• Pemeriksaan Antropometrik :
Pengukuran TB & BB
• Menghitung Index Massa Tubuh (IMT)
• Interpretasi IMT
• Pengukuran dan Interpretasi Lingkar Perut
• Obesitas sentral :
Laki – laki > 90 cm
Perempuan > 80 cm
• Pemeriksaan Kelenjar Tiroid
DM
Hipertiroidism
7. Apa saja diagnosis banding dari skenario
tersebut?
HIPERTIROIDISME
• Definisi :
Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) adalah suatu
kondisi dimana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu
banyak hormon tiroksin.
• Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya
Imuoglobulin perangsang tiroid (Penyakit Grave),
sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau
hipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
Patofisiologi
• Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang
diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Apapun sebabnya manifestasi klinisnya sama, karena
efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti
yang makin penuh. Rangsang oleh TSH atau TSH-
like substance (TSI, TSAb), autonomi intrinsik
kelenjar menyebabkan tiroid meningkat, terlihat
dari radioactive neck-uptake naik
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
Klasifikasi
Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan
hormon tiroid yang berlebihan. Terdapat dua tipe
hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu :
a) penyakit Graves. . Pada penyakit Graves terdapat dua
kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tak tampak
b) goiter nodular toksik, , lebih sering ditemukan pada
pasien lanjut usia sebagai komplikasi goiter nodular
kronik, manifestasinya lebih ringan dari penyakit
Graves.
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
Manifestasi Klinis,
1. Umum : Tak tahan hawa panas hiperkinesis,
capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi
obat, hiperdefekasi, lapar.
2. Gastrointestinal : Makan banyak, haus,
muntah, disfagia, splenomegali.
3. Muskular : Rasa lemah.
4. Genitourinaria : Oligomenorea, amenorea, libido
turun, infertil, ginekomasti,
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
Pemeriksaan Penunjang
1. Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh
hipofisis akan menurun pada hipertiroidisme. Dengan demikian,
diagnosis hipertiroidisme hampir selalu dikaitkan dengan kadar
TSH yang rendah. Jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain
harus dijalankan.
2. Hormon tiroid sendiri (T3, T4) akan meningkat. Bagi
pasien denganhipertiroidisme, mereka harus memiliki tingkat
hormon tiroid yang tinggi. Terkadang semua hormon tiroid yang
berbeda tidak tinggi dan hanya satu atau dua pengukuran hormon
tiroid yang berbeda dan tinggi. Hal ini tidak terlalu umum,
kebanyakan orang dengan hipertiroid akan memiliki semua
pengukuran hormon tiroid tinggi (kecuali TSH).
3. Yodium tiroid scan akan menunjukkan jika penyebabnya
adalah nodul tunggal atau seluruh kelenjar.
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
Diagnosis
• Untuk mendiagnosis penyakit ini harus dilakukan
beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik dan
tes darah laboratorium untuk melihat kadar hormon
T3, T4 dan THS.
• Bisa juga dideteksi dengan menggunakan scan tiroid
yang menggunakan sinar X-ray untuk melihat
kelenjar tiroid setelah menggunakan iodin radioaktif
melalui mulut
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
Untuk mendiagnosis hipertiroid bisa menggunakan
Indeks Wayne
No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Berat Nilai
1 Sesak saat kerja +1
2 Berdebar +2
3 Kelelahan +3
4 Suka udara panas -5
5 Suka udara dingin +5
6 Keringat berlebihan +3
7 Gugup +2
8 Nafsu makan naik +3
9 Nafsu makan turun -3
10 Berat badan naik -3
Penatalaksanaan
1. Tirostatiska : kelompok derivat tioimidazol (CBZ,
karbimazole 5 mg, MTZ, metimazol atau tiamazol 5, 10,
30 mg), dan darivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50,
100 mg)
2. Tiroidektomi : operasi baru dikerjakan kalau keadaan
pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi.
3. Yodium radioaktif.
Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
DIABETES MELITUS TIPE-2
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan
oleh adanya kekurangan insulin secara relatif maupun
absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan,
yaitu:
• Rusaknya sel-sel β pancreas karena pengaruh dari luar
(virus,zat kimia, dll).
• Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada
kelenjar pancreas.
• Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan
perifer.
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
Patofisiologi
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa
keadaan yang berperan yaitu :
• 1. Resistensi insulin
• 2. Disfungsi sel β pancreas
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
Faktor resiko
1. Obesitas (kegemukan)
