Dokumen tersebut membahas pengembangan sistem informasi manajemen melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, analisis, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi. Tahap perencanaan melibatkan penentuan ruang lingkup proyek dan sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan tahap analisis bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan solusi alternatif. Tahap selanjutnya adalah desain, konstruksi, implementasi untuk memb
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Tugas sim, ahmad nawawi, putra yunarto mihadi, pengembangan implementasi, 2018
1. Petemuan 7
Sistem Informasi Menejemen
(pengembangan implementasi )
Nama: Ahmad Nawawi
Nim: 43217110167
Dosen: Yananto Mihadi P
2. Pengembangan Sistem Implementasi
Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin pesat
perkembangan suatu perusahaan maka sistem informasinya juga mempunyai peranan
yang semakin penting. Tuntutan keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah
akibat adanya tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan
pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.
Adapun pengertian pengembangan sistem informasi, adalah:
1. Kumpulan kegiatan para analisis sistem, perancang dan pemakai
yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi
2. Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
3. Proses merencanakan, mengembangkan dan mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi dan mmenggunakan metode, teknik dan
alat bantu pengembangan tertentu.
Pengembangan SI perlu dilakukan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal:
- Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yanglama.
- Untuk meraih kesempatan-kesempatan
- Adanya instruksi dari pimpinan/ adanya peraturan pemerintah
Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana
masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya.
Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan
kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro,
diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah
dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3(tiga) sampai 5 (lima) tahun.
3. MODEL PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan suatu pengembangan sistem yang sederhana, lebih dikenal sebagai
model air terjun (waterfall model). Model air terjun ini mendeskripsikan alur proses
pengembangan sistem informasi seperti tampak pada gambar 9.1. sebagai berikut
Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan
pembuatan spesifikasi kebutuhan suatu sistem. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai,
lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika sistem/ analisis dan deskripsi
logika sistem yang dibuat secara bersama-sama dengan spesifikasi kebutuhan.
Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul
yang lebih kecil. Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendirisendiri dan kemudian
secara bersama-sama. Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan
sistem dapat diserahkan ke pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan.
Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan
suatu tahap sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan
pengaruh besar pada metode rekayasa perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak
pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan secara kaku pada saat pertama kali
diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari bahwa model air terjun ini harus direvisi
agar benar-benar menggambarkan siklus pengembangan sistem.
Problem utama model air terjun ini dalam kebanyakan kasus adalah pada tahap
pemeliharaan. Dalam kenyataannya, tahap pemeliharaan mengandung juga spesifikasi
kebutuhan, analisis, dan perancangan baru berikutnya Karena itu, berbagai model baru
dikembangkan untuk menggambarkan kenyataan tersebut Diantara berbagai model yang
4. ada, model yang paling populer adalah model spiral. Model spiral dapat menggambarkan
bagaimana suatu versi dapat dikembangkan secara bertingkat (incremental), seperti
tampak pada gambar 9.2.
Menurut R. Eko Indrajit di dalam bukunya "Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi", menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan
dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1) Proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi
(mulai dari pengadaan dan instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan
pengembangan infrastruktur jaringan LAN dan WAN).
2) Implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan
di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produkproduk ritel
Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi.
3) Perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus
(customized software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan
pihak luar, seperti konsultan dan software house.
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN S.I
Lepas dari perbedaan karakteristik yang melatarbelakangi ketiga jenis
pengembangan tersebut, secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai
batu pijakan/ model dalam melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu:
perencanaan, analisis, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi seperti
digambarkan pada diagram (gambar 9.3)
5. Tahap Perencanaan/Survei
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat dan
sebagainya.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi
direncanakan secara matang, mencakup:
1. Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataupun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit
mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber
daya yang diperlukan.
2. Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
3. Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/ paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak
awal
Dalam gambar 9.3 dibawah ini merupakan model grafik pada tahap perencanaan
pengembangan sistem, Pada tahap awal pengembangan sistem, sistem analis bertindak
sebagai spesialis informasi yang bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan
pengguna. Anggota tim lainnya, seperti pengelola database dan spesialis jaringan,
berperan sebagai pendukung.
Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan di sini, meliputi antara lain:
a. Perumusan awal terhadap kebutuhan rinci atau target yang harus dicapai dari proyek
pengembangan sistem yang akan dilakukan.
b. Penyusunan proposal.
c. Penentuan metodologi dan sistem informasi yang digunakan.
d. Penunjukan tim untuk proyek yang akan dilaksanakan.
e. Instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan
f. Identifikasi kendala-kendala sistem.
Ada dua pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan ini, yaitu pihak yang
membutuhkan sistem informasi dan pihak yang akan melakukan perancangan atau
penyusunan sistem informasi.
6. Keluaran (output) yang harus dihasilkan dalam tahap ini adalah jadwal detail dari kelima
tahapan berikutnya (khusunya yang menyangkut masalah waktu untuk penyelesaian),
target yang dapat disampaikan, personil yang bertanggung jawab, aspek-aspek keuangan,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya yang dipergunakan
dalam proyek.
Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis/ manajemen dan aspek
teknologi. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan
teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-
fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki
dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah sistem informasi terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan
sebagai berikut:
- Menetapkan rencana penelitian sistem
- Mengorganisasikan tim proyek
- Mendefinisikan kebutuhan informasi
- Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
- Menyiapkan usulan rancangan sistem
- Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
7. Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan
dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
Tahap Desain
Tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi
akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti
sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan
sebagainya. Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen,
dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponenkomponen
organisasi yang terkait, seperti: standard operating procedures (SOP), struktur
organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya.
Langkah-langkah tahap rancangan sistem mencakup:
1) Menyiapkan detail rancangan sistem
2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang bangun sistem
3) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
4) Memilih konfigurasi terbaik
5) Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi
6) Menyetujui atau menolak aplikasi sistem
Tahap Konstruksi
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan
waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat
agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan
berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat
waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang
baru dikembangkan.
Tahap Implementasi
Secara umum tujuan dari tahapan ini adalah untuk melaksanakan uji coba atas
konsep pengembangan sistem yang telah disusun. Dalam tahapan ini kegiatan
dititikberatkan pada penelitian apakah konsep sistem yang telah disusun itu dapat
dilaksanakan dengan benar/tidak. Keluaran yang dihasilkan adalah suatu rekomendasi uji
coba atas hasil penelitian selama pelaksanaan uji coba dalam jangka waktu tertentu.
Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
- Mengumumkan rencana implementasi
8. - Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
- Menyiapkan database
- Menyiapkan fasilitas fisik
- Memberikan pelatihan dan workshop
- Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
- Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum
tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian
pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan
diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima
sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang
Tahap Pasca Implementasi
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami
perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke
sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang
rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan
sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan
dari pihak penyusun sistem kepengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik
proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di
mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi
terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Durasi Pengembangan Sistem
Sebagaimana sudah dijelaskan, pengembangan sistem informasi meliputitahap-
tahap yang telah diuraikan sebelum ini, dimana pengembangan sistem selalu terjadi
secara inkremental. Pengembangan sistem baru biasanya diawali dari suatu
ketidakjelasan. Dari berbagai model pengembangan yang ada, kita harus menggunakan
model pengembangan yang dapat membantu kita untuk mencapai proses pengembangan
yang mantap. ldealnya, untuk mencapai maksud tersebut, kita seharusnya bekerja cukup
lama dalam tahap analisis, untuk
memahami sistem secara keseluruhan. Akan tetapi, di tahap ini kita tidak boleh
terlalu lama membahas hal-hal rinci yang sebenarnya akan dimodifikasi dalam tahap
berikutnya, yaitu perancangan. Dengan kata lain, sebenarnya, secara relatif sebagian
besar waktu yang dicurahkan dalam pengembangan sistem adalah pada tahap analisis.
