Dokumen tersebut membahas tentang penerapan disiplin positif dalam konsep merdeka belajar. Disiplin positif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa dengan memberikan tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri dan mengelola emosi. Merdeka belajar memberikan kebebasan belajar kepada siswa. Agar merdeka belajar berjalan efektif, diperlukan penerapan disiplin positif
4. Dunia saat ini dihadapkan pada
tantangan baru, yakni industri 4.0. Kita
telah masuk ke era baru industri yang
biasa disebut dengan data technology.
Pada titik ini, hampir semua aspek
kehidupan akan bergantung pada
teknologi, khususnya machine learning,
kecerdasan buatan (AI) dan robot. Untuk
menghadapi revolusi 4.0, pemerintah
melalui kemdikbud memulai revolusi
Pendidikan dengan mengusung konsep
merdeka belajar.
5. Kebijakan
Dalam Permendikbudristek Nomor
16 Tahun 2022 tentang Standar
Proses pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah, di Bagian Keempat pada
Pelaksanaan Pembelajaran dalam
Suasana Belajar yang
Menyenangkan, terdapat Pasal 12
perihal;
Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang
menyenangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara:
a.Menciptakan suasana belajar yang gembira, menarik,
aman, dan bebas dari perundungan.
b. Menggunakan berbagai variasi metoda dengan
mempertimbangkan aspirasi dari peserta didik, serta tidak
terbatas hanya di dalam kelas.
c. Mengakomodasi keberagaman gender, budaya, bahasa
daerah setempat, agama atau kepercayaan, karakteristik,
dan kebutuhan setiap peserta didik.
01
02
0
Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang
menyenangkan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c
dirancang agar Peserta Didik mengalami proses belajar
sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
6. Kondisi Kekinian Pendidikan di Indonesia
Berdasarkan hasil Survei Lingkungan
Belajar tahun 2021, kualitas
pembelajaran pendidik Indonesia relatif
baik dalam memberikan dukungan
afektif pada peserta didik.
Tetapi, perlu peningkatan pada
kemampuan manajemen kelas dan
aktivasi kognitif. Data menunjukkan
bahwa hanya 2% manajemen kelas dan
1% aktivasi kognitif sudah membudaya
7. Perbedaan Mendasar Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Merdeka
Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem
Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan,
dalam Kurikulum Merdeka menambahkan
pengembangan profil pelajar Pancasila.
Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya fokus
pada intrakurikuler atau tatap muka, sedangkan
Kurikulum Merdeka menggunakan paduan
pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan
kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil
Pelajar Pancasila.
8. Latar Belakang, Tujuan,
dan Motivasi
Disiplin Positif dalam Merdeka Belajar adalah
untuk menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan aman, di mana siswa dapat
tumbuh dan berkembang secara holistik tanpa
rasa takut ataupun intimidasi.
9. Apa itu Disiplin Positif
Disiplin positif adalah pendekatan pengasuhan atau
pengaturan perilaku yang membantu anak atau siswa untuk
belajar mengambil tanggung jawab atas perilakunya sendiri,
belajar mengelola emosi, dan berpartisipasi dalam proses
menciptakan lingkungan yang positif.
Pendekatan ini memfokuskan pada solusi dan pengakuan
terhadap perilaku positif, dan tidak hanya pada hukuman
untuk perilaku yang buruk. Disiplin positif bertujuan untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang berbasiskan
interaksi saling mendukung di antara guru,
siswa, dan orang tua.
10. Apa itu Merdeka Belajar?
Merdeka Belajar adalah sebuah gerakan yang
bertujuan untuk menggantikan model pendidikan
tradisional yang berpusat pada guru dengan
pendekatan yang lebih mandiri dan fokus pada
siswa. Di bawah konsep Merdeka Belajar, siswa
diberi lebih banyak kebebasan dalam cara mereka
belajar dan di mana mereka belajar, dan memiliki
lebih banyak kendali atas tujuan belajar mereka
sendiri.
11. Disiplin Positif + Merdeka
Belajar
Disiplin positif dan merdeka belajar memiliki hubungan yang erat.
Merdeka belajar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
positif dan efektif jika diimplementasikan bersama dengan disiplin
positif. Dalam lingkungan pembelajaran yang merdeka, siswa diberikan
kebebasan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, memilih
metode pembelajaran yang cocok bagi mereka, dan mengeksplorasi
minat dan bakatnya. Dalam lingkungan pembelajaran yang merdeka ini,
siswa juga dibimbing untuk belajar mengambil tanggung jawab atas
perilaku mereka sendiri, belajar mengelola emosi mereka dan
berinteraksi secara positif dengan orang di sekitarnya.
12. Manfaat Disiplin Positif
Dalam lingkup Merdeka Belajar, siswa dapat
merasakan manfaat dari menerapkan Disiplin
Positif. Beberapa manfaat utama dari Disiplin
Positif meliputi meningkatkan kepercayaan
diri, mendukung perkembangan keterampilan
sosial, meningkatkan rasa tanggung jawab,
memperkuat hubungan antara siswa, guru, dan
orang tua, dan menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif dan aman bagi seluruh pihak
terkait.