2. Hipertensi
3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
4. Dislipedimia
5. Umur
6. Faktor Genetik
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
Gejala Klinis
• Gejala akut diabetes mellitus yaitu : Poliphagia (banyak
makan) polidipsia (banyak minum), Poliuria (banyak kencing
/sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah
namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu
2-4 minggu), mudah lelah.
• Gejala kronik diabetes mellitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa
panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit,
kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur,
gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual
menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu
hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
Diagnosis
• Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil
pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl,
glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
Penatalaksanaan
Terdapat 4 pilar utama pengelolaan penderita DM yaitu :
1. Penyuluhan
2. Perencanaan makan Strandar diet bagi penderita DM
3. Latihan Jasmani Disarankan latihan jasmani secara
teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30
menit.
4. Obat berkhasiat hipoglikemik
Terdapat 2 kelompok obat berkhasiat hipoglikemik
yaitu : obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin.
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
Komplikasi
Komplikasi akut terdiri
dari :
1. Koma Ketoasidosis (
KAD )
2. Koma Hiperosmoler
Non Ketotik (KHNK)
3. Hipoglikemik
Komplikasi Kronik terdiri dari :
1. Komplikasi Mikro dan makrovaskuler
meliputi : Penyakit Jantung koroner,
stroke, penyakit arteri oklusif perifer (
PAOD). Dasar terjadinya komplikasi
makrovaskuler adalah adanya
percepatan proses aterosklerosis dan
disfungsi endotel.
2. Komplikasi Mikrovaskuler meliputi
Retinopati dan Nefropati diabetic.
3. Neropati diabetik meliputi : neuropati
perifer dan neupati otonom
4. Komplikasi campuran, biasanya
merupakan gabungan antara komplikasi
neuropati dan vaskulopati seperti
impotensi dan kaki diabetic (diabetic
foot ).
Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
TIROTOKSIKOSIS
• Tirotoksikosis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi akibat
meningkatnya kadar hormon tiroid (T3) yang beredar dalam tubuh
Etiologi
Terdapat beberapa penyebab tirotoksikosis diantaranya :
1. Penyakit Graves’ ( Diffuse Toxic goiter )
2. Adenoma Toksik ( Penyakit Plummer ).
3. Struma Multinoduler
4. Tiroiditis sub akut
5. Torotoksikosis faksisia ( biasanya akibat minum hormon tiroid untuk
menurunkan berat badan)
6. Penyebab yang sangat jarang : struma ovarium, molahidatidosa,
karsinoma tiroid follikulare yang bermetastase.
Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
Gejala
Gejala utama dari tirotoksikosis adalah berat
badan menurun walaupun nafsu makan baik, berdebar-
debar, kecemasan dan gelisah, cepat lelah, banyak
berkeringat, tidak tahan panas, sesak bila bergiat,
tremor dan kelemahan otot. Pada pemeriksaan fisik
biasanya ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
Diagnosis
Diagnosis tirotoksikosis, umumnya dapat
ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan
untuk menilai derajat tirotoksikosis maupun untuk
pemantauan, maka pemeriksaan laoboratorium yang
terbaik adalah kombinasi antara FT4 (kadar tiroksin
bebas) dengan TSH (thyroid stimulating hormone).
Kadar FT4 yang tinggi (normal 2,2 – 5,3 ng/dl) dan
kadar TSH yang rendah (normal 0,5 – 5,0) menunjukkan
adanya tirotoksikosis (hipertiroid)
Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
Terapi
Walaupun dasar terjadinya penyakit Graves’ adalah
proses autoimmune, namun tujuan utama terapi
penyakit ini adalah mengontrol hypertiroidisme.
Terdapat 3 modalitas terapi saat ini yaitu :
• Obat anti tiroid
• operasi
• radioterapi.
Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
Komplikasi
1. Penyakit jantung tiroid (PJT).
2. Krisis Tiroid (Thyroid Storm).
3. Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT).
Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
8. Apa perspektif islam terhadap skenario
tersebut?
• Ma asaba min musiibatin fii alardi wala fii anfusikum illa fii kitabin
min qabli an nabraaha inna thalika 'ala Allahi yasiirun. Likayla
ta'saw 'ala ma fatakum wala tafrahuu bima atakum waAllahu la
yuhibbu kulla mukhtalin fakhuurin
• Artinya:
• “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauh
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang
demikian itu) agar kalian jangan berduka cita atas apa yang luput
dari kalian, dan agar kalian jangan terlalu gembira dengan apa yang
diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong lagi membanggakan diri.”
Referensi : https://jurnal.ugm.ac.id
SYUKRON

