Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asfiksia bayi lahir dan tindakan resusitasi yang harus dilakukan bidan. Faktor-faktor risiko asfiksia seperti kondisi ibu dan bayi serta persiapan yang dibutuhkan untuk resusitasi dijelaskan. Prosedur resusitasi meliputi tahap awal, ventilasi, dan penilaian ulang yang harus dilakukan setiap 30 detik hingga 2 menit jika bayi masih tidak bernafas
2. • Adalah : keadaan bayi tidak bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir.
• Penyebab :
o Keadaan ibu (demam sebelum dan selama
persalinan, persalinan lama, PE/E, Perdarahan
antepartum).
o Faktor tali pusat dan plasenta (kehamilan
lewat waktu, infark plasenta, lilitan tali pusat,
prolapsus tali pusat, tali pusat terpelintir).
o Keadaan bayi (prematuritas, kelainan
kongenital).
3. PENTING :
• Setiap menolong persalinan bidan harus
mengetahui faktor-faktor resiko asfiksia sebelum
bayi lahir.
• Setiap menolong persalinan bidan harus dapat
mengenali asfiksia sesudah bayi lahir.
• Bidan harus siap melakukan resusitasi bayi setiap
menolong persalinan.
5. PERSIAPAN ASFIKSIA BBL :
Tanpa persiapan → kehilangan waktu → kerusakan
otak
a. Persiapan keluarga
• Informasikan kemungkinan yang bisa terjadi
pada ibu dan bayi dalam persalinan.
b. Persiapan tempat resusitasi
• Ruang : hangat dan terang.
• Tempat resusitasi : datar, rata, sukup keras,
bersih, kering, hangat dan tidak berangin.
7. • Lampu 60 w
• Jarak 60 cm
• Pemancar
panas dan
penerangan
• Meja/dipan
• Memudahkan untuk posisikan
bayi dan kompresi jantung jika
terjadi henti jantung.
• Tidak beangin
• Tidak di dekat
jendela/pintu
8. c. Persiapan alat resusitasi
• 3 buah kain : untuk mengeringkan bayi,
menyelimuti dan mengganjal bahu.
• Alat penghisap lendir : DeLee atau bola karet.
• Alat ventilasi : balon dan sungkup, sesuai
ukuran.
• Kotak alat resusitasi
• Sarung tangan
• Jam atau pencatat waktu
d. Persiapan diri (menggunakan pelindung).
9.
10. KEPUTUSAN UNTUK MELAKUKAN RESUSITASI BBL :
PENILAIAN
Sebelum Lahir
• Apakah kehamilan cukup bulan?
Segera setelah bayi lahir
• Nilai apakah bayi menangis atau bernafas/tidak
megap-megap?
• Nilai apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak
aktif?
KEPUTUSAN Memutuskan bayi perlu resusitasi jika :
• Bayi tidak cukup bulan dan atau
• Bayi megap-megap/tidak bernafas dan atau
• Tonus otot bayi tidak baik atau bayi lemas
TINDAKAN Mulai lakukan resusitasi, jika :
• Bayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-
megap/tidak bernafas dan atau tonus otot bayi
tidak baik/bayi lemas
11. RESUSITASI BBL :
TAHAP I : LANGKAH AWAL (≤ 30 DETIK)
1. Jaga Bayi Tetap Hangat
• Letakkan bayi di atas kain-1 yang ada di atas
perut ibu atau sekitar 45 cm dari perineum.
• Keringkan bayi dengan kain-1 mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya, dengan
sedikit tekanan.
• Selimuti bayi, kecuali wajah, dada dan perut
dan potong tali pusat.
12. • Pindahkan bayi ke atas kain-2 di tempat
resusitasi.
• Jaga bayi tetap diselimuti kecuali wajah dan
dada di bawah pemancar panas.
13.
14. 2. Atur Posisi Bayi
• Baringkan bayi terlentang dengan kepala di
dekat penolong → posisikan kepala bayi pada
posisi menghidu,yaitu kepala sedikit ekstensi
dengan mengganjal bahu (kain-3, digulung
setebal 3 cm).
√
Χ Χ
15. 3. Isap Lendir
• Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian
hidung dengan menggunakan isap lendir DeLee
atau bola karet.
• Memasukkan penghisap ke dalam mulut tidak
lebih dari 5 cm. Sedangkan ke hidung, tidak
melewati cuping hidung.
4. Rangsang Taktil
• Menepuk/menyentil telapak kaki, atau
• Menggosok punggung/perut/dada/tungkai
bayi dengan telapak tangan.
16.
17. 5. Atur Kembali Posisi Bayi
• Atur kembali kepala bayi menjadi posisi
menghidu.
6. Lakukan penilaian Bayi
• Jika bayi bernafas normal, lakukan asuhan
paska resusitasi.
• Jika bayi masih megap-megap atau tidak
bernafas, mulailah lakukan ventilasi bayi.
18. TAHAP II : VENTILASI
Ventilasi : memasukkan sejumlah udara ke dalam
paru dengan tekanan positif.
1. Pasang Sungkup
• Pasang dan pegang sungkup agar menutupi
dagu, mulut dan hidung.
√ Χ Χ Χ
19.
20. 2. Ventilasi 2 kali
• Lakukan remasan pada balon dengan tekanan
30 cm air.
• Lihat apakah dada bayi mengembang.
• Jika tidak mengembang :
o Periksa posisi sungkup dan udara bocor.
o Posisi kepala, apakah sudah menghidu.
o Masih ada cairan atau lendir di mulut.
• Jika mengembang, lanjutkan tahap berikutnya.
21.
22. 3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik (I)
• Lakukan ventilasi 20-30 kali dalam waktu 30
detik, dengan tekanan 20 cm H2O sampai bayi
bernafas spontan/menangis.
• Nilai ulang setelah 30 detik :
o Jika mulai bernafas/menangis/tidak megap-
megap :
Lihat dada bawah, apakah ada retraksi?
Hitung frekuensi nafas/menit.
o Jika nafas > 40 x/mnt dan tidak ada retraksi
Stop ventilasi
Letakkan bayi ke dada ibu (skin to skin).
23. Pantau bayi setiap 15 menit (pernafasan
dan kehangatan).
o Jika bayi masih megap-megap/tidak
bernafas,lanjutkan ventilasi.
4. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik (II-IV) dan Nilai
Ulang
• Lanjutkan ventilasi 20-30 kali dalam 30 detik.
• Setelah 30 detik lakukan penilaian ulang
terhadap bayi
o Jika bayi mulai bernafas
normal/menangis/tidak megap-megap,
hentikan ventilasi bertahap.
24. o Jika masih megap-megap/tidak bernafas →
lanjutkan ventilasi dengan penilaian ulang
setiap 30 detik, sampai 2 menit.
5. Rujuk Jika Bayi Tidak Bernafas Setelah 2 menit
Resusitasi.
• Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang
anda telah lakukan dan mengapa.
• Minta keluarga untuk mempersiapkan rujukan.
• Teruskan ventilasi selama mempersiapkan
rujukan.
• Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan
RM persalinan.
25. 6. Lanjutkan Ventilasi, Nilai Ulang Nafas dan Denyut
Jantung.
• Lanjutkan ventilasi selama rujukan dengan
prosedur biasa, dengan pengembangan dada.
• Nilai ulang setiap 30 detik, pernafasan dan
denyut jantung.
• Jika denyut jantung berhenti → tetap lakukan
ventilasi selama 10 menit.
• Jika bayi mengalami henti jantung selama 10
menit → sampaikan pada ibu, bahwa
kemungkinan besar bayi mengalami kerusakan
otak yang permanen.