Teks ini membahas metode pengembangan sistem informasi seperti prototyping dan pengembangan berfase. Prototyping memungkinkan pengembang dan pengguna berkomunikasi lebih baik untuk menentukan persyaratan, sementara pengembangan berfase menggabungkan teknik SDLC tradisional, prototyping, dan RAD."
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (7)
1. Tugas Sistem Informasi Manajemen : Pengembangan Sistem Informasi
Nama: Feliks Stevanus
NIM : 43218110078
Pendahuluan
Artikel ilmiah ini membahas tentang metode dan konsep pengembangan sistem informasi yang
dapat menjadi pilihan para pengguna sistem informasi berdasarkan tingkat kebutuhannya.
Dengan Mempelajari materi pada modul ini, kiranya pembaca dapat memahami metode dan
konsep pengembangan sistem informasi yang dapat menjadi pilihan para pengguna sistem
informasi berdasarkan tingkat kebutuhannya.
Abstrak
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John
Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun 1910,
Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlihat dalam pemecahan sebuah
kontroversi scara memadai.
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.
Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat
berurutan dari pemecahan masalah hingga mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan
berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Kemudian Dewey juga mngidentifikasi bahwa sisfat proses yang berurutan ini dapat
dipergunakan untuk mengidentiikasi permasalahan yang lain hingga membentuk sebuah metode
perulangan tahapan yang serupa yang kemudian dinamakan dengan siklus hidup pengembangan
sistem (SDLC).
2. Literatur Teori
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam
segala memecahkan jenis masalah. Siklus hidup pengembangan system (Systems development life
cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui
bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut -
urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.
Tahapan - tahapan tersebut adalah:
• Perencanaan
• Analisis
• Implementasi
• Penggunaan
Proyek direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan
persyaratan fungsonal dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan
diimplementasikan. Gambar di bawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus hidup. ketika
sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus di ganti, satu siklus hidup baru akan
di mulai, dengan diawali oleh tahap perencanaan.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SLDC tradisional dengan diungkpkan tahapan-tahapan di atas
secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan brtambahnya ukuran dan
3. kompleksitas suatu sistm, melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang
semakin tidak mungkin dilakukan.
Prototipe (prototyping) adalah satu versi dari sebuah sistem potemsial yang memberikan ide bagi
para pengembang dan calon pengguna. proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
Jenis - jenis Prototipe
Satu pertanyaan umum yang sering kali di tanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar
tentang prototipe komputer adalah, "Apakah prototype akan menjadi sistem aktual nantinya?"
Jawabannya adalah "tergantung".
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionery
prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang
dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika
persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan
dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak
selalu menjadi sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk
mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih
untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi
terintegrasi dan toolkit protoryping. Generator aplikasi terintregasi (integrated application
generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang
diinginkan dari sistem baru - menu, laporan, tampilan, basis data dan seterusnya.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan
prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang
memuaskan.
4. 4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi
Pengembangan Prototipe Persyaratan
Langkah-Langkah Yang Terlibat Dalam Pembuatan Sebuah Tipe Prototipe Persyaratan
✓ Membuat kode sistem yang baru
Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean sistem baru.
✓ Menguji sistem baru
Pengembang menguji system
✓ Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat diterima.
✓ Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan - alasan di bawah ini:
- Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
- Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pengguna.
- Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang di harapkannya.
Keuntungan - kuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan
dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang diserahkan.
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitam - kesulitan tersebut antara lain:
- Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas
dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
- Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada
ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
5. - Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
Baik pengguna maupun pengembang hendaknya mewaspadai potensi kesulitan - kesulitan di atas
ketika mereka memilih untuk melaksanakan pendekatan prototyping. Namun jika seimbang,
prototyping telah terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC.
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Teknologi Informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat, dan organisasi perlu mengambil
keuntungan dari kemajuan - kemajuan ini. Sistem meliputi sistem - sistem yang memproses data
perusahaan maupun sistem - sistem yang melakukan fungsi - fungsi dasar, seperti mengebor untuk
mencari minyak dan memproduksi saru bagian manufaktur. Proses pengerjaan ulang sistem
disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang
proses bisnis (business process redesign - BPR)
INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang
akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan.
Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan
dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
OUTPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya
dinyatakan dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini
dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan
informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu metedologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan respons
yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah R.A.D. Istilah
6. RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh
konsultan komputer dan penulis James Martin.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu
kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE)
adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekata pengembangan sistemnya,
yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Unsur-Unsur Penting RAD
1. Mananjemen : Khususnya manajemen puncak. Hendaknya menjadi penguji coba
(experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau
pengadaptasi awal (early adapter).
2. Orang : Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh
aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui
penggunaan tim-tim khusus.
3. Metodologi : Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
4. Alat-alat : Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan
alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-
aided software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan
penciptaan kode.
Pengembangan Berfase
Satu metodologi pengembangan 6ystem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan
adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang
terbaik dari masing-masing metodologi.
7. Tahap-Tahap Pengembangan Berfase
a. Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya:
mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem baru.
b. Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan digram alur (flowchart).
Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International
Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol
flowchat, memastikan penggunaannya di seluruh dunia. Ketika diagram arus data dengan
empat simbolnya muncul pada akhir tahun 1980-an, minat akan penerapannya pun muncul
dengan seketika.