More Related Content

What's hot

histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokokAi Coryde
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidester linav
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikfikri asyura
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanBahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanDhanie Pradoto
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 

What's hot (20)

Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan frakturProses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Skenario Pucat
Skenario PucatSkenario Pucat
Skenario Pucat
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanBahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 
Hernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udtHernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udt
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 

Similar to BBMENURUN

Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonAndi Asri Ainun
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrinmothy
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanAulia Amani
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasSii AQyuu
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Icha Nurrahmia
 
kelainan hormon tiroid
kelainan hormon tiroidkelainan hormon tiroid
kelainan hormon tiroidKampus-Sakinah
 
klimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxklimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxssuser25fcab
 
Mengenal Masa Menopause.pptx
Mengenal Masa Menopause.pptxMengenal Masa Menopause.pptx
Mengenal Masa Menopause.pptxDindaAyu92
 
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016Mohammad Rizki
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...Noor Fariza AR
 
Obesitas .pptx
Obesitas .pptxObesitas .pptx
Obesitas .pptxWawaBisnis
 
hipotiroid-kongenital-ppt.pptx
hipotiroid-kongenital-ppt.pptxhipotiroid-kongenital-ppt.pptx
hipotiroid-kongenital-ppt.pptxJayanti43
 

Similar to BBMENURUN (20)

Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul Kegemukan
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
kelainan hormon tiroid
kelainan hormon tiroidkelainan hormon tiroid
kelainan hormon tiroid
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
klimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxklimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptx
 
Mengenal Masa Menopause.pptx
Mengenal Masa Menopause.pptxMengenal Masa Menopause.pptx
Mengenal Masa Menopause.pptx
 
maklah Hormon
maklah Hormonmaklah Hormon
maklah Hormon
 
Kelainan tiroid
Kelainan tiroidKelainan tiroid
Kelainan tiroid
 
Sistem Endokrin
Sistem Endokrin Sistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Resistensi insulin
Resistensi insulinResistensi insulin
Resistensi insulin
 
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Obesitas .pptx
Obesitas .pptxObesitas .pptx
Obesitas .pptx
 
Hipotiroidisme
HipotiroidismeHipotiroidisme
Hipotiroidisme
 
hipotiroid-kongenital-ppt.pptx
hipotiroid-kongenital-ppt.pptxhipotiroid-kongenital-ppt.pptx
hipotiroid-kongenital-ppt.pptx
 

More from Aulia Amani

Persentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakPersentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakAulia Amani
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeKesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeAulia Amani
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisAulia Amani
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Aulia Amani
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/traumaAulia Amani
 
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarPBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarAulia Amani
 