9. Dalam pengembangan sistem, pada awalnya hanya sedikit saja SDM yang terlibat, yaitu
dalam tahap analisis dan perancangan. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara berulang.
Ketika struktur sistem semakin mantap, semakin banyak SDM dilihatkan dalam
implementasi dan pengujian. Namun, sering kali terjadi, aktivitas analisis dan
perancangan terjadi juga ketika pengujian dilakukan. Pada tahap ini, perubahan penting
dalam analisis dan perancangan harus dilakukan.
CARAMENGEMBANGKAN S.I
Ada banyak cara dalam mengembengkan sistem informasi, seperti
insourcing,prototyping, pemakai paket perangkat lunak.
1. Insourcing
Merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan memanfaatkan spesialis yang ada dalam
perusahaan tersebut. Contohnya adalah usaha pengembangan ICT dalam perusahaan,
dengan membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen
EDP (Electronic Data Processing). Pada umumnya, alasan utama dari penerapan in-
sourcing adalah faktor biaya.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan in-sourcing
1) Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2) Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih
3) Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport dan lain-lain.
4) Kedekatan departemen IT dan end user akan mempermudah komunikasi dalam
pengembangan sistem.
5) Pengembangan sistem dilakukan oleh orang IT, sehingga
penerapan software/hardware relatif lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6) Biaya yang lebih murah karena tidak ada kontrak.
7) Respon yang cepat ketika terjadi masalah dalam sistem karena yang menangani masih
dalam perusahaan yang sama .
8) Fleksibel, karena perusahaan dapat meminta perubahan sistem pada karyawannya
sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
10. Kelemahan Penggunakan in-sourcing
1) Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem
informasi, jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan
memangkas biaya lebih lagi.
2) Mengurangi fleksibilitas strategi.
3) Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.
4) Kinerja karyawan cenderung menurun ketika sudah menjadi pegawai tetap, karena
faktor kenyamanan yang dimiliki pegawai tetap.
5) Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas, karena tidak ada target.
6) Kebocoran data yang dilakukan oleh karyawan IT, dikarenakan tidak ada reward dan
punishment yang jelas.
7) End user tidak terlibat secara langsung, sehingga terdapat kemungkinan hasil
implementasi sistem tidak sesuai dengan kebutuhan end user.
2. Prototyping
Merupakan suatu pendekatan yang membuat suatu model yang memperlihatkan fitur-fitur
suatu produk, layanan, atau sistem usulan. Modelnya dikenal dengan sebutan prototipe.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan Prototyping
1) End user dapat berpartisipasi aktif
2) Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3) Mempersingkat waktu pengembangan SI
4) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
5) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
6) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
7) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
8) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Kelemahan penggunaan prototyping
1) Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2) Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3) Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4) Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
3. Pemakai paket perangkat lunak
Pada prakteknya, sebuah paket perangkat lunak seringkali belum sesuai dengan semua
kebutuhan perusahaan. Namun, adakalanya kemampuan yang ditawarkan sebuah paket
perangkat lunak jauh melebihi dari kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan pula tindakan
untuk mengidentifikasi perbedaan antara kemampuan yang ditawarkan paket perangkat
lunak dengan kebutuhan perusahaan. Pada keadaan seperti ini, tentu saja modul-modul
yang sekiranya belum diperlukan dapat tidak dibeli.
11. Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pemakaian perangkat lunak
1) Menurangi kerja untuk perancangan, pemprograman, installasi dan pemeliharaan
2) Dapat menghemat waktu dan biaya jika yang dikembangkan adalah aplikasi bisnis
yang umum
3) Mengurangi kebutuhan sumber daya internal bidang sistem informasi
Kelemahan
1) Kemungkinan tidak cocok dengan kebutuhan organisasi yang bersifat unik
2) Kemungkinan tidak dapat melakukan beberapa fungsi bisnis dengan baik
3) Pencocokan dengan kebutuhan menaikan biaya pengembangan
4. Selfsourcing
Merupakan suatu model pengembangan dan dukungan sistem teknologi informasi yang
dilakukan oleh para pekerja pada suatu area fungsional dalam organisasi dengan sedikit
bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini juga
dikenal dengan end-user computing atau end-user development.
Keuntungan
1) Pemakai mengendalikan pembuatan sistem
2) Menghemat waktu dan biaya pengembangan
3) Mengurangi ketertinggalan aplikasi yang dikehendaki
Kelemahan
1) Dapat membuat sistem informasi berkembang biak tanpa dapat dikendalikan
2) Sistem tidak selalu memenuhi dengan standar jaminan mutu
5. Outsourcing
Pelimpahan suatu proses bisnis kepada pihak di luar organisasi yang dianggap mahir
dibidang tersebut. Perusahaan mengambil pendekatan ini untuk lebih fokus meningkatkan
performa “core competency” perusahaan. Misalnya perusahaan konsultan keuangan
dengan 100 karyawan, yang menyerahkan urusan terkait IT, termasuk penyewaan,
pemeliharaan komputer, pembuatan program dan sebagai, kepada suatu perusahaan
outsource IT, sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain.
Keuntungan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource dalam
mengembangkan sistem informasinya adalah :
1) Perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis intinya.
2) Dapat melakukan alih skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau
organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3) Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan di masa datang
4) Sistem yang dibangun perusahaan outsource biasanya merupakan teknologi yang
terbaru,sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan pengguna.
5) Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
12. 6) Bahasa pemrograman dan database disesuaikan dengan software yang sudah ada,
sehingga menjadi seragam
7) Dapat diintegrasikan dengan software yang telah ada, karena staff IT mengetahui
source codenya. Dengan tambahan keuntungan yaitu ditangani oleh tim yang lebih
profesional di bidangnya, sehingga software yang dikembangkan lebih bagus kualitasnya.
8) Secara keseluruhan pendekatan outsourcing termasuk pendekatan dengan biaya yang
rendah dibandingkan dengan insourcing, karena risiko kegagalan dapat diminimalisir
Kelemahan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource antara lain :
1) Biayanya lebih mahal dibandingkan mengembangkan sendiri
2) Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan di masa yang akn datang
3) Menurunkan kontrol perusahaan terhadap SI yang dikembangkan.
4) Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini
akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang
nakal.
5) Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem
informasi akan terbentuk.
Contoh Kasus Implementasi Sistem Informasi
Sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang batu bara , PT. INTERNUSA
TAMBANG. Melakukan pelatihan khusus kepada seluruh karyawan , pelatihan tersebut
meliputi penginput data ekspor impor barang agar perusahaan tersebut dapat
mengoptimalkan penggunaan komputerisasi .
Pelatihan ini bertujuan agar setiap karyawan mampu bekerja dengan komputer,
sehingga tidak perlu mencatat data tersebut secara manual yg dapat menguras waktu dan
tenaga. Maka dari itu diperlukanlah software ekspor impor barang, yang meliputi
penginputan, sorting, update dll.
Dapat kita jelaskan implementasi sistem yang merupakan tahap akhir dalam siklus
hidup pengembangan sistem (SDLC). Hal-hal pokok yang harus disediakan sebelum
implementasi adalah:
13. A. Persiapan Tempat
1. Perencanaan Fisik:
Tata letak (layout) yang disediakan adalah jarak antar komputer yang tidak terlalu
dekat disertai kursi sehingga peserta dan pembicara nyaman, jam yang berada
dibelakang peserta sehingga tidak mengganggu pikiran peserta serta pintu masuk
yang berada dibelakang dan infocus yang berada disebelah pembicara dan papan
tulis yang berada di samping belakang pembicara untuk memudahkan pengajaran.
2. Fasilitas:
Fasilitas yang perlu disediakan adalah komputer, meja, kursi, jam, listrik, AC,
ventilasi yang cukup, penerangan yang cukup, infocus, rak penyimpanan tas serta
sepatu, papan tulis serta perlengkapan furnitur lainnya.
B. Pelatihan Personel
Dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan personel serta
memudahkan penerimaan mereka terhadap sistem baru.
Kelompok-kelompok yang diberikan pelatihan antara lain:
1. Personel Teknis
Merupakan orang-orang yang nantinya akan mengoperasikan serta memelihara
sistem, sehingga tidak perlu memanggil orang khusus apabila terjadi kerusakan
yang bisa di tangani dalam segi perangkat lunak.
2. Pegawai
Merupakan orang yang nantinya berinteraksi langsung dengan penggunaan
perangkat lunak.
3. Manager Umum
Tentunya manager yang membutuhkan data barang yang dikirim.
4. Orang Luar Perusahaan
Merupakan orang-orang yang nantinya akan menanamkan investasi pada
perusahaan ini, sehingga mereka tahu bagaimana kemajuan perusahaan yang
mereka tanam sahamnya.
.
14. Program Pelatihan
Pelatihan dapat dilakukan secara tutorial atau kelas meliputi:
1. Pelatihan in-house
2. Pelatihan yang disediakan vendor
3. Pelatihan jasa luar
Pada sistem ini dipilih program pelatihan yang disediakan vendor, karena perusahaan
membeli atau membuat sistem ini di suatu perusahaan informatika, sehingga
pembicaranya adalah orang yang membuat sistem ini. Sehingga peserta bisa langsung
bertanya-tanya tentang sistem ini.
teknik dan Alat Bantu Pelatihan
1. Teleconferencing
pada sistem ini, tidak menggunakan teleconferencing, karena semua peserta datang
ketempat yang telah diberikan
2. Perangkat lunak pelatihan interaktif
perangkat-perangkat yang dibutuhkan adalah:
a. Computer Based Training (CBT)
mikrokomputer untuk memberikan pedaman kepada pemakai melalui serangkaian
pelajaran yang efektif dan mudah dipelajari serta mempunyai fasilitas mencegah
kesalahan.
b. Audio-Based Training
Sistem ini memerlukan akses ke cassette player, tetapi hanya komputer.
c. Video-Based Training
Sistem ini juga tidak memerlukan akses ke TV, VCR, tetapi hanya komputer.
d. Video Optical Disk
Dapat disebut juga video interaktif, menggunakan CD-ROM untuk mengantarkan materi
yang direkam sebelumnya ke monitor yang menghubungkan ke komputer.
3. Pelatihan dengan instruktur
Sistem ini menggunakan instruktur dari vendor, sehingga tidak memerlukan biaya yang
cukup mahal, dikarenakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh vendor kepada
pelanggan.
4. Pelatihan magang
Pada sistem ini tidak diperlukan pelatihan magang, karena sudah dilatih oleh seorang
instruktur.
15. 5. Manual prosedur
Diperlukan, sebagai bantuan apabila peserta sewaktu-waktu lupa dengan salah satu
pengoperasiannya.
6. Buku teks
Diperlukan untuk berjaga-jaga, sehingga pada pelatihan selanjutnya untuk karyawan baru
tidak perlu memanggil instruktur lagi.
gembangan Sistem Informasi
Definisi pengembangan sistem informasi adalah aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi bebasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau
memanfaatkan kesempatan (oppurtunities) yang timbul (Derry Jiwanda, 2013).
Adapun definisi lain mengenai pengembangan sistem informasi berdasarkan Gunadarma
adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Tujuan dilakukannnya pengembangan sistem informasi karena sistem lama perlu
diperbaiki atau diganti yang disebabkan oleh:
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa:
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat,
perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru,
karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua
kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah
disusun untuk meraih kesempatandan peluang pasar, sehingga teknologi informasiperlu
digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapatmendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
16. 3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah.
