SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Koneksi Antar Materi Modul 1 .4
Peran yang akan saya lakukan dalam menerapkan budaya positif disekolah adalah bermula dari
diri sendiri dengan merefleksi apa yang harus segera dilakukan bagi murid yaitu dengan
menciptakan lingkungan aman dan nyaman, oleh karena itu peran guru penggerak sebagai agen
perubahan yaitu mulai dari diri tergerak, bergerak dan menggerakkan dengan menanamkan
pemikiran pemahaman filosofi Ki Hadjar Dewantara menuntun segala kodrat alam dalam diri
anak agar mereka mendapat keselamatan dan kesejahteraan setinggi-tingginya agar menjadi
manusia dan anggota masyarakat Selain itu seorang guru penggerak memiliki nilai-nilai dalam
dirinya yaitu mandiri, koloboratif, inovatif reflektif dan berpihak pada siswa dengan nilai yang
ada dalam dirinya maka dia akan menjadi kepemimpinan pembelajaran, menggerakkan
komunitas praktisi menjadi coach bagi guru lain, berkoloborasi antar guru dan berpihak pada
siswa,
Dalam hal menanamkan budaya positif cara yang ditempuh adalah mengambil inisiatif pada
saat masuk kelas adalah kesamaan persepsi murid kita , bagaimana caranya dengan membuat
kesepakatan-kesepakatan awal dengan maksud untuk menanamkan sebuah keyakinan pada diri
siswa sendiri bahwa konsep yang diterima dalam bentuk kebajikan-kebajikan universal semisal
kedisiplinan selalu hadir tepat waktu,berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku
disekolah, kejujuran, kesantunan dan hal sebagainya. Untuk mengantisipasi hal-hal negatif
yang diakibatkan secara umum yang dihadapi masalah adalah kurangnya disiplin siswa, untuk
itu diperlukan strategi guru dalam pengembangan karakter siswa. Upaya peningkatan
kedisiplinan siswa di sekolah harus benar-benar diperhatikan Ki Hadjar Dewantara
menjelaskan bahwa “ Dimana ada kemerdekaan disitulah harus ada disiplin yang kuat . Hal
dikarenakan perilaku siswa terbentuk dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Cara agar siswa bisa disiplin di mana saja dan kapan saja
perlu dilakukan pembiasaan-pembiasaan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menanamkan
kedisiplinan pada siswa: dengan memberi contoh/teladan, membuat keyakinan kelas,
konsistensi dan ketegasan, serta bekerjasama dengan orang tua. Diane Gossen (1998) dalam
bukunya Restitution-Restruction School Discipline mengemukakan bahwa guru perlu
meninjau kembali penerapan disiplin dalam ruangan kelas dengan 5 posisi kontrol yang ingin
diterapkan seorang guru kelima posisi kontrol tersebut adalah (1) Penghukum, (2) Pembuat
Merasa Bersalah, (3) Teman, (4) Pemantau dan manajer, posisi membangun disiplin positif
terbaik yang dijalankan oleh guru adalah posisi manajer karena murid diajak untuk
menganalisis kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang lain sehingga kita menjadikan murid
yang merdeka mandiri dan bertanggung jawab, oleh karena itu kita mengacu pada Restitusi
yang menjadikan murid kita menjadi manajer bagi dirinya sendiri Selanjutnya Gossen (2001)
berpendapat bahwa untuk melakukan sebuah restitusi ada 3 tahap yaitu:
1. Menstabilkan Identitas yang bertujuan untuk mengubah identitas anak yang
gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang
melanggar peraturan karena sedang mencari perhatian namun mengalami
kegagalan dia mencoba memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan
2. Validasi Tindakan yang salah, yaitu setiap tindakan yang kita lakukan dengan
satu tujuan yaitu memenuhi kebutuhan dasar yang akan mendasari sebuah
tindakan tersebut.
3. Menanyakan keyakinan yaitu ketikan langkah 1 dan langkah 2 terpenuhi maka
kita siap untuk menghubungkan dengan nilai-nilai yang dipercaya dan
berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
Untuk melakukan hal tersebut maka diperlukan sebuah pendekatan-pendekatan terpenuhinya
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan penajaman visi pada guru yang bersangkutan,
maka visi saya adalah
“DENGAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN AKAN MEWUJUDKAN
NILAI DAN KARAKTER SISWA MENJADI PEMIMPIN DIMASA DEPAN”
Dalam pemahaman saya terhadap disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi , hukuman
dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segi tiga
restitusi, masing-masing elemen tersebut mempunyai keterkaitan antara 1 dengan yang lainnya
dan semuanya sangat baik untuk dipahami sebagai seorang guru tetapi saya mempunyai sebuah
kecendrungan sangat luar biasa tentang penerapan keyakinan kelas dan segitiga restitusi;
Penerapan Keyakinan Kelas
dalam penerapan penerapan keyakinan Dalam membuat keyakinan kelas, dapat kita mulai
dengan bersama-sama siswa mengutarakan dan berbagi pendapat bagaimana seharusnya kelas dapat
menyenangkan. Catat semua masukan dan perhatikan segala pendapat siswa kita. Lalu susunlah
keyakinan kelas sesuai prosedur. Ajak siswa kita menemukan nilai-nilai kebajikan yang menjadi inti
dari peraturan yang mereka buat. Sebagai contoh misalkan ada siswa yang berpendapat jangan ribut,
jangan berbicara saat guru menjelaskan, dan tidak mengganggu teman belajar. Dapat kita sarikan
menjadi satu keyakinan, yaitu Saling Menghormati. Kegiatan ini merupakan peralihan dari peraturan
menjadi keyakinan kelas. Hal selanjutnya adalah meninjau ulang keyakinan kelas yang disepakati.
Bila sudah sepakat maka siswa dapat menandatangani keyakinan kelas tersebut. Dengan adanya
keyakinan kelas yang sudah dibuat dan disepakati bersama-sama, diharapkan siswa tak lagi
terpaksa dan terancam dalam berbuat kebajikan yang sesuai nilai-nilai karakter. Mereka lebih
senang hati berbuat karena guru telah membiasakan pembiasaan baik tersebut melalui
keyakinan kelas sehingga terciptalah budaya positif di kelas dan sekolah.
Segi tiga Restitusi
Disiplin positif merupakan unsur utama dalam konsep budaya positif. Kata disipilin identik
dengan kepatuhan. Jika dibawa kedalam pembelajaran maka yang terbayang adalah murid yang
patuh pada tata aturan kelas, patuh pada tata aturan sekolah, jika melanggar akan terkena
hukuman. Namun pada artikel ini konsep disiplin positif mengacu kepada bagaimana seorang
guru membimbing muridnya dalam menumbuhkan disiplin diri karena motivasi internal untuk
mewujudkan murid yang merdeka. Hal ini selaras dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara
bahwa murid yang merdeka memerlukan kedisiplinan diri. Dengan memliki disiplin diri maka
seseorang akan mampu mengontrol diri dan menentukan sikap yang mengacu pada nilai yang
diyakini. Disiplin diri membuat seseorang mampu menggali potensinya untuk tujuan yang
bermakna, Guru dapat melakukan disiplin diri kepada murid melalui segitiga restitusi.
Apa yang akan kita lakukan jika murid melanggar keyakinan kelas? Apakah kita
membiarkan atau justru sebaliknya, kita memaafkan saja?. Contoh kasus, saat pembelajaran
praktik ada siswa tidak menggunakan pakaian kerja sesuai kesepakatan kelas. Kebiasaan kita
selama ini adalah membuat mereka tidak nyaman atau langsung memaafkan begitu saja. Kita
lebih cenderung memperhatikan kesalahan yang dilakukan daripada mencari solusi
memperbaiki diri. Segitiga restitusi merupakan salah satu cara memperbaiki diri untuk
mewujudkan disiplin diri. Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahannya sehingga karakter mereka lebih kuat ketika kembali pada
kelompoknya
Restitusi memberikan kesempatan kepada murid untuk disiplin positif, memulihkan diri
dari kesalahan sehingga memiliki tujuan yang jelas. Penekanannya pada cara mereka
menghargai nilai-nilai kebaikan yang diyakini, bukan berperilaku untuk menyenangkan orang
lain. Restitusi membantu murid untuk jujur pada dirinya sendiri dan mengevaluasi dampak dari
kesalahan yng dilakukan. Restitusi memberikan penawaran bukan paksaan. Sangat penting
bagi guru menciptakan kondisi yang membuat murid bersedia menyelesaikan masalahnya dan
berbuat lebih baik lagi. Guru dapat menggunakan kalimat seperti “Semua orang pasti pernah
berbuat salah”, bukan malah menyudutkan dengan memperjelas kesalahannya.
Perubahan apa yang terjadi dalam menciptakan budaya positif dalam sekolah secara umum adalah
sebelum saya mempelajari modul ini adalah saya berada dalam posisi penghukum, saya
mempunyai sebuah pendapat bahwa hanya dengan hanya dengan hukuman satu-satunya yang
membuat efek jera pada anak agar dia tidak mengulanginya lagi, akibatnya apa yang terjadi bahwa
anak-anak tersebut dalam lingkungan sekolah mereka tidak melakukan tapi diluar sekolah mereka
kembali kepada sifat semula mereka memberontak ini yang harus dipangkas habis salah satunya
dengan dengan penerapan budaya positif melalui pendekatan keyakinan kelas yang telah mereka
buat bersama dan diyakini sebagai hal prinsip serta penanganan segitiga restitusi yang bersifat
manusiawi bagi saya sehingga menciptakan anak-anak yang merdeka, mandiri serta bertanggung
jawab