Modul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidModul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidAulia Amani
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Aulia Amani
 
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiModul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiAulia Amani
 
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing KurangModul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing KurangAulia Amani
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamAulia Amani
 
pbl report smelling
pbl report smellingpbl report smelling
pbl report smellingAulia Amani
 
persentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidupersentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL PenghiduAulia Amani
 

More from Aulia Amani (20)

Persentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakPersentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anak
 
HIV pada Anak
HIV pada AnakHIV pada Anak
HIV pada Anak
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeKesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein Trombosis
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/trauma
 
PBL Modul Jatuh
PBL Modul JatuhPBL Modul Jatuh
PBL Modul Jatuh
 
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarPBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
 
Modul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidModul Gangguan Haid
Modul Gangguan Haid
 
Modul Demam
Modul DemamModul Demam
Modul Demam
 
Modul SS Mata
Modul SS MataModul SS Mata
Modul SS Mata
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
 
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiModul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
 
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing KurangModul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul Demam
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
pbl report smelling
pbl report smellingpbl report smelling
pbl report smelling
 
persentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidupersentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidu
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

BBMENURUN

  • 1. PBL SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLI MODUL 1 : BERAT BADAN MENURUN
  • 2. Kelompok 1 • SATRIA MANDALA B ( 110 2014 0014 ) • ANDI CHAERUNNISA ( 110 2014 0136 ) • AULIA AMANI ( 110 2015 0009 ) • MUHAMMAD RAFSANJANI ( 110 2015 0040 ) • ARIDAYANA ( 110 2015 0063 ) • HERRY GUNAWAN ( 110 2015 0094 ) • NADIAH AN-NUR ( 110 2015 0130 ) • AYDILLA LIL ANNISANI ( 110 2015 0140 ) • LILIS LESTARI ( 110 2015 0152 ) • FADHILAH NUR AZIZAH ( 110 2015 0157 )
  • 3. Skenario 1 • Seorang laki-laki umur 45 tahun, mengunjungi dokter oleh karena berat badan menurun yang dialami sejak 1 bulan terakhir. Nafsu makan baik dan yang bersangkutan tidak sedang melakukan program diet. Penderita juga mengeluh akhir-akhir ini selalu merasa lemas, lelah, dan selalu mengantuk dan terganggu dengan keluhan kram pada kedua tungkai.
  • 4. Kata Sulit : - 1. Laki-laki 45 tahun 2. Berat badan menurun sejak 1 bulan terakhir 3. Nafsu makan baik dan tidak diet 4. Keluhan : lemas, lelah, selalu mengantuk dan kram pada kedua tungkai Kata Kunci :
  • 5. Pertanyaan Penting 1. Organ-organ apa saja yang terlibat pada skenario? 2. Apa yang menyebabkan berat badan menurun? Jelaskan juga dengan patomekanisme! 3. Hormon-hormon apa saja yang terlibat dalam penurunan berat badan? 4. Jelaskan patomekanisme gejala dari skenario tersebut !(lemas, lelah, mengantu, dan kram pada kedua tungkai) 5. Apa hubungan antara penurunan berat badan dengan gejala yang menyertai? 6. Apa saja langkah-langkah diagnosis? 7. Apa saja diagnosis banding dari skenario tersebut? 8. Apa perspektif islam terhadap skenario tersebut?
  • 6. 1. Organ-organ apa saja yang terlibat pada skenario?