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi dari atas
pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
Adapun indikator diperlukannya pengembangan sistem informasi, antara lain:
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10.Banyaknya pekerja yang menganggur
11.Kegiatan yang tumpang tindih
12.Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13.Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14.Persediaan barang yang terlalu tinggi
15.Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16.Biaya operasi yang tinggi
17.File-file yang kurang teratur
18.Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19.Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20.Investasi yang tidak efisien
21.Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22.Kapasitas produksi yang menganggur
23.Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
Manajemen perusahaan berharap dengan adanya pengembangan sistem informasi terjadi
peningkatan dalam hal:
1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput: jumlah
pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu. Respon time: Rata-rata
waktu tertunda di antara dua transaksi.
2. Kualitas informasi yang disajikan.
3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang
digunakan.
4. Kontrol (pengendalian).
5. Efisiensi.
6. Pelayanan.
17. Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-
permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke
proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup
Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem informasi
saat ini terbagi atas 6 (enam) fase, yaitu:
1. Perencanaan sistem.
2. Analisis sistem.
3. Perancangan sistem secara umum / konseptual.
4. Evaluasi dan seleksi sistem.
5. Perancangan sistem secara detail.
6. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem.
7. Pemeliharaan / Perawatan Sistem.
Cara Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu:
1. Outsourcing (alih daya)
Outsourcing (alih daya) pengembangan sistem informasi adalah keputusan yang diambil
organisasi untuk mengontrakkan, menjual sebagian, atau seluruh aset TI, manusia dan
aktivitas kepada pihak ketiga, yang sebagai gantinya, menyediakan dan mengelola aset
dan layanan dengan biaya atau rencana keuangan dalam kurun waktu yang telah disetujui
(Andika Arif Sukrawan, 2013).
Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 perihal yang menjadi penyebab perusahaan memutuskan
untuk meng-alihdayakan (meng-outsourcingkan) pengembangan sistem informasinya
antara lain:
1. Pesatnya perkembangan teknologi informasi menyebabkan para penggunanya,
termasuk manajemen perusahaan harus memberikan perhatian ekstra terhadap
pengelolaan sistem informasi dan infrastrukturnya yang berimplikasi kepada
kendala sumber daya manusia TI dan investasinya. Padahal di sisi lain, perusahaan
dituntut untuk membuat bisnisnya menjadi lebih efisien.
2. Sebagian pengguna jasa teknologi informasi di perusahaan merasa kurang puas
terhadap layanan (dan biaya) TI yang dilakukan oleh departemen sistem
informasinya (in-house IT department).
18. 3. Adanya dorongan regulasi dari otoritas sektoral yang menuntut perusahaan untuk
menggunakan jasa teknologi yang berkualitas.
Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan
sebelum manajemen perusahaan memilih rekanan (vendor) penyedia jasa pengembangan
sistem informasi antara lain:
1. Reputasi penyedia jasa alih daya.
2. Kualitas layanannya.
3. Flesibilitas harga yang ditawarkan.
4. Komitmen tingkat layanan yang akan diberikan.
5. Sanksi yang dapat perusahaan berikan kepada penyedia jasa alih daya jika
komitmen layanannya (service level) tidak terpenuhi.
Berdasarkan Hnindito, 2009 keuntungan yang akan diperoleh perusahaan bila meng-
alihdayakan pengembangan sistem informasinya, antara lain:
1. Mengatur spesialis pekerja IT dalam jangka pendek. Perusahaan alih daya
membantu dalam penyediaan tenaga ahli dalam waktu kontrak yang pendek. Hal
ini sangat membantu perusahaan menengah kebawah dalam pemenuhan tenaga IT
yang profesional.