Istilah terminator sering kali di pergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan, karena
menunjukkan titik-titik dimana sistem berakhir.
Suatu terminator dapat berupa:
· Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sistem
· Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain.
· Sistem lain yang memiliki antar muka dengan sistem.
Proses
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Prosesa dapat digambarkan dengan
sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar. Masing-masing symbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label.
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Prosesa dapat digambarkan dengan
sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar. Masing-masing symbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label.
8. Arus Data
Arus data terdiri atas sekumpulan unsure-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari
satu unsure data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke
titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat
digambar dengan menggunakan garis lurus maupun melingkar.
Penyimpanan Data
Ketika kita perlu meyimpan data karena suatu alas an tertentu, maka kita akan menggunakan
penyimpanan data. Dalam terminologi DFD, Penyimpanan Data adalah suatu gudang data.
DFD pada figur 7.12 mengilustrasikan sebuah sistem yang dapat dipergunakan oleh perusahaan
untuk menghitung komisi bagi para agen penjualnya. Di sini, terminator digambarkan dengan
kotak, proses dengan kotak tegak bersudut tumpul, arus data dengan garis lurus, dan
peyimpangan data dengan kotak berujung terbuka.
9. Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal
dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas
pembrosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa
kasus penggunaan untuk mendukung satu diagram angka 0.
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama:
• Menciptakan Kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran
strategis perusahaan.
• Melakukan Pengendalian Fiskal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan
persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan computer.
• Menyelesaikan Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.
Kepemimpinan Proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab
jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat memiliki anggota hingga selusin, yang terdiri atas
gabungan beberapa orang pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Auditor
10. akan memastikan bahwa desain sistem telah memenuhi beberapa persyaratan tertentu dilihat
dari segi keakuratan, pengendalian, keamanan, dan auditabiitas.
Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktifitas proyek yang akan
membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencatumkan
sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
• Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per-unit untuk setiap jenis sumber daya.
• Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.
• Informasi historis (historical information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu, basis
data pengestimasian biaya komersial, dan pengetahuan tim proyek.
Pembahasan
Teknologi informasi sangat berpengaruh di era industri 4.0 karena di era industri 4.0
mengandalkan teknologi informasi dalam segala bidang, dari ekonomi, pendidikan, kesehatan,
pemerintahan dan lain-lain. Karena teknologi informasi sangat memudahkan manusia dalam
memproduksi, mengolah data dan menyebarkan informasi. Sehingga teknologi informasi di era
ini sangat cepat perkembangannya. Semakin berkembangnya teknologi informasi sehingga
tenaga kerja manusia bisa beralih menjadi tenaga mesin. Selain dari kecepatannya tenaga mesin
juga lebih terjamin keakuratan serta keberhasilannya dalam bekerja.
Pada awalnya perusahaan dimana saya bekerja menggunakan sisstem informasi skala kecil yang
dibuat sendiri oleh perusahaan, namun dengan semakin maju dan berkembangnya perusahaan,
kemudian dikembangkan menjadi sistem informasi dengan skala lebih besar yang bisa terhubung
antar department. Pengembangan system informasi tersebut membutuhkan konsultan/ahil,
waktu dan biaya yang cukup banyak. Proses ini juga memakan waktu yang lama karena harus
beradaptasi terlebih dahulu.
11. Agar para pengguna sistem informasi dapat lebih memahami atas pengembangan sistem
informasi, perusahaan mengadakan sosialisasi mengenai system yang akan dibuat tersebut. Cara
yang digunakan biasanya dengan melakukan workshop, atau bisa juga diadakan rapat hal ini di
lakukan agar pengembangan informasi dapat lebih cepat dipahami oleh para pengguna informasi
tersebut.
Manfaat yang diperoleh perusahaan dari pengembangan sistem informasi yang dilakukan ada 4
yaitu:
- Meningkatkan Efisiensi Operasional
- Memeperkenalkan Inovasi dalam Bisnis
- Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
- Mendukung Pengambilan Keputusan Manajerial
Kesimpulan
Teknologi informasi sangat berpengaruh di era industri 4.0 karena di era industri 4.0
mengandalkan teknologi informasi dalam segala bidang, dari ekonomi, pendidikan, kesehatan,
pemerintahan dan lain-lain. Agar para pengguna sistem informasi dapat lebih memahami atas
pengembangan sistem informasi, perusahaan mengadakan sosialisasi mengenai system yang
akan dibuat tersebut.
Manfaat yang diperoleh perusahaan dari pengembangan sistem informasi yang dilakukan ada 4
yaitu:
- Meningkatkan Efisiensi Operasional
- Memeperkenalkan Inovasi dalam Bisnis
- Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
- Mendukung Pengambilan Keputusan Manajerial
12. Daftar Pustaka
Arijanto, A., Hikmah, D., & Nashar, Muhammad. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Mercu Buana. Yogyakarta: Sibuku Media
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA: Pearson/Prentice
Hall.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management Information System. Pearson Education India.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing The Digital
Firm. Pearson.
‘O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6). McGraw-Hill
Irwin.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2005). Introduction to Information Systems (Vol. 13). New York
City, USA: McGraw-Hill/Irwin.
Putra, Y. M., (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta