3. 1. Retroflexio Uteri
Retroflexio Uteri > cavum uterinya jatuh ke
belakang, tidak selalu menimbulkan
keluhan
Retroflexio uteri gravida yang tetap
menimbulkan abortus atau retroflexio
uteri gravidi incarcerate. Jarang sekali
kehamilan pada uterus dalam retroflexio
mencapai umur cukup bulan. Jika ini
terjadi, maka partus dapat terjadi rupture
uteri.
4. 2. Anteversio Uteri
• Anteversio Uteri > cavum uterinya
jatuh ke depan, letak fundus uteri
lebih rendah daripada simphisis
• Di jumpai pada perut gantung
• Ibu mengeluh rasa nyeri di perut
bawah dan di bawah pinggang
5. 3. Prolapsus Uteri
• Turunnya uterus dari tempat yang
biasanya
• Dibagi menjadi 3 tingkat
a. Tk I > serviks belum keluar dari vulva
b. Tk II > serviks sudah keluar dari
vulva, tetapi korpus uteri belum keluar
C. Tk III > korpus uteri berada di luar vulva
6.
7. 4. Kelainan Bawaan Uterus
• Secara
embriologis, uterus, vagina, servik
dibentuk dari kedua duktus muller
yang dalam pertumbuhan mudigah
mengalami proses penyatuan.
Kelainan bawaan dapat terjadi akibat
gangguan dalam penyatuan, dalam
berkembangnya kedua saluran muller
dan dalam kanalisasi.
8. A. Uterus didelfis atau uterus duplek > terjadi
apabila kedua saluran muller berkembang
sendiri-sendiri tanpa penyatuan sedikitpun
sehingga terdapat 2 saluran telur, 2
serviks, dan 2 vagina.
B. Uterus septus > bagian luarnya tampak normal
namun sebagian atau seluruh dinding rahim
sebelah dalam terbelah ( Seolah- olah memiliki
sekat) menjadi 2 bagian
C. Uterus subseptus > terdiri atas 1 korpus uteri
dengan septum yang tidak lengkap, 1 serviks, 1
vagina, cavum uteri kanan dan kiri terpisah
secara tidak lengkap.
9. D. Uterus arkuatus > hanya mempunyai
cekungan di fundus uteri. Kelainan ini
paling ringan dan sering dijumpai.
E. Uterus bikornis unilateral > radi
mentarius terdiri atas 1 uterus dan
disampingnya terdapat handuk lain.
F. Uterus unikornis > terdiri atas 1 uterus, 1
serviks yang berkembang dari satu
saluran kanan dan kiri. Kelainan ini dapat
menyebabkan abortus, kehamilan ektopik
dan kelainan letak janin.
10. G. Uterus bikornis unilaterale
rudimentarius > terdiri atas 1 uterus
dan disampingnya terdapat tanduk
lain
11.
12. 5. Mioma Uteri
• Pengaruh mioma pada kehamilan dan
persalinan :
a. Mengurangi kemungkinan wanita untuk
hamil
b. Kemungkinan abortus bertambah
c. Kelainan letak janin dalam rahim
d. Menghalangi lahirnya janin
e. Inersia uteri dan atonia uteri
f. Mempersulit lepasnya plasenta
13. 6. KARSINOMA KORPUS UTERI
• Adalah penyakit akibat tumor ganas
pada daerah 2/3 atas rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan
jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal disekitarnya
(Sarwono,1994)
15. 1. Distosia Servikalis
Karena dysfunctional uterine action
atau karena parut pada serviks uteri.
Kala I serviks uteri menipis akan tetapi
pembukaan tidak terjadi, sehingga
merupakan lembaran kertas dibawah
kepala janin.
16. • Diagnosis dibuat dengan menemukan
lubang kecil yakni ostium uteri
eksternum ditengah-tengah lapisan
tipis atau disebaut dengan
konglutinasio orifisii eksterni bila
ujung, dimasukkan ke orifisium ini
biasanya serviks yang kaku pada primi
tua sebagai akibat infeksi atau
operasi.