2. Mempercepat time to market. Perusahaan dapat mempercepat proses yang
berkaitan dangan teknologi, misalkan untuk mempublikasikan web page yang
berisi informasi produk tertentu dapat dilakukan dengan hosting pada penyedia
layanan. Sehingga perusahaan tidak perlu membeli perlengkapan infrastruktur
ataupun membangun fasilitas yang lain
3. Beroperasi 24 X 7. Konsumen berharap dapat mengakses informasi setiap saat.
Hal ini membutuhkan dukungan infrastruktur dengan spesifikasi yang tinggi dan
investasi yang cukup tinggi dimana kebanyakan perusahaan tidak
menyediakannya. Hal ini dapat di alihkan ke penyedia alih daya. Perusahaan alih
daya dapat menyediakan layanan tersebut dan mennggunakan pada beberapa
perusahaan sehingga masih didapat keuntungan.
4. Profil cash flow yang lebih leluasa. Dengan melakukan subskripsi pada penyedia
layanan alih daya, perusahaan hanya membayar service teknologi informasi sesuai
dengan yang digunakan, tanpa harus memikirkan biaya investasi diawal ataupun
biaya pemeliharaan.
5. Pengurangan biaya pada pembaruan layanan IT. Layanan terpusat dapat
mengurangi biaya pada bisnis pada banyak cara, salah satunya adalah dalam
pemutakhiran perangkat lunak. Dengan layanan terpusat proses ini dapat
19. menghemat waktu. Selain itu layanan ini juga mengurangi resiko perangkat lunak
piracy karena scara fisikm CD program tidak di distribusikan.
6. Aplikasi yang dapat diakses secara global. Aplikasi dapat diakses melalui internet
sehingga tidak terdapat lagi batasan geografis dan juga dapat diakses melalui web
browser ataupun peralatan telepon genggam. Hal ini merupakan nilai tambah yang
bisa didapat dengan menggunakan layanan alih daya. Keuntungan dari aplikasi
layanan melalui internet tidak semata disebabkan oleh layanan alih daya, tetapi
juga karena penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan computer. Model teknologi ini adalah On Demand, utility computing
dan grid computing.
2. Insourcing
Insourcing dalam hal pengembangan informasi berdasarkan Affan Hilman, 2010 adalah
pengembangan dan penerapan sistim informasi manajemen dilakukan oleh internal
perusahaan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dan biasanya terdapat
divisi atau departemen informasi dan teknologi komunikasi yang bertugas untuk
mengurus hal ini.
Menurut Rita Anggraeni, 2012 terdapat kekuatan dan kelemahan apabila perusahaan
menggunakan sumberdaya internal atau yang lebih dikenal dengan insourcing untuk
melalukan pengembangan sistem informasi, antara lain:
1. Kekuatan.
Sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena
karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.
Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak
perusahaan.
Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan apabila terdapat
kerusakan dapat segera dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem
tersebut.
Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap
sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan
perusahaan tersebut.
20. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih
terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih
baik terhadap sistem yang sudah ada.
2. Kelemahan
Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi
informasi.
Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga
pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu
perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang
teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
Adanya demotivasi dari karyawan yang ditugaskan untuk mengembangkan sistem
informasi karena bukan core competency pekerjaan mereka.
Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan kesalahan/resiko yang terjadi
menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
Kesimpulan a. Sistem informasi berbasis komputer secara terintegrasi di institusi tersebut
dinilai belum terlalu mendesak b. Pentingnya dukungan pimpinan agar setiap departemen
mengembangkan database-nya sendiri dengan program aplikasi yang sederhana sekaligus
untuk memperkenalkan prinsip-prinsip database c. Keinginan pimpinan segera bisa
dipenuhi, sebelum jam 5 sore laporan harian sudah tersedia dan pimpinan bisa memonitor
transaksi harian. Oleh karena itu remote software bisa digunakan. d. Pada prinsipnya,
setelah semua atau sebagian besar menyenangin database yang mereka rancang sendiri,
maka penggunaan sistem informasi dengan value added, bisa mulai dikembangkan.
Daftar Pustaka: Putra, Yananto Mihadi. (2018).Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
http://reza54e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/07/pengembangan-sistem-informasi-di-perusahaan/
http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html
https://goindoti.blogspot.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi.html