More Related Content

Similar to Koneksi Antar Materi 1.4.docx

MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdfMODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdfDildian Zidan
 
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfModul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfWidiawati92
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxRofinaSaina
 
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxmurtadisonyo
 
Presentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdfPresentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdfOmiYensi1
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)MirahKencana
 
Refleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdf
Refleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdfRefleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdf
Refleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdfSabila44
 
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptxSOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptxssuserd0af09
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdf
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdfAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdf
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdfmeidaharyal75
 
Paparan Budaya Positif.pptx
Paparan Budaya Positif.pptxPaparan Budaya Positif.pptx
Paparan Budaya Positif.pptxmochamatkholiq68
 
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptxEDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptxFahriAnaLatifah
 
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptxCopy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptxKhairuzZuhri2
 
AKSI NYATA 1.4.pptx
AKSI NYATA 1.4.pptxAKSI NYATA 1.4.pptx
AKSI NYATA 1.4.pptxDwiJayatri
 
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAKAKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAKwiwik100
 
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahPPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahDestiana38
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptxAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptxSyariHasniyati
 
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfMateri Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfSitikhofiyah
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfSyariHasniyati
 
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptxDISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptxArifHidayat432514
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfUlisesEsterLina1
 

Similar to Koneksi Antar Materi 1.4.docx (20)

MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdfMODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
 
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfModul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
 
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
 
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Presentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdfPresentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdf
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
 
Refleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdf
Refleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdfRefleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdf
Refleksi Dwi Mingguan guru penggerak 9pdf
 
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptxSOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdf
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdfAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdf
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF KEYAKINAN KELAS MEIDA SDN 069 CIPDER BDG (2).pdf
 
Paparan Budaya Positif.pptx
Paparan Budaya Positif.pptxPaparan Budaya Positif.pptx
Paparan Budaya Positif.pptx
 
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptxEDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
EDIT-PPT Daring_Luring LOKA DISIPLIN POSITIF .pptx
 
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptxCopy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
Copy of 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif.pptx
 
AKSI NYATA 1.4.pptx
AKSI NYATA 1.4.pptxAKSI NYATA 1.4.pptx
AKSI NYATA 1.4.pptx
 
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAKAKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH PENGGERAK
 
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahPPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptxAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pptx
 
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdfMateri Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
Materi Keyakinan Kelas dan Restitusi.pdf
 
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
 
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptxDISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Koneksi Antar Materi 1.4.docx

  • 1. Koneksi Antar Materi Modul 1 .4 Peran yang akan saya lakukan dalam menerapkan budaya positif disekolah adalah bermula dari diri sendiri dengan merefleksi apa yang harus segera dilakukan bagi murid yaitu dengan menciptakan lingkungan aman dan nyaman, oleh karena itu peran guru penggerak sebagai agen perubahan yaitu mulai dari diri tergerak, bergerak dan menggerakkan dengan menanamkan pemikiran pemahaman filosofi Ki Hadjar Dewantara menuntun segala kodrat alam dalam diri anak agar mereka mendapat keselamatan dan kesejahteraan setinggi-tingginya agar menjadi manusia dan anggota masyarakat Selain itu seorang guru penggerak memiliki nilai-nilai dalam dirinya yaitu mandiri, koloboratif, inovatif reflektif dan berpihak pada siswa dengan nilai yang ada dalam dirinya maka dia akan menjadi kepemimpinan pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi menjadi coach bagi guru lain, berkoloborasi antar guru dan berpihak pada siswa, Dalam hal menanamkan budaya positif cara yang ditempuh adalah mengambil inisiatif pada saat masuk kelas adalah kesamaan persepsi murid kita , bagaimana caranya dengan membuat kesepakatan-kesepakatan awal dengan maksud untuk menanamkan sebuah keyakinan pada diri siswa sendiri bahwa konsep yang diterima dalam bentuk kebajikan-kebajikan universal semisal kedisiplinan selalu hadir tepat waktu,berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku disekolah, kejujuran, kesantunan dan hal sebagainya. Untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang diakibatkan secara umum yang dihadapi masalah adalah kurangnya disiplin siswa, untuk itu diperlukan strategi guru dalam pengembangan karakter siswa. Upaya peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah harus benar-benar diperhatikan Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa “ Dimana ada kemerdekaan disitulah harus ada disiplin yang kuat . Hal dikarenakan perilaku siswa terbentuk dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Cara agar siswa bisa disiplin di mana saja dan kapan saja perlu dilakukan pembiasaan-pembiasaan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menanamkan kedisiplinan pada siswa: dengan memberi contoh/teladan, membuat keyakinan kelas, konsistensi dan ketegasan, serta bekerjasama dengan orang tua. Diane Gossen (1998) dalam bukunya Restitution-Restruction School Discipline mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin dalam ruangan kelas dengan 5 posisi kontrol yang ingin diterapkan seorang guru kelima posisi kontrol tersebut adalah (1) Penghukum, (2) Pembuat Merasa Bersalah, (3) Teman, (4) Pemantau dan manajer, posisi membangun disiplin positif terbaik yang dijalankan oleh guru adalah posisi manajer karena murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang lain sehingga kita menjadikan murid yang merdeka mandiri dan bertanggung jawab, oleh karena itu kita mengacu pada Restitusi yang menjadikan murid kita menjadi manajer bagi dirinya sendiri Selanjutnya Gossen (2001) berpendapat bahwa untuk melakukan sebuah restitusi ada 3 tahap yaitu: 1. Menstabilkan Identitas yang bertujuan untuk mengubah identitas anak yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang melanggar peraturan karena sedang mencari perhatian namun mengalami kegagalan dia mencoba memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan 2. Validasi Tindakan yang salah, yaitu setiap tindakan yang kita lakukan dengan satu tujuan yaitu memenuhi kebutuhan dasar yang akan mendasari sebuah tindakan tersebut. 3. Menanyakan keyakinan yaitu ketikan langkah 1 dan langkah 2 terpenuhi maka kita siap untuk menghubungkan dengan nilai-nilai yang dipercaya dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
  • 2. Untuk melakukan hal tersebut maka diperlukan sebuah pendekatan-pendekatan terpenuhinya pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan penajaman visi pada guru yang bersangkutan, maka visi saya adalah “DENGAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN AKAN MEWUJUDKAN NILAI DAN KARAKTER SISWA MENJADI PEMIMPIN DIMASA DEPAN” Dalam pemahaman saya terhadap disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi , hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segi tiga restitusi, masing-masing elemen tersebut mempunyai keterkaitan antara 1 dengan yang lainnya dan semuanya sangat baik untuk dipahami sebagai seorang guru tetapi saya mempunyai sebuah kecendrungan