13. Implementasi Disiplin Positif
Untuk menerapkan Disiplin Positif secara
efektif, penting untuk membangun kerjasama,
komunikasi, keadilan, dan empati. Ini berarti
melibatkan semua pihak terkait dalam
pembuatan aturan dan keputusan, mendorong
komunikasi terbuka dan jujur antara siswa,
guru, dan orang tua, memastikan kesamaan,
keadilan, dan konsistensi diterapkan pada
setiap situasi disiplin, dan melibatkan empati
dalam setiap tindakan disiplin yang diambil.
14. Metode dan contoh penerapan
Membuat kegiatan yang mendukung
01
02
kolaborasi dan pengambilan keputusan
bersama
Menggunakan game sosial dan peran
untuk merangsang empati dan
keterampilan sosial
Menggunakan model permainan peran
untuk mengajarkan keterampilan
seperti pengambilan keputusan yang
tepat dan mengelola emosi.
03
Ada beberapa cara untuk
mengajarkan keterampilan
sosial dan meningkatkan
pengasuhan positif dalam
lingkungan Merdeka
Belajar. Beberapa contoh
penerapannya meliputi:
15. Prinsip dasar
Menentukan batasan dan aturan yang jelas dan konsisten
dalam lingkungan belajar
Pada lingkungan belajar, menentukan batasan dan aturan
yang jelas dan konsisten adalah penting untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan efektif.
Prinsip dasar Disiplin Positif meliputi mengajarkan
keterampilan sosial kepada siswa, menerapkan pilihan dan
konsekuensi yang terkait dan bijaksana, mempertimbangkan
perasaan siswa dalam setiap situasi, dan memfokuskan pada
solusi daripada hukuman.
16. Strategi efektif
Dialog dan komunikasi yang terus-menerus antara siswa dan guru
sangat penting dalam menerapkan Disiplin Positif. Beberapa
strategi efektif yang dapat diterapkan meliputi:
Mendengar dengan penuh perhatian dan
menghargai pandangan siswa
Memperjelas ekspektasi dan harapan
yang dapat diharapkan dari siswa
Memastikan bahwa siswa merasa
didengar dan dipahami.
01
02
03
17. Membangun empati dan pengertian
Mengidentifikasi hal-hal yang
mempengaruhi emosi siswa, seperti
kelelahan atau masalah di rumah
Meningkatkan kesadaran atas perasaan
dan perspektif siswa
02
Membawa siswa dan guru ke dalam
situasi pengambil keputusan bersama
03
Memperhatikan perasaan dan pandangan
siswa dalam setiap situasi disiplin yang 01
dihadapi merupakan aspek penting dari
Disiplin Positif.
Membangun empati dan pengertian
dapat dilakukan dengan cara berikut:
18. Instrumen Evaluasi, Pengukuran dan Assesmen
Pengukuran keberhasilan implementasi Disiplin Positif sebaiknya dilakukan melalui
indikator kinerja siswa dan guru. Instrumen evaluasi dan contoh pengukurannya meliputi:
Menilai preferensi siswa terhadap
metode disiplin positif
Instrumen evaluasi:
- Kuesioner untuk mengukur preferensi siswa
terhadap metode pengasuhan positif- Skala 1-5
untuk menentukan seberapa sering siswa
mengalami praktik pengasuhan positif dari
guru.
Menentukan rasio siswa yang terlibat
dalam pengambilan keputusan bersama
Instrumen evaluasi:
Contoh pertanyaan:
- Menurutmu, apakah guru-guru di sekolahmu
sering menggunakan metode Disiplin Positif?
- Bagaimana menurutmu metode Disiplin Positif
membantu menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif?
- Kuesioner untuk mengukur preferensi siswa
terhadap metode pengasuhan positif
- Skala 1-5 untuk menentukan seberapa sering
siswa mengalami praktik pengasuhan positif
dari guru
Contoh pertanyaan:
- Menurutmu, apakah guru-guru di sekolahmu
sering menggunakan metode Disiplin Positif?
- Bagaimana menurutmu metode Disiplin Positif
membantu menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif?
19. Instrumen Evaluasi, Pengukuran dan Assesmen
Pengukuran keberhasilan implementasi Disiplin Positif sebaiknya dilakukan melalui
indikator kinerja siswa dan guru. Instrumen evaluasi dan contoh pengukurannya meliputi:
Mengetahui tingkat kepercayaan diri dan
keterampilan sosial yang dimiliki siswa
Instrumen evaluasi:
- Tes untuk mengukur tingkat kepercayaan diri dan keterampilan sosial siswa sebelum
dan setelah diterapkan Disiplin Positif
- - Survei untuk mengetahui persepsi siswa tentang kepercayaan diri dan keterampilan
sosial mereka.
Contoh pertanyaan:
- Seberapa sering kamu merasa percaya diri dalam suasana belajar?
- - Apakah kamu merasa pengasuhan positif dari guru telah membantu meningkatkan
keterampilan sosialmu?
22. Thank
you
“Thank you for not giving in or
giving up. Thank you for giving
yourself.
Prodi HI Universitas Sulawesi Barat -
Majene
andi.ismira@unsulbar.ac.id
Andi Ismira