  • 7. Pankreas • Gabungan KEL. EKSOKRIN dan KEL. ENDOKRIN • Bagian KEL. EKSOKRIN  yang punya Ductus Pancreaticus • Bagian KEL. ENDOKRIN  yaitu bagian PULAU-PULAU LANGERHANS dari Pancreas, terdiri sel : – Sel ά HormonGLUCAGON – Sel β Hormon INSULIN
  • 8. Glandula Thyreoidea • Hormon yang dihasilkan yaitu triidotironin (T3), tiroksin (T4) dan kalsitonin • Melekat pada LARYNX  ikut gerakan naik- turun LARYNX
  • 9. Glandula Suprarenalis (Adrenal Gland ) • Ada 2 buah : Glandula suprarenalis sinistra et dextra • Bagian korteks menghasilkan hormon kortikokortikoid dan mineralokortikoid • Bagian medulla menghasilkan hormon adrenal dan noradrenalin
  • 10. THYMUS • Terdiri dari 2 Lobus • Pada orang dewasa  Regressi pada > 20 tahun • Produksi hormon THYMOSIN  pengaturan Immunologis (merangsang kerja sel limfosit T)
  • 11. TESTIS • Hormon yang dihasilkan yaitu estrogen dan testosteron • Terletak pada FOSSA OVARICA  dinding lat cavum pelvis
  • 12. HEPAR • Hepar merupakan organ terbesar dalam rongga perut, hepar terletak pada bagian superior dari rongga perut. • Hepar dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus dextra, lobus caudatus, lobus sinistra dan quadratus.
  • 13. Glandula Hypophyse (Glandula Pituitaria) • Terdapat intracranial (ttp extradural) pada central fossa cranii media lanjutan dasar diencephalon/vetr III • Dibungkus oleh Capsula jaringan ikat • Adenohypophyse menghasilkan growth hormon, thyroid stimulating hormone (TSH), adrenocorticotrophic hormone (ACTH), gonadotrophic hormone (GTH), follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) • Neurohypophyse menghasilkan hormon oxytocin dan anti- diuretic hormone (ADH).
  • 14. 2. Apa yang menyebabkan berat badan menurun? Jelaskan juga dengan patomekanisme!
  • 15. 1. Pengaruh Hormon Insulin Hyposekresi insulin disebabkan oleh rusaknya sel β. Resistensi insulin disebabkan tidak adanya atau tidak sensitifnya reseptor insulin yang berada dipermukaan sel. Hyposekresi dan resistensi insulin menyebabkan glukosa tidk masuk ke dalam sel sehingga tidak dihasilkan energi. Akibatnya, terjadi penguraian glikogen dalam otot. Dan pemecahan protein sehingga menyebabkan penurunan berat badan. Referensi :Wilfrid, Mary dkk. 2013. ECG. Halaman 46-59
  • 16. 2. Pengaruh Hormon Tiroid Hormon tiroid berperan dalam metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Kelebihan hormon tiroid menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme basal yang terjadi dalam tubuh. Apabila glukosa tidak mampu mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh, maka tubuh menggunakan glikogen dan protein sebagai bahan bakar penggantinya. Akibatnya, massa otot menurun dan berat badan pun menurun. Referensi :Wilfrid, Mary dkk. 2013. ECG. Halaman 46-59
  • 17. • Pengaruh Hormon Kortisol • Apabila terjadi penurunan kortisol, akan berakibat pada menurunnya metabolisme dalam tubuh. Penurunan kortisol ini sendiri dapat disebabkan oleh destruksi korteks adrenal. Penurunan metabolisme dalam tubuh akan mengakibatkan penurunan jumlah energi yang diperoleh (ATP menurun). Hal ini memicu terjadinya pemecahan di dalam otot sendiri, sehingga massa otot berkurang. Penurunan massa otot ini pada akhirnya akan menyebabkan penurunan berat badan. Referensi :Wilfrid, Mary dkk. 2013. ECG. Halaman 46-59
  • 18. 3. Hormon-hormon apa saja yang terlibat dalam penurunan berat badan?
  • 19. Kortisol • Peningkatan kortisol dapat menyebabkan berat badan meningkat (obesitas central) • Dapat meningkatkan nafsu makan • Menghambat hormone Tiroid, GH, dan hormone reproduksi. • Menyebabkan penyimpanan trigliserida & penurunan lemak • Merangsang produksi glukosa Insulin • Kortisol meningkatkan insulin • Berperan dalam peningkatan BB • Mengubah energy menjadi lemak dan menyimpan lemak, sehingga berat badan menjadinaik • Berat badan turun saat insulin mengalami penurunan, lalu terjadi pembakaran lemak didalam tubuh. • Makanan tinggi glikemik terutama karbohidrat menyebabkan pelepasan insulin