sangat luar biasa tentang penerapan keyakinan kelas dan segitiga restitusi; Penerapan Keyakinan Kelas dalam penerapan penerapan keyakinan Dalam membuat keyakinan kelas, dapat kita mulai dengan bersama-sama siswa mengutarakan dan berbagi pendapat bagaimana seharusnya kelas dapat menyenangkan. Catat semua masukan dan perhatikan segala pendapat siswa kita. Lalu susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur. Ajak siswa kita menemukan nilai-nilai kebajikan yang menjadi inti dari peraturan yang mereka buat. Sebagai contoh misalkan ada siswa yang berpendapat jangan ribut, jangan berbicara saat guru menjelaskan, dan tidak mengganggu teman belajar. Dapat kita sarikan menjadi satu keyakinan, yaitu Saling Menghormati. Kegiatan ini merupakan peralihan dari peraturan menjadi keyakinan kelas. Hal selanjutnya adalah meninjau ulang keyakinan kelas yang disepakati. Bila sudah sepakat maka siswa dapat menandatangani keyakinan kelas tersebut. Dengan adanya keyakinan kelas yang sudah dibuat dan disepakati bersama-sama, diharapkan siswa tak lagi terpaksa dan terancam dalam berbuat kebajikan yang sesuai nilai-nilai karakter. Mereka lebih senang hati berbuat karena guru telah membiasakan pembiasaan baik tersebut melalui keyakinan kelas sehingga terciptalah budaya positif di kelas dan sekolah. Segi tiga Restitusi Disiplin positif merupakan unsur utama dalam konsep budaya positif. Kata disipilin identik dengan kepatuhan. Jika dibawa kedalam pembelajaran maka yang terbayang adalah murid yang patuh pada tata aturan kelas, patuh pada tata aturan sekolah, jika melanggar akan terkena hukuman. Namun pada artikel ini konsep disiplin positif mengacu kepada bagaimana seorang guru membimbing muridnya dalam menumbuhkan disiplin diri karena motivasi internal untuk mewujudkan murid yang merdeka. Hal ini selaras dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa murid yang merdeka memerlukan kedisiplinan diri. Dengan memliki disiplin diri maka seseorang akan mampu mengontrol diri dan menentukan sikap yang mengacu pada nilai yang diyakini. Disiplin diri membuat seseorang mampu menggali potensinya untuk tujuan yang bermakna, Guru dapat melakukan disiplin diri kepada murid melalui segitiga restitusi. Apa yang akan kita lakukan jika murid melanggar keyakinan kelas? Apakah kita membiarkan atau justru sebaliknya, kita memaafkan saja?. Contoh kasus, saat pembelajaran praktik ada siswa tidak menggunakan pakaian kerja sesuai kesepakatan kelas. Kebiasaan kita selama ini adalah membuat mereka tidak nyaman atau langsung memaafkan begitu saja. Kita lebih cenderung memperhatikan kesalahan yang dilakukan daripada mencari solusi memperbaiki diri. Segitiga restitusi merupakan salah satu cara memperbaiki diri untuk mewujudkan disiplin diri. Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya sehingga karakter mereka lebih kuat ketika kembali pada kelompoknya
  • 3. Restitusi memberikan kesempatan kepada murid untuk disiplin positif, memulihkan diri dari kesalahan sehingga memiliki tujuan yang jelas. Penekanannya pada cara mereka menghargai nilai-nilai kebaikan yang diyakini, bukan berperilaku untuk menyenangkan orang lain. Restitusi membantu murid untuk jujur pada dirinya sendiri dan mengevaluasi dampak dari kesalahan yng dilakukan. Restitusi memberikan penawaran bukan paksaan. Sangat penting bagi guru menciptakan kondisi yang membuat murid bersedia menyelesaikan masalahnya dan berbuat lebih baik lagi. Guru dapat menggunakan kalimat seperti “Semua orang pasti pernah berbuat salah”, bukan malah menyudutkan dengan memperjelas kesalahannya. Perubahan apa yang terjadi dalam menciptakan budaya positif dalam sekolah secara umum adalah sebelum saya mempelajari modul ini adalah saya berada dalam posisi penghukum, saya mempunyai sebuah pendapat bahwa hanya dengan hanya dengan hukuman satu-satunya yang membuat efek jera pada anak agar dia tidak mengulanginya lagi, akibatnya apa yang terjadi bahwa anak-anak tersebut dalam lingkungan sekolah mereka tidak melakukan tapi diluar sekolah mereka kembali kepada sifat semula mereka memberontak ini yang harus dipangkas habis salah satunya dengan dengan penerapan budaya positif melalui pendekatan keyakinan kelas yang telah mereka buat bersama dan diyakini sebagai hal prinsip serta penanganan segitiga restitusi yang bersifat manusiawi bagi saya sehingga menciptakan anak-anak yang merdeka, mandiri serta bertanggung jawab