18. 1. Kelainan Vagina
• Pada Aplasia Vagina, tidak ada vagina
dan ditempatnya introitus vagina dan
terdapat cekungan yang agak dangkal
atau yang agak dalam. Terapi terdiri
atas pembuatan vagina baru
• Septum vaginae > sekat sagital di
vagina, memisahkan vagina secara
lengkap atau tidak lengkap pada
bagian kanan atau bagian kiri.
19. Septum lengkap biasanya tidak
menimbulkan distosia karena bagian
vagina yang satu umumnya cukup
lebar, baik untuk koitus maupun
lahirnya janin
Septum tidak lengkap kadangkadang menahan turunnya kepala
janin pada persalinan dan harus
dipotong dahulu.
20. 2. Stenosis Vagina Kongenital
• Jarang terdapat , lebih sering
ditemukan septum vagina
• Stenosis dapat terjadi karena parutparut akibat perlukaan dan radang.
• Pada stenosis vagina yang tetap laku
dalam kehamilan dan merupakan
halangan untuk lahirnya janin perlu
ditimbangkan seksio ceaserea
21. 3. Tumor Vagina
• Dapat merupakan rintangan bagi
lahirnya janin per vaginam
• Adanya tumor vagina bisa pula
menyebabkan persalinan per vaginam
dianggap mengandung terlampau
banyak resiko. Tergantung dari jenis
dan besarnya tumor. Maka perlu
dipertimbangkan SC
22. 4. Kista Vagina
• Kista vagina berasal dari duktus
gartner atau duktus muller, letak
lateral dalam vagina bagian
proximal, ditengah, distal di bawah
orifisium urethra eksterna
25. 1. Oedema Vulva
• Bisa timbul pada waktu hamil, biasanya
sebagai gejala pre eklamsia akan tetapi
dapat pula mempunyai sebab lain
misalnya gangguan gizi. Pada persalinan
lama dengan penderita dibiarkan
mengedan terus, dapat pula timbul
oedema pada vulva. Kelainan ini
umumnya jarang merupakan rintangan
bagi kelahiran per vaginam.
26. 2. Stenosis Vulva
• Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan
dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus
yang sembuh dengan parut-parut yang
dapat menimbulkan kesulitan. Walaupun
umumnya dapat diatasi dengan
mengadakan episiotomi, yang cukup luas.
Kelainan congenital pada vulva yang
menutup sama sekali hingga hanya
orifisium utrethra eksternum tampak dapat
pula terjadi.
27. 3. Kelainan Bawaan
• Atresia vulva dalam bentuk atresia
hymenalis yang menyebabkan
hematokolpos, hematimetra dan
atresia vagina dapat menghalangi
konsepsi.
28. 4. Varises
• Varises terjadi karena reaksi system
vena pembuluh darah seperti otototot di tempat lain melemah akibat
hormone estroid.
Bahaya varises dalam kehamilan dan
persalinan adalah bila pecah dapat
mengakibatkan fatal dan dapat terjadi
pula emboli udara.
29. 5. Hematoma
• Pembuluh darah pecah sehingga
hematoma dijaringan ikat yang
renggang divulva, sekitar vagina atay
ligamentum latum. Hematoma vulva
dapat juga terjadi karena trauma.
30. 6. Peradangan
• Wanita hamil fluor albus harus diperiksa
kemungkinan lues di samping pemeriksaan
gonorea, trikomoniasias dan kandidiasis.
Gonorea dapat menyebabkan
vulvovaginitis dalam kehamilan dengan
keluhan fluor albus dan disuria.Bayi yang
lahir dengan ibu yang menderita gonorea
dapat mengalami blenora neonaturum.
31. 7. Kondiloma Akuminata
• Merupakan pertumbuhan pada kulit
selaput lender yang menyerupai
jengger ayam jago. Berlainan dengan
kondiloma latum permukaan kasar
papiler, tonjolan lebih tinggi, warnaya
lebih gelap.
32. 8. Fistula
• Fistula vesikovaginal atau fistula
rectovaginal biasanya terjadi pada waktu
bersalin baik sebagai tindakan operatif
maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan
lama antara kepala dan tulang panggul
gangguan sirkulasi sehingga terjadi
kematian jaringan local dalam 5-10 hari
lepas dan terjadi lubang. Akibatnya terjadi
inkotenensia alvi.