  • 20. Leptin • Dibentuk di sel lemak, sehingga makin banyak sel lemak dalam tubuh, maka makin tinggi hormone leptin • Peningkatan leptin di tubuh membuat tubuh menerima perintah untuk berhenti makan. Begitu pula sebaliknya. • Logisnya, seseorang mengalami obesitas semakin baik. Tetapi kebanyakan orang obesitas, resisten terhadap hormone leptin, sehingga tidak bekerja dengan baik dan tidak ada perintah untuk berhenti makan. Tiroid • Penting dalam metabolism • Penderita hipotiroid bias bertambah berat badannya. • Pasien yang memiliki tiroid terlalu aktif sering mengalami peningkatan nafsu makan
  • 21. GH (Growth Hormon) • Dapat menyebabkan diabetes dan resistensi insulin • Meningkatkan massa otot • Merangsang hati mensekresi IGF-1 Testosteron • Apabila testosterone mengalami penurunan, maka berat badan juga ikut mengalami penurunan, baik kepada pria maupun wanita Estrogen • Estrogen yang rendah menyebabkan penyimpanan lemak ditubuh.
  • 22. 4. Jelaskan patomekanisme gejala dari skenario tersebut !
  • 23. 1. Kram Pada Kedua Tungkai • Basis patofisiologik pengembangan timbulnya periferal neuropati dari diabetes tidaklah dipahami dengan sepenuhnya, dan berbagai hipotesis telah diajukan. Faktor-faktor etiologik daripada diabetes neuropati diduga adalah vaskuler, metabolisme, neurotrofik dan immunologik. Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. Halaman 118, 126, 274 Respository.usu.ac.id
  • 24. 2. Lemah dan Lemas • Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa itu dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, akibatnya glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di dalam darah meningkat. Dalam keadaan ini badan akan menjadi lemah dan lemas karena tidak ada sumber energi di dalam sel. Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. Halaman 118, 126, 274 Respository.usu.ac.id
  • 25. 3. Mengantuk • Hal ini disebabkan karena penurunan insulin yang menyebabkan tingginya kadar glukosa darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akan mengakibatkan viskositas darah meningkat. Peningkatan viskositas darah akan menyebabkan penurunan volume plasma. Penurunan volume plasma ini juga berarti bahwa volume darah yang dipompa oleh jantung menurun. Hal ini berdampak pada kurangnya transpor darah ke otak sehingga otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa kantuk. Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. Halaman 118, 126, 274 Respository.usu.ac.id
  • 26. 5. Apa hubungan antara penurunan berat badan dengan gejala yang menyertai?
  • 27. • Sekresi insulin menurun > glukosa tidak bisa masuk kedalam sel > sel melakukan glikoneogenesis dan lipolisis > muscle wasting dan jaringan lemak berkurang > lemas/lelah/berat badan menurun • Resistensi insulin > glukosa darah meningkat > darah mengental > darah ke otak berkurang > mengantuk
  • 28. 6. Apa saja langkah-langkah diagnosis?
  • 29. Langkah-langkah diagnosis • Anamnesis : Identitas pasien Seorang laki-laki 45 tahun • Keluhan utama : berat badan menurun sejak satu jam lalu akhir-akhir ini merasa lemas • Pemeriksaan Antropometrik : Pengukuran TB & BB • Menghitung Index Massa Tubuh (IMT) • Interpretasi IMT • Pengukuran dan Interpretasi Lingkar Perut • Obesitas sentral : Laki – laki > 90 cm Perempuan > 80 cm • Pemeriksaan Kelenjar Tiroid
  • 30. DM
  • 32. 7. Apa saja diagnosis banding dari skenario tersebut?
  • 33. HIPERTIROIDISME • Definisi : Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. • Etiologi Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid (Penyakit Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 34. Patofisiologi • Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Apapun sebabnya manifestasi klinisnya sama, karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang makin penuh. Rangsang oleh TSH atau TSH- like substance (TSI, TSAb), autonomi intrinsik kelenjar menyebabkan tiroid meningkat, terlihat dari radioactive neck-uptake naik Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 35. Klasifikasi Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid yang berlebihan. Terdapat dua tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu : a) penyakit Graves. . Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tak tampak b) goiter nodular toksik, , lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagai komplikasi goiter nodular kronik, manifestasinya lebih ringan dari penyakit Graves. Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 36. Manifestasi Klinis, 1. Umum : Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat, hiperdefekasi, lapar. 2. Gastrointestinal : Makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegali. 3. Muskular : Rasa lemah. 4. Genitourinaria : Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti, Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 37. Pemeriksaan Penunjang 1. Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis akan menurun pada hipertiroidisme. Dengan demikian, diagnosis hipertiroidisme hampir selalu dikaitkan dengan kadar TSH yang rendah. Jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain harus dijalankan. 2. Hormon tiroid sendiri (T3, T4) akan meningkat. Bagi pasien denganhipertiroidisme, mereka harus memiliki tingkat hormon tiroid yang tinggi. Terkadang semua hormon tiroid yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu atau dua pengukuran hormon tiroid yang berbeda dan tinggi. Hal ini tidak terlalu umum, kebanyakan orang dengan hipertiroid akan memiliki semua pengukuran hormon tiroid tinggi (kecuali TSH). 3. Yodium tiroid scan akan menunjukkan jika penyebabnya adalah nodul tunggal atau seluruh kelenjar. Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 38. Diagnosis • Untuk mendiagnosis penyakit ini harus dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik dan tes darah laboratorium untuk melihat kadar hormon T3, T4 dan THS. • Bisa juga dideteksi dengan menggunakan scan tiroid yang menggunakan sinar X-ray untuk melihat kelenjar tiroid setelah menggunakan iodin radioaktif melalui mulut Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 39. Untuk mendiagnosis hipertiroid bisa menggunakan Indeks Wayne No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Berat Nilai 1 Sesak saat kerja +1 2 Berdebar +2 3 Kelelahan +3 4 Suka udara panas -5 5 Suka udara dingin +5 6 Keringat berlebihan +3 7 Gugup +2 8 Nafsu makan naik +3 9 Nafsu makan turun -3 10 Berat badan naik -3
  • 40. Penatalaksanaan 1. Tirostatiska : kelompok derivat tioimidazol (CBZ, karbimazole 5 mg, MTZ, metimazol atau tiamazol 5, 10, 30 mg), dan darivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100 mg) 2. Tiroidektomi : operasi baru dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi. 3. Yodium radioaktif. Referensi :Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA. Sistem Endokrin. Hal 21-24
  • 41. DIABETES MELITUS TIPE-2 Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu: • Rusaknya sel-sel β pancreas karena pengaruh dari luar (virus,zat kimia, dll). • Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pancreas. • Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer. Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 42. Patofisiologi Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu : • 1. Resistensi insulin • 2. Disfungsi sel β pancreas Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 43. Faktor resiko 1. Obesitas (kegemukan) 2. Hipertensi 3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus 4. Dislipedimia 5. Umur 6. Faktor Genetik Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 44. Gejala Klinis • Gejala akut diabetes mellitus yaitu : Poliphagia (banyak makan) polidipsia (banyak minum), Poliuria (banyak kencing /sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah. • Gejala kronik diabetes mellitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg. Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 45. Diagnosis • Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 46. Penatalaksanaan Terdapat 4 pilar utama pengelolaan penderita DM yaitu : 1. Penyuluhan 2. Perencanaan makan Strandar diet bagi penderita DM 3. Latihan Jasmani Disarankan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30 menit. 4. Obat berkhasiat hipoglikemik Terdapat 2 kelompok obat berkhasiat hipoglikemik yaitu : obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin. Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 47. Komplikasi Komplikasi akut terdiri dari : 1. Koma Ketoasidosis ( KAD ) 2. Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) 3. Hipoglikemik Komplikasi Kronik terdiri dari : 1. Komplikasi Mikro dan makrovaskuler meliputi : Penyakit Jantung koroner, stroke, penyakit arteri oklusif perifer ( PAOD). Dasar terjadinya komplikasi makrovaskuler adalah adanya percepatan proses aterosklerosis dan disfungsi endotel. 2. Komplikasi Mikrovaskuler meliputi Retinopati dan Nefropati diabetic. 3. Neropati diabetik meliputi : neuropati perifer dan neupati otonom 4. Komplikasi campuran, biasanya merupakan gabungan antara komplikasi neuropati dan vaskulopati seperti impotensi dan kaki diabetic (diabetic foot ). Referensi : Greenstein, Bens dkk. 2007. ERLANGGA.Edisi II. Sistem Endokrin. Hal 44-50
  • 48. TIROTOKSIKOSIS • Tirotoksikosis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi akibat meningkatnya kadar hormon tiroid (T3) yang beredar dalam tubuh Etiologi Terdapat beberapa penyebab tirotoksikosis diantaranya : 1. Penyakit Graves’ ( Diffuse Toxic goiter ) 2. Adenoma Toksik ( Penyakit Plummer ). 3. Struma Multinoduler 4. Tiroiditis sub akut 5. Torotoksikosis faksisia ( biasanya akibat minum hormon tiroid untuk menurunkan berat badan) 6. Penyebab yang sangat jarang : struma ovarium, molahidatidosa, karsinoma tiroid follikulare yang bermetastase. Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
  • 49. Gejala Gejala utama dari tirotoksikosis adalah berat badan menurun walaupun nafsu makan baik, berdebar- debar, kecemasan dan gelisah, cepat lelah, banyak berkeringat, tidak tahan panas, sesak bila bergiat, tremor dan kelemahan otot. Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid. Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
  • 50. Diagnosis Diagnosis tirotoksikosis, umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan untuk menilai derajat tirotoksikosis maupun untuk pemantauan, maka pemeriksaan laoboratorium yang terbaik adalah kombinasi antara FT4 (kadar tiroksin bebas) dengan TSH (thyroid stimulating hormone). Kadar FT4 yang tinggi (normal 2,2 – 5,3 ng/dl) dan kadar TSH yang rendah (normal 0,5 – 5,0) menunjukkan adanya tirotoksikosis (hipertiroid) Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
  • 51. Terapi Walaupun dasar terjadinya penyakit Graves’ adalah proses autoimmune, namun tujuan utama terapi penyakit ini adalah mengontrol hypertiroidisme. Terdapat 3 modalitas terapi saat ini yaitu : • Obat anti tiroid • operasi • radioterapi. Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
  • 52. Komplikasi 1. Penyakit jantung tiroid (PJT). 2. Krisis Tiroid (Thyroid Storm). 3. Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT). Referensi :Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 2. Hal 1843-1845
  • 53. 8. Apa perspektif islam terhadap skenario tersebut?
  • 54. • Ma asaba min musiibatin fii alardi wala fii anfusikum illa fii kitabin min qabli an nabraaha inna thalika 'ala Allahi yasiirun. Likayla ta'saw 'ala ma fatakum wala tafrahuu bima atakum waAllahu la yuhibbu kulla mukhtalin fakhuurin • Artinya: • “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) agar kalian jangan berduka cita atas apa yang luput dari kalian, dan agar kalian jangan terlalu gembira dengan apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” Referensi : https://jurnal.ugm